Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KERJA

KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (KESWAMAS) TAHUN 2017


RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
I. Pendahuluan ........................................................................................... 1
II. Latar Belakang ........................................................................................ 2
III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus ...................................................... 3
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan ................................................. 4
V. Cara Melaksanakan Kegiatan ............................................................... 8
VI. Sasaran .................................................................................................... 9
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ............................................................... 12
VIII. Monitoring Evaluasi ............................................................................... 16
IX. Pencatatan dan Pelaporan ..................................................................... 17
I. Pendahuluan
Pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa dapat dilakukan melalui
upaya kesehatan yang komprehensif mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengembangkan sistem pelayanan
kesehatan jiwa yang dapat mendukung upaya pemeliharaan dan perawatan kesehatan jiwa
masyarakat dengan melakukan redefenisi peran dan fungsi seluruh sistem pelayanan kesehatan
dengan mengintegrasikan pelayanan kesehatan jiwa pada semua level pelayanan yang ada,
termasuk melakukan revitalisasi peran dan fungsi Rumah Sakit Jiwa.
Upaya – upaya penanggulangan masalah kesehatan jiwa sudah dilakukan berbagai
pihak dengan melibatkan peran serta masyarakat dan kader kesehatan jiwa dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan masalah. Kesehatan jiwa berbasis masyarakat ini didukung
pula dengan tersedianya pelayanan kesehatan jiwa dan psikofarmaka di Puskesmas serta
dokter umum dan perawat yang telah dibekali dengan keterampilan melakukan deteksi dan
penatalaksanaan gangguan jiwa serta memberikan asuhan keperawatan jiwa.
II. Latar Belakang
Pembangunan segala bidang di Indonesia telah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang ditandainya dengan menurunnya kejadian berbagai penyakit menular dan
peningkatan umur harapan hidup.
Namun keadaan ini juga telah memicu transisi epidemiologi penyakit dengan bertambahnya
penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular seperti penyakit jantung,hipertensi,diabetes
melitus,nyeri punggung dan sendi sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja,
kecelakaan lalu lintas, penggunaan narkotika,psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA),
serta gangguan jiwa.
Kecenderungan perubahan ini juga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup (life style)
yang tidak sehat akibat urbanisasi, modernisasi dan globalisasi seperti pola makan yang tidak
seimbang, kurang gerak, konsumsi tembakau, alkohol dan NAPZA, lingkungan yang tidak
kondusif terhadap kesehatan, serta tingkat stres yang tinggi. Prilaku gaya hidup tidak sehat ini
tidak hanya dipraktekkan di kota-kota besar saja tapi juga terjadi di pedesaan.
Masalah kesehatan jiwa sangat berhubungan dengan determinasi sosial ekonomi dan
kualitas hidup yaitu tingginya tingkat pengangguran yang akan berdampak pula pada
tingginya tingkat kemiskinan. Beberapa gangguan jiwa yang dikaitkan dengan kemiskinan
antara lain adalah bunuh diri, penggunaan alkohol, depresi, gangguan penggunaan zat,
masalah perkembangan anak dan remaja serta gangguan stres pasca trauma akibat trauma
kekerasan dan bencana.
Status kesehatan jiwa selain dipengaruhi oleh kemiskinan, juga oleh kebodohan,
ketersediaan sumber daya alam, kualitas lingkungan hidup serta adat, kebiasaan dan budaya.
Sehingga semua yang terlibat dalam pembangunan kesehatan jiwa, harus melakukan advokasi
yang terus menerus kepada berbagai pihak terkait untuk meningkatkan kapasitas sumber daya
potensial, membangun dukungan sosial serta membangaun kemampuan masyarakat dalam
upaya mengatasi berbagai penyebab mendasar dari gangguan kesehatan jiwa.
III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

Tujuan Umum : meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat.

Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan petugas, penyedia layanan, pendidik, dan penyuluh dalam
memfasilitasi masyarakat agar tahu, mau dan mampu memecahkan masalah di bidang
kesehatan jiwa.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat untuk dapat melakukan
deteksi dini gangguan jiwa.
3. Meningkatkan keterampilan masyarakat untuk melakukan rujukan ke sarana pelayanan
kesehatan maupun ke petugas kesehatan.
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

Kegiatan Pokok
1. Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
Melaksanakan kegiatan pelayanan penyuluhan, menyebarluaskan informasi kesehatan jiwa
kepada masyarakat.
2. Assertif Community Treatment (ACT)
Tim ACT merupakan tim multidisiplin dan dikuatkan dengan Tim leader untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif terhadap krisis, penanganan dan rehabilitasi
untuk seseorang yang mengalami gangguan jiwa di komunitas dan rumah
3. Pelayanan Mobile
Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat melalui kerjasama dengan dinas kesehatan
kabupaten/kota dan instasi lain yang terkait
4. Penanganan Psikososial Pasca Bencana
Adalah pendampingan yg dilakukan kepada penyintas yang mengalami dampak
psikososial pasca bencana.

Rincian Kegiatan
1. PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma adalah suatu upaya
untuk meningkatkan kemampuan pasien, keluarga maupun masyarakat yang berada di
lokasi Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma, agar mereka dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhannya, sehingga mereka dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya-upaya kesehatan,
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka,
serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Ruang Lingkup
Pelaksanakan promosi kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dapat
dilakukan dalam gedung maupun di luar gedung. Pelaksanaan PKRS didalam gedung,
dapat dilakukan diruang pendaftaran/adminsitrasi, di ruang pelayanan rawat jalan,
pelayanan rawat inap, ruang pelayanan penunjang medik seperti pelayanan obat/apotik,
pelayanan laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi mental, maupun tempat – tempat yang
di anggap strategis untuk melaksanakan promosi kesehatan. sedangkan, pelaksanaan
PKRS di luar gedung dapat di lakukan di sekolah-sekolah atau tempat umum berdasarkan
kebutuhan pelayananan kesehatan.
Lingkup Kegiatan dalam Promosi kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma
antara lain:
1. Pelayanan konseling antara lain : Konseling narkoba, HIV/AIDS dan Konseling
kesehatan jiwa
2. Edukasi dengan mengadakan Penyuluhan Kesehatan baik didalam maupun diluar
gedung dengan mengunakan metode Ceramah, Diskusi. dll
3. pembagian selebaran ( leaflet ), majalah dan pemasangan poster, Spanduk dan
media informasi kesehatan lainnya
4. penayangan video yang berkaitan dengan kesehatan jiwa
5. Seminar/Talkshow tentang kesehatan jiwa
6. Memberikan Informasi tentang kesehatan & layanan RSJ Mutiara Sukma.
7. Menyusun materi penyuluhan untuk media tatap muka dalam bentuk konseling
8. Menyusun materi penyuluhan untuk media cetak dalam bentuk leaflet
9. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kelompok dgn demonstratif/praktek
10. Melaksanakan kegiatan penyuluhan individu dgn demonstratif/praktek
11. Memberikan pelayanan konseling kepada masyarakat dengan dasar pendidikan
diatas SLTA
12. Advokasi pasien dengan manfaat :
1) Meningkatkan pengertian dan sikap ingin sembuh
2) Memberi pengertian kepada orang sekitarnya/keluarga
3) Memberi pengertian/pengetahuan dan sikap tentang penggunaan fasilitas
kesehatan secara tepat dan benar
4) Mengerti dan mendukung dalam upaya perawatan agar keluarga mampu
merawat keluarganya dengan benar.
5) Membantu pasien yang sudah sembuh/rehabilitasi untuk meningkatkan
kesehatannya agar bisa berproduktif kembali.
6) Upaya pencegahan penyakit dan perubahan perilaku untuk hidup sehat
7) Senam Kesehatan dengan cara membentuk kelompok senam dll.

