SATARI
FIRMAN F. WIRAKUSUMAH
KONSISTENSI
PENELITIAN
-------------
1
DAFTAR ISI
- ONTOLOGI
- EPISTEMOLOGI
- AXIOLOGI
- PENELITIAN KUALITATIF
- PENELITIAN KUANTITATIF
- LATAR BELAKANG PENELITIAN
- MASALAH PENELITIAN
- KEGUNAAN PENELITIAN
- KAJIAN PUSTAKA
- KERANGKA PEMIKIRAN
- PREMIS
- HIPOTESIS
- RANCANGAN PENELITIAN
- ANALISIS STATISTIKA
- TABEL MODEL (DUMMY TABLES)
PENJURUS ..................................................................................................................................
2
KATA PENGANTAR
Buku ini ditulis dalam rangka membantu mahasiswa program Pascasarjana dalam membuat
Tesis, Disertasi atau penulisan Artikel Ilmiah. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan praktis
sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengenal pola dasar penelitian dari masalah mendasar yaitu;
1) mengetahui falsafah ilmu, 2) rancangan penelitian yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti
dan 3), analisis, khususnya uji statistika yang diperlukan.
Buku ini disusun dengan organisasi sbb.; diawali dengan uraian ringkas falsafah ilmu dilanjutkan
dengan tata cara penelitian dibidang kesehatan, khususnya kedokteran. Diharapkan buku ini dapat
membantu mahasiswa dalam menyusun suatu karya ilmiah yang akan dipublikasikan secara runtut,
konsisten. Metodologi penelitian dan analisisnya disajikan secara praktis dengan contoh-contoh.
Diharapkan dapat membentuk alur fikir yang konsisten tidak berlebihan tetapi sesuai dengan
kaidah-kaidah metode penelitian yang dapat merubah pengetahuan yang menjadi masalah
utamanya maupun masalah yang khusus/spesifik menjadi suatu ilmu. Diharapkan peneliti dapat
mengenal tata cara meneliti dan menyajikan hasil penelitiannya dalam bentuk karya tulis sebagai
suatu pola dasar, selanjutnya dapat mengunakan pola/metode ilmiah ini dengan menganti-ganti
masalah yang dihadapinya dengan cara yang sama dan dapat menjawab berbagai macam
masalah/faktor/variabel sesuai dengan konsep yang baku dalam metode penelitian ilmiah. Dengan
perkataan lain pola ini menjadi pakem bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Dalam meneliti bukan
saja kemampuan akademis yang perlu dibangun tetapi perlu juga diketahui mengenai etika dan
moral penelitian. Dalam buku ini dikupas pula hubungan akademik, etika penelitian dan moral
penelitian yang sangat perlu dalam mempertahankan usulan penelitiannya didepan komite etik
penelitian kesehatan untuk mendapat ethical clearance. Akhirul kalam penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua fihak yang telah membantu penyuntingan buku ini, sehingga buku ini dapat
diterbitkan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
penyempurnaan buku ini.
Penulis
3
BAB I. PENDAHULUAN
Dewasa ini diperkirakan laporan hasil penelitian kedokteran tidak kurang dari dua juta artikel
pertahun yang dimuat dalam puluhan ribu jurnal ilmiah. Jurnal-jurnal kedokteran maupun kesehatan
pada umumnya dipublikasikan dalam berbagai bahasa di seluruh dunia. Diakui bahwa jumlah
penelitian yang berkualitas tinggi lebih banyak dilakukan dan dilaporkan di negara maju. Keadaan
yang kurang menggembirakan ini harus kita carikan cara yang baik untuk dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas penelitian di negara berkembang, khususnya di Indonesia. Penelitian
kedokteran pada umumnya lebih banyak menggunakan rancangan penelitian kuantitatif. Penelitian
ini disenangi oleh peneliti di bidang eksakta, termasuk para ahli kesehatan. Pendekatan dilakukan
secara deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka pemikiran, gagasan peneliti
berdasar pengalamannya. Fenomena atau masalah utama dikembangkan dan dicari akar
permasalahannya, dipecahkan dan diuji dan diajukan untuk memperoleh kebenaran sebagai
pembenaran suatu pengujian, dikenal sebagai proses dedukto-hipotetiko-verivikatif. Data dukung
penelitian berupa fakta-fakta yang didapat dengan melakukan penelitian secara empiris di lapangan
atau laboratorium, hasilnya dianalisis secara statistika. Metode pemecahan masalah ini dipakai
untuk memperoleh pembenaran (verifikasi). Cara berfikir demikian diterapkan dalam penelitian
kuantitatif, dikembangkan oleh penganut faham positivisme yang dipelopori Auguste Comte (1798-
1857). Filsuf Perancis ini dikenal sebagai bapak Ilmu Sosiologi dan penggagas Doktrin Positivisme.
Kebenaran menurut Comte dibagi berdasar 3 hukum umum : 1) teologi (fictitious), 2) metafisik
(abstract) dan 3) positif (scientific).
Tujuan penelitian adalah untuk menjawab fenomena alam (what), dikembangkan secara
kuantitatif dengan model-model matematis, secara linier mendeduksi masalah yang timbul,
membentuk hipotesis melalui premis-premis. Pengukuran penelitian kuantitatif didasarkan pada
kekuatan angka-angka dan data empiris yang merupakan bagian sentral dari penelitian. Proses
penyusunan hasil penelitian dipakai pendekatan empiris dengan memakai berbagai alat ukur dan
skala yang sesuai, kemudian kumpulan data itu di analisis dalam bentuk pembaghasan. Di dalam
membahas hasil penelitian tersebut dilakukan pendekatan induktif-deduktif (how & why) untuk
sampai kepada tujuan yaitu, mendapatkan teori baru atau se-kurang2-nya mencapai suatu hipotesis
yang teruji mendukung atau memperkuat teori lama (re-teori). Sebagai tujuan akhir dari suatu
penelitian adalah untuk mendapatkan suatu nilai yang baru (novel and value). Semoga buku ini
dapat membantu peneliti dalam menyusun laporan penelitiannya berupa suatu tesis atau disertasi
ataupun penulisan artikel ilmiah untuk publikasi.
4
BAB II. FALSAFAH ILMU
Mengapa dan untuk apa kita perlu memahami ; falsafah ilmu, pengetahuan, ilmu itu sendiri
dan teknologi?. Pertanyaan ini timbul masa kini, karena jauh sebelumnya, dahulu kala, manusia
banyak menggunakan akal dan nalarnya dengan menggantungkan pada hal-hal yang bersifat teologis
dan metafisika. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu; Philos : gemar, senang atau cinta dan
Sophia : kebijaksanaan atau kebenaran. Filsafat berarti “cinta kebenaran”, berusaha mengetahui
tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakekat adanya sesuatu ; fungsi, ciri-ciri,
kegunaan, masalah-masalah serta pemecahannya. Dengan perkataan lain kita berfalsafah, kita
mengadakan usaha secara akademis untuk mendapat jawaban mengenai fenomena alam semesta,
“to see the problem beyond”. Perasaan peneliti timbul dan berkembang dari diri peneliti akan rasa
keingin tahuan, atas dasar keraguan dan keinginan kita untuk mencari-cari kebenaran. Dengan
kerendahan hati seseorang, berterus terang, jujur mencari sesuatu kebenaran mendekati yang
sebenar-benarnya. Kebenaraan hakiki itu sendiri tidak ada dalam kamus duniawi, kebenaran yang
hakiki akan kita dapatkan diakhir yaitu, kelak bila kita kembali. Kita jangkau kebenaran itu dengan
menggunakan akal sehat, metode ilmiah sedapat mungkin sedekat mungkin seakan–akan nampak
dalam pengertian kita itu adalah kebenaran hakiki.
Kebenaran yang kita dapatkan sekarang seperti kata filsuf Timur adalah, sebagai perumpamaan
sebuah “cermin besar”. Cermin yang utuh itu dibawa Nabi Adam dan Siti Hawa dari Arsy, dalam
perjalanannya menuju bumi pecah tercerai-berai, kepingan-kepingan cermin itu sampai di bumi dan
yang seperti kita pegang sekarang, hanyalah sepotong kecil cermin kebenaran.
Kebenaran duniawi adalah, kebenaran individu atau kelompok dan kebenaran tersebut ditarik atas
dasar konsensus. Benar kata sekelompok orang, belum tentu benar kata kelompok lain. Kebenaran
hanya dapat diuji yang mungkin suatu waktu akan terpatahkan dan akan dibangun kebenaran lain,
yang lebih mendekati akan kebenaran hakiki. Pada dasarnya pemikiran manusia diawali oleh
pemikiran religius, kemudian masuk ke pemikiran era metafisika. Metafisika adalah sesuatu yang
berada dibalik/belakang benda-benda fisik. Masa kini umumnya manusia; berfikir logis, empiris dan
etis. Dengan kemampuan manusia berfalsafah, kita dapat menjawab masalah-masalah yang kita
hadapi sebagai yang kita kenal sekarang “pengetahuan”. Pengetahuan itu kita uji dengan metodologi
khusus sehingga sampai pada tingkat “ilmu”. Ilmu selanjutnya kita terjemahkan ke dalam
“teknologi”.
Landasan Filasafat Ilmu terdiri dari 3 cabang ilmu yaitu; Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.
Ontologi :
Ontologi adalah kajian filsafat Yunani yang paling kuno dengan tokoh-nya a.l.: Thales (624-
646 SM), Socrates (470 SM – 399 SM), Aristoteles (460-370 SM dan Plato (428-347 SM).
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu; Onto : being, becoming, wujud dan Logos: ilmu. Ontologi
adalah ilmu tentang hakikat kenyataan/tentang wujud. Ontologi adalah membahas sesuatu yang
nyata. Dikatakan pula bahwa ontologi adalah koseptualisasi yang spesifik. Secara sederhana ontologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan yang konkrit secara kritis.
5
Definisi Onkologi bervariasi, dikemukakan dengan berbagai cara dan banyak kajian-kajian serta
turunan-turunannya dalam berbagai pandangan para filsuf. Ontologi pada dasarnya
mempermasalahkan akan adanya hakikat kenyataan, digolongkan kedalam 3 golongan yaitu ; 1)
materialisme, sesuatu yang bersumber dari materi, 2) idealisme/spiritualisme, sesuatu yang
bersumber dari spirit/rohani dan 3) antagonisme, aliran yang bersifat skeptis (ragu-ragu atas
jawaban yang sebenarnya). Peneliti lain membaginya kedalam golongan-golongan sbb.: 1) realisme,
2) naturalisme, 3) empirisme. Dapat disimpulkan bahwa ontologi adalah ilmu yang membicarakan
mengenai hakikat segala sesuatu dan mencari penyelesaian mengenai masalah “ADA”. Menjawab
mengenai keberadaan atau dalam perkataan lain menjawab “WHAT”.
Ontologi adalah bagian dari filsafat yang dikelompokkan dalam filsafat metafisika. Metafisika adalah
pengembangan dari falsafah religius. Thales mengembangkan Ontologi ini kearah pemikiran ilmiah,
maka Thales dianggap sebagai “Bapak dari Ilmu” (Father of Science), kemudian pandangan ilmiah ini
mempengaruhi Phytagoras (570-495 SM), Plato dan Aristoteles. Pada abad ke 5 Masehi Ontologi
berkembang pesat, memasuki masa Medieval (500-1350) dan masa Renaissance di Eropa (1350-
1600). Dikenal banyak filsuf-filsuf terkemuka yang mengembangkannya seperti ; Edmund Husserl
(Ontologi formal), Bernard Bolsano (Ontologi kontemporer), Bolzano & Brentano (Ontologi
fenomenologis) dll. Lebih dari seribu tahun telah berlalu, Ontologi berkembang menjadi ilmu
modern yang mencoba mencari jawaban mengenai “ADA”nya Alam Semesta. Ontologi dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan empiris, menyusun fakta untuk justifikasi dalam menjawab
fenomena semesta alam. Ontologi dalam perkembangannya dapat mendampingkan antara ilmu-
ilmu empiris dengan agama maupun seni, etika, dan estetika. Di masa sekarang kita dapatkan di
dalam ilmu-ilmu modern yang berkembang pesat dan membentuk cabang cabang ilmu. Ilmu-ilmu
modern yang didasari pemikiran ilmiah dari Thales ribuan tahun yang lalu, sekarang kita kenal
seperti ilmu ; Antropologi, Sosiologi, Fisika maupun Kedokteran atau Kesehatan pada umumnya.
