Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah proses yang bersifat terencana dan sistematik, karena itu
perencanaannya disusun secara lengkap, dengan pengertian dapat dipahami dan
dilakukan oleh orang lain dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Sistem
pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas
pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Antara pengukuran, penilaian,
evaluasi saling berkaitan dalam pencapaian kualitas pembelajaran. Oleh karena itu
perlu pembahasan lebih lanjut mengenai konsep dasar pengukuran dan penilaian.
Setiap orang pada saat-saat tertentu harus membuat keputusan pendidikan,
yaitu keputusan yang berkaitan dengan soal pendidikan, baik yang menyangkut diri
sendiri ataupun orang lain. Keputusan-keputusan semacam ini dapat mempunyai
ruang lingkup yang besar, seperti misalnya keputusan seorang Menteri Pendidikan
dan kebudayaan tentang penerapan sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan,
dapat pula mempunyai ruang lingkup yang kecil, seperti misalnya keputusan seorang
ibu tentang perlu atau tidaknya mengharuskan anaknya belajar secara tetap setiap
malam atau putusan seorang mahasiswa mengenai mata kuliah pilihan mana yang
akan diambilnya pada suatu semester.
Untuk dapat dicapainya keputusan yang baik diperlukan informasi yang
lengkap dan tepat. Informasi semacam ini akan diperoleh melalui pengukuran dan
penilaian pendidikan. Pengumpulan, pengolahan, pengaturan dan penyajian informasi
pendidikan melalui pengukuran dan perlilaian menjadi tugas dan tanggung jawab
para pendidikan. Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu
melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-jelas
mengadakan pengukuran dan penilaian. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian,
setelah berpakaian kemudian dihadapkan ke kaca apakah penampilannya sudah baik
atau belum.
Dari kalimat tersebut kita sudah menemui tiga buah istilah yaitu: evaluasi,
pengukuran, dan penilaian. Sementara orang cenderung lebih mengartikan ketiga kata

1
tersebut sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam pemakaiannya
tergantung dari kata mana yang siap diucapkannya.Dalam setiap pembelajaran,
pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan.
Hasil yang dimaksud adalah baik atau tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat,
dll. Apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik
tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian sebaliknya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah
dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi
yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran. Dalam makalah ini penyusun akan membahas tentang pengertian dari
pengukuran, penilaian dan evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran ?
2. Apa yang dimaksud dengan penilaian ?
3. Apa yang dimaksud dengan evaluasi ?
4. Apa fungsi evalusi pendidikan ?
5. Apa tujuan evaluasi pendidikan ?
6. Apa kegunaan evaluasi pendidikan ?
7. Bagaimana subjek evaluasi pendidikan ?
8. Bagaimana ruang lingkup evaluasi pendidikan ?
9. Apa prinsip evaluasi pendidkan ?
10. Bagaimana hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengukuran
2. Untuk mengetahui pengertian penilaian
3. Untuk mengetahui pengertian evaluasi
4. Untuk mengetahui fungsi evaluasi pendidikan
5. Untuk mengetahui tujuan evaluasi pendidikan
6. Untuk mengetahui kegunaan evaluasi pendidikan
7. Untuk mengetahui subjek evaluasi pendidikan
8. Untuk mengetahui ruang lingkup evaluasi pendidikan
9. Untuk mengetahui prinsip evaluasi pendidikan
10. Untuk mengetahui hubungan pengukuran, penilaian, dan evaluasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu
objek secara sistematik. Penentuan angka ini merupakan usaha untuk
menggambarkan karakteristik suatu objek. Selain itu, pengukuran juga pada dasarnya
merupakan kuantifikasi suatu objek tau gejala. Semua gejala atau objek dinyatakan
dalam bentuk angka atau skor, dan objek yang diukur bisa berupa fisik maupun non
fisik. Pengukuran objek fisik seperti berat badan, tinggi badan, luas lapangan, jumlah

3
siswa, dan lain sebagainy dilakukan secara langsung. Sedangkan objek non fisik
misalnya prestasi belajar, prestasi kerja, kejujuran, percaya diri dilakukan secara tidak
langsung, yaitu melalui pemberian stimulus. Atau dengan kata lain, pengukuran
dapat diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas
tertentu. Dalam pengukuran harus menggunakan alat ukur (tes atau non- tes). Alat
ukur tersebut harus memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Dalam
bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel- variabel sosial lainnya, kegiatan
pengukuran biasanya menggunakan tes.

