Anda di halaman 1dari 22

- Batas PAP:

- Dpn: tepi atas symp


- Blkang : os promontorium
- Samping: linea inominata
- PAP Normal:
- CO: diamater ant-post terpendek yg harus dilalui kpl
- CD: tp bwh simpisis – promontorium sakrum dikurangi 1,5-2cm (> 11,5:N)
- PAP Sempit: - CD < 11,5 cm, CV: < 10 cm (CV = CD – 1,5 cm)
- Diameter ant-post < 10 cm
- Diameter transversum < 12 cm

- Mid Pelvis:
- Batas-batas:
- ant: margo inferior simfisis pubis
- lateral: ramus iskiopubikum
- post: dorsal: sakrum, lateral: ligamentum sakrospinosum
- Bidang: - tepi bwh symp
- spina ischiadikus
- sacrum vertebralis IV-V
- Spina ischiadika: diameter interspinarum N: 10- 10,5 cm
- Diameter ant-post (tepi bwh symp – sakrum): 11,5 cm
- Diameter sagitalis posterior: 5 cm

- Kesempitan Mid Pelvis: jumlah diameter interspinarum & diameter sagitalis posterior < 13,5
cm ( N: 15,5 cm; 10,5 + 5 cm)
Mid Pelvis Sempit: - >>> vs PAP sempit
- Sering meE/ deep transverse arrest (expl: hearth shape pelvis)
- Sempit bila: - spina ischiadica menonjol
- side wall konvergen
- sacroischiatic sempit

- Outlet Pelvis:
- Diameter intertuberositas ischii: > 8 cm:N; kepalan tinju antara TI tsb
Sempit: distansia intertuberum < 8 cm

Engaged, Fleksi, Desensus, Rotasi interna, Ekstensi, Rotasi eksterna, Ekspulsi

Protracted labor: slow progress


Arrest labor: no progress

CPD: bayi besar, cav pelvis tdk adekuat, malpresentasi/posisi janin

Diameter kepala bayi:


- Sub occipitobregmatikus: 9,5 cm (blkg kpl)
- Occipitofrontalis: 11,7 cm (puncak)
- Ocipitomentalis: 13,5 cm (dahi)
- Submentobregmaticus: 9,5 cm (muka)
- Biparietalis: 9,5 cm ukuran terbesar kpl; antara tuber osis parietalis ka & ki
- Bitemporalis: 8 cm; antara os temporalis ka & ki

1
Selama persalinan diameter biparietalis janin: 9,5-9,8 cm
Sirkumferensia:
- Sub occipito-bregmaticus: 32 cm (blkg kpl)
- Sub mentobregmaticus: 32 cm (muka)
- Suboccipitofrontalis: 34 cm (puncak)
- Mento occipitalis: 35 cm (dahi)

Distocia:
- Persalinan yg sulit (karakteristik: kemajuan persalinan yg lambat)
- Persalinan yg abnormal (sering ok disproporsi bag terendah janin vs jln lahir)
- PeE/ 3 P
- Labor/inpartu: - extent dilatation
- painfull contraction
Labor yg tdk efektif:
1. Dilatasi Cx yg inadekuat /pe yg tdk adekuat
- Protracted labor (slow progress)

- Arrest labor (no progress)

- Mengedan yg tdk adekuat


2. Ruptur membran tanpa labor
3. Disproporsi fetopelvik:
- Ukuran janin yg besar

- Kapasitas pelvis inadekuat

- Malpresentasi & malposisi

Failure of descent: tdk adanya pe pd deselerasi ( 9-10 cm) atau kala II

- Protracted disorder Nulipara Multipara


- Dilatasi < 1,2 cm/jam < 1,5 cm/jam
- Pe < 1 cm/jam < 2 cm/jam
- Arrest disorder
- Tdk tjd pembukaan > 2 jam > 2 jam
- Tdk tjd pe > 1 jam > 1 jam

Depresi bayi tgt:


- trauma persalinan - kel kongenital
- obat-obatan - anemia janin
- infeksi - anemia janin
- aspirasi mekoneum - prematuritas, & masalah terkait
Luaran bayi tgt:
- kesejahteraan sebelumnya
- stress & lamanya
- deteksi dini
- saat intervensi yg tepat
- alat pertolongan bayi
PeE/ hipoksia janin:
- oklusi tl pst - pe transport O2 janin (rh)
- his hipertonik - pe fungsi plasenta kronis (PJT)
- hipotensi ibu

2
KTG:

Hipoxia  adrenal janin  katekolamin


  takikardia
kemo reseptor  simpatis  deaktivasi N Vagus

Hipoxia kronis:
- DJJ tdk berubah (pd awalnya) ok tdpt cadangan O2 awal uteroplasenta
- Berubah: - Variabilitas
- Akselerasi (-)

Hipoxia Akut:  asidosis metabolik (HCO3-)  Resusitasi


 tetap
asidosis respiratorik

met. anaerob  as laktat  (tdk melewati plc)

- Deselerasi var berat


- Variabilitas N masih baik

- Deselerasi berat
- Variabilitas  jelek

pH: < 7,1 (asidosis) -----------7,1-7,2 (pre asidosis)------- 7,2 (N)



Lahirkan
FHB N: 110-150x/mnt
Takikardi rgn: 150-170 x/mnt , Brt: > 70 x/mnt
Bradikardi rgn: 10-110 x/mnt, B: < 100 x/mnt

Takikardi: - bila tdk disertai dgn perub:


- periodik (D)

- variabilitas tdk berhub dgn asfiksia


- masih reaktif

- bila f > 200 x/mnt  decomp cordis

- Resusitasi: 30 mnt

Hipoxia berat:
- bradikardi
- pe variabilitas
- variabel deselerasi/deselerasi lambat

Variabilitas: deviasi konstan DJJ ok drive simpts & parasmpts  gigi gergaji & ireguler
Var: - absent: < 5 bpm
- low/: 5-10 bpm

- N: 10-25 bpm

- : > 25 bpm

3
Akselerasi: - pe amplitudo min 15 dpm selama 15 dtk
- bila var rdh, pe 10 dpm  N
Akslrsi: - petunjuk berfungsinya SSO (tdk tjd asidemia); walau gambaran lainnya tdk N
- bila hipoxia akslrs (-) lebih dulu, baru variabilitas

Deselerasi: pe sesaat DJJ 10-15 dpm selama 15 dtk, ttp < 2 mnt

Des dini: - onset saat mulai kontraksi (bayangan cermin)