6
Socrates (470 SM – 399 SM) Plato (427 SM – 347 SM)
Sumber : Wikipedia
Epistemologi :
Epistemologi adalah kajian filsafat Yunani yang kuno dengan tokoh-nya a.l.: Socrates (469-
399 SM), Plato dan Aristoteles. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu; Episteme :
pengetahuan dan Logos: ilmu. Socrates merupakan filsuf yang menyebarkan filsafatnya dalam kajian
epistemologi dan etika. Kurang banyak di beritakan tetapi muridnya Plato menceritakan banyak
mengenai Socrates dalam bukunya yang terkenal Platos’s Apology. Epistemologi adalah ilmu,
disebut sebagai pengetahuan yang sistematik mengenai pengetahuan. Epistemologi dikaitkan pula
dengan suatu disiplin yang disebut critica. Secara sederhana epistemologi diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari proses berfikir logis, empiris dengan menggunakan pengetahuan (HOW, WHY,
WHEN, WHERE).
Dalam perkembangan filsafat terbentuklah macam-macam aliran. Pada abad pertengahan di Eropa
berkembang aliran-aliran misalnya : Positivisme, Idealisme, Rasionalisme, Empirisme.
Positivisme:
Positivisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa Ilmu Alam sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan Metafisika. Tidak
mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Positivisme dikenal pula sebagai
aliran filsafat dari aliran perspektif epistemologi. Auguste Comte (1798-1857), filsuf Perancis dari
Universitas Montpellier ini dalam bukunya, antara lain yang dikenal sebagai “Cours de Philosophie
Positive”, mengemukakan tahapan berfikir manusia dapat dibagi menjadi ; 1) tingkatan teologi, 2)
tingkatan metafisik dan 3) tingkatan positif. Pada tahapan tingkat positif (Etat Positive), manusia
sudah menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasai Alam Semesta. Manusia mampu
mengatur alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan kemanusiaan. Didalam masa ini, aliran
positivisme berkembang pesat. Di dalam Era ini manusia mengandalkan akalnya untuk berfikir dan
mengembangkan pemikirannya dari suatu pengetahuan, dirubah dengan metodologi ilmiah kearah
penemuan ilmu. Ilmu dijabarkan dalam bentuk teknologi. Pengetahuan yang sistematik tersebut
dilengkapi kriteria dan patokan yang menentukan bahwa, pengetahuan itu membahas mengenai
7
benar atau tidak benar dan membahas dalam pengetahuan itu mengenai isi dan arti. Dalam mencari
kebenaran kemudian berkembanglah aliran Rasionalisme.
Idealisme adalah teori filsafat yang mendasarkan alam dan realitas, di dasarkan pada ide dan
pemikiran. Falsafah ini di dasarkan bukan dari kebendaan tetapi dari alam pemikiran atau ide. Idealis
yang dianggap sangat berperan dalam perkembangan aliran ini adalah Plato. Rasionalisme atau
gerakan rasionalis adalah aliran filsafat lain yang mendasarkan pada metode penelitian dengan
dasar rancangan eksperimen. Alam rasional dikembangkan menggunakan logika, dengan mencari
fakta-fakta untuk pembuktian empiris. Rasionalisme mempunyai kemiripan dengan aliran
Ideologime. Arah dan tujuannya adalah humanisme dan atheisme. Kebenaran itu tidak harus
ditentukan oleh ; iman, dogma atau ajaran agama. Suasana batin di waktu itu adalah penolakan
terhadap perasaan (emosi), adat istiadat dan kepercayaan yang sedang populer pada masanya. Rene
Descartes (1596-1650), filsuf Perancis, mengawali gagasan Rasionalisme ini. Rasionalisme Descates
dikenal dengan Rasionalisme Kontinental. Perkembangan aliran ini sekarang lebih fleksibel dengan
mendasarkan pengujian–pengujian gagasan melalui pendekatan sains yang mengandalkan pada
percobaan, pengamatan (Rasionalisme modern). Empirisme adalah aliran lainya yang berkembang
pada waktu yang bersamaan, suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia
telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme dilahirkan di Inggris
dengan 3 aspek esponennya yaitu ; David Heme, George Berkeley dan John Locke (1632-1704).
Immanuel Kant (1724-1804), filsuf dari Jerman mempercayai bahwa pemikiran metafisika dapat di
rubah menjadi pemikiran yang didasari pengetahuan (Epistemologi). Kant berpendapat bahwa aliran
empirisme dan rasionalisme mempunyai arah yang bersamaan. Para filsuf sejak Plato di masa Yunani
Kuno mengembangkan Falsafah, suatu pemikiran spekulatif menjadi pengetahuan yang lebih
bersifat tentatif untuk merancang metode penelitian secara ilmiah dan sampai pada hasil normatif
yang kita kenal sebagai ilmu. Perkembangan falsafah ilmu ini mencapai puncaknya di daratan Eropa
pada abad pertengahan dan terus berkembang sampai sekarang. Filsuf-filsuf mengembangkan
pemikiran atau ide-nya dengan diperkuat data dan fakta empiris, menjauhkan diri dari kebenaran
dogma. Sejauh mana kebenarannya Wallahu Alam. Manusia berusaha , Tuhan yang menentukan
(“Man proposes, God disposes”) karena “ A lot of research is concerned not with ’finding out
something you dont’t know’ but finding out that you dont’t know something”
8
IDEALISME/ RASIONALISME/
EMPIRISME
BERFIKIR RASIONAL
MERUMUSKAN MASALAH
FORMULASIKAN IDE
P R E M I S
DEDUKSI
Gambar 3 : Rasionalisme/Idealisme/Empirisme
Axiologi :
Aksiologi berasal dari kata Yunani : Axios yang berarti nilai, jadi Aksiologi adalah Teori
tentang Nilai. Teori nilai ini dikaitkan dengan kegunaan dari pegetahuan yang diperoleh. Hal-hal yang
dipermasalahkan adalah ; 1) moral dalam melahirkan etika, membahas mengenai hal yang baik dan
yang lebih baik, 2) estetika melahirkan ekspresi keindahan, membahas yang indah dan lebih indah
dan Bramel menambahkan, 3) membahas mengenai kehidupan sosial politik.
Mencari nilai-nilai (value/what for). Dalam kalimat tanya dapat disampaikan sebagai : What is the
value of your study for mankind?. Jujun Suryasumantri, mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Pada intinya aksiologi membahas dan
menyoroti fakta bahwa, pengetahuan yang didapat di rubah menjadi sebuah ilmu yang didasari
metode menghasilkan suatu manfaat yang dinamakan Nilai.
9
ONTOLOGI
MENCARI MASALAH/ MENGENAI “ADA”
(WHAT)
EPISTEMOLOGI
BERFIKIR LOGIS, EMPIRIS dengan PENGETAHUAN
(HOW ,WHY, WHEN, WHERE )
AXIOLOGI
MENCARI NILAI-NILAI (VALUE/WHAT FOR)
FILSAFAT PENGETAHUAN
ILMU
ALAMIAH SOSIAL
PSIKOLOGI
KIMIA FISIKA EKONOMI
POLITIK
SOSIOLOGI
HUKUM
BUDAYA
BIOLOGI
ANTROPOLOGI
KEDOKTERAN
KESEHATAN
10
Filosofi dalam bidang Kedokteran/Kesehatan
Umumnya para filsuf dahulu mempunyai banyak kemampuan dalam berbagai masalah,
mereka di pengaruhi filsuf yang lahir sebelumnya dan mempengaruhi filsuf-filsuf yang datang
kemudian. Hippocrates (460-377 SM), filsuf Yunani kuno, seorang dokter, dikenal sebagai Bapak
Ilmu Kedokteran, dikenal dengan Sumpah Hippocrates-nya.
Ibnu Sina (Avicenna) : (980-1037), seorang Persia. Ibnu Sina dikenal sebagai filsuf Islam dan
seorang dokter selain itu menguasai bidang ilmu2 lainnya seperti; kimia, astronomi, etik, geografi,
matematik, psikologi, fisika, poetry, sain dan dijuluki Bapak Kedokteran Modern. Ibnu Sina
mempengaruhi pemikiran Omar Khayyam, al-Gazali, Albertus Magnus, Thomas Aquina, Jean Buridan.
Hermann Boerhaave (1668-1738). Bangsa Belanda dari Universitas Leiden, menguasai ilmu-ilmu;
filosofi, botani, kimia, sain, anatomi. Dikenal dalam dunia Kedokteran dengan Boerhaave syndrome.
Mempengaruhi pemikiran : Linnaeus, Voltaire.
Charles Robert Darwin (1809-1882): Bangsa Inggris dari Universitas Edinburg dan Universitas
Cambridge. Dikenal dengan perjalanan lautnya mengelilingi dunia dengan kapal HMS Beagle.
Bukunya yang terkenal : On the Origin of Species. Mempengaruhi pemikiran : Alfred Wallace, George
Mendel. Darwin Dikenal dengan hukum Evolusinya.
George Mendel (1822-1884) : Bangsa Austria dari Universitas Vienna. Penemu hukum-
hukum Genetika dan dikenal sebagai Bapak Genetika Modern. Dikenal dengan hukum Kebakaannya.
Dua kosep filsuf diatas yaitu, Evolusi dari Darwin dan Kebakaan dari Mendel, sekarang
dikembangkan konsep baru yang dikenal sebagai Neo-Darwinian. Dalam kajian-kajiannya Hardy-
Weiberg mengemukakan suatu rumus keseimbangan dari kombinasi populasi genetik dan seleksi
alam dalam rumusan statistik untuk melihat efek seleksi dari genotip dan memperkirakan apa yang
akan terjadinya, pemikiran ini berdasarkan konsep seleksi genetik dalam kaitannya dengan hukum
Mendel dan Darwin tersebut.
11
Charles Darwin (1809-1882)
Sumber : Wikipedia
Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang
pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Hal ini terjadi setelah orang melakukan
kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu.
12
ILMU PENGETAHUAN
Bagaimana seseorang akan mulai meneliti?. Berdasar bukti-bukti ilmiah yang sudah
dihasilkan ilmuwan terdahulu, dipakailah hasil penelitiannya (premis) sebagai dasar membangun
kerangka pemikiran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (fenomena). Bertitik tolak dari
seleksi bukti-bukti yang ada, dibuat kajian-kajian (kajian pustaka) dan setelah itu di kristalisasi dalam
kerangka berfikir deduktif maka akan didapat esensi pernyataan dari masalah yang dihadapi yang
kemudian di deduksi menjadi premis-premis.
Kerangka penelitian adalah alur fikir seorang peneliti yang dapat digolongkan dalam sebuah
esei argumentasi yaitu, suatu penalaran yang menampilkan sikap dan pandangan peneliti ; bersifat
kritis dan analitis dalam mengkaji masalah yang dihadapi. Penalaran adalah suatu proses berfikir
manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang akan dinalar sehingga dapat sampai
pada simpulan. Data yang di nalar boleh benar boleh pula tidak benar. Penalaran terdapat 2
golongan ; 1) penalaran deduktif, 2) penalaran induktif. Disini peneliti mengemukakan atau
membangun peran apa saja dari berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah penelitian. Faktor-
faktor tersebut diubah menjadi variabel yang dapat diukur. Di kemukakan alasan-alasan pemilhan
varibel, yang mana yang akan diteliti dan variabel lain sebagai kontrol. Argumentasi peneliti ini
merupakan daya dukung dasar teoritis yang kuat. Data dukung yang di dasarkan atas kajian pustaka
ini merupakan kerangka pemikiran yang akan di deduksi menjadi premis-premis.
Penalaran deduktif : Suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini dan berakhir pada simpulan atau pengetahuan baru yang
lebih khusus. Metode ini dipakai dalam penelitian kuantitatif dengan diawali pembentukan teori,
hipotesis, definisi operasional, instumen dan operasionalisasi. Dengan perkataan lain dalam meneliti
seseorang harus memulai langkahnya dari pemahaman gejala atau fenomena. Kemukakan masalah
13
utamanya terlebih dahulu, kemudian membuat konsep dan menguasai teorinya. Penelitian baru
dilaksanakan setelah penguasaan hal-hal tersebut diatas. Dalam penalaran deduktif kata konsep dan
teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Penalaran induktif : Suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empiris dan berakhir pada suatu simpulan atau pengetahuan yang baru dan bersifat
umum. Penalaran induktif merupakan kebalikan penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan
melakukan penelitian tidak harus memiliki konsep secara lengkap tetapi cukup mengamati masalah
di lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam
konteks ini teori bukan merupakan persaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala
dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan
generalisasi. Penalaran induktif merupakan dasar dari pembahasan dalam penelitian kualitatif.
