Anda di halaman 1dari 20

BAB 1 BEVEL GEAR

Bevel gear berfungsi untuk merubah putaran horisontal yang datang dari transmisi (pinion gear) dan
di rubah menjadi putaran melintang,selanjutnya diteruskan ke steering clutch/final drive,

Bevel gear juga berfungsi untuk mereduksi putaran yang datang dari pinion transmisi

A.TYPE BEVEL GEAR


Umumnya ada 3 type bevel gear yaitu:

1. Plain Bevel Type

Type ini giginya di buat lurus dan dipakai hanya untuk mesin" industri

2. Spiral Bevel Type

Type ini di pakai untuk jenis putaran tinggi dan kokoh apabila terjadi perpindahan tenaga yang
sangat besar dan giginya di buat miring

3. Hypoid Gear Type

Konstruksinya hampir sama dengan type apiral, hanya saja pinionnya di buat lebih besar swhingga
memungkinkan perputaran lebih tinggi
B penyetelan bevel gear dan pinion
 Pre load
 Backlash
 Tooth contact
Pre load
Pengukuran dengan 2 type,
Pinion terpasang (kg)
Tanpa pinio asn (kgm)
1. Siapkan tool pocket balance, shim, torque wrench, & sigmat
2. Pasang shim pada tengah" sisi flange
3. Torque nut sesuai stamdart
4. Ukur pre load, bila <dari standart tambahi sim, bila >dari standart kurangi
shim
5. Untuk type nut tinggal kurangi dan menambahkan putaran nutnya pda
semua sisi flange

2. Backlash

Backlash adalah hubungan (kontak) kedua gigi,dalam hal ini adalah antara bevel gear dan gigi
pinion.setiap kontak gigi mmpunyai standart masing masing sesuai speknya.Ukuran Backlash
harus sesuai standar agar tidak terjadi keausan pada gigi giginya.

Urutan adjusment backlash bevel gear :

Siapkan tool magnetic base,dial indicator.

stel pre load didapat,ukur baclash antara gear pinion dan gear bevel (lihat standar
shopmanual)

Apabila terlalu besar atau kecil,pindah pundahkan shim sebelah kiri/kanan. Dengan catatan
jangan dikurangi atau ditambahkan karena mempengaruhi pre loader.

3. Tooth Contact

tooth contact adalah sentuhan gigi pinion terhadap gigi bevel gear diamana sentuhannya
harus ratq pada permukaannya.

Procedure mencari tooth contact :

Lumasi permukaan bevel gear dengan grease atau cat

Kemudian putar bevel gear bolak balik sehingga mencapai contact yang sempurna

Lihat permukaan pada bevel gear

Tooth contact D155-6 yang benar harus mengikuti standar berikut (diukur dari ujung tooth
bevel pinion)

a.Garis tengah tooth contact : 20-40% dari lebar permukaan gear (small.end)

b.Lebar tooth contact : 30-50%dari total lebar permukaan gear


c.Gatis tengah tooth contact :35-65%dari.kedalaman gear

d.Lebar tooth contact : 60-80%dari kedalaman gear

jika bevel gear dan bevel pinion di adjust seuai standar,maka tiap.teeth mendapat beban.yang
merata.

Jenis penyimpangan tooth Contact :

a.Toe Contact

jika bevel pinion terlalu jauh dari center bevel gear,maka contact yang terjadi hanya sebagian
pada permukaan bevel gear yaitu cenderung terkena dibagian sisi luaar permukaan bevel
gear.

b.Heel Contact

Terjadi apabila pinion terlalu dekat dengan cebter bevel gear,maka contact yang terjadi hanya
sebagian pada permukaan bevel gear,yaitu cenderung terkena pada sisi pada bagian dalam
bevel gear
BAB 2 STREENING & BRAKE SYSTEM WHEEL TYPE.

A. STREENING & brake system wheel type

Sistem kemudi ( Sterring) adalah suatu sistem pengendalian unit yang digunakan untuk
membelokkan dari arah lurus jadi ke kiri/ ke kanan . pergerakannya dari 0- 360

Bermacam- macam type steering alat" berat

KLASIFIKASI steering system'

. Steering pada alat" berat

1. Linkage dan rod system'

. Steering ini dibelokkan oleh roda depan .

A. Mechanical

Pada saat steering Whell diputar, maka worm Shaft akan ikut berputar.

B. Semi hidrolik

Type ini dibantu oleh sistem hidrolik

Type semi hidrolik.

