Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( S.A.

P )
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Home Care

Disusun oleh :
EKA NIRWANSAH
AHMAD LATIF
DEVI ARIANI
MAGATUA
POPI FEBRIANI
RINA NESTIANA O.
LISNAWATI
YULIANTI
YUTMIATIN P.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BUDILUHUR CIMAHI
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Gangguan Nyeri Kanker


Pokok bahasan : penanganan Nyeri Pada Pasien Kanker
Sub Pokok Bahasan : anajemen nyeri pada Pasien Kanker
Sasaran : Pasien penderita kanker dan keluarga pasien
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Pasien
Pertemuan : I (satu)
Penyuluh : Kelompok 1
Tanggal : 2 Desember 2013

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit klien dan keluarga
mampu mengetahui penanganan nyeri.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, klien dan keluarga
dapat :
a. Mendefinisikan pengertian nyeri dan kanker
b. Menyebutkan penyebab nyeri kanker
c. Menyebutkan Penanganan Nyeri Akibat Kanker
d. Menyebutkan Obat Nyeri rekomendasi WHO
e. Mendemonstrasikan Penanganan Nyeri Akibat Kanker
f. Memberikan saran untuk Pendamping
g. Memberikan saran untuk Penderita Kanker

III. Materi Penyuluhan


a. Pengertian nyeri dan kanker
b. Penyebab Nyeri Kanker
c. Penanganan Nyeri Akibat Kanker
d. Obat Nyeri rekomendasi WHO
e. Saran Untuk Penderita
f. Saran Untuk Pendamping
IV. Langkah Kegiatan Penyuluhan
1. Kegiatan membuka penyuluhan ( 5 Menit )
a. Salam pembuka
b. Perkenalan
c. Menyampaikan waktu penyuluhan dan tujuan
d. Apersepsi
e. Menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan dalam
penyuluhan
2. Kegiatan Inti ( 10 Menit )

Kegiatan Petugas Kegiatan Masyarakat


Petugas menjelaskan tentang Masyarakat menyimak
pengertian nyeri kontraksi penjelasan tentang pengertian
nyeri kontraksi
Petugas menjelaskan tentang Masyarakat menyimak
penyebab nyeri kanker. penjelasan tentang penyebab
nyeri kanker
Petugas menjelaskan tentang Obat Masyarakat menyimak
Nyeri rekomendasi WHO penjelasan Obat Nyeri
rekomendasi WHO
Petugas Menjelaskan tentang Masyarakat menyimak tentang
Penanganan Nyeri Akibat Kanker Penanganan Nyeri Akibat Kanker
Petugas Mendemonstrasikan Masyarakat menyimak
Penanganan Nyeri Pada Pasien Mendemonstrasikan
Kanker di rumah Penanganan Nyeri Pada Pasien
Kanker di rumah

3. Kegiatan menutup penyuluhan ( 5 Menit )


a. Kesimpulan
b. Evaluasi
c. Salam penutup

V. Media dan sumber penyuluhan


1. Media
a. Leflet
b. Poster
c. Lembar Balik
d. Alat Peraga
2. Sumber Penyuluhan
Daftar Pustaka :

 http://rumahkanker.com/paliatif/perawatanpaliatif/25-
mengatasi-nyeri-akibat-kanker
 http://painkillerclinic.wordpress.com/2012/05/14/penanga
nan-nyeri-pada-kanker/

VI. Evaluasi
1. Prosedur
Setelah diberikan penyuluhan, pemateri mengajukan beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh klien (post test)
2. Jenis test
Test yang dilakukan adalah test secara lisan dan demonstrasi
ulang
3. Soal :
1. Jelaskan pengertian Nyeri?
2. Jelaskan pengertian Kanker?
3. Sebutkan faktor-faktor Penyebab Nyeri Kanker?
4. Sebutkan cara Penanganan Nyeri Akibat Kanker?

Cimahi, November 2011

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Praktikan


………………………………. …………………………………
Lampiran Materi
Penanganan Nyeri Pada Kanker
1. Pengertian Nyeri dan Kanker
Rasa nyeri merupakan permasalahan paling umum yang
dikeluhkan para pasien kanker. Meski sebenarnya nyeri diakibatkan
dari kanker itu sendiri, rasa sakit juga bisa muncul dari efek samping
pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radiasi.
A. Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak


menyenangkan yang dihubungkan dengan jaringan yang rusak,
cenderung rusak atau segala keadaan yang menunjukkan adanya
kerusakan jaringan. Nyeri kanker termasuk nyeri kronik yang tidak
mempunyai efek protektif dan makin lama makin memperjelek
penyakitnya serta fungsi dari organ-organ.

