Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN

LIBERASI DARI BEBERAPA SALEP MATA KLORAMPENIKOL

ABSTRAK
Percoaan pembebasan dan aktivitas antimikroba slaep klorampenikol telahdilakukan dengan
berbgai standard dasar salep mata.Penilaian pembebasan dilakukan dengan menggunakan sel
difusi yang digabungkan dengan membrane spangler.Asumsi klorampenikol yang dibebaskan
dari dasar salep mata klorampenikol kedalam cairan yang diterima diamati pada menit 5, 10,
20, 30, 40, 50, 60, 70, 95, 105, dan 120, tingkat kesertaan. Pembebasan klorampenikol diukur
dengan Spektrofotometer UV dengan panjang gelombang maksimum 282 nm. Formula II
salep mata memberikan pembebasan paling rapis diantara ke2 formula tersebut.

PENDAHULUAN
Salah satu sediaan obat mata yang masih banyak di gunkan adalah salep mata
kloramfenikol. Untuk mendapatkan daya kerja suatu obat sehingga menghasilkan efek yang
diinginkan, maka harus melalui bebrapa peristiwa antara lain liberasi. Liberasi yaitu
pelepasan zat aktif dari pembawa yang digunakan. Peristiwa ini kemudian diikuti oleh
penetrasi yaitu difusi bahan obat kelapisan epidermis dan lapisan dermis, kemudian bahan
akan masuk ke dalam pembuluh darah.
Dari buku – bukuresmi didapat beberapa foemula dasar salep mata kloramfenikol.
Berdasarkan hal tersebut maka di coba untuk menentukan liberasi dari bberapa salep mata
kloramfenikol yang pengukuran kadarnya dilakukan spektrofotometer UV.

METODE PENELITIAN
1. Alat dan bahan
a. Alat
- Kertas wathman
- Klep
- Bejana dua dinding
- Stopwatch
- Spektrofotometer UV
b. Bahan
- Kloramoenikol (PT. Kimia Farma)
- Nacl 0,9%
- Nacl 0,5%
- Membrane spangler

2. Prosedur kerja
Prosedur kerja sebelum melakukan uji liberasi adalah sebagai berikut:
 Pemeriksaan bahan berkhasiat kloramfenikol
 Pemeriksaan bahan tambahan
 Pembuatan dasar salep
 Evaluasi dasar salep
 Pembuatan salep mata kloramfenikol
 Evaluasi salep kloramfenikol
 Uji liberasi salep kloramfenikol, meliputi:

a. Pembutan membrane spangler


Dibuat dengan mecelupkan kertas wathman no.1 kedalam cairan spangler.
Cairan Spengler mempunyai komposisi sebagai beriku :
- Asampalimtat 10
- Asam oleat 15
- Asam stearate 5
- Minyak kelapa 15
- Paraffin cair 15
- Kolesterol 5
- Lilin putih 15

b. Uji liberasi
- Sel difusi di isi salep mata sebanyak 2 gram
- Kemudian diletakkan membrane yang telah dicelupkan dengan cairan
spangler, diletakkan diatas salep tadi, beriring o diklep dengan penutup .untuk
setiap kali percobaan digunakan membrane baru.
- Masukan sel difusi kedalam bejana dua dinding yang berisi cairan penerima
larutan Nacl 0,9% sebanyak 250 ml dan letakkan seldifusi ± 2,5 cm dari dasar
bejana
- Hidupkan pencatat waktu , suhu percobaan dijaga 37º C ± 0,5º C
- Pengaduk magnetic dihidupkan dengan kecepatan 150 rpm pada skala 3.
- Lakukan pengambilan sampel pada menit ke 5, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 95,
105, 120 menit sejumlah 5 ml, yang setelah pengambilan larutan harus diganti
sejumlah yang sama dengan latutanNaCl 0,5%
- Tentukan kadar kloranpenikol Spektrofotometer UV pada panjanggelombang
maksimum 282 nm dalam larutan NaCl 0,9%.
-

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil pemeriksaan salep kloramfenikol dengan 5 formula dasar salep,
yang mana lima formula dasar salep tersebut adalah sebagai berikut :
formula
Simplex
no nama zat Dasar salep Dasar salep Oculentum eye Oculentum
mata mata simplex ointment simplex
(1) (2) (3) (4) (5)
1 adep lane 5 4.6 6 10 -
2 parafin cair 5 30 40 10 20
3 setil alkohol - 0.4 2.5 - -
4 vaselin kuning ad 100 100 100 100 100

Hasil uji liberasi kloramfenikol dari dasar salep mata dari msing – masing
formula di dapatkan formula 3 dengan kecepatan liberasi yang paling dasar
dibandingkan 4 formula lainnya. Dapat dilihat data liberasi foemula tiga pada table
dibawah ini:

waktu konsentrasi kloramfenikol yang terliberasi


formula 3
(menit) sebelum koreksi faktor koreksi sesudah koreksi
5 0 0 0
10 0 0 0
15 0.227 ± 0.001 0 0.227
20 0.234 ± 0.003 0.004 0.238
30 0.461 ± 0.003 0.009 0.47
40 0.116 ± 0.047 0.018 0.136
50 1.29 ± 0.009 0.041 1.334
60 1.526 ± 0.016 0.068 1.596
75 1.203 ± 0.012 0.1 2.303
90 3.47 ± 0.071 0.146 3.616
105 4.348 ± 0.072 0.218 4.566
120 4.978 ± 0.027 0.309 5.297

Hal ini disebabkan karena formula 3 mempunyai konsistensi yang lebih lunak
, segingga afinitas kloramfenikol dengan pembawa akan semakin kecil dan
liberasinya akan lebih cepat. Urutan formula dari yang mempunyai kecepatan liberasi
yang terbesar sampai yang terkecil yaitu 3, 2, 4, 1, dan 5.

KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa liberasi
salep mata kloramfenikol dari kelima formula memberikan urutan formula sebagai
berikut : formula 3, 2, 4, 1, dan 5.
SOAL UJIAN KOMPETENSI SALEP MATA

1. Seorang pasien mendatangi apotek untuk membeli salep mata. Tenaga kefarmasian
memberikan pesanan pasien dan melakukan PIO terhadap pasien tersebut. Tenaga
kefarmasian menyarankan untuk menggunakan salep mata saat akan tidur. Kenapa
tenaga kefarmasian menyarankan penggunaaan salep mata saat akan tidur?
a. Karena obat akan memberikan efek pada malm hari
b. Untuk kenyamanan pasien
c. Mengurangi efek samping dari sediaan
d. Mengurangi rasa sakit saat penggunaan
e. Obat akan lebih cepat terabsorbsi
Jawaban : b. Untuk kenyamanan pasien
Alas an : karena setelah penggunaan salep mata, penglihatan mata akan
sedikit kabur atau buram, tetapi hanya sementara saja. Maka
dari itu, untuk kenyamanan pasien, lebih baik salep mata
digunakan saat akan tidur

2. Akan dibuat sediaan salep mata hidrokortison asetat 1 %, dasar salep yang digunakan
untuk pembuatan salep mata tersebut adalah sebagai berikut : setil alcohol, adeps
lanae, paraffin cair, dan vaselin putih. Dasar salep yang sudah ditimbang kemudian di
dimasukkan kedalam cawan penguap yang sudah dilapisi kain kasa, kemudian
disterilkan menggunakan oven pada suhu 1700 selama 30 menit. Kenapa sterilisasi
dasar salep menggunakan oven bukannya sterilisai panas basah menggunakan
autoklaf?
a. Karena menggunakan oven lebih praktis
b. Suhu yang digunakan pada oven lebih rendah
c. Karena bahan dasar salep merupakan minyak/lemak
d. Sterilisasi menggunakan uap basah tidak efisien
e. Sesuai dengan ketersediaan alat dilabor saja
Jawaban : c. Karena bahan dasar salep merupakan minyak lemak
Alasan : jika menggunakan autoklaf untuk mensterilisai dasar salep
lemak, maka uap air pada autoklaf tidak mampu atau tidak bias
menembus lapisan minyak, sehingga dasar salep tidak
tersterilisasi
3. seorang tenaga kefarmasian tidak memberikan tetes mata kepada pasien yang
mengalami infeksi pada matanya, melainkan tenaga kefarmasian tersebut memberikan
salep mata kloramfenikol. Kenapa tenaga kefarmasian tersebut memberikan salep
mata, dan bukannya tetes mata?
a. Tetes mata tidak baik untuk mata infeksi
b. Tetes mata akan terasa sakit jika untuk mata infeksi
c. Tidak nyaman menggunakan tetes mata
d. Tidak ada tetes mata untuk mata infeksi
e. Waktu kontak salep mata lebih lama
Jawaban : e. Waktu kontak salep mata lebih lama
Alas an : salep mata memberikan keuntunganwaktu kontak yang lebih
lama dan bioavailabilitas obat yang lebih besar dengan onset
dan waktu puncak absorbs yang lebih lama.

4. Salep mata meruakan salep yang digunakan pada mata. Salep mata harus mangandung
bahan yang sesuai atau campuran bahan untuk mencegah pertumbuhan atau
menghancurkan mikroorganisme yang berbahaya ketika wadah terbuka selama
penggunaan. Bahan antimikroba yang biasa digunakan pada sediaan salep mata
adalah?
a. Klorbutanol dan paraben
b. Klorbutanol dan Adeps lanae
c. Paraben dan paraffin cair
d. Vaselin putih
e. Benzalkonium klorida
Jawaban : a. klorbutanol dan paraben
Alas an : klorbutanol dan parabenadalah bahan antimikroba yang biasa
digunakan pada salep mata, salain itu bias juga digunakan
merkuri organic. Bahan – bahan seperti adeps lane, paraffin
cair dan vaselin putih merupakan bahan dasar salep, sementara
benzalkonium klorida merupakan bahan pengawet
TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
JURNAL SALEP MATA

DI SUSUN OLEH : FADILA AFRILIA SANTANI


KISANADA GHUMAIROH
KELAS : DIII IIIA

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
2017

Anda mungkin juga menyukai