A. Tipe semi integral

B. Tipe integral

C. Tipe combine

1 tipe semi integral

Pada tipe ini untuk mengarahkan aliran oil dari pump ke chlinder.

2. Tipe integral

Pada tipe ini gear box Assy terdiri atas komponen control Valve

3. Tipe combine

Pada tipe ini , direction Al dipasang di chlinder . Dipakai untuk mengarahkan pitman arm
selanjutnya pitman arm dipakai untuk menggerakkan directional control Valve yang terletak pada
Hydraulaulic chlinder.

C.FULL HYDARULIC

Pada rod dan linkage full hydraulic steering system terdiri dari dua tipe,yaitu:

1. Follow up linkage

2. Orbitroll
1. Follow up linkage

Pada sistem ini roda depan digerakan dengan tenaga hidrolik sehingga apabila engine mati,roda
depan tidak akan dapat belok sekalipun steering wheel diputar(kecuali apabila di lengkapi
emergency pump,digerakkan dengan tenaga listrik dari battety).

Lokasi antara gear box,steering control valve dan cylinder terpisah satu sama lain. Fungsi follow
up linkage adalah untuk menetralkan kembali steering control valve.

2.Orbit roll Type

Berfungsi untuk sebagai derictional control valve untuk mengarahkan aliran oli pada saat engine
bekerja(pump bekerja),sedangkan saat engine roll mati akan berfungsi sebagai hand pumo dan
directional control valve.

Orbitrol tipe cara kerja orbit roll

1.posisi netral

Ketika posisi netral roll valve pada posisi netral atau ketika steering wheel tidak diputar ,oli dari
pump masuk ke lubang tengah spool valve dan langsung kembali menuju tank.

2. Posisi berbelok (turning)

Ketika steering wheel diputar ,spool yang terhubung dengan steering column berputar
menghasilkan bukaan pada sleeve dan merubah arah aliran oli.

3. Pengoprasian ketika engine atau hydraulic pump rusak

Kegagalan system steering karena engine atau pump rusak ketika unit di towing maupun ketika
keadaan darurat sangatlah berbahaya. Dilengkapinya orbit roll meterimg unit dengan gear pump
maka dengan memutar steering wheel dapat mengirim oli menuju steering cylinder sehingga unit
berbelok.

2. ARTICULATED SYSTEM

Pada steering system articulated , untuk membelokan unit , dengan cara membelokan badan unit
itu sendiri .

B. BRAKE SYSTEM WHEEL TYPE

Brake pada wheel tractors di klasifikasikan menjadi

1.shoe type

2.disc type
1. SHOE TYPE

Sistem pengereman shoe type ini menggunakan lining brake. Jenis jenis :

a. Leading trailling shoe

•fixed anchor pin

b. Dual leading shoe

c. Duo servo

A. LEADING TRAILLING SHOE

• fixed anchor pin

•joint link

B. BRAKE SYSTEM WHEEL TYPE

Brake diklasifikasikan menjadi dua:

1.Shoe type.

2.Disc type.

1.SHOE TYPE.

Sistem pengereman shoe Type ini menggunakan lining brake sebagai alat untuk menghentikan
laju unit.

Shoe type terdiri dari beberapa jenis antara lain:

a. TRAILING SHOE

a.Leading Trailing Shoe

●Fixed anchor pin

●joint link

b.Dual Leading Shoe

c.Duo Servo
a.Leading Trailing Shoe

●Fixed anchor pin

Cara kerja:

Pada saat rem ditekan ,oli yang berada pada cylinder akan:

a.Mendorong piston ke arah kiri,gerakan piston ini selanjutnya dipakai untuk menahan
shoe(leading shoe).

b.Mendorong piston le arah kanan gerakan piston dipakai untuk menekan shoe sehingga
menghasilkan gaya pengereman dan menghentikan putaran.

●Joint link

Piston brake yang digunakan adalah single acting type

Efek pengereman dari leading shoe dan trailing shoe terhadap drum akan saling tolak
menolak.

b.Dual Leading Shoe Cylinder digunakan ada dua macam:

●Single acting cylinder(fixed)

●Double acting cylinder(fixed)

C. Duo servo

Cylinder yang digunakan adalah double acting type. Sepatu rem sebelah kiri dan kanan
dihubungkan satu sama lain melalui adjuster.

