Anda di halaman 1dari 13

Cara Menggunakan Rumus Terbilang Excel

1. Buka Microsoft Excel anda, klik office button (tombol yang di kiri atas ), atau klik
menu file bila anda menggunakan microsoft excel 2010/2013
2. Klik Option/Excel Option,Pada Menu add ins, klik Go

3. Pilih Browse,Cari file yang didownload tadi.Klik OK


4. Kemudian beri tanda centang pada terbilang, klik OK

Dengan ini maka fungsi terbilang telah terpasang pada microsoft excel anda. Untuk
menggunakannya tinggal tulis rumus =terbilang(alamat sel) seperti gambar dibawah

Bagaimana jika ingin menampilkan rupiah ? caranya gampang. Anda tinggal memodifikasi
fungsi terbilang ini. Misal akan merubah sel D4 maka Rumusnya
=terbilang(D4)&" rupiah"

Bagaimana jika ingin kalimat yang tampil ini memiliki huruf besar disetiap katanya ?
Misalnya Seratus dua puluh delapan menjadi Seratus Dua Puluh Delapan. Caranya seperti ini

=PROPER(terbilang(D4)&" rupiah")

Jika ingin mengubah menjadi huruf besar semua, ganti PROPER menjadi UPPER.
Sedangkan bila ingin merubah menjadi huruf kecil semua, ganti menjadi LOWER .

Saya menerima banyak pertanyaan tentang bagaimana cara menggunakan koma dalam fungsi
terbilang ini. Misalnya mau membuat angka 1000,5 menjadi seribu koma lima. Cara
melakukan hal ini sangat mudah, tulis saja seperti biasanya yaitu 1000,5 . Lalu gunakan
fungsi terbilang.

Jika hasilnya malah sepuluh ribu lima, berarti setting regional di komputer anda masih setting
luar. Oleh karena itu gunakan tanda titik (.) . Jadi jika 1000,5 tidak bisa, gunakan 1000.5

Cara fungsi terbilang di excel,trik terbilang excel, cara membuat fungsi excel terbilang
otomatis, cara merubah angka menjadi huruf, formula excel terbilang, download add ins
excel terbilang, belajar aplikasi terbilang excel