Sumber daya
Sumber daya utama dalam kegiatan PKRS di RSJ Mutiara Sukma ini adalah
semua petugas kesehatan yang melayani pasien antara lain :
1. Psikiater, Dokter Umum, Perawat, Psikolog dll.
2. Tenaga Khusus Promosi Kesehatan

2. ASSERTIF COMMUNITY TREATMENT (ACT)


Assertive Community Treatment (ACT) adalah suatu model yang didesain terdiri
dari multidisiplin untuk memberikan pelayanan terdiri dari tim multidisiplin untuk
memberikan pelayanan secara komprehensif dengan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia, mengatasi masalah psikososial dan ditujukan untuk mengatasi masalah yang
komplek karena lamanya perawatan pasien gangguan jiwa.
Tim ACT merupkan tim multidisiplin dan dikuatkan dengan tim leader untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif terhadap krisis, penanganan dan rehabilitasi
untuk seseorang yang mengalami gangguan jiwa dikomunitas dan rumah.

Kegiatan
1. Rehabilitasi untuk keterampilan activity daily living/Aktifitas Hidup Sehari-
hari:melatih berbelanja dan memasak, menggunakan transportasi, berpakaian, dan
membantu berhubungan dengan keluarga dan masyarakat
2. Pelayanan terhadap keluarga: management crisis, konseling dan psikoedukasi dengan
keluarga dan keluarga besar.
3. Health Promotion: memberikan pendidikan pencegahan kesehatan, mengatur skrining
medis, membuat jadual dan mempertahankan kunjungan, memberikan pelayanan
medis akut, memberikan konseling reproduksi dan pendidikan seksual.
4. Support Medikasi: memberikan pendidikan tentang pengobatan, memonitor
komplikasi medikasi dan efek samping, pengobatan lanjutan dan rujukan.
5. Konseling: menggunakan pendekatan yang berorientasi pada masalah,
mengintegrasikan konseling secara berkesinambungan, mengembangkan tujuan
bersama dengan semua anggota tim, meningkatkan ketrampilan komunikasi,
memberikan konseling sebagai bagian dari pendekatan rehabilitasi.

Bentuk Dan Sasaran Kegiatan


Kegiatan yang dilakukan berbentuk:
1. Layanan ACT Statis
1. Bentuk layanan
Bentuk layanan yang dilakukan di Poliklinik ACT di RSJ. Prov. NTB
2. Sasaran layanan ACT Statis;
1. Seseorang/pasien yang dengan frekuensi rawat jalan ke RS tinggi
2. Pasien dan keluarga dengan pemasungan
3. Keterbatasan dalam berfungsi
4. Keterbatasan dalam memenuhi ADL
5. Ketidakmampuan dalam berpartisipasi dalam masyarakat.

2. Layanan ACT Mobile:


1. Bentuk layanan
Bentuk layanan dengan melakukan kunjungan pada pasien dan keluarga di
rumahnya dan masyarakat.
Pembentukan Self Help Grup (SHG) atau Kelompok Swabantuadalah kelompok
yang dibentuk di masyarakat yang beranggotakan orang-orang yang mengalami
masalah yang sama dengan tujuan saling mendukung
2. Sasaran layanan ACT Mobile;
1. Pasien dengan percobaan bunuh diri
2. Pasien dengan krisis
3. Pasien yang mengalami penolakan keluarga dan masyarakat

3. Layanan Hotline:
1. Layanan laporan kasus pemasungan dan krisis yang ada di masyarakat
2. Layanan konsultasi dengan pasien, keluarga, masyarakat dan petugas kesehatan
baik di Puskesmas maupun RSU Kab./Kota dan lintas sektor.
3. Layanan menghubungi keluarga dan petugas puskesmas.

4. Self Helf Group (SHG)


Kelompok swabantu yang ada di masyarakat yang anggotanya dapat terdiri dari
pasien,keluarga pasien, atau pemerhati orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dimana
kegiatan kelompok ini berkoordinasi dan di pandu dari tim keswamas.

