Anda di halaman 1dari 33

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………...........….
DAFTAR ISI………………………………………………………......…
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG………………………………………........
2. RUMUSAN MASALAH………………………………………...
3. TUJUAN………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORI
1. DEFINIS.........................................................................................
2. ETIOLOGI.....................................................................................
3. TANDA DAN GEJALA...............................................................
4. PATOFLOW.................................................................................
5. PENCEGAHAN..........................................................................
6. PENANGANAN.........................................................................
7. PENATALAKSANAAN...............................................................
BAB III TINJAU KASUS
1. KONSEP DASAR KEPERAWATAN KANKER PAYUDARA
2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN..............................................
3. INTERVENSI...............................................................................
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN...................................................
5. IMPLEMENTASI.........................................................................
6. EVALUASI..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, penyebab
kematian yang paling besar bagi perempuan berusia antara 18 hingga 54 tahun, perempuan yang
berusia 45 tahun memiliki resiko terjangkit kanker payudara berjumlah 25% lebih tinggi
dibandingkan perempuan yang lebih tua (Lee, 2008, hlm 38).
Angka kejadian atau prevalensi kanker payudara akan selalu bertambah setiap tahun.
Penyakit kanker adalah salah satu penyebab kematian di dunia. Saat ini, kanker payudara
memiliki peringkat 5%-10% dari seluruh jenis kanker. Dilaporkan angka kejadian di seluruh
dunia melompat 2 kali lipat, ini merupakan tingkat kenaikan tertinggi sepanjang 30 tahun
terakhir, WHO (World Healthy Organization) memperkirakan angka kejadian dari tahun 2009
terdapat 11 juta yang terkena kanker dan tahun 2030 akan bertambah menjadi 27 juta kematian
akibat kanker dari 7 juta menjadi 17 juta, sehingga akan didapatkan 75 juta orang yang hidup
dengan kanker pada tahun 2030 nanti. Ditahun-tahun mendatang problem kesehatan yang
khususnya bagi Negara-negara berkembang adalah kanker payudara, dengan peningkatan angka
kejadian hingga 70%, dan pada tahun 2002 secara global tercatat 10,9 juta kasus kanker dengan
angka kematian 6,7 juta orang (Yohanes, 2008).
Kenaikan jumlah kasus kanker payudara terkait dengan kenaikan masa hidup wanita di
seluruh dunia dan pertumbuhan populasi, selain itu, faktor
kebiasaan merokok dan diet memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya
kanker payudara (Wibisono, 2009, hlm 71).
Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada daerah di Amerika Serikat (mencapai diatas
100/100.000, berarti ditemukan 100 penderita dari 100.000 orang), The Amerika Cancer Society
memperkirakan bahwa pada tahun 2000, 552.200 orang Amerika akan meninggal akibat kanker,
dan 40.800 atau 7% di antaranya adalah perempuan penderita kanker payudara, ini berarti 15%
perempuan yang meninggal disebabkan kanker payudara (Purwoastuti, 2008, hlm. 14).

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. pengertian dari kanker payudara ?
b. sebutkan etiologi dari kanker payudara ?
c. jelaskan tanda dan gejala dari kanker payudara ?
d. bagaimana bentuk patoflow dalam kanker payudara ?
e. bagaiman pencegahan dari kanker payudara ?
f. bagaimana proses penatalaksanaan dari kanker payudara ?

1.3 TUJUAN
a. Dapat mengetahui pengertian dari kanker payudara
b. dapat mengetahui tentang etiologi dari kanker payudara
c. mengetahui tentang tanda dan gejala dari kanker payudara
d. patoflow
e. mengetahui tentang pencegahan dari kanker payudara
f. mengetahui penatalaksanaan dari kanker payudara

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker
bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan
kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-
bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di
atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan
bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005,
sumber : Harianto, dkk)

2.2 ETIOLOGI

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

a. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik
(DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.

b. Masa reproduksi yang relatif panjang.

 Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.

 Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)

4
c. Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita
yang sudah punya anak.

d. Kehamilan dan menyusui

Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.

e. Wanita gemuk

Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.

f. Preparat hormon estrogen : Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

g. Faktor genetik

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46).

 Anatomi fisiologi payudara

i. Anatomi payudara

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,
ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke

5
aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan
ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.

ii. Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah
mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan
menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan
juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan
fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram
tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar
karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-
sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
(Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)

 Patofisiologi

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan
payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara
ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause
(postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit
berbahaya lainnya.

6
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang
mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen.
Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia.
Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-
kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone
treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002,
hal : 1589)

2.3 TANDA DAN GEJALA

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan
payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak
teratur.

Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan
mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau
kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau
borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan
ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah
atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur
kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting
susu), payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik ke
dalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium
lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

7
 Klasifikasi kanker payudara

Tumor primer (T)

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer

3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor

4. T1 : Tumor < 2 cm

T1a : Tumor < 0,5 cm

T1b : Tumor 0,5 – 1 cm

T1c : Tumor 1 – 2 cm

5. T2 : Tumor 2 – 5 cm

6. T3 : Tumor diatas 5 cm

8
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax
atau kulit.

T4a : Melekat pada dinding dada

T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit

T4c : T4a dan T4b

T4d : Mastitis karsinomatosis

 Nodus limfe regional (N)

1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila

3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.

4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain
atau melekat pada jaringan sekitarnya.

5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

 Metastas jauh (M)

1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan

2. M0 : Tidak ada metastase jauh

3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

STADIUM Kanker Payudara :


9
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran
luas.

2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh.
Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN

3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5
cm tanpa keterlibatan LN

4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan
LN terkena, tidak ada penyebaran jauh

5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit
semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.

6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

10
2.4 PATOFLO

Faktor predisposisi dan resiko tinggi


Hiper plasia pada sel mammae

Mendesak Mendesak Mendesak


jaringan sekitar Sel syaraf Pembuluh darah

Interupsi sel saraf sel Aliran darah


Mensuplai nutrisi Menekan jaringan terhambat
ke jaringan ca pada mammae
nyeri

Peningkatan hipoxia
Hipermetabolis ke konsistensi
jaringan mammae
Necrose
jaringan
Mammae
Suplai nutrisi
membengkak
jaringan lain
Bakteri Patogen
Massa tumor
Berat badan turun
mendesak ke
Infeksi
jaringan luar
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Infiltrasi pleura
parietale

Expansi paru
menurun

Gg pola nafas

11
2.5 PENCEGAHAN

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di


payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan
dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak
sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya
kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.
Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila
terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke
dokter.

b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.

c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.

d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah
bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan.
Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada
benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.

e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba
dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor,
maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari
tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke
dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara
sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.

12
2.6 PENANGANAN

 Pembedahan

a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai
pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).

b. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.

c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi

d. Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial

e. Mastektomi radikal : Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya :
seluruh isi aksial.

f. Mastektomi radikal yang diperluas

Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

 Non pembedahan

a. Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut;
pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.

13
b. Kemoterapi

Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.

c. Terapi hormon dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi


adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 – 1600).

2.7 PENATALAKSANAAN

Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap


kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari
pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.

Terapi penyinaran digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan


tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening.

Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak


dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat
yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk
menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.

14
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. D. S


DENGAN CA MAMAE DI UNIT RAWAT INAP YOHANES BETHESDA TOMOHON

I. Identitas Klien

Nama : Ny. N
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan terakhir : SMA
Status Perkawinan : Sudah
Suku Bangsa : Kailolo/Indonesia
Agama : Kristen
Alamat : kakaskasean 1 ling.2
Tanggal Masuk RS : 01 maret 2018 PUKUL 07:00
Tanggal Pengkajian : 01 maret 2018 PUKUL 08:00
No register : 885401
DX Medis : CA Mamae

Identitas Penanggung Jawab


Nama :Ny. S
Umur :35 tahun
Alamat : kakaskasean 1 ling.2
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
15
Hub denga pasien : Mertua

1. Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan sekarang


Keluhan Utama masuk RS : Sesak Napas,
Keluhan menyertai : batuk berdahak ,lemas ,kurang nafsu makan ,
nyeri di dada kanan
Keluhan saat pengkajian : adanya benjolan pada payudara kanan
Keluhan yang menyertai : Bengkak ,nyeri,area benjolan berwarna merah, terasa
panas, dan luka
P : Nyeri pada payudara kanan
Q : Nyeri sedang
R : Daerah payudara kanan
S :5
T : 15- 30 menit
Hal yang memberatkan : saat menggunakan bra dan saat beraktivitas
Hal yang meringakan : jika pasien tidak beraktivitas (beristirahat)
Catatan Kronologis
Pasien mengeluh mempunyai benjolan pada payudara kanan, tetapi pasien tetap merasa
baik- baik saja. Setelah beberapa hari, pasien mengalami sesak napas disertai batuk. Pada
daerah payudara pula keluar darah. Kemudian pasien di bawa ke UGD RSU Al-Fatah pada
tanggal 13 Januari 2016 untuk mendapat penanganan.
 IVFD RL 20 TTS/M
 Drip Biocombion 1 amp / 24 jam
 Ceftriaxone 2x1 gr/iv / (skin test)
 Dexametohason 2x1 amp
 Nebulizer & Combiven
 Terpasan Oksigen 2L/m

