Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI

SEDIAAN STERIL
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA BANDUNG
Nama : Zilla Aulia Rachma Sutandi
NPM/Kelas : A 161 043/ Reguler Pagi B

Zat aktif : Cosyntropin/(0,25mg/1ml)


Sediaan : Larutan Intra Muscular
Jumlah Sediaan : 20 Vial

I. DESKRIPSI UMUM ZAT AKTIF DAN ZAT TAMBAHAN


A.ZAT AKTIF
Cosyntropin

Struktur molekul, BM :

C136H210N40O31S, 2933.4.
Pemerian : Bubuk higroskopis berwarna putih
hingga kuning pucat.
Kelarutan, : Sedikit larut air
pH larutan : -
pH stabilitas sediaan : -
Data stabilitas : Simpan pada lemari pendingin (2-8ºC),
hindari dari cahaya.
Titik Lebur : -
Inkompatibilitas (OTT) : -
Kompatibilitas : -
(British Pharmacopoeia 2009 British Pharmacopoeia Volume I & II
Monographs: Medicinal and Pharmaceutical Substances Tetracosactide
page 1-2)

B. ZAT TAMBAHAN
1. Manitol
Sinonim : Cordycepic acid; C*PharmMannidex;

1
E421; Emprove; manna sugar; D-
mannite; mannite; mannitolum;
Mannogem; Pearlitol.
Rumus Molekul : C6H14O6
BM : 182.17
Pemerian : Serbuk hablur atau granul mengalir
bebas;
putih; tidak berbau; rasa manis.
Kelarutan, : Mudah larut dalam air; larut dalam
larutan
basa; sukar larut dalam piridina; sangat
sukar larut dalam etanol; praktis tidak
larut eter.
pH : -
fungsi : Pembawa
Inkompatibilitas (OTT) : Xylitol dan dapat membentuk kompleks
dengan logam.
Stabilitas : Stabil dalam kondisi kering dan dalam
larutan air.
(Rowe, Page 424-426)

2. Water For Injection


Sinonim : Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide
Rumus Molekul : H2O
BM : 18,02
Pemerian : Cairan jernih / tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa.
Kelarutan, : -
pH : -
fungsi : Larutan Pembawa
Inkompatibilitas (OTT) : Zat tambahan yang mudah terhidrolisis
Stabilitas : Dalam wadah tertutup kedap. Jika dalam
wadah tertutup kapas berlemak harus
digunakan dalam waktu 3 hari setelah
pembuatan.
(Rowe, Page 766-768)

II. URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI

2
2.1 Bentuk Sediaan Aktif
Intra Muskular
Alasan: zat aktif yang digunakan hanya sedikit larut dalam air, sehingga
sediaan dibuat injeksi suspensi untuk disuntikkan melalui jaringan otot.
2.2 Mekanisme Kerja
Adrenokortikotropin alami adalah polipeptida rantai lurus yang
mengandung 39 asam amino yang oleh konvensi, diberi nomor dari ujung
terminal-N molekul. Urutan asam amino menempati posisi 25 hingga 33
bervariasi di antara spesies dan ini adalah bagian dari molekul yang paling
banyak antigenik ketika ACTH asal asing diberikan kepada manusia.
Sebaliknya, terminal-N 24 urutan asam amino adalah umum untuk semua
spesies dan relatif non-antigenik, dan hanya ini asam amino yang terlibat
dalam aktivitas biologisnya.
Efek fisiologis yang paling penting dari ACTH melibatkan korteks
adrenal dan termasuk pemeliharaan berat adrenal dan kontrol sintesis dan
pelepasan kortikosteroid adrenal. Dalam nya tidak ada, aliran darah
adrenal berkurang, atrofi adrenal selalu terjadi dan sekresi kortisol adalah
sangat berkurang. Selain mengendalikan sekresi kortikosteroid, ACTH
juga meningkatkan sintesis dan pelepasan steroid adrenal lainnya, yaitu
aldosteron dan androgen adrenal. Cosyntropin juga juga memiliki
beberapa tingkat aktivitas melanotropik dan efek lipolitik.
(Amphastar,2015)
2.3 Farmakokinetik (ADME)
2.3.1 Absorpsi
Setelah pemberian IM, cosyntropin diserap dengan cepat. Setelah
IV cepat administrasi pada pasien dengan fungsi adrenal normal, kadar
kortisol plasma mulai meningkat dalam 5 menit dan dua kali lipat dalam
15-30 menit. Level puncak mulai berkurang dalam 2 hingga 4 jam. Waktu
paruh plasma adalah sekitar 15 menit (3).
2.3.2 Distribusi
Tidak sepenuhnya dipahami, tetapi obat dikeluarkan dengan cepat dari
plasma oleh banyak jaringan.
2.3.3 Metabolisme
Tidak Diketahui.
2.3.4 Ekskresi
Mungkin diekskresikan oleh ginjal
(Amphastar,2015)
2.4 Indikasi dan Dosis injeksi
2.4.1 Indikasi
Cosyntropin digunakan sebagai obat diagnostik dalam skrining
pasien dianggap memiliki insufisiensi adrenokortikal.
(Amphastar,2015)
2.4.2 Dosis
Dewasa : 0,25-0,75mg/hari
Anak-Anak Kurang dari 2 tahun : 0,125mg/hari