Penalaran deduktif dan induktif seolah-olah merupakan cara berfikir yang berbeda dan
terpisah. Didalam praktiknya antara berfikir berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik
merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau berbicara mengenai teori sebenarnya kita sedang
mengandaikan fakta dan kalau kita bicara fakta kita sedang mengandalkan teori. Dengan lain
perkataan untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah, kedua penalaran tersebut dapat digunakan
secara bersama-sama dan saling mengisi dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang
menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan
cara memadukan penalaran deduktif dan penalaran induktif tersebut melahirkan proses berfikir
refleksi (reflective thinking). Cara penalaran korelasional seperti ini merupakan dasar pada waktu
membahas hasil penelitian, khususnya dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif penalaran
didasarkan atas suatu peristiwa umum, kebenarannya sudah diketahui dan diyakini. Perkembangan
ilmu ini melahirkan metode ilmiah yang kita kenal sekarang sebagai konsep; dedukto-hipotetiko-
verifikatif.
THE BEGINNING
OF THE DEVELOPMENT OF SCIENCE
NEW THEORY
A RATIONAL EXPLANATION WHICH IS
COMPATIBLE WITH THE EXPLANATORY OBJECT
SCIENTIFIC THEORY
CONDITIONS :
1. CONSISTENT WITH THE PREVIOUS THEORY (DEDUCTIVE)
2. MATCH WITH THE EMPIRICAL FACT (INDUCTIVE)
14
Perkembangan Pengetahuan menjadi ilmu :
Perkembangan Ilmu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu: alamiah dan sosial.
Ilmu alamiah berkembang kearah ilmu-ilmu ; Kimia, Fisika, Biologi, Kedokteran. Ilmu sosial
berkembang kearah Ilmu-ilmu ; Ekonomi, Politik, Hukum, Sosiologi, Budaya, Antropologi.
Diantaran kedua ilmu ini berkembang ilmu-ilmu seperti Ilmu Psikologi. Dikenal pula
kumpulan ilmu yang digolongkan kepada rumpun ilmu Kesehatan. Rumpun ilmu Kesehatan
seperti : Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Kebidanan, Farmasi dan Psikologi.
FILSAFAT PENGETAHUAN
ILMU
ALAMIAH SOSIAL
PSIKOLOGI
KIMIA FISIKA EKONOMI
POLITIK
SOSIOLOGI
HUKUM
BUDAYA
BIOLOGI
ANTROPOLOGI
KEDOKTERAN
KESEHATAN
Gambar 2 : Falsafah ilmu hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan ilmu Kesehatan
15
HEALTH SCIENCES
MEDICINE SURGERY
INTERNAL
MEDICINE DIGESTIVE
PEDIATRICS ANESTESIOLOGY
NEUROLOGY ENT
UROLOGY
DERMATOVENEROLOGY ORTHOPEDICS
OBGYN
OPHTHALMOLOGY
PSYCHIATRY NEURO
SURGERY
HUMAN BEING
FENOMENA
(Masalah yang dihadapi)
ASUMSI
IDENTIFIKASI/PERUMUSAN MASALAH
HIPOTESIS
-Rancangan penelitian
METODOLOGI -Etika
PENELITIAN -Hukum
-Uji Statistik
TESIS
FAKTA
TEORI
ILMU
16
MASALAH FORMULASIKAN
Cari hal yang spesifik
UTAMA
Kerangka konsep/
DEDUKSI pemikiran
Elaborasi
(kajian pustaka) Premis Mayor/Minor
Hipotesis
penelitian Hipotesis statistik
(simpulan Ho – H1
sementara)
VERIVIKASI Hipotesis teruji
INDUKSI
(berfikir logis SIMPULAN
+ Teori baru/Reteori
empiris)
17
BAB IV PENELITIAN
Penelitian adalah suatu sistematika atau metode ilmiah dalam pencarian fakta yang
dilakukan untuk menguji keingintahuan atau suatu sistematika pencarian untuk mendukung
fakta, dilakukan secara ilmiah.
- Memahami kepustakaan
- Logika deduktif-induktif
- Kejelian mengamati fenomena (pengetahuan luas)
- Kemampuan menggunakan alat uji statistika : deskriptif inferensial, parametrik dan non-
parametrik.
- Kemampuan menyusun tesis/disertasi dan membuat artikel ilmiah yang dipublikasikan
dalam jurnal ilmiah.
Penelitian Kesehatan :
Subjek Penelitian :
1. Dasar-dasar Falsafah
2. Pengetahuan
3. Bahasa Pengantar dan Matematika
4. Statistika
5. Metodologi Penelitian
6. Dasar keilmuan (Substansi dan materi Penelitian)
7. Penguasaan tahapan Penelitian
8. Pemilighan rancangan penelitian
9. Penguasaan Ilmu dan teknologi
10. Etika dan moral penelitian
18
Pembimbingan More Info :
Presentasi Ilmiah Penugasan
Learning Issue
Filsafat Ilmu
Metodologi
Latar Belakang
Tujuan
Metode Penelitian
Dasar Ilmu
Statistik
Etika
More Info : More Info : Diskusi
Laboratory Technique Metode Statistik
Pendekatan Penelitian :
Secara umum pendekatan penelitian dibagi dalam dua bagian; 1) paradigma penelitian kuantitatif
dan 2) paradigma penelitian kualitatif.
PENELITIAN KUALITATIF
PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif mempunyai ciri, yaitu, suatu penelitian ilmiah dengan cara melihat
suatu fenomena, kemudian merumuskan masalahnya dan menghubungkan satu dengan lainnya
secara sistematis. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-
model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Dengan
pendekatan secara ini, telah banyak dikembangkan berbagai ilmu pengetahuan baru. Proses
pengukuran menjadi bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif. Dicari hubungan yang
19
mendasar antara pengamatan empiris yang diperlihatkan dalam tabel-tabel hasil dengan ekspresi
matematis dalam uji-uji statistik.
1. Adanya jarak antara peneliti dan yang diteliti atau yang mengamati dan yang diamati,
sehingga pengaruh peneliti pada objek yang diteliti dapat dihindari. Penelitian didasarkan
atas kekuatan angka.
2. Penelitian dimulai dengan kerangka teori, menentukan variabel beserta alat ukurnya,
merumuskan premis dan hipotesis dengan cara deduksi, selanjutnya di induksi untuk
mendapat teori baru atau memperkuat toeri lama (re-teori).
3. Objek,gejala, peristiwa atau perilaku harus dapat diamati, ditangkap oleh panca indra,
terencana, terkontrol dan diukur (dikuantifikasi) dan diramalkan.
4. Rancangan penelitian sudah ditentukan sebelumnya, perubahan rancangan merubah
komponen-komponen dari rancangan tersebut.
5. Jumlah sampel ditentukan sebelumnya, lazimnya secara acak yang ditarik dari populasi dan
hasil penggalian data dari kepustakaan, direncanakan dalam bentuk tabel model (dummy
tables). Jumlah sampel minimal dapat di generalisasi/ekstrapolasi pada populasi target.
6. Analisis dengan uji statistik.
MEMBEDAKAN PENELITIAN
BIDANG KESEHATAN
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
- Diminati peneliti eksakta - Diminati peneliti sosial
- Dilandasi kekuatan angka - Dilandasi kekuatan naratif
- Mengambil jarak dari situasi alamiah - Kejadian dalam situasi
alamiah
-Menjaga jarak peneliti subjek - Kontak langsung di lapangan
- Cara berfikir deduktif - Cara berfikir induktif
- Perspektif reduktif - Perspektif holistik
- Orientasi pada kasus unik - Jumlah sampel sesuai dengan
ditentukan jumlah sampel dimuka keperluan (berubah)
- Dibangun ; deduksi-hipotesis-verivikatif - Tanpa hipotesis-induktif-
generalisasi
- Berfikir linier - Berfikir sirkuler/dinamis
- Peneliti; satu aspek diantara yang lain - Peneliti; instrumen kunci
20
Proses dan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian kuantitatif dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini. Bagan ini
mencerminkan isi penelitian yang dimulai dari masalah yang akan diteliti sampai dengan
Simpulan dan Saran. Didalam proses ini terkandung kerangka pemikiran peneliti dalam
menjawab permasalahannya dengan pendekatan penalaran deduksi dan induksi untuk
mencapai hasil penelitian dalam bentuk Simpulan dan saran.
Terima / Tolak
Struktur Strategi
Identifikasi dan Klasifikasi Tipe Penelitian : Eksperimental /
Variabel Observasional
Konseptualisasi Rancangan :Kohor/ kasus-kontrol/
Definisi Operasional potong silang
Paradigma / Model Pengumpulan data
Pengembangan Alat = Hipotesis Operasional / Statistika
Ukur/skala/alat uji statistika Pembahasan : Analisis Ilmiah/
Simpulan statistika
SIMPULAN PENELITIAN
SARAN
Judul Penelitian :
21
JUDUL PENELITIAN
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Latar belakang penelitian merupakan uraian mengenai fenomena yang dapat diangkat
dari masalah-masalah teoritis atau praktis. Di dalamnya tersurat dan tersirat argumentasi-
argumentasi mengenai pemilihan topik. Di ungkapkan alasan-alasan kuat mengenai adanya
perbedaan antara konsep (das Sein) dan teori yang ada (das Sollen). Di gambarkan pula
situasi dan inti sari yang melatar belakangi masalah dengan dilandasi laporan penelitian-
penelitian terdahulu yang bersangkut paut dengan masalah yang diajukan. Secara keseluruhan
merupakan narasi yang menggambarkan penalaran deduktif peneliti. Latar belakang ini
diakhir dengan tema sentral yang bertujuan mengemukakan dan meletakkan penelitian yang
akan dilakukan dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian peneliti.
Pernyataan tentang gejala atau fenomena umum yang akan diteliti, boleh
diangkat dari masalah teoritis atau diangkat dari masalah praktis
Argumentasi tentang pemilihan topik penelitian (menunjukkan permasalahan
sebagai perbedaan antara das Sein dan das Sollen (konsep atau teori yang ada)
Besarnya masalah, dampaknya bila masalah tidak teratasi serta manfaatnya
bila masalah teratasi
Aktual dalam waktu dan lokasi merupakan masalah yang spesifik untuk diteliti
Situasi yang melatar belakangi masalah (yang dipermasalahkan)
Penelitian terdahulu yang bersangkutpaut dengan masalah (elaborasi)
Kesenjangan yang akan dijawab dalam penelitian ini
Intisari dari kerangka teori yang menjadi masalah, termasuk di dalamnya
mengemukakan identifikasi masalah, pemilihan masalah, isu atau tema sentral
Memiliki sifat-sifat, sbb: mampu laksana, menarik, memberikan sesuatu yang
baru, etis, serta aktual (FINER : Feasible, Interesting, Novel, Ethical, Relevant)
Tema sentral merupakan kumpulan kalimat dalam beberapa paragraf yang
merupakan sari dari masalah penelitian dan merupakan narasi dari rumusan
masalah
Orisinalitas penelitian dapat diketahui dari latar belakang penelitian
22
THE CONCEPT OF ORIGINALITY
4. Trying out something in this country that has previously only been done in other
countries
23
Contoh praktis membuat Latar Belakang Penelitian :
24
Rumusan Masalah :
1) Mengamati fenomena alam, sosial dan atau teknologi yang menarik perhatian
2) Mempelajari tulisan, karya, pengalaman peneliti (termasuk peneliti lain) yang terbit lebih
dahulu
3) Mengembangkan penelitian sebelumnya
4) Mengaitkan masalah penelitian dengan minat peneliti
5) Mengikuti firasat/intuisi peneliti
Masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dan
kenyataan, apa yang direncanakan dan apa kenyataan, adanya pengaduan dan kompetensi. Dengan
lain perkataan, masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan(das sein und
das sollen).
Rumusan masalah adalah pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data.
1. Harus dinyatakan dengan jelas dan tegas, konkrit masalah yang akan diteliti.
2. Relevan dengan waktu
3. Berhubungan dengan suatu persoalan teoritis atau praktis
4. Berorientasi pada teori (teori merupakan body of knowledge)
5. Dinyatakan dalam kalimat tanya atau pernyataan yang mengandung masalah
6. Harus dapat menjelma menjadi Hipotesis (misalnya : lima masalah akan menjadi lima
Hipotesis dan lima Simpulan Umum)
7. Benang merah penelitian tampak jelas sejak merumuskan masalah sampai dengan
menyimpulkan hasil penelitian.