Cara kerja :

Ketika pedal brake diinjak, oli yang ada pada bagian silinder akan memdorong piston ke arah<-
-- dan ke arah---> gerakan piston tersebut dipakai Untuk mendorong brake shoe.

2. Disc type

Dibagi menjadi 2 :

1. Single disc

2. Multi disc
a. Single disc

Diklasifikasikan menjadi 3 :

• disc floating type

• floating caliper type

• disc caliper fixed type( opposite cylinder )

b. Multi disc

Komponen utama :

- disc, terpasang pada bagian yang berputar

- plate, terpasang pada bagian yang tidak berputar

- piston, terpasang pada bagian yang tidak berputar

1. Guide pin

2. Return spring

3. Cylinder

4. Brake piston

5. Outer gear

6. Inner gear

7. Plate

8. Disc

Cara kerja multi disc brake:

1. Pada saat pedal brake ditekan, oli dari slack adjuster akan mendorong brake piston,
kemudian akan menekan disc dan plate sehingga menghasilkan gesekan antara disc
dan plate. Kecepatan akan berkurang.

2. Pada saat pedal break dilepas tekanan oli yang ada di belakang brake piston turun.
maka piston akan bergerak ke arah kiri.
C. SISTEM KONTROL

Sistem kontrol pengereman pada Wheel tractor diklasifikasikan menjadi beberapa type :

1. Hydraulic Type

Pada sistem kontrol dengan menggunakan hydraulick tipe berati tenaga yang dipakai untuk
mengembangkan posisi shoe brake atau untuk menekan disc agar terjadi pengereman dengan
memakai tenaga hydraulic.

Brake Valve

Pada WA500-3 terpasang 2 buah brake Valve terhubung secara parallel, terletak di bawah
depan operator cabin. Ketika pedal kanan ditekan Oli langsung dikirim ke brake cylinder untuk
mengaktifkan brake. Tujuannya ketika pedal kiri yang ditekan, maka akan mengaktifkan
transmission cut off switch untuk membuat transmission menjadi netral.

Accumulator Brake

Accunulator di charge dengan nitrogen bertekanan. Berfungsi sebagai wadah penampung oil
pressure, juga memungkinkan untuk brake dapat dioperasikan ketika engine off.
2. Air Brake Type

Berarti tenaga yang dipakai untuk mengembangkan posisi shoe broke atau memungkinkan
menekan Disc agar terjadi penggeraman menggunakan tenaga tekanan udara.

Komponen air brake type :

*• Compressor*

Berfungsi sebagai sumber supply udara dalam brake system.

*• Air Gorvenor*

Terletak antara _wet tank_ dan _compressor_ berfungsi untuk menjaga agar tekanan
udara dalam sirkuit tetap konstan.

*• Air Tank*

Berfungsi untuk menampung udara yang dibutuhkan pada air circuit. Air Tank
diklasifikasikan menjadi 2 type yaitu *_Wet Tank_* dan *_Dry Tank_*

*• Safety Valve*

Cara kerja : apabila air govenor tidak berfungsi dengan baik, ball akan tertekan ke atas
dan udara akan dibuang ke atmosfer.

*• Brake Valve*

Berfungsi untuk mengalihkan udara ke disc brake dan mengoperasikan brake.

*• Disc Brake*

Disc brake GD825A - 2 terpasang di keempat roda Belakang dan diaktifkan


menggunakan udara bertekanan.

2. PARKING BRAKE CHAMBER

Cara Kerja :

• udara bertekanan dari parking brake valve atau selenoid akan menekan piston Dan spring
kearah Kiri, kemudian Yang terikat pada piston akan merubah posisi parking brake menjadi
release.
3. AIR OVER HYDRAULIC TIPE

• pada sistem kontrol dengan menghubungkan Air Over Hidraulic type berarti Yang
digunakan agar terjadinya pengereman dengan memanfaatkan kombinasi udara bertekanan
Dan tenaga Hidraulic.

• Contoh pada unit :

a. HD 785 - 5

b. WA 500 - 1. DLL

• BRAKE CHAMBER

Brake chamber berfungsi merubah air pressure menjadi gerakkan Mekanik Untuk menekan
oil Yang ada di slack adjuster guna pengoperasian brake.

• Slack adjuster

Slack adjuster terpasang pada circuit antara brake chamber dan brake disc piston.

• Brake

cara kerja

1. Pada saat pedal ditekan oli akan mendorong break piston lemudian brake piston menekan
disc dan plate sehingga menjadi merapat dan menghasilkan gesekan antara disc and plate.
Kecepatan unit dapat berkurang karena gesekam tersebut.