- ok tekanan kplTIK N vagus (tdk tjd hipoxemia & asidosis)
Des lmbt: - onset: puncak kontraksi
- rgn: pe DJJ < 15 dpm
- sdg: 15-45 dpm
- brt: > 45 dpm
ok kontraksi uterus  me oxigen pd janin yg sudah hipoxia
Des lmbt: + 40% asidemia atasi dgn: miring, stop oksitosin, perbaiki sirkulasi ibu

Variabel deselerasi: pe perfusi ok gangguan aliran drh tl pst


Var des: - < 60”  tdk tjd hipoxemia (btk V)
- > 60”  dpt tjd hipoxemia (btk U)
Var des: -rgn: pe DJJ > 80 dpm, < 60” (pH: 7,29)
- sdg:  DJJ > 70 dpm, 30-60”, atau  DJJ 70-80 dpm, 60” (pH: 7,26)
- brt:  DJJ s/d di bwh 70 dpm, > 60” (pH: 7,15)

Plasenta Previa: (William 21; 630)

Def: plasenta terletak di atas atau sangat dekat dengan orifisium uteri interna. Tdpt 4 derajat
plasenta previa
1. Plc prev total: OUI tertutupi seluruhnya oleh plasenta
2. Plc prev parsialis: OUI tertutup sebagian oleh plasenta
3. Plc prev marginalis: tepi plasenta pada tepi OUI
4. Plc letak rendah: implantasi plc di SBR dimana tepi plc tidak mencapai OUI, ttp dekat dari
OUI

- Derajat plc prev tgt pengukuran dilatasi Cx pd saat VT. Expl: plc ltk rdh pd pembukaan 2 cm 
plc prev parsialis pd 8 cm. Sebaliknya plc prev total sebelum dilatasi Cx  plc prev parsialis pd
4 cm; ok Cx berdilatasi melewati tepi plc.
- Palpasi digital u/ memastikan perubahan-perubahan tsb (antara tepi plc & OUI) pd saat Cx
berdilatasi dpt memicu perdarahan hebat.
- Pd plc prev total/parsial, dpt tjd berbagai derajat separasi spontan plasenta (konsekuensi dari
pembentukan SBR & dilatasi Cx). Separasi tsb meE/ perdarahan ok pemblh drh yg robek.
Insiden: dari berbagai penelitian:
0,5% (1 dari 200) kelahiran; 0,55% (1 dari 180) kelahiran; 0,33% (1 dari 300) kelahiran; 0,26%
(1 dari 390) kelahiran

- Kontroversi: bila terjadi perdarahan yg tidak disertai nyeri yg berasal dari separasi fokal
plasenta yg berimplantasi di SBR namun berda jauh dari dilatasi Cx (OUI); apakah disebut sbg
plc previa atau solusio plc? Menurut William: Dx ke2nya (plc prev & solusio plc)

Etiologi:

4
- Umur tua: me risiko plc previa ( dari 169.000 kelahiran; terdapat 1 dari 1500 penderita usia <
19 th, & 1 dari 100 penderita usia > 35 th). Insiden plc previa me dari 0,3% ( 1976) mjd
0,7% (1997): ok terjadi pergeseran usia penderita obstetri.
- Multiparitas: berhub dgn plc prev. Pada 314 penderita para > 5: insiden: 2,2% (jauh lebih
tinggi dari paritas yg lebih kecil). Dari 169.000 penderita: insidennya: 1 dari 175 penderita dgn
para >3.
- SC sebelumnya: me kecenderungan plc prev. Nielsen dkk (1989): insiden plc prev me 5x pd
penderita LMR bks SC. Parkland: me 2x, peneliti lain: me 3x. insidenya juga me seiring
jmlh SC sebelumnya; 1,9% dgn LMR 2x, dan 4,1% pd LMR > 3x.
Fredericksen dkk: 25% histerektomi pd plc prev dgn SC berulang vs hanya 6% pd penderita yg
menjalani SC ok plc previa.
- Merokok: me insiden plc prev 2x. Hipoksemia karbon monoksida mengakibatkan hipertropi
plasenta kompensatorik. Mungkin berkaitan, defek vaskularisasi desidua, kemungkinan hasil
inflamasi atau perubahan atropik , dapat berimplikasi pada pembentukan/terjadinya plc previa.
- Vasa previa: dimana jalan/jalur pembuluh darah janin melalui membran amnion & tampak dari
OUI (melintasi OUI): peE/ APB yg jarang dgn angka ke† janin yg tinggi. Dx prenatal dgn USG
dpt me ke† perinatal.

KEHAMILAN KEMBAR

- H kembar: me ok ART


- Persalinan preterm: >>
- Kx ibu: meHT & SC
- 12% dari seluruh persalinan spt; hanya 14% s/d aterm
- 20-60%: salah satu janin ‘lost’ sebelum TM II (tdk meE/ Kx ibu)
- E/ multiple fetus:

Monozygote/identical twins:
- 1 ovum yg terfertilisasi
- 1 dari 250 kelahiran  tgt: ras, herediter, umur, paritas
a. Bila pembelahan < 72 jam post fertilisasi:
- 2 embrio
- 2 amnion
- 2 korion (diamniotik, dikorionik)
Dpt tjd 2 plc yg terpisah; atau 1 plc (2 yg fusi)
b. Bila pembelahan hr IV-VIII post fertilisasi:
- 2 embrio
- 2 amnion
- 1 korion (diamniotik, monokorionik)
c. + hr VIII: telah tbtk amnion monoamniotik
d. > VIII: setelah terbentuk diskus embrionik pembelahan tdk lengkap conjoined twin

Dizygotic Twin/Fraternal:
- dari 2 ovum yg terpisah
- 2x lebih sering vs monozygote

USG: Korionitas:
- Dpt dideteksi pd TM I
- 1 korion monozygote twin
- 2 korion monozygote twin/dizygote twin
- Bila tdpt 2 plc yg terpisah & adanya membran pemisah yg tebalmendukng dikorionik
- Janin dgn kelamin berbeda hampir selalu dikorionik

5
- Jika terdapat proyeksi triangular dari jaringan plasenta yg meluas melewati permukaan
korionik (twin peak sign)  dikorionik
- Kombinasi :
- Letak plasenta
- Membran pemisah yg tebal
- Ada/-nya twin peak sign
- Kelamin janin
 penentuan korionitas pd 90% kasus
Px plasenta & membran plasenta  2/3 kasus menentukan zygositas