Nyeri kanker bisa bersifat nosiseptip (langsung berhubungan


dengan kerusakan organ bersifat aching, sharp dan throbbing) atau
neuropatik (burning, tingling, hypersensitivity to touch or cold) yang
timbul akibat kerusakan atau disfungsi sistem saraf, dan bisa juga
bersifat kombinasi antara keduanya. Tak sedikit orang yang tidak
mampu menghadapi nyeri kanker ini, sampai-sampai merasa
depresi, bahkan ingin bunuh diri. Itulah alasan utama pentingnya
penanganan nyeri kanker untuk membebaskan penderitaan kanker
dari rasa nyeri.

Penyebab nyeri kanker adalah kanker, berhubungan dengan


kanker, nyeri akibat pengobatan kanker, hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan kanker maupun pengobatan kanker. Ada
berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi nyeri antara lain
faktor fisik, status emosional penderita, kepribadian penderita,
keluarga penderita, ekologi keluarga penderita dan tenaga
kesehatan.
B. Kanker

Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai


dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel
untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas
normal) atau menyerang jaringan biologis di dekatnya. Kanker juga
bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau
sistem limfatik, disebut metastasis.

Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor


jinak. Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi beberapa
tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan
dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker
disebut onkologi.

Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda,


bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta ada
tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan
pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi.
Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi,
kemoterapi, atau radiasi.

Kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Kanker adalah


salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang.
Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan,
terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker
berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa
dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak kanker daripada
faktor lingkungan lainnya. Tumor (bahasa Latin; pembengkakan)
menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa
“ganas” (bersifat kanker) atau “jinak” (tidak bersifat kanker). Hanya
tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun
bermetastasis. Kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah
bening maupun pembuluh darah ke organ lain.

Statistik dapat bervariasi besar di negara lainnya. Di Indonesia,


kanker menjadi penyumbang kematian ketiga terbesar setelah
penyakit jantung. Penyebab utama kanker di negara tersebut
adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga,
merokok, dan pola makan yang tak sehat. Pada tanaman, kanker
adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis jamur/ bakteri tertantu.
Pola invasi kanker tanaman dan kaner pada manusia sangat
berbeda.

2. Penyebab Nyeri Kanker


Nyeri kanker atau yang lebih dikenal dengan sindroma nyeri kanker
dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:

 Akibat tumor
 Nyeri akibat tumor terjadi pada 70% penderita kanker yang
disertai rasa nyeri, dan keadaan ini dapat diterangkan
melalui berbagai mekanisme-keadaan antara lain:
 Infiltrasi tumor ke tulang
 Infiltrasi atau penekanan terhadap jaringan saraf
 Pengaruh langsung terhadap organ yang terkena
 Ulserasi jaringan
 Peningkatan tekanan intracranial
 Berhubungan dengan tumor
 Nyeri yang terjadi pada penderita kanker dan berhubung¬an
dengan tumor dapat diterangkan
 melalui mekanisme keadaan sebagai berikut:
 Kejang otot
 Dekubitus
 Infeksi dengan jamur kandida
 Trombosis vena dalam
 Sembelit
 Sembab akibat sumbatan petnbuluh limfe
 Neuralgia pascainfeksi herpes zoster 8. Emboli paru
 Akibat pengobatan tumor
 Nyeri yang terjadi akibat pengobatan tumor dapat terjadi
pada 20% penderita kanker yang disertai rasa nyeri dan
dapat diterangkan melalui mekanisme-keadaan sebagai
berikut:
 Akibat pembedahan
 Pascabedah leher radikal
 Pascamastektomi
Pascatorakotomi
 Pascanefrektomi
 Pascaamputasi anggota gerak
 Akibat kemoterapi
 Neuropati perifer
 Pseudorematik steroid (penghentian’ steroid mendadak)
 Nekrosis tulang aseptic
 Neuralgia pascainfeksi herpes zoster
 Akibat radiasi
 Fibrosis pleksus brakialis
 Fibrosis pleksus lumbosakral
 Mielopati radiasi
Tidak langsung akibat dari tumor maupun pengobatan Nyeri
yang tidak langsung akibat tumor ataupun pengobatannya terjadi
pada 10% penderita kanker yang disertai rasa nyeri dan dapat
diterangkan melalui mekanisme-keadaan sebagai berikut:
 Nyeri otot dan tulang
 Sakit kepala atau migren yang terjadi akibat ketegangan
jaringan otot
 Artritis
 Nyeri akibat kelainan kardiovaskular
 Neuropati
3. Obat Nyeri rekomendasi WHO
WHO merekomendasikan tiga langkah pendekatan terapi
farmakologis (obat-obatan) nyeri kanker, sbb.:

