Ukuran Panggul
Ukuran Panggul
- Mid Pelvis:
- Batas-batas:
- ant: margo inferior simfisis pubis
- lateral: ramus iskiopubikum
- post: dorsal: sakrum, lateral: ligamentum sakrospinosum
- Bidang: - tepi bwh symp
- spina ischiadikus
- sacrum vertebralis IV-V
- Spina ischiadika: diameter interspinarum N: 10- 10,5 cm
- Diameter ant-post (tepi bwh symp – sakrum): 11,5 cm
- Diameter sagitalis posterior: 5 cm
- Kesempitan Mid Pelvis: jumlah diameter interspinarum & diameter sagitalis posterior < 13,5
cm ( N: 15,5 cm; 10,5 + 5 cm)
Mid Pelvis Sempit: - >>> vs PAP sempit
- Sering meE/ deep transverse arrest (expl: hearth shape pelvis)
- Sempit bila: - spina ischiadica menonjol
- side wall konvergen
- sacroischiatic sempit
- Outlet Pelvis:
- Diameter intertuberositas ischii: > 8 cm:N; kepalan tinju antara TI tsb
Sempit: distansia intertuberum < 8 cm
1
Selama persalinan diameter biparietalis janin: 9,5-9,8 cm
Sirkumferensia:
- Sub occipito-bregmaticus: 32 cm (blkg kpl)
- Sub mentobregmaticus: 32 cm (muka)
- Suboccipitofrontalis: 34 cm (puncak)
- Mento occipitalis: 35 cm (dahi)
Distocia:
- Persalinan yg sulit (karakteristik: kemajuan persalinan yg lambat)
- Persalinan yg abnormal (sering ok disproporsi bag terendah janin vs jln lahir)
- PeE/ 3 P
- Labor/inpartu: - extent dilatation
- painfull contraction
Labor yg tdk efektif:
1. Dilatasi Cx yg inadekuat /pe yg tdk adekuat
- Protracted labor (slow progress)
Failure of descent: tdk adanya pe pd deselerasi ( 9-10 cm) atau kala II
2
KTG:
Hipoxia kronis:
- DJJ tdk berubah (pd awalnya) ok tdpt cadangan O2 awal uteroplasenta
- Berubah: - Variabilitas
- Akselerasi (-)
- Deselerasi berat
- Variabilitas jelek
- Resusitasi: 30 mnt
Hipoxia berat:
- bradikardi
- pe variabilitas
- variabel deselerasi/deselerasi lambat
Variabilitas: deviasi konstan DJJ ok drive simpts & parasmpts gigi gergaji & ireguler
Var: - absent: < 5 bpm
- low/: 5-10 bpm
- N: 10-25 bpm
- : > 25 bpm
3
Akselerasi: - pe amplitudo min 15 dpm selama 15 dtk
- bila var rdh, pe 10 dpm N
Akslrsi: - petunjuk berfungsinya SSO (tdk tjd asidemia); walau gambaran lainnya tdk N
- bila hipoxia akslrs (-) lebih dulu, baru variabilitas
Deselerasi: pe sesaat DJJ 10-15 dpm selama 15 dtk, ttp < 2 mnt
Def: plasenta terletak di atas atau sangat dekat dengan orifisium uteri interna. Tdpt 4 derajat
plasenta previa
1. Plc prev total: OUI tertutupi seluruhnya oleh plasenta
2. Plc prev parsialis: OUI tertutup sebagian oleh plasenta
3. Plc prev marginalis: tepi plasenta pada tepi OUI
4. Plc letak rendah: implantasi plc di SBR dimana tepi plc tidak mencapai OUI, ttp dekat dari
OUI
- Derajat plc prev tgt pengukuran dilatasi Cx pd saat VT. Expl: plc ltk rdh pd pembukaan 2 cm
plc prev parsialis pd 8 cm. Sebaliknya plc prev total sebelum dilatasi Cx plc prev parsialis pd
4 cm; ok Cx berdilatasi melewati tepi plc.
