Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM 4

KARAKTERISTIK EKSTRAK KENTAL

I. Tujuan Praktikum :
 Melakukan penetapan nilai-nilai parameter untuk karakteristik ekstrak kental
daun teh (Camellia sinensis. L)
 Mampu menetapkan nilai-nilai parameter organoleptik, bobot jenis dan pola
kromatografi lapis tipis pada suatu ekstrak kental
II. Dasar Teori
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya
matahari langsung. (Anonin, 2000)
Ekstrak kental adalah sediaan yang memiliki tingkat kekentalan diantara
ekstrak kering dan ekstrak cair, suatu ekstrak kental diartikan dengan ekstrak
kadar air antara 20-25%. (Anief, 1987)
Setiap jenis ekstrak mempunyai karakteristik yang berbeda, tergantung dari
jenis senyawa kimia yang dikandungnya. Karakteristik fisika dan kimia seperti
berat jenis, pola dinamolisis, pola kromatografi dan lain-lain. Karakteristik ini
dapat digunakan sebagai runutan dalam evaluaasi kendali mutu suatu ekstrak.
(Anief, 1987)
Ekstrak kental didapatkan dari penguapan sebagian dari pelarut air, alcohol
atau hidroalkohol yang digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi. Ekstrak semi
solid mengandung antimicrobial atau bahan pengawet. (Sudjadi,1988)

III. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
 Piknometer
 Timbangan analitik
 Penjepit kayu
 Chamber
 Silica gel GF 254
 Pipa kapiler
 Kertas saring
 Kaca
 Hot plate
 Kaca arloji

2. Bahan yang digunakan


 Ekstrak kental daun the (Camellia sinensis.L)
 Aquadest
 Etanol
 Etil asetat
 Asam format
 Penampak bercak (H2SO4)

IV. Prosedur Kerja


1. Organoleptik
Pemeriksaan ekstrak menggunakan pancaindra yang meliputi pemeriksaan
bentuk, warna, rasa dan bau
2. Bobot jenis
a. Timbang piknometer kosong sebagai W1
b. Tambahkan aquadest sampai tanda batas
c. Timbang piknometer sebagai W2
d. kemudian keluarkan aquadest lalu keringkan
e. Tambahkan ekstrak kental daun the (camellia sinensis. L) lalu timbang
sebagai W3
f. Hitung bobot jenis dan lakukan 3 kali pengujian
3. Pola Kromatografi Lapis Tipis
a. Lempeng silica GF 254 diberi tanda bawah dan atas 0,5cm
b. Totolkan ekstrak kental daun the
c. Keringkan dengan cara diangin-anginkan
d. Siapkan chamber, tambahkan fase gerak (eti asetat : air : asam format
18:1:1)
e. Jenuhkan selama ± 1 jam
f. Lempeng silica dimasukan kedalam chamber, lalu tutup
g. Amati noda dan hitung nilai Rf.

V. Data Hasil Pengamatan


1. Organoleptik ekstrak

No Pelakuan Hasil Pengamatan


1. Menggunakan pancaindra Bentuk : Ekstrak kental
Warna : Coklat
Rasa : Pahit, kelat
Bau : Bau khas
2. Bobot Jenis

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Siapkan piknometer, timbang W1 Pikno kosong : 10,86g
W2 Pikno kosong : 10,86g
piknometer kosong sebagai W1
W3 Pikno kosong : 10,86g
2. Tambahkan aquadest sampai W1 Aquadest : 21,63g
W2 Aquadest : 21,71g
batas, kemudian timbang
W3 Aquadest : 21,61g
piknometer berisi aquadest
sebagai W2 (dilakukan triplo),
setelah ditimbang aquadest
dibuang dan keringkan
3. Lakukan pengenceran ekstrak Ekstrak kental : 1g
Etanol ad 100ml
kental daun teh dengan cara :
Timbang ekstrak kental 1g
kemudian tambahkan 100ml
etano, aduk ad larut
4. Tambahkan ekstrak kental W1 Ekstrak : 19,46g
W2 Ekstrak : 19,45g
yang telah dibuat pengenceran
W3 Ekstrak : 19,44g
kedalam piknometer sebagai
W3 (dilakukan triplo), hitung
bobot jenisnya

