PENDAHULUAN
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume
rerata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari 3 jenis elemen
selular khusus, eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit
(keping darah), yang membentuk suspensi dalam cairan kompleks plasma.
Eritrosit dan Leukosit adalah sel darah utuh, sedangkan trombosit adalah fragmen/
potongan sel.1
Transfusi darah harus dilakukan atas dasar indikasi, pemilihan dan jenis
volume darah atau komponen darah, serta waktu transfusi yang tepat. Permintaan
yang berlebihan dapat menyebabkan menurunnya stok darah sehingga pasien
yang benar-benar membutuhkan tidak mendapatkan darah dan meningkatnya
biaya pengganti pelayanan darah yang harus diganti oleh pasien atau penjamin.
Pemberian darah yang berlebihan juga dapat meningkatkan
risiko reaksi transfusi.3
1
(PRBC), dicuci PRBC, leukoreduced PRBC dan pooled or aphaeresis trombosit.
Produk plasma seperti FFP atau cryoprecipitate antihemophilic factor (CRYO).2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
3
6. Dokter harus menyadari risiko transfusi-menular infeksi dalam produk
darah yang tersedia untuk individu sabar.
7. Transfusi harus diresepkan hanya bila bermanfaat bagi pasien
cenderung lebih besar daripada risikonya.
8. Dokter harus mencatat alasan transfusi dengan jelas.
9. Orang yang terlatih harus memantau pasien yang ditransfusikan dan
meresponsnya segera jika ada efek samping yang terjadi.4
a) Darah Segar : Yaitu darah yang baru di ambil dari donor sampai 6 jam
sesudah pengambilan. Keuntungan pemakaian darah segar yaitu faktor
pembekuannya lengkap termasuk faktor pembekuan labil (V, VIII) dan
fugsi eritrosit relatif masih baik. Kerugiannya sulit diperoleh dalam waktu
tepat dan penularan penyakit relatif banyak.
b) Darah Baru : Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari
sesudah diambil dari donor. Faktor pembekuan disini sudah hampir habis
dan juga dapat meningkat kadar kalium, amonia, asam laktat.
4
c) Darah Simpan : Darah yang disimpan lebih dari 6 hari. Keuntungan
penggunaannya mudah (setiap saat tersedia), bahaya penularan
cytomegalovirus hilang, sedangkan kerugiannya yaitu faktor pembekuan
terutama faktor V dan VIII sudah hampir habis. Kemampuan transportasi
O2 oleh eritrosit berubah (afinitas Hb terhadap O2 tinggi), sedangkan O2
sukar dilepas di jaringan karena penurunan kadar 2,3 DPG
(Difosfogliserat), Kadar kalium, amonia, asam laktat tinggi. 2
1. Deskripsi :
Volume 350 ml WB mengandung :
– 350 ml darah donor
– 63 ml larutan pengawet antikoagulan
– Hb ± 12 g/dl; Hct 35-45%3
2. Indikasi :
– Perdarahan akut dengan hipovolemia
– Transfusi Tukar (Exchange transfusion)
– Pengganti darah merah endap (packed red cell) saat memerlukan
transfusi sel darah merah
3. Kontraindikasi :
– Resiko overload cairan misalnya pada anemia kronik & gagal jantung.3
Ket :
Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
Hb pasien : Hb pasien saat ini
4. Resiko Infeksi :
Tidak steril
Dapat menularkan infeksi pada eritrosit atau plasma yang tidak terdeteksi
pemeriksaan rutin (HIV-1 dan HIV-2, hepatitis B dan C, virus hepatitis
lain, syphilis, malaria, TORCH dan Chagas disease)).
5
5. Penyimpanan :
Suhu +2° hingga +6°C, dapat terjadi perubahan komposisi akibat
metabolisme sel darah merah.
Maksimal penyimpanan WB di Bank Darah 3 minggu
Harus segera ditransfusikan 30 menit setelah keluar dari tempat
penyimpanan
6. Perhatian :
Golongan darah harus sesuai (ABO dan RhD compatible)
Dilarang memasukkan obat-obatan ke dalam kantong darah
Waktu transfusi maksimal 4 jam.4
Ket :
-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal
-Hb pasien : Hb pasien saat ini
Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah jenuh adalah:
1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit
6
2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan
overload berkurang
4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain
1. Deskripsi :
Volume 150-250 ml eritrosit dengan jumlah plasma yang minimal
Hb ± 20 g/100 dl ( ≥ 45 g/unit)
Hct 55-75%,
Daya angkut oksigen 2x lebih besar dari 1 unit WB
2. Indikasi :
Pengganti sel darah merah pada anemia
Anemia karena perdarahan akut (setelah resusitasi cairan kristaloid atau
koloid)
Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.
