Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PADA PENYIMPANAN SERUM UNTUK


PEMERIKSAAN KOLESTEROL TOTAL

Dwi Purbayanti

Dosen Pengajar Program Studi DIII Analis Kesehatan,


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

email: dwipurbayanti@gmail.com

ABSTRAK

Pemeriksaan kolesterol total dianalisis karena merupakan parameter penting untuk


memantau kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan
fraksi lipid dan pemeriksaan kolesterol total juga sering dilakukan di laboratorium klinik namun
tidak pernah dianalisis sebagai bahan penelitian. Pemeriksaan kolesterol dapat dilakukan dengan
sampel berupa serum.Serum dapat disimpan untuk penundaan pemeriksaan yang terjadi karena
jarak laboratorium dengan tempat pengambilan sampel terlalu jauh sehingga serum harus
disimpan dalam lemari pendingin dan juga untuk mengantisipasi adanya komplain hasil
pemeriksaan dari pasien dan biasanya di pakai untuk menggulang pemeriksaan yang sama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol total pada serum yang langsung
diperiksa dan disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2-8oCselama 1 minggu.Penelitian ini
menggunakan metode exsperimen, yang dilaksanakan di ruang laboratorium Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kadar kolesterol total diukur dengan
metode (CHOD-PAP) secara enzimatis pada serum yang langsung diperiksa dan disimpan dalam
lemari pendingin pada suhu 2-8oC selama 1 minggu.Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata
kadar kolesterol total pada serum yang langsung diperiksa sebesar 147 mg/dl sedangkan yang
disimpan dalam lemari pendingin suhu 2-8oC selama 1 minggu sebesar 139 mg/dl. Hal ini
menunjukkan tidak terjadi penurunan yang signifikan terhadap kadar kolesteroltotal setelah
dilakukan penyimpanan.

Kata kunci : kolesterol total, waktu penyimpanan serum

PENDAHULUAN dan interpretasi hasil. Tahap pasca analitik


meliputi pencatatan hasil dan pelaporan.
Latar Belakang
Menurut Hardjoeno dkk. (2003),
Pemeriksaan laboratorium sangat penting
pemeriksaan kolesterol total dianalisis karena
untuk membantu menegakkan diagnosis
merupakan parameter penting untuk
penyakit. Agar hasil pemeriksaan
memantau kelainan metabolisme lipid yang
laboratorium akurat dan dapat dipercaya
ditandai dengan peningkatan maupun
harus dilakukan pengendalian terhadap pra
penurunan fraksi lipid dan pemeriksaan
analitik, analitik, dan pasca analitik. Tahap
kolesterol total juga sering dilakukan di
pra analitik meliputi persiapan pasien,
laboratorium klinik namun tidak pernah
pengambilan sampel darah, penanganan,
dianalisis sebagai bahan penelitian.
persiapan sampel, persiapan alat dan bahan.
Tahap analitik meliputi pengolahan sampel

8
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Pengaruh Waktu Penyimpanan Serum untuk Pemeriksaan Kolesterol Total

