Anda di halaman 1dari 5

Walkthrough Survey

1. Tentang walk through survey


Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan di lingkungan kerja
biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal (walk through survey), yang
merupakan suatu langkah dasar yang pertama – tama harus dilakukan dalam upaya
program kesehatan lingkungan kerja. walk through survey diperlukan karena upaya ini
harus bisa dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, paling lama satu sampai dua jam
saja. Jika perusahaannya sangat besar maka dipilih satu atau dua bagian saja. Dalam
panduan harus terlihat bahaya apa yang paling menonjol, paling nyata dan potensial akan
menimbulkan dampak gangguan kesehatan dan kerugian material.
Walk Through survey adalah survei untuk mendapatkan informasi yang relatif
sederhana tapi cukup lengkap dalam waktu yang relatif singkat sehingga diperlukan
upaya pengumpulan data untuk kepentingan penilaian secara umum dan analisa
sederhana. Walk Through Survey dan Check list Walk through survey merupakan teknik
utama yang penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di
lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau gangguan pada kesehatan pekerja
yang terpajan. Walk through survey mengandalkan kemampuan indra penglihatan dan
intra pendenagaran, sekali-sekali dilakukan wawancara dengan pekerja. Sebelum
melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah kerahasiaan perusahaan
(trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja.

2. Tujuan walk through survey


Tujuan dari survei ini sendiri adalah agar sebagai seorang pakar kesehatan
lingkungan kerja kita dapat memahami proses produksi, denah tempat kerja. Kemudian
dapat mendengarkan pandangan pekerja dan pengawas kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) mengenai lingkungan kerjanya, memahami pekerja dan tugas pekerja, memahami
dan mengenal bahaya lingkungan kerja serta menginventarisir upaya K3 terhadap
kebijakan, pengendalian dan pemenuhan perundang – undangan.
3. Keuntungan dari melakukan survey ini termasuk :
a. Memperoleh satu pandangan umum tentang seluruh operasional
b. Dapat mengidentifikasi kunci dari kebahayaan di area tempat kerja
c. Mengakses keefektifitas terhadap metode control pada tempat
4. Langkah-langkah walk through survey
Sebelum survei, terlebih dahulu meminta ijin dengan manajemen perusahan
tentang rencana survei guna menerangkan maksud dan tujuan survei sehingga kita dapat
memperoleh dukungan atas pelaksanaan survei tersebut. Setelah itu dapat dilakukan
diskusi untuk mendapatkan informasi riwayat singkat tentang industri atau rumah sakit
tersebut dan proses yang terlibat dalamnya seperti denah perusahaan, bagaimana
pengaturan dan populasi pekerja, kebijakan perusahan atau rumah sakit tentang K3,
tanyakan pula pandangan atau pemahaman pimpinan dan pekerja tentang K3, gambaran
penerapan K3 yang dilakukan di lingkungan pekerja tersebut serta diskusi menyeluruh
tentang masalah – masalah yang pernah timbul di lingkungan kerja tersebut.
Kunjungan ke lapangan sebaiknya ditemani petugas setempat. Survei tersebut
harus dimulai dari awal proses atau tempat penyimpanan bahan baku atau bahan mentah
yang akan digunakan dalam kegiatan industri. Hal tersebut dibuat dalam daftar periksa
mengenai bahan baku selama proses dengan melihat potensi misalnya label peringatan
tentang komposisi bahan bakunya, debu yang beterbangan, uap atau gas yang tercium,
sumber panas radiasi, temperatur dan kelembaban, kebisingan, dan penerangan radiasi.
Dari sisi pekerja sendiri, pada setiap survei akan proses pembuatan bahan pakar
kesehatan lingkungan kerja harus mengobservasi juga prosedur penanganan bahan yang
digunakan pekerja dan segala sesuatu tindakan proteksi diri yang harus digunakan oleh
pekerja. Kemudian meninjau fasilitas yang menunjang kesejahteraan pekerja sendiri
seperti kelengkapan obat – obatan, kondisi sanitasi lingkunan, penyediaan air minum,
tempat sampah dan penerangan, letak sumber bahaya, pola paparannya, serta alat
penegendali sumber bahaya dan letak alat – alat keselamatnnya. Jumlah pekerja pada
setiap tingkat proses pembuatan bahan harus diperhatiakan pula dengan data – data yang
relevan mengenai jenis kelamin, etnik, ataupun umur yang mungkin akan memberi efek
sensivitas terhadap bahan kimia di lingkungan kerja tersebut. Jika ada kesempatan pakar
kesehatan lingkungan kerja harus berdiskusi dengan para pekerja secara langsung untuk
menerangkan tata cara bekerja misalnya menyangkut sebab akibat jika tidak
menggunakan alat proteksi diri agar pekerja dapat mengetahui dan mencegah terjadinya
bahaya.
Survei diakhiri dengan klarifikasi semua informasi yang telah diperoleh dengan
menjelaskan potensi bahaya yang ditemukan, laporkan hasil pengamatan, evaluasi dan
berikanan saran – saran atau rekomendasi untuk perbaikan.
Daftar Pustaka

Buraena, S. Program Kesehatan Lingkungan, 2004. Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3). RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Makassar. p:1-5.
Asosiasi Hiperkes & Keselamatan Kerja Indonesia, 2010. Walkthrough Survey. Program
Pelatihan & Sertifikasi Higienis Industri Muda (HIMU)
National Institute for Occupational Health, 2013. Walkthrough Survey. National Health
Laboratory Service. http://www.nioh.ac.za/?page=walk-through_survey&id=90
TUGAS KLKK

Walkthrough Survey

Disusun oleh : KELOMPOK 1

NO NAMA NPM

1 GALUH TRI WIJAYA ADI : 13700144


2 IZZATU ULIL HIDAYATI : 13700146
3 RIZA SAYIRA SOFIANA : 13700148
4 I PUTU DODY TAMARA P.D : 13700150
5 MAYA RIFTIYANI HIDAYAH : 13700152
6 NUZUL RANCANG P. : 13700154
7 MADE CHANDRA ARDY P : 13700156
8 ADITYA WIRA PRADANA : 13700158
9 BAGUS GEDE PANDI SENTANU : 13700160

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Anda mungkin juga menyukai