2.Pada saat pedal dilepas tekanan oli dibelakang brake piston akan turun. Maka piston
bergerak kearah kiri karena gaya tarik return spring melalui rod sehingga antara disc dan plate
menjadi bebas.

• Parking break

Berfungsi sebagai pengaman agar unit tidak berjalan sendiri saat parkir.

• Slack adjuster

Berfungsi untuk mengatur stroke atau langkah push rod atau langkah rod brake chamber
akibat ausnya lining brake.
BAB 3 STEERING & BRAJE SYSTEM CRAWLER TYPE

A. STEERING CRAWLER TRACTOR


1. Kasifikasi dan Proses Pengendalian

2. Mekanisme Pergerakan
a. Mechanical Type
Mekanisme pergerakan sepenuhnya oleh tenaga operator.
Fungsi komponen utama steering system tipe mechanical cluth :
- Cluth drum, berfungsi sebagai tempat kedudukan plate juga berfungsi sebagai
silinder.
- Bevel gear hub, mengalikan oli dari steering control valve ke piston.
- Brake drum, berfungsi sebagai sebagai tempat kedudukan disc.
- Plate, berfungsi sebagai friction plate dan duduk pada spline outer drum.
- Disc, berfungsi sebagai friction plate dan duduk pada spline inner drum.
- Pressure plate, berfungsi sebagai pendorong disc secara langsung.
- Spring, berfungsi sebagai sumber kekuatan untuk menekan susunan disc dan
plate dengan perantara pressure plate
b. Semi Hydraulic Type
Kerjanya sama dengan mechanical, hanya untuk menggerakkan yoke dibantu
dengan booster.
c. Hydraulic type
Sistem kerja ini memanfaatkan oli bertekanan untuk mendicengagedkan steering cluth,
yang terbagi menjadienjadi 3, yaitu :
1. Spring loaded
Tipe ini menggunakan kekuatan spring untuk engaged dan oli untuk
mendicengagedkan steering cluth.

Cara kerja sistem saat engaged


Pada posisi netral, steering cluth engaged maka spring akan menarik pressure plate
karena kekuatan spring.

Cara kerja sistem saat discengaged


Oli akan mendorong permukaan piston yang akan menekan pressure plate, sehingga
tenaga dari bebek feat tak diteruskan ke final Drive. Akibatnya unit dapat berbelok.
Fungsi komponen
 Oli sebagai penekan permukaan piston yang akan melawan spring.
 Tangki oli sebagai penampung oli steering dan Case juga lokasi steering cluth.
 Strainer sebagai penyaring kasar.
 Pompa untuk menghisap oli dari Case steering ke sistem steering dan brake.
 Filter sebagai penyaring halus.
 Flow devider pembagi aliran steering circuit dan brake circuit.
 Relief Valve sebagai pembatas tekanan maksimum. Didalam sistem.

•Control valve
Berfungsi sebagai pengatur arah aliran oil ke steering clutch (piston) LH/RH atau
case, tergantung pengaturan oprator ke arah mana pembelokan yang diinginkan.

•Piston
Berfungsi meneruskan tenaga hidrolik atau menekan atau menarik pressure plate,
kekuatan tekanan tersebut tergantunf dari luas permukaan piston serta besarnya
tekanan oli.

2. Spring Load II
Pada tipe spring load II, proses engage dengan kekuatan spring ditambah dengan
oil pressure, sedangkan untuk proses disengaged menggunakan oil pressure.

3. Full Hydraulic
Pad tipe ini proses disengaged & engage mempergunakan tenaga hydraulic. Tipe full
hydraulic di pakai pada unit D76S-2 dan D55.

HSS SYSTEM
a. HSS system merupakan singkatan dari Hydraulic Steering System.
b. HSS System terdiri dari sekumpulan control valve, hydraulic, HSS pump, dan HSS
motor. Yang dapat memutar unit secara kontinyu tanpa menurunkan kecepatan
travel dengan membuat perbedaan kecepatan antara track kanan dan kiri.

• Jika steering dioprasikan belok kiri ketika sedang berjalan maju. Hss berputar kearah
kiri, side gear kiri berputar ke arah kiri. Dan side gear kanan berputar ke arah kanan.
• Bevel gear shaft dan ring gear yang terhubung ke shaft berputar ke arah kanan.