- 2 plasenta
2 amnion
2 korion
 dpt: - dizygotik
- monozygote yg membelah < 3hr setelah fertilisasi
- 1 plasenta
2 amnion
2 korion
 dpt: - dizygotik
- monozygote yg membelah <selama 3hr I setelah fertilisasi

- 1 plasenta
- 1 korion
- 2 amnion
 monozygote yg membelah hr IV-VIII setelah fertilisasi

Dx:
- TM II : ukuran uterus 5 cm > besar dp yg diharapkan pd uk 20-30 mgg
- TM III: palpasi: - 2 kepala pd kuadran berbeda
- DJJ pd 2 tempat berbeda
- pe AFP serum ibu

Adaptasi ibu:
- Awal TM I: nausea & muntah
- pe vol drh > 500 cc dari hamil tunggal
- kehilangan drh saat persalinan: 935 cc (> 500 cc dari T/H)
- anemia ibu ( ok pe kebutuhan besi & folat janin me)
- uterus & isinya dpt mencapai vol 10 L/>, BB me

Durasi H kembar:
- 50% persalinan < 36 mgg me ke† neonatal ; indikasi persalinan preterm: HT, IUGR,
solusio
- Insiden IUGR me nyata pd ke H kembar yg lahir pd k 39-41 mgg vs uk < 38 mgg
Park Land: tunggu s/d 40 mgg
- Penilaian AK pd ke H kembar lebih sulit shg > sering dipakai kantung tunggal yg
terdalam (dp AFI)
- NST: > peka u/ fetal well being pd ke H kembar, ok penilaian: AK sulit, biophsycal profile
> sulit.

6
Kembar Diskordan:
- Pd monokorionik  biasanya ok ketidak seimbangan hemodinamik ok komunikasi pemb. drh
plasenta
- Dikorionik  beda tempat implantasi plasenta; diskordan dpt ok implantasi yg 1 plasenta
kurang optimal
- Crowding in utero diskordan
- Pd dikorionikbeda potensi pertumbuhan sec genetik ( terutama beda jenis kelamin)
- morbiditas perinatal me bila diskordansi > 25% & bila mencapai 30%  risiko relatif ke†: 5x
lipat
- morbiditas me pd TTTS
- Bila terjadi pertumbuhan diskordansi NST & biophysichal profile

TTTS:
- Jika komunikasi vaskuler dlm plasenta monokorionik memungkinkan transfusi dari darah
1 fetus (donor) ke fetus lan (resepient)
- Donor: anemik & IUGR
- Resepien: polycythemic & sirkulasi over load (Hydrops)
- 25% monokorionik  TTTS; ttp sedikit yg berat
Dx: Dpt tjd pd TM II pe perfusi ginjal  oligouriaoligohidramnion (resipien: hidramnion)
- monokorionik
- beda BB > 20%
- oligo-poli hidramnion
- beda Hb > 5 g/dL (kordosintesis)

Dx post natal:
- beda BB: 15-20%
- beda hB > 5 g/dL
- fetus donor: anemik

R/ Amnioreduksi:
- me overdistensi uterus
- me perfusi dgn me tek intra amnionik & me tek pd plasenta
R/ fetoskopic laser occlusion pd pemblh drh plasenta

TTTS berat: sering dideteksi pd uk 18-26 mgg, & survival rate pd uk < 28 mgg: 20-45%

Peny. Jantung:
Klas I: Uncomprimised: p’batasan aktivitas fisik (-), G/ insuf jtg (-),anginal pain (-)
Klas II: Comprimised rgn: p’batasan ringan aktivitas fisik, nyaman saat istirahat, ttp tdk nyaman
bila aktivitas biasa; fatique, palpitasi, dyspnue, anginal pain
Klas III: Comprimised sdg: p’batasan aktivitas fisik. Nyaman saat istirahat, ttp tdk nyaman bila
aktivitas fisik yg lebih rendah dari biasanya: fatiqueexesif, palpitasi, dyspnue, anginal
pain
Klas IV: Comprimised brt: tdk dpt beraktivitas; insuf jtg bahkan tjd saat istirahat & jika
beraktivitassemakin tdk nyaman

7
Mekanisme infeksi menginisiasi persalinan:

Bakteri fosfolipase A2
 
Infeksi mengaktivasi as arakidonat pd membran amnion
 
Sitokin prostaglandin
- uterotonin  meE/ kontraksi uterus
- uterotropin mempersiapkan uterus u/ membentuk:
- gap junction (memudahkan kontraksi uterus
yg terkoordinasi)
- perlunakan Cx

- me reseptor oksitosin

- me kepekaan reseptor oksitosin

Endotoksin bakteri
(lipopolisakarida)

masuk ke cairan amnion

sel- sel desidua

sitokin & prostaglandin inisiasi persalinan

Pengaruh obat-obatan thdp kontraksi uterus:


MgSO4:
- MgSO4 : Kompetisi dgn Ca ++ pada reseptor Ca membentuk ikatan baru: CaSO4
- Ca++ masuk ke dlm sel  Ca++ + ATP ase mengaktifkan kalmodulin kompleks
aktivasi actin-miosin kompleks kontraksi uterus

Oksitosin & Prostaglandin: Tom P Barden, The effect of drugs on uterine contractility,
on fetal and maternal medicine, Quilligan EL, 109-110, 1980
- Miliaran sel-sel miometrium bergabung membentuk otot polos uterus. Unsur yg berperan dlm
kontraksi sel miometrium adalah sel-sel miofibril interseluler yg tdd:
- serat protein
- aktin
- miosin
- Ke2 tipe miofibril tersebut (aktin & miosin) bergabung kontraksi uterus.
- Interaksi aktin-miosin sensitif terhadap Ca++
- Oksitosin & prostaglandin bekerja mell pemecahan sebagian besar jaringan yg berasal dari
retikulum sarkoplasma (yg menunjukkan pelepasan kalsium akibat adanya oksitosin &
prostaglandin tsb).
- Saat relaksasi: sebagian sel-sel berfungsi mengeluarkan energi u/
- memompa Ca++ keluar membran sel atau
- u/ masuk ke dlm “ daerah penyimpanan Ca++ intra seluler, tdd:
(mitokondria, ret sarkoplasma, vesikel membran sel)
- Kontraksi: sel mengijinkan:
- Ca++ u/ masuk ke dlm sel dr tempat penyimpanan (intra seluler)
- Ca
++
u/ masuk ke dlm sel dr konsentrasi extra seluler yg > tinggi
 energi u/ kontraksi

