Lapkas RM 1
Lapkas RM 1
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah merupakan suatu sindroma nyeri yang terjadi pada
region punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Banyak
penyebab nyeri muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis dan
sosial berperan besar dalam eksaserbasi nyeri dengan mempengaruhi persepsi nyeri
dan perkembangan disabilitas kronik.1
Prevalensi muskuloskeletal termasuk nyeri punggung / low back pain, telah
dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan bila menjadi kronik, akan
berdampak serius.Hal ini menyebabkan turunnya produktivitas orang yang
mengalami nyeri punggung.2 Diperkirakan 70-85 % dari seluruh populasi pernah
mengalami hal ini dalam hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45 %,
dengan angka prevalensi rata-rata 30 %. Di Amerika, nyeri ini merupakan penyebab
paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia < 45 tahun,
urutan kedua untuk penyebab paling sering berkunjung ke dokter, urutan kelima
penyebab perawatan di rumah sakit, dan penyebab paling sering untuk tindakan
operasi.3
Low Back Pain (LBP) di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata
dan merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza (Dr.Rahajeng
Tunjung, 2005). Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan
nyeri punggung bawah. Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri
pinggang. Insidensi nyeri pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-
20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun
kronik, termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002
menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien
nyeri. Studi populasi di daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2%
pada pria dan 13,6% pada wanita.4
1
Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,4 –
5,8%, frekuensi terbanyak pada usia 45-65 tahun. Usia merupakan faktor yang
mendukung terjadinya LBP, sehingga biasanya di derita oleh orang berusia lanjut
karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi
elastis seperti diwaktu muda (Klooch,2006).Selain itu aktivitas terlalu banyak duduk
atau berdiri juga merupakan faktor yang mendukung LBP. Ini dinamakan posisi
tubuh kerja statis, pekerjaan yang membuat tubuh terpapar dengan getaran seperti
yang dilakukan para masinis, pengemudi truk, mengoperasikan alat bergetar sering
mengangkat dan menarik benda berat banyak membungkuk dan berputar (Dr.
Suherman, Sp.S, 2009). 4
Mengingat bahwa LBP ini sebenarnya hanyalah suatu simptom / gejala, maka
yang terpenting adalah mencari faktor penyebabnya agar dapat diberikan pengobatan
yang tepat. Kasus ini melaporkan penderita dengan LBP serta tindakan
rehabilitasnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta
(tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke
daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha5
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk
dalam Low Back Pain terdiri dari : 5,6,7
1. Lumbar Spinal Pain nyeri di daerah yang di batasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir,
inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas
lateral spina lumbalis.
2. Sacral Spinal Pain , nyeri di daerah yang di batasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior
oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan
lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
3. Lumbosacral Pain , nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3
atas daerah sacral spinal pain
Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam : 5,6
1. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih
dari 12 minggu
2. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.
3. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan lebih dari 3 bulan.
3
Struktur Punggung dan Organ Lain Yang Berdekatan
Garis besar struktur punggung bawah adalah :8
a.) Columna vertebralis dengan jaringan ikatnya, termasuk discus intervertebralis
dan nucleus pulposus,
b.) Jaringan saraf yang meliputi konus medularis, filum terminalis, duramater dan
arakhnoid, radiks dengan saraf spinalnya,
c.) Pembuluh darah.
d.) Muskulus atau jaringan otot.
Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. Tiap ruas
tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis
merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus vertebralis
dan diskus intervertebralis yang berfungsi sebagai pengemban yang kuat dan tahan
terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan tekanan
adalah nukleus pulposus. Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat kanalis
vertebralis yang didalamnya terdapat medula spinalis yang membujur ke bawah
sampai L 2. Melalui foramen intervertebralis setiap segmen medula spinalis
menjulurkan radiks dorsalis dan ventralisnya ke perifer.
Di tingkat servikal dan torakal, berkas serabut tepi itu menuju ke foramen
tersebut secara horizontal. Namun di daerah lumbal dan sakrum berjalan secara
curam ke bawah dahulu sebelum tiba di tingkat foramen intervertebralis yang
bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medulla spinalis membujur hanya sampai L2
saja.8
Otot-otot yang terdapat di sekeliling tulang belakang mempunyai origo dan
insersio pada prosesus transversus atau prosesus spinosus. Stabilitas kolumna
vertebrale dijamin oleh ligamenta secara pasif dan secara aktif oleh otot-otot tersebut.