Pemeriksaan kolesterol dapat dilakukan Perumusan Masalah


dengan sampel berupa serum. Serum harus Masalah dalam penelitian ini dapat
segera dipisahkan dari sel-sel darah dan dirumuskan sebagai berikut: (1) Berapa kadar
disimpan dalam lemari es supaya distribusi kolesterol total yang langsung diperiksa? dan
kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim (2) Berapa kadar kolesterol total yang
tidak sempat merubah proporsi lipoprotein disimpan dalam lemari pendingin pada suhu
(Dwi, 2010). Jika serum tidak dianalisis 2-8oC selama 1 minggu?
segera, sampel dapat disimpan pada suhu Tujuan Penelitian
o
4 C selama 1-2 minggu. Sampel tidak boleh Tujuan penelitian ini adalah untuk
dibekukan, karena siklus beku-cair merusak mengetahui kadar kolesterol total pada
struktur lipoprotein (Speicher dkk., 1996). serum yang langsung diperiksa dan disimpan
Selama ini di laboratorium klinik dalam lemari pendingin pada suhu 2-8oC
penyimpanan serum termasuk dalam tahap selama 1 minggu.
pra-analitik. Pemeriksaan kadar kolesterol
biasanya menggunakan sampel serum. TINJAUAN PUSTAKA
Serum dapat disimpan untuk penundaan Kolesterol. Kolesterol merupakan derivat
pemeriksaan yang terjadi karena jarak lipid yang tergolong steroid atau sterol yang
laboratorium dengan tempat pengambilan selalu berikatan dengan asam lemak lain
sampel terlalu jauh sehingga serum harus dalam bentuk ester. Kolesterol dalam tubuh
disimpan dalam lemari pendingin dan juga berasal dari makanan (eksogen) dan
untuk mengantisip asi adanya komplain hasil disintesis oleh tubuh (endogen). Kolesterol
pemeriksaan dari pasien dan biasanya eksogen hanya terdapat pada hewan seperti
dipakai untuk mengulang pemeriksaan yang otak, usus, dan ginjal sedangkan kolesterol
sama, sehingga pada saat penyimpanan endogen disintesis dari asetil KoA
serum tersebut membutuhkan waktu. Pada (intermediet glikolisis). Kolesterol mempunyai
umumnya penyimpanan sampel didalam fungsi utama dalam tubuh yaitu,
lemari pendingin pada suhu 4oC selama 1 – 2 pembentukan membran sel, sintesis hormon -
minggu. hormon steroid, sintesis asam empedu
Berdasarkan uraian tersebut diperlukan (Zulbadar Panil, 2008).
penelitian mengenai pengaruh waktu pada Kolesterol merupakan bentuk lemak
penyimpanan serum untuk pemeriksaan yang berwarna kekuningan dan berbentuk
kolesterol total dengan waktu penyimpanan menyerupai lilin. Sekitar 75% kolesterol
selama 1 minggu untuk mengetahui rata-rata dalam darah diproduksi oleh hati dan sel-sel
perubahan kadar kolesterol total. dalam tubuh. Kadar kolesterol normal dalam
tubuh adalah 160-200 mg/dl. Kadar kolesterol
yang berlebih dalam tubuh dapat
membahayakan kesehatan (Yekti dan Ari,