Langkah Pertama: untuk nyeri ringan: obat-obat nyeri non-opioid,


yaitu analgetik atau antinyeri (asetaminofen), NSAID atau Non Steroid
Anti Inflamatory Drugs (aspirin), adjuvant atau tambahan
(antidepressant, antikonvulsan atau anti kejang, antimuntah).
Langkah Kedua: untuk nyeri sedang: opioid lemah ditambah
dengan obat nyeri lainnya. Apabila dengan step 1 nyeri tidak
berkurang, maka bisa diberikan narkotik dan kombinasi dengan step 1.
Narkotik lemah seperti codein, darvon.
Langkah Ketiga: untuk nyeri kuat: opioid kuat ditambah obat nyeri
lainnya. Opioid kuat antara lain morfin, methadone, dilaudid,
numorphan.
Selain terapi dengan farmakologis, bisa dilakukan terapi non-
farmakologis (non obat-obatan), antara lain: rehabilisasi medik yaitu
fisioterapi (modalitas dan latihan), ortesa, protesa, alat bantu jalan,
biofeedback (untuk nyeri tanpa kerusakan saraf), TENS
(Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation), radioterapi, tindakan
anestesi, tindakan bedah, kemoterapi dan terapi hormonal, psikoterapi
dan psikofarmaka (gangguan psikologis pada penderita kanker dengan
nyeri seperti marah, cemas, depresi sering terjadi sehingga diperlukan
psikoterapi dan psikofarmaka. Contoh psikofarmaka adalah diazepam,
haloperidol, amitriptilin.

Metode WHO dalam menangani nyeri adalah mengumpulkan


riwayat penyakit dan pemeriksaan pasien secara hati-hati untuk
membedakan nyeri dan penyebabnya, terapi dimulai dengan
penjelasan dan kombinasi pendekatan fisik dan psikologi dengan
penatalaksanaan drug dan non-drug, obat tunggal yang adekuat,
pemberian yang benar, dosis yang tepat dan interval pemberian yang
tepat, pemberian analgetik (antinyeri) melalui oral, pemberian obat
bertahap: tanpa nyeri hebat berikan non opioid dan penyesuaian dosis,
bila non-opioid tidak begitu kuat kombinasikanlah obat, bila belum juga
mempan beri opioid kuat, terapi adjuvant atau tambahan sesuai
indikasi, dan monitor respons pasien terhadap terapi.

4. Penanganan Nyeri Akibat Kanker


Kanker selalu dikaitkan dengan rasa nyeri. Memang, begitu
kuatnya rasa nyeri kanker, sehingga sangat mengganggu aktivitas
sehari-hari dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa. Obat-obat
anti nyeri biasa sering tidak mampu mengatasinya. Tidak sedikit orang
yang tidak mampu menghadapi nyeri kanker ini, sampai-sampai
merasa depresi, bahkan ingin bunuh diri.
Itulah alasan utama dikembangkannya perawatan paliatif, untuk
membebaskan penderita kanker dari rasa nyeri, sehingga bisa
beraktivitas senormal mungkin dan bisa menjalani hidupnya dengan
nyaman. Seberapa pun kuatnya rasa nyeri itu, bisa diatasi dengan
kombinasi obat-obatan yang harganya murah. Anda hanya perlu
membicarakan hal ini dengan dokter, dan meminum obat yang
diberikan persis seperti dosis yang dianjurkan.