Ujung-ujung serabut penghantar impuls nyeri terdapat di ligamenta, otot-otot,
periostium, lapisan luar anulus fibrosus dan sinovia artikulus posterior.8
Fisiologi Nyeri
4
Rangsangan nyeri yang dapat berupa rangsangan mekanik, suhu, kimiawi dan
campuran, diterima oleh reseptor yang terdiri dari akhiran saraf bebas yang
mempunyai spesifikasi. Disini terjadi aksi potensial dan impuls kemudian diteruskan
ke pusat nyeri. Serabut saraf yang dari reseptor ke gangglion masuk ke kornu
posterior dan berganti neuron. Di sini ada dua kelompok neuron, yaitu :8
1. Yang berganti neuron di lamina I dan kemudian menyilang linea mediana
membentuk jaras anterolateral yang langsung ke talamus. Sistem ini disebut sistem
neospinotalamik yang mengantarkan rangsangan nyeri secara cepat.
2. Bersinaps di lamina V kemudian menyilang linea mediana membentuk jaras
anterolateral dan bersinapsis di substansia retikularis batang otak dan di talamus.
Sistem ini disebut system paleospinotalamik yang mengantarkan perasaan nyeri yang
kronik dan yang kurang terlokalisasi.
EPIDEMIOLOGI
5
risiko terhadap pekerjaan dipengaruhi aktivitas terlalu banyak duduk atau berdiri juga
merupakan factor yang mrndukung LBP. Ini dinamakan posisi tubuh kerja statis,
pekerjaan yang membuat tubuh terpapar dengan getaran seperti yang dilakukan para
masinis, pengemudi truk, mengoperasikan alat bergetar sering mengangkat dan
menarik benda berat banyak membungkuk dan berputar (Dr. Suherman, Sp.S, 2009).4
ETIOLOGI
Etiologi nyeri punggung bawah dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut
1. Proses degeneratif
6
Meliputi spondilosis, hernia nukleus pulposus (HNP), stenosis spinalis,
osteoartritis. Perubahan degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat terjadi pada
korpus vertebra berikut arkus dan prosesus artikularis serta ligament yang
menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Dulu
proses ini dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan spondilosis.
Perubahan degeneratif ini juga dapat menyerang anulus fibrosis diskus
intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio diskus
intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP). Unsur
tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah kartilago
artikularis yang dikenal sebagai osteoartritis.8
2. Penyakit Inflamasi
Low Back Pain akibat inflamasi terbagi dua yaitu artritis rematoid yang sering
timbul sebagai penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena
secara serentak atau selisih beberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada
spondilitis angkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang yang
sifatnya pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu dirasakan.10
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali
disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.10
4. Kelainan Kongenital
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebra
lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya
benar. Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae
lumbalis merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti patologik.
Demikian pula pada sakralisasi, yaitu adanya bukan 5 korpus vertebrae lumbalis.10
5. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan
dapat menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah
trombosis aorta terminalis yang perlu mendapat perhatian karena mudah didiagnosa
7
sebagai HNP. Gejalanya disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat menjalar sampai
bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi.10
6. Tumor
Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget,
osteoblastoma, hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang primer
seperti mieloma multipel maupun sekunder seperti macam-macam metastasis.10
7. Toksik
Keracunan logam berat, misalnya radium.10
8. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik
contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis kronik.10
9. Problem Psikoneurotik
Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak
mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-
batas anatomis.9
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-
masing
seperti beberapa contoh dibawah ini :9
1. Low Back Pain akibat sikap yang salah
a. Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan tidak
enak namun lokasi tidak jelas.
b. Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerah lumbal,
namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna, walaupun
hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak
c. Lordosis ( bokong tampak lebih menonjol)
d. Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon
e. Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.
8
2. Pada Herniasi Diskus Lumbal
a. Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak
enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.
b. Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk atau
bersin.
c. Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang sakit
difleksikan.
d. Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkan nyeri
sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.
e. Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.
3. Low Back Pain pada Spondilosis
a. Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi diskus,
walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis
b. Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang terkena
c. Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan refleks
d. Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra yang
menekan medula spinalis.
e. Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat stenosis
kanal lumbal.
4. Low Back Pain pada Spondilitis Tuberkulosis
a. Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringat malam,
demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.
b. Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila
istirahat.
c. Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada 20% kasus
(akibat abses dingin)
d. Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan kifosis)
e. Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti paraparesis yang
makin memberat, spastisitas, klonus, hiperrefleksia dan refleks Babinsky bilateral.
Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketuk tulang vertebra.
9
f. Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul terutama
gangguan motorik.
