Konsep Dasar Produk
Konsep Dasar Produk
Dalam ilmu ekonomi manajemen, khususnya manajemen pemasaran kita mengenal istilah
produk yang berwujud dan produk tidak berwujud. Produk berwujud adalah barang, sedangkan
produk yang tidak berwujud adalah jasa (Tjiptono, 2000). Produk berupa barang atau jasa dapat
kita saksikan di dalam dunia bisnis sehari-hari, misalnya perusahaan yang menghasilkan barang
berupa sepeda motor, mobil, perlengkapan dapur, alat tulis menulis dan sebagainya. Sedangkan
perusahaan yang menghasilkan produk tidak berwujud (jasa) meliputi jasa konsultan pernikahan,
jasa perawatan bayi, jasa penitipan anak, biro pencarian jodoh dan lain-lain. Jika kita melihat
contoh di atas, ternyata barang dan jasa mempunyai perbedaan yang cukup jelas, salah satunya
adalah perwujudannya itu sendiri. Untuk lebih memahami apa itu jasa, maka perlu dipahami
definisi, karakteristik, dan klasifikasi dari jasa. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut :
Definisi Jasa
Jasa mempunyai berbagai definisi. Menurut Philip Kotler (2001), jasa adalah setiap tindakan atau
unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible
(tidak berwujud) dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa
terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
Menurut Adrian Payne (dalam Lumpiyoadi, 2001), jasa adalah aktivitas ekonomi yang
mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangible yang berkaitan dengannya, yang
melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang yang dimiliki, tetapi
tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan
produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.
Sedangkan menurut Christian Gronross (dalam Lumpiyoadi, 2001), jasa adalah proses yang
terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada
interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau
sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan. Interaksi antara
penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat
mungkin tidak menyadarinya. Selain itu, dimungkinkan ada situasi di mana pelanggan sebagai
individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa.
Berdasarkan berbagai definisi jasa di atas, dapat ditarik sebuah persamaan bahwa jasa adalah
aktivitas atau usaha (bisnis) yang bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan
konsumen serta mempunyai bentuk yang tidak berwujud, namun dapat dirasakan oleh konsumen
yang membutuhkannya. Hal ini jelas mempunyai perbedaan dengan barang, di mana barang
dapat kita lihat, dapat disaksikan dan diraba (Tjiptono dan Chandra, 2005).
Karakteristik Jasa
Terdapat 4 karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang (Tjiptono, 2000).
Keempat karakteristik tersebut meliputi intangibility, inseparability, variability, dan
perishability.
Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum
dibeli. Konsep intangible ini sendiri memiliki dua pengertian yaitu sesuatu yang tidak dapat
disentuh dan tidak dapat dirasa, serta sesuatu yang tidak mudah didefinisikan. Seseorang tidak
dapat menilai hasil dari jasa sebelum ia menikmatinya sendiri. Bila pelanggan (konsumen)
membeli jasa, maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut.
Pelanggan (konsumen) tersebut tidak dapat memiliki jasa yang dibelinya.
Jasa bersifat inseparability, artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan. Sedangkan barang diproduksi terlebih dahulu baru dijual dan
dikonsumsi pelanggan.
Jasa bersifat variability, artinya jasa bersifat sangat variabel (bermacam-macam) karena
merupakan output yang tidak terstandarisasi. Dalam hal ini jasa mempunyai bentuk, kualitas, dan
jenis tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan.
Jasa bersifat perishability, artinya jasa merupakan komoditas (produk) yang tidak tahan lama dan
tidak dapat disimpan. Misalnya konsumen yang membutuhkan jasa perawatan bayi, konsumen
bersangkutan tidak mungkin menyimpan jasa perawatan bayi tersebut. Dengan demikian bila
suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.
Klasifikasi Jasa
Klasifikasi jasa dapat dibagi dalam 7 kriteria (Tjiptono, 2000), yaitu sebagai berikut :
Pertama, berdasarkan segmen pasar. Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi
jasa kepada konsumen akhir (misalnya taksi, asuransi jiwa, dan pendidikan) dan jasa kepada
konsumen organisasional (misalnya jasa akuntansi dan perpajakan, konsultan manajemen dan
bisnis, konsultan hukum dan lain-lain).