5. Website MAKPASOL (Masyarakat Aktif Klik Pasung On Line)


Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma sebagai RSJ Pemerintah Provinsi
NTB bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota di NTB telah secara aktif melakukan sistem komunikasi yang efektif
demi mewujudkan NTB Bebas Pasung 2018. Sistem komunikasi tersebut diwujudkan
dalam upaya pelaporan dan pencatatan jumlah tindakan pemasungan di wilayah NTB
dengan melibatkan peran serta aktif dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
maupun dari kader kesehatan di masyarakat yang peduli akan kesehatan jiwa. Sistem
yang telah berjalan tersebut diwujudkan melalui komunikasi via telepon dan sms di
nomor 087865178666, yang kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan langsung ke
lokasi tindakan pemasungan. RSJ Mutiara Sukma juga memberikan kemudahan
layanan kesehatan jiwa lainnya bagi masyarakat melalui whatsapp di nomor
087865178666, PIN Blackberry Messenger (BBM) 5AB1B2D7, twitter di alamat
@hotlinersjms dan www.facebook.com/RSJ.Mutiara.SukmaNTB. Upaya berikutnya
yang dilakukan adalah dengan melakukan terapi terhadap ODGJ yang dipasung,
melakukan monitoring secara berkala, dan melakukan upaya pemberdayaan terhadap
ODGJ pasca pasung agar dapat hidup mandiri dan produktif.
Sistem komunikasi yang telah terbentuk dalam upaya penanggulangan tindakan
pemasungan di wilayah NTB mengacu pada Peraturan Gubernur NTB nomor 22 tahun
2013. Peraturan Gubernur NTB tersebut berisi tentang pencegahan pemasungan
melalui kampanye yang dilakukan melalui kegiatan sosialisasi perubahan perilaku
dengan cara komunikasi, informasi, dan edukasi sehingga dapat mendorong dan
meningkatkan layanan kesehatan jiwa. Sistem komunikasi yang telah berjalan saat ini
dapat ditingkatkan melalui inovasi MAK PASOL dengan sistem pencatatan, pelaporan,
dan tindak lanjut berkesinambungan yang lebih baik dalam hal mengatasi kendala
biaya, waktu, tenaga, dan geografi.
Inovasi MAK PASOL juga diharapkan memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan mudah diakses seiring dengan perkembangan teknologi internet saat ini.
Manfaat inovasi MAK PASOL lainnya adalah dengan meningkatkan
pengetahuan masyarakat NTB mengenai pemasungan dan gangguan jiwa berat
sehingga akan menurunkan angka jumlah ODGJ yang mengalami pemasungan di
NTB. Kinerja Pemerintah Provinsi NTB pun juga akan meningkat di bidang kesehatan
jiwa apabila inovasi MAK PASOL berjalan dengan baik dan berkesinambungan.
MAK PASOL secara langsung akan menghubungkan komunikasi diantara
masyarakat, Puskesmas, Dinas Kesehatan, RSJ Mutiara Sukma, dan Pemerintah
Provinsi melalui media internet secara on line dalam upaya pembebasan ODGJ yang
mengalami tindakan pemasungan di wilayah NTB. MAK PASOL dapat diakses secara
mudah dan langsung di alamat website: rsjmutiarasukma.ntbprov.go.id.
Keluaran yang mendukung keberhasilan MAK PASOL adalah:
1. Meningkatnyaangka temuanODGJ yang mengalami pemasungan di NTB untuk
data dasar (baseline) berdasarkan nama dan alamat (by name by address).
2. Penatalaksanaan/perawatan yang komprehensif terhadap ODGJ yang mengalami
pemasungan di NTB.
3. Melakukan monitoring secara berkala terhadap ODGJ pasca pasung yang telah
diberikan terapi, termasuk pemberdayaan ODGJ dan keluarga dalam hal
kemandirian ekonomi.
4. Mempermudah sistem pelaporan dan koordinasi antara pemangku kepentingan
atau lintas sektoral.