Hemoglobin <8 gr/dl.
Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama : (misalnya
empisema, atau penyakit jantung iskemik)
Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.3,4
3. Perhatian :
Resiko infeksi dan cara penyimpanan sama dengan WB
Pemberian sama dengan WB
Penambahan infus cairan NS 50-100 ml dengan infus set-Y memperbaiki
aliran transfusi
Waktu transfusi maksimal 4 jam kecuali pasien dengan Congestive Heart
Failure, AKI (Acute Kidney Injury dan Chronic Kidney Disease.3
Dapat disebutkan bahwa :
Hb sekitar 5 adalah CRITICAL
Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE
Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL
7
Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan
setelah mencapai batas TOLERABLE atau OPTIMAL.
8
c. Leukoreduced red cells (“filtered” and/or “washed” red cells)
Sel darah merah yang dikemas dari 99,9% dari sel darah putih yang di
saring ( Sebelum atau sesudah penyimpanan) atau dikeluarkan dengan cara
pembekuan/ pencairan/ pencucian. Penggunaan “Leuko Poor Filters”
menjadi sangat populer, hal ini mengurangi (tapi tidak menghilangkan)
risiko infeksi sitomegalovirus (CMV), Epstein-Barr, Infeksi Virus T-
Lymphotropic (HTLV) dan reaksi demam.2 Kandungan utama eritrosit,
suhu simpan 4°±2°C, berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit pada
pasien yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini
untuk mengurangi reaksi panas dan alergi.4
Komponen ini didapat dari darah segar dengan metode pemutaran dengan
waktu tertentu, sehingga akhirnya didapat platelet concentration yang
volumenya 25-40 ml/unit yang berisi minimal 5,5 x 1010 platelet dan beberapa
sel darah merah tercampur di dalamnya bersama plasma untuk
mempertahankan pH di atas 6 selama waktu penyimpanan.
9
Rekomendasi ASA :
10
Peningkatan trombosit kurang efektif bila terdapat kondisi-kondisi seperti :
splenomegali, DIC dan sepsis.4
5. Komplikasi :
FNHTR (febrile non haemolytic) dan reaksi alergi urtikaria jarang terjadi.4
D. Transfusi Plasma
Komponen ini dibuat dari pemisahan Packed Red Cells dari darah lengkap
melalui metode pemutaran atau sedimentasi. Berdasarkan umur dari darah
lengkap yang dipisahkan untuk pembuatan plasma dan isi plasma maka
komponen plasma dibedakan :
1) Plasma Biasa Didapat dari darah lengkap yang telah mengalami
penyimpanan, mengandung faktor-faktor pembekuan stabil, tapi masih
mengandung faktor stabil fibrinogen, albumin dan globulin.
11
2) Plasma Segar (Fresh Frozen Plasma). Didapat dari darah lengkap yang
kurang dari 6 jam dalam penyimpanan, faktor pembekuan masih utuh dan
belum rusak serta stabil faktor pembekuan masih lengkap.
a) Plasma Biasa ( Plasma Simpan)
1. Deskripsi :
Mengandung fk. Stabil fibrinogen, albumin dan globulin
Di dapat dari darah lengkap yang telah mengalami penyimpanan
Dari 250 cc darah lengkap diperoleh 125 plasma
Dapat bertahan selama 2 bulan pada suhu 4 derajat C
2. Indikasi :
Untuk mengatasi syok sebelum darah datang
Memperbaiki volume sirkulasi darah
Mengganti protein plasma yang hilang pada luka bakar luas
Mengganti dan menambah jumlah faktor faktor tertentu yang hilang
misalnya fibrinogen, albumin, dan globulin
Indikasi ini sekarang tidak dianjurkan lagi karena lebih aman menggunakan
larutan koloid atau albumin yang bebas resiko transfusi penyakitnya.2
b) Fresh Frozen Plasma
Sekitar 2.000.000 unit FFP ditransfusikan setiap tahun di Amerika Serikat.
FFP digunakan terutama untuk memberikan faktor koagulasi pengganti. Satu
ml dari FFP mengandung kira-kira satu unit aktivitas faktor koagulasi.2
Didapat dari pemisahan darah segar (darah donor kurang dari 6 jam) dengan
metode pemutaran kemudian dibekukan dan disimpan pada temperatur -30°C.
