P )
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Home Care
Disusun oleh :
EKA NIRWANSAH
AHMAD LATIF
DEVI ARIANI
MAGATUA
POPI FEBRIANI
RINA NESTIANA O.
LISNAWATI
YULIANTI
YUTMIATIN P.
http://rumahkanker.com/paliatif/perawatanpaliatif/25-
mengatasi-nyeri-akibat-kanker
http://painkillerclinic.wordpress.com/2012/05/14/penanga
nan-nyeri-pada-kanker/
VI. Evaluasi
1. Prosedur
Setelah diberikan penyuluhan, pemateri mengajukan beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh klien (post test)
2. Jenis test
Test yang dilakukan adalah test secara lisan dan demonstrasi
ulang
3. Soal :
1. Jelaskan pengertian Nyeri?
2. Jelaskan pengertian Kanker?
3. Sebutkan faktor-faktor Penyebab Nyeri Kanker?
4. Sebutkan cara Penanganan Nyeri Akibat Kanker?
Mengetahui,
Akibat tumor
Nyeri akibat tumor terjadi pada 70% penderita kanker yang
disertai rasa nyeri, dan keadaan ini dapat diterangkan
melalui berbagai mekanisme-keadaan antara lain:
Infiltrasi tumor ke tulang
Infiltrasi atau penekanan terhadap jaringan saraf
Pengaruh langsung terhadap organ yang terkena
Ulserasi jaringan
Peningkatan tekanan intracranial
Berhubungan dengan tumor
Nyeri yang terjadi pada penderita kanker dan berhubung¬an
dengan tumor dapat diterangkan
melalui mekanisme keadaan sebagai berikut:
Kejang otot
Dekubitus
Infeksi dengan jamur kandida
Trombosis vena dalam
Sembelit
Sembab akibat sumbatan petnbuluh limfe
Neuralgia pascainfeksi herpes zoster 8. Emboli paru
Akibat pengobatan tumor
Nyeri yang terjadi akibat pengobatan tumor dapat terjadi
pada 20% penderita kanker yang disertai rasa nyeri dan
dapat diterangkan melalui mekanisme-keadaan sebagai
berikut:
Akibat pembedahan
Pascabedah leher radikal
Pascamastektomi
Pascatorakotomi
Pascanefrektomi
Pascaamputasi anggota gerak
Akibat kemoterapi
Neuropati perifer
Pseudorematik steroid (penghentian’ steroid mendadak)
Nekrosis tulang aseptic
Neuralgia pascainfeksi herpes zoster
Akibat radiasi
Fibrosis pleksus brakialis
Fibrosis pleksus lumbosakral
Mielopati radiasi
Tidak langsung akibat dari tumor maupun pengobatan Nyeri
yang tidak langsung akibat tumor ataupun pengobatannya terjadi
pada 10% penderita kanker yang disertai rasa nyeri dan dapat
diterangkan melalui mekanisme-keadaan sebagai berikut:
Nyeri otot dan tulang
Sakit kepala atau migren yang terjadi akibat ketegangan
jaringan otot
Artritis
Nyeri akibat kelainan kardiovaskular
Neuropati
3. Obat Nyeri rekomendasi WHO
WHO merekomendasikan tiga langkah pendekatan terapi
farmakologis (obat-obatan) nyeri kanker, sbb.:
1) Guided imagery
Guided imagery adalah teknik yang biasa digunakan oleh
psikolog olahraga untuk membantu seseorang
memvisualisasikan atau melatih mental berkaitan dengan
kegiatan yang akan dilakukan.
Beberapa ahli menyarankan guided imagery (teknik
relaksasi dengan membayangkan diri berada di tempat yang
damai) dapat mengurangi rasa nyeri yang diakibtakan
pengobatan kanker. Melakukan guided imagery secara rutin
juga membantu mengurangi rasa cemas dan meningkatkan
kualitas tidur.
2) Biofeedback
Biofeedback adalah bentuk pengobatan alternatif yang
melibatkan mengukur fungsi tubuh diukur subjek seperti suhu
kulit, aktivitas kelenjar keringat, tekanan darah, denyut jantung,
dan ketegangan otot, menyampaikan informasi kepada pasien
secara real-time. Ini meningkatkan kesadaran pasien dan
kendali sadar kegiatan fisiologis bawah sadar mereka.
Dalam latihan biofeedback, pasien akan berkutat dengan
alat elektronik khusus yang berfungsi mengontrol kegiatan
organ tubuh yang tidak disadari seperti napas, denyut nadi, dan
tekanan darah. Menurut sebuah studi, biofeeding mampu
mengatasi rasa nyeri akibat kanker dengan melrelaksasikan dan
membuat pasien merasa mampu mengatasi rasa nyeri tersebut.
3) Hipnosis
Hypnosis adalah suatu “state”, sehingga sering juga
disebut secara lengkap sebagai “Hypnosis State”, atau dalam
psikologi populer sering juga disebut sebagai keadaan
“Hipnosa”.