8
R/ MgSO4 PPI:
- MgSO4 iv 10% 4g (MgSO4 20%= 5g/25 ccambil 20 cc=4 g 20% + 20 cc Aqua) beri
pelan-pelan selama 15 mnt

9
- 5 fls MgSO4 20% (20 g) dlm D5%; tetersan mulai 13 tts/mnt, di @ 15 mnt: 6 tts s/d
max 25 tts/mnt pertahankan 12 jam
- Mulai 25 tts/mnt selama 4 jam: evaluasi: bila His (-) lanjutkan s/d 12 jam (dari mulai
25 tts/mnt)
- Bila His (+) 2x/10 mnt selama 30”, refleks patela (-), depresi pernafasan  gagal
konservatif
- Setelah 12 jam 25 tts/mnt tts di  @ 30 mnt (3 tts) s/d 13 tts/mnt  pertahankan 24
jam
- (30 mnt sebelum 24 jam tsb, sebelum infus dilepas: R/ MgSO4 20% 2 g (10 cc), im) 
pindah ke Ruangan
- R/ MgSO4 20% 2g (10 cc) @ 6 jam selama 24 jam

Oksitosin drip:
- Infus oksitosin 2,5 IU (1/4 amp) dlm D5% 500 cc: mulai 10 tts/mnt
- Naikkan kecepatan tts: 10 tts/mnt @ 30 mnt s/d kontraksi adekuat (3x/10’ selama 40”) &
pertahankan s/d lahir
- Jika tdk tercapai kontraksi yg adekuat (setelah 60 tts/mnt): konsentrasi oksitosin  mjd 5
IU (1/2 amp) dlm D5%: mulai 30 tts/mnt @ 30 mnt di 10 tts/mnt s/d 60 tts/mnt,
kecuali his telah adekuat
- Jika His blm adekuat setelah 60 tts/mnt selama 30 mnt bila multi gravida: gagal oksi
drip SC, bila primi gravida: oksitosin mjd 10 IU (1 amp) dlm D5% 500cc: mulai 30
tts/mnt di 10 tts/mnt @ 30 mnt s/d 60 tts/mnt: s/d His adekuat. Bila His tetap 
gagalSC

ULTRASONOGRAFI

10
- Dgn USG menentukan:
- Kehamilan intra/ekstra uterin
- Evaluasi kehamilan
- Letak & presentasi janin
- Lokasi plasenta
- Kelainan bawaan janin
- Biometri janin serial sec tdk langsung memperkirakan UK & PBB
- Dgn PBB & ukuran biometri janin serial - Gangguan pertumbuhan janin
- Evaluasi fungsional janin

- Px USG tdd 3 tingkat:


- Tk I: pemeriksaan2 sederhana & singkat pd TM I:
- mengukur CRL u/ estimasi UK
- tanda kehidupan
- jmlh janin
- jmlh AK
 Bila ada kelainan px Tk II:
- Tk II: SpOG berpengalaman bbrp tahun u/ USG & familier dgn dismorflogi janin
- alat USG canggih
- SpOG yg mengenal anatomi janin sec umum shg dpt menDx kel
bawaan mayor yg sering tjd
- screening kel bawaan: uk 20-22 mgg
 Bila kel bawaan (+)  rujuk ke Tk III u/ px lebih intensif

Px USG Dasar:
1. Konfirmasi kehamilan intrauterin atau ekstrauterin
2. Evaluasi kehamilan intrauterin
3. mengukur biometri janin
4. Menentukan uk & taksiran berat janin
5. Tidak ada kesesuaian antara uk dgn besar rahim
6. Mencari penyebab perdarahan
7. Evaluasi kesejahteraan janin

USG TM I
- 4 mgg setelah HPHT: - GS (+) yg berimplantasi dlm cav uteri  tanda awal keØ
- Hanya ada extraembrionic coelom/chorionic sac saja
- Amnionic cavity baru mulai terbentuk
- 5-6 mgg setelah HPHT: Dx awal keØ GS (+) dlm cav uteri
- GS: - Selama masa embrionik merupakan kesatuan chorion cavity & amnion cavity yg dikelilingi
vili korealis
- Dindingnya tebal & uniform
- Ø + 8 mm  cincin tanpa interval echo
- Dinding GS tdd sito & sinsitiotropoblas yg dikelilingi desidua (selama yolk sac & neural
plate di bwh kekuatan resolusi alat USG). Sedangkan desidua capsularis mengelilingi
permukaan GS yg bebas. Kedua lapisan tsb sec sonografis tampak spt lingkaran yg
mengelilingi GS yg echolusen. Lapisan sinsitiotropoblas sebera meluas dan menjadi
chorion frondusum atau premitive palsenta/primordial plasenta
- UK 7-10 mgg: yolk sac tampak dlm chorion cavity, amniotic cavity membesar sehingga corion
cavity menghilang pd mgg ke10. Fusi antara amnion & choron sering tdk sempurna shg
pd TM II tampak sbg amniotic membrane.

11
- CRL: - UK yg paling tepat dari semua parameter janin.
- Jarak kepala-bokong (kaki atau yolk sac tdk ikut diukur)
- UK: 7-12 mgg ketepatan tinggi, ttp > 12 mgg: validitas me (ok fetus flexi dlm
berbagai derajat)
- UK 11-13 mgg:
- GS mengisi seluruh cav uteri
- Primordial placenta makin jelas
- Bentuk bervariasi ok adanya tekanan o/ VU & promontorium
VU yg overdistensi  GS gepeng  decidual cast pd keØ ektopik; jika VU dikosongkan
 btk GS kembali N
- UK 12 mgg: Kpl janin sdh dpt diukur u/ estimasi UK
> 12 mgg: ketepatan CRL u/ estimasi UK berkurang, ok janin melungker shg jarak kpl-bokong
tdk garis lurus underestimated
- Tiga macam cara u/ estimasi UK pd TM I: CRL, BPD, FL.
- UK 15-28 mgg: FL & BPD paling akurat u/ estimasi UK
- 3 Tabel BPD & FL (5,50 & 95 persentil):
- Jeanty : SD u/ BPD: 2,6 mgg; SD u/ FL: 1,8 mgg
- Hadlock: SD u/ BPD: 2,2 mgg; SD u/ FL: 1,3 mgg
- Shepard : SD u/ BPD: 3,6 mgg; SD u/ FL: 2,2 mgg
- UK > 28 mgg: biometri tdk BPD saja, ttp: CI (cephalic index): ratio BPD & OF(occipito frontalis).
CI selama kehamilan: 0,8 (0,75-0,85)
CI < 0,75: dochilocephaly
CI > 0,85: brachicephaly
BPD pd UK > 28 mgg memiliki keuntungan:
- Sambil mencari kemungkinan adanya kelainan pertumbuhan pertumbuhan tlg kpl
- BPD: salah satu parameter u/ estimasi berat janin
- Sec tdk langsung melihat kelainan otak