Kedua, berdasarkan tingkat keberwujudan. Berdasarkan kriteria ini, jasa dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu rented goods service, owned goods service, dan non-goods service.
Pada rented goods service, konsumen menyewa dan menggunakan produk-produk tertentu
berdasarkan tarif tertentu selama jangka waktu tertentu pula, misalnya rental
VCD/DVD/MP3/program komputer. Pada owned goods service, produk-produk yang dimiliki
konsumen di reparasi, dikembangkan atau ditingkatkan kualitasnya (dipelihara) agar tidak
mengalami kerusakan, misalnya reparasi mobil, jam tangan dan sebagainya. Pada non goods
service, karakteristik pada jenis ini adalah jasa personal yang bersifat tidak berwujud dan
ditawarkan kepada pelanggan (konsumen), misalnya jasa pemandu wisata.
Ketiga, berdasarkan ketrampilan penyedia jasa. Berdasarkan ketrampilan penyedia jasa, jasa
terdiri atas professional service (misalnya konsultan manajemen, konsultan pembangunan
daerah, dokter, perawat, biro hukum) dan non professional service (misalnya supir taksi, penjaga
malam dan lain-lain).
Keempat, berdasarkan tujuan organisasi jasa. Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat dibagi
menjadi commercial service (jasa komersial) atau profit service dan non profit service. Jasa
komersial meliputi jasa perumahan, penginapan, motel, hotel, operasi rumah tangga yang
meliputi perbaikan, jasa biro rekreasi dan hiburan, pendidikan swasta, asuransi, perbankan,
transportasi, dan lainnya. Sedangkan jasa non commercial (non profit service) meliputi sekolah
negeri, yayasan sosial kemasyarakatan, panti asuhan, panti weda, perpustakaan, museum dan
lain-lain.
Kelima, berdasarkan aspek regulasi. Berdasarkan aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi
regulated service misalnya pialang, dan perbankan, dan jasa non regulated service seperti
makelar, catering, dan pengecatan rumah.
Keenam, berdasarkan aspek tingkat intensitas karyawan, jasa dapat dikelompokan menjadi dua
macam yaitu equipment based service (seperti cuci mobil otomatis, jasa sambungan telepon,
ATM, dan binatu) dan people based service (pelatih voli, pelatih sepak bola, konsultasi
penelitian, konsultan manajemen, konsultan perpajakan dan lain-lain).
Ketujuh, berdasarkan tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan. Berdasarkan tingkat kontak
ini, secara umum jasa dapat dibagi menjadi high contact service (seperti universitas, bank,
dokter) dan low contact service (misalnya bioskop).
Berdasarkan penjelasan di atas, klasifikasi usaha jasa dapat dikatakan telah menyentuh semua
aspek kehidupan. Usaha jasa juga diyakini mempunyai kontribusi yang besar bagi pendapatan
masyarakat, maupun suatu negara.
DESAIN PRODUK DAN JASA
Salah satu strategi produk adalah membangun kemampuan tertentu dalam kustomisasi
keluarga produk atau jasa yang sudah ada. Pendekatan ini memungkinkan pelanggan untuk
memilih variasi produk sekaligus mendorong kekuatan organisasi. Sebuah strategi produk yang
efektif menghubungkan keputusan produk dengan investasi pasar, dan siklus hidup produk, serta
menggambarkan luasnya suatu lini produk. Tujuan dari suatu keputusan produk (product decision)
adalah untuk mengembangkan dan menerapkan sebuah strategi produk yang dapat memenuhi
permintaan pasar dengan keunggulan bersaing.
PEMILIHAN PRODUK DAN JASA
Pilihan strategi produk menunjang keunggulan bersaing
Banyak pilihan yang ada dalam pemilihan, penetapan, dan desain produk. Pemilihan
produk adalah ,proses pemilihan produk atau jasa untuk dapat disajikan pada pelanggan atau klien.