Hipnosis dilakukan dengan memanfaat kan alam bawah
sadar pasien. Melalui hipnosis, pasien akan dibuat rileks dan
lebih fokus. Hipnosis terkadang digunakan untuk mengeblok
rasa cemas pasien yang disebabkan rasa nyeri. Pada 2007,
dilakukan studi terhadap 200 perempuan yang akan menjalani
operasi kanker payudara. Ditemukan, mereka yang telah
menjalani hipnosis dilaporkan memiliki tingkat nyeri yang lebih
rendah ketimbang yang tidak.
4) Terapi pijat
Terapi pijat menawarkan beragam manfaat. Sekarang
dokter terapis dan ilmuwan telah mengidentifikasi banyak
manfaat lebih dari apa yang secara tradisional dianggap
sebagai keuntungan dari terapi pijat. Ketika mereka terus
mempelajari dan menganalisis aspek-aspek positif dari
terapi pijat maka umat manusia kejutan bahwa pijat sederhana
bisa memiliki efek yang luar biasa seperti pada kesehatan
manusia.
Terapi pijat dinilai sebagai cara alami paling aman dalam
mengurangi nyeri kanker. Namun, bagi mereka yang menjalani
perawatan radiasi tidak disarankan untuk menjalani terapi ini.
Apalagi, manipulasi tulang di daerah metastasis kanker dapat
menyebabkan patah tulang, sedangkan pijat selama kemoterapi
dapat meningkatkan resiko memar.
5) Akupunktur
Akupunktur adalah teknik memasukkan atau
memanipulasi jarum ke dalam "titik akupunktur" tubuh. Menurut
ajaran ilmu akupunktur, ini akan memulihkan kesehatan dan
kebugaran, dan khususnya sangat baik untuk mengobati rasa
sakit.
Akupunktur Beberapa hasil penelitian juga menyebutkan
akupunktur mampu mengurangi rasa nyeri pada pasien kanker.
meski begitu, bila Anda tengah menjalani kemoterapi, ada
baiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum
memutuskan menjalani pengibatan ini. Prinsip penatalaksanaan
pada nyeri kanker adalah penilaian nyeri secara menyeluruh.
Pemeriksaan harus percaya laporan nyeri penderita karena
nyeri bersifat subjektif. Derajat nyeri penderita bisa ditentukan
dengan skala nyeri 0-10 dimana 0 tanpa nyeri dan 10 nyeri
terberat.
5. Penanganan Nyeri Pada Pasien Kanker di rumah
Berikut ini adalah saran untuk penganalan nyeri dirumah secara
praktis:
1. Untuk Pendamping:
A. Perhatikan jika ada tanda-tanda penderita merasa kesakitan,
misalnya meringis, mengerang, menegang, atau tampak
gelisah.
B. Kompreslah area yang sakit dengan air/handuk hangat
(jangan sampai kena daerah yang diradiasi). Kalau ini tidak
menolong, cobalah dengan kompres dingin. Kadang-kadang
pijatan atau urutan lembut juga bisa menghilangkan rasa
nyeri dan mendatangkan perasaan nyaman.
C. Perhatikan barangkali penderita tampak bingung atau
“melayang”, terlebih setelah menerima obat jenis baru atau
dosisnya ditambah.
D. Alihkan perhatiannya pada hal-hal yang menyenangkan bagi
penderita.
E. Rencanakan aktivitas yang menyenangkan ketika penderita
merasa nyaman.
F. Sajikan makanan yang berserat dan banyak minuman.
G. Jika penderita sering mengalami kesakitan, bahkan cukup
parah, berkonsultasilah dengan dokter. Tanyakan juga jika
tiba-tiba rasa nyeri muncul di antara waktu minum obat,
adakah obat lain yang boleh diberikan?
H. Jika penderita sulit menelan tablet, mintalah obat anti nyeri
dalam bentuk cair, suppositori, koyo, atau lainnya.
I. Yakinkan penderita bahwa obat nyeri yang harus diminum
terus-menerus itu tidak akan menimbulkan kecanduan, asal
sesuai petunjuk dokter.
J. Cari tahu cara untuk menghubungi dokter sewaktu-waktu
diperlukan.
K. Jangan ragu menelepon dokter jika penderita mengalami
rasa nyeri baru atau parah, nyerinya tidak berkurang atau
terlalu cepat muncul lagi (setelah minum obat), menunjukkan
gejala baru seperti tidak bisa menelan sesuatu atau tidak bisa
berak/kencing/berjalan, atau ada hal-hal lain yang perlu
ditanyakan.
L. Sisihkan waktu untuk diri sendiri, lakukan hal-hal yang Anda
sukai, lepaslah dari rutinitas, dan bersikaplah lunak pada diri
Anda sendiri. Dukungan dari keluarga, sahabat, atau relawan
paliatif akan sangat membantu.
2. Saran Untuk Penderita:
A. Bicaralah terbuka pada dokter tentang rasa nyeri yang Anda
alami –di mana letaknya, seperti apa rasanya, apa yang
membuatnya semakin parah, dan apakah nyeri itu sampai
mengganggu aktivitas Anda.