3. Pola Kromatografi Lapis Tipis

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Ditotolkan ekstrak kental daun Ekstrak berupa cauran berwarna
teh yang telah dilakukan coklat
pengenceran dengan etanol
diatas pada plat klt GF 254
(yang telah diaktifasi) diberi
batas atas dan bawah 0,5cm.
Keringkan dengan diangin-
anginkan
2. Chamber disiapkan dan Fase gerak berupa
Etil asetat : air : asam format
ditambahkan fase gerak.
18 : 1 : 1
Jenuhkan ± 1 jam
3. Plat KLT (lempeng silika) Terbntuk 3 noda :
Noda 1 : 0,06
dimasukan pada chamber,
Noda 2 : 0,76
tutup chamber. Amati noda Noda 3 : 0,82
yang dihasilkan
4. Noda yang terbentuk diamati Noda 1 : 0,06
Noda 2 : 0,76
pada sinar uv dengan panjang
Noda 3 : 0,82
gelombang 254 nm, semprot
dengan penampak bercak.
Masukan kedalam hot plate
dan terjadi pengarangan dan
hitung Rfnya

VI. Perhitungan
1. Organoleptik : -
2. Bobot jenis
Diketahui :

No Piknometer BJ 1 BJ 2 BJ 3
1. Piknometer kosong 10,86 g 10,86 g 10,86 g

2. Piknometer + Aquadest 21,63 g 21,71 g 21,61 g

3. Piknometer + Ekstrak kental 19,46 g 19,45 g 19,44 g


yang diencerkan dengan
etanol (W3)

Ditanyakan : Bobot Jenis ?


Jawab :
W 3−W 1 19,46−10,86
a. = =0,80 g/ml
W 2−W 1 21,63−10,86
W 3−W 1 19,45−10,86
b. = =0,79 g/ml
W 2−W 1 21,71−10,86
W 3−W 1 19,44−10,86
c. = =0,79 g /ml
W 2−W 1 21,61−10,86

0,80+0,79+0,79
BJ rata-rata : =0,79 g/ml
3

3. Pola Kromatografil Lapis Tipis


Diketahui :
Rf1 : 0,3
Rf 2 : 3,8
Rf3 : 4,1
Jawab :
0,3
a. Rf 1 : =0,06
5
3, 8
b. Rf 2 : =0,76
5
4,1
c. Rf 3 : =0,82
5

4. % Rendemen Ekstrak Kental


Diketahui :
Cawan kosong 1 : 56,911 g
Cawan kosong 2 : 42,98 g
Cawan 1 + Ekstrak : 102,73 g
Cawan 2 + Ekstrak : 61,10 g
Ditanyakan : %Rendemen ?
Jawab :
46,819
% Rendemen cawan 1 : X 100 =9,36
500
18,12
% Rendemen cawan 2 : X 100 =3,624
500
% Rendemen seluruhnya : 9,36% + 3,624% = 12,984%