Bentuk kalimat tanya dapat mencerminkan rumusan masalah tersebut dengan rancangan
penelitian dan analisis statistikanya sehingga, dapat menggambarkan alur fikir atau benang
merah penelitian tersebut. Rumusan masalah dapat dikatagorikan kedalam beberapa golongan
seperti ; rumusan masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
Misalnya:
Apakah ada perbedaan ?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji satistika berupa uji beda dalam
proses selanjutnya.
Apakah ada korelasi (asosiasi) ?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji asosiasi atau korelasi
pada proses selanjutnya.
Faktor risiko yang mana yang dominan dari faktor risiko yang relevan dari masalah diatas ini?,
menggambarkan akan dilakukan uji-uji risiko pada proses selanjutnya.
25
Apakah marka-marka tersebut dalam rancangan penelitian ini sensitif untuk dipakai sebagai alat
bantu diagnosis?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji diagnostik pada proses selanjutnya.
KOMPONEN MASALAH :
1. The prevalence of type 2 diabetes mellitus (DM) patients who progress to diabetic nephropathy
is 20-30%. In September 1998, World Heath Organization (WHO) estimated that the prevalence
of type 2 DM patients will increase by 41%, i.e. from 51 millions in 1995 to 92 millions in 2005.
2. Sindrom Syok Dengue (SSD) adalah stadium infeksi virus Dengue paling berat yang ditandai
dengan adanya kebocoran endotel. Ringer laktat adalah cairan resusitasi yang dipakai
sekarang ini untuk mengatasi syok.
KOMPONEN DAMPAK :
2. Cindy Bloom melaporkan bahwa Natrium Laktat hipertonik adalah cairan kristaloid
hipertonik untuk resusitasi volume kecil pada keadaan syok yang mempunyai efek anti
infalmasi dan dapat menghindari kelebihan cairan serta jejas reperfusi.
KOMPONEN KESENJANGAN :
1. Currently there is no data on the prevalence of diabetic nephropathy among type 2 diabetic
patients in terms of the persistence of microalbuminuria or macroalbuminuria.
2. Belum diketahui peran cairan kristaloid Natrium Laktat Hipertonik untuk resusitasi pada SSD.
26
Rumusan masalah :
Tujuan penelitian :
Kalimat tujuan penelitian dibuat dalam kalimat deklaratif. Suatu contoh pertanyaan
penelitian hubungannya dengan tujuan penelitian dan analisisnya :
1. Pertanyaan Penelitian : Apakah terdapat perbedaan ekspresi mRNA; p53, BCl 2 dan
FasL dengan VICAM1 antara pasien preeklamsia dan kehamilan normal?
Tujuan Penelitian : Mengukur perbedaan antara ekspresi mRNA; p53, BCl 2 dan FasL
dengan VICAM1 antara pasien preeklamsia dan kehamilan normal.
Konsistensi dari penelitian ini, dalam metode penelitian akan diterangkan macam-
macam uji statistikanya (uji beda), misalnya dipakai : uji beda bivariabel ; Chi kuadrat,
Mann Whitney atau Kruskal Wallis
2. Pertanyaan Penelitian : Apakah terdapat hubungan antara ekspresi mRNA; p53,BCl2
dan FasL dengan kadar VICAM1 pada pasien preeklamsia dan kehamilan normal
Tujuan Penelitian : Menganalisis hubungan antara ekspresi mRNA; p53,BCl2 dan FasL
dengan kadar VICAM1 pada pada pasien preeklamsia dan kehamilan normal
Uji statistika adalah uji multivariabel ; regresi logistik ganda
3. Pertanyaan Penelitian : Apakah ada korelasi pengetahuan dan sikap bidan
berdasarkan pendidikan dengan ketepatan rujukan pada
kasus asfiksia neonatorum?
Tujuan Penelitian : Menganalisis korelasi pengetahuan dan sikap bidan berdasarkan
pendidikan dengan ketepatan rujukan pada kasus asfiksia neonatorum
Uji satatistika adalah uji korelasi bivariabel ; Pearson, Rank Spearman, v Cramer
27
4. Pertanyaan Penelitian : Apakah terdapat interaksi antara faktor risiko pada gen
GRYG-D,GJA-3 dan polimorfisme C677T MTHFR terhadap kejadian katarak kongenital
bilateral?
Tujuan Penelitian : Menganalisis interaksi antara faktor risiko pada gen GRYG-D,
GJA-3 dan polimorfisme C677T MTHFR terhadap kejadian katarak kongenital
bilateral
Uji satatistika adalah uji bivariabel dan multivariabel ; uji beda dengan Chi kuadrat
dilanjutkan dengan uji risiko dengan rasio Odds (crude and adjusted)
TUJUAN PENELITIAN :
KEGUNAAN PENELITIAN :
KAJIAN PUSTAKA :
Dikemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian kepustakaan terkait
dengan masalah yang akan diteliti untuk kemudian menguraikan kerangka pemikiran dan
menyatakan hipotesis. Kajian Pustaka (difokuskan pada penelitian sebelumnya). Sebelum
menyusun usulan penelitian penulis tentunya telah mencari dan kemudian membahas
terbitan (publikasi) yang berhubungan dengan topik atau masalah penelitian. Untuk itu,
literature review dari setiap terbitan/buku/publikasi yang dianggap relevan dibahas secara
kritis, yang meliputi:
28
KERANGKA PEMIKIRAN :
Widayat & Amirullah merumuskan bahwa kerangka pemikiran adalah suatu kerangka
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Deskripsi teori dan hasil penelitian terdahulu
merupakan landasan utama untuk menyusun kerangka pemikiran dan untuk merumuskan
hipotesis.
Menurut Purnomo, kerangka pemikiran adalah suatu yang dapat menjelaskan gejala yang
menjadi objek permasalahan penulis. Kerangka pemikiran disusun berdasarkan tinjauan
pustaka dan hasil penelitian yang relevan dan merupakan argumentasi penulis dalam
merumuskan hipotesis. Dipakai logika deduktif (untuk penelitian kualitatif) dengan
menggunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya, sistematis dan
menggunakan teori yang relevan.
Unpad menjelaskan bahwa kerangka pemikiran berisikan rangkaian penalaran peneliti untuk
menjawab rumusan masalah dari hasil kajian pustaka (lima tahun terakhir). Disini
disampaikan juga peran dari berbagai faktor atau variabel yang akan mempengaruhi
penelitian ini, serta alasan pemilihan variabel yang akan diteliti dan variabel yang akan
dikontrol (kalau perlu ditampilkan dalam bentuk bagan alur pemikiran dan bersifat
deduktif). Kerangka berpikir ini dapat dikatakan pula, merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Bisa dikatakan bahwa kerangka konsep merupakan jastifikasi ilmiah
terhadap penelitian yang dilakukan dan memberikan landasan kuat terhadap topik yang
dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya. Kerangka konsep harus didukung landasan
teori yang kuat serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada bagian laporan ilmiah,
hasil penelitian, jurnal penelitian dll. Seorang peneliti harus menguasai toeri-teori ilmiah
sebagai dasar emnyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka
pemikiran menrupakan penjelasana sementara terhadap gejala yang menjadi obyek
permasalahan. Alur fikir harus logis yang membangun suatu cara berfikir yang membuahkan
simpulan.Bentuk ringkas dari kerangka berfikir ini dituangkan dalam kerangka konsep
sebagai model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang openeliti menyusun
teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk
masalah.Konsep harus dapat diukur dan kaitan antra variabel dan menntukan variabel apa
dan sebagai apa. Bebas atau terikat. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yang akan
menjadi varabel perancu.
Banyak penulis membuat definisi kerangka penelitian, variasinya antara lain berkisar
pada ; kerangka penelitian atau juga disebut kerangka konseptual merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori dihubungkan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah utama suatu penelitian. Deskripsi teori dan hasil penelitian
terdahulu merupakan landasan utama untuk menyusun kerangka pemikiran, dideduksi
29
menjadi premis dan dirumuskan sampai menjadi suatu hipotesis. Peneliti dalam
membangun kerangka penelitian harus dapat menjelaskan gejala yang menjadi objek
permasalahannya. Diawali dengan kajian pustaka dan menelaah variabel-variabel yang akan
diuji, dicari kesamaannya dengan variabel-variabel yang relevan yang telah dilaporkan
peneliti sebelumnya. Dengan lain perkataan kerangka berfikir merupakan sintesis tentang
hubungan anta variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Narasi
yang dikemukakan merupakan argumentasi peneliti dan ditunjang dengan pandangan-
pandangan peneliti lain yang didapat dari kajian pustaka sebelumnya. Hal-hal yang perlu
dihindarkan dalam membangun kerangka pemikiran adalah, jangan mengambil banyak
pustaka yang tidak ada relevansinya dengan masalah yang akan diteliti. Diperlukan
kecermatan dalam memilih kepustakaan dan kemampuan dalam telaah kritis (critical
appraisal). Data yang diperoleh harus data primer dari suatu penelitian secara komprehensif
bukan saja dari data literatur tetapi dari data lain yang mendukung, misalnya media masa
saat terkini, mengapa masalah itu mencuat di dalam lingkungan setempat
(orisinalitas/kebaruan) dengan metodologinya yang dapat dipertanggung jawabkan. Bila
masih belum jelas kerangka pemikiran dapat di lengkapi dengan gambar atau bagan
Kerangka Penelitian.
Kerangka Penelitian dapat disimpulakn sbb.: 1) Mengemukakan faktor apa yang akan
diteliti dan di terjemahkan dalam bentuk variabel yang dapat diukur. 2) Harus
mengemukakan antara pertautan hubungan variabel yang diteliti dan teori yang mendasari.
3) Hubungan variabel itu harus dapat dijelaskan apakah berbentuk ; simetris, kausal atau
interaktif. 4) Bila diperlukan dapat dilengkapi dengan Diagram Kerangka Penelitian.
PREMIS
Premis adalah apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan kemudian.
Merupakan kristalisasi pernyataan yang didapat dari penelitian sebelumnya. Premis adalah
suatu dasar membuat Hipotesis. Seseorang dalam mencari kebenaran melakukan penalaran.
Penalaran dilakukan secara deduktif maupun induktif. Pengetahuan yang sudah didapatkan
akan menjadi dasar konklusi. Dasar ini dinamakan premis. Premis adalah bagian dari
penalaran deduktif daan dilakukan dapat ditarik secara langsung maupun tidak langsung.
Jenis penalaran deduksi yang menarik simpulan secara langsung dikatagorikan sebagai
Silogisme (logika berfikir yang benar) ; Kategorial, Hipotesis, Alternatif dan Entimen.
Contoh :
30
- Dalam penelitian gaya berpikir dari sudut pandang logika dalam membentuk premis
ada 6 kelompok (Cooper & Schinder (1991); 1) opini tidak teruji, 2)kebenaran diri
sendiri, 3) otoritas, 4) kajian pustaka, 5) pembuatan postulat dan 6) metode ilmiah.
Keenam kelompok gaya berpikir ini ditempatkan di antara 4 bidang yaitu; 1)
rasionalisme (pembuktian terstruktur formal), 2) eksistensialisme (intuisi dan
pembuktian tidak formal), 3) idealisme (ide yang diinterpretasi pada taraf yang
tinggi) dan 4) emprisme (teramati).
Premis memiliki ciri-ciri antara lain ; 1) merupakan gabungan atau hubungan antara 2 atau
lebih preposisi, 2) tersusun secara sistematis dan runtut, untuk membangun hipotesis, 3)
diakhiri dengan nomor rujukan. Premis tidak boleh sama dengan Hipotesis yang akan
dibangun.
Misalnya :
Premis Mayor : Zat aktif (tannin, tritepenes, xanton) fraksi kulit Manggis (Garcinia
manggostoma Linn.) dapat menurunkan kadar IL 8 dan VEGF,
Premis Minor : Meningkatnya kadar IL 8 dan VEGF terjadi pada pasien dengan kanker Lidah
Jadi :
Hipotesis : Zat aktif kulit Manggis menurunkan kadar IL 8 dan VEGF pada pasien kanker
Lidah
31
HIPOTESIS
Istilah Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu; hipo = dibawah dan thesis =
pernyataan atau teori. Hipotesis dikatakan sebagai Simpulan probabilistik sebagai jawaban
atas masalah. Sehingga hipotesis sering dikatakan sebagai pernyataan sementara yang
masih lemah kebenarannya. Untuk sampai kepada simpulan perlu pengujian atas
kebenarannya. Dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini.
Jawaban sementara ini biasanya disebut hipotesis. Dikatakan pula sebagai patokan duga
atau dalil sementara. Setelah melalui pengujian dari hasil penelitian, hipotesis ini dapat
teruji benar (diterima) atau salah (ditolak).
Hipotesis dibagi atas; 1) Hipotesis penelitian dan 2) Hipotesis statistika. Umumnya hipotesis
adalah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang
dapat diuji secara empiris. Variabel berupa ; 1) variabel bebas, 2) variabel terikat. Variabel
bebas merupakan varabel penyebab atau variabel pengaruh, sedangkan varabel terikat
merupakan varabel akibat atau variabel terpengaruh.
Jika hipotesis sudah diuji dan diterima kebenarannya, maka hipotesis tersebut menjadi
simpulan. Simpulan itu dapat dibuat sebagai suatu teori atau dalil. Jadi sebuah hipotesis
adalah turunan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada
akhirnya muncul teori baru. Pengujian suatu teori dapat pula menjawab hal-hal yang masih
kontroversial dan suatu penelitian akan dapat memperkuat salah satu teori, hasil pengujian
tersebut akan menghasilkak penguatan teori lama (re-teori). Bila teori itu belum ada yang
melaporkannya maka hasil penelitian tersebut membuahkan teori baru.
- Hipotesis positif dapat dibuat dalam hipotesis satu arah atau dua arah.
- Hipotesis boleh mengandung beberapa variabel bebas tapi hanya mengandung satu
variabel tergantung (untuk menghindari uji hipotesis statistika yang mendua
sebaiknya hanya mengandung satu variabel bebas dan satu variabel tergantung)
32
Contoh Hipotesis Penelitian :
- Tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol antara pasien yang mendapat terapi A
dengan terapi B (NEGATIF)
- Terdapat perbedaan kadar kolesterol antara pasien yang mendapat terapi A dengan
terapi B (POSITIF DUA ARAH)
- Kadar kolesterol subjek yang mendapat terapi A lebih rendah daripada pasien yang
mendapat terapi B (POSITIF SATU ARAH)
HIPOTESIS PENELITIAN
HIPOTESIS STATISTIKA (H0)
Terdapat perbedaan
Tidak terdapat perbedaan
Peneliti 1 proporsi kesembuhan
proporsi kesembuhan antara
antara pasien yang
pasien yang diobati obat A
diobati obat A
dibandingkan obat B
dibandingkan obat B
Tidak terdapat
perbedaan proporsi Tidak terdapat perbedaan
kesembuhan antara proporsi kesembuhan antara
Peneliti 2
pasien yang diobati pasien yang diobati obat A
obat A dibandingkan dibandingkan obat B
obat B
33
Contoh :
Judul penelitian : Hubungan antara kadar serum asam urat dengan kejadian preeklamsia.
METODE PENELITIAN
Metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian, meliputi uraian tentang
argumentasi pemilihan, pendekatan atau metode dengan memperhatikan sifat-sifat variabel
yang diteliti dan jenis informasi yang diperlukan yaitu dengan ; 1) pupulasi, menjelaskan
tentang populasi penelitian berupa populasi target dan populasi terjangkau, 2) sampel, cara
pemilihan dan ukuran sampel minimal, 3) menguraikan struktur penelitian atau masing-
masing bagian penelitian yang meliputi operasionalisasi variabel dan model, 4) strategi
penelitian, menerangkan masing-masing bagian penelitian, temasuk di dalamnya populasi,
metode penarikan sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis serta jadwal
penelitian.
Populasi :
Populasi adalah secara umum dikatakan adalah objek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan peneliti. Sampel adalah bagian dari
populasi tersebut yaitu, sejumlah objek atau subjek yang dapat atau dianggap mewakili
populasi. Tentunya sampel yang baik adalah sampel yang dapat diukur dan dapat mewakili
sebanyak mungkin populasi. Misalnya, akan mengukur masyarakat etnis Sunda tidak benar
dengan cara mengukur orang Bandung. Sampel akan tidak memenuhi syarat, karena tidak
mengukur apa yang harus diukur.
Pengertian populasi :
POPULASI TARGET
POPULASI TERJANGKAU
RANCANGAN PENELITIAN
Hasil yang diharapkan: “Bahkan sebelum penelitian dilakukan, kita sudah dapat
membayangkan apa yang akan diperoleh oleh penelitian kita”
35
Di dalam membuat usulan penelitian diharapkan, alur fikir peneliti sudah dapat dilihat dari
sejak awal yaitu, membuat rumusan masalah, membuat kerangka pemikiran sampai
membangun hipotesis penelitian. Dari hipotesis penelitian peneliti dapat meramalkan hasil
yang akan dicapai dengan cara melampiran tabel model (dummy tables). Peneliti
diharapkan dapat mempertanggung jawabkan usulan penelitiannya secara komprehensif.
Didalam pendidikan, seminar usulan penelitian selain disanggah penguji akademik, dalam
waktu bersamaan diuji pula kaidah lainnya yaitu sanggahan dari segi ; etika, moral
penelitian dan estetika penulisan. Seminar Usulan Penelitian Terpadu seperti ini akan
menghasilkan persetujuan pelaksanaan penelitian dan juga etihical clearance secara
bersama-sama.
LANGKAH-LANGKAH UMUM
PENELITIAN SAMPAI UP
Perumusan masalah dan tujuannya
Meneliti
RANCANGAN PENELITIAN
36
Kanker
(+)
Perokok
Kanker
(-)
Kanker
(+)
Bukan
perokok
Kanker
(-)
Kanker Kanker
(+) (+)
Perokok Perokok
Kanker Kanker
(-) (-)
Kanker Kanker
(+) (+)
Bukan Bukan
perokok perokok
Kanker Kanker
(-) (-)
Perokok
Diabetes
Bukan (+)
perokok
Perokok
Diabetes
Bukan (-)
perokok
37
Bisakah melakukan penelitian eksperimental EKSPERIMEN
ya
tidak
UJI KLINIS
Konsep dasar uji klinis adalah suatu penelitian mengenaii risiko dan kegunaan obat baru yang
dilakukan pada manusia. Banyak dilakukan oleh ahli farmasi dan dokter pada hasil bioteknologi
berupa obat atau alat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas produk inovasi
tersebut. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang sudah mendapat sertifikat Good Clinical Practice
(GCP)(Dawson, Korstellon) :
38
Di dalam uji klinis untuk obat baru perlu didahului penelitian pada hewan coba. Penelitian itu
meliputi uji; farmako kinetika, farmako dinamika dan uji toksisitas. Penelitian pada manusia dibagi
dalam 4 fase :
1) Fase I (pilot study) dilakukan pada kelompok kecil subjek (30 orang) dilakukan pada manusia
sehat. Misalnya mencoba obat influenza , dilakukan pada subjek orang sehat, untuk obat
kanker dipakai subjek dengan kasus pasien stadium lanjut. Uji klinik fase ini tidak dilakukan
uji tersamar, subjek diberi tahu efek dan sifat obat secara jelas Maksud penelitian adalah
untuk mengetahui ; keamanan obat , dosis optimal dan efek samping .
2) Fase II : Obat baru di cobakan kepada subjek yang lebih besar (100-300 orang). Tujuannya
untuk mengetahui efektivitas dan memantau kejadian yang tidak diinginkan (adverst event),
subjek sukarela dan bentuk penelitian tidak tersamar.
3) Fase III : penelitian ilmiah ekstensif dengan subjek sangat besar (500-3000 orang)
dibandingkan obat baru dengan plasebo atau obat standar. Tujuan penelitian adalah melihat
efikasi dan memonitor efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sertifikat
izin pemasaran obat baru.
4) Fase IV : Fase ini dinamakan fase pasca pemasaran, dilakukan dalam bentuk survei pada
masyarakat banyak, bertujuan untuk mengevaluasi mengenai keamanan dan efikasi obat
setelah dipasarkan.
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
39
No Contoh klasifikasi masalah penelitian
1 Prevalensi inkontinensia
2 Rerata skor kualitas hidup
3 Hubungan obesitas dengan inkontinensia
4 Klasifikasi kualitas hidup sebelum dan sesudah operasi
Perbandingan BMI antara inkontinensia dan non-
5 inkontinensia
Perbandingan BMI antara inkontinensia ringan, sedang,
6
dan berat
7 Skor kualitas hidup sebelum dan sesudah terapi
Skor kualitas hidup sebelum, seminggu, dan dua minggu
8
setelah terapi
9 Korelasi skor kualitas hidup dengan derajat inkontinensia
40
ANALISIS STATISTIKA
Statistika adalah ilmu cabang ilmu matematika terapan yang membahas tentang
pengumpulan data, meringkasnya kemudian mengolah dan menyajikannya. Dari sajian data-
data yang baik akan dapat membuat simpulan dan usulan sebatas kaidah-kaidah ilmu itu
dipenuhi.
DESKRIPTIF
DESKRIPTIF NUMERIK
NUMERIK
TIDAK
ANALITIK KOMPARATIF
BERPASANGAN
KATEGORIK TDK BPASANGAN
KATEGORIK
ANALITIK KOMPARATIF
MASALAH KATEGORIK BPASANGAN
STATISTIK BERPASANGAN
ANALITIK KOMPARATIF
KOMPARATIF 2 KLPK NUMERIK TDK BPASANGAN
2 KLPK
TIDAK
BERPASANGAN ANALITIK KOMPARATIF
>2 KLPK NUMERIK TDK BPASANGAN
ANALITIK >2 KLPK
NUMERIK
ANALITIK KOMPARATIF
2 KLPK NUMERIK BPASANGAN
2 KLPK
BERPASANGAN
Gambar : Macam-macam jenis penelitian dan dasar uji statistika yang akan dipakai
41
KATEGORIK NUMERIK
Jenis kelamin
Indeks masa tubuh
Laki-laki
(IMT)
Perempuan
KOMPARATIF KORELATIF
Kategorik-kategorik
Kategorik-kategorik
Variabel
Kategorik-Numerik
Kategorik-numerik - Hubungan antara BMI dengan inkontinensia
Numerik-numerik
Perbandingan
Hasil proporsi Koefisien korelasi (r) -Perbandingan BMI antara inkontinensia dengan
Perbandingan rerata non-inkontinensia
Padanan Comparation Correlation
Hubungan, - Perbedaan BMI antara inkontinensia dengan
Istilah perbedaan, Korelasi non-inkontinensia
perbandingan
KASUS KONTROL =
UNTUK INSIDENS ATAU PREVALEN YANG KECIL
Gambar : Klasifikasi penelitian dan acuan dalam memilih analisis yang tepat
42
Gambar : Rancangan penelitian atas jenis pertanyaan dan hasil yang diharapkan
Gambar : Jenis penelitian dan hasil uji statistika yang dapat diharapkan
43
BESARAN SAMPEL :
Cara ideal untuk menjawab suatu masalah dalam suatu penelitian adalah dengan melakukan
penelitian pada semua anggota populasi (total sampling). Tetapi karena berbagai kendala seperti ;
biaya , waktu dan SDM, maka akan sulit mendapat data lengkap tersebut diperoleh. Dari sudut etika
perlu juga diperhatikan karena akan mengganggu misalnya, korban akan banyak, risiko besar dan
belum tentu berguna (Risk and Benefit, Replacement, Reduction, Refinement). Randomisasi akan
dapat mengurangi kelemahan sistem sampling ini. Dari sudut pandang statistika, probabilistik akan
sama atau hampir sama, secara etis juga dibenarkan. Dengan memperhatikan atas kondisi tersebut
diatas, dipakailah cara dengan memakai sebagian data tetapi dapat menggambarkan populasi
sehingga dapat di generalisasi.
Salah satu langkah dalam penelitian ilmiah adalah menetukan populasi. Target populasi ditentukan
dahulu, kemudian populasi terjangkau. Populasi terjangkau dapat dipenuhi maka poopulasi itui
dinamakan besaran sampel. Kesalahan dalam menentukan besaran sampel dapat berakibat fatal,
karena sampel menjadi tidak representatif dan hasil penelitian tidak akan mencerminkan keadaan
yang sebenarnya. Kekuatan uji statistika yang ditetapkan dalam kekuatan (power) statistika
penelitian tidak dapat dicapai.. Oleh karena itu memilih tehnik penentuan sampel yang tepat
menjadi sangat penting untuk mendapatkan sampel yang representatif
Tehnik randomisasi :
Randomisasi adalah suatu cara untuk mendapatkan jumlah sampel yang representatif atau
mewakili populasi, dikenal sebagai Random Sampling. Bermacam cara melakukan randomisasi
antara lain ; 1) acak sederhana ,2) acak stratifikasi, 3) acak sistematik dan 4) acak area (cluster).
Tehnik penelitian tanpa randomisasi, pemilihan sampel mempunyai cara tersendiri seperti cara ; 1)
sistematis , 2) kuota, 3) aksidental, 4) purposif, 5) jenuh (sensus) dan 6) snowball (bola salju).
Seni dalam menentukan besaran sampel adalah dengan cara peneliti memperhatikan: 1)
kepustakaan, 2) berapa variabel yang akan diujikan (kelompok dan pasangan), 2) rancangan
pengujiannya apa yang akan digunakan (analisis ; komparatif, korelasi, survival), 3) perlu
digambarkan dahulu hasil yang diharapkan (tabel model) dan 4) berapa kekuatan uji statistika (
power) yang disepakati.
Makin besar jumlah sampel, makin mendekati populasi, makin kecil kesalahan untuk menduga atau
generalisasi dan sebaliknya. Kesepakatan itu dijelaskan dalam membahas metode penelitian. Tingkat
ketelitian atuau kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan
SDM yang tersedia.
44
Menentukan besaran sampel yang tidak benar :
Contoh 1 :
- Penelitian terdahulu dalam masalah ini diambil sebanyak 150 subjek, hasil penelitian
terdapat perbedaan yang bermakna (p=0.014), sehingga pada penelitian kali ini akan diambil
besaran sampel yang sama (150 subjek).
Contoh 2 :
- Acuan jumlah sampel untuk penelitian ini tidak tersedia karena, belum ada penelitian
serupa sebelumnya. Jumlah sampel tidak ditentukan.
Contoh 3 :
- Di dapat dari laporan tahunan, di Rumah Sakit ini kasus yang sama dengan kasus yang akan
diteliti yaitu, sebanyak 50 orang/tahun, di laporkan peneliti yang lalu subjek menolak
sebanyak 10% dari jumlah kasus. Di dalam penelitian yang akan dilaksanakan dalam 2 tahun
kedepan di tentukan jumlah subjek sebanyak 90 orang.
45
Deskriptif kategorik Zα2.pq
d2
Deskriptif numerik Zα2.s2
d2
Analitik komparatif kategorik tdk (Zα√2pq + Zβ√p1q1+ p2q2)2
berpasangan (p1-p2)2
Analitik komparatif kategorik (Zα+Zβ)2π
berpasangan (p1-p2)2
Analitik komparatif numerik tdk 2(Zα+Zβ)2s2
bpasangan 2 klpk (dan >2 klpk) (x1-x2)2
Analitik komparatif numerik (Zα+Zβ)2s2
bpasangan 2 klpk (dan >2 klpk) (x1-x2)2
Analitik korelatif (Zα+Zβ)2 +3
[0,5ln(1+r)(1-r)]2
46
Contoh menghitung besaran sampel :
Rumus : Zα2.pq
d2
α ditetapkan sebesar 5%, Zα=1,96, p tidak ada dari kepustakaan, sehingga : p=50%,
Rumus : Zα2.s2
d2
p -p ditetapkan (artinya?)
1 2
p= (p1+p2)/2
Jawaban soal :
47
α ditetapkan 5%, Zα=1,96, β ditetapkan 20%, Zβ=0,84, p dari kepustakaan 80%, p -p
2 1 2
ditetapkan 10%, p= (p1+p2)/2=85%, q1=1-p1, q2=1-p2, q=1-p 199 orang
Judul penelitian : Korelasi faktor-faktor yang relevan pada pola pemberian ASI
Dalam penelitian ini sampel diambil dengan teknik acak area (cluster). Pemilihan
sampel dihitung secara proporsional berdasarkan jumlah wanita pekerja di tiga wilayah
Kecamatan Eks-Kota Administratif Cilacap yaitu ; Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap Tengah
dan Cilacap Selatan. Karena dalam penelitian ini menggunakan analisis yang bersifat
korelasional, yaitu mencari faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, maka
ukuran sampel yang digunakan didasarkan pada rumus ukuran sampel minimal untuk
metode korelasi sebagai berikut:
2
Z Z
n 3
0,5 ln(1 r ) /(1 r )
Keterangan :
n= Ukuran sampel
Z () = Harga yang diperoleh dari tabel distribusi normal baku dengan yang ditentukan.
Z () = Harga yang diperoleh dari tabel distribusi normal baku dengan harga yang
ditentukan.
48
r = Koefisien korelasi terkecil, diharapkan dapat dideteksi secara signifikan.
Ukuran sampel minimal ditentukan dengan taraf kepercayaan 95% dan power test 95%. Taksiran
besarnya koefisien korelasi minimal yang mungkin antara faktor-faktor yang mempengaruhi
2
1,96 1,645
n 3
0,5 ln(1 0,3) /(1 0,3)
Berdasarkan hasil penghitungan, maka jumlah sampel minimal dalam penelitian yang akan diambil
49
1% 2,81 2,57
20 % 0,84
50
α ditetapkan 5%, Zα=1,96/1,64?
β ditetapkan 20%, Zβ=0,84
2(Zα+Zβ)22s22 S, simpang baku skor fungsi seksual pasca
(x1-x2)22 HSV
dari kepustakaan (misal) 25 (Jepang)
X1-x2, ditetapkan …
… ORANG
Skor FS HSV 90
Skor FS HT 89 85 80 75 70
51
-5% 5% 15%
Ukuran sampel ditentukan berdasarkan formula uji hipotesis dua proporsi didapatkan
2 * ( Z Z ) 2 * P * (1 P)
n1, 2
( P1 P2 ) 2
n1, 2 30,9 31
n1 31 orang
n2 31 orang
52
Pada penelitian ini diperlukan 31 orang pada kelompok kasus dan 31 orang kelompok
meningkat (49%).11
P = P1 P2
2
P1 P2 = Presisi
Bila ada sampel yang rusak atau tidak dapat digunakan maka akan diambil sampel
lain yang memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan serta sesuai prosedur pengambilan.
Variabel :
Pengertian variabel :
Variabel didefinisikan sebagai atribut subjek atau objek yang mempunyai variasi antara
satu dan yang lain. Variabel merupakan atribut yang dikenal dalam bidang ilmu tertentu
misalnya untuk penelitian dengan subjek manusia; tinggi badan, berat badan,
pengetahuan, sikap, perilaku, motivasi, ide, perasaan, kepemimpinan. Untuk penelitian
menggunakan objek (benda) misalnya ; berat, ukuran, bentuk, warna.
53
Macam-macam variabel :
Definisi :
1. Variabel bebas (independent) adalah : Variabel mandiri dan tidak berubah oleh
variabel lain, dapat mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Variabel bebas mengakibatkan suatu perubahan (pada
variabel terikat). Pada suatu keadaan mungkin pula variabel terikat dapat
menyebabkan perubahan pada variabel bebas.
Misalnya : lama belajar mengakibatkan perubahan dalam hasil nilai ujian. Hal ini
tidak mustahil menjadi ; hasil ujian dapat menyebabkan suatu perubahan dalam
lama belajar.
Hal ini dapat diterangkan dengan mengkaitkannya pada rancangan penelitian yang
dipakai (Kohor, kasus-kontrol, potong silang).
Contoh lain : Dalam penelitian dengan rancangan kohor prospektif, merokok menjadi
variabel bebas (x) untuk variabel terikat (y); kanker (y1), gangguan kardiovaskuler
(y2), impotensi (y3), gangguan pertumbuhan janin (y4).
Misalnya : Pemberian obat anti hipertensi pada kelompok kasus, mungkin akan
dipengaruhi oleh perbedaan umur subjek, sehingga efek penyembuhan bukan
diakibatkan dari efek obat itu sendiri. Dalam hal ini umur dapat merancu. Untuk
mengendalikannya perlu dibuat konstanta, sehingga perbedaan umur tidak
berpengaruh lagi. Variabel tersebut dinamakan pula sebagai variabel yang
dikendalikan (variabel kontrol). Diharapkan pengaruh variabel bebas (obat anti
hipertensi) tidak dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti (variasi umur).
4. Variabel ; moderator, antara, intervening adalah: Varabel antara yang dapat
memperlemah atau memperkuat variabel bebas.
54
Misalnya : Diabetes Melitus tipe 2 (variabel bebas) dipengaruhi oleh Gaya Hidup
(variabel intervening) dan budaya lingkungan/tempat tinggal (variabel moderator)
untuk Harapan Hidup (variabel terikat).
Variabel berpasangan adalah bila, variabel diukur dari subjek/kelompok yang sama baik
karena :
Satu tubuh dua mata, dua tangan (uji pada kelinci, mata kiri dan mata kanan)
Contoh :
Variabel Konsep
Judul Penelitian : Hubungan antara ekspresi mRNA; p53,BCl2 dan FasL dengan kadar
Variabel Bebas ; 1) faktor sistem dukungan (x1), 2) faktor promosi susu formula (x2),
3) faktor lingkungan kerja (x3), 4) faktor pengetahuan (x4), 5) faktor sikap (x5)
55
Variabel Terikat ; 1) pola pemberian ASI saja (y1), 2) minuman pralakteal (y2) dan 3)
HASIL PENELITIAN
Dalam suatu penelitian memilih analisis statistika yang tepat merupakan suatu
langkah yang penting. Menguraikan hasil penyajian hipotesis dan deskripsi data penunjang
disertai interpretasinya disajikan dengan baik. Instrumen penelitian disusun sehingga
mudah diolah.
Statistika
Statistika adalah Ilmu tentang data dan angka. Dalam penelitian kuantitatif, statistika
menjadi alat bantu mengambil Simpulan. Pengujian statistika perlu di dasari data-data dan
informasi lengkap, dapat dipercaya, tersusun sitematis. Kumpulan data selanjutnya diolah,
masa sekarang penghitungan data dapat dengan mudah karena dibantu jasa komputer, hasil
olah komputre yang sangat teliti akan menghasilkan luaran yang sangat berguna sebagai
dasar pembahasan hasil penelitian. Komputer adalah alat yang sangat teliti, tergantung dari
data yang dimasukan, bila data tidak “dibersihkan “ dahulu, data masuk menjadi tidak
sahih dan akan menghasilkan luaran yang tidak berguna “garbage in garbage out”.
1. Statistika Deskriptif
2. Statistika Inferensial/Induktif
Statistika Induktif pada dasarnya dikelompokkan dalam : 1) Statistika Parametrik
dan 2) Statistika Non-parametrik. Analisis data penelitian diproses dengan program
komputer seperti, SPSS V.13.0 for Window. Dalam bidang biologi termasuk
56
Kesehatan/Kedokteran, tingkat kemaknaan yang digunakan adalah, nilai p <= 0,05,
langka-langkahnya sbb.:
Sebelum dilakukan uji statistika lebih lanjut, data diuji normalitas dan
homogenitasnya terlebih dahulu. Dari uji-uji tersebut dapat diketahui uji apa selanjutnya
yang akan dipakai.
STATISTIKA PARAMETRIK
Uji Statistika Parametrik adalah uji statistika didasarkan atas asumsi mengenai
populasi yang diwakili oleh sejumlah sampel minimal untuk data kuantitatif, yaitu ; sampel
dari populasi dengan distribusi normal (homogen), diambil secara acak, mempunyai varians
yang sama dengan skala pengukuran numerik ; interval atau rasio. Jumlah sampel minimal
menjadi penting. Tabel model (dummy tables) dipakai menjadi dasar untuk menentukan
jumlah sampel (minimal sample size). Dengan dilandasi asumsi tertentu yaitu, memenuhi
uji normalitas. Bila data dan jumlah sampel minimal terpenuhi, uji normalitas didapatkan
sebaran sampel tersebut homogen, maka uji selanjutnya dipakai uji parametrik . Uji asumsi
merupakan salah satu syarat dalam uji parametrik yaitu; 1) uji normalitas (Kolmogorov
Smirnov atau Shapiro Wilk, , untuk mengetahui rerata data sampel terdistribusi normal atau
tidak normal. 2) Uji homogenitas (Lilliefors) dan 3) uji linieritas, untuk mengetahui homogen
atau tidaknya varians antar kelompok. Bentuk-bentuk uji statistika parametrik, misalnya
untuk uji beda ; anova (analisis varians; independent/ repeated measures (> 2 kelompok), z-
test, (t-test; independent/dependent) , tes proporsi, untuk uji korelasi ; Product Moment
Pearson.