- Palpasi digital u/ memastikan perubahan-perubahan tsb (antara tepi plc & OUI) pd saat Cx
berdilatasi dpt memicu perdarahan hebat.
- Pd plc prev total/parsial, dpt tjd berbagai derajat separasi spontan plasenta (konsekuensi dari
pembentukan SBR & dilatasi Cx). Separasi tsb meE/ perdarahan ok pemblh drh yg robek.
Insiden: dari berbagai penelitian:
0,5% (1 dari 200) kelahiran; 0,55% (1 dari 180) kelahiran; 0,33% (1 dari 300) kelahiran; 0,26%
(1 dari 390) kelahiran
- Kontroversi: bila terjadi perdarahan yg tidak disertai nyeri yg berasal dari separasi fokal
plasenta yg berimplantasi di SBR namun berda jauh dari dilatasi Cx (OUI); apakah disebut sbg
plc previa atau solusio plc? Menurut William: Dx ke2nya (plc prev & solusio plc)
Etiologi:
4
- Umur tua: me risiko plc previa ( dari 169.000 kelahiran; terdapat 1 dari 1500 penderita usia <
19 th, & 1 dari 100 penderita usia > 35 th). Insiden plc previa me dari 0,3% ( 1976) mjd
0,7% (1997): ok terjadi pergeseran usia penderita obstetri.
- Multiparitas: berhub dgn plc prev. Pada 314 penderita para > 5: insiden: 2,2% (jauh lebih
tinggi dari paritas yg lebih kecil). Dari 169.000 penderita: insidennya: 1 dari 175 penderita dgn
para >3.
- SC sebelumnya: me kecenderungan plc prev. Nielsen dkk (1989): insiden plc prev me 5x pd
penderita LMR bks SC. Parkland: me 2x, peneliti lain: me 3x. insidenya juga me seiring
jmlh SC sebelumnya; 1,9% dgn LMR 2x, dan 4,1% pd LMR > 3x.
Fredericksen dkk: 25% histerektomi pd plc prev dgn SC berulang vs hanya 6% pd penderita yg
menjalani SC ok plc previa.
- Merokok: me insiden plc prev 2x. Hipoksemia karbon monoksida mengakibatkan hipertropi
plasenta kompensatorik. Mungkin berkaitan, defek vaskularisasi desidua, kemungkinan hasil
inflamasi atau perubahan atropik , dapat berimplikasi pada pembentukan/terjadinya plc previa.
- Vasa previa: dimana jalan/jalur pembuluh darah janin melalui membran amnion & tampak dari
OUI (melintasi OUI): peE/ APB yg jarang dgn angka ke† janin yg tinggi. Dx prenatal dgn USG
dpt me ke† perinatal.
KEHAMILAN KEMBAR
Monozygote/identical twins:
- 1 ovum yg terfertilisasi
- 1 dari 250 kelahiran tgt: ras, herediter, umur, paritas
a. Bila pembelahan < 72 jam post fertilisasi:
- 2 embrio
- 2 amnion
- 2 korion (diamniotik, dikorionik)
Dpt tjd 2 plc yg terpisah; atau 1 plc (2 yg fusi)
b. Bila pembelahan hr IV-VIII post fertilisasi:
- 2 embrio
- 2 amnion
- 1 korion (diamniotik, monokorionik)
c. + hr VIII: telah tbtk amnion monoamniotik
d. > VIII: setelah terbentuk diskus embrionik pembelahan tdk lengkap conjoined twin
Dizygotic Twin/Fraternal:
- dari 2 ovum yg terpisah
- 2x lebih sering vs monozygote
USG: Korionitas:
- Dpt dideteksi pd TM I
- 1 korion monozygote twin
- 2 korion monozygote twin/dizygote twin
- Bila tdpt 2 plc yg terpisah & adanya membran pemisah yg tebalmendukng dikorionik
