Pengaruh Waktu Pada Penyimpanan Serum PDF
Pengaruh Waktu Pada Penyimpanan Serum PDF
Dwi Purbayanti
email: dwipurbayanti@gmail.com
ABSTRAK
8
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Pengaruh Waktu Penyimpanan Serum untuk Pemeriksaan Kolesterol Total
9
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Dwi Purbayanti
2001). Pada manusia, keseimbangan antara Menurut Marks dkk. (2000) kolesterol
masukan kolesterol dan pengeluarannya sangat tidak larut dalam air. Dengan
tidak selalu tepat, sehingga menyebabkan demikian, zat ini diangkut dalam darah
penimbunan kolesterol secara bertahap di sebagai komponen lipoprotein darah.
jaringan, terutama pada endotel yang a. Kolesterol Kilomikron. Kolesterol dalam
melapisi pembuluh darah. Keadaan tersebut makanan diserap dari misel garam
dapat menyebabkan aterosklerosis (Champe empedu ke dalam sel epitel usus.
dkk., 2011). Kolesterol ini, bersama dengan kolesterol
Aterosklerosis adalah penyakit yang disintesis oleh sel, dikemas dalam
terbentuknya plak di dinding arteri besar, kilomikron yang masuk ke dalam darah
sehingga mempersempit lumen pembuluh melalui limfe. Dalam limfe dan darah,
darah sehingga aliran darah terganggu dan kilomikron memperoleh apoC11 dan apoE
dapat menurunkan elastisitas pembuluh dari HDL. Setelah triasilgliserol kilomikron
darah. Plak terdiri dari sel otot polos, jaringan dicerna oleh lipoprotein lipase dalam
ikat, lemak dan kotoran yang tertimbun darah, sisa kolomikron akan berikatan
diintima dinding arteri. Peningkatan kadar dengan reseptor di sel hati dan mengalami
kolesterol dalam darah dapat menimbulkan internalisasi melalui endositosis. Terjadi
serangan jantung dan stroke. pencernaan di dalam lisosom, protein dan
Metabolisme Kolesterol. Kolesterol adalah lemak diuraikan, asam lemak diputuskan
prekursor hormon-hormon steroid dan asam- dari ester kolesterol dan kolesterol serta
asam lemak dan merupakan unsur pokok produk pencernaan sisa kolomikron
yang penting di membran sel. Kolesterol lainnya membentuk depot simpanan
diabsorpsi dari usus dan dimasukkan dalam sel hati.
kedalam kilomikron yang dibentuk di dalam b. Kolesterol VLDL (Very LowDensity
mukosa. Setelah kolomikron mengeluarkan Lipoprotein). Setelah dibentuk dihati,
trigliseridanya di jaringan adiposa, kilomikron triasilgliserol kemudian dikemas bersama
sisanya menyerahkan kolesterolnya ke hati. dengan kolesterol dari depot simpanan
Hati dan jaringan-jaringan lain juga kolesterol, fosfolipid, dan apoB-100
menyintensis kolesterol. Sebagian kolesterol menjadi VLDL yang kemudian
di hati diekskresikan di empedu, baik dalam disekresikan ke dalam darah.
bentuk bebas maupun sebagai asam c. Kolesterol LDL (LowDensity Lipoprotein).
empedu. Sebagian kolesterol empedu LDL di serap oleh hati melalui proses
direabsorpsi dari usus. Kebanyakkan endositosis yang dibantu oleh reseptor.
kolesterol di hati digabungkan ke dalam Pencernaan di lisosom mengembalikan
VLDL dan semuannya bersirkulasi dalam kolesterol LDL ke depot simpanan
kompleks-kompleks lipoprotein (Ganong, kolesterol hati.
1995).