9
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Dwi Purbayanti

2001). Pada manusia, keseimbangan antara Menurut Marks dkk. (2000) kolesterol
masukan kolesterol dan pengeluarannya sangat tidak larut dalam air. Dengan
tidak selalu tepat, sehingga menyebabkan demikian, zat ini diangkut dalam darah
penimbunan kolesterol secara bertahap di sebagai komponen lipoprotein darah.
jaringan, terutama pada endotel yang a. Kolesterol Kilomikron. Kolesterol dalam
melapisi pembuluh darah. Keadaan tersebut makanan diserap dari misel garam
dapat menyebabkan aterosklerosis (Champe empedu ke dalam sel epitel usus.
dkk., 2011). Kolesterol ini, bersama dengan kolesterol
Aterosklerosis adalah penyakit yang disintesis oleh sel, dikemas dalam
terbentuknya plak di dinding arteri besar, kilomikron yang masuk ke dalam darah
sehingga mempersempit lumen pembuluh melalui limfe. Dalam limfe dan darah,
darah sehingga aliran darah terganggu dan kilomikron memperoleh apoC11 dan apoE
dapat menurunkan elastisitas pembuluh dari HDL. Setelah triasilgliserol kilomikron
darah. Plak terdiri dari sel otot polos, jaringan dicerna oleh lipoprotein lipase dalam
ikat, lemak dan kotoran yang tertimbun darah, sisa kolomikron akan berikatan
diintima dinding arteri. Peningkatan kadar dengan reseptor di sel hati dan mengalami
kolesterol dalam darah dapat menimbulkan internalisasi melalui endositosis. Terjadi
serangan jantung dan stroke. pencernaan di dalam lisosom, protein dan
Metabolisme Kolesterol. Kolesterol adalah lemak diuraikan, asam lemak diputuskan
prekursor hormon-hormon steroid dan asam- dari ester kolesterol dan kolesterol serta
asam lemak dan merupakan unsur pokok produk pencernaan sisa kolomikron
yang penting di membran sel. Kolesterol lainnya membentuk depot simpanan
diabsorpsi dari usus dan dimasukkan dalam sel hati.
kedalam kilomikron yang dibentuk di dalam b. Kolesterol VLDL (Very LowDensity
mukosa. Setelah kolomikron mengeluarkan Lipoprotein). Setelah dibentuk dihati,
trigliseridanya di jaringan adiposa, kilomikron triasilgliserol kemudian dikemas bersama
sisanya menyerahkan kolesterolnya ke hati. dengan kolesterol dari depot simpanan
Hati dan jaringan-jaringan lain juga kolesterol, fosfolipid, dan apoB-100
menyintensis kolesterol. Sebagian kolesterol menjadi VLDL yang kemudian
di hati diekskresikan di empedu, baik dalam disekresikan ke dalam darah.
bentuk bebas maupun sebagai asam c. Kolesterol LDL (LowDensity Lipoprotein).
empedu. Sebagian kolesterol empedu LDL di serap oleh hati melalui proses
direabsorpsi dari usus. Kebanyakkan endositosis yang dibantu oleh reseptor.
kolesterol di hati digabungkan ke dalam Pencernaan di lisosom mengembalikan
VLDL dan semuannya bersirkulasi dalam kolesterol LDL ke depot simpanan
kompleks-kompleks lipoprotein (Ganong, kolesterol hati.
1995).
10
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Pengaruh Waktu Penyimpanan Serum untuk Pemeriksaan Kolesterol Total

d. Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). yang ada didalam darah dapat dibagi
Setelah disekresikan ke dalam darah, HDL menjadi lemak netral berupa trigliserida,
mengalami perubahanakibat berinteraksi asam lemak, fosfolipid, dankolesterol total.
dengan kilomikron dan VLDL. Dengan Lemak ini umumnya tidak larut dalam air
kedua lipid ini, HDL saling bertukar protein sehingga harus dibawa oleh darah dalam
dan lemak. HDL yang menyerap kolesterol bentuk terikat dengan senyawa yang mudah
dari permukaan sel dan dari lipoprotein larut seperti protein serum. Adapun protein
lain dan mengubahnya menjadi ester lain yang fungsinya hanya mengikat lemak
kolesterol. Ester kolesterol ini akhirnya saja adalah lipoprotein. Kemudian ada
dikembalikan ke hati. senyawa yang berada dalam darah untuk
Penyimpanan Sampel Serum Untuk dibuang melalui alat-alat ekskresi seperti
Pemeriksaan Kolesterol Total. Serum ginjal, empedu(melalui hati) dan kulit
merupakan cairan darah berwarna kuning contohnya asam urat, kreatinin, urea dan
jernih yang bebas dari sel dan tanpa bilirubin (Sadikin, 2001).
fibrinogen karena protein darah sudah Kelompok ketiga ialah protein
berubah menjadi jaring fibrin dan merupakan senyawa yang ukuran molekul
menggumpal bersama sel. Serum diperoleh besar. Senyawa ini tergolong dalam
dengan cara membiarkan darah dalam biomakromolekul contohnya asam nukleat
tabung membeku tanpa antikoagulan dan seperti DNA (Deoxyribonucleic Acid = asam
kemudian disentrifuge untuk mengendapkan deoksiribonukleat yang terdapat didalam inti
semua sel-sel darah(Sadikin, 2001). sel dan menyusun kromosom serta
Di dalam serum terdapat berbagai asamribonukleat atau RNA (Ribonucleic Acid
macam senyawa. Pada dasarnya senyawa = asam ribonukleat) yang terdapat diinti sel
yang larut dalam serum dapat dibagi menjadi dan sitoplasma (Sadikin, 2001).
3 kelompok besar berdasarkan berat Serum harus segera dipisahkan dari
molekulnya. Kelompok pertama ialah ion-ion sel-sel darah dalam waktu 1 hingga 2 jam
anorganik. Ion-ion anorganik yang terdapat setelah pengumpulan sampel dan dapat
dalam serum terdiri atas ion positif ataukation disimpan segera dalam lemari pendingin
contohnya Na+, K+, Mg2+, Ca2+, H+dan ion suhu 4oC selama 1-2 minggu sebelum
negatif atau anion contohnya HCO3- dianalisis (Sacher dkk., 2004).Lamanya
(bikarbonat) dan CI- (klorida) (Sadikin, 2001). penyimpanan harus memperhatikan jenis
Kelompok kedua berbagai senyawa pemeriksaan yang akan diperiksa salah satu
organik kecil merupakan senyawa baru jenis pemeriksaannya adalah kolesterol total,
diserap oleh saluran cerna dan sedang dalam wadah serta stabilitas sampel. Faktor yang
perjalanan untuk dibawa keberbagai bagian dapat mempengaruhi stabilitas sampel
tubuh seperti glukosa, asam-asam amino, adalah karena pengaruh suhu. Selama
lemak dan hormon. Pada umumnya, lemak penyimpanan, suhu yang dianjurkan