- Janin dgn kelamin berbeda hampir selalu dikorionik
5
- Jika terdapat proyeksi triangular dari jaringan plasenta yg meluas melewati permukaan
korionik (twin peak sign) dikorionik
- Kombinasi :
- Letak plasenta
- Membran pemisah yg tebal
- Ada/-nya twin peak sign
- Kelamin janin
penentuan korionitas pd 90% kasus
Px plasenta & membran plasenta 2/3 kasus menentukan zygositas
- 2 plasenta
2 amnion
2 korion
dpt: - dizygotik
- monozygote yg membelah < 3hr setelah fertilisasi
- 1 plasenta
2 amnion
2 korion
dpt: - dizygotik
- monozygote yg membelah <selama 3hr I setelah fertilisasi
- 1 plasenta
- 1 korion
- 2 amnion
monozygote yg membelah hr IV-VIII setelah fertilisasi
Dx:
- TM II : ukuran uterus 5 cm > besar dp yg diharapkan pd uk 20-30 mgg
- TM III: palpasi: - 2 kepala pd kuadran berbeda
- DJJ pd 2 tempat berbeda
- pe AFP serum ibu
Adaptasi ibu:
- Awal TM I: nausea & muntah
- pe vol drh > 500 cc dari hamil tunggal
- kehilangan drh saat persalinan: 935 cc (> 500 cc dari T/H)
- anemia ibu ( ok pe kebutuhan besi & folat janin me)
- uterus & isinya dpt mencapai vol 10 L/>, BB me
Durasi H kembar:
- 50% persalinan < 36 mgg me ke† neonatal ; indikasi persalinan preterm: HT, IUGR,
solusio
- Insiden IUGR me nyata pd ke H kembar yg lahir pd k 39-41 mgg vs uk < 38 mgg
Park Land: tunggu s/d 40 mgg
- Penilaian AK pd ke H kembar lebih sulit shg > sering dipakai kantung tunggal yg
terdalam (dp AFI)
- NST: > peka u/ fetal well being pd ke H kembar, ok penilaian: AK sulit, biophsycal profile
> sulit.
6
Kembar Diskordan:
- Pd monokorionik biasanya ok ketidak seimbangan hemodinamik ok komunikasi pemb. drh
plasenta
- Dikorionik beda tempat implantasi plasenta; diskordan dpt ok implantasi yg 1 plasenta
kurang optimal
- Crowding in utero diskordan
- Pd dikorionikbeda potensi pertumbuhan sec genetik ( terutama beda jenis kelamin)
- morbiditas perinatal me bila diskordansi > 25% & bila mencapai 30% risiko relatif ke†: 5x
lipat
- morbiditas me pd TTTS
- Bila terjadi pertumbuhan diskordansi NST & biophysichal profile
TTTS:
- Jika komunikasi vaskuler dlm plasenta monokorionik memungkinkan transfusi dari darah
1 fetus (donor) ke fetus lan (resepient)
- Donor: anemik & IUGR
- Resepien: polycythemic & sirkulasi over load (Hydrops)
- 25% monokorionik TTTS; ttp sedikit yg berat
Dx: Dpt tjd pd TM II pe perfusi ginjal oligouriaoligohidramnion (resipien: hidramnion)
- monokorionik
- beda BB > 20%
- oligo-poli hidramnion
- beda Hb > 5 g/dL (kordosintesis)
Dx post natal:
- beda BB: 15-20%
- beda hB > 5 g/dL
- fetus donor: anemik
R/ Amnioreduksi:
- me overdistensi uterus
- me perfusi dgn me tek intra amnionik & me tek pd plasenta
R/ fetoskopic laser occlusion pd pemblh drh plasenta
TTTS berat: sering dideteksi pd uk 18-26 mgg, & survival rate pd uk < 28 mgg: 20-45%
Peny. Jantung:
Klas I: Uncomprimised: p’batasan aktivitas fisik (-), G/ insuf jtg (-),anginal pain (-)
Klas II: Comprimised rgn: p’batasan ringan aktivitas fisik, nyaman saat istirahat, ttp tdk nyaman
bila aktivitas biasa; fatique, palpitasi, dyspnue, anginal pain
Klas III: Comprimised sdg: p’batasan aktivitas fisik. Nyaman saat istirahat, ttp tdk nyaman bila
aktivitas fisik yg lebih rendah dari biasanya: fatiqueexesif, palpitasi, dyspnue, anginal
pain
Klas IV: Comprimised brt: tdk dpt beraktivitas; insuf jtg bahkan tjd saat istirahat & jika
beraktivitassemakin tdk nyaman
7
Mekanisme infeksi menginisiasi persalinan:
Bakteri fosfolipase A2
Infeksi mengaktivasi as arakidonat pd membran amnion
Sitokin prostaglandin
- uterotonin meE/ kontraksi uterus
- uterotropin mempersiapkan uterus u/ membentuk:
- gap junction (memudahkan kontraksi uterus
yg terkoordinasi)
- perlunakan Cx
Endotoksin bakteri
(lipopolisakarida)
masuk ke cairan amnion
sel- sel desidua
sitokin & prostaglandin inisiasi persalinan
Oksitosin & Prostaglandin: Tom P Barden, The effect of drugs on uterine contractility,
on fetal and maternal medicine, Quilligan EL, 109-110, 1980
- Miliaran sel-sel miometrium bergabung membentuk otot polos uterus. Unsur yg berperan dlm
kontraksi sel miometrium adalah sel-sel miofibril interseluler yg tdd:
- serat protein
- aktin
- miosin
- Ke2 tipe miofibril tersebut (aktin & miosin) bergabung kontraksi uterus.
- Interaksi aktin-miosin sensitif terhadap Ca++
- Oksitosin & prostaglandin bekerja mell pemecahan sebagian besar jaringan yg berasal dari
retikulum sarkoplasma (yg menunjukkan pelepasan kalsium akibat adanya oksitosin &
prostaglandin tsb).
- Saat relaksasi: sebagian sel-sel berfungsi mengeluarkan energi u/
- memompa Ca++ keluar membran sel atau
- u/ masuk ke dlm “ daerah penyimpanan Ca++ intra seluler, tdd:
(mitokondria, ret sarkoplasma, vesikel membran sel)
- Kontraksi: sel mengijinkan:
- Ca++ u/ masuk ke dlm sel dr tempat penyimpanan (intra seluler)
- Ca
++
u/ masuk ke dlm sel dr konsentrasi extra seluler yg > tinggi
energi u/ kontraksi
8
R/ MgSO4 PPI:
- MgSO4 iv 10% 4g (MgSO4 20%= 5g/25 ccambil 20 cc=4 g 20% + 20 cc Aqua) beri
pelan-pelan selama 15 mnt
9
- 5 fls MgSO4 20% (20 g) dlm D5%; tetersan mulai 13 tts/mnt, di @ 15 mnt: 6 tts s/d
max 25 tts/mnt pertahankan 12 jam
- Mulai 25 tts/mnt selama 4 jam: evaluasi: bila His (-) lanjutkan s/d 12 jam (dari mulai
25 tts/mnt)
- Bila His (+) 2x/10 mnt selama 30”, refleks patela (-), depresi pernafasan gagal
konservatif
- Setelah 12 jam 25 tts/mnt tts di @ 30 mnt (3 tts) s/d 13 tts/mnt pertahankan 24
jam
- (30 mnt sebelum 24 jam tsb, sebelum infus dilepas: R/ MgSO4 20% 2 g (10 cc), im)
pindah ke Ruangan
- R/ MgSO4 20% 2g (10 cc) @ 6 jam selama 24 jam
Oksitosin drip:
- Infus oksitosin 2,5 IU (1/4 amp) dlm D5% 500 cc: mulai 10 tts/mnt
- Naikkan kecepatan tts: 10 tts/mnt @ 30 mnt s/d kontraksi adekuat (3x/10’ selama 40”) &
pertahankan s/d lahir
- Jika tdk tercapai kontraksi yg adekuat (setelah 60 tts/mnt): konsentrasi oksitosin mjd 5
IU (1/2 amp) dlm D5%: mulai 30 tts/mnt @ 30 mnt di 10 tts/mnt s/d 60 tts/mnt,
kecuali his telah adekuat
- Jika His blm adekuat setelah 60 tts/mnt selama 30 mnt bila multi gravida: gagal oksi
drip SC, bila primi gravida: oksitosin mjd 10 IU (1 amp) dlm D5% 500cc: mulai 30
tts/mnt di 10 tts/mnt @ 30 mnt s/d 60 tts/mnt: s/d His adekuat. Bila His tetap
gagalSC
ULTRASONOGRAFI
10
- Dgn USG menentukan:
- Kehamilan intra/ekstra uterin
- Evaluasi kehamilan
- Letak & presentasi janin
- Lokasi plasenta
- Kelainan bawaan janin
- Biometri janin serial sec tdk langsung memperkirakan UK & PBB
- Dgn PBB & ukuran biometri janin serial - Gangguan pertumbuhan janin
- Evaluasi fungsional janin
Px USG Dasar:
1. Konfirmasi kehamilan intrauterin atau ekstrauterin
2. Evaluasi kehamilan intrauterin
3. mengukur biometri janin
4. Menentukan uk & taksiran berat janin
5. Tidak ada kesesuaian antara uk dgn besar rahim
6. Mencari penyebab perdarahan
7. Evaluasi kesejahteraan janin
USG TM I
- 4 mgg setelah HPHT: - GS (+) yg berimplantasi dlm cav uteri tanda awal keØ
- Hanya ada extraembrionic coelom/chorionic sac saja
- Amnionic cavity baru mulai terbentuk
- 5-6 mgg setelah HPHT: Dx awal keØ GS (+) dlm cav uteri
- GS: - Selama masa embrionik merupakan kesatuan chorion cavity & amnion cavity yg dikelilingi
vili korealis
- Dindingnya tebal & uniform
- Ø + 8 mm cincin tanpa interval echo
- Dinding GS tdd sito & sinsitiotropoblas yg dikelilingi desidua (selama yolk sac & neural
plate di bwh kekuatan resolusi alat USG). Sedangkan desidua capsularis mengelilingi
permukaan GS yg bebas. Kedua lapisan tsb sec sonografis tampak spt lingkaran yg
mengelilingi GS yg echolusen. Lapisan sinsitiotropoblas sebera meluas dan menjadi
chorion frondusum atau premitive palsenta/primordial plasenta
- UK 7-10 mgg: yolk sac tampak dlm chorion cavity, amniotic cavity membesar sehingga corion
cavity menghilang pd mgg ke10. Fusi antara amnion & choron sering tdk sempurna shg
pd TM II tampak sbg amniotic membrane.
11
- CRL: - UK yg paling tepat dari semua parameter janin.
- Jarak kepala-bokong (kaki atau yolk sac tdk ikut diukur)
- UK: 7-12 mgg ketepatan tinggi, ttp > 12 mgg: validitas me (ok fetus flexi dlm
berbagai derajat)
- UK 11-13 mgg:
- GS mengisi seluruh cav uteri
- Primordial placenta makin jelas
- Bentuk bervariasi ok adanya tekanan o/ VU & promontorium
VU yg overdistensi GS gepeng decidual cast pd keØ ektopik; jika VU dikosongkan
btk GS kembali N
- UK 12 mgg: Kpl janin sdh dpt diukur u/ estimasi UK
> 12 mgg: ketepatan CRL u/ estimasi UK berkurang, ok janin melungker shg jarak kpl-bokong
tdk garis lurus underestimated
- Tiga macam cara u/ estimasi UK pd TM I: CRL, BPD, FL.
- UK 15-28 mgg: FL & BPD paling akurat u/ estimasi UK
- 3 Tabel BPD & FL (5,50 & 95 persentil):
- Jeanty : SD u/ BPD: 2,6 mgg; SD u/ FL: 1,8 mgg
- Hadlock: SD u/ BPD: 2,2 mgg; SD u/ FL: 1,3 mgg
- Shepard : SD u/ BPD: 3,6 mgg; SD u/ FL: 2,2 mgg
- UK > 28 mgg: biometri tdk BPD saja, ttp: CI (cephalic index): ratio BPD & OF(occipito frontalis).
CI selama kehamilan: 0,8 (0,75-0,85)
CI < 0,75: dochilocephaly
CI > 0,85: brachicephaly
BPD pd UK > 28 mgg memiliki keuntungan:
- Sambil mencari kemungkinan adanya kelainan pertumbuhan pertumbuhan tlg kpl
- BPD: salah satu parameter u/ estimasi berat janin
- Sec tdk langsung melihat kelainan otak
Mengukur FL
- U/ estimasi UK: FL lebih baik dp BPD ok:
- Kurang terpengaruh o/ gangg pertumbuhan janin
12
- Mudah dicari
- SD FL < SD BPD
- Pertumbuhan FL > cepat dp BPD
- U/ mencari kelainan tulang (displasia)
- Cara:
1. Ikuti potongan janin dari cranial ke caudal, s/d VU & crista iliaca (2 gema kuat)
2. Transduser digerakkan ke caudal pangkal femurputar s/d gbr tulang panjang
3. Ukur FL; tdk termasuk caput femoris. Pilih femur depan
Mengukur BPD:
- Cara:
1. Cari potongan yg paling simetris
2. Btk yg terbaik adalah oval dgn permukaan halus, & cari potongan terbesar
3. Cari thalamus (yg menjepit ventrikel III); V III sangat tipis, di anteriornya tampak
septum pellucidum (ventrikel V, ke2 ventrikel bebas gema, di ka-ki tampak massa dgn
gema tinggi dari plexus choroidalis
4. Thalamus bbtk hati, puncak hati: arah vertebra janin (dgn BPD mengetahui presentasi
janin)
5. Tempatkan garis tengah (middle echo) di tengah antara ke2 tulang parietalis
6. Diameter anteriorposterior kepala yg terbesar (ukuran occipito-frontalis). Bila ukuran tsb
tdk maximal pemendekan anteriorposterior (pd setinggi BPD)
- Kesalahan yg sering dilakukan:
1. Potongan kepla tdk simetris
2. Potongan terlalu tinggi tampak badan ventrikel lateralis, terlalu rendah pedunculus
cerebralis
3. Kaliper tdk tegak lurus dgn garis tengah
4. Transduser terlalu menekan perut ibu merubah btk kpl janin
13
- Setelah thalamus & cavum pellucidum terindentifikasi transduser diputar sedikit ke
arah kaudal tampak gambaran serebelum ( kupu-kupu)
- Kmd ukur jarak terlebar melewati ke-2 hemisferium (outer ke outer)
- Sisterna magna diukur dgn penampang yg sama dgn mengukur jarak posterior
serebelum ke dinding dlm oksiput
Visualisasi orbita:
- Dpt divisualisasikan pd penampang yg sama dgn BPD kmd digeser sejajar ke arah
kaudal
- Kriteria penampang yg tepat u/ visualisasi orbita:
- Simetris
- Tampak ke-2 mata, dgn diameter serupa
- Dicari penampang diameter mata yg dpt divisualisasi; ukuran yg dpt dibuat: diameter
orbita, diameter interorbita, & diameter orbita luar
Estimasi Berat Janin:
- BPD & AC saja tdk menggambarkan PBB janin sebenarnya; shg bbrp peneliti
menggunakan: BPD, AC, luas lingkaran perut & FL
- PBB kasar bisa dilakukan dgn mengukur BPD, AC, atau FL secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama. PBB dpt diketahui pd monitor/tabel PBB
- BPD & AC sering dipakai: mudah & nilai prediksi cukup tinggi
- Px tunggal PBB adalah AC, atau gabungan AC & BPD
- Parameter kepala sering dibandingkan dgn paramater perut bila tdpt beda UK antara
BPD & AC > 2 mgg curiga PJT (Bila BPD > AC: PJT, bila sebaliknyamungkin
mikrosepali)
- Formula Shepard: penyimpangan 100 g/1 kg berat janin
- Estimasi berat janin (PBB) dpt dihitung dgn rumus:
- SGA: Bila BB di bwh persentil 10, 5, atau 3 (dari kurva pertumbuhan janin)
14
- Estimasi BB saat Dx pertama kali
- Kesejahteraan janin
- Kondisi ibu
- Penilaian sebelumnya
bila kondisi ibu & janin baik pengamatan dilakukan 2 mgg kmd
- PBB janin dpt dipakai u/ Dx JTL; akurasinya makin me jika + S/D ratio a umbilikalis
15
Monitoring Fetal Growth & Fetal Wellbeing
C. Screening Genetic:
Disamping Px USG, perlu pula Px:
- Nuchal fold
- AFP, ßhCG & estriol
- Karyotyping, DNA analisis, sitogenetik
- Amniosintesis (pd UK 16-18 mgg)
- CVS
- Percutaneus umbilical blood sampling (PUBS = cordocentesis)
- Fetoscopy, fetal tissue biopsy
D. Fetal Doppler:
- Aliran drh fetus dpt digunakan u/ menilai kondisi janin.
Dpt menggunakan:
- Arteri serebri media
- Aorta
- Arteri hepatika
- A. renalis
- Pemb drh umbilikus
16
Down Syndrome: > 70% kasus tjd pd wanita usia > 35 th. Screening: AFP, estriol, ßhCG,
bila dikombinasikan dgn umur ibu & rw keluarga uji esensial & uji spesifik
Spina bifida: > 95% neural tube defect tjd pd wanita tanpa ada rw kel tsb pd keØ
sebelumnya. Screening: AFP (spesifik u/ kel tsb). R/ as folat: pencegahan rutin neural tube
defect
Air Ketuban:
Faktor fetal wellbeing penting lainnya adalah vol AK
- OligoH: abnormalitas jumlah AK (sedikit); dgn definisi:
- AFI < 5th percentile
- OligoH sedang (pocket < 2 & > 1cm)
- OligoH (pocket < 1cm)
- < 400-500 ml saat aterm
Transvaginal Cerclage:
1. McDonald: - Purse-string suture
- No dissection
- At level of external Os
2. Shirodkar: - Single suture
- Dissection needed
- Closer to internal Os
17
- Penilaian profil biofisik janin : salah satu cara efektif u/ mendeteksi hipoxia lebih dini (sebelum
meE/ ke† /kerusakan permanen); dimungkinkan dgn alat USG & KTG
- USG real time resolusi tinggi dpt dipakai u/ menilai:
- Prilaku & fungsi janin
- Morfologi & morfometri janin
- Plasenta
- Tali pusat
- Vol AK
Farmakologi:
Sympatis:
- Pe TD: pe tahanan aliran drh arterial
- Tek drh arteri (BP) = CO x PVR (peripheral vascular resistance)
- Rangsangan saraf sympatis meE/:
- konstriks arteriole
- pe CO
- kontraksi pemb drh venula pasca kapiler me aliran drh balik vena ke jtg
Ginjal:
- Pe perfusi ginjal meE/:
- pe reabsorbsi garam & air
- pe renin angiotensin II vasokonstriksi
aldosteron me resorbsi Na
18
- me tekanan drh
2. Simpatoplegik: - me tahanan vaskuler perifer
- menghambat fungsi jtg
- me pengumpulan vena dlm pemb drh kapasitans CO
3. Vasodilator langsung:
- langsung vasodilatasi otot polos vaskuler dilatasi p drh resisten & me kapasitans
4. Obat yg mencegah produksi/efek angiotensin
- meE/: - pe tahanan vaskuler perifer
- pe volume drh
- Kelompok obat yg bekerja dgn bermacam mekanisme memungkinkan kombinasi 2/> obat
shg me efikasi & dlm bbrp kasus me toksisitas
- Pd HT berat: diuretik + vasodilator+ simpatoplegik
Diuretik:
- me TD dgn cara: me Na tubuh
- Na me tekanan vaskuler dgn: me kekakuan pembuluh drh & reaktivitas saraf (ok pe
pertukaran Na & Ca pe Ca intra seluler)
Diuretik Na hilang
Catapres/clonidin:
- Simpatoplegik sentral, cara kerja?