10
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Pengaruh Waktu Penyimpanan Serum untuk Pemeriksaan Kolesterol Total
d. Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). yang ada didalam darah dapat dibagi
Setelah disekresikan ke dalam darah, HDL menjadi lemak netral berupa trigliserida,
mengalami perubahanakibat berinteraksi asam lemak, fosfolipid, dankolesterol total.
dengan kilomikron dan VLDL. Dengan Lemak ini umumnya tidak larut dalam air
kedua lipid ini, HDL saling bertukar protein sehingga harus dibawa oleh darah dalam
dan lemak. HDL yang menyerap kolesterol bentuk terikat dengan senyawa yang mudah
dari permukaan sel dan dari lipoprotein larut seperti protein serum. Adapun protein
lain dan mengubahnya menjadi ester lain yang fungsinya hanya mengikat lemak
kolesterol. Ester kolesterol ini akhirnya saja adalah lipoprotein. Kemudian ada
dikembalikan ke hati. senyawa yang berada dalam darah untuk
Penyimpanan Sampel Serum Untuk dibuang melalui alat-alat ekskresi seperti
Pemeriksaan Kolesterol Total. Serum ginjal, empedu(melalui hati) dan kulit
merupakan cairan darah berwarna kuning contohnya asam urat, kreatinin, urea dan
jernih yang bebas dari sel dan tanpa bilirubin (Sadikin, 2001).
fibrinogen karena protein darah sudah Kelompok ketiga ialah protein
berubah menjadi jaring fibrin dan merupakan senyawa yang ukuran molekul
menggumpal bersama sel. Serum diperoleh besar. Senyawa ini tergolong dalam
dengan cara membiarkan darah dalam biomakromolekul contohnya asam nukleat
tabung membeku tanpa antikoagulan dan seperti DNA (Deoxyribonucleic Acid = asam
kemudian disentrifuge untuk mengendapkan deoksiribonukleat yang terdapat didalam inti
semua sel-sel darah(Sadikin, 2001). sel dan menyusun kromosom serta
Di dalam serum terdapat berbagai asamribonukleat atau RNA (Ribonucleic Acid
macam senyawa. Pada dasarnya senyawa = asam ribonukleat) yang terdapat diinti sel
yang larut dalam serum dapat dibagi menjadi dan sitoplasma (Sadikin, 2001).
3 kelompok besar berdasarkan berat Serum harus segera dipisahkan dari
molekulnya. Kelompok pertama ialah ion-ion sel-sel darah dalam waktu 1 hingga 2 jam
anorganik. Ion-ion anorganik yang terdapat setelah pengumpulan sampel dan dapat
dalam serum terdiri atas ion positif ataukation disimpan segera dalam lemari pendingin
contohnya Na+, K+, Mg2+, Ca2+, H+dan ion suhu 4oC selama 1-2 minggu sebelum
negatif atau anion contohnya HCO3- dianalisis (Sacher dkk., 2004).Lamanya
(bikarbonat) dan CI- (klorida) (Sadikin, 2001). penyimpanan harus memperhatikan jenis
Kelompok kedua berbagai senyawa pemeriksaan yang akan diperiksa salah satu
organik kecil merupakan senyawa baru jenis pemeriksaannya adalah kolesterol total,
diserap oleh saluran cerna dan sedang dalam wadah serta stabilitas sampel. Faktor yang
perjalanan untuk dibawa keberbagai bagian dapat mempengaruhi stabilitas sampel
tubuh seperti glukosa, asam-asam amino, adalah karena pengaruh suhu. Selama
lemak dan hormon. Pada umumnya, lemak penyimpanan, suhu yang dianjurkan
11
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Dwi Purbayanti
khusunya untuk pemeriksaan kolesterol total yang lebih besar, 1 mg/100 ml bilirubin
adalah pada suhu 20-25oC selama 6 jam, 4oC menghasilkan kenaikan nilai kolesterol
selama 6 hari dan -20oC selama 6 bulan. sebesar 5-6 mg/100 ml serum. Jangan
Penyimpanan sampel serum untuk menggunakan serum yang sudah sangat
pemeriksaan kolesterol total dengan kisaran terhemolisis. (Zulbadar Panil, 2008)
suhu 2-8oC dan harus selalu diusahakan 2. Metode Enzimatis
pada suhu 4oC supaya stabilitas sampel Kolesterol direaksikan menggunakan enzim
serum tidak berubah terutama struktur tertentu sebagai biokatalisator sehingga
lipoprotein yang ada dalam sampel. reaksi lebih spesifik. Selain itu,
Penyimpanan serum suhu -20oC dapat menggunakan fotometer untuk membaca
menyebabkan substat, produk atau Ko enzim dan yang
serum membeku dan siklus beku -cair dapat diukur umumnya adalah aktivitas dari enzim
merusak struktur lipoprotein yangterdiri dari yang patalel dengan kosentrasi kolesterol.