3
Intra Muscular
(Novartis,2012)
2.5 Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap Cosyntropin injeksi, ACTH sintetik, atau ke
salah satu eksipien. (Amphastar,2015)
2.6 Aturan Pakai
2.6.1 Penyakit Kolagen:
Demam rematik akut; rheumatoid arthritis, lupus erythematosus;
periarteritis nodosa, radang sendi psoriatik; scleroderma; rheumatoid
spondylitis (Novartis,2012).
2.6.2 Penyakit Dermatologis:
Dermatitis eksfoliatif; dermatomiositis; pemphigus (Novartis,2012).
2.6.3 Penyakit Endokrin:
Panhypopituitarism (Novartis,2012).
2.6.4 Penyakit Mata:
Choroiditis; konjungtivitis; iritis; keratitis; neuritis optik; simpatik
ophthalmia; uveitis. (Novartis,2012).
2.6.5 Penyakit Hemolitik:
Ikterus hemolitik yang didapat (Novartis,2012).
2.6.6 Penyakit Lainnya:
Sindrom nefrotik; kolitis ulserativa; Suara yang rendah;
eksaserbasi akut multiple sclerosis, dan sebagai pengobatan tambahan
pada kasus rematik akut (Novartis,2012).
2.7 Efek Samping
Reaksi anafilaksis, bradikardia, takikardia, hipertensi, edema
perifer, ruam (Novartis,2012).
2.8 Toksisitas
Belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi potensi
mutagenik atau karsinogenik dari cosyntropin (Novartis,2012).
2.9 Interaksi Obat
Valproate, antikonvulsan (fenitoin, clonazepam, nitrazepam,
fenobarbital, primidon), kontrasepsi oral (Amphastar,2015).

III. FORMULA
3.1 Formula
R/ Cosyntropin 0,25 mg/1ml
Water For Injection Ad 1 ml
Manithol 20%
(Amphastar, 2015)
3.2 Alasan Pemilihan Formula
Formula ini merupakan formula yang stabil, selain itu zat aktif
tidak tahan terhadap pemanasan dan memiliki stabilitas dalam lemari
pendingin sehingga cocok untuk dikombinasikan dengan zat tambahannya.
3.3 Alasan Pemilihan Zat Tambahan pada Formula

4
Manithol : Dalam fungsinya manithol digunakan
sebagai pembawa yang homogen dan
mampu membentuk cake. Selain itu,
manitol juga zat yang bebas pirogen
sehingga cocok jika ditambahkan dalam
formula ini.
WFI : Alasan pemilihan zat tambahan
dikarenakan API merupakan air bebas
pirogen low endotoksin.

3.4 Perhitungan Tonisitas


-
3.5 Penimbangan

V = (n x c) + 2 ml
= (20 x 1,1) + 2 ml
= (22) + 2 ml
= 24 ml ~ 28 ml
1. Cosyntropin = 0,25 mg/1ml x 28 ml = 6,25 mg/10ml
2. Manithol = 2% x 28 ml = 0,56 mg/ml
3. WFI = ad 28 ml
3.6 Pembuatan
Pertama dilakukan penimbangan semua bahan, kemudian
cosyntropin dan manithol dihomogenkan dan dimasukkan kedalam vial
liofilisasi. selanjutnya vial ditutup dan disimpan dimasukkan kedalam
lemari pendingin. Apabila akan digunakan, sediaan cosyntropin dilarutkan
dalam WFI. Pengerjaan dilakukan dengan metode aseptis dalam LAF.
Selanjutnya sediaan dievaluasi.
3.7 Evaluasi Sediaan (Fisika, Biologi dan Kimia)
3.7.1 Fisika
a. pH
Dilakukan dengan menggunakan pH meter. pH meter terlebih
dahulu dikalibrasi dengan pH 4, pH 7 dan pH 9. Lalu bilas
elektroda dengan larutan uji, kemudia elektroda dicelupkan
kedalam larutan uji dan dicatat pH (Farmakope Indonesia IV, hal
1039-1040).
b. Keseragaman Volume
Diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar, lalu dilihat
keseragaman volume secara visual (Farmakope Indonesia IV, hal
1044).
c. Kebocoran Ampul

5
Diletakan ampul zat warna (biru metilen 0.5- 1%) dalam ruangan
vakum. Tekanan atmosfir berikutnya kemudian menyebabkan zat
warna berpenetrasi kedalam lubang, dapat dilihat setelah bagian
luar ampul dicuci untuk membersihkan zat warnanya (Lachman,
2008:1354).
d. Kejernihan
Pemeriksaan dilakukan secara visual, dengan memeriksa wadah
bersih dari luar dibawah penerangan cahaya yang baik (Lachman,
2008:1355).

3.7.2 Biologi
a. Uji Sterilitas
Larutan uji ditambah media perbenihan kemudian diinkubasi
pada suhu 20-25°C, lalu diamati kekeruhannya (Farmakope
Indonesia IV, hal 855).
b. Uji Pirogenitas
Dilakukan dengan menggunakan metode rabbit test , dengan
menyuntikan secara intavena pada kelinci, lalu diamati kenaikan
suhu tubuh kelinci (kenaikan suhu tubuh kelinci tidak lebih dari
0.5°C).
3.7.3 Kimia
a. Identifikasi (sesuai dengan monografi bahan)
b. Penetapan Kadar (sesuai dengan monografi bahan) ( FI V,
1422)
4 Penyimpanan
Simpan pada lemari pendingin (2-8ºC), hindari dari cahaya.

IV. KEMASAN , BROSUR, DAN LABEL


a. Kemasan

6
b. Label

c. Brosur

7
8
V. DAFTAR PUSTAKA
Amphastar Pharmaceuticals, Inc. 2015. Product Monograph Including Patient
Medication Information. Rancho Cucamonga USA. (Diakses : 10 Mei
2019).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi
IV. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Lachman L. 2008. Teori dan Praktek Industri Farmasi Edisi III. Jakarta : UI
Novartis Pharmaceuticals. 2012. Product Monograph Synacthen Depot
(Cosyntropin Injection) 1 mg/ml Cosyntropin As Cosyntropin Zinc
Hydroxide. Canada. (Diakses : 11 Mei 2019)
Rowe, Raymond C, Paul J Sheskey, and Sian C. owen. 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipient 6thEd. Wasington DC and London :
Pharmaceutical Press.
The Department Of Health. 2009. British Pharmacopeia. London.

Anda mungkin juga menyukai