Menentukan Umur Kehamilan:


- Dipakai beberapa paramater berbeda u/ masing2 UK:
- < 7 mgg : mengukur GS
- 8-12 mgg : CRL
- 15-28 mgg : BPD atau FL

Penentuan UK berdasarkan Px klinis & USG

Paramater penentuan UK Variasi perkiraan UK pada 95% kasus


IVF + 1 hari
Induksi Ovulasi + 3 hari
Suhu basal + 4-5 hari
Px fisik TM-I + 2 mgg
HPHT + 2,5 mgg
TFU (<28 mgg) + 4 mgg
TFU (>28 mgg) + 4-6 mgg
Pengukuran GS + 1 mgg
Pengukuran CRL + 5-7 hari
Pengukuran BPD (TM-II) + 5-7 hari
Pengukuran BPD (TM-III) + 2-4 mgg

Mengukur FL
- U/ estimasi UK: FL lebih baik dp BPD ok:
- Kurang terpengaruh o/ gangg pertumbuhan janin

12
- Mudah dicari
- SD FL < SD BPD
- Pertumbuhan FL > cepat dp BPD
- U/ mencari kelainan tulang (displasia)
- Cara:
1. Ikuti potongan janin dari cranial ke caudal, s/d VU & crista iliaca (2 gema kuat)
2. Transduser digerakkan ke caudal  pangkal femurputar s/d gbr tulang panjang
3. Ukur FL; tdk termasuk caput femoris. Pilih femur depan

Mengukur BPD:
- Cara:
1. Cari potongan yg paling simetris
2. Btk yg terbaik adalah oval dgn permukaan halus, & cari potongan terbesar
3. Cari thalamus (yg menjepit ventrikel III); V III sangat tipis, di anteriornya tampak
septum pellucidum (ventrikel V, ke2 ventrikel bebas gema, di ka-ki tampak massa dgn
gema tinggi dari plexus choroidalis
4. Thalamus bbtk hati, puncak hati: arah vertebra janin (dgn BPD  mengetahui presentasi
janin)
5. Tempatkan garis tengah (middle echo) di tengah antara ke2 tulang parietalis
6. Diameter anteriorposterior kepala yg terbesar (ukuran occipito-frontalis). Bila ukuran tsb
tdk maximal  pemendekan anteriorposterior (pd setinggi BPD)
- Kesalahan yg sering dilakukan:
1. Potongan kepla tdk simetris
2. Potongan terlalu tinggi tampak badan ventrikel lateralis, terlalu rendah  pedunculus
cerebralis
3. Kaliper tdk tegak lurus dgn garis tengah
4. Transduser terlalu menekan perut ibu  merubah btk kpl janin

Mengukur Abdomen Janin:


- AC (Abdominal Circumference) diukur setinggi hepar
- Kaliper dilingkarkan pd permukaan luar AC
Cara mencari potongan abdomen:
- Cari potongan yg paling bulat
- Kmd cari vena umbilikalis yg menjadi vena porta (tampak v porta ka & ki/anterior &
posterior)
- Harus tampak pula aorta & vena cava inferior & kadang2 lambung
- Tidak boleh tampak: tlg rusuk, pulsasi jantung, ginjal janin
Bila USG tdk dpt mengukur AC rumus:

(diameter transversa + diameter anterior-posterior) x 1,57

Mengukur lebar ventrikel lateralis:


- Dinyatakan dlm rasio lebar ventrikel lateralis vs lebar hemisferium
- Penampang pengukuran: pada bidang yg sejajar dgn pengukuran BPD, ttp sedikit ke
arah kranial ventrikel lateralis tampak sbg 2 garis echoic yg pararel dgn midline
- Lebar ventrikel lateralis: jarak antara midline dgn ujung echo ventrikel lateralis
- Lebar hemisferium: jarak terlebar antara midline dgn dinding dalam calvarium (yg diukur
sec tegak lurus)

Mengukur diameter transversa serebelum:


- U/ mengeveluasi fossa posterior sama dgn penampang BPD

13
- Setelah thalamus & cavum pellucidum terindentifikasi  transduser diputar sedikit ke
arah kaudal  tampak gambaran serebelum ( kupu-kupu)
- Kmd ukur jarak terlebar melewati ke-2 hemisferium (outer ke outer)
- Sisterna magna diukur dgn penampang yg sama dgn mengukur jarak posterior
serebelum ke dinding dlm oksiput

Visualisasi orbita:
- Dpt divisualisasikan pd penampang yg sama dgn BPD kmd digeser sejajar ke arah
kaudal
- Kriteria penampang yg tepat u/ visualisasi orbita:
- Simetris
- Tampak ke-2 mata, dgn diameter serupa
- Dicari penampang diameter mata yg dpt divisualisasi; ukuran yg dpt dibuat: diameter
orbita, diameter interorbita, & diameter orbita luar
Estimasi Berat Janin:
- BPD & AC saja tdk menggambarkan PBB janin sebenarnya; shg bbrp peneliti
menggunakan: BPD, AC, luas lingkaran perut & FL
- PBB kasar bisa dilakukan dgn mengukur BPD, AC, atau FL secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama. PBB dpt diketahui pd monitor/tabel PBB
- BPD & AC sering dipakai: mudah & nilai prediksi cukup tinggi
- Px tunggal PBB adalah AC, atau gabungan AC & BPD
- Parameter kepala sering dibandingkan dgn paramater perut bila tdpt beda UK antara
BPD & AC > 2 mgg curiga PJT (Bila BPD > AC: PJT, bila sebaliknyamungkin
mikrosepali)
- Formula Shepard: penyimpangan 100 g/1 kg berat janin
- Estimasi berat janin (PBB) dpt dihitung dgn rumus:

Berat janin = HC + AC – 2134,616 (g)

Gangguan Pertumbuhan Janin:


- SGA : janin/neonatus yg BB-nya lebih rendah dari BB yg seharusnya menurut UK-
nya
- IUGR/PJT : proses patologi yg mencegah janin u/ mencapai potensi pertumbuhannya

- SGA: Bila BB di bwh persentil 10, 5, atau 3 (dari kurva pertumbuhan janin)

- Px tunggal PBB adalah AC, atau gabungan AC & BPD


- Pengukuran potensi pertumbuhan janin dgn mengukur kecepatan pertumbuhan janin (minimal
2x pemeriksaan selama TM-II)
- Dgn persentil 10: me akurasi Dx IUGR, ttp banyak yg N masuk ke dlmnya. Tdk semua
bayi SGA adalah IUGR. Penting membedakan IUGR vs SGA: ok IUGR memerlukan monitoring
intensif, bahkan k/p intervensi
- Dx JTL/IUGR/PJT sedini mungkin: penting; kmd lakukan monitoring & penanganan 
mencegah morbiditas & mortalitas perinatal.
- Bila IUGR diketahui UK < 34 mgg + 70% kematian ok IUGR tsb dpt dicegah
- IUGR: tipe I (simetris), tipe II (asimetris): berbeda etiologi, R/ & prognosisnya. Dengan
membandingkan perkembangan HC & AC Dx IUGR & tipe IUGR
- Syarat utama u/ Dx IUGR dgn mengukur biometri janin adalah UK. Dgn mengikuti pertumbuhan
paramater biometri janin  bila tdpt penyimpangan s/d di bwh persentil 10 Dx IUGR dpt
ditegakkan.
Interval waktu pengamatan: - Tgt UK (makin tua UK makin pendek)

14
- Estimasi BB saat Dx pertama kali
- Kesejahteraan janin
- Kondisi ibu
- Penilaian sebelumnya
 bila kondisi ibu & janin baik pengamatan dilakukan 2 mgg kmd

- Faktor risiko IUGR:


1. Sosek rendah
2. Rw keØ dgn IUGR pd keluarga
3. Rw melahirkan IUGR sebelumnya
4. BB ibu selama keØ & persalinan rendah
5. Ada komplikasi obstetri selama hamil
6. Ada komplikasi medik selama hamil

- Bila curiga IUGR USG u/:


1. Estimasi UK
2. Menetapkan:
a. ukuran biometri janin
b. estimasi berat janin
c. kecepatan pertumbuhan janin
3. Evaluasi fungsional janin

Evaluasi Fungsional Janin:


- Biometri janin: - u/ Dx IUGR
- u/ evaluasi fungsional kesejahteraan janin
 u/ - menentukan etiologi, prognosis
- jenis & saat tindakan

Sec kasar, Dx PJT/JTL/IUGR dpt diket dgn:


1. Menilai vol AK (skor 4 kuadran atau diameter vertikal kantung amnion terbesar)
2. Profil biofisik janin: gerakan tubuh, gerak nafas, tonus, vol AK, & NST
3. Pengukuran kecepatan aliran drh/Doppler velocimetry (terutama JTL tipe II) ok insuf plc
dgn mengukur:- S/D ratio
- Pulsatility index (PI)
- Resistence Index (RI)
4. Ratio HC/AC: - me pd JTL tipe II (pd tipe I: N)

- PBB janin dpt dipakai u/ Dx JTL; akurasinya makin me jika + S/D ratio a umbilikalis

Px/2 lain yg kurang obyektif u/ menentukan IUGR:


1. Penilaian maturitas plc (yg me  UK; ttp tdk berhub dgn BB janin)
2. Penilaian ketebalan lemak subkutan ddg perut
3. Penilaian ketebalan lemak & otot janin pada lingkar pertengahan paha

15
Monitoring Fetal Growth & Fetal Wellbeing

A. Identifikasi KeØ Resti:


- Tujuan pelayanan prenatal: ibu yg sehat & normal infant. Identifikasi dini & penatalaksanaan
faktor risiko sangat penting u/ meminimalisir sequele jangka panjang. KeØ adalah proses
dinamis yg memerlukan evaluasi terus-menerus & penyesuaian terhadap rencana
penatalaksanaannya
- Status sosek: kelompok faktor risiko yang saling berpengaruh (pddkn, status perkawinan,
pendapatan, pekerjaan)  yg seluruhnya berperanan thdp morbiditas & mortalitas ibu & janin

B. Screening Prenatal Rutin:


- Dgn kualitas antenatal yg baik, pd mayoritas keØ resiko rendah: monitoring p’tumbuhan janin &
fetal wellbeing dpt dikerjakan o/ dr umum. Namun keØ resti: perlu monitoring intensif & sering
perlu intervensi khusus

C. Screening Genetic:
Disamping Px USG, perlu pula Px:
- Nuchal fold
- AFP, ßhCG & estriol
- Karyotyping, DNA analisis, sitogenetik
- Amniosintesis (pd UK 16-18 mgg)
- CVS
- Percutaneus umbilical blood sampling (PUBS = cordocentesis)
- Fetoscopy, fetal tissue biopsy

D. Fetal Doppler:
- Aliran drh fetus dpt digunakan u/ menilai kondisi janin.
Dpt menggunakan:
- Arteri serebri media
- Aorta
- Arteri hepatika
- A. renalis
- Pemb drh umbilikus

E. USG Dasar (18-22 mgg): - u/ memastikan struktur anatomis N


- u/ mengeklusi abnormalitas
- Meliputi: BPD, HC, AC, FL, Anterior & Posterior ventricular horns, Nuchal fold thickness,
Cerebral hemispheres

F. U/ scan anatomi yg terinci, perlu identifikasi struktur2 berikut:


- Serebelum (lemon & banana sign)
- Potongan longitudinal & transversal vertebrae
- 4 chamber view jtg
- Dada, diafragma & lambung u/ mengeklusi hernia diafragmatika
- Ginjal & VU, ke-2 tungkai & lengan & jari-jari
G. Juga tdpt marker yg sering terlihat berkaitan dgn trisomi 13, 18, 21, yg tdd:
- Choroid plexus cyst
- Nuchal fat pad > 6 mm
- Focus echogenic pd ka & ki ventrikel jtg (a golf ball)
- “ Bright” of echo-rich bowel
- Ginjal yg terdilatasi dgn lebar > 4mm

16
Down Syndrome: > 70% kasus tjd pd wanita usia > 35 th. Screening: AFP, estriol, ßhCG,
bila dikombinasikan dgn umur ibu & rw keluarga uji esensial & uji spesifik

Spina bifida: > 95% neural tube defect tjd pd wanita tanpa ada rw kel tsb pd keØ
sebelumnya. Screening: AFP (spesifik u/ kel tsb). R/ as folat: pencegahan rutin neural tube
defect

KeØ Resti bagi insuf uteroplc:


- HT
- Peny Ginajl
- Cardiovasclr ds
- Collagen vascular ds
- DM
- Anemia
- Posterm
- KeØ multipel
- Rh isoimunisasi
- APB
- Umur maternal yg lanjut
- IUGR

Air Ketuban:
Faktor fetal wellbeing penting lainnya adalah vol AK
- OligoH: abnormalitas jumlah AK (sedikit); dgn definisi:
- AFI < 5th percentile
- OligoH sedang (pocket < 2 & > 1cm)
- OligoH (pocket < 1cm)
- < 400-500 ml saat aterm

Transvaginal Cerclage:
1. McDonald: - Purse-string suture
- No dissection
- At level of external Os
2. Shirodkar: - Single suture
- Dissection needed
- Closer to internal Os

Profil Biofisik Janin

- Penilaian kesejahteraan janin konvensional (tdk langsung):


- BB ibu
- Palpasi abdomen
- TFU
- G/ & tanda fisik ibu yg dpt mengancam (HT, perdarahan pervag, dll)
 tdk akurat u/ prediksi kesejahteraan janin sulit digunakan u/ membuat strategi rasional
u/ pencegahan & intervensi R/ janin yg mengalami gangguan intra uterin
- Konsep obstetri modern (perinatologi): janin sbg individu yg harus diamati & diR/ layaknya
seorang pasien (fetus as a patient)
Janin perlu Px fisik u/ tahu: apakah kondisinya aman/bahaya (hipoksia, IUGR, cacat bawaan,
dsb)  menentukan segi penanganan janin selanjutnya

17
- Penilaian profil biofisik janin : salah satu cara efektif u/ mendeteksi hipoxia lebih dini (sebelum
meE/ ke† /kerusakan permanen); dimungkinkan dgn alat USG & KTG
- USG real time resolusi tinggi dpt dipakai u/ menilai:
- Prilaku & fungsi janin
- Morfologi & morfometri janin
- Plasenta
- Tali pusat
- Vol AK

- Dgn USG colour Doppler: penilaian fungsi hemodinamik uterus-plasenta-janin


- Dgn USG 3-D/4-D: morfologi, behavior, hemodinamik janin (secara > akurat)
- KTG: mendeteksi dini hipoksia janin & kausanya

Aktivitas biofisik janin (dgn USG):


1. Aktivitas biofisik umum (gerak nafas, gerakan kasar tubuh, menghisap, tonus janin)
2. Aktivitas biofisik spesifik (gerak menghisap, menelan, pengosongan & pengisian VU)
3. Gerakan bola mata (saat tidur)
4. DJJ
5. Vol AK
6. Aliran darah tali pusat
7. Gerakan peristaltik, dll

Farmakologi:

Sympatis:
- Pe TD:  pe tahanan aliran drh arterial
- Tek drh arteri (BP) = CO x PVR (peripheral vascular resistance)
- Rangsangan saraf sympatis meE/:
- konstriks arteriole
- pe CO
- kontraksi pemb drh venula pasca kapiler  me aliran drh balik vena ke jtg
Ginjal:
- Pe perfusi ginjal meE/:
- pe reabsorbsi garam & air
- pe renin angiotensin II  vasokonstriksi

aldosteron me resorbsi Na

Obat Anti HT:


1. Diuretik: - mengosongkan Na

18
- me tekanan drh
2. Simpatoplegik: - me tahanan vaskuler perifer
- menghambat fungsi jtg
- me pengumpulan vena dlm pemb drh kapasitans   CO

3. Vasodilator langsung:
- langsung vasodilatasi otot polos vaskuler  dilatasi p drh resisten & me kapasitans
4. Obat yg mencegah produksi/efek angiotensin
- meE/: - pe tahanan vaskuler perifer
- pe volume drh
- Kelompok obat yg bekerja dgn bermacam mekanisme memungkinkan kombinasi 2/> obat
shg me efikasi & dlm bbrp kasus me toksisitas
- Pd HT berat: diuretik + vasodilator+ simpatoplegik

Diuretik:
- me TD dgn cara: me Na tubuh
- Na me tekanan vaskuler dgn: me kekakuan pembuluh drh & reaktivitas saraf (ok pe
pertukaran Na & Ca pe Ca intra seluler)
 Diuretik  Na hilang

Catapres/clonidin:
- Simpatoplegik sentral, cara kerja?
- Pe TD ok pe curah jantung ok: - pe denyut jtg
- relaksasi pemb2 drh
- pe tahanan vaskuler perifer

- Pe tek drh arteri


- Pe tahanan vaskuler ginjal
- Pemeliharaan aliran drh ke ginjal

- Waktu paruh 8-12 jam


- Clonidin oral: 2x/hr (ok waktu paruhnya pendek)
- Dosis: 0,2-1,2 mg/hr
- Penghentian clonidine setelah R/ jangka waktu lama (khususnya dosis tinggi) meE/ krisis
HT, ok pe aktivitas saraf simpatis. Shg bila akan distop hrs bertahap + anti HT lain sbg
pengganti. R/ krisis HT tsb: R/ clonidin lagi, atau R/ penyekat /
Sumber lain:
- Stimulasi langsung pd adrenoreseptor  di arteriole
- Agonis parsial reseptor  ( ok menghambat efek-efek presor agonis  lain)
- Dpt - me tonus sympatis
- me tonus parasympatis  pe TD + pe katekolamin; bradikardi
- Me release norepinefrin pd reseptor 2 (neuro adrenergik prasinaps), juga bekerja pd
neuron adrenergik 2 post synaps.

Methyl Dopa:- Simpatoplegik sentral

- Clonidin & methyl dopa: me aliran keluar simpatis dari pusat vasopresor di dlm batang otak;
ttp memungkinkan pusat tsb mempertahankan atau bahkan me
sensitivitasnya thdp kontrol baroreseptor
- Methyl dopa: me TD; me tahanan vaskuler perifer dgn variasi pe denyut jtg & curah jtg.
Dosis: 1-2 g/hr, efek anti hipertensi 4-6 jam

19
Na Nitropruside:
- vasodilator parenteral kuat
- u/ HT emergency + gagal jtg berat
- Dpt vasodilatasi arteri & vena:
- me tahanan vaskuler perifer
- me venous return, ok:
aktivasi guanyl cyclase baik dgn pelepasan nitrix oxide atau stimulasi
langsung enzym tsb; hasilnya: pe c GMP intra seluler relaksasi otot
polos vaskuler

- Bila tdk tdp gagal jtg:


- TD  ok pe tahanan vaskuler
- CO tdk berubah/sdkt me
- Pd gagal jtg + CO rendah: CO ok pe after load
- Cepat me TD  efek (-) setelah stop R/ 1-10 mnt
- Iv, atau lewat syring pump (ok efek yg cepat)
- Dosis: 0,5 g/kg/mnt dpt di s/d 10 g/kg/mnt  kebutuhan

Semua obat yg dpt me TD dgn mengubah fungsi simpatis dpt meE/ efek kompensasi mell
mekanisme yg tdk bergantung dgn saraf adrenergik. Shg terapi tunggal obat tsb terbatas
efektivitasnya ok tjd: - retensi Na o ginjal
- ekspansi vol drh shg simpatoplegik paling efektif bila +
diuretik
Total air tubuh (%) : 50%
- intra sel: 50%
- ekstra sel : 30%
- plasma : 4%
- interstitiil : 16%

Obstetric intensive care: Total air tubuh ½ x BB

66% intra sel 34% extra sel

26% interstitiil 8% plasma


(3/4) (1/4)

- Kebutuhan cairan dws: 30-35 ml/kg BB; ke 1C : tambah 10-15%
- Keseimbangan CM/CK:
- CM: - Minum: 800-1700 cc
- Makan: 500-1000 cc
- Hasil oksidasi: 200-300 cc
- CK: - Urine: 600-1600 cc
- Tinja: 50-200 cc
- Insensible loss: 850-1200 cc
- Kehilangan air tubuh mell urine, feses, paru, keringat: Dws: 1,5 - 2 cc/kgBB/jam

Defisit cairan = Vol drh N - Vol drh N x Hct N


7-8% BB Hct penderita

Vol drh Dws N: 75-80 c/kgBB, Hct Dws N: 37%

20
- R/ kristaloid (RL): sebanyak 2,5 x perhitungan defisit (buku lain: 3-4x defisit)
- R/ koloid:  defisit

Glukosa: 100 g/hr

Kebutuhan cairan basal:


4 cc/kg BB/jam u/ 10 kg I
2 cc/kg BB/jam u/ 10 kg II
1 cc/kg BB/jam u/ sisa BB
Expl: BB: 23kg→ (4 x 10) + (2 x 10) + (1x 3) = 63 cc/jam

Kebutuhan darah:
WB =  Hb x 65 x BB
12
PRC =  Hb x 65 x BB
24
Kebutuhan albumin
= (D-A) (BW x 40) x 2
100
D: desire alb; A: achive alb ; BW: body weight; 40: konstanta

Tetesan makro: 15 tts = 1 cc


Tetesan/menit = Jmlh cairan yg dimasukan (cc)
Lama infus (jam) x 4

Tetesan mikro: 60 tts = 1 cc


Tetesan/menit = Jmlh cairan yg dimasukan (cc)
Lama infus (jam)

pH N: 7,35 - 7,45
< 7,3 : asidemia
> 7,45: alkalemia

pe pCO2 maternal @ 10 mmHg pe pH sebesar: 0,08


Bila perubahan pH > cepat metabolik asidosis

Diuretik: GFR < 30-40 ml/mnt diuretik kuat


Diuretik hemat kalium pd R/ digitalis
Furosemid: - Mencegah reabsorbsi NaCl di Hansa Henle
- Meringankan kongesti pulmonum
- Me after load vent kiri pd gagal jtg kongestif
SE: hipokalemia, pe absorbsi asam urat, hipomagnesemia
Dosis oral 20-80 mg/hari

R/ morfin pd edema paru akut:


- Morfin meE/ vasodilatasi vena pulmonalis  tekanan paru me  difusi O2 – CO2 lebih baik
- Pd edema paru: jarak antara alveoli – kapiler mjd jauh dgn morfin  tekanan paru me,
edema me  difusi O2 – CO2 lebih baik
- Farmakologi dasar & klinik:
- edema paru akut: morfin iv rasa lega pd edema paru akut ok kegagalan ventrikel kiri:
mekanismenya tdk jelas; mungkin ok: - pe kecemasan ok sesak & gelisah
- me pre load cardiac (pe tonus vena)
- me after load (me resistensi perifer)

21
Item Nilai Normal
Na 135 - 147 mmol/L
K 3,5 - 5,5
Cl 94 - 111
pH 7,35 - 7,45
pCO2 38 - 45
pO2 104 - 108
HCO3- 24 - 31
Beec -2 - -6
CVP 5 – 12 mmHg
BUN 5 - 23
SC 0,5 – 1,2

Aminosteril 10%: 1 litre contain:


- L arginine 9 g - Glysine 10 g
- L histidine 3 g - L alinine 14 g
- L isoleucin 5 g - L proline 10,12 g
- L leucine 7,4 g - L serine 6,5 g
- L valine 6,2 g - Acethyltyrosine 2,074 g
- L threonine 4,4 g - Taurine 0,2 g
- L methionine 4,3 g - L ornithine-L aspartate 4,6 g
- L phenylalanine 5,1 g -Acetic acid 99-100% 3,674 ml
- L lysine acetate 9,31 - L tryptopane 2 g

- Total asam amino : 100 g


- Total Nitrogen content: 15,34/L
- Total Calories : 1675 KJ/I = 400 Kcal/L
- Osmolaritas: 965 mosm/L

Triofusin E 1000:
- Fructosa 120,00 g
- Glukosa monohydrate 66,00 g
- Xylitol 60,00 g
- Sodium chloride 4,680 g
- Potassium chloride 1,864 g
- Potassium dihydrogen phosphate 0,680 g
- Mg chloride 0,610 g
- Zinc sulphate 22 mg
- Thiamine hydrochloride 6 mg

22

Anda mungkin juga menyukai