Obat anti nyeri kanker biasanya mengandung codein atau morfin,


yang harus diminum rutin dengan jadwal tertentu yang harus ditepati –
sekalipun tidak sedang merasakan nyeri (jangan khawatir, pada pasien
kanker obat ini tidak akan menimbulkan kecanduan).
Obat anti nyeri akan bekerja optimal jika diberikan sesuai jadwal
sebelum rasa nyerinya terlalu parah. Diperlukan obat yang lebih
banyak dan lebih tinggi dosisnya untuk mengatasi rasa nyeri yang
parah daripada rasa nyeri ringan. Jadi lebih baik begitu nyeri muncul
segera diantisipasi dan minum obat secara teratur. Lama kelamaan
rasa nyeri akan hilang sama sekali, dan dosis obat bisa diturunkan
atau bahkan dihentikan.

Rasa nyeri pada pasien kanker bisa berakibat pada komplikasi


yang berupa depresi, kecemasan, kelelahan, dan stres. Untuk itu,
berikut beberapa pegobatan alami yang dapat membantu meredakan
rasa nyeri pada pasien kanker

1) Guided imagery
Guided imagery adalah teknik yang biasa digunakan oleh
psikolog olahraga untuk membantu seseorang
memvisualisasikan atau melatih mental berkaitan dengan
kegiatan yang akan dilakukan.
Beberapa ahli menyarankan guided imagery (teknik
relaksasi dengan membayangkan diri berada di tempat yang
damai) dapat mengurangi rasa nyeri yang diakibtakan
pengobatan kanker. Melakukan guided imagery secara rutin
juga membantu mengurangi rasa cemas dan meningkatkan
kualitas tidur.
2) Biofeedback
Biofeedback adalah bentuk pengobatan alternatif yang
melibatkan mengukur fungsi tubuh diukur subjek seperti suhu
kulit, aktivitas kelenjar keringat, tekanan darah, denyut jantung,
dan ketegangan otot, menyampaikan informasi kepada pasien
secara real-time. Ini meningkatkan kesadaran pasien dan
kendali sadar kegiatan fisiologis bawah sadar mereka.
Dalam latihan biofeedback, pasien akan berkutat dengan
alat elektronik khusus yang berfungsi mengontrol kegiatan
organ tubuh yang tidak disadari seperti napas, denyut nadi, dan
tekanan darah. Menurut sebuah studi, biofeeding mampu
mengatasi rasa nyeri akibat kanker dengan melrelaksasikan dan
membuat pasien merasa mampu mengatasi rasa nyeri tersebut.

