Tenosinovitis PDF
Tenosinovitis PDF
DEFINISI
Tenosinovitis adalah suatu peradangan yang melibatkan tendon dan
selubungnya (tendon sheath – sinovial) yang menyebabkan pembentukan
fibrosis sehingga terjadi penyempitan pada sinovial dan menimbulkan nyeri.
Penyebab pembengkakan belum jelas, dapat disebabkan oleh trauma,
penggunaan yang berlebihan dan repetitif trauma, strain atau infeksi.
2. ANATOMI
Anatomi
Patologi
Proses terjadinya patologi ini dikarenakan gerakan abduksi dari ibu
jari yang sering disertai dengan deviasi ulnar pergelangan tangan.
Regangan tendon dari kompartemen 1 ekstensor yang berulang diduga
menyebabkan friksi pada selubung retinakular yang kaku dapat
menyebabkan terjadinya pembengkakan dan atau penyempitan kanal
fibrosseus.
Diagnosis
Diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan khusus yang disebut
Finklestein’s test dengan cara membengkokan ibu jari ke arah palmar
(fleksi digiti I) kemudian pergelangan tangan (wrist joint)ditekuk dalam
posisi deviasi ulnar, bila positif makan akan muncul nyeri yang tajam pada
pergelangan tangan.
Terapi
Tujuan terapi adalah untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri
yang diakibatkan oleh peradangan.
1. Hindari gerakan berlebihan pada digiti I dan pergelangan tangan,
seperti membuka botol selai, mengetik di komputer, menggunting,
menjahit dan menrajut.
2. Mengistirahatkan ibu jari dan pergelangan tangan dengan
menggunakan thum spica.
3. Medikamentosa dengan menggunakan anti-inflamasi nonsteroid.
4. Injeksi kortikosteroid (gambar 6) dan lidokain pada selubung tendon.
Operasi
Patologi
Terjadinya disproporsi antara tendon fleksor (gambar 9) dan
retinakulum pulleynya (gambar 10). Proses patologinya terdapat pada
pulley yang menampakan terjadinya hipertropi yang luas. Pada
pemeriksaan mikroskopis ditemukan degenerasi, pembentukan kista dan
infiltrasi sel-sel limfosit dan selm plasma, terdapat kolagen tipe III dan
proliferasi kondrosit.
Terapi
Kebanyakan pasien dengan trigger finger berhasil diterapi dengan
menggunakan splinting dan injeksi kortikosteroid. Petel dan Basini
melaporkan, penggunaan splinting pada posisi fleksi MCP 15 derajat 66%
dari pasien bebas nyeri dibandingkan dengan 84% dengan penyuntikan
kortikosteroid. Mark dan Gunter melaporkan 84% pasien dengan trigger
Operasi
Penggunaan tourniquet dan anestesi lokal (lidokain) diinjeksi pada
kulit di atas pulley A1. Kemudian dibuat insisi sepanjang 1,5 cm
transversal atau longitudinal di atas head metacarpal, diseksi secara
tumpul untuk menyisihkan jaringan subkutis dan fasia palmar untuk
mengekspos selubung fleksor, arteri dan nervus digitalis diretraksi dengan
menggunakan retraksor kecil yang tumpul. Selubung fleksor yang menebal
(bagian proksimal pulley A1) diidentifikasi dan diinsisi dengan
menggunakan skalpel. Perlu kehati-hatian agar pulley A2 tidak terkena.
Gambar 11. (a) anestesi dengan menggunakan lidokain dan insisi di atas head
metacarpal (b) insisi secara longitudinal pada pulley A1 (c) pulley A1 yang
sudah terinsisi (d) keluarkan tendon untuk memastikan tidak ada lagi yang
menjepit tendon
Etiologi
Penyebab utama tenosinovitis tendon fleksor yaitu trauma penetrasi,
infeksi (penyebab tersering yaitu flora normal kulit – Staphulococcus dan
Streptococcus, paling sering Staphylococcus aureus). Penyebab lain:
Patofisiologi
Infeksi tendon fleksor adalah suatu infeksi pada bagian selubung
yang tertutup dan digiti II, digiti III, digiti IV yang berjalan di atas carpal
neck pada level annular pertama. Infeksi pada jari dapat menyebar ke
ruang fasia tangan, struktur tulang yang berdekatan atau pada level
annular pertama. Infeksi pada jari dapat menyebar ke ruang fasia tangan,
struktur tulang yang berdekatan atau ruang synovial joint dan dapat
menembus hingga ke lapisan kulit.
Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit
Leukosit dapat meningkat pada keadaan infeksi proksial atau adanya
keterlibatan sistemik. Leukosit tidak meningkat pada infeksi non-supuratif.
Pada fase akut akan terjadi pergeseran ke kiri untuk pemeriksaan hitung
leukosit. Sedang pada pasien dengan immunocompromized tidak akan
terjadi peningkatan leukosit.
LED
Laju endap darah (LED) pada kasus tenosinovitis dapat ditemukan
meningkat dan dapat menetap pada kasus non-supuratif.
Histologi
Pada pemeriksaan histopatologi dan biopsi sinovial dapat ditemukan
adanya tanda-tanda inflamasi baik akut maupun kronik.
Terapi
Pada kasus dini pemberian antibiotik intravena sangat berpengaruh.
Antibiotik yang diberikan antara lain:
- Cefazolin 1 – 2 gram IV tiap 6 – 8 jam
- Clindamycin 600 – 900 mg IV tiap 8 jam
DAFTAR PUSTAKA