Handout Ilmu Resep
Handout Ilmu Resep
ILMU RESEP
DISUSUN OLEH:
PRIMA HAPPY RATNAPURI, M.Sc., Apt
HERNINGTYAS NAUTIKA LINGGA, M.Sc., Apt
i
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya
Handout Matakuliah Ilmu Resep ini dapat terselesaikan. Handout ini disusun sebagai pedoman
untuk membantu mahasiswa dalam mengikuti matakuliah Ilmu Resep. Handout ini dapat
digunakan sebagai pegangan untuk mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan sehingga lebih
memahami materi yang diajarkan dengan banyak melaksanakan pembelajaran mandiri.
Handout Matakuliah Ilmu Resep berisi materi-materi yang akan disampaikan dalam
mata kuliah yang disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Matakuliah Ilmu
Resep.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses penyelesaian Handout ini. Semoga Handout ini dapat memberikan manfaat terutama
bagi mahasiswa. Masukan berupa kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
untuk menyempurnakan Handout Matakuliah ini.
Penyusun
ii
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
DAFTAR ISI
iii
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
MATERI I
RESEP DAN BAHASA LATIN
A. PENGERTIAN RESEP
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi atau dokter hewan yang
diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada Apoteker
Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat
kepada pasien.
Dokter gigi diberi ijin menulis resep dari segala macam obat untuk pemakaian gigi dan
mulut dengan cara injeksi/parenteral atau cara pakai lainnya. Sedangkan untuk pembiusan
secara umum tetap dilarang bagi dokter gigi. Dokter hewan diberi ijin untuk menulis resep dari
segala macam obat yang digunakan khusus untuk hewan.
Resep asli tidak boleh diberikan kembali setelah obatnya diambil oleh pasien, hanya
dapat diberikan copy resep atau salinan resepnya. Resep asli harus disimpan di apotek dan tidak
boleh diperlihatkan kepada orang lain, kecuali diminta oleh:
1. Dokter yang menulis resep atau yang merawat pasien
2. Pasien yang bersangkutan
3. Pegawai (kepolisian, kehakiman, kesehatan) yang ditugaskan untuk memeriksa
4. Yayasan atau lembaga lain yang menanggung biaya pasien
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe (ambillah). Di belakang tanda
R/ tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin. Jika tidak jelas
atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep.
B. KOMPONEN RESEP
Komponen resep menurut fungsi dari bahan obat terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Remidium Cardinale, merupakan bahan atau obat yang berkhasiat utama.
2. Remidium Adjuvantia/Adjuvans, merupakan bahan atau obat yang menunjang kerja bahan
obat utama.
3. Corrigens, merupakan bahan atau obat tambahan guna memperbaiki warna, rasa, dan bau
dari obat utama.
Corrigens dapat berupa:
a. Corrigens actionis, yaitu obat yang memperbaiki atau menambah efek obat utama.
Misalnya: pulvis Doveri terdiri atas kalii sulfas, ipecacuanhae radix dan pulvis opii.
Pulvis opii sebagai obat yang berkhasiat utama menyebabkan orang susah buang air
besar, kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus memperbaiki kerja pulvis opii.
1
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
b. Corrigens saporis, yaitu obat yang memperbaiki rasa obat utama. Misalnya: sirup
aurantiorum, aqua menthae piperitae, dan lain-lain.
c. Corigens odoris, yaitu obat yang memperbaiki bau dari obat utama. Misalnya: oleum
rosae, oleum cinnamomi, dan lain-lain.
d. Corrigens coloris, yaitu obat yang memperbaiki warna dari obat utama. Misalnya: carmin
(merah), caramel (coklat), tint. Croci (kuning), dan lain-lain.
e. Corrigens solubilis, yaitu obat yang memperbaiki kelarutan dari obat utama. Misalnya: I2
tidak larut dalam air, tetapi dengan penambahan KI menjadi mudah larut.
4. Constituen/Vehiculum/Exipiens, merupakan bahan tambahan yang dipakai sebagai bahan
pengisi dan pemberi bentuk untuk memperbesar volume obat. Misalnya: laktosa pada
serbuk, amilum dan talk pada bedak tabur.