Karena dibuat dari darah segar maka hampir semua faktor-faktor pembekuan
(labil faktor) masih utuh, selama penyimpanan pada temperatur -30°C. Tapi
bila disimpan pada temperatur 4°C maka semua faktor pembekuan yang labil
itu akan rusak menjadi plasma biasa.2
12
Untuk koreksi defisiensi fk. Koagulasi dimana fk. Yang diperlukan tidak
tersedia.
Untuk koreksi perdarahan dengan peningkatan PT atau APTT >1,5 kali
nilai normal
Untuk koreksi perdarahan akibat defisiensi fk. Koagulasi akibat transfusi
darah masih dan jika pemeriksaan PT dan APTT tidak dapat dilakukan
pada saat itu.
FFP sebaiknya diberikan dalam dosis yang diperhitungkan mencapai
konsentrasi plasma minimum 30% (biasanya tercapai dengan pemberian
10-15 ml/kgBB). Setelah pemberian warfarin dosis 5-8 ml/kgBB biasanya
cukup.
FFP dikontraindikasikan untuk terapi peningkatan volume plasma atau
konsentrasi albumin
FFP tidak boleh digunakan untuk menyusun kembali menjadi RBC
FFP tidak boleh digunakan sebagai sumber protein atau secara rutin
setelah bypass cardiopulmoner.
1. Deskripsi :
Plasma dipisahkan dari satu kantong WB (maksimal 6 jam) dibekukan
pada -
25°C atau lebih
Terdiri dari faktor pembekuan stabil, albumin dan imunoglobulin; F VIII
minimal
70% dari kadar plasma segar normal
Volume 60-180 ml
2. Indikasi :
Defisiensi faktor koagulasi (penyakit hati, overdosis antikoagulan-
warfarin, kehilangan faktor koagulasi pada penerima transfusi dalam
jumlah besar)
DIC
TTP
13
Penderita yang mengalami perdarahan dengan defisiensi faktor-faktor
pembekuan misalnya penyakit hati dengan hematemesis dan melena.
Hemofilia
Defisiensi faktor V.
3. Dosis : awal 10 -15 ml/kgBB
4. Perhatian :
Reaksi alergi akut dapat terjadi dengan pemberian cepat
Jarang terjadi reaksi anafilatik berat
Hipovolemia bukan suatu indikasi
ABO kompatibel untuk menghindari resiko hemolisis
Diberikan segera setelah thawing dengan alat transfusi darah standar
Faktor koagulasi labil, cepat terdegradasi, berikan maksimal 30 menit
setelah thawing
5. Penyimpanan :
Pada -25°C atau lebih bertahan hingga 1 tahun
Sebelum digunakan harus di thawing dalam air 30-37°C di bank darah,
suhu yang lebih tinggi akan merusak faktor pembekuan dan protein. Sekali
thawing harus disimpan pada suhu +2°C hingga +6°C.4
Tabel 3 Storage and expiration requirements of plasma components7
14
Tabel 4. Various plasma products and their indications7
E. Cryoprecipitat
Hampir 1.000.000 unit kriopresipitat ditransfusikan setiap tahun di
Amerika Serikat. Kriopresipitat dari satu donor biasanya mengandung 100 unit
antihemofilik (AHU) dan 250 mg fibrinogen; dicairkan pada suhu 37 ° C dan
diberikan melalui saringan darah standar. Komponen ini didapat dari
pemisahan plasma segar atau fresh frozen plasma yang dicairkan pada
temperatur 4°C melalui metode pemutaran yang tertentu sehingga akhirnya
didapat supernatannya yang volumenya hanya 30 – 40 ml.5
Criopresipitat, mengandung faktor VIII, fibrinogen, fibronektin, faktor von
Willebrand (vWF) dan faktor XIII, digunakan untuk koreksi koagulopati yang
diturunkan dan diperoleh. Penggunaannya dalam operatif didasarkan pada
asumsi bahwa: (i) pasien dengan defisiensi faktor koagulasi ini berisiko tinggi
mengalami komplikasi perdarahan dan (ii) penggantian faktor pembekuan
efektif dalam menurunkan risiko ini.2
15
Rekomendasi untuk penggunaan Cryoprecipitate berdasarkan ASA:
Profilaksis pada pasien perioperatif tanpa perdarahan atau pasien
peripartum dengan defisiensi fibrinogen bawaan atau penyakit von
Willebrand tidak responsif terhadap vasopresin 1-desamino-8-D-arginin
(DDAVP).
