Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. PENGERTIAN
Cairan tubuh adalah air larutan pelarut , substansi terlarut / zat terlarut (Home , 2001)
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan (Price Sylvia , 2006). Kebutuhan cairan dan elektrolit
adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap
dalam merespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan, ketidakseimbangan yang terdiri sendiri jarang terjadi dalam kelebihan dan
kekurangan (Tarwoto dan Martonah, 2015).

B. POHON MASALAH

1. Kelebihan Volume Cairan

Hipervolemia tanpa 1. Gangguan mekanisme regulasi


Retensi
disertai denganNaperubahan
& air Asupan Na &
keseimbangan air atau
cairan
kadar elektrolit serum berlebih
overload cairan
Tidak seimbang 1. Dipsnea 2. Peningkatan permeabilitas
2. Asupan melebihi Haluaran
mikrovaskuler
Na&air Peningkatan
3. Bunyi nafas tambahan
3. Peningkatan tekanan
dipertahankan 4. Gangguan tekanan darah Volume cairan
dalam proporsi hidrostatik intravaskuler
Kelebihan Volume Cairan
2. Kekurangan Volume Cairan

Mikroorganisme
(Bakteri, Virus,
Parasit) Diet

1. Infeksi usus
2. Gangguan mekanisme regulasi
3.1. Mual
Perpindahan cairan intraselular ke
2. Muntah
intravascular
4.3. Haus, membranmukosa
Penurunan kering
cairan ekstraseluler
4. Penurunan turgor kulit
5. Penurunan berat badan tiba-tiba
Kekurangan Volume Cairan
(NANDA Internasional 2015-2017)
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Darah
Darah penfer lengkap, gas darah dan elektrolit.
2. Pemeriksaan Feses
Maskrokopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula, jika diduga ada intoleransi glukosa.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4. Dan pemeriksaan lain, seperti pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis urine
dan analisisgas darah, Hct, Hb, BUN, CVP, darah vena, (sodium, potassium, klorida,
kalsium, magnesium, fosfat, osmolalitas serum), pH urine.
(Mubarak, Wahit Ibal, Indrawati, Lilis. Susanto, Joko, 2015)

D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Menurut pola fungsi Gordon, 1982 terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Kajian pasien mengenai :
a. Arti sehat dan sakit bagi pasien.
b. Pengtahuan status pasien saat ini.
c. Pemeriksaan diri sendiri pengobatan yang sudah dilakukan.
d. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan.
2. Pola nutrisi
Kajian pasien mengenai :
a. Kebiasaan jumlah makanan dan kudapan.
b. Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan, dan nafsu
makan.
c. Persepsi dan kebutuhan metabolic.
d. Faktor pencernaan: nafsu makan, ketidaknyamanan, rasa dan bau, gigi, mukosa
mulut, mual, dan muntah, pembatasan makanan, alergi makanan.
e. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan ( berat badan dan intake output cairan).
3. Pola eliminasi
Kajian pasien mengenai :
a. Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri,
kemampuan mengontrol BAK.
b. Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri,
kemampuan mengontrol BAB.
c. Penggunaan bantuan untuk ekskresi.
4. Pola aktivitas – latihan
Kajian pasien mengenai :
a. Aktivitas pasien sehari – hari.
b. Olahraga : tipe, frekuensi, durasi dan intensitas.
c. Kemampuan untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi, makan, kamar mandi).
d. Penggunaan alat bantu (kruk, kaki tiga).
e. Data pemeriksaan fisik (pernafasan, kardiovaskuler, musculoskeletal, neurologi).
5. Pola istirahat – tidur
Kajian pasien mengenai
a. Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan bangun, ritual
menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkatan kesegaran setelah tidur).
b. Jadwal istirahat dan relaksasi.
c. Gejala gannguan pola tidur.
d. Data pemeriksaan fisik( lesu, kantong mata, keadaan umum, mengantuk).
6. Pola kognitif – persepsi
Kajian pasien mengenai menggambarkan pola pendengaran, penghliatan, pengecap,
taktil, penciuman, persepsi nyeri, Bahasa, memori dan pengambilan keputusan.
7. Pola persepsi diri – konsep diri
Kajian pasien mengenai menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap
kemampuan, harga diir, gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri).
8. Peran dan hubungan
Kajian pasien mengenai menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan
keluarga lainnya.
9. Seksual dan reproduksi
Kajian pasien mengenai menggambarkan kepuasan/ masalah dalam seksualitas –
reproduksi.
10. Koping dan toleransi sres
Kajian pasien mengenai menggambarkan kemampuan untuk menangan stress dan
penggunaan sistem pendukung.
11. Nilai – kepercayaan
Kajian pasien mengenai menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan, dari
tujuan daam hidup.