- Pe TD ok pe curah jantung ok: - pe denyut jtg
- relaksasi pemb2 drh
- pe tahanan vaskuler perifer
- Clonidin & methyl dopa: me aliran keluar simpatis dari pusat vasopresor di dlm batang otak;
ttp memungkinkan pusat tsb mempertahankan atau bahkan me
sensitivitasnya thdp kontrol baroreseptor
- Methyl dopa: me TD; me tahanan vaskuler perifer dgn variasi pe denyut jtg & curah jtg.
Dosis: 1-2 g/hr, efek anti hipertensi 4-6 jam
19
Na Nitropruside:
- vasodilator parenteral kuat
- u/ HT emergency + gagal jtg berat
- Dpt vasodilatasi arteri & vena:
- me tahanan vaskuler perifer
- me venous return, ok:
aktivasi guanyl cyclase baik dgn pelepasan nitrix oxide atau stimulasi
langsung enzym tsb; hasilnya: pe c GMP intra seluler relaksasi otot
polos vaskuler
Semua obat yg dpt me TD dgn mengubah fungsi simpatis dpt meE/ efek kompensasi mell
mekanisme yg tdk bergantung dgn saraf adrenergik. Shg terapi tunggal obat tsb terbatas
efektivitasnya ok tjd: - retensi Na o ginjal
- ekspansi vol drh shg simpatoplegik paling efektif bila +
diuretik
Total air tubuh (%) : 50%
- intra sel: 50%
- ekstra sel : 30%
- plasma : 4%
- interstitiil : 16%
- Kebutuhan cairan dws: 30-35 ml/kg BB; ke 1C : tambah 10-15%
- Keseimbangan CM/CK:
- CM: - Minum: 800-1700 cc
- Makan: 500-1000 cc
- Hasil oksidasi: 200-300 cc
- CK: - Urine: 600-1600 cc
- Tinja: 50-200 cc
- Insensible loss: 850-1200 cc
- Kehilangan air tubuh mell urine, feses, paru, keringat: Dws: 1,5 - 2 cc/kgBB/jam
20
- R/ kristaloid (RL): sebanyak 2,5 x perhitungan defisit (buku lain: 3-4x defisit)
- R/ koloid: defisit
Kebutuhan darah:
WB = Hb x 65 x BB
12
PRC = Hb x 65 x BB
24
Kebutuhan albumin
= (D-A) (BW x 40) x 2
100
D: desire alb; A: achive alb ; BW: body weight; 40: konstanta
pH N: 7,35 - 7,45
< 7,3 : asidemia
> 7,45: alkalemia
21
Item Nilai Normal
Na 135 - 147 mmol/L
K 3,5 - 5,5
Cl 94 - 111
pH 7,35 - 7,45
pCO2 38 - 45
pO2 104 - 108
HCO3- 24 - 31
Beec -2 - -6
CVP 5 – 12 mmHg
BUN 5 - 23
SC 0,5 – 1,2
Triofusin E 1000:
- Fructosa 120,00 g
- Glukosa monohydrate 66,00 g
- Xylitol 60,00 g
- Sodium chloride 4,680 g
- Potassium chloride 1,864 g
- Potassium dihydrogen phosphate 0,680 g
- Mg chloride 0,610 g
- Zinc sulphate 22 mg
- Thiamine hydrochloride 6 mg
22