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

a) Pasien pernah di rawat RSU Bethesda Tomohon


b) Pasien belum pernah mengalami pembedahan sebelumnya
c) Pasien mengalami riwayat penyakit Dm
3. Riwayat kesahatan keluarga
a) Keluarga tidak mempunyai penyakit yang sama

a) Dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan

16
b) Dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
c) Sebagian besar keluarga meninggal karena lansia

4. Keadaan Psikososial
a) Persepsi : Pasien cemas dengan penyakitnya, pasien bertanya-tanya tentang penyakit,
pasien tampak gelisah
b) Sosialisasi : Interaksi baik dengan keluarga,maupun pasien yang lain

5. Keadaan Spiritual

a) Pasien percaya kepada Tuhan bahwa penyakitnya akan sembuh


b) Pasien beragama kristen

17
18
19
6. Pola Aktivitas Sehari-Hari

No Pola aktifitas Sebelum sakit Saat sakit


1 Nutisi
a) Jenis makanan Nasi,ikan,sayur Bubur,ikan,telur, buah (diet lunak TKTP)
¼ porsi
b) Porsi makan 1 porsi 3x sehari
c) Jumlah makan 3x sehari

2 Cairan
a) Frekuensi 5-7 gelas/ hr 6 gelas/ hr
b) Jumlah 1200 cc 1400 cc
c) Jenis minuman teh,air putih air putih, the tawar

3 Eliminasi
a) BAB
(1) Frekuensi 2x sehari 1x sehari
(2) Konsistensi Lunak lunak
(3) Warna Kuning kecoklatan kecoklatan
b) BAK
(1) Frekuensi 5-7x sehari 4-5x sehari
(2) Jumlah 1200 cc ±1000 cc
(3) Warna Kuning Kuning
(4) Bau Khas Khas

4 Istirahat dan tidur


a) Tidur malam 7-8 jam 5-6 jam
b) Tidur siang 2-3 jam 1 jam(tidak nyenyak )
c) Keluhan Tidak ada Susah tidur

5 Personal higinie
a) Mandi 2x sehari 1x sehari (dilap)
b) Gosok gigi 2x sehari 1x sehari (dibantu)
c) Ganti pakian 2x sehari 1x sehari (dibantu)
d) Masalah saat mandi Tidak ada Aktivitas terbatas

20
7. Pola fungsi Aktivitas

Sebelum Sakit Sesudah Sakit Keterangan


No. Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

1. Mandi √ √

2. Berpakaian dan √ √
Berdandan

3. Mobilitas di Tempat √ √
Tidur

4. Personal Hygiene √ √

5. Makan dan Minum √ √

21
6. Duduk √ √

Keterangan
0 = Mandiri
1 = Dibantu sebagian
2 = Perlu bantuan orang lain
3 = Perlu bantuan orang lain dan alat
4 = Ketergantungan atau tidak mampu

22
8. Pemeriksaan fisik

1. Pengamatan umum
1. Keadaan Umum : lemah
2. kesadaran : compos mentis

2. Tanda – Tanda Vital


1. Tekanan darah : 110/80 mmHg

2. Denyut nadi : 108 x/ menit


3. Respirasi : 28x / menit
4. Suhu : 36 °C
5. TB : 160 cm
6. BB sebelum sakit : 50kg BB saat sakit : 45kg
7. IMT : 17,5 ( kurus ringan)
3. Kepala
1. Bentuk kepala : bulat, simetris
2. Keadaan rambut : bersih
3. Keadaan kulit kepala : bersih
4. Nyeri kepala / pusing : Tidak Ada

4. Wajah
1. Bentuk : Simetris
2. Ekspersi wajah : Meringis

5. Kulit
1. Turgor kulit : Jelek
2. Warna : kemerahan pada area payudara kanan
3. Kelembaban : Lembab
4. Lesi : Ada
5. Komentar : Tidak ada

6. Mata / penglihatan
1. Ketajaman penglihatan : Baik
2. Peradangan : Tidak ada
3. Sklera : Tidak Icterus
4. Pupil : Isokhor
5. Konjungtiva : normal (merah muda)
6. Rasa nyeri : Tidak ada
7. Komentar : Tidak ada

7. Hidung / penciuman
1. Polip : Tidak ada kelainan
2. Sinus : Tidak ada kelainan
3. Perdarahan : Tidak ada
4. Fungsi penciuman : Baik
5. Komentar : Terpasang Oksigen 2 liter