•Terjadi perbedaan jumlah putaran pada planetaru kanan dan kiri. Dimana sisi carrier
kiri melambat karena putaran output dari HSS motor, sedangkan sisi carrier kanan
kecepatannya bertambah dan berbeda dibanding ketika sedang berjalan lurus.
B. Brake system crawler tractor

Jenis brake crawler tractor :

• tipe band

• tipe clutch

1. Band tipe

Berbentuk lingkaran dimana penempatannya diluar brake drum.

Berdasarkan mekanismenya dibagi :

A. Mekanisme band tipe

1. Toggle type

2. Anchor type

Anchor type dibagi menjadi 2 type :

A. Horizontal type

Satu ujung dari brake drum dihubungkan pada end sedangkan ujung yang lainnya
dihubungkan pada adjusting rod.

B. Vertical type

Pada type ini posisi dari brake lever dibuat tegak (vertikal)

B. Lining brake

Lining brake pada crawler tractors diklasifikasikan menjadi dua type :

1. Dry type

Type kering. Lining brake yang dipakai pada unit dalam kondisi kering tanpa pelumasan. Unit
pemakaian : D 10 - 2

2. Wet type

Type basah. Lining brake pada unitnya menggunakan oli sebagai pelumasnya dimana lining
brake selalu terendam oli yang ada di steering case.

C. Control system

Untuk melaksanakan pengereman unit pada crawler tractors dapat menggunakan :

1. Pedal/brake

Dengan menginjak pedal untuk


2. Interconnected

Menarik steering lever atau pedal steering, yang berarti akan mendisengaged kan steering
clutch, juga brake akan berfungsi sebagai pengereman unit.

1. Pedal/brake

Type pedal:

A. Type mekanikal

Cara kerja

Ketika pedal diinjak lever bergerak ke atas menggerakkan linkage ke arak kiri dan shaft
berputar ke arah kiri yang akhirnya akan menggerakkan lining brake untuk mengerem outer
drum.

B. Type booster

Sistem kontrol pengereman ini ketika pedal brake ditekan maka akan mengalirkan oli ke
booster sehingga tenaga untuk menekan pedal menjadi lebih ringan.

2. Interconected

Sistem control rem interconected yaitu rem dapat berfungsi apabila steering lever ditarik
terus.

Pada keadaan seperti ini berarti steerting clutch menjadi disangaged dan brake band akan
melaksanakan pengereman.

Interconected system antara rem dan steering pada crawler tractor dibagi menjadi :

a. Mechanical

b. Hydraulic

Pada dozer lama, steering lever akan mengontrol pergerakan control valve hydraulic jika lever
digerakkan sedikit maka hanya akan menggerakan steering valve saja. Jika lever digerakkan
lebih dalam maka yang akan beroprasi adalah brake valve.
STEERING CLUTCH ECMV , STEERING BRAKE ECMV D155-6*

 ~Steering control valve D155-6 mengontrol steering clutch dan steering brake
 ~steering control valve mengatur aliran oil dari power train menuju steering clutch dan
steering brake kanan dan kiri.
 ~jika PCCS lever dimiringkan ke kanan atau kekiri , steering clutch akan disengaged .

*KETIKA STEERING BRAKE* "released"

 ~saat PCCS lever dalam kondisi netral dan pedal brake tidak di injak , brake oil pressure akan
di seting sampai maksimum oleh steering control valve , kemudian oil pressure akan bekerja
pada sisi belakang brake piston dan steering clutch menjadi engage.
 ~pada kondisi ini , brake piston (8)tertekan dan mendorong brake spring (7) kekiri dan
membebaskan tekanan pada disc (10) dan plate (9).
 ~Tenaga yang diterima bevel gear shaft (14) diteruskan ke brake hub (12) kemudian ke
steering clutch lalu lanjut ke final drive melalui output shaft.

*WHEN THE STEERING BRAKE IS* "actuated"

 ~Jika PCCS lever digunakan kekanan atau kekiri steering clutch menjadi "disengaged" oleh
steering control valve , dan di saat yang sama membuang oil yang berada di bagian belakang
brake piston (8).
 ~Pada saat ini brake piston (8) tertekan mundur ke arah kanan oleh spring (7) , dan
menimbulkan gesekan (friction) antara disc dan plate.
 ~sehingga brake piston (8) dan brake drum terhubung ke steering case.
BAB 4 TESTING ADJUSTING & INSPECTION

A.Front Wheel Aligment

Ketika kendaraan berjalan lurus , roda depan harus selalu stabil dan cepat kembali ke posisi
semula apabila ada beban kejut akibat jalan yg tidak rata . Selain itu agr roda tidak cepat aus.
Hal tersebut dapat dicapai dengan baik jika dilakukan front wheel aligment yg tepat.