VII. Pembahasan
Hasil dari praktikum yang telah dilakukan mengenai karakteristik ekstrak
kental dari simplisia daun teh (Camellia sinensis. L) dengan tujuan melakukan
penetapan nilai-nilai parameter ekstrak kental meliputi organoleptik, bobot
jenis, pola kromatografi lapis tipis. Ekstrak kental diperoleh melalui proses
evaporasi menggunakan evaporator hingga diperoleh filtrat yang masih
mengalir dan diuapkan dengan cawan uap sampai diperoleh ekstrak kental.
Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji organoleptik meliputi bentuk,
bau, rasa, dan warna. Setelah diamati diperoleh hasil dari ekstrak kental daun
teh yaitu memiliki bau yang khas, berwarna coklat, rasa yang pahit dan kelat,
dan dalam bentuk ekstrak kental yang menghasilkan %rendemen yaitu
12,984%.
Dilakukan pengujian bobot jenis terhadap ekstrak kental dengan
menggunakan piknometer untuk proses penimbangan. Bobot jenis suatu zat
dapat dihitung yaitu dengan mengukur secara langsung berat zat dalam
piknometer dan dan volume zat. Prinsip dari metode ini didasarkan atas
penentuan massa cairan dan penentuan ruangan. Bobot jenis yang diperoleh
setelah dilakukan penimbangan sebanyak 3 kali dan dirata-ratakan yaitu 0,79
g/ml. hasil tersebut dapat dikatan bahwa bobot jenis ekstrak lebih ekecil dari
bobot jenis air. Pengujian bobot jenis dilakukan triplo bertujuan untuk
menghasilkan bobot jenis yang lebih akurat dan mengurangi terjadinya
kesalahan.
Selanjutnya dilakukan pengujian dengan pola kromatografi lapis tipis dari
ekstrak kental daun teh (Camellia sinensis. L) dengan plat klt yang digunakan
yaitu GF 254. Fase gerak yang digunakan yaitu etil asetat : air : asam format
dengan perbandingan 18 : 1 : 1 yang akan bergerak sepanjang fase diam karena
adanya pengaruh kapiler. Eluen yang digunakan mengacu pada sifat zat yang
akan dipisahkan, zat-zat yang memiliki kepolaran yang sama dengan eluen akan
tertarik atau terelusi lebih cepat dan akan berada paling ats sedangkan zat-zat
yang kepolarannya berbeda dengan eluen akan tertahan difasa diam. Silika gel
GF 254 yang digunakan biasanya dapat berfluoresensi kehijauan jika dilihat
pada sinar uv dengan panjang gelombang yang pendek. Pada pola klt terdapat
beberapa noda yang kurang jelas dengan kasat mata, sehingga dapat diamati
dibawah sinar uv 254 nm, hal tersebut karena adanya daya interaksi antara sinar
uv dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada lempeng silica gel.
Kemudian bercak noda pada klt dilakukan penyemprotan dengan menggunakan
larutan H2SO4 karena memiliki sifat reduktor yang dapat memutuskan ikatan
rangkap sehingga panjang gelombang bertambah dan warna noda dapat terlihat
jelas dari sinar uv 254 nm. Untuk memudahkan dalam perhitungan rf dilakukan
dengan meletakan plat pada hot plate sehingga noda mengalami pengarangan,
sehingga lebih mudah untuk pengukuran rf. Prinsip kerja dari klt yaitu
berdasarkan adsorpsi dan partisi, dimana sampel akan terpisah berdasarkan
perbedaan dari kepolaran antara sampel dengan pelarut. Hasil dari pola
kromatografi lapis tipis yaitu didapatkan 3 bercak noda dengan masing-masing
nilai rf yaitu 0,06 , rf 0,76 yang merupakan senyawa katekin dan rf 0,82
merupakan senyawa flavonoid flavonol.

VIII. Kesimpulan
Hasil praktikum yang telah dilakukan tentang karakteristik ekstrak kental dari
daun teh (Camellia sinensis. L) dapat disimpulkan bahwa pada pengujian
organoleptik berupa bau khas the, warna coklat, rasa pahit kelat, dan bentuk
berupa ekstrak kental. Bobot jenis rata-rata ekstrak kental yaitu 0,79 g/ml ,
bobot jenis ekstrak lebih ringan dibandingkan dengan bobot jenis air. Pola
kromatografi menghasilkan 3 bercak noda dengan masing-masing rf yaitu 0,06 ,
rf 0,76 yang merupakan senyawa target (katekin) dan rf 0,82 merupakan
senyawa flavonoid flavonol. Terdapat senyawa yang hilang yaitu tannin.

IX. Daftar Pustaka


Anonin. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Yogyakarta : Konisium
Anief, M. 1987. Ilmu Obat dan Praktek edisi 1. Yogyakarta : UGM Press

Anda mungkin juga menyukai