Anda di halaman 1dari 3

Arti Swt, Saw, As, Ra, Azza wa Jalla, Jalla Jalaluhu, Naudzubillahi

mindzalik, Wallahu alam bishshowab, Jazzakumullah

Assalamu `alaikum Wr. Wb.


Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil
Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

1. Makna Kata / Kalimat


Saw merupakan singkatan dari Shallallahu `alaihi Wa Sallam,sebuah lafaz yang
disunnahkan keada kita untuk mengucapkannya ketika menyebut nama Rasulullah
SAW. Artinya adalah semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya.

Perintah untuk bershalawat kjepada Rasulullah SAW merupakan perintah dari


Al-Quran yaitu
" Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya ."(QS. Al-ahzab : 56)

As biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Alaihis Salam yang bermakna Semoga
keselamatan dilimpahkan kepadanya. Ungkapan ini biasanya diberikan kepada
para nabi dan Rasul termasuk juga para malaikat.

" Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul."(QS. Ash-Shaffaat : 181)

Ra biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Radhiyallahu `anhu/`anha / `anhum.


Lafaz ini juga merupakan ungkapan dan doa yang disematkan kepada para
shahabat Rasulullah SAW. Maknanya adalah Semoga Allah meredhainya. Bila kata
terakhirnya `anhu maka dhamirnya untuk dia satu orang laki-laki. Bila kata
terakhirnya `anhum maka dhamirnya mereka (jama`) dan bila kata teakhirnya
`anha maka dhamirnya untuk dia seorang wanita.

" Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan muhajirin
dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya.
Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar."(QS. At-Taubah :
100)

" Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka
berjanji setia kepadamu di bawah pohon , maka Allah mengetahui apa yang ada
dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan
kepada mereka dengan kemenangan yang dekat ."(QS. Al-Fath : 18)

Azza wa Jalla dan Jalla Jalaluhu adalah dua ungkapan yang disematkan pada
lafaz Allah selain Ta`ala. Lafaz `Azza makanya adalah yang Maha Aziz atau
Perkasa. Sedangkan lafaz Jalla maknanya adalah Agung.

" ... maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana."(QS. Al-Baqarah : 209)

" Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran / keagungan dan
kemuliaan."(QS. Ar-Rahman : 27)

Naudzubillahi mindzalik adalah ungkapan meminta perlindungan kepada Allah


dari bahaya atau madharat sesuatu hal. "... maka mintalah perlindungan
kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."(QS.
Al-Mu`min : 56)

Wallahu a'lam bishshowab adalah uangkapan untuk menyatakan bahwa kita


mengembalikan kebenaran itu hanya kepada Allah. Makna lafaz itu adalah Dan
hanya Allah saja lah yang lebih mengetahui kebenarannya.

" ... dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha
Mengetahui."(QS. Yusuf : 76)

Jazzakumullah Khoiran Katsiro maknanya adalah Semoga Allah memberikan


balasan kepada Anda yang lebih baik dan lebih banyak. Ungkapan ini adalah
bentuk doa dan sekaligus rasa sykur kepada manusia yang telah berjasa kepada
kita. Ungkapan ini lebih sempuirna dari sekedar mengucapkan kalimat terima
kasih. Karena didalamnya selain ungkapan terima kasih juga ada doa untuk
memberikan yang lebih baik dan lebih banyak lagi.

" Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik
Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan."(QS. Al-Kahfi : 44)

2. Kategori Ushul dan Furu`


Umumnya para ulama membedakan ushul dan furu` pada masalah aqidah dan
syariat. Aqidah sering disebut dengan ushul sebagai sesuatu yang mapan,
pasti dan baku serta tidak berubah sepanjang waktu, sehingga semua aqidah
yang dibawa oleh para nabi itu tidak pernah berubah. Sedangkan syariat kalau
disandingkan dengan aqidah, sering dikategorikan dengan furu`, karena bisa
jadi syariat antara satu nabi dan nabi yang lainnya tidak mirip. Bisa jadi
ada penambahan atau pengurangan.

Sedangkan bila dalam format sebuah hukum fiqih, yang termasuk ushul adalah
masalah yang bersifat rukun dari suatu ibadah, yang apabila tidak dikerjakan
akan berakibat pada tidak syahnya ibadah itu. Sedangkan masalah furu` adalah
tambahan nilai ibadah itu dan kesempurnaannya. Perkara yang termasuk ushul
dalam ibadah shalat misalnya membaca fatihah dimana semua sepakat atas
kewajiban membacanya. Sedangkan masalah furu` misalnya tentang perbedaan
pendapat apakah dalam tasyahhud akhir seseorang harus menggerak-gerakkan
jari telunjuknya atau tidak.

3. Masalah khilafiyah
. Masalah khilafiyah umumnya lahir dari ketiadaan dalil yang sharih yang
disepakati oleh semua pihak. Sehingga masing-masing merasa punya hak untuk
mentafsirkan dan mengistinbath hukum sesuai dengan sudut pandanganya. Khilaf
yang didasarkanpada ketiadaan dalil yang sharih ini adalah khilaf yang pasti
terjadi dan paling wajar sebaai sebab dari sebuah perbedaan pandangan.

Contohnya adalah perbedaan ulama dalam memanai kata quru' dalam kasus masa
iddah seorang wanita yang dicerai suaminya. Lafaz quru' secara bahasa arab
maknanya ada dua, yaitu masa suci dari haidh atau masa haidh itu sendiri.
Dan perbedaan makna bahasa ini menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan
fuqaha. Sebagian mengatakan bahwa makna quru` dalam konteks ini dengan masa
suci dari haidh. Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa makna quru` dalam
konteks ini adalah masa haidh itu sendiri.

Penyebab lainnya justru datang dari adanya dua nash dalil yang berbeda dalam
memberi keterangan. Ini pun khilaf yang sering terjadi dimana ada dua nash
dalil atau lebih yang memberikan keterangan yang berbeda. Khilaf seperti
pasti terjadi dan wajar pula terjadi. Tinggal bagaimana masing-masing ulama
merajihkan dalil yang menurutnya paling kuat berdasrkan kriteria yang mereka
buat.

Anda mungkin juga menyukai