( Potter, Patrick. A, 1996)

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisis Data

No Data fokus Data Standar Masalah Keperawatan


1 DS: - Pasien tidak mengalami Kelebihan volume
Pasien mengatakan berat badan edema cairan
bertambah dalam waktu singkat - Pasien tidak mengalami
yaitu 2 hari, dyspnea
DO: - Pasien tidak mengalam
Pasien tampak gelisah, edema, ketidakseimbangan
elektrolit
Asupan melebihi haluaran,
- Pola asupanhaluaran
Dyspnea, dan normal
ketidakseimbangan elektrolit

2. DS : - Mukosa bibir lembab Kekurangan volume


Pasien mengeluh badanya - Turgor kulit normal
cairan
lemas, kehausan, mengalami
muntah dan diare sejak 3 hari
yang lalu.
DO :
Pasien terlihat lemah, membran
mukosa kering, mata cekung,
turgor kulit menurun

2. Analisis Masalah
a) Kelebihan volume cairan
DS:Pasien mengatakan berat badan bertambah dalam waktu singkat yaitu 2 hari,
DO:Pasien tampak gelisah, edema, Asupan melebihi haluaran, Dyspnea, dan
ketidakseimbangan elektrolit
P: Kelebihan volume cairan
E: Ketidakseimbangan elektrolit
S: Pasien mengatakan berat badan bertambah dalam waktu singkat yaitu 2 hari,
pasien tampak gelisah, edema,asupan melebihi haluaran, dyspnea, dan
ketidakseimbangan elektrolit
Proses terjadinya : Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan Natrium
dipertahankan dalam proporsi isotonic sehingga menyebabkan hypervolemia tanpa
disertai kadar elektrolit serum.
Akibat jika tidak ditanggulangi :Edema.

b) Kekurangan Volume Cairan


DS :Pasien mengeluh badanya lemas, kehausan, mengalami muntah dan diare sejak 3
hari yang lalu.
DO :Pasien terlihat lemah, membran mukosa kering, mata cekung, turgor kulit
menurun.
P : Kekurangan Volume Cairan
E : Anoreksia
S : Pasien mengeluh badanya lemas, kehausan, mengalami muntah dan diare sejak 3
hari yang lalu, membran mukosa kering, mata cekung, turgor kulit menurun.
Proses terjadinya : Kekurangan volume cairan terjadi akibat hilangnya cairan tubuh
disatukan dengan penurunan masukan cairan kedalam tubuh. Pasien mengalami diare
dan muntah menyebabkan terjadinya alkalosis metabolik akibat kehilangan klorida,
HCL meningkat terjadi kematian natrium sehingga terjadinya Hipotoni ekstraseluler
menyebabkan terhambatnya pengeluaran hormone antideuretik akibatnya Ginjal
mengeluarkan air berlebih, maka terjadilah berkurangnya volume cairan tubuh dan
terjadi dehidrasi menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan sirkulasi terganggu
sehingga pembagian darah tidak merata, lalu terjadi syok hipovolemi yang berpotensi
menurunya berat badan dan mengakibatkan kekurangan volume cairan.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Hipovolemik

3. Diagnosa Keperawatan
a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit di
tandai dengan berat badan bertambah dalam waktu singkat yaitu 2 hari, pasien
tampak gelisah, edema,asupan melebihi haluaran, dyspnea, dan ketidakseimbangan
elektrolit.
b) Kekurangan Voleme Cairan berhubungan dengan Anoreksia di tandai dengan
badanya lemas, kehausan, mengalami muntah dan diare sejak 3 hari yang lalu,
membran mukosa kering, mata cekung, turgor kulit menurun.
(NANDA Internasional 2015-2017).

F. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


NO. Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Kelebihan Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan 1. Untuk dapat
volume tindakan keperawatan darah, suhu, nadi menentukan
cairan selama 3x24 jam dan status tindakan
berhubungan diharapkan pasien pernapasan keperawatan
dengan mampu : dengan tepat. yang akan
2. Pantau warna kulit
kelebihan 1. Mempertahank dilakukan.
dan kelembapan. 2. Untuk
asupan an tanda vital
3. Timbang berat
mengetahui
cairan. dalam batas
badan pasien
perkembangan
normal.
setiap hari dan
2. Mempertahank gangguan yang
monitor status
an intake dan terjadi.
pasien. 3. Agar pasien
output dalam
4. Hitung atau
dapat
24 jam.
timbang popok
3. Menjaga berat mengetahui
dengan baik.
badan agar mengenai
5. Bantu pasien buat
tetap stabil. penyebab serta
perencanaan
4. Menghilangka
cara mengatasi
makan yang
n edema pada
gangguan
seimbang dan
pasien.
kelebihan
konsisten dengan
cairan yang
jumlah energy
dialami pasien.
ysng dibutuhkan
4. Agar pasien
setiap harinya.
dapat
6. Pantau intake/
mengurangi
asupan yang
kelebihan
akurat dan catat
cairan yang
output pasien.
7. Kaji motivasi dialami.
5. Untuk
pasien untuk
mengetahui
mengubah pola
status kesehatan
makannya.
8. Manajemen berat pasien.
6. Mengetahui
badan pasien.
9. Pengecekan kulit perkembangan
pada tubuh yang terjadi.
pasien.
10. Pantau lokasi dan
luasnya edema.
Jika ada :
1. Observasi
khususnya
terhadap
kehilangan
cairan yang
tinggi
elektrolit.
2. Pantau status 1. Untuk
Setelah dilakukan hidrasi. mengetahui
3. Pertahankan
2. Kekurangan tindakan keperawatan serta mencegah
keakuratan
volume 3x24 jam diharapkan terjadinya
catatan
cairan pasien mampu : kekurangan
asupan dan
berhubungan 1. Memiliki cairan pada
haluaran.
dengan konsentrasi urine pasiennya.
4. Kaji motivasi
2. Untuk
kehilangan yang normal.
pasien untuk
2. Memiliki mengetahui
cairan aktif.
mengubah
hematokrit dalam kondisi pasien.
pola 3. Agar pasien
batas normal.
3. Tidak mengalami makannya. mendapat
5. Bantu pasien
haus yang tidak keseimbangan
buat
normal. asupan cairan
4. Memiliki perencanaan
yang tepat.
keseimbangan makan yang 4. Agar dapat
asupan dan seimbang dan mengantisipasi
haluaran yang konsisten terjadinya
seimbang dalam dengan kekuranga
24 jam. jumlah energi asupan cairan di
5. Menampilkan
yang dalam tubuh
hidrasi yang baik
(membrane dibutuhkan.
6. Anjurkan
mukosa lembab,
pasien untuk
mampu
menginformas
berkeringat).
ikan perawat
bila haus. pasien.
7. Timbang berat
badan pasien
setiap hari dan
monitor status
pasien.

G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi dilakukan sesuai intervensi .

H. EVALUASI KEPERAWATAN

S (Subjektif) : Data subektif Berisi data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang
merupakan ungkapan langsung .

O (Objektif) : Data objektif data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik.

A (Assesment) : Analisis dan interpretasi Berdasarkan data yang terkumpul kemudian


dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial,
serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.

P (Plan) : Perencanaan merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk
asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau labolatorium, serta konseling untuk tindak
lanjut.

I. REFERENSI
Herdman, T. Heater. 2015. NANDA Internasional Inc. Nursing Diagnoses Definitions
And Classification 2015-2017. Jakarta : EGC.

Home, Miiha M. 2001. Keseimbangan Cairan Elektrolit dan Asam Basa. Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal. Indrawati, Lilis. Susanto, Joko. 2015. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.

Potler & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC.

Price, Sylvia. A. 2006. Parofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :


EGC.

Potler, Patriaa A. 1996. Pengkajian Kesehatan Ed 3. Jakarta : EGC.

Tarwoto & Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai