TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Preformulasi
2. Bahan tambahan: terdapat dua macam yaitu esensial dan non esensial
3. Bahan pembawa / pelarut Untuk membuat suatu formula, hal lain yang perlu
dipertimbangkan adalah :
Jenis-jenis bahan tambahan yang digunakan pada formulasi sediaan injeksi, adalah :
1. Antioksidan
2. Antimikroba
3. Buffer
4. Gas inert
5. Chelating agent
6. Protectant
7. Solubilizing agent
8. Surfaktan
- Peralatan utama yang diperlukan pada pembuatan sediaan injeksi antara lain :
1. Peralatan mixing
2. Mat sterilisasi
4. Peralatan pengemas
BAB II
No Parameter Data
1 Nama Kimia Dihydroartemisinine-10- α -hemisuccinate
1 Rumus kimia C 19 H 28 O 8
2 BM 384.421 g / mol
3 Pemerian bubuk kristal putih yang tidak berbau dan hampir hambar
4 Kelarutan Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform dalam eter dan dalam benzene.
5 pH 5,5 – 7,0
6 OTT -
7 Cara Cara C (penyaringan) / Aseptis
sterilisasi
8 Indikasi pengobatan infeksi malaria serius dan pasien dengan malaria serebral.
9 Dosis lazim dosis 60 mg/vial melalui infus intramuscular atau intravena, Injeksi:
dosis awal 2,4 mg/kg BB per i.v, selanjutnya dengan dosis yang sama
diberikan pada jam ke-12 dan jam ke-24. Pada hari ke 2 sampai dengan
ke 5 diberikan 2,4 mg/kg BB per 24 jam.
4 Kelarutan Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, larut
dalam etanol mendidih, sedikit larut dalam alcohol
Artersunat anhidrat 60 mg
Na. bikarbonat 5%
Dekstrosa 5%
Aq. Pro injeksi
Diketahui:
Volume yang ingin dibuat= 5 ampul
Volume 1 ampul= 1 ml
Rumus V = {(n + 2) v : (2 x 3) ml
Dimana
n = jumlah ampul
2 = cadangan
v = volume ampul + kelebihan volume
2x 3 ml = untuk pembilasan
V = {( 5 + 2 ) 1,1 + (2 x 3)} ml
= 13,7 ml ~ 14 ml
§ Pencucian alat
1. Alat /wadah gelas disikat dengan larutan tepol
2. Dibilas dengan air kran
3. Disemprot dengan uap
4. Ditiriskan
5. Dibilas dengan aqua deminineralisata
6. Dibilas dengan air suling yang baru dibuat
§ Pengeringan
1. Alat/ wadah gelas ditutup dengan kertas yang tembus uap air (lapis 2) untuk
menghindari debu
2. Dikeringkan dalam oven (lemari pengering) dalam keadaan terbalik (180oC selama 10
menit)
§ Sterilisasi
Alat yang sudah bersih dan kering, dibungkus rapat dengan aluminium foil (untuk sterilisasi
dengan oven ) dan kertas perkamen (untuk sterilisasi dengan autoklaf) dibungkus rangkap
2. API: aquadest dalam Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil dan diikat dengan
tali, kemudian disterilkan dengan autoklaf.
2. Menimbang zat aktif Artesunat dan zat tambahan Na bikarbonat, dekstrosa dengan
menggunakan kaca arloji.
3. Untuk proses pengerjaan dilakukan di dalam LAF. Melarutkan Dekstrosa dengan API ±
5 ml kemudian aduk sampai larut.
4. Menambahkan Zat aktif Artesunat dan Na bikarbonat ke dalam Erlenmeyer lalu
menambahkan 4 ml API, Aduk hingga larut kemudian encerkan menggunakan larutan
dekstrosa.
5. Menuangkan sedikit API bebas O2 untuk membasahi kertas saring yang akan digunakan
untuk menyaring.
6. Menyaring larutan melalui corong kedalam Erlenmeyer lain yang telah di siapkan.
7. Membilas Erlenmeyer sisa larutan Artesunate dengan sisa API bebas O2 (5 ml).
masukkan larutan bilasan kedalam Erlenmeyer yang berisi larutan Artesunat yang telah
disaring.
9. Mengisikan larutan zat ke dalam wadah ampul (dengan menggunakan spuit) sebanyak
1,1 ml
Sterilisasi Aseptis
Disterilasi dengan menggunakan cara aseptik. Cara penggunaan bahan steril menggunakan
tehnik yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran kuman hingga seminimum
mungkin. Tehnik aseptik dimasudkan untuk digunakan dalam pembuatan injeksi yang tidak
dapat dilakukan proses sterilisasi akhir, karena ketidakstabilan zatnya.
Uji sterilisasi pada tehnik aseptik dapat dilakukan dengan cara : kedalam salah satu wadah
dimasukkan medium biakan bacteri sebagai ganti cairan steril. Tutup wadah dan eramkan pada
suhu 32°C selama 7 hari. Jika terjadi pertumbuhan bacteri menunjukkan adanya cemaran yang
terjadi pada waktu pengisian bahan steril kedalam wadah akhir yang steril.
A. In proses control