inti lemak netral (mengandung triasilgliserol, (Zulbadar Panil, 2008). Metode enzimatis
ester kolesteril) yang dikelilingi oleh rangka yang digunakan adalah kolesterol oksidase
apolipoprotein amfipatik dan kolesterol (CHOD-PAP). Prinsipnya, kolesterol oksidase
nonesterifikasi. Serum yang beku harus akan menghasilkan peroksida. Peroksida
dicairkan dan diletakkan pada suhuruangan yang terbentuk, diwarnai dengan empat
selama 1 jam. Penyimpanan pada suhu amino antipirin membentuk kuinoneimine
o
kamar (20-25 C) selama 6jam praktis tidak yang berwarna merah muda. Metode ini
mengubah metabolit, enzim-enzim, dan paling banyak digunakan karena hasilnya
elektrolit-elektrolit. Pemeriksaan kolesterol lebih teliti, hanya saja reagen-reagen harus
total sebaiknya dianalisa segera supaya disimpan dengan baik karena enzim mudah
kadar kolesterol tidak berubah (Depkes RI, rusak (Zulbadar Panil, 2008).
2004).
Pemeriksaan Kolesterol Total METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Lieberman Burchard Metode Penelitian
Prinsip: Kolesterol dengan asetat anhidrat Penelitian ini menggunakan metode
dan asam sulfat pekat pada temperatur eksperimen yaitu penelitian dengan
kamar membentuk senyawa yang berwarna melakukan kegiatan percobaan yang
coklat-hijautua dengan cara ini ekstraksi dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang
deproteinasi dapat ditiadakan. timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan.
Sumber kesalahan dapat terjadi karena Waktu dan Tempat Penelitian
reaksinya sangat sensitif terhadap Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-8
kelembaban, pengunaan pipet dan alat gelas Juni 2015 di ruang laboratorium Fakultas Ilmu
yang bersih dan kering. Serum yang Kesehatan Universitas Muhammadiyah
mengandung bilirubin akan memberikan nilai Palangkaraya.
12
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Pengaruh Waktu Penyimpanan Serum untuk Pemeriksaan Kolesterol Total
13
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Dwi Purbayanti
kolesterol total yang disimpan dalam lemari bahwa terjadi penurunan kadar kolesterol
total setelah dilakukan penyimpanan serum.
pendingin pada suhu 2-8oC selama 1 minggu
dianalisis menggunakan uji ketelitian atau Data ini membuktikan bahwa ada pengaruh
presisi dengan batas maksimum (%)CV waktu penyimpanan serum terhadap hasil
untuk parameter kolesterol total adalah 6% pemeriksaan kolesterol total karena terjadi
Perhitungan nilai presisi atau ketelitian langsung diperiksa dan disimpan dalam
14
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Pengaruh Waktu Penyimpanan Serum untuk Pemeriksaan Kolesterol Total
15
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Dwi Purbayanti
menjadi 2 untuk pemeriksaan langsung dan jenis enzim, salah satunya adalah enzim
disimpan dalam lemari pendingin pada suhu lipase. Enzim lipase merupakan enzim
2-8oC selama 1 minggu. Kemudian diperiksa hidrolase yang menguraikan ikatan ester dan
kadar kolesterol totalnya. lemak yang terbentuk antara gliserol dan
Data yang terkumpul dimasukkan asam lemak rantai panjang. Enzim lipase
dalam tabel selanjutnya dihitung hanya dapat mengolah lemak yang
menggunakan uji ketelitian atau presisi. bersinggungan dengan permukaan air.Jika
Berdasarkan hasil pemeriksaan rata-rata air dalam serum kurang maka kemampuan
kadar kolesterol total yang langsung enzim lipase untuk memecahkan lemak
diperiksa sebesar 147 mg/dl sedangkan yang sangat terbatas.Jadi penyimpanan serum
disimpan dalam lemari pendingin suhu 2-8oC sebaiknya tidak terlalu lama untuk
selama 1 minggu sebesar 139 mg/dl dengan meminimalisir terjadinya penurunan kadar
penurunan yang terjadi sebesar 8 mg/dl. kolesterol total (Sadikin, 2002).