3) Hipnosis
Hypnosis adalah suatu “state”, sehingga sering juga
disebut secara lengkap sebagai “Hypnosis State”, atau dalam
psikologi populer sering juga disebut sebagai keadaan
“Hipnosa”.
Hipnosis dilakukan dengan memanfaat kan alam bawah
sadar pasien. Melalui hipnosis, pasien akan dibuat rileks dan
lebih fokus. Hipnosis terkadang digunakan untuk mengeblok
rasa cemas pasien yang disebabkan rasa nyeri. Pada 2007,
dilakukan studi terhadap 200 perempuan yang akan menjalani
operasi kanker payudara. Ditemukan, mereka yang telah
menjalani hipnosis dilaporkan memiliki tingkat nyeri yang lebih
rendah ketimbang yang tidak.
4) Terapi pijat
Terapi pijat menawarkan beragam manfaat. Sekarang
dokter terapis dan ilmuwan telah mengidentifikasi banyak
manfaat lebih dari apa yang secara tradisional dianggap
sebagai keuntungan dari terapi pijat. Ketika mereka terus
mempelajari dan menganalisis aspek-aspek positif dari
terapi pijat maka umat manusia kejutan bahwa pijat sederhana
bisa memiliki efek yang luar biasa seperti pada kesehatan
manusia.
Terapi pijat dinilai sebagai cara alami paling aman dalam
mengurangi nyeri kanker. Namun, bagi mereka yang menjalani
perawatan radiasi tidak disarankan untuk menjalani terapi ini.
Apalagi, manipulasi tulang di daerah metastasis kanker dapat
menyebabkan patah tulang, sedangkan pijat selama kemoterapi
dapat meningkatkan resiko memar.
5) Akupunktur
Akupunktur adalah teknik memasukkan atau
memanipulasi jarum ke dalam "titik akupunktur" tubuh. Menurut
ajaran ilmu akupunktur, ini akan memulihkan kesehatan dan
kebugaran, dan khususnya sangat baik untuk mengobati rasa
sakit.
Akupunktur Beberapa hasil penelitian juga menyebutkan
akupunktur mampu mengurangi rasa nyeri pada pasien kanker.
meski begitu, bila Anda tengah menjalani kemoterapi, ada
baiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum
memutuskan menjalani pengibatan ini. Prinsip penatalaksanaan
pada nyeri kanker adalah penilaian nyeri secara menyeluruh.
Pemeriksaan harus percaya laporan nyeri penderita karena
nyeri bersifat subjektif. Derajat nyeri penderita bisa ditentukan
dengan skala nyeri 0-10 dimana 0 tanpa nyeri dan 10 nyeri
terberat.
5. Penanganan Nyeri Pada Pasien Kanker di rumah
Berikut ini adalah saran untuk penganalan nyeri dirumah secara
praktis:
1. Untuk Pendamping:
A. Perhatikan jika ada tanda-tanda penderita merasa kesakitan,
misalnya meringis, mengerang, menegang, atau tampak
gelisah.
B. Kompreslah area yang sakit dengan air/handuk hangat
(jangan sampai kena daerah yang diradiasi). Kalau ini tidak
menolong, cobalah dengan kompres dingin. Kadang-kadang
pijatan atau urutan lembut juga bisa menghilangkan rasa
nyeri dan mendatangkan perasaan nyaman.
C. Perhatikan barangkali penderita tampak bingung atau
“melayang”, terlebih setelah menerima obat jenis baru atau
dosisnya ditambah.
D. Alihkan perhatiannya pada hal-hal yang menyenangkan bagi
penderita.
E. Rencanakan aktivitas yang menyenangkan ketika penderita
merasa nyaman.
F. Sajikan makanan yang berserat dan banyak minuman.
G. Jika penderita sering mengalami kesakitan, bahkan cukup
parah, berkonsultasilah dengan dokter. Tanyakan juga jika
tiba-tiba rasa nyeri muncul di antara waktu minum obat,
adakah obat lain yang boleh diberikan?
H. Jika penderita sulit menelan tablet, mintalah obat anti nyeri
dalam bentuk cair, suppositori, koyo, atau lainnya.
I. Yakinkan penderita bahwa obat nyeri yang harus diminum
terus-menerus itu tidak akan menimbulkan kecanduan, asal
sesuai petunjuk dokter.
J. Cari tahu cara untuk menghubungi dokter sewaktu-waktu
diperlukan.
K. Jangan ragu menelepon dokter jika penderita mengalami
rasa nyeri baru atau parah, nyerinya tidak berkurang atau
terlalu cepat muncul lagi (setelah minum obat), menunjukkan
gejala baru seperti tidak bisa menelan sesuatu atau tidak bisa
berak/kencing/berjalan, atau ada hal-hal lain yang perlu
ditanyakan.
L. Sisihkan waktu untuk diri sendiri, lakukan hal-hal yang Anda
sukai, lepaslah dari rutinitas, dan bersikaplah lunak pada diri
Anda sendiri. Dukungan dari keluarga, sahabat, atau relawan
paliatif akan sangat membantu.
2. Saran Untuk Penderita:
A. Bicaralah terbuka pada dokter tentang rasa nyeri yang Anda