8. Telinga / pendengaran
1. Struktur : Normal
2. Nyeri : Tidak ada
3. Cairan : Tidak ada
4. Tanda peradangan : Tidak ada
5. Fungsi pendengaran : Baik
6. Alat bantu : Tidak ada
7. Komentar : tidak ada

9. Mulut
1. Keadaan gigi : bersih
2. Problem menelan : Tidak ada
3. Bicara : baik
4. Fungsi mengunyah : kurang
5. Komentar : tidak ada

10. Leher
1. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
2. Arteri carotis : Teraba
3. Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran
4. Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
5. Komentar : tidak ada

11. Dada
1. Inspeksi dada
a. Keadaan kulit dada : ada kehitaman pada payudara kanan
b. Bentuk dada : Asimetris
c. Warna dada : kehitman ( nerkrotis )
d. Strie : Tidak ada strie
2. Palpasi dada
a. Ada masa pada payudara kanan
b. Ada nyeri ketika di sentuh
c. Ada penyebaran nyeri didaerah punggung
3. Pernafasan
a. Bentuk dada : Asimetris pada payudara kanan
b. Pergerakan : Tidak mengikuti irama pernafasan
c. Batuk : Ada
d. Sputum : Ada
e. Fokal fremitus : Normal
f. Bunyi nafas : Mengi
g. Bunyi nafas tambahan : Ronchi
h. Irama pernafasan : Tidak Teratur
i. Frekuensi pernafasan : 28 x / m
4. Jantung

24
a. Nyeri dada : Tidak ada
b. Bunyi jantung : Bunyi jantung I / II ( S1 dan S2 )
murni, regular

12. Abdomen
(1) Inspeksi abdomen
a. Keadaan kulit abdomen : Baik (tidak ada iritasi)
b. Bentuk abdomen : Simetris
c. Warna abdomen : Normal (saomatang)
d. Strie : Tidak ada strine perut
e. Hernia : Tidak ada hernia umbilicus

13. Perkemihan
1. Edema kelopak mata : Tidak ada
2. Nyeri pinggang : Tidak ada
3. Bau amoniak : Tidak ada
4. Komentar :-

14. Status neurologi


a. Tingkat kesadaran : CM
b. Koordinasi : Baik
c. Orientasi : Baik
d. Memori : Baik
e. Kejang-kejang : Tidak ada
f. Kelumpuhan motorik : Tidak ada
g. Komentar : Tidak ada

15. Muskuluskeletal
1. Kekuatan otot : kurang pada ekstrimitas atas
2. Tonus otot : kurang
3. Nyeri : tidak ada
4. Pola aktifitas : Aktifitas dibantu oleh perawat dan
keluarga

16. Ekstermitas
1. Ekstremitas kanan atas terpasang IVFD RL 20 tts/ m

9. Pemeriksaan laboratorium
25 Januari 2016
Gula Darah Puasa : 117 mg/dl ( normal : 70-100 mg/dl)
24 januari 2016
Gula Darah waktu : 117 mg/dl ( normal : <120 mg/dl)
16 januari 2016
Natrium : 115 mmol/L ( normal 135 - 145 mmol/L)
Kalium :2.6 mmol/L ( normal 3.5 - 5.1 mmol/L)

25
Chlorida :73 mmol/L ( normal 96 -105 mmol/L)

PENGKAJIAN OKSIGENASI
1. Keluhan
a) Kelemahan : lemah
b) Dispnea : sesak napas
 Dipengaruhi aktifitas : ya
 Berkurang bila kepala ditinggikan : ya
 Mengganggu istirahat/ kenyamanan : ya
c) Batuk : batuk berdahak
 Di sertai lendir

 Warna : kuning
 Bau : khas

2. Lingkungan
a) Rumah
 Ventilasi :tidak ada
 Berdebu : tidak ada
 Berasap :tidak ada
b) Tempat kerja
 Ventilasi :tidak ada
 Berdebu :tidak ada
 Berasap :tidak ada
 Lain-lain (sebutkan):tidak ada

2. Analisa data

No Symptom Etiologi Problem

26
1. Ds : keluarga mengatakan Penumpukkan Bersihan jalan napas
 Batuk berdahak
Secret tidak efektif
 Nyeri dada bila
batuk
 Badan lemas
a) Data objektif :
 KU lemah
 Sesak napas
 Terpasang
Oksigen 2 liter
 Respirasi 28x/m