Dalam lampiran 3, ada 8 sampel yang tidak
memenuhi syarat batasmaksimum nilai CV KESIMPULAN
kolesterol total dan 22 sampel memenuhi Penyimpanan serum selama 1 minggu
syarat batas maksimum nilai CV kolesterol mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar
total. Adapun batas maksimum % CV untuk kolesterol total karena terdapat rata-rata
parameter kolesterol total yang diterima penurunan kadar kolesterol total yang
menurut (Depkes RI, 2008) adalah sebesar langsung diperiksa sebesar 147 mg/dl
6%. Berdasarkan presentase (%) CV sedangkan yang disimpan dalam lemari
penurunan rata-ratakadar kolesterol total pendingin suhu 2-8oC selama 1 minggu
yang langsung diperiksa dan disimpan sebesar 139 mg/dl. Presentase (%)CV
selama 1 minggu dalam lemari pendingin penurunan rata-ratakadar kolesterol yang
suhu 2-8oC, dihitung % CV dari masing- langsung diperiksa dan yang disimpan dalam
masing sampel sebesar 3,9%. Hal ini lemari pendingin suhu 2-8oC selama 1
menunjukkan tidak terjadi penurunan yang minggu, dihitung % CV dari masing-masing
signifikan terhadap kadar kolesterol total sampel sebesar 3,9 % yang menunjukkan
setelah dilakukan penyimpanankarena tidak tidak terjadi penurunan yang signifikan
melebihi batas maksimum % CV yang telah terhadap kadar kolesterol setelah dilakukan
ditentukan. penyimpanan.
Namun sedikit penurunan yang terjadi
pada sampel serum disebabkan karena
didalam serum terdapat sejumlah tertentu
16
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Pengaruh Waktu Penyimpanan Serum untuk Pemeriksaan Kolesterol Total
DAFTAR PUSTAKA
1. Champe, Pamela C., Harvey, Richard A., 7. Ronny Kountur. 2005. Statistik Praktis.
Ferrier, Danise R. 2011. Biokimia Edisi 3. Jakarta: PPM.
Jakarta: EGC.
8. Sacher, Ronal A dan Mc Pherson,
2. Departemen Kesehatan Republik Richard A. (editor). 2004. Tinjauan Klinis
Indonesia. 2004. Pedoman Praktek Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11.
Laboratorium Yang Benar (Good Jakarta: EGC.
Laboratory Praktice). Jakarta:Departemen
Kesehatan. 9. Sadikin, Mohamad. 2001. Biokimia
Darah. Jakarta:Widya Medika.
3. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2008. Pedoman Praktek 10. Sadikin, Mohamad. 2002. Biokimia
Laboratorium Yang Benar (Good Enzim. Jakarta:Widya Medika.
Laboratory Praktice). Jakarta:
Departemen Kesehatan. 11. Soekijdo Notoatmodjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
4. Dwi Sulistiani. 2010. Pengaruh Suhu Dan Cipta.
Waktu Simpan Pada Serum Untuk 12. Speicher, Carle., Jack W. Smith. 1996.
Pemeriksaan Kolesterol Total. Pemilihan Uji Laboratorium Yang Efektif.
http://digilib.unimus.ac.id. Diakses pada Jakarta:EGC.
tanggal 10/05/2015.
13. William F. Ganong. 1995. Fisiologi
5. Hardjoeno, H. dkk. 2003.Hasil Test Kedokteran Edisi 22. Jakarta:EGC.
Laboratorium Diagnostik.
Makasar:Lembaga Penerbitan Universitas 14. Yekti Mumpuni, Ari Wulandari. 2011.
Hasanudin. Cara Jitu Mengatasi Kolesterol.
Yogyakarta:Andi.
6. Mark, Dawn B., Marks, Allan D., dan
Smith, Colleen MD. (editor). 2000. 15. Zulbadar Panil. 2008.Memahami Teori
Biokimia Kedokteran Dasar. dan Praktik Biokimia Dasar Medis.
Jakarta:EGC. Jakarta:EGC
17
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]