11
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Dwi Purbayanti

khusunya untuk pemeriksaan kolesterol total yang lebih besar, 1 mg/100 ml bilirubin
adalah pada suhu 20-25oC selama 6 jam, 4oC menghasilkan kenaikan nilai kolesterol
selama 6 hari dan -20oC selama 6 bulan. sebesar 5-6 mg/100 ml serum. Jangan
Penyimpanan sampel serum untuk menggunakan serum yang sudah sangat
pemeriksaan kolesterol total dengan kisaran terhemolisis. (Zulbadar Panil, 2008)
suhu 2-8oC dan harus selalu diusahakan 2. Metode Enzimatis
pada suhu 4oC supaya stabilitas sampel Kolesterol direaksikan menggunakan enzim
serum tidak berubah terutama struktur tertentu sebagai biokatalisator sehingga
lipoprotein yang ada dalam sampel. reaksi lebih spesifik. Selain itu,
Penyimpanan serum suhu -20oC dapat menggunakan fotometer untuk membaca
menyebabkan substat, produk atau Ko enzim dan yang
serum membeku dan siklus beku -cair dapat diukur umumnya adalah aktivitas dari enzim
merusak struktur lipoprotein yangterdiri dari yang patalel dengan kosentrasi kolesterol.
inti lemak netral (mengandung triasilgliserol, (Zulbadar Panil, 2008). Metode enzimatis
ester kolesteril) yang dikelilingi oleh rangka yang digunakan adalah kolesterol oksidase
apolipoprotein amfipatik dan kolesterol (CHOD-PAP). Prinsipnya, kolesterol oksidase
nonesterifikasi. Serum yang beku harus akan menghasilkan peroksida. Peroksida
dicairkan dan diletakkan pada suhuruangan yang terbentuk, diwarnai dengan empat
selama 1 jam. Penyimpanan pada suhu amino antipirin membentuk kuinoneimine
o
kamar (20-25 C) selama 6jam praktis tidak yang berwarna merah muda. Metode ini
mengubah metabolit, enzim-enzim, dan paling banyak digunakan karena hasilnya
elektrolit-elektrolit. Pemeriksaan kolesterol lebih teliti, hanya saja reagen-reagen harus
total sebaiknya dianalisa segera supaya disimpan dengan baik karena enzim mudah
kadar kolesterol tidak berubah (Depkes RI, rusak (Zulbadar Panil, 2008).
2004).
Pemeriksaan Kolesterol Total METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Lieberman Burchard Metode Penelitian
Prinsip: Kolesterol dengan asetat anhidrat Penelitian ini menggunakan metode
dan asam sulfat pekat pada temperatur eksperimen yaitu penelitian dengan
kamar membentuk senyawa yang berwarna melakukan kegiatan percobaan yang
coklat-hijautua dengan cara ini ekstraksi dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang
deproteinasi dapat ditiadakan. timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan.
Sumber kesalahan dapat terjadi karena Waktu dan Tempat Penelitian
reaksinya sangat sensitif terhadap Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-8
kelembaban, pengunaan pipet dan alat gelas Juni 2015 di ruang laboratorium Fakultas Ilmu
yang bersih dan kering. Serum yang Kesehatan Universitas Muhammadiyah
mengandung bilirubin akan memberikan nilai Palangkaraya.
12
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Pengaruh Waktu Penyimpanan Serum untuk Pemeriksaan Kolesterol Total