Pendarahan pasien dengan penyakit von Willebrand
Koreksi pendarahan mikrovaskuler pada pasien transfusi besar dengan
konsentrasi fibrinogen kurang dari 80-100 mg / dl (atau bila konsentrasi
fibrinogen tidak dapat diukur pada saat itu).2
1. Indikasi :
Hemophilia A (defisiensi faktor VIII)
Von Willebrand’s disease
Hypofibrinogenemia
Acquired Defisiensi faktor VIII (DIC dan dilution in massive transfusion),
Defisiensi faktor XIII.4
2. Perhatian :
Berikan segera setelah thawing, dengan set transfusi darah standar,
maksimal 30 menit setelah thawing (pencairan).
3. Cara pemberian
Suntikkan secara langsung melalui intravena, tidak melalui tetesan infus,
pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini tidak
tahan pada suhu kamar. 5
Rumus Kebutuhan Cryopresipitate :
16
IV. KOMPLIKASI TRANFUSI DARAH
17
Hemolisis komplement mediated intravaskular dapat menyebabkan DIC
dan cedera ginjal akut. Kematian dapat terjadi sekitar 10%. Tanda dan gejala
biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah memulai transfusi. Pasien bisa
mengalami beberapa atau semua gejala seperti : Unexplained fever >1oC,
Chills, rigors, Pain up arm, Chest, abdominal or low back pain, Dyspnoea,
Tachycardia, Hypotension, shock, Haemoglobinaemia and haemoglobinuria,
Oliguria with dark urine or anuria, Nausea, vomiting, Diarrhoea, Pallor,
jaundice, Bleeding (due to DIC).9
2. Reaksi Anaphylaxis
Komplikasi jarang tetapi mengancam nyawa, pada saat awal transfusi.
Disebabkan pemberian plasma terlalu cepat. Gejala berupa sesak, nyeri dada,
nyeri abdomen dan mual. Klinis dapat terjadi hipotensi, bronkospasme, edema
periorbital dan laryngeal, eritema, urtikaria dan konjungtivitis Antibodi yang
terlibat diantaranya IgE, IgG, atau IgA (anafilaksis lebih berat). Bila diperlukan
transfusi berulang.8,9
18
3. Febrile non- haemolytic reactions
Ini telah menjadi jauh lebih jarang terjadi sejak diperkenalkannya
leucodepletion universal darah. Mereka disebabkan oleh antibodi anti HLA
atau leukosit pada penerima terhadap sel yang disumbangkan. Demam (>
1,5°C diatas suhu normal) dapat disertai menggigil atau tidak enak seluruh
badan yang terjadi saat transfusi (sel darah merah atau platelet), dapat
terjadi akhir transfusi atau > 2 jam setelahnya.
19
4. Transfusion- associated circulatory overload (TACO)
5. Bacterial contamination
20
6. Transfusion-associated lung injury (TRALI)
21
2. Transfusion-associated graft versus host disease (TA-GVHD)
22
4. Iron Overload
Tidak ada mekanisme fisiologis untuk menghilangkan kelebihan
zat besi dan dengan demikian Pasien yang bergantung pada transfusi
dapat, dalam jangka waktu yang lama, Akumulasi besi dalam tubuh
sehingga terjadi hemosiderosis.
23
24
BAB III
KESIMPULAN
Transfusi darah harus dilakukan atas dasar indikasi, pemilihan dan jenis
volume darah atau komponen darah, serta waktu transfusi yang tepat. Jenis
transfusi darah WB, PCR, TC, Plasma, FFP, Cryoprecipitat memiliki cara
penyimpanan yang berbeda-beda sehingga untuk mendapatkan hasil yang baik
penyimpanan jenis transfusi darah harus di perhatikan.
25
DAFTAR PUSTAKA
2. Arya Rajesh C, Wander GS, dan Gupta Pankaj. Blood Component therapy
:Which, When, and how much. Journal of Anaesthesiology Clinical
Pharmacology. 2011.
3. Menteri Kesehatan RI. PMK No. 91 tahun 2015 Tentang Standar
Pelayanan Transfusi Darah.2015
4. World Health Organization. "The clinical use of blood: Handbook." The
Clinical use of blood: handbook. 2001. 219-219
5. Latief, Said. Suaryadi,Kartini. Dachlan, Ruswan. Anestesiologi edisi
kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2002
6. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Panduan pelayanan transfusi darah.
Jakarta; 2015
26