Keputusan produk merupakan asas bagi strategi organisasi dan memiliki dampak yang luas pada
seluruh operasi.
Siklus Hidup Produk
Kehidupan produk terbagi atas empat fasse. Fase tersebut adalah perkenalan pertumbuhan dan
kematangan
1. Fase Perkenalan. Pada fase ini teknik produksi masih disesuaikan dengan pasar, kondisi ini
mungkin memerlukan adanya pengeluaran lain-lain untuk penelitian, pengembangan produk,
modifikasi dan perbaikan proses, serta pengembangan pemasok.
2. Fase Pertumbuhan. Dalam fase pertumbuhan , desain produk telah mulai stabil, dan diperlukan
peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif. Penambahan kapasitas atau peningktan kapasitas
yang sudah ada untuk menampung peningkatan permintaan produk mungkin diperlukan.
3. Fase Kematangan. Pada saat sebuah produk dewasa, Pesaing mulai bermuncunculan. Produksi
jummlah besar dan inovatif sesuai dengan fase ini. Pengenndalian biaya yang lebih baik,
berkurangnya pilihan dan pemotongan lini produksi mungkin efektif atau diperlukan untuk
meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar.
4. Fase Penurunan. Produk yang mendekati akhir biasanya produk yang buruk bagi investasi sumber
daya dan kemampuan manajerial, maka produksi mereka harus dihentikan. Kecuali jika produk
yang hampir mati ini membuat kontribusi yang unik bagi reputasi perusahaan atau lini produknya,
atau bisa dijual dengan harga yang tinggi,
MENETAPKAN PRODUK
Barang dan jasa baru yang dipilih untuk diperkenalkan, pertama harus ditetapkan terlebih
dahulu segi fungsinya-yaitu apa yang dapat dilakukan.Produk kemudian didesain dan perusahaan
menentukan bagaimana fungsi dapat dicapai. Manajemen biasaya mempunyai beragam pilihan
bagaimana sebuah produk dapat mencapai tujuan fungsionalnya.
Spesifikasi yang teliti dari sebuah produk diperlukan untuk memastikan produksi yang
efisien. Hampir semua barang yang diproduksi dan juga komponennya ditetapkan dengan sebuah
gambar, yang biasanya disebut sebagai gambar teknik. Gambar teknik menunjukkan dimensi,
toleransi, bahan baku, dan hasil akhir sebuah komponen. Bill Of material (BOM) mendata
komponen, penjelasssan mereka, dan kualitas yang dibutuhkan masing-masing untuk membuat
sebuah unit produk.pada industri jasa bill of material diwujudkan dalam standar pengendalian
porsi.
Keputusan Membuat atau Membeli
Perusahaan memiliki pilihan untuk memproduksi komponen mereka sendiri, atau membeli
dari perusahaan lain. Pemilihan ini dikenal dengan keputusan membuat atau membeli (make or
buy). Keputusan ini membedakan antara apa yang perusahaan inginkan untuk diproduksi dan apa
yang dibeli. Karena adanya variasi pada kualitas, harga, dan jadwal penghantaran, maka keputusan
membuat dan membeli sangat penting bagi pendefinisian produk. Beberapa produk standar bahkan
tidak mebutuhkan bill of material maupun gambar teknik karena spesifikasinya sebagai produk
sudah cukup.
Teknologi Kelompok
Teknologi Kelompok (group technology) mensyaratkan agar komponen-komponen
diidentifikasi dengan sebuah skema kode yang menyatakan tipe proses dan parameter proses. Hal
ini memudahkan standardisasi bahan baku, komponen, proses dan juga identifikasi keluarga
komponen. Dengan identifikasi keluarga komponen, aktivitass dan mesin dapat dikelompokkan
untuk meminimasi setup, rute, dan penanganan bahan.Penerapan dari teknologi kelompok dapat
menghasilkan keuntungan seperti : perbaikan desain, mengurangi bahan baku dan pembelian,
menyederhanakan proses perencanaan dan pengendalian produksi, memperbaiki tata letak, rute,
dan pembebanan mesin. Serta mengurangi waktu penyetelan peralatan, bahan setengah jadi dan
waktu produksi.