Populasi dan Sampel Penelitian Prosedur Penelitian


Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Pengambilan sampel darah. Pengambilan
Pogram Studi Analis Kesehatan Fakultas sampel dilakukan sesuai prosedur
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah pengambilan sampel darah vena (Depkes RI,
Palangkaraya.Teknik pengambilan sampel 2004).
yang digunakan adalah quota sampling Pembuatan Serum. Tabung reaksi yang
yang dilakukan dengan cara menetapkan berisi darah dibiarkan agar darah membeku
sejumlah anggota sampel secara quotum terlebih dahulu pada suhu kamar selama 20-
atau jatah. Sampel pada penelitian ini 30 menit. Kemudian disentrifus dengan
sebanyak 30 sampel. kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
Variabel Penelitian Lapisan jernih berwarna kuning adalah serum
Variabel bebas pada penelitian ini adalah yang akan diperiksa(Depkes RI, 2004).
Waktu Penyimpanan Serum, sedangkan Persiapan Sampel. Tabung reaksi di isi 200
variabel terikatnya adalah Kadar Kolesterol µl serum yang akan diperiksa segera,
Total. Waktu penyimpanan serum adalah sedangkan cup sampel yang lain di isi 200 µl
serum sengaja disimpan selama 1 minggu serum yang diberi kode atau nomor
untuk melihat perbedaan kadar kolesterol kemudian disimpan dalam lemari pendingin
total, sedangkan Kolesterol total adalah pada suhu 2-8oC selama 1 minggu.
lemak yang sangat penting dalam tubuh yang Teknik Pemeriksaan. Metode pemeriksaan
digunakan sebagai pembentukan membran pada penelitian ini menggunakan metode
sel, sintesis hormon-hormon steroid dan Cholesterol oksidase (CHOD-PAP). Untuk
sintesis asam empedu. melakukan pengukuran secara enzimatis,
Teknik Pengumpulan Data maka perlu dipreparasi blanko (aquadest),
Penelitian ini dilakukan dengan observasi blanko reagen, standar dan sampel.
eksperimental yaitu pengamatan laboratorium (1) Pembuatan Blanko Reagen Kolesterol
klinik dengan mengukur kadar kolesterol total Total. Reagen kolesterol total (R1) dipipet
secara enzimatis menggunakan serum yang sebanyak 1000 µl (mikro), diinkubasi
langsung diperiksa dan selama 10 menit pada suhu 20-25oC atau
disimpan dalam lemari pendingin pada suhu selama 5 menit pada suhu 37oC. Blanko
2-8oC selama 1 minggu. reagen diukur pada fotometer 5010 v5+
pada panjang gelombang 546 nm.
Alat dan Bahan Penelitian
(2) Pembuatan Standar Kolesterol Total.
Alat: Fotometer 5010 v5+, setrifuge, spuit 3
Reagen kolesterol (R1) dipipet sebanyak
cc, mikropipet, tabung reaksi, tip biru, tip
1000 µl (mikro), ditambahkan larutan
putih, rak tabung reaksi dan stopwatch.
standar kolesterol total (R2) sebanyak 10
Bahan: Kit reagen kolesterol total dan
µl (mikro),dihomogenkan dan diinkubasi
akuades.
selama 10 menit pada suhu 20-25 oC atau

