Unprotected AMDAL
Unprotected AMDAL
Bambang Soelasmoro
AMDAL PERTAMBANGAN
I. UMUM
Bagi proyek yang sudah berjalan ketika PP No. 51/1993 itu dikeluarkan, perlu dibuat
Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL) yang mencantumkan dampak penting dari kegiatan
tersebut. Jika tidak ada dampak penting, tahap berikutnya adalah penyusunan RKL dan RPL.
Jika terdapat dampak negatif yang penting, tindakan selanjutnya adalah melakukkan Studi
Evaluasi Lingkungan (SEL), yang diikuti dengan penyusunan RKL dan RPL.
lingkungan, seperti hutan lindung, daerah cagar budaya, dan cagar alam. Dalam UU No.
11/1967 mengenai pertambangan telah tercantumkan pula daerah yang tidak diperkenankan
untuk dijadikan ajang kegiatan pertambangan, antara lain; kuburan, cagar budaya, bangunan
penting, seperti jembatan, instalasi militer dan sebagainya.
Penyusunan RPL dan RKL saling berkaitan, karena sering dampak suatu kegiatan baru
dapat dirasakan sesudah kegiatan itu berlangsung beberapa waktu lamanya. Karena itulah
pemantauan diperlukan dan perilaku lingkungan harus diikuti, sehingga pencegahan untuk
mengurangi kerusakan lingkungan dapat segera dilakukan.
Dapat ditambahkan bahwa dokumen Amdal harus disusun oleh Tim yang diketuai oleh
seorang ahli yang harus bersertifikat minimal sertifikat Amdal B dengan para anggota yang ahli
dibidang ilmunya masing-masing. Hal-hal yang harus dicakup dalam dokumen Amdal adalah
jumlah manusia yang mungkin terkena dampak, luas yang terpengaruh, lamanya dampak, dan
intensitas dampak, jumlah komponen yang terkena dampak seperti air, tetumbuhan, dan tubuh
tanah, efek kumulatif dari dampak, dan kemampuan alam untuk memulihkan dirinya. Efek
kumulatif sangat besar dampaknya jika komponen saling berpengaruh secara sinergik. Selain
itu, perlu pula diperhitungkan besaran (magnitude) dan tingkat pentingnya suatu dampak.
Dampak terhadap keselamatan manusia dianggap yang paling penting, tanpa pandang bulu.
Dampak terhadap flora atau fauna langka atau hampir punah akan sangat tinggi tingkat
kepentingannya dibandingkan dengan dampak terhadap flora atau fauna yang masih banyak
populasinya, walaupun besaran dari dampak itu mungkin sama.
Perlu dikemukan bahwa kursus untuk mendapatkan sertifikat Amdal ada 3 macam, yaitu
kursus A mengenai dasar-dasar Amdal; kursus B memberi kemampuan untuk menyusun Amdal
sampai dengan matriks RKL dan RPL, dan kursus C untuk para evaluator.
Hal-hal yang perlu untuk dicantumkan dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) adalah pertama-tama, keterangan mengenai latar
berlakang penyusunan dokumen tersebut. Dalam bab pendahuluan dicantumkan pemprakarsa,
nama penanggung jawab, latar belakang, maksud dan tujuan, acuan dan dan dasar hukum.
Pada bab berikutnya diuraikan rencana kegiatan. Di sini harus dicantumkan jenis dan lamamya
kegiatan, rencana kegiatan itu sendiri, jumlah tenaga, peralatan, bahan baku, limbah yang
ditimbulkan, dan peralatan penanganan limbah.
Bab berikutnya membahas dampak yang diperkirakan akan terjadi, baik pada tahap
persiapan, tahap operasi, maupum tahap pasca-operasi. Selanjutnya, uraikan bab mengenai
komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak. Pada akhirnya, dikemukan
uraian tentang upaya pengelolaan lingkungan, baik upaya yang akan dilakukan sesuai dengan
perkiraan dampak, maupun teknis pelaksanaannya yang menyangkut lokasi, pengawas, dan
intalasi terkait. Upaya pemantauana lingkungan merupakan bab tersendiri sebagai kelanjutan
UKL, yang menerangkan cara , lokasi, waktu, tolak ukur, serta pengawas kegiatan pemantauan
yang akan dilakukan.
RKL harus mencantumkan rencana untuk mengoptimalkan dampak yang positif dan
mengurangi, menghilangkan, dan meminimumkan (mitigasi) dampak negatif sampai dengan
tingkat yang diperbolehkan (tolerable). Ruang gerak yang diperbolehkan ini adalah di bawah ini
nilai batas ambang atau nilai baku mutu (NBM). Pemantauan melalui RKL akan memperlihatkan
tingkat pencemaran suatu kegiatan.
Hal yang juga penting dicantumkan adalah surat pernyataan, yang menyatakan
kewajuban pengelola proyek untuk melaksanakan rencana yang sudah disetujui pemerintah.
Selain itu, dicantumkan pula matriks UKL dan UPL, yang dengan matriks ini seorang evaluator
melakukan auditing atau memeriksa pelaksanaan semua rencana.
Matriks UKL dan UPL menggambarkan hubungan antara komponen lingkungan seperti
fisiografi, geologi, hidrologi, biologi, sosial, budaya, dan ekonomi dengan setiap tahap kegiatan.
Kegiatan dibagi dalam 4 tahapan, yaitu sebelum kontruksi, masa konstruksi, masa operasi, dan
pasca-operasi.