Menurut Yusuf (2005) pengukuran dalam proses belajar mengajar merupakan


suatu prosedur penerapan angka atau symbol terhadap suatu objek atau kegiatan
maupun kejadian sesuai dengan aturan. Selanjutnya, Cangelosi (1995) berpendapat
bahwa pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan
yang telah ditentukan. Dalam hal ini pendidik menaksir prestasi siswa dengan
membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka,
mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti
melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Pengukuran memiliki dua
karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu
aturan atau formula tertentu.

Pengukuran (Measurement) merupakan proses yang mendeskripsikan


performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka)
sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan
dengan angka-angka. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang
menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut
atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang
mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus
disepakati secara umum oleh para ahli.

4
Kegiatan evaluasi hasil belajar memerlukan data yang diperoleh dari kegiatan
pengukuran. Kegiatan pengukuran memerlukan instrument yang diharapkan
menghasilkan data yang shahih dan andal. Kegiatan pengukuran dalam proses
pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk tugas- tugas rumah, kuis, ulangan tengah
semester, dan akhir semester. Pengukuran dalam proses belajar mengajar atau dalm
pendidikan merupakan suatu prosedur penerapan angka atau symbol terhadap suatu
objek atau kegiatan maupun kejadian sesuai dengan aturan. Dengan demikian,
pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik
peserta didik tertentu dan pengukuran merupakan prosedur yang dapat digunakan
oleh tenaga pendidik dalam mengumpulkan kuantatif.

2.2 Penilaian (Assessment)


Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari assessment, bukan dari istilah
evaluation. Depdikbud mengemukakan penilaian adalah suatu kegiatan untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Kata menyeluruh” disini mengandung arti
bahwa penilaian tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu
saja, tetapi juga mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai- nilai.
Sedangkan Yusuf Muri (2005) mengartikan penilaian adalah suatu proses
pengumpulan informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan tentang
kebijakan pendidikan, mutu pendidikan, mutu program pendidikan atau mutu
kurikulum, mutu proses pendidikan , mutu input dan produk atau tentang penugasan
peserta didik berkenaan dengan sesuatu yang telah diajarkan pada pserta didik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah proses atau kegiatan
yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar siswa dalam rangka membuat keputusan- keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Menurut Firman (2000), penilaian merupakan proses penentuan informasi yang
dilakukan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan

5
sebelum keputusan. Suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik menggunakan tes
dan non tes. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasibelajar seorang
peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam
kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan
proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana
pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar
harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah
diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang
dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan proses dan hasil belajar, bukan hanya sebagai cara yang digunakan
untuk menilai hasil belajar. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi
kepada guru untuk meningkatkan kemampuan megajarnya dan membantu siswa
mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya adalah kegiatan
penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan
prinsip pedagogis.
a. Fungsi Penilaian
1. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta
didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya,
baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk
penjurusan (sebagai bimbingan).

6
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru
menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan
peserta didik.
b. Tujuan Penilaian
Tujuan Umum
1. Menilai pencapaian kompetensi peserta didik.
2. Memperbaiki proses pembelajaran.
3. Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa.
2. Mendiagnosa kesulitan belajar.
3. Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar.
4. Penentuan kenaikan kelas.
5. Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan
merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

c. Prinsip Penilaian
1. Valid/sahih
Penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa,
misalnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka
kegiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang dinilai.
Oleh sebab itu penilaian tidak menyimpang dari kompeensi yang akan dicapai
2. Objektif
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilaian.
3. Transparan/terbuka
Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka
bagi semua pihak (siswa, guru, sekolah, orang tua, dan pihak lain yang
terkait).
4. Adil
Penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan latar
belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, dan jender. Penilaian berbasis kelas

7
menempatkan posisi siswa dalam kesejajaran, dengan demikian setiap siswa
akan memperoleh perlakan yang sama.
5. Terpadu
Penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran.
6. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

7. Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik hendaknya mudah dipahami, mempunyai
arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru,
peserta didik, dan orangtua serta masyarakat.
8. Sistematis
Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkahyang baku.
9. Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
10. Beracuan Kriteria
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

2.3 Evaluasi
2.3.1 Pengertian Evaluasi
Secara harfiah, evaluasi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu “evaluation”.
Sedangkan dalam Bahasa Arab yakni “at-taqdir” yang berarti penilaian atau
penaksiran .Evaluasi merupakan suatu proses sistematis untuk mengetahui bukti
dalam menentukan peringkat penguasaan peserta didik dalam belajar dan efektivitas
pembelajaran. Selain itu, evaluasi dapat diartikan memberikan pertimbangan terhadap
pertumbuahn peserta didik dibandingkan dengan tujuan atau nilai-nilai (Indikator
kerja) yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Yusuf, 2005). Menurut kamus besar
Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian dimana penilaian itu ditujukan pada orang

8
yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari
jabatan strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya. Evaluasi adalah suatu
proses penelitian positif dan negatif atau juga gabungan dari keduanya.

Berikut ini beberapa pengertian evaluasi dari para ahli:

a. Menurut Cross, evaluasi meruapakan proses yang menentukan kondisi,


dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara
langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan mengukur derajat,
di mana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya, evaluasi juga merupakan
proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan
suatu informasi bagi keperluan mengambil keputusan.
b. Stufflebeam, mendefinisikan evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan
suatu alternatif keputusan.
c. Menurut Bloom, evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis
untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri
siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa
atau tidak.
d. Zainul dan Nasution menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai
proses pengambilan keputusan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar, baik menggunakan instrument tes maupun
non- tes.
e. Arikunto mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.

9
Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu
program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan,
memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program ke depannya agar jauh
lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat ke depan dari pada melihat kesalahan-
kesalahan dimasa lalu, dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi
keberhasilan program. Dari sisi kegiatan belajar mengajar atau kegiatan pembelajaran
evaluasi merupakan pemberian pertimbangan, nilai dan arti terhadap data atau
informasi melalui pengukuran atau assement. Dengan demikian misi dari evaluasi itu
adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa mendatang atas suatu program.

Berdasarkan pengertian tersebut, ada beberapa hal yang perlu dipahami lebih
lanjut:

a. Evaluasi adalah suatu proses, bukan suatu hasil (produk). Hasil yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu. Baik yang
menyangkut nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian
nilai dan arti itu adalah evaluasi. Memebahas evaluasi berarti mempelajari
bagaimana proses pemberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu.
b. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan nilai dan arti.
c. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan . melalui
pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti/ makna dari sesuatu yang sedang
dievaluasi.
d. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria
tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan
bukanlah suatu proses yang adapat diklasifikasikan sebagai evaluasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan tentang perbedaan
antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian dalam pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria
judgment atau tindakan dalam pembelajaran. Sedangkan penilaian dalam

10
pembelajaran ialah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara
berkala, berkesinambungan, serta menyeluruh tentang proses dan hasil dari
perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui program kegiatan belajar.
Sementara itu, pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu yang bersifat numerik.

2.3.2 Fungsi Evaluasi Pendidikan


Secara umum, fungsi pokok evaluasi pendidikan adalah mengukur kemajuan,
menunjsng penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakuakn penyempurnaan
kembali. Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam pendidikan ditilik dari tiga
segi, yaitu :

a. Segi Psikologis
Kegiatan evaluasi dari segio psikologis dapat dilihat dari dua sisi yaitu
dari sisi peserta didik dan sisi pendidik. Bagi peserta didik, evaluasi
pendidikan akan memberikan pedomab atau pegangan batin kepada
mereka untuk mengenal kapasitas danstatus dirinyaa masing-masing
ditengah kelompok atau kelasnya. Dengan dilakuakn evaluasi terhadap
hasil belajar siswa , misalnya maka para siswa akan mengetahui apakah
dirinya termasuk siswa berkemampuan tinggi, rendah, atau sedang.
Bagi para pendidik, evaluasi pendidikan akan emmberikan kepastian atau
ketetapan hati kepada pendidik tersebut, sudah sejauh mana kiranya usaha
yang telah dilakukan selama ini apakah telah menunjukkan hasil sehingga
ia secara psikologis memliki pedoman atau pegangan batin yang pasti
digunakan untuk menentyukan langkang-langkah apa saja yang perlu
dilakukan selanjutnya.
b. Segi Didaktik
Bagi peserta didik, secara didaktik evaluasi pendidikan akan memberikan
dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat memperbaiki,

11
meningkatkan dan mempertahankan prestasinya. Evaluasi hasil belajar
akan menghasilkan nilai hasil belajar untuk masing-masing individu
siswa. Ada siswa yang nilainya rendah, maka siswa tersebut terdorong
utnyuk memperbaikinya agar untuk waktu yang akan datanf nilainya
tiodak serendah sekarang.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu memiliki lima
fungsi, yaitu :
a) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah
dicapai oleh peserta didiknya
b) Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi
masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
c) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian
menetapkan status peserta didik
d) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar
bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
e) Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program
pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
c. Segi Administratif
Evaluasi pendidikan memiliki tiga fungsi, yaitu :
a) Memberikn laporan
Dengan melakuakn evaluasi akan dapat disusun dan disajikan laporan
mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu. Laporan
mengenai perkembangan dan kemajuan belajar peseerta didiknya
umumnya tertuang dalam bentuk lapor atau kartu hasil studi.
b) Memberikan Bahan-bahan Keterangan (Data)
Nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan
pengampilan keputusan pendidik dan kembaga pendidikan.
c) Memberikan Gambaran
Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses
pembelajaran tercermin antara lain dari hasil-hasil belajar para peserta
didik setelah dilakukan evaluasi hasil belajar (Sudijono, 2011).

12
2.3.3 Tujuan Evaluasi Pendidikan
Secera umum tujuan evaluasi dalam pendidikan ada dua, yaitu :
a. untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai
dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam
pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
b. Untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah efektivitas mengajar dan
metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh
pendidik serta kegiatan belajar yang dilakasankan oleh peserta didik.
Adapun tujuan khusus dari kegitan evaluasi pendidikan dalam pendidikan
adalah
a) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuah program
pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul
kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki
dan meningkatan prestasinya msing-masing.
b) Untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab keberhasilan
dan ketidakberhsdilsn pesert didik dalam mngukuti program
pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan kelaur atau
cara-cara perbaikannya (Sudijono, 2011).

2.3.4 Jenis-jenis Evaluaasi


Jika dilihat dari pentahapannya, secara umum evaluasi dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu:
1. Evaluasi tahap perencanaan
Yaitu evaluasi yang digunakan dalam tahap perencanaan untuk mencoba
memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan
kemungkinan terhadap cara pencapaian tujuan yang ditetapkan
sebelumnya.

2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan


Pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa
untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan
rencana. Terdapat perbedaan antara konsep menurut penelitian ini dengan

13
monitoring. Evaluasi bertujuan terutama untuk mengetahui apakah yang
ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk
dapat mencapai tujuan tersebut. Sedangkan monitoring bertujuan melihat
pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan rencana dan bahwa rencana
tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan, sedangkan evaluasi melihat
sejauh mana proyek masih tetap dapat mencapai tujuan, apakah tujuan
ersebut sudah berubah dan apakah pencapaian program tersebut akan
memecahkan masalah yang akan dipecahkan.
3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan
Dalam hal ini konsep pada tahap pelaksanaan, yang membedakannya
terletak pada objek yang dinilai dengan yang dianalisa, dimana tingkat
kemajuan pelaksanaan dibanding rencana tetapi hasil pelaksanaan
dibanding dengan rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh
pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang akan atau ingin
dicapai (Suharto, 2006).