13
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Dwi Purbayanti

selama 5 menit pada suhu 37 oC. Standar HASIL DAN PEMBAHASAN


kolesterol total diukur pada fotometer 5010 Hasil Penelitian
v5+ dengan panjang gelombang 546 nm. Data hasil penelitian pengaruh waktu
(3) Pembuatan Sampel Kolesterol Total. penyimpanan pada serum untuk
Reagen kolesterol total (R1) dipipet pemeriksaan kolesterol total.Hasil penelitian
sebanyak 1000 µl (mikro) kemudian dengan jumlah sampel 30 diperoleh nilai rata-
ditambahkan serum sebanyak 10 µl rata (mean) kadar kolesterol total pada Tabel
(mikro), dihomogenkan dan diinkubasi 1.
selama 10 menit pada suhu 20-25 oC atau
Tabel 1. Hasil penelitian nilai rata-rata kadar
selama 5 menit pada suhu 37 oC. Sampel
kolesterol total
diukur pada fotometer 5010 v5+ dengan
Nilai rata-rata
Pemeriksaan
panjang gelombang 546 nm.(Nilai No (mean) kadar
kolesterol total
kolesterol total
Normal<200 mg/dl). Langsung
1 147 mg/dl
diperiksa
Setelah
2 139 mg/dl
Teknik Analisa Data Perlakuan
Data hasil penelitian kadar kolesterol total
yang langsung diperiksa dengan kadar Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat

kolesterol total yang disimpan dalam lemari bahwa terjadi penurunan kadar kolesterol
total setelah dilakukan penyimpanan serum.
pendingin pada suhu 2-8oC selama 1 minggu
dianalisis menggunakan uji ketelitian atau Data ini membuktikan bahwa ada pengaruh

presisi dengan batas maksimum (%)CV waktu penyimpanan serum terhadap hasil

untuk parameter kolesterol total adalah 6% pemeriksaan kolesterol total karena terjadi

(Depkes RI, 2008). penurunan hasil kadar kolesterol total yang

Perhitungan nilai presisi atau ketelitian langsung diperiksa dan disimpan dalam

menggunakan rumus: lemari pendingin suhu 2-8oC selama 1


minggu.
Grafik penurunan nilai rata-rata kadar
∑𝑛 ̅ 2
𝑖=1(𝑑𝑖 −𝑑)
𝑆𝑑 = √ 𝑛−1
(Ronny, 2005) kolesterol total yang langsung diperiksa dan
𝑆𝐷 𝑥 100 disimpan dalam lemari pendingin suhu 2-8oC
𝐶𝑉(%) = 𝑥
(Depkes RI, 2008)
selama 1 minggu dapat dilihat pada
Keterangan :
Gambar 1.
di = Nilai data ke-i dari sampel
d = Rata-rata sampel
Sd = Standar deviasi
n = Jumlah sampel
CV = Koefisien variasi