FRONT WHEEL ALIGMENT STEERING mempunyai bebarapa faktor yg harus diatur :

1.Kingpin inclination angel

Pivot shaft dari roda kemudi dinamakan kingpin. Sudut antara kingpin dengan shaft dengan
garis vertical kepermukaan jalan disebut kingpin inclination angel. Hal itu membantu
kestabilan steering.

2.Camber Angle

Ketika axle dilihat dari depan kendaraan , akan terlihat garis tengah ban dan tidak vertical lagi
tetapi akan berbentuk miring membentuk sudut dgn arah keluar yg dinamakan camber angel
dengan besar sekitar 1°. Selain itu , camber angle akan membantu unit jika berbelok secara
mendadak dengan mudah dari kondisi lurus.

3.Toe in

Ketika kemudi dilihat dari atas akan terlihat jarak yg berbeda antara A dan B , A akan lebih
pendek , inilah disebut toe in. Agar beban jalan ke masing" roda sama dan tidak terjadi slip
pasa roda bagian dalam maka sudut roda kemudi bagian luar harus lebih tajam .

4.Caster Angle

Pada umumnya kingpin jika dilihat dari samping kendaraan , akan terlihat miring kebelakang
dari garis vertical . Ini disebut caster . Hal ini membuat kemudi mudah dan roda akan bergerak
. Besarnya cater angel 1°-2°
B. TESTING AND ADJUSTING

1. Brake perfomance Dozer D155-6

a. Posisikan Blade dan ripper ke posisi travel pada lokasi yang rata
b. Run engine dan set parking brake lever ke posisi free
c. Set the gearshift mode and preset range as folows
d. Set gearshift mode selector switch dan shiftup atau shirtdown switch
e. Tekan brake pedal dan posisikan ppcs lever ke posisi maju f2
f. Tekan decelerator pedal dan set Furla control dial ke high idle max position
g. Lepas decelerator pedal perlahan dan pastikan unit tidak bergerak saat engine speed
mencapai speed tinggi

2. Brake perfomance HD785-7

a. Posisikan unit pada lokasi yang rata


b. Syarat engine dan posisikan parking brake switch ke of
c. Tekan pedal pedal brake full,kemudian posisikan gear shifting lever ke posisi D
d. Injak pedal accelerator perlahan dan chek apakah unit mulai bergerak pada nilai rpm
tertentu
e. Setelah melakukan test,run engine di posisi low idle dan posisi dear shify ke N

3. Testing wearfront brake Disc HD785-7

a. Posisikan unit pada lokasi yang rata


b. Lakukan inspeksi ketika brake oli temperatur di bawah 60°C
c. Pastikan tidak ada brake selain parking brake yang aktiv
d. Stop engine
e. Lepas cap nut pada gauge pengukuran
f. Tekan push rod gauge pengukuran sampai menyentuh piston untuk mengukur nilai
keausan
g. Bila hasil pengukuran pada point D menunjukkan level .m menunjukan disc plate baru bila
menunjukkan level b’ artinya Disc brake harus diganti
h. Setelah melakukan inspeksi pasang cap nut dan kencangkan 13-19 kgm

4. Testing sering whell play

Ketika jarak bebas play sering whell di luar standar atau bergeser tidak normal saat di ,ganti
sering Valve dengan yang baru

5.Bleeding udara dari brake system

Jika ada satu komponen dalam brake systen dilepas , wajib dilakukan bleeding . Dengan
cara

a. 1.Stop unit ditempat yg rata , gunakan parkir brake dan pasang wheel chocks.
b. 2.Gunakan selang vinyl sesuai ukuran bleeder screw . Tekan brake pedal dan kendorkan
bleeder screw 3/4 putaran. Tetap tekan pedak sampai gelembung udara tidak keluar lagi
. Ketika itu langsung kencangkan bleeder screw.
c. 3.Tarik retarser control dan kendorkan bleeder screw dan biarkan oli keluar . Kencangkan
screw dan lepas retarder control lever.
d. 4.Bleed udara rear brake wheel , bleeding screw .
e. 5.Setelah selesai bleed udara kencangkan bleed screw 0.7-0.9kgm dan pasang rubber cap

Anda mungkin juga menyukai