STATISTIKA NON-PARAMETRIK
Bila data dan jumlah sampel minimal terpenuhi, uji normalitas didapatkan sebaran
sampel tersebut tidak homogen, atau skala data ordinal atau nominal, maka uji selanjutnya
dipakai uji non-parametrik. Hasil uji non-parametrik kekurangannya adalah, nilai uji relatif
lebih rendah dibanding uji statistika parametrik, sedangkan keuntungannya sampel dapat
kecil, populasi tidak perlu homogen. Macam skala yang digunakan dapat nominal atau
57
ordinal. Uji non-parametrik lebih mudah dimengerti dan relatif lebih sederhana. Bentuk-
bentuk uji statistikanya, untuk data nominal/ordinal dipakai uji beda ; Chi kuadrat,
Friedman, McNemar, Wilcoxon, Mann-Whitney atau Kruskal Wallis (> 2 kelompok). Untuk
uji korelasi : Rank Spearman (ordinal), Point biserial, Phi Cramer (nominal).
Contoh penelitian 1 : Melihat efektifitas pemberian Betanekol pada pasien pasca operasi
histerektomi radikal untuk mencegah atonia bladder.
Jenis penelitian : Analitik komparatif kategorikal tidak berpasangan 2x2. Uji statistika : Chi
kuadrat (parametric) atau Fischer (non-paramerik)
Contoh penelitian 2 : Melihat perbedaan klasifikasi pengetahuan tentang Ante Natal Care
Contoh penelitian 3 : Melihat perbedaan kadar placenta growth factor (PGF) antara ibu
hamil normal dengan ibu hamil yang mengalami preeklampsia.
Jenis penelitian : Analitik komparatif numerik tidak berpasangan 2 kelompok. Uji statistika :
uji beda Uji t tidak berpasangan, Mann Whitney
Contoh penelitian 5 : Melihat efektifitas pemberian Betanekol pada pasien pasca operasi
histerektomi radikal untuk mencegah atonia bladder.
Jenis penelitian : Analitik komparatif kategorikal tidak berpasangan 2x2. Uji statistika : Chi
kuadrat, Fischer
Contoh penelitian 6 : Perbedaan klasifikasi pengetahuan tentang ANC antara sebelum dan
sesudah penyuluhan
58
Jenis penelitian : Analitik komparatif kategorikal berpasangan. Uji statistika : Mc Nemar,
Marginal Homogenity, Wilcoxon, Cochran, Friedman
T berpasangan Wilcoxon
Pearson Spearman
59
Fertile Infertile
Merokok a B
Tidak merokok c d
Gambar : Syarat uji Chi-kuadrat, nilai duga yang < 5 tidak boleh lebih dari 20%
60
61
62
Interval Kepercayaan (Confidence interval)
Interval kepercayaan adalah rentang nilai yang diprediksikan pada populasi dengan
menggunakan nilai yang diperoleh pada sampel sebagai alat prediksi. Bisa dihitung untuk
semua nilai yang diperoleh pada sampel . Kita ingin mengetahui populasi, tetapi penelitian
dilakukan pada sampel bukan pada popula, oleh karena itu kita hanya bisa memprediksikan
populasi. Karena prediksi, maka dalam bentuk interval. Prediksi pada populasi inilah yang
63
POPULASI
SAMPEL
INTERVAL KEPERCAYAAN
INTERVAL KEPERCAYAAN PERBANDINGAN PROPORSI DAN RERATA
DARI PROPORSI DAN RERATA
Nilai p :
64
Nilai probabilitas (p) pada uji hipotesis ,Alpha = Batas kemaknaan. Umumnya digunakan
<0,05 Bila p < 0,05, maka Ho diterima .
Kesimpulan : Bandung
Lebih informatif yang mana ? Hubungan antara interval kepercayaan dengan nilai p.
Hubungan antara interval kepercayaan dengan nilai p. Memberikan kesimpulan yang sama
tetapi informasi berbeda Kesimpulan: bermakna atau tidak bermakna
LOGIKA 1 :
LOGIKA 2:
65
ANALISIS UJI RISIKO :
Efek
+ - Jumlah
- C D C+D
P(r-1)-1
RR = A/(A+B):C/(C+D)
Rasio odds (OR) digunakan pada pengujian penelitian ; kohor retrospektif, kasus-kontrol
(retrospektif), potong silang. Pada rancangan penelitian kohor prospektif atau eksperimen
66
digunakan uji Risiko Relatif atau Rasio Relatif (RR). Kedua uji ini dapat digunakan untuk semua
macam rancangan bila jumlah sampel banyak karena hasilnya akan mendekati (sama).
Cara pelaporan hasil dapat pula dipakai uji uji lain yang khusus misalnya ; 1) Likelihood, 2) Cut off
point , 3) ROC atau 4) uji Astrea Under the Curve (AUC).
Klinisi dalam penelitiannya sering menggunakan studi uji diagnostik. Uji diagnostik menggunakan
tabel 2 X 2 , Perhitungan yang dikemukakan misalnya ; sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif,
nilai prediksi negatif, akurasi.
Tabel . Gambaran suatu uji diagnostik yang dapat dihitung dengan cara membandingkannya
dengan baku-emas pada suatu pemeriksaan validasi.
67
Rasio - Berapa kali lipat lebih mungkin sensitivitas/
kemungkinan bahwa tes positif ditemukan pada (1-spesifisitas)
dari suatu tes seseorang yang mempunyai
yg positif. daripada yang TIDAK mempunyai
kondisi tersebut?
Suatu studi uji diagnostik suatu tes tuberkulin pada pasien tuberkulosis.
Contoh :
Judul Penelitian :
Uji Validitas
Sebelum alat ukur dipergunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba dengan
68
Dalam hal ini akan dibahas instrumen yang valid (shahih) dan instrumen yang reliabel. Misalnya pada
penelitian survei dipakai alat ukur kuesioner, dilakukan pengujian validitas terhadap responden di
suatu tempat yang diasumsikan mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan tempat
penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan istilah reliabel adalah data yang yang didapat dari hasil
uji alat ukur ada kesamaannya dengan data yang didapat, bila dilakukan berkali-kalig pada waktu
berbeda.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kesahihan alat ukur yang telah disusun benar-benar
mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian
kesalahan yang kecil atau dengan kata lain tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan
maksud tes tersebut; sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Suatu
pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai
Pengujian validitas dalam penelitian dilakukan dengan cara: korelasi item-total, yaitu
konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya
koefisien korelasi antar setiap item dengan skor keseluruhan, bila koefisien korelasi item dengan
totalnya lebih besar atau sama dengan 0.3, maka item tersebut dinyatakan valid.
N XY X Y
ri
N X 2
( X) 2 N Y 2 ( Y) 2
Dari hasil uji validitas faktor yang relevan dengan pola pemberian ASI mempunyai nilai yang
valid (> 0,3), dengan demikian alat ukur ini dapat dipakai dalam variabel penelitian.
suatu pengukuran; atau sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan
69
perbedaan interpretasi dalam memahami pertanyaan. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur
suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien
Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan menggunakan
Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
k
2
Si
k
1 i 12
k 1 S total
Di mana :
Dari hasil uji reliabilitas faktor yang relevan dengan pola pemberian ASI mempunyai nilai
reliabilitas (> 0,7); dengan demikian alat ukur ini dapat dipakai dalam variabel penelitian.
a. Analisis Bivariabel
Analisis bivariabel merupakan analisis dari variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data
- Kruskall-Wallis
70
Kruskall-Wallis digunakan untuk mengetahui perbedaan diantara ibu yang memberikan ASI
saja, minuman prelakteal dan makanan pendamping ASI pada faktor-faktor yang memperngaruhi
12 k
Ri2
T 3 N 1
N N 1 i 1 ni
di mana :
Bandingkan nilai Thitung dengan nilai Ttabel Chi-kuadrat dengan derajat bebas sebesar k –1 dan
taraf signifikansi .
Bila nilai Thitung < dari nilai Ttabel maka terima H0, demikian pula sebaliknya apabila nilai Thitung >
- Mann Whitney
Untuk mengetahui kelompok ibu yang berbeda secara signifikan (ASI saja dengan minuman
prelakteal, atau ASI saja dengan MP-ASI, dll) maka dilakukan analisis dengan menggunakan uji Mann
1. Tentukan hipotesis
2. Buat urutan dari kelompok 1 dan kelompok 2 dari kecil ke besar kemudian hitung R1 = jumlah
urutan kelompok 1
71
n1 n1 1
U 1 n1 .n2 R1
2
n2 n2 1
U 2 n1 .n2 R2
2
3. Kriteria uji :
a. Jika n1 dan n2 8 , cari nilai peluang pada tabel J, sesuaikan dengan nilai U dan , jika
p tolak Ho.
b. Jika 9 n1 dan n2 20 , lihat tabel K. Bandingkan U dengan Utabel K, sesuaikan dengan nilai
U U
z
U
dengan :
n1 .n2
U
2
n1 .n2 n1 n2 1
U
12
72
n .n N 3 N
U 1 2 T
N N 1 12
dengan :
N = n1 + n2
t3 t
T
12
Kriteria Uji : Tolak Ho jika p < (1 arah) atau p (2 arah).
2
Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan korelasional antara variabel. Adapun rumus uji
Keterangan:
73
Analisis multivariabel
digunakan untuk menguji faktor apa saja yang mempengaruhi variabel dependen secara bersama-
sama. Multinomial regresi logistik digunakan karena skala variabel dependen dalam penelitian ini
Model regresi logistik multinomial dapat di rumuskan secara matematis sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Simpulan :
Simpulan Umum : Merupakan jawaban atas rumusan masalah, berupa narasi tidak
74
Simpulan Khusus: Merupakan hasil pembahasan yang khusus, hasil dari pembahasan
Saran :
Pernyataan saran teoretis tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dari bidang ilmu yang dikaji, serta saran praktis
dalam bentuk penyataan penerapan ilmu pengetahuan terkait.
DAFTAR PUSTAKA.
Daftar dari seluruh kepustakaan yang digunakan dalam menunjang penelitian ini
Cara penulisan daftar pustaka mengacu pada kaidah/gaya yang umumnya disajikan dalam
gaya Vancouver atau Harvard.
Artikel standar : Vega KJ, Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an
increase risk for pancreatobiliary disease An Intern Med 1996 Jun; 124(11):980-3
Penulis perorangan : Ringsven MK, Bond D. Gerontology and leadership skills for nurses. 2nd
ed. Albany (NY): Delmar Publishers;1966.
Bab dalam buku : Phillips SJ, Whisnant JP. Hypertentions and stroke. In: Laragh JH, Benner
BM, editors. Hypertension: patophsilogy, diagnosis, and management. Snd ed. New York:
Raven Press, 1995.p.465-78.
Artikel dalam koran : Lee G. Hospitalizations tied to ozone pollution: study estimates 50.000
adminissions annually. The Washington Post 1996 Jun 21;Sec A:3 (col.5)
Artikel Journal dalam format elektronik : Morse SS. Factors in the emergence of infectious
diseases. Emerg Infect Dis (serial online) 1995 Jan-Mar [citied 1996 Jun 5];1(1):[24 screens].
Available from URL: HYPERLINK http://www.cdc.gov/ ncidod/EID/eid.htm
Hubungan pengetahuan dan sikap bidan tentang rujukan kasus obstetri dengan ketepatan
rujukan (suatu studi analisis verifikatif di Kabupaten Bantul, Yogyakarta)
75
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur,
Pendidikan dan Masa Kerja
1 Umur (tahun)
TOTAL
2 Pendidikan
TOTAL
TOTAL
Kasus Rujukan
(n=..) (n=..)
1. Umur (tahun) : t = ..
Rata-rata (SD)
p = ..
Rentang
X2 = ..
2. Masa kerja (tahun) :
p = ..
3. Pendidikan : X2 = ..
76
p = ..