SEJARAH WALI SONGO, NAMA-NAMA ASLI SUNAN, DAN


CERITANYA LENGKAP
WALI SONGO – Kata-kata Wali Songo sudah biasa kita dengar dalam kehidupan
masyarakat muslim di Indonesia. Julukan Wali Songo diberikan kepada 9 orang Wali yang
berjasa besar dalam penyebaran ajaran agam Islam di Indonesia pada zaman dahulu.
Wali Songo terdiri dari dua kata Wali dan Songo. Kata Wali artinya adalah wakil atau
menurut agama Islam ada istilah waliyullah yang berarti wali Allah dan juga mempunyai
makna sahabat Allah atau kekasih Allah. Sedangkan Songo artinya adalah sembilan.
Sehingga secara bahasa Wali Songo berarti Sembilan Wali Allah.
Sembilan orang yang termasuk ke dalam Wali Songo ini dijuluki sebagai Sunan. Sebenarnya
terdapat banyak sekali Sunan yang telah berjasa menyebarkan ajaran Islam di Indonesia,
namun hanya terdapat 9 Sunan Wali Songo yang terkenal di masyarakat Indonesia pada
zaman sekarang.
Para Wali Allah ini berdakwah di Nusantara dengan cara mengajak masyarakat untuk masuk
ke dalam agama Islam dengan tanpa adanya paksaan. Selama berdakwah setiap Sunan
memiliki wilayah dakwahnya masing-masing dan terdapat juga beberapa peninggalan yang
menjadi bukti terhadap perannya dalam tersebarnya Islam di Negeri ini.
1. Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim
Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik termasuk salah seorang Sunan dari 9 nama-
nama Wali Songo. Menurut sejarah Wali Songo inti pokok perjuangan Sunan Gresik adalah
untuk menghapuskan sistem kasta yang ada pada masyarakat. Karena hal itu tidak sesuai
dengan ajaran agam islam yang menyatakan bahwa semua manusia itu sama di mata Allah
SWT, yang membedakan hanyalah amal ibadahnya saja.
 Nama Asli Sunan Gresik: Maulana Malik Ibrahim.
 Wilayah Dakwah Sunan Gresik: Gresik, Jawa Timur.
 Peninggalan Sunan Gresik: Masjid Malik Ibrahim di Leran, Gresik, Jawa Timur.
 Tahun Wafatnya: 1419 masehi
 Makam Sunan Gresik: Desa Gapura Wetan, Gresik.
Berdasarkan catatan sejarah Wali Songo, Sunan Gresik merupakan keturunan Nabi
Muhammad SAW ke 22. Beliau pertama kali memulai menyebarkan luaskan agama Islam di
pulau Jawa di akhir era kekuasaan kerajaan Majapahit.
Beliau menarik hati masyarakat pada saat itu dengan cara bertani dan menjadi pedagang.
Sehingga bisa merangkul dan menolong rakyat jelata yang menjadi korban dari perang
saudara sebagai dampak runtuhnya kerajaan Majapahit. Sehingga banyak rakyat jelata yang
terbantu dan secara perlahan tertarik belajar Islam.
Karena terus bertambahnya masyarakat yang berkeinginan mempelajari Islam dengan baik.
Akhirnya Sunan Gresik mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Leran, Gresik, Jawa
Timur. Di tempat itulah Sunan Gresik selama bertahun-tahun mengajarkan tentang ilmu
agama Islam hingga akhir hayatnya.
Asal Usul Sunan Gresik
Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki dan pernah mengembara di Gujarat
sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Hindu di pulau Jawa. Gujarat
adalah wilayah negara Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu.
Dahulu sebelum Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa. Sebenarnya sudah
terdapat sebagian masyarakat yang memeluk agama islam di daerah sekitar pantai utara,
termasuk di desa Leran. Hal itu dapat diketahui dengan adanya bukti berupa makam seorang
wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 1082 M atau tahun 475
Hijriah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Islam sudah ada di pulau jawa sebelum jaman Wali Songo.
Tepatnya di daerah sekitar Jepara dan Leren. Tetapi ajaran agam Islam yang ada pada saat itu
masih belum berkembang secara luas.
Sejarah Sunan Gresik
Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan nama
Kakek Bantal itu diprediksi pertama kali datang ke Gresik pada tahun 1404 M. Beliau
berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419 M.
Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah Majapahit. Raja dan rakyat
Majapahit sebagian besar masih beragama Hindu atau Budha. Namun terdapat juga beberapa
rakyat Gresik yang beragam Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahkan
tidak memiliki agama.
Pada makamnya terdapat sebuah tulisan yang berbunyi:
Inilah makam Almarhum Almaghfur, yang mengharap rahmat Tuhan, kebanggaan para
pangeran, para Sultan dan para Menteri, penolong para Fakir dan Miskin, yang berbahagia
lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan
Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan RahmatNya dan KeridhaanNya, dan dimasukkan ke
dalam Surga. Telah Wafat pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 822 H.
Selama berdakwah menyebarkan agama islam kakek bantal memakai cara yang bijaksana dan
strategi yang tepat sesuai dengan tuntunan Al Quran yaitu :
“Hendaklah engkau ajak ke jalan Tuhan-Mu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan
petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukar pikiran) dengan cara
yang sebaik-baiknya (QS. An Nahl ; 125)”
Sifatnya yang lemah lembut, ramah tamah, dan welas asih kepada semua, baik orang muslim
maupun non muslim menjadikan beliau terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani.
Berkat akhlaknya yang sehingga menarik hati masyarakat untuk berbondong-bondong masuk
Islam secara suka rela dan menjadi pengikutnya yang setia.
2. Sunan Ampel
Sunan Ampel termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Walisongo. Menurut
sejarah Walisongo inti sari dari ajaran Sunan Ampel yang terkenal pada saat itu yaitu “Moh
Limo“. Moh Limo merupakan bahasa jawa yang mempunyai makna Moh artinya tidak atau
menolak, dan Limo memiliki arti lima.
Maksudnya adalah pada inti ajaran beliau terdapat makna “Untuk menolak dan tidak
mengerjakan lima perkara. Kelima perkara itu adalah Moh Main (Tidak Berjudi), Moh
Ngombe (Tidak Minum Alkohol), Moh Maling (Tidak Mencuri), Moh Madat (Tidak
Menghisap Narkoba), Moh Madon (Tidak Berzina).
 Nama Asli Sunan Ampel: Raden Rahmat.
 Wilayah Dakwah Sunan Ampel: Surabaya.
 Peninggalan Sunan Ampel: Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya.
 Tahun Wafatnya: 1481 M.
 Makam Sunan Ampel: Sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.
Menurut sejarah Sunan Ampel merupakan anak dari pasangan Sunan Gresik dan Dewi
Condro Wulan. Beliau menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat di daerah pedesaan
Ampel Denta di Surabaya. Di tempat itu Beliau mendirikan pondok pesantren untuk
masyarakat yang hendak belajar dan mendalami ajaran agama Islam.
3. Sunan Bonang
Sunan Bonang merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan
Wali Songo. Dalam sejarah Wali Songo, Sunan Bonang merupakan salah satu tokoh Wali
Songo yang dalam ajarannya beliau menyampaikan “Jangan bertanya, Jangan memuja nabi
dan wali-wali, jangan mengaku Tuhan. Jangan mengira tidak ada padahal ada, sebaiknya
diam, jangan sampai di goncang kebingungan.
 Nama Asli Sunan Bonang: Maulana Makdum Ibrahim.
 Wilayah Dakwah Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur.
 Peninggalan Sunan Bonang: Alat musik tradisional gamelan yang berisi bonang,
bende dan kenong. Juga perkenalkan gapura yang berarsitektur tema islam.
 Tahun Wafatnya: 1525 M.
 Makam Sunan Bonang: Tuban, Jawa Timur.
Menurut sejarah Wali Songo Sunan Bonang yang memiliki nama asli Maulana Makdum
Ibrahim adalah putra dari pasangan Sunan Ampel dan Dewi Condrowati. Sesudahtelah
ayahnya Sunan Ampel wafat Sunan Bonang mengambil keputusan untuk belajar agama di
Malaka yang berada di wilayah Samudra Pasai.
Di tempat itu Sunan Bonang berguru dan belajar dari Sunan Giri yang memiliki ilmu khusus
dalam tata cara dakwah mengajarkan agama Islam yang dapat membuat banyak masyarakat
tertarik hatinya. Kemudian sesudah selesai menimba ilmu di sana Beliau kembali lagi ke
Tuban.
Sesampainya di Tuban Sunan Bonang mendirikan sebuah pondok pesantren di tanah
kelahiran ibunya tersebut. Karena karakteristik masyarakat Tuban yang sangat menyukai
hiburan. Maka dari itu Sunan Bonang pun mempunyai ide untuk membuat alat musik
gamelan untuk menarik minat masyarakat Tuban.
Agar banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar agama Islam. Sehingga di saat Sunan
Bonang mengadakan pertunjukan gamelan, di sela-selanya ia melakukan dakwah.
4. Sunan Drajat
Sunan Drajat merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan
Wali Songo. Menurut sejarah Walisongo ajaran yang sering disampaikan oleh Sunan Drajat
adalah kepada murid-muridnya adalah “Suluk Petuah”. Di dalamnya terdapat beberapa buah
pesan yang bisa ditanamkan di dalam diri setiap manusia.
 Nama Asli Sunan Drajat: Raden Qosim