2. Data subjektif, keluarga Penurunan Hambatan mobilitas fisik


mengatakan : kekuatan dan
 Ada luka pada
daya tahan
payudara sebelah
tubuh
kanan
 Bila bergerak terasa
sakit
Data Objektif :
 Adanya benjolan
pada payudara
kanan
 Aktivitas dibantu
keluarga
 Terpasang infuse RL
20x/m
Terpasang oksigen 2L/m

3. Data subjektif, keluarga Intake nutrisi Nutrisi kurang dari


mengatakan : yang kurang kebutuhan tubuh
 Tidak ada nafsu makan
adekuat
 Mual
 Mulut terasa pahit
 Badan lemas
Data objektif :
 KU lemah
 Penurunan BB 5 kg
 IMT 17,5

27
4. Data subjektif, keluarga Nyeri Gangguan pola tidur
mengatakan :
 Nyeri dada
 Pusing
 Susah tidur
 Kalau terbangun sulit
tidur kembali
Data objektif:
 KU lemah
 Konjungtiva pucat
Sesak napas

28
ASUHAN KEPERAWATAN
DI UNIT RAWAT INAP RSU : BETHESDA GMIM TOMOHONAMA PASIEN : An. N

Nama: Ny. N RUANGAN: Yohanes NO RM : 205

29
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL DAT IMPLEMENTASI TGL EVALUASI
E JAM
KEPERWATAN

1. Bersihan jalan -Mengefektifkan 1.Memberikan posisi 1. Posisi ini membantu 0 1. Memberikan posisi semi 01-
1 03- S : pasien mengatakan
napas tidak efektif bersihan jalan napas semi fowler atau mmemaksimalkan - fowler atau setengah
201 Sesak napas berkurang
b/d penumpukkan setengah duduk ekspansi paru dan 0
dudukdengan meninggikan 8  Batuk berkurang
dgn 3
secret ditandai 2.Membantu pasien 
menurunkan upaya - kepala pasien 60 derajat
dengan : 2 2. 12: O:
kriteria : batuk efektif
pernapasan. Membantu pasien batuk 00
a) 0 Ku lemah
KU baik 1 efektif dengan mengajarkan
b) Data subejktif : 2. Meningkatkan Pernapasan 20 x/m
Batuk berkurang 8
Batuk berdahak gerakan secret ke jalan teknik batuk efektif yang Terpasang oksigen
Nyeri dada berkurang
Nyeri dada bila nafas untuk di 08:
Oksigen di lepas baik kepada pasien
batuk keluarkan 00 A : masalah teratasi
Badan lemas Respirasi 20x/m sebagian
c) P : intervensi 1, 2 di
d) Data objektif : lanjutkan
KU lemah
Sesak napas
Terpasang Oksigen
> 10 kali
Respirasi 28x/m

01 01-
2. -30 03-
201 201 S : pasien mengatakan
1.Menganjurkan untuk 8 8  Badan lemas
Meningkatkan 1.Kaji hal yang melakukan aktivitas 1.Mengkaji hal yng mampu
dan tidak mampu dilakukan O 12:
: aktivitas dibantu oleh
toleransi pasien untuk mampu dilakukan sehari hari 08: perawat dan keluarga
oleh pasien dengan 00
2.Mengetahui tingkat 00 : pasien belum mampu
Hambatan melakukan aktivitas dan hal yang tidak menggunakan tabel pola
mampu di lakukan keterbatasan aktivtas memindahkan
mobilitas fisik b/d fisik dengan kriterial fungsi aktivitas
2.Tingkatkan
30 Tubuhnya
3. Mendorong dan 2.Tingkatkan ketahanan dan
penurunan hasil : pasien dapat melakukan
ketahanan dan membantu pasien kekuatan otot yang sakit
 duduk
kekuatan dan daya Klien dapat kekuatan otot untuk kemandirian dengan melatih pasien
tetapi kadang di bantu
dalam beraktivitas bergerak perlahan-lahan dan
tahan tubuh, beraktivitas sehari-hari 3..Berikan bantuan tidak membebani pasien
oleh keluarga dan
 Peningkatan kekuatan perawat ketika pasien
ditandai dengan : sesuai ketidak 3.Memberikan bantuan
lelah
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (2005), Buku saku diagnosa keperawatan dan dokumentasi, edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC

C. J. H. Van de Velde (2006), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa “ Arjono”


Penerbit Kedokteran, Jakarta, EGC

Carpenito, Lynda Juall (2008), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC

Daniell Jane Charette (2006), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGC

Theodore R. Schrock, M. D (2007), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran Jakarta,
EGC

Thomas F Nelson, Jr M. D (2007), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene Winata, dr. Brahnu V Pendit. Penerbit Kedokteran, Jakarta, E G C

31
33

Anda mungkin juga menyukai