14
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Pengaruh Waktu Penyimpanan Serum untuk Pemeriksaan Kolesterol Total

presisinya tidak diterima dan 22 sampel yang


presisinya diterima. Berdasarkan nilai CV
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
nilai presisi pada 8 sampel lebih besar dari
batas maksimum artinya lebih besar nilai CV
maka semakin tidak teliti pula pemeriksaan
kolesterol total yang dilakukan sebaliknya
nilai presisi pada 22 sampel lebih kecil dari
batas maksimum artinya semakin kecil nilai
Gambar 1. Grafik penurunan nilai rata-rata CV maka semakin teliti pula pemeriksaan
kadar kolesterol total pada serum yang kolesterol total yang dilakukan. Perhitungan
langsung diperiksa dan disimpan
nilai presisi dapat dilihat pada lampiran
Dari Gambar 1 diatas dapat dilihat 3.Presentase (%) CV penurunan rata-rata
adanya penurunan kadar kolesterol total kadar kolesterol total yang langsung diperiksa
pada setum yang langsung diperiksa dan dan disimpan dalam lemari pendingin suhu 2-
disimpan dalam lemari pendingin suhu 2-8oC 8oC selama 1 minggu dapat dilihat pada
selama 1 minggu. Nilai rata-rata kadar lampiran 4. Presentase (%) CV penurunan
kolesterol total pada serum yang langsung rata-rata kadar kolesterol total yang
diperiksa sebesar 147 mg/dl sedangkan yang langsung diperiksa dan disimpan dalam
disimpan dalam lemari pendingin suhu 2-8oC lemari pendingin suhu 2-8oC selama 1
selama 1 minggu sebesar 139 mg/dl. minggu dari masing-masing sampel sebesar
Penurunan yang terjadi sebesar 8 mg/dl. 3,9 %.
Penurunan nilai rata-rata kadar kolesterol
total menunjukkan adanya pengaruh waktu Pembahasan
penyimpanan pada serum yang disimpan Tujuan penelitian ini adalah untuk
dalam lemari pendingin suhu 2-8oC selama 1 mengetahui kadar kolesterol yang langsung
minggu dari serum yang langsung diperiksa. diperiksa dan disimpan dalam lemari
o
pendingin pada suhu 2 -8 C selama 1
Analisis Data minggu. Penelitian ini dilakukan dengan
Data yang terkumpul dianalisis metode eksperimen, populasi dari penelitian
menggunakan uji ketelitian atau presisi. ini adalah mahasiswa Pogram Studi Analis
Setela h dilakukan pengujian menggunakan Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan
uji ketelitian atau presisidengan batas Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
maksimun % CV untuk parameter Sampel diambil secara quota sampling
kolesterol total yang diterima menurut sebanyak 30 orang. Darah yang diambil
(Depkes RI, 2004) sebesar 6%, di peroleh untuk pemeriksaan kolesterol total adalah
nilai CV pada30 sampel ada 8 sampel yang darah vena, diambil serumnya dan dibagi