B. Gambarkan tingkat nyeri Anda dengan menggunakan skala
nyeri, dari nol (tanpa rasa nyeri) sampai 10 (rasa nyeri paling
parah yang bisa Anda bayangkan). Kira-kira berapa “nilai”
rasa nyeri Anda?
C. Jangan menunggu sampai rasa nyeri menjadi parah,
segeralah minta obat!
D. Minumlah obat anti nyeri persis seperti anjuran dokter (untuk
nyeri kanker, obat harus diminum teratur dan terjadwal, tidak
hanya pada saat rasa nyeri menyerang).
E. Jika rasa nyeri sudah berkurang atau hilang, tingkatkan
aktivitas Anda.
F. Jangan menghentikan obat nyeri Anda secara mendadak.
Bicarakan dengan dokter atau perawat Anda, yang akan
mengurangi dosis obat Anda secara bertahap.
G. Sebagian orang merasa mual setelah minum obat anti nyeri.
Ada juga yang merasa mengantuk atau “melayang” pada
beberapa hari pertama. Jangan berhenti minum obat, tetapi
utarakan pada dokter. Mungkin dokter akan memberikan obat
anti mual atau mengganti jenis obat nyerinya.
H. Kadang ada yang mengalami sedikit konstipasi. Anda bisa
minta obat pencahar yang ringan untuk mengatasi hal ini.
I. Perhatikan kalau-kalau ada efek samping lain.
J. Jika obat Anda berbentuk tablet, jangan begitu saja
mengunyah atau menghancurkannya sebelum bertanya
kepada dokter. Tindakan semacam ini kadang bisa
berbahaya.
K. Jika obat yang diberikan dokter tidak mampu meredakan rasa
nyeri, beri tahulah dokter Anda, mungkin obat Anda perlu
diganti.
L. Ingat, jangan sampai kehabisan obat.
3. Yang Perlu Dicermati:
1) Apakah rasa nyeri itu hilang timbul, dan selalu muncul
beberapa jam sebelum jadwal minum obat berikutnya?
Mungkin jadwal minum obatnya perlu diubah –bicarakan
dengan dokter!
2) Susah tidur, atau tidak tertarik lagi pada hal-hal yang
dahulunya disukai.
3) Muncul rasa nyeri di tempat lain, atau perubahan karakter
nyeri (nyut-nyut, seperti tertusuk, seperti teriris, tertekan,
terpukul, dsb.) serta perubahan jangka waktunya.
4) Muncul perubahan pada aktivitas rutin atau mobilitas.
4. Harus Diketahui
a) Apakah rasa nyeri itu hilang timbul, dan selalu muncul
beberapa jam sebelum jadwal minum obat berikutnya?
Mungkin jadwal minum obatnya perlu diubah
Susah tidur, atau tidak tertarik lagi pada hal-hal yang
dahulunya disukai. Muncul rasa nyeri di tempat lain, atau
perubahan karakter nyeri (nyut-nyut, seperti tertusuk, seperti
teriris, tertekan, terpukul, dsb.) serta perubahan jangka
waktunya.
b) Muncul perubahan pada aktivitas rutin atau mobilitas.
c) Bicaralah terbuka pada dokter tentang rasa nyeri yang
dialami –di mana letaknya, seperti apa rasanya, apa yang
membuatnya semakin parah, dan apakah nyeri itu sampai
mengganggu aktivitas Anda.
d) Gambarkan tingkat nyeri Anda dengan menggunakan skala
nyeri, dari nol (tanpa rasa nyeri) sampai 10 (rasa nyeri paling
parah yang bisa Anda bayangkan). Kira-kira berapa “nilai”
rasa nyeri Anda?
e) Jangan menunggu sampai rasa nyeri menjadi parah,
segeralah minta obat!
f) Minumlah obat anti nyeri persis seperti anjuran dokter (untuk
nyeri kanker, obat harus diminum teratur dan terjadwal, tidak
hanya pada saat rasa nyeri menyerang).
g) Jika rasa nyeri sudah berkurang atau hilang, tingkatkan
aktivitas Anda.
h) Jangan menghentikan obat nyeri Anda secara mendadak.
Bicarakan dengan dokter atau perawat Anda, yang akan
mengurangi dosis obat Anda secara bertahap.
i) Sebagian orang merasa mual setelah minum obat anti nyeri.
Ada juga yang merasa mengantuk atau “melayang” pada
beberapa hari pertama. Jangan berhenti minum obat, tetapi
utarakan pada dokter. Mungkin dokter akan memberikan obat
anti mual atau mengganti jenis obat nyerinya.
j) Kadang ada yang mengalami sedikit konstipasi. Anda bisa
minta obat pencahar yang ringan untuk mengatasi hal ini.
k) Perhatikan kalau-kalau ada efek samping lain.
l) Jika obat Anda berbentuk tablet, jangan begitu saja
mengunyah atau menghancurkannya sebelum bertanya
kepada dokter. Tindakan semacam ini kadang bisa
berbahaya.
m) Jika obat yang diberikan dokter tidak mampu meredakan rasa
nyeri, beri tahulah dokter Anda, mungkin obat Anda perlu
diganti.
n) Ingat, jangan sampai kehabisan obat.