Tabel 3. Perbedaan Skor Pengetahuan dan Sikap antara Kasus Rujukan Tepat
Ketepatan Rujukan
1. Skor
pengetahuan
Rata-rata (SD)
Median
Rentang
2. Skor sikap :
Rata-rata (SD)
Median
Rentang
77
No Variabel Ketepatan Rujukan
V nilai –p
1 Pengetahuan
2 Sikap
3 Umur
4 Masa Kerja
5 Pendidikan
Pengetahuan
Sikap
Pendidikan
Masa kerja(th)
ETIKA PENELITIAN
Secara universal Pedoman Etik Penelitian pada manusia bersumber dari Deklarasi
Helsinki (1964). Masalah penelitian cenderung dianggap hanyalah sebagai masalah tehnis,
tetapi tidak jarang hal ini menjadi masalah yang berkaitan dengan etika, moral dan hukum
dan sering timbul dilema dalam melakukan penelitian.
Deklarasi Helsinki diprakarsai Ikatan Dokter Sedunia (World Medical Association) berisi
prinsip-prinsip etika untuk para dokter sehubungan denganpenelitian opada manusia.
Dokumen ini selanjutnya diberlakukan sebagai prinsip yang dipakai secara luas dan
Pemerintah Indonesia meratifikasinya. Deklarasi ini terus direvisi, sampai terakhir di
perbaharui tahun 2008 di kota Seoul.
78
Prinsip dasar dari Deklarasi Helsinki (1964) :
Riset biomedis pada manusia sebagai subjek penelitian harus memenuhi prinsip
ilmiah yang diakui. Harus didasarkan atas eksperimen laboratorium dan hewan yang
memadai, serta berdasarkan pengetahuan yang lengkap dari literatur ilmiah. Dilema yang
timbul dalam melakukan penelitian adalah pertentangan antara menghormati hak pasien
dan memajukan ilmu pengetahuan. Prosedur yang sekarang dilakukan adalah peneliti harus
membuat protokol penelitian dan diajukan kepada Komite Etik Penelitian yang independen
yang ditunjuk khusus untuk memberikan pertimbangan, ulasan dan bimbingan.
Sejak tahun 1982 diperkuat dengan adanya CIOMS (Council for International Organization of
Medical Sciences) yang dikeluarkan oleh WHO (World Health Organization) untuk penelitian
pada manusia yang dikenal sebagai International Ethical Guidelines for Biomedical Research
Involving Human Subject. Nuremberg Code (1946) merupakan awal dari kesepakatan
Internasional dalam etika penelitian berkenaan dengan peristiwa menyalahi prinsip
kemanusiaan yang dalam penelitian-penelitian yang dilakukan dokter-dokter terhadap
tawanan orang Yahudi di kamp konsentrasi Nazi pada waktu itu.
Secara filosofis etika dalam penelitian adalah suatu upaya untuk memahami mengapa dan
untuk apa, para profesional khususnya tenaga kesehatan/kedokteran melakukan penelitian.
Setidak-tidaknya para profesional dalam penelitiannya mengetahui, bagaimana proses
penelitian itu berjalan dan apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaannya.
Pada hakikatnya penelitian (ilmiah) penting untuk mencari dan mengungkapkan kebenaran
(ilmu) yang diperlukan untuk menjalankan profesi sehari-hari secara benar ditinjau dari
aspek metodologi, etika, estetika maupun hukum. Pelaksanaan tugas seorang profesional ini
tidak lain adalah, menjalankan amanah, bentuk kewajiban manusia dalam beribadah
mengisi hidup dan kehidupannya di muka bumi. Walaupun kebenaran ilmiah itu pada
dasarnya hanya sampai tingkatan kebenaran empirik dan logis saja, tetapi untuk mendekati
kebenaran hakiki perlu ; validasi, verifikasi dengan kebenaran absolut yaitu Wahyu Ilahi.
Kebenaran hakiki akan kita dapatkan nanti diakhir kelak.
Agar mencapai maksud tersebut perlu direnungkan dan dihayati karakteristik sifat ilmuwan
yang harus dimiliki oleh seorang profesional. Para profesional khususnya dalam bidang
kesehatan tidak hanya dituntut profesionalismenya tetapi sedikit banyak haruslah juga
sebagai ilmuwan, dengan perkataan lain sebagai akademisi yang profesional yang
memahami proses pengungkapan ilmu. Diharapkan seorang profesional khususnya tenaga
kesehatan akan lebih kritis lagi dalam menyikapi fenomena-fenomena Alam Semesta
beserta isinya yang dihadapinya selama menjalankan tugas profesionalismenya dan akan
selalu berusaha mencari kebenaran.
79
Pedoman Nasional Etika Penelitian Kesehatan dan Pedoman Operasional Komisi Etik
Penelitian Kesehatan di Indonesia yang diterbitkan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dipakai acuan dalam pelaksanaan penelitian kesehatan di Indonesia.
1). Secara moral ada alasan penting dan relevansinya dengan cara menghormati nilai
2). Harus ada harapan cukup kuat bahwa penelitian menghasilkan pengetahuan yang
bermanfaat (beneficence).
3). Penelitian harus memenuhi prinsip keseimbangan dan berlaku adil (justice).
4). Penggunaan subjek manusia pada penelitian hanya dapat dilakukan jika mutlak
diperlukan dan tidak ada jalan lain, meliputi analisis risiko untung rugi (risk and
benefit).
5). Subjek penelitian harus secara sukarela dalam berperan serta, sehingga
(informed consent).
Masalah etik yang mungkin timbul harus diatasi dengan cara-cara/di perhatikan hal-hal
sbb.:
80
- Subjek diberi kebebasan untuk mengundurkan diri dari penelitian lebih lanjut apabila
di kehendaki.
- Biaya penelitian ditanggung peneliti atau donor/sponsor penelitian.
- Penyulit dan komplikasi (adverst event) dari efek penelitian ini perlu diberitahukan
dan diantisipasi sebelumnya.
- Semua data hasil penelitian dijamin kerahasiaannya, diberitahukan kepada masing-
masing subjek penelitian.
- Organisasi penelitian dibuat rapih dan dapat dipertanggung jawabkan bila ada audit
dari Komite Etik Penelitian (Ethical Research Commette) maupun Penyandang Dana
Peneleitian (Donor Agency/Sponsor).
1) Replacement, mengganti hewan coba dengan alternatif lain seperti sel atau jaringan
(cell line) yang dikultur in vitro atau dipakai hewan invertebrata.
2) Reduction, model alternatif agar dapat mengurangi jumlah hewan coba yang
digunakan.
3) Refinement, mengurang/menghindari penderitaan dari rasa nyeri maupun stres.
Meneliti
81
PENULISAN NASKAH ARTIKEL
Hasil penelitian tentunya bukan hanya akan menjadi kepuasan akademis dari
peneliti, tetapi harus berguna pula bagi masyarakat umum. Penulisan daftar pustaka
masing-masing bidang ilmu disusun mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh organisasi
profesi nasional maupun internasional yang menerbitkan publikasi berkala.
Umumnya redaksi majalah memberikan petunjuk untuk para penulis. Naskah di tik dalam
kertas kuarto dengan spasi yang ditentukan dan dikirim dalam rangkap dua serta dilengkapi
soft copy berupa CD. Judul ditulis sesingkat mungkin, bersifat informatif dan mampu
menerangkan isi karangan. Nama penulis utama dan penulis pendamping ditulis dengan
nama keluarga, disertai alamat lengkap penulis. Abstrak dalam dua bahasa dengan
mengacu pada tata cara penulisan abstrak, diakhiri kata kunci. Karangan asli diurut sbb.;
pendahuluan, bahan dan cara kerja, hasil, diskusi, ikhtisar dan simpulan. Dilengkapi dengan
pernyataan terima kasih (bila ada) dan diakhiri daftar pustaka. Dalam bidang Kesehatan
umumnya, khususnya bidang Kedokteran, daftar pustaka umumnya mengacu kepada
kaidah/gaya Vancouver. Makalah diterbitkan yang akan diterbitkan harus disetujui oleh para
penulis dan dilampirkan persetujuan Komite Etik Penelitian Kesehatan. Makalah yang masuk
akan dibahas pakar dalam bidang keilmuan yang bersangkutan (peer review) yaitu, Mitra
Bestari dan Dewan Redaksi.
Deklarasi Helsinki :
Makalah penelitian yang diterbitkan
harus memperoleh persetujuan komite
etik penelitian
Publikasi
82
DAFTAR PUSTAKA
Suriasumantri JS. Filsafat Ilmu, sebuah pengantar populer.Suria Multi Grafika. Jakarta, 2005
Phillips EM,Pugh DS. How to get a PhD. 4th. Edit. Open University Press.NY.USA. 2007
Winarno WW. Mudah Menulis Karya Ilmiah dengan Endnote X. Penerbit Andi.Yogyakarta,
2007
Riduan, Akdon. Rumus dan data dalam Analisis Statistika. Alfabeta, Bandung 2005
Pusat Penelitian Kesehatan, Seminar dan Lokakarya Metode Penelitian dalam Bidang
Kesehatan. LPM-Unpad. 2002.
Kountur R, Metode Penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis.Penerbit PPM, Jakarta, 2007
Dawson B, Trapp RG. Basic & Clinical Biostatistic. 4th.edit. McGraw-Hill Intl.edit. 2004
Korstelleon D. Clinical Statistics. Jones and Bartlett Publ.Inc. Massachusetts, USA. 2009
Rimm AA,Hartz AJ,Kalbfleisch JH, Anderson AJ, Hoffmann RG. Basic Biostatistics in
Medicine and Epidemiology. Appleton-Century-Crofts, NY,USA. 1980
83
PENJURUS
Adverst event
Analisis statistika
Analitik
anova
antropologi
Aristoteles
AUC
Avicenna
axiologi
Besaran sampel
Chi Kuadrat
Cohran
daftar pustaka
das sein
das sollen
deduktif
deklarasi Helsinki
deskriptif
dummy tables
eksperimental
84
empirisme
epistemologi
ethical clearance
etika penelitian
Falsafah
Fisher
Fisika
Friedman
George Mendel
Hermann Boerhaave
hipotesis
Hippocrates
idealisme
Immanuel Kant
Induktif
Informed consent
insidensi
Interval kepercayaan
kajian pustaka
Kapplan Meier
85
kasus kontrol
kategorik
kedokteran
kegunaan penelitian
kerangka pemikiran
kesehatan
kohor
Kolmogorov-Smirnov
Komparatif
Korelasi ETA
korelatif
kualitatif
kuantitatif
Kruskal Wallis
laporan kasus
latar belakang
likelihood
Mann Whitney
Mc Nemar
Medieval
Metode penelitian
multivariate
Nilai prediksi
86
Numerik
Nuremberg code
ontologi
Pearson
Phi Cramer
Phytagoras
Plato
Point biserial
populasi
Positivisme
Potong silang
Premis
presisi
prevalensi
Rancangan penelitian
randomisasi
rank Spearman
rasio Odds
rasionalisme
reabilitas
reduction
refinement
regresi logistik
87
renaissance
Rene Descartes
replacement
rerata
risiko relatif
Robert Darwin
ROC
sensitivitas
Serial kasus
Shaphiro Wilks
sosiologi
Socrates
Spesifisitas
Standar deviasi
survival
Tabel model
Thales
T test
tujuan penelitian
Uji klinis
Validitas
Vancouver
v Cramer
88
variabel
Wilcoxon
Lahir di Bandung pada tanggal 20 Maret 1953, jabatan fungsionalnya, dosen tetap
Universitas Padjadjaran. Mengawali pendidikannya di bidang Ilmu Kedokteran Gigi di
Universitas Padjadjaran dan melanjutkan pendidikan Master dan Doktor (S3) di Universitas
yang sama. Pekerjaan yang digelutinya sejak tahun 1979 adalah sebagai staf pengajar di
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Bandung. Ilmu yang
diminatinya : Ilmu Mikrobiologi Molekuler.
Dalam Negeri :
Luar negeri :
89
Lahir di Ciamis pada tanggal 15 Januari 1948, jabatan fungsionalnya kini adalah Guru Besar,
dosen tetap Universitas Padjadjaran. Mengawali pendidikannya di bidang Ilmu Kedokteran
di Universitas Padjadjaran dan melanjutkan pendidikan spesialis dalam bidang Obstetri dan
Ginekologi di Universitas yang sama. Pendidikan Doktor (S3) di tempuh di Rijksuniversiteit
Leiden, Nederland. Pekerjaan yang digelutinya sejak tahun 1973 adalah sebagai staf
pengajar di Bagian Biokimia dan dilanjutkan di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran/RS dr. Hasan Sadikin, Bandung. Ilmu yang diminatinya :
Ilmu Kedokteran Fetomaternal.
Dalam Negeri :
Luar negeri :
90