2.3.5 Kegunaan Evaluasi Pendidikan


Kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam pendidikan adalah
a. Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi
tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program
pendidikan.
b. Terbukanya kemungkinan untuk dikethuinya relevansi antara program
pendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai.
c. Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan,
penyususaan dan penyempurnaan program pendidikan yang di pandang
lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan,
akan dapat dicapai dengan hasil yang sebaik-sebaiknya.

2.3.6 Objek (Sasaran) Evaluasi Pendidikan


Dilihat dari segi input, maka obyek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga
aspek, yaitu :
1. Aspek Kemampuan

14
untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti
program peserta didik itu harus memiliki kemampuan susuai atau
memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program
pendidikan tertentu itu, nantinya peserta didik tidak akan mengalami
hambatan atau kesulitan. Sehubungan dengan itu, maka bekal
kamampuan yang dimiliki oleh para calon peserta didik perlu dievaluasi,
guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masng calon peserta didik dalam mengikuti program pendidikan
tertentu. Adapun alat evaluasi yang biasa digunakan untuk mengevaluasi
kemampuan peserta didik adalah tes kemmapuan.
2. Aspek Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan
menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Evaluasi yang dilakukan
untuk mengetahui atau mengungkap kepribadian seseorang adalah dengan
jalan menggunakan test kepribadian ( personality test).
3. Aspek Sikap
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia,
sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Oleh
karena itu, aspek sikap tersebut perlu dinikai atau dievaluasi terlebih
dahulu bagi para calon peserta didik sebelum mengikuti program
pendidikan tertentu. Untuk menilai sikap tersebut digunakan alat berupaa
sikap test.
4. Aspek Intelegensi
Untuk mengetahui tingkat intelegensi ini digunakan tes intelegensi yang
sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Salah satu test yang dikenal
adalah test Binet-Simon. Dari hasil test akan diketahui IQ orang tersebut
Dilihat dari segi transformasi, sasaran atau objek penilaian memiliki banyak
unsur agar memperoleh hasil pendidikan yang diharapkan. Unsur-unsur dalam
transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain :
1. Kurikulum atau materi
2. Metode dan cara penilaian
3. Sarana pendidikan atau media

15
4. System administrasi
5. Guru dan personal nya
Dilihat dari segi output, penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan
untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian atau prestasi belajar mereka
selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian
inindisebut test pencapaian.

2.3.7 Subjek (Pelaku) Evaluasi Pendidikan


Subjek atau pelaku evaluasi pendidikan adalah orang yang melakukan
pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan. Siapa yang dapat disebut sebagai subjek
evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagia tugas atau ketentuan
yang berlaku.

2.3.8 Ruang Lingkup (Scope) Evaluasi Pendidikan Sekolah


Secara umum, ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di
sekolah mancakup tiga komponen utama, yaitu :
a. Evaluasi Program pengajaran
Evaluaasi atau penilaian terhdap program pengajaran kan mencakup tiga hal,
yaitu :
a) Evaluasi terhadap tujuan pengajaran
b) Evaluasi terhadap isi program pengajaran
c) Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar

b. Evaluasi Proses Pelaksanaan Pengajaran


Evaluasi mengenai proses pelaksa naan pengajaran akan mencakup :
a) Kesesuaian antar proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan
garis-garis besar program pengajaran yang telah ditentukan,
b) Kesipan guru dalam melaksanakan program pengajaran
c) Kesiapan sisswa dalam mengikuti proses pengajaran
d) Minat atau perhatian siswa di dalam mengikuti pembelajaran
e) Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung
f) Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya
g) Komunikasi dua arah antara guru dan murid Selma proses pembelajaran
berlangung
h) Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa
i) Pemberian tugas-tugas kepada siswa daam rangkan penerpan teori-teori
yang diperoleh di dalam kelas

16
j) Upaya menghilangkan dampak negative yang timbul sebagai akibat dari
kegiatan-kegiatan yangdilakukan di sekolah.
c. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup :
a) Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-
tujuan khusus yang ingin di capai dalam unit-unit program prngajaran
yang bersifat terbatas
b) Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-
tujuan umum pengajaran.