15
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Dwi Purbayanti

menjadi 2 untuk pemeriksaan langsung dan jenis enzim, salah satunya adalah enzim
disimpan dalam lemari pendingin pada suhu lipase. Enzim lipase merupakan enzim
2-8oC selama 1 minggu. Kemudian diperiksa hidrolase yang menguraikan ikatan ester dan
kadar kolesterol totalnya. lemak yang terbentuk antara gliserol dan
Data yang terkumpul dimasukkan asam lemak rantai panjang. Enzim lipase
dalam tabel selanjutnya dihitung hanya dapat mengolah lemak yang
menggunakan uji ketelitian atau presisi. bersinggungan dengan permukaan air.Jika
Berdasarkan hasil pemeriksaan rata-rata air dalam serum kurang maka kemampuan
kadar kolesterol total yang langsung enzim lipase untuk memecahkan lemak
diperiksa sebesar 147 mg/dl sedangkan yang sangat terbatas.Jadi penyimpanan serum
disimpan dalam lemari pendingin suhu 2-8oC sebaiknya tidak terlalu lama untuk
selama 1 minggu sebesar 139 mg/dl dengan meminimalisir terjadinya penurunan kadar
penurunan yang terjadi sebesar 8 mg/dl. kolesterol total (Sadikin, 2002).
Dalam lampiran 3, ada 8 sampel yang tidak
memenuhi syarat batasmaksimum nilai CV KESIMPULAN
kolesterol total dan 22 sampel memenuhi Penyimpanan serum selama 1 minggu
syarat batas maksimum nilai CV kolesterol mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar
total. Adapun batas maksimum % CV untuk kolesterol total karena terdapat rata-rata
parameter kolesterol total yang diterima penurunan kadar kolesterol total yang
menurut (Depkes RI, 2008) adalah sebesar langsung diperiksa sebesar 147 mg/dl
6%. Berdasarkan presentase (%) CV sedangkan yang disimpan dalam lemari
penurunan rata-ratakadar kolesterol total pendingin suhu 2-8oC selama 1 minggu
yang langsung diperiksa dan disimpan sebesar 139 mg/dl. Presentase (%)CV
selama 1 minggu dalam lemari pendingin penurunan rata-ratakadar kolesterol yang
suhu 2-8oC, dihitung % CV dari masing- langsung diperiksa dan yang disimpan dalam
masing sampel sebesar 3,9%. Hal ini lemari pendingin suhu 2-8oC selama 1
menunjukkan tidak terjadi penurunan yang minggu, dihitung % CV dari masing-masing
signifikan terhadap kadar kolesterol total sampel sebesar 3,9 % yang menunjukkan
setelah dilakukan penyimpanankarena tidak tidak terjadi penurunan yang signifikan
melebihi batas maksimum % CV yang telah terhadap kadar kolesterol setelah dilakukan
ditentukan. penyimpanan.
Namun sedikit penurunan yang terjadi
pada sampel serum disebabkan karena
didalam serum terdapat sejumlah tertentu

16
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Pengaruh Waktu Penyimpanan Serum untuk Pemeriksaan Kolesterol Total

DAFTAR PUSTAKA

1. Champe, Pamela C., Harvey, Richard A., 7. Ronny Kountur. 2005. Statistik Praktis.
Ferrier, Danise R. 2011. Biokimia Edisi 3. Jakarta: PPM.
Jakarta: EGC.
8. Sacher, Ronal A dan Mc Pherson,
2. Departemen Kesehatan Republik Richard A. (editor). 2004. Tinjauan Klinis
Indonesia. 2004. Pedoman Praktek Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11.
Laboratorium Yang Benar (Good Jakarta: EGC.
Laboratory Praktice). Jakarta:Departemen
Kesehatan. 9. Sadikin, Mohamad. 2001. Biokimia
Darah. Jakarta:Widya Medika.
3. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2008. Pedoman Praktek 10. Sadikin, Mohamad. 2002. Biokimia
Laboratorium Yang Benar (Good Enzim. Jakarta:Widya Medika.
Laboratory Praktice). Jakarta:
Departemen Kesehatan. 11. Soekijdo Notoatmodjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
4. Dwi Sulistiani. 2010. Pengaruh Suhu Dan Cipta.
Waktu Simpan Pada Serum Untuk 12. Speicher, Carle., Jack W. Smith. 1996.
Pemeriksaan Kolesterol Total. Pemilihan Uji Laboratorium Yang Efektif.
http://digilib.unimus.ac.id. Diakses pada Jakarta:EGC.
tanggal 10/05/2015.
13. William F. Ganong. 1995. Fisiologi
5. Hardjoeno, H. dkk. 2003.Hasil Test Kedokteran Edisi 22. Jakarta:EGC.
Laboratorium Diagnostik.
Makasar:Lembaga Penerbitan Universitas 14. Yekti Mumpuni, Ari Wulandari. 2011.
Hasanudin. Cara Jitu Mengatasi Kolesterol.
Yogyakarta:Andi.
6. Mark, Dawn B., Marks, Allan D., dan
Smith, Colleen MD. (editor). 2000. 15. Zulbadar Panil. 2008.Memahami Teori
Biokimia Kedokteran Dasar. dan Praktik Biokimia Dasar Medis.
Jakarta:EGC. Jakarta:EGC

17
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]

Anda mungkin juga menyukai