Anda di halaman 1dari 3

DIDONG GAYO: ASET BUDAYA YANG PERLU DILESTARIKAN

ada yang berpendapat bahwa kata “didong” mendekati memaknai hidup sesuai dengan realitas akan kehidupan
pengertian kata “denang” atau “donang” yang artinya para Nabi dan tokoh yang sesuai dengan ajaran Islam.
“nyanyian sambil bekerja atau untuk menghibur hati Jadi, dalam ber-Didong para ceh tidak hanya dituntut
atau bersama-sama dengan bunyi-bunyian”. Dan, ada untuk mampu mengenal cerita-cerita religius akan tetapi
pula yang berpendapat bahwa didong berasal dari kata juga harus bisa bersyair dan memiliki suara yang merdu
“din” dan “dong”. “Din” berarti Agama dan “dong” serta berperilaku baik yang berkaitan dengan fungsinya.
berarti Dakwah. Jadi didong dimaksud untuk dakwah Seiring berjalannya waktu, Didong mengalami
agama melalui kearifan lokal yang ada di daerah Gayo. perubahan dan penambahan kreasi. Contohnya,
Kesenian ini dimainkan oleh satu penggunaan bantal untuk tepukan. Awalnya Didong
kelompok pemuda yang terdiri dari 30 orang, dari jumlah hanya mengandalkan kekuatan tepukan tangan, tanpa
itu terbagi 2 kategori, yaitu Ceh adalah seseorang yang alat bantu. Sehingga keasliannya pun sudah tergeser
menjadi pemimpin kelop, sedangkan penunung atau sedikit demi sedikit, kekhawatiran akan punahnya teater
penyur ini sebagai pengiring permainan dengan kreasi Didong ini semakin diperkuat dengan perkembangan
DIDONG adalah teater tradisional yang berasal tepuk tangan dan variasi gerak tubuh yang serasi, duduk zaman era digital, sehingga generasi muda lebih tertarik
dari Aceh Tengah, tepatnya di dataran tinggi Tanoh dalam lingkaran dan menyanyi bersama tentang akan budaya luar dan menutup mata pada budaya
Gayo. Kesenian tutur ini mengalami masa kejayaan dari berbagai persoalan seperti legenda, nasihat, sampai sendiri, terlebih lagi para seniman Didong yang semakin
masa-kemasa, sehingga sangat digemari dan dinikmati sindiran-sindiran sosial, biasanya selalu menampilkan 2 tua dan belum mewariskan ke anak cucunya.
oleh masyarakat suku Gayo. Namun, dengan kelop (kelompok) yang saling mengadu ketangkasan kata Sebenarnya Indonesia adalah Negara yang amat
perkembangan zaman dan pergeseran kebudayaan seperti berbalas pantun, bercerita, melucu dan kaya akan kebudayaan, pulau dan suku. Namun
teater tradisional Didong mengalami perubahan dan menyindir dengan menggunakan bahasa asli Gayo. masyarakat seakan-akan menutup mata dan telinganya,
keterpurukan. Didong diadakan di ruang luas atau di atas panggung sehingga tanpa disadari budaya yang kita miliki diam-
Sejarah mencatat, Didong awalnya digunakan pada ruangan terbuka. diam diakui oleh Negara lain. Jangan sampai hal tersebut
sebagai sarana penyebaran agama islam melalui media Teater Didong sendiri memiliki nilai-nilai religius, terulang kembali. Maka dari itu, sebagai rakyat bangsa
syair pada abad ke-16 M saat Rere Linge ke-13 berkuasa. keindahan, kebersamaan dan nilai budaya yang tinggi Indonesia yang mencintai tanah air sudah sepatutnya
Nama Didong sendiri belum pasti kebenarannya, karena dan bertujuan agar masyarakat pendengarnya dapat melestarikan dan terus menerus mengembangkan
budaya dengan tanpa adanya paksaan dari berbagai aset yang berharga yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
pihak. Karena Didong dan budaya lainnya merupakan (*)
Bekasi, November 2017

Hal : Pengajuan tulisan untuk diterbitkan


lampiran : naskah artikel 1 lembar, identitas 1 lembar

Yth
Redaktur
Di tempat

Assalamualaikum wr. wb.

Dengan hormat,
Melalui surat ini, saya :

Nama : Nursyitha
NIM : 1510631080115
TTL : Bekasi, 20 Juli 1997
Hp : 083806348282
Pekerjaan : Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Singaperbangsa Karawang
Alamat : Kp. Tegal Danas, Bekasi.

Bersama ini saya kirimkan tulisan berjudul ”Didong Gayo: Aset Budaya yang Perlu Dilestarikan” untuk dimuat.

Tulisan ini sebagai ungkapan keprihatinan terhadap kebudayaan yang semakin punah, dan juga salah satu tugas dari mata kuliah Kajian Drama Indonesia. Mudah-
mudahan redaksi berkenan memuat tulisan ini. Namun, jika dalam waktu satu minggu setelah pengiriman belum mendapatkan respon, maka saya akan
mengirimkan tulisan saya ke redaksi lain. Jika dimuat tolong segera beritahu melalui email atau no. Hp yang tercantum di atas. Atas perhatian dan kerjasamanya,
saya ucapkan terima banyak kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Bekasi, 07 November 2017

Anda mungkin juga menyukai