DOKUMEN UNTUK PRODUKSI
Saat sebuah produk dipilih dan didesain, produksinya dibantu oleh dokumen yang bermacam-
macam. Dokumen tersebut berupa :
1. Gambar Perakitan, memperhatikan gambar produk yang terlepas atas komponennya, biasanya
merupakan gambar tiga dimensi.
2. Diagram Perakitan, menunjukkan bentuk sistemmatis bagaimana sebuah produk dirakit.
3. Perintah Kerja, merupakan intruksi untuk membuat sejumlah produk tertentu.
4. Engineering Change Notice (ECN) mengubah beberapa aspek definisi produk atau dokumentasi,
seperti gambar teknik dan bill of material.
5. Manajemen Konfigurasi, merupakan suatu sistem dimana sebuah produk direncanakan dan
perubahan konfigurasi diidentifikasi secara akurat sementara pengendalian dan
pertanggungjawaban suatu perubahan tetap terjaga.
DESAIN JASA
Merancang jasa merupakan tantangan, karena umumnya mempunyai karakteristik yang
unik. Satu alasan kenapa produktivitas dalam jasa begitu rendah adalah karena baik desain dan
pengantaran produk jasa memasukkan adanya interaksi pelanggan.Pelanggan dapat berpartisipasi
dalam desain jasa.
Sebagian besar biaya dan kualitas sebuah jasa ditetapkan pada tahap desain dan sejumlah
teknik dapat mengurangi biaya dan meningkatkan produk. Satu tekniknya adalah penyelarasan
selera (customization) dapat ditunda secepat mungkin. Pendekatan kedua adalah produk modular,
yang artinya customization mengambil bentuk pada perubahan modul. Strategi ini menjadikan
modul didesain sebagai kesatuan standar yang tetap dan pendekatan ketiga desain jasa adalah
membagi jasa menjadi menjadi bagian-bagian kecil dan mengidentifikasi bagian tersebut yang
menyebabkan otomatisasi atau mengurangi interaksi pelanggan.
Dokumen untuk Jasa
Karena interaksi dengan pelanggan tinggi. Dokumen untuk memindahkan produksi,
berbeda dengan yang digunakan pada operasi pembuatan barang. Dokumentasi pada jasa sering
berbentuk perintah kerja yang eksplisit yang merinci apa yang akan terjadi pada moment of truth.
PENERAPAN POHON KEPUTUSAN PADA DESAIN PRODUK
Pohon keputusan dapat digunakan untuk membuat keputusan produk baru, juga untuk
beragam permasalahan manajemen lainnya. Pohon keputusan bermanfaat apabila terdapat
beberapa keputusan dan hasilnya mengakibatkan keputusan selanjutnya. Untuk membuat pohon
keputusan digunakan prosedur sebagai berikut :
1. Pastikan semua alternatif sudah dimasukkan kedalam pohon.
2. Pengembalian hasil (payoff) dimasukkan pada akhir setiap cabang yang bersesuaian.
3. Tujuannya adalah untuk menetapkan nilai yang diharapkan dari setiap tindakan yang ada. Hal ini
dicapai dengan memulainya pada akhir pohon (sebelah kanan) dan bekerja menuju awal pohon
(sebelah kiri), menghitung nilai setiap langkah, dan “memotong” alternatif yang tidak sebaik
alternatif lainya dari titik yang sama.
TRANSISI MENUJU PRODUKSI
Satu dari seni manajemen modern adalah mengetahui kapan memindahkan sebuah produk
dari tahap pengembangan ketahap produksi, pemindahan ini dikenal dengan perpindahan menuju
produksi. Beberapa perusahaan menunjuk seorang manajer proyek, sementara yang lain
menggunakan tim pengembangan produk untuk memastikan transisi dari pengembangan ke
produk berjalan dengan sukses dan yang terakhir adalah perpaduan pengembangan produk dan
organisasi. manufaktur untuk mempermudah perpindahan sumber daya antara dua organisasi.