 Wilayah Dakwah Sunan Drajat: Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan.
 Peninggalan Sunan Drajat: Gamelan singa mangkok.
 Tahun Wafatnya: 1522 M.
 Makam Sunan Drajat: Paciran, Lamongan.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Drajat merupakan saudara seibu dengan Sunan
Bonang. Setelah ayahnya meninggal, Beliau belajar dan berguru tentang ilmu agama Islam
dari Sunan Muria. Kemudian Beliau kembali lagi ke Desa Jelog, Pesisir Banjarwati,
Lamongan.
Adapun beberapa kutipan perkataan yang terdapat pada suluk petuah adalah sebagai berikut:
1. Wenehono teken wong kang wuto artinya berilah tongkat kepada orang yang buta.
2. Wenehono mangan marang wong kan luwe artinya berilah makan kepada orang yang
kelaparan.
3. Wenehono busono marang wong kang wudo artinya berilah pakaian kepada orang
yang telanjang.
4. Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan artinya berilah tempat untuk berteduh
pada orang yang kehujanan.
Setelah Beliau tiba di Lamongan, Beliau menyampaikan pelajaran apa yang sudah didapatkan
dari dari Sunan Muria kepada masyarakat Lamongan. Semakin hari muridnya semakin
banyak, hingga pada akhirnya Sunan Drajat memutuskan mendirikan pondok pesantren yang
berada di Daleman Duwur, Desa Drajat, Paciran Lamongan.
5. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo.
Menurut sejarah Wali Songo Sunan Kalijaga merupakan salah seorang Wali yang
mengajarkan agama Islam secara dengan bertahap. Caranya adalah dengan menanamkan
nilai-nilai agama dalam budaya dan ideologi rakyat sekitar.
Hal ini dilakukan karena Beliau memiliki keyakinan bahwa jika agama Islam sudah dikenali
dan dimengerti oleh masyarakat, maka perilaku buruk manusia akan hilang dengan
sendirinya.
 Nama Asli Sunan Kalijaga: Raden Said.
 Wilayah Dakwah Sunan Kalijaga: Cirebon, Jawa Barat.
 Peninggalan Sunan Kalijaga: Seni ukir, wayang, gamelan dan suluk.
 Tahun Wafatnya Sunan: 1513 M.
 Makam Sunan Kalijaga: Desa Kadilangu, Demak Bintara, Jawa Barat.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Kalijaga adalah orang pribumi asli yang lahir di
Tuban, Jawa Timur. Sunan Kalijaga adalah anak laki-laki dari Arya Wilatikta yang
merupakan seorang tokoh pemberontak pimpinan Ronggolawe pada masa kerajaan
Majapahit.
Julukan Kalijaga sendiri yang disematkan kepada beliau berdasarkan sejumlah pendapat
diambil dari nama sebuah dusun di Cirebon. Dusun tersebut memiliki nama Kalijaga, sebab
zaman dulu berdasarkan cerita sejarah Sunan Kalijaga memiliki hubungan dekat dengan
Sunan Gunung Jati.
6. Sunan Kudus
Sunan Kudus termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Wali Songo. Berdasarkan
sejarah Sunan Kudus merupakan seorang Wali yang mewariskan budaya toleransi antar umat
beragama. Sebagai contoh adalah umat Islam diajarkan untuk menyembelih kerbau pada saat
hari raya Idul Adha untuk menghormati masyarakat Hindu di Kudus.
 Nama Asli Sunan Kudus: Ja’far Shadiq
 Wilayah Dakwah Sunan Kudus: Kudus, Jawa Tengah
 Peninggalan Sunan Kudus: Masjid Menara Kudus
 Tahun Wafatnya: 1550 M
 Makam Sunan Kudus: Kudus, Jawa Tengah
 Menurut catatan sejarah Sunan Kudus adalah cucu dari Sunan Ampel dan Dewi
Condrowati dari anaknya yang bernama Syarifah. Hal ini berarti Beliau merupakan
keponakan dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Julukan Sunan Kudus yang
diberikan kepadanya berasal dari nama tempat Beliau belajar yaitu Al-Quds.
 Sejarah Singkat Sunan Kudus
 Selain menimba ilmu agam Islam di Al-Quds, Yerusalem, Palestina, Beliau juga
belajar agam islam dari kedua pamannya (Sunan Bonang dan Sunan Drajat). Selam
belajar di Yerusalem, Sunan Kudus banyak mendapat pelajaran mengenai ilmu agama
dan ilmu pengetahuan dari para ulama Arab.
 Seusai menuntaskan belajar di Yerusalem, Beliau kembali ke Nusantara dan memulai
merintis sebuah pondok pesantren. Di pondok pesantren itu Sunan Kudus
mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam dan berdakwah untuk mengajak masyarakat
setempat agar beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
 Ilmu yang didapatkan ketika menuntut ilmu di Jawa dan Timur Tengah dangatlah
banyak. Berkat keluasan ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang dimiliki oleh Sunan
Kudus, akhirnya masyarakat setempat meminta agar beliau menjadi pimpinan daerah
Kudus.
 Sunan Kudus pun mengambil tawaran tersebut, karena menilai bahwa ini dapat