alami –di mana letaknya, seperti apa rasanya, apa yang
membuatnya semakin parah, dan apakah nyeri itu sampai
mengganggu aktivitas Anda.
B. Gambarkan tingkat nyeri Anda dengan menggunakan skala
nyeri, dari nol (tanpa rasa nyeri) sampai 10 (rasa nyeri paling
parah yang bisa Anda bayangkan). Kira-kira berapa “nilai”
rasa nyeri Anda?
C. Jangan menunggu sampai rasa nyeri menjadi parah,
segeralah minta obat!
D. Minumlah obat anti nyeri persis seperti anjuran dokter (untuk
nyeri kanker, obat harus diminum teratur dan terjadwal, tidak
hanya pada saat rasa nyeri menyerang).
E. Jika rasa nyeri sudah berkurang atau hilang, tingkatkan
aktivitas Anda.
F. Jangan menghentikan obat nyeri Anda secara mendadak.
Bicarakan dengan dokter atau perawat Anda, yang akan
mengurangi dosis obat Anda secara bertahap.
G. Sebagian orang merasa mual setelah minum obat anti nyeri.
Ada juga yang merasa mengantuk atau “melayang” pada
beberapa hari pertama. Jangan berhenti minum obat, tetapi
utarakan pada dokter. Mungkin dokter akan memberikan obat
anti mual atau mengganti jenis obat nyerinya.
H. Kadang ada yang mengalami sedikit konstipasi. Anda bisa
minta obat pencahar yang ringan untuk mengatasi hal ini.
I. Perhatikan kalau-kalau ada efek samping lain.
J. Jika obat Anda berbentuk tablet, jangan begitu saja
mengunyah atau menghancurkannya sebelum bertanya
kepada dokter. Tindakan semacam ini kadang bisa
berbahaya.
K. Jika obat yang diberikan dokter tidak mampu meredakan rasa
nyeri, beri tahulah dokter Anda, mungkin obat Anda perlu
diganti.
L. Ingat, jangan sampai kehabisan obat.
3. Yang Perlu Dicermati:
1) Apakah rasa nyeri itu hilang timbul, dan selalu muncul
beberapa jam sebelum jadwal minum obat berikutnya?
Mungkin jadwal minum obatnya perlu diubah –bicarakan
dengan dokter!
2) Susah tidur, atau tidak tertarik lagi pada hal-hal yang
dahulunya disukai.
3) Muncul rasa nyeri di tempat lain, atau perubahan karakter
nyeri (nyut-nyut, seperti tertusuk, seperti teriris, tertekan,
terpukul, dsb.) serta perubahan jangka waktunya.
4) Muncul perubahan pada aktivitas rutin atau mobilitas.
4. Harus Diketahui
a) Apakah rasa nyeri itu hilang timbul, dan selalu muncul
beberapa jam sebelum jadwal minum obat berikutnya?
Mungkin jadwal minum obatnya perlu diubah
Susah tidur, atau tidak tertarik lagi pada hal-hal yang
dahulunya disukai. Muncul rasa nyeri di tempat lain, atau
perubahan karakter nyeri (nyut-nyut, seperti tertusuk, seperti
teriris, tertekan, terpukul, dsb.) serta perubahan jangka
waktunya.
b) Muncul perubahan pada aktivitas rutin atau mobilitas.
c) Bicaralah terbuka pada dokter tentang rasa nyeri yang
dialami –di mana letaknya, seperti apa rasanya, apa yang
membuatnya semakin parah, dan apakah nyeri itu sampai
mengganggu aktivitas Anda.
d) Gambarkan tingkat nyeri Anda dengan menggunakan skala
nyeri, dari nol (tanpa rasa nyeri) sampai 10 (rasa nyeri paling
parah yang bisa Anda bayangkan). Kira-kira berapa “nilai”
rasa nyeri Anda?
e) Jangan menunggu sampai rasa nyeri menjadi parah,
segeralah minta obat!
f) Minumlah obat anti nyeri persis seperti anjuran dokter (untuk
nyeri kanker, obat harus diminum teratur dan terjadwal, tidak
hanya pada saat rasa nyeri menyerang).
g) Jika rasa nyeri sudah berkurang atau hilang, tingkatkan
aktivitas Anda.
h) Jangan menghentikan obat nyeri Anda secara mendadak.
Bicarakan dengan dokter atau perawat Anda, yang akan
mengurangi dosis obat Anda secara bertahap.
i) Sebagian orang merasa mual setelah minum obat anti nyeri.
Ada juga yang merasa mengantuk atau “melayang” pada
beberapa hari pertama. Jangan berhenti minum obat, tetapi
utarakan pada dokter. Mungkin dokter akan memberikan obat
anti mual atau mengganti jenis obat nyerinya.
j) Kadang ada yang mengalami sedikit konstipasi. Anda bisa
minta obat pencahar yang ringan untuk mengatasi hal ini.
k) Perhatikan kalau-kalau ada efek samping lain.
l) Jika obat Anda berbentuk tablet, jangan begitu saja
mengunyah atau menghancurkannya sebelum bertanya
kepada dokter. Tindakan semacam ini kadang bisa
berbahaya.
m) Jika obat yang diberikan dokter tidak mampu meredakan rasa
nyeri, beri tahulah dokter Anda, mungkin obat Anda perlu
diganti.
n) Ingat, jangan sampai kehabisan obat.

Anda mungkin juga menyukai