Manfaat utama dari inovasi MAK PASOL ialah meningkatnya angka temuan
ODGJ yang mengalami pemasungan di NTB untuk data baseline berdasarkan nama
dan alamat (by name by address) yang dapat dijadikan acuan untuk tatalaksana
selanjutnya. Semakin banyak ODGJ yang terdeteksi mengalami pemasungan di NTB
maka semakin cepat ODGJ tersebut mendapatkan terapi dan monitoring yang adekuat
sehingga upaya pemberdayaan secara mandiri dalam terwujud. ODGJ pasca pasung
yang berdaya dan mandiri akan berproduktif bagi keluarga dan masyarakat sehingga
meningkatkan keberhasilan sumber daya manusia di bidang kesehatan jiwa bagi
pemerintah daerah provinsi NTB.
Waktu Pelayanan
Waktu pelayanan yang dilakukan adalah:
1. Layanan ACT Statis
Tiap hari kerja: Senin – Kamis 07.30 – 13.00 Wita
Jumat 08.00 – 10.30 Wita
Sabtu 08.00 – 12.00 Wita
2. Layanan ACT Mobile
Dilaksanakan 10 x di wilayah Pulau Lombok.
3. Layanan Hotline 24 jam sehari

Pelaksana
1. Psikiater
2. Dokter umum
3. Perawat

3. PELAYANAN MOBILE
Pelayanana mobile adalah pelayanan yang dilakukan dengan mendekatkan akses pada
sasaran dengan tidak mengurangi mutu layanan.
Terdiri dari:
1. Integrasi
Integrasi adalah program kegiatan pembinaan kesehatan jiwa kepada petugas
kesehatan (dokter, perawat, tim kesehatan) yang dilakukan di puskesmas atau di
tingkat pelayanan dasar.
2. Mobile Clinic
Mobile Clinic adalah kegiatan layanan pengobatan dan konsultasi tentang masalah
kesehatan jiwa yang dilakukan langsung ke masyarakat.
3. Droping Pasien
Dropping (Pemulangan Pasien) adalah layanan pemulangan/pengembalian pasien
stabil/kooperatif yang tidak dijemput keluarga setelah dirawat selama 3 bulan atau
lebih kepada keluarganya.
4. Home Visite
Kunjungan rumah (home visite) adalah kegiatan layanan kunjungan ke rumah pasien
dan keluarganya yang terlantar/terpasung/terisolasi yang pernah/tidak pernah dirawat
di RSJ Mutiara Sukma akan tetapi tidak pernah kontrol secara teratur/belum
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa.

4. PENANGGULANGAN PSIKOSOSIAL PASCA BENCANA


Penanganan pasca bencana tidak hanya dititikberatkan pada sektor kesehatan fisik tapi
juga aspek psikososial. Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma sebagai salah satu institusi
pelayanan kesehatan jiwa masyarakat merasa bertanggung jawab untuk memberikan
penanganan secara lebih serius dan komprehensif dalam penanganan kasus kasus yang
terkait dengan aspek psikososial masyarakat.
Tujuan
1. Melakukan Asesmen psikososial pasca bencana di daerah yang terkena
2. Mengidentifikasi dan Mendeteksi Dini kasus psikososial yang terjadi pasca bencana
3. Memberikan penanganan dampak psikososial pasca bemcana