menjadi salah satu kesempatan untuk menyebarkan ajaran agama Islam lebih luas
lagi. Ditambah Beliau jadi memiliki kesempatan untuk mengajarkan agama Islam di
kalangan pejabat, priyai, dan bangsawan-bangsawan pada kerajaan Jawa.
 Beliau juga mendapat gelar Wali Al-ilmi yang berarti orang yang berilmu karena
keluasan ilmu yang dimiliki oleh Sunan Kudus. Ketika berdakwah di masyarakat,
Beliau juga menggunakan cara dakwah dengan menyelipkaan ajaran agama Islam
pada kebiasaan atau budaya rakyat setempat.
7. Sunan Muria
Sunan Muria termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Muria adalah salah satu tokoh Wali Songo yang
memiliki metode pembelajaran agam Islam yang terkenal. Metode pengajaran Beliau adalah
menggunakan tembang sinom dan kinanti dalam menyampaikan ajaran Islam
Selain itu Sunan Muria juga mewariskan sebuah budaya bernama kenduri. Budaya Kenduri
ini merupakan sebuah budaya untuk mendoakan orang yang sudah meninggal sesudah
dimakamkan. Di dalam kenduri ini terdapat istilah nelung dinani artinya 3 hari, mitung
dinani artinya 7 hari, matang puluhi artinya 40 hari, nyatus artinya 100 hari, mendak
pisan, mendak pindo, nyewu artinya 1000 hari.
 Nama Asli Sunan Muria: Raden Umar Said.
 Wilayah Dakwah Sunan Muria: Kudus dan Pati.
 Peninggalan Sunan Muria: Masjid Muria.
 Tahun Wafatnya: 1551 M.
 Makam Sunan Muria: Kudus, Jawa Tengah.
Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Istrinya yang bernama Saroh, adik
kandung dari Sunan Giri. Dalam berdakwah di masyarakat Beliau menggunakan cara syiar
dengan menyisipkan nilai-nilai Islam kedalam budaya dan dan kesenian masyarakat
setempat.
Sunan Muria lebih akrab dan suka berdakwah kepada rakyat jelata karena memiliki
jumlahnya paling banyak dan mereka juga mudah menerima ilmu-ilmu baru. Selain
menyampaikan ajaran agama islam, semasa hidupnya Beliau juga bertani, berdagang, dan
melaut.
8. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati termasuk salah seorang Sunan dalam 9 nama-nama Sunan Wali Songo.
Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Gunung Jati merupakan salah seorang tokoh
Walisongo yang populer akan pesan wasiatnya.
Pesan wasiat itu berbunyi “Sugih bli rerawat, mlarat bli gegulat” maknanya menjadi kaya
bukan untuk diri sendiri, menjadi miskin bukan untuk menjadi beban orang lain.
 Nama Asli Sunan Gunung jati: Syarif Hidayatullah.
 Wilayah Dakwah Sunan Gunung Jati: Cirebon, Banten dan Demak.
 Peninggalan Sunan Gunung Jati: Masjid merah Panjunan, Kumangang Pintu, dan
Kereta untuk berdakwah.
 Tahun Wafatnya: 1568 M.
 Makam Sunan Gunung Jati: Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon Jawa
Barat.
Sunan Gunung Jati merupakan seorang Wali keturunan bangsawan dari Timur Tengah yang
bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana. Ayah Sunan Gunung Jati adalah keturunan dari
Bani Hasyim yang berasal dari Palestina dan jadi pembesar di Negara Mesir.
Sunan Gunung Jati semasa hidupnya menyampaikan ajaran Islam di wilayah sekitar daerah
Cirebon, Jawa Barat. Di sana Beliau juga membangun sebuah pondok pesantren untuk
mengajarkan ilmu agama Islam kepada masyarakat yang tinggal di Cirebon.
9. Sunan Giri
Sunan Giri merupakan salah seorang Sunan yang termasuk dalam 9 nama-nama Sunan Wali
Songo. Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Giri adalah seorang Wali yang populer akan
cara penyampaian dakwah yang ceria kepada masyarakat.
Dalam penyampaian dakwah, Sunan Giri juga menyelipkannya ke dalam hiburan lagu
permainan contohnya cublak-cublak suweng, jamuran, dan lir ilir.
 Nama Asli Sunan Giri: Muhammad Ainul Yakin.
 Daerah Penyebaran Islam Sunan Giri: Gresik, Madura, Lombok, Kalimantan,
Sulawesi dan Maluku.
 Peninggalan Sunan Giri: Tembang Pucung, Tembang Asmarandana, Masjid Giri, Giri
Kedaton dan Telogo Pegat.
 Tahun Wafat Sunan Giri: 1506 M
 Makam Sunan Giri: Cirebon, Jawa Barat.
Sunan Giri merupakan putra keturunan dari ulama Islam yang sedang melakukan syiar Islam
di daerah Pasai, Malaka. Namun karena pada saat itu timbul sebuah konflik, sehingga ayah
Sunan Giri menitipkan Sunan Giri pada seorang nelayan supaya dibawa pergi ke Jawa.
SUNAN GIRI

SUNAN KALIJAGA

SUNAN KUDUS

SUNAN GRESIK /MAULANA MALIJK


SUNAN MURIA

SUNAN DRAJAT

SUNAN AMPEL
SUNAN BONANG

SUNAN GUNUNG JATI

Anda mungkin juga menyukai