I. Tujuan Praktikum :
Melakukan penetapan nilai-nilai parameter untuk karakteristik ekstrak kental
daun teh (Camellia sinensis. L)
Mampu menetapkan nilai-nilai parameter organoleptik, bobot jenis dan pola
kromatografi lapis tipis pada suatu ekstrak kental
II. Dasar Teori
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya
matahari langsung. (Anonin, 2000)
Ekstrak kental adalah sediaan yang memiliki tingkat kekentalan diantara
ekstrak kering dan ekstrak cair, suatu ekstrak kental diartikan dengan ekstrak
kadar air antara 20-25%. (Anief, 1987)
Setiap jenis ekstrak mempunyai karakteristik yang berbeda, tergantung dari
jenis senyawa kimia yang dikandungnya. Karakteristik fisika dan kimia seperti
berat jenis, pola dinamolisis, pola kromatografi dan lain-lain. Karakteristik ini
dapat digunakan sebagai runutan dalam evaluaasi kendali mutu suatu ekstrak.
(Anief, 1987)
Ekstrak kental didapatkan dari penguapan sebagian dari pelarut air, alcohol
atau hidroalkohol yang digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi. Ekstrak semi
solid mengandung antimicrobial atau bahan pengawet. (Sudjadi,1988)
VI. Perhitungan
1. Organoleptik : -
2. Bobot jenis
Diketahui :
No Piknometer BJ 1 BJ 2 BJ 3
1. Piknometer kosong 10,86 g 10,86 g 10,86 g
0,80+0,79+0,79
BJ rata-rata : =0,79 g/ml
3
VII. Pembahasan
Hasil dari praktikum yang telah dilakukan mengenai karakteristik ekstrak
kental dari simplisia daun teh (Camellia sinensis. L) dengan tujuan melakukan
penetapan nilai-nilai parameter ekstrak kental meliputi organoleptik, bobot
jenis, pola kromatografi lapis tipis. Ekstrak kental diperoleh melalui proses
evaporasi menggunakan evaporator hingga diperoleh filtrat yang masih
mengalir dan diuapkan dengan cawan uap sampai diperoleh ekstrak kental.
Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji organoleptik meliputi bentuk,
bau, rasa, dan warna. Setelah diamati diperoleh hasil dari ekstrak kental daun
teh yaitu memiliki bau yang khas, berwarna coklat, rasa yang pahit dan kelat,
dan dalam bentuk ekstrak kental yang menghasilkan %rendemen yaitu
12,984%.
Dilakukan pengujian bobot jenis terhadap ekstrak kental dengan
menggunakan piknometer untuk proses penimbangan. Bobot jenis suatu zat
dapat dihitung yaitu dengan mengukur secara langsung berat zat dalam
piknometer dan dan volume zat. Prinsip dari metode ini didasarkan atas
penentuan massa cairan dan penentuan ruangan. Bobot jenis yang diperoleh
setelah dilakukan penimbangan sebanyak 3 kali dan dirata-ratakan yaitu 0,79
g/ml. hasil tersebut dapat dikatan bahwa bobot jenis ekstrak lebih ekecil dari
bobot jenis air. Pengujian bobot jenis dilakukan triplo bertujuan untuk
menghasilkan bobot jenis yang lebih akurat dan mengurangi terjadinya
kesalahan.
Selanjutnya dilakukan pengujian dengan pola kromatografi lapis tipis dari
ekstrak kental daun teh (Camellia sinensis. L) dengan plat klt yang digunakan
yaitu GF 254. Fase gerak yang digunakan yaitu etil asetat : air : asam format
dengan perbandingan 18 : 1 : 1 yang akan bergerak sepanjang fase diam karena
adanya pengaruh kapiler. Eluen yang digunakan mengacu pada sifat zat yang
akan dipisahkan, zat-zat yang memiliki kepolaran yang sama dengan eluen akan
tertarik atau terelusi lebih cepat dan akan berada paling ats sedangkan zat-zat
yang kepolarannya berbeda dengan eluen akan tertahan difasa diam. Silika gel
GF 254 yang digunakan biasanya dapat berfluoresensi kehijauan jika dilihat
pada sinar uv dengan panjang gelombang yang pendek. Pada pola klt terdapat
beberapa noda yang kurang jelas dengan kasat mata, sehingga dapat diamati
dibawah sinar uv 254 nm, hal tersebut karena adanya daya interaksi antara sinar
uv dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada lempeng silica gel.
Kemudian bercak noda pada klt dilakukan penyemprotan dengan menggunakan
larutan H2SO4 karena memiliki sifat reduktor yang dapat memutuskan ikatan
rangkap sehingga panjang gelombang bertambah dan warna noda dapat terlihat
jelas dari sinar uv 254 nm. Untuk memudahkan dalam perhitungan rf dilakukan
dengan meletakan plat pada hot plate sehingga noda mengalami pengarangan,
sehingga lebih mudah untuk pengukuran rf. Prinsip kerja dari klt yaitu
berdasarkan adsorpsi dan partisi, dimana sampel akan terpisah berdasarkan
perbedaan dari kepolaran antara sampel dengan pelarut. Hasil dari pola
kromatografi lapis tipis yaitu didapatkan 3 bercak noda dengan masing-masing
nilai rf yaitu 0,06 , rf 0,76 yang merupakan senyawa katekin dan rf 0,82
merupakan senyawa flavonoid flavonol.
VIII. Kesimpulan
Hasil praktikum yang telah dilakukan tentang karakteristik ekstrak kental dari
daun teh (Camellia sinensis. L) dapat disimpulkan bahwa pada pengujian
organoleptik berupa bau khas the, warna coklat, rasa pahit kelat, dan bentuk
berupa ekstrak kental. Bobot jenis rata-rata ekstrak kental yaitu 0,79 g/ml ,
bobot jenis ekstrak lebih ringan dibandingkan dengan bobot jenis air. Pola
kromatografi menghasilkan 3 bercak noda dengan masing-masing rf yaitu 0,06 ,
rf 0,76 yang merupakan senyawa target (katekin) dan rf 0,82 merupakan
senyawa flavonoid flavonol. Terdapat senyawa yang hilang yaitu tannin.