Strategi
1. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan
2. Membentuk Tim kecil penanganan dampak psikososial pasca bencana terdiri dari
psikiater, dokter umum, psikolog, perawat spesialis kejiwaan, perawat, dan petugas
kesehatan lainnya.
3. Penanganan dampak psikososial pada kelompok masyarakat yang terkena bemcana
dan daerah sekitarnya.
1. Membuat Posko Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Dampak Psikososial
2. Melakukan Asesmen Psikososial
3. Memberikan intervensi psikososial secara berkelompok berdasarkan usia dan
kelompok yang rentan
4. Memberikan intervensi psikososial secara individual terhadap korban /
penyintas yang berisiko mengalami gangguan yang lebih berat.
Rencana aksi
1. Deteksi dini
Melakukan skrining dengan menggunakan alat kuisioner yang terkait dengan
dampak psikososial. Kuisioner tersebut terdiri dari 2 jenis yaitu untuk anak-anak
dan dewasa.
2. Memberikan Intervensi Psikososial yang akan diberikan secara berkelompok
berdasarkan kelompok usia yaitu kelompok anak-anak, dewasa, dan lansia. maupun
individual terhadap penyintas yang lebih berisiko terhadap gangguan psikologis
yang lebih berat. Berikut rincian kegiatan yang akan dilakukan:
1. Kelompok dewasa
Bercakap cakap tentang perasaan, harapan , keinginan, hal positif yang
masih bisa disyukuri, latihan relakasi, teknik hipnosis 5 jari
2. Kelompok remaja
Bercakap-cakap tentang cita-cita, harapan, olahraga, musik, bernyanyi,
menulis, aktivitas social, latihan relaksasi
3. Kelompok anak
Bermain, menggambar, bernyanyi, bercerita.
4. Kelompok lansia
Bercakap – cakap tentang perasaan, berikan informasi tentang kegiatan
yang dilakukan di pengungsian, berbagi pengalaman sukses masa lalu,
relaksasi. Kelompok lansia merupakan kelompok yang butuh perhatian dan
rentan.
Sedangkan intervensi secara individual akan dilakukan dengan pemberian
konseling oleh psikolog dan psikiater..
3. Memberikan pengobatan dan perawatan terhadap kelompok yang berisiko
mengalami gangguan yang lebih berat.
Kegiatan ini diberikan kepada korban / penyintas yang mengalami gangguan mental
emosional, pasca trauma, maupun individu dengan riwayat gangguan kejiwaan
sebelumnya berdasarkan hasil skrining, anamnesis, dan pemeriksaan psikiatrik.
V. Cara Melaksanakan Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan di Instalasi Keswamas RSJ Mutiara Sukma menggunakan
metode siklus PDSA (Plan, Do, Study and Action). PDSA singkatan bahasa Inggris
dari “Plan, Do, Study and Action”, (Rencanakan, Kerjakan, Pelajari, Tindak Lanjuti)
adalah suatu proses empat langkah alternatif yang umum digunakan dalam
pengendalian kualitas untuk lebih menggambarkan hasil rekomendasinya.
VI. Sasaran

No Kegiatan Target
1. Promosi Kesehatan Rumah Sakit 100%
2. Assertive Community Treatman (ACT) 100%
3. Layanan Hotlane 100%
4. Self Helf Group (SHG) 100%
5. Websate MAKPASOL(masyarakat aktif klik pasung on line) 100%
6. Integrasi 100%
7. Mobile Clinik 100%
8. Droping 100%
9. Home Visite 100%
10. Pendampingan Psikososial Pasca Bencana 100%
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

BULAN (2017)
URAIAN KET
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PKRS
- Penyuluhan
pendidikan individu
- Penyuluhan
pendidikan kelompok
2 ACT ( Assertive
Community Treatment) 10 x
- SHG 2x
- Hotlane
- MAKPASOL
3 Pelayanan Mobile
- Integrasi 20 x
- mobile clinic 20 x
- Droping 20 x
- Home Visit 20 x

4 Bencana

Keterangan :
= Jadwal kegiatan
= Program
= Bila diperlukan
VIII. Monitoring Evaluasi

1. Dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara berkala.


a. Harian (laporan dari kegiatan).
b. Bulanan (laporan Kepala Unit Kerja ke Kasi Pelayanan medikdan PMKP)
c. Tahunan (laporan Kepala Unit Kerja ke Kasi Pelayanan medik dan PMKP)
2. Sarana yang dipergunakan dalam monitoring dan evaluasi adalah
a. Laporan langsung ke Kasi Pelayanan Medik / Direktur ( secara teratur dan insidentil ).
b. Rapat kerja unit.
c. Rapat kerja bulanan.
d. Rapat kerja kepala seksi
e. Rapat koordinasi.
f. Monev keswamas
g. Paparan program kerja keswamas.
IX. Pencatatan dan Pelaporan

1. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Program Kerja Instalasi Keswamas RSJ
Mutiara Sukma terdokumentasi melalui hard file dan soft file sesuai kebutuhan. Data
hard file dan atau soft file terdokumentasi dan tersimpan di penanggung jawab
dokumen keswamas.
2. Masing – masing kegiatan mempunyai dokumentasi dalam bentuk hard file dan soft
file sesuai dengan kebutuhan terkait Program Kerja Instalasi Keswamas.

Mataram
Tanggal : 1 Desember 2016
Kepala Instalasi KESWAMAS

Dr. A. A. A. Arimawati
Nip:19760124 200501 2 010

Anda mungkin juga menyukai