Contoh resep berdasarkan fungsi bahan obatnya:
2
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
C. BAHASA LATIN
Bahasa latin merupakan bahasa yang sering digunakan dalam resep. Singkatan bahasa
latin merupakan petunjuk penggunaan obat dalam resep yang ditulis dokter. Singkatan bahasa
latin telah lazim digunakan dan disepakati oleh semua pihak yang bersangkutan. Bahasa latin
biasa digunakan untuk penulisan nama obat, bentuk obat, ketentuan mengenai pembuatan obat
dan aturan pemakaian obat.
Alasan penggunaan bahasa latin dalam penulisan resep adalah:
1. Bahasa latin adalah bahasa mati dan tidak dipakai dalam percakapan sehari-hari
2. Bahasa latin dapat mencegah terjadinya dualisme tentang bahan yang dimaksud dalam
resep
3. Bahasa latin merupakan bahasa internasional dalam dunia profesi kedokteran dan farmasi
4. Dalam hal tertentu, karena faktor psikologi ada baiknya pasien tidak perlu mengetahui obat
yang diberikan kepadanya.
3
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
4
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
5
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
6
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
E. VALIDASI RESEP
Validasi resep merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker seterlah
mendapat resep dari dokter. Validasi resep dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan
dalam penyerahan obat. Validasi resep adalah suatu tahapan yang wajib dilakukan sebelum
proses dispensing obat.
Tujuan dilakukan validasi resep adalah:
1. Mencegah terjadinya pelayanan resep yang palsu
2. Menghindari adanya penyalahgunaan obat oleh pihak yang tidak memiliki wewenang
3. Menjamin obat yang diberikan kepada pasien adalah obat yang benar diperlukan oleh
pasien
Hal mendasar yang perlu diperhatikan saat proses validasi adalah resep mencantumkan
identitas dokter penulis resep (nama, alamat dan no. SIP), kesesuaian tanggal yang tertulis di
resep dengan waktu saat pasien menebus obat, serta kelengkapan resep lainnya (skrining resep).
7
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
MATERI II
APOTEK, PELAYANAN RESEP DAN NON RESEP
A. APOTEK
Menurut PP no 26 tahun 1965 tentang Apotek, Apotek didefinisikan sebagai suatu
tempat tertentu dimana dilakukan usaha-usaha dalam bidang farmasi dan pekerjaan
kefarmasian. Sedangkan berdasarkan PP no 25 tahun 1980 tentang perubahan atas PP no 26
tahun 1965 menyebutkan bahwa Apotek merupakan suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat. Permenkes no 922 tahun 2003
menyebutkan definisi Apotek adalah tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Sedangkan berdasarkan Kepmenkes no
1332 tahun 2002 dan Kepmenkes no 1027 tahun 2004, Apotek didefinisikan sebagai tempat
tertentu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Tugas dan fungsi sebuah apotek adalah:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan
2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan
penyerahan obat atau bahan obat
3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan
masyarakat secara meluas dan merata
Menurut Undang-Undang no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, penyimpanan dan
distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter. Sedangkan perbekalan
kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
B. PELAYANAN APOTEK
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan apotek adalah sebagai berikut:
1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan
2. Pelayanan resep sepenuhnya menjadi tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA)
3. Apoteker tidak boleh mengganti obat generik yang tertulis dalam resep dengan obat paten
4. Jika pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di resep, apoteker wajib berkonsultasi
dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat dan terjangkau
5. Apotek dilarang menyalurkan barang dan/atau menjual jasa yang tidak ada hubungannya
dengan fungsi pelayanan kesehatan
6. Yang berhak meracik obat adalah apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di bawah
pengawasan apotekernya
8
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
C. PELAYANAN RESEP
Pelayanan resep didefinisikan sebagai suatu proses pelayanan terhadap permintaan
tertulis dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan obat bagi pasien
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prosedur tetap pelayanan resep adalah:
1. Skrining resep
a) Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep
b) Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik
c) Mengkaji aspek klinis
d) Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah dalam resep bila diperlukan
2. Penyediaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a) Menyiapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan permintaan pada
resep
b) Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum
c) Mengambil obat dengan menggunakan sarung tangan/alat/spatula/sendok
d) Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke tempat
semula
e) Meracik obat (timbang, campur, dan kemas)
f) Mengencerkan sirup kering sesuai takaran dengan air yang layak minum
g) Menyiapkan etiket
h) Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan permintaan dalam
resep
3. Penyerahan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a) Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan (kesesuaian antara
penulisan etiket dengan resep)
b) Memanggil nama dan nomor tunggu resep
c) Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
d) Menyerahkan obat yang disertai dengan pemberian informasi obat
e) Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
f) Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
9
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
10
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan
11