Strategi Proses Desain
Dilihat dari sudut strategis, desain mendefinisikan pelanggan sasaran perusahaan dan juga
perusahaan pesaingnya. Untuk dapat menhasilkan desain yang baik, desain harus memaksimalkan
pemanfaatan kompetensi inti perusahaan. kompetensi ini pada dasarnya merupakan kapasitas atau
kemampuan personil perusahaan untuk melakukan sesuatu berdasarkan keahlian, pengetahuan,
dan pengalaman yang dimilikinya.
Kemampuan personil perusahaan dapat dilihat menurut apa yang sekarang ini dikuasi dan
diterapkan, kapasitas potensial yang dimiliki sekarang, dan kapasitas potensial di masa yang akan
datang. Kapasitas yang dimiliki dan diterapkan sekarang (current applied capability) pada dasrnya
merupakan kapasitas yang secara sistematis benar-benar dikuasai aplikasinya dan tingkatan
pengembangannya dalam melaksanakan suatu tugas. Kapabilitas potensial yang dimiliki sekarang
ini (current potential capability) merupakan tingkatan pekerjaan yang maksimum yang dapat
diselesaikan oleh seseorang di setiap titik atau tahapan pada waktunya, pada wilayah tugas
pekerjaan yang mereka hargai dan berikan dukungan lingkungan. Kapasitas itu merupakan wujud
keseimbangan antara pemikiran kritis dan pemikiran bersifat membangun (yang memperhatikan
kompleksitas pengolahan) serta tingkatan pengembangan dan aspirasi pribadi.
Selanjutnya, kapabilitas potensial di masa datang (future potential capability atau FPC)
merupakan tingkat kemampuan potensial yang dapat diamalkan dapat dimiliki seseorang atau
sebuah organisasi dalam waktu tertentu di masa yang akan datang, baik dalam waktu dekat atau
masa mendatang yang jauh.
Kegiatan pengolahan (manufacturing) sebagai proses kerja yang mengubah bahan mentah
menjadi barang jadi yang siap jual merupakan kegiatan produksi yang sangat dekat dengan teknik
dan rekayasa (engineering). Oleh karena itu, teknik manufaktur merupakan ilmu yang berkaitan
dengan produksi yang meliputi: (1) desain produk (perancangan produk); (2) desain proses
produksi (perancangan proses produksi); dan (3) manajemen produksi (pengelolaan sistem
manufaktur).
Perancangan untuk kepentingan estetika dan memenuhi kebutuhan dari pemakai untuk
menggunakan produk yang dihasilkan digolongkan sebagai desain industrial (industrial design).
Desain industrial ini dapat menjadi wilayah yang paling lazim disalah bebankan sebagai kesalahan
pihak pabrikan.
Manfaat utama desain yang baru produk atau jasa adalah terutama untuk mempertahankan
dan atau meningkatkan penjualan dan pangsa pasar. Proses desain itu sendiri sangat bermanfaat
karena desain membantu perusahaan melihat keluar batas organisasinya, memberikan gagasan
yang baru, dan mendorong lahirnya pemikiran yang menantang pemikiran tradisonal, dan melalui
percobaan-percobaan, perusahaan dapat lebih banyak melakukan inovasi.
Dikaitkan dengan pemanfaatan sarana pengolahan untuk memproses aktivitas pengolahan
produk yang sekarang serta produk baru hasil pengembangan produk, desain proses menjadi sangat
penting artinya. Desain proses menurut Heizer dan Render (2008) serta Jacobs, Chase dan
Aquilano (2007) dapat dikategorikan menjadi empat jenis fokus, yaitu: (1) fokus pada proses; (2)
fokus berulang; (3) fokus pada produk; (4) fokus pada kustomisasi massal. Tiap fokus akan
dijelaskan secara berturut-turut dalam uraian berikut.
PROSES DESIGN BARANG DAN JASA