2.3.9 Prinsip Evaluasi


Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya
riangulasi atau hubungan erat tiga komponen yaitu :
a) Tujuan pembelajaran
b) Kegiatan pembelajaran atau KBM
c) Evaluasi

a. Hubungan antara tujuan dengan KBM


Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana
mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian, anak panah yang menunjukkan hubungan antara
keduanya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada
tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari
tujuan dilanjutkan pemikirannya ke KBM.
b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana
tujuan sudah tercapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal dari

17
evaluasi menuju ke tujuan. Di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam
menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
c. Hubungan antara KBM dengan evaluasi
Seperti yang sudah disebutkan dalam poin (a), KBM dirancang dan
disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Telah
disebutkan pula dalam poin (b) bahwa alat evaluasi juga disusun dengan
mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus
mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Sebagai misal,
jika kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh guru dengan menitikberatkan
pada keterampilan, evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan
siswa, bukannya aspek pengetahuan.

2.3.10 Hubungan Antara Pengukuran, Penilaian, Dan Evaluasi


Pengukuran dan penilaian juga merupakan dua proses yang bekesinambungan.
Pengukuran dilaksanakan terlebih dahulu yang menhasilkan skor dan dari hasil
pengukuran kita dapat melaksanakan penilaian. Antara penilaian dan evaluasi
sebenarnya memiliki persamaan yaitu keduanya mempunyai pengertian menilai atau
menentukan nilai sesuatu, disamping itu juga alat yang digunakan untuk
mengumpulkan datanya juga sama. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif.
Pada hakikatnya keduanya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai
suatu objek. Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan
pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas
pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan
penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang lingkup evaluasi lebih
luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak
hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat
komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat
(instrument) pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat
kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi
dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan

18
pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan
wawancara.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengukuran (Measurement) merupakan proses yang mendeskripsikan
performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka)
sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan
dengan angka-angka. penilaian merupakan proses penentuan informasi yang
dilakukan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan
sebelum keputusan. Suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik menggunakan tes
dan non tes. Evaluasi adalah suatu penilaian dimana penilaian itu ditujukan pada
orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik itu
dari jabatan strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya. Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan tentang perbedaan antara evaluasi,
pengukuran, dan penilaian dalam pembelajaran. Evaluasi pembelajaran adalah suatu
proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria judgment atau tindakan dalam
pembelajaran. Sedangkan penilaian dalam pembelajaran ialah suatu usaha untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, serta
menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan yang telah dicapai oleh
siswa melalui program kegiatan belajar. Sementara itu, pengukuran merupakan suatu
proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik.

3.2 Saran
Saran dari penulis kiranya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran
baik penulis, pembaca khususnya siswa dan guru didalam meningkatkan proses
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

19
DAFTAR PUSTAKA

Amri Sofan. 2013. Pengembangan dan Model pembelajaran Kurikulum 2013.


Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Arifin Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Cangelosi, James S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung:
Penerbit ITB
Firman. 2000. Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Skripsi. FMIPA
UPI.
Mardapi Djemari. 2012. Pengukuran, Penilaian, Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Putra Rizema Sitiatava. 2013. Desain Evaluasi Belajar berbasis Kinerja. Yogyakarta:
Diva Press.
Sudijono Anas. 2011. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.
Bandung: Refika Aditama
Yusuf A. Muri. 2005. Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press.

20

Anda mungkin juga menyukai