5. Low Back Pain pada Spondilitis Ankilopoetika
a. Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.
b. Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.
c. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbal dan
seluruh tulang belakang lumbal.
d. Laju endap darah meninggi.
e. Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.
FAKTOR RESIKO
Setiap orang berpotensi mengalami LBP. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor.
Beberapa faktor penting yang memiliki pengaruh antara lain:
a. Faktor Umur,
b. Faktor Jenis kelamin,
c. Faktor Obesitas,
d. Faktor Kebiasaan Sehari-hari,
e. Faktor Riwayat Trauma Tulang Belakang, serta
f. Faktor Pekerjaan
Dari enam faktor yang penting ini, faktor ke empat, lima dan enam merupakan
faktor mekanik. Seperti yang dijelaskan pada bagian pendahuluan, bahwa faktor
mekanik yang berpengaruh paling besar (80-85%) untuk terjadiLBP. Meski begitu,
faktor-faktor lain seperti umur, jenis kelamin, bahkan faktor obesitas dan faktor-
faktor lain yang tidak disebutkan di atas ikut bersinergi menyebabkan LBP.9
Umur. Semakin bertambah umur seseorang maka angka kejadian terjadinya
LBP terus meningkat. Insidensi LBP dimulai dari dekade kedua hingga dekade
kelima. Penelitian Adelia (2007) menyimpulkan terjadi peningkatan LBP terhadap
peningkatan umur hingga 55 tahun. Pada dekade kelima, LBP semakin sering karena
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor fungsional tubuh yang semakin menurun akibat
proses menua.10
10
Jenis kelamin. Pada perbandingan angka kejadian LBP pada laki-laki dan
perempuan, terdapat perbedaan hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya. Ada
yang menyimpulkan ada hubungan namun tidak sedikit juga yang menyatakan tidak
ada hubungan LBP dengan jenis kelamin. Tetapi, alur pemikiran mereka sejalan bila
dinyatakan bahwa ada hubungan angka kejadian LBP dengan jenis kelamin
perempuan yang sudah melewati masa menopause.
Obesitas. Purnamasari H,dkk10 menyimpulkan bahwa ada hubungan
overweight dengan angka kejadian LBP. Overweight meningkatkan risiko terkena
LBP lima kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan
ideal. Kelebihan berat badan akan disalurkan pada daerah perut yang berarti
menambah kerja segmen vertebra lumbal. Ketika berat badan bertambah, tulang
belakang akan tertekan untuk menerima beban sehingga memudahkan terjadi
kerusakan dan bahaya bagi struktur tulang belakang.
Aktivitas Keseharian (AKS). Kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol,
olahraga, serta aktivitas rumah tangga sehari-hari seperti berkebun, membersihkan
rumah, mencuci, menjaga anak tanpa memperhatikan sikap ergonomik tubuh
terhadap beban yang ditimbulkan dengan sendirinya akan berdampak pada
munculnya LBP. Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat
menyebabkan LBP dengan menimbulkan vasokonstriksi pada jaringan lunak sekitar
tulang vertebra.11
Riwayat trauma tulang belakang. Purnamasari H,dkk10 juga menyimpulkan
bahwa ada hubungan riwayat trauma tulang belakang dengan angka kejadian LBP.14
fraktur vertebra pada segmen vertebra lumbal dan sakralis yang pernah terjadi
semakin memperbesar angka kejadian LBP dikemudian hari.
Pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan posisi
yang statis lebih mudah terkena LBP dibandingkan bekerja tidak dengan posisi yang
statis. Setiap pekerjaan yang dilakukan baik dalam posisi duduk maupun berdiri
selalu memiliki kecenderungan untuk mendapat nyeri punggung. Hal ini dominan
disebabkan faktor kelelahan otot-otot penopang (erektor) punggung. Interaksi
pekerjaan dengan berat berlebih juga berisiko terkena LBP.Pada dasarnya kaitan
11
dengan ilmu ergonomik dan biomekanika tidak dapat dipisahkan pada pekerjaan.
Interaksi dengan lingkungan tempat kerja baik faktor internal dan faktor eksternal
seperti yang akan dijelaskan oleh pe nulis dalam bab yang sama juga merupakan
faktor pendukung terjadinya LBP.9
DIAGNOSA
1. ANAMNESA
5. Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?
2. PEMERIKSAAN FISIK
12
meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks. Pemeriksaan
fisik meliputi : 11
1. Observasi : amati cara berjalan penderita pada waktu masuk ruang periksa, juga
cara duduk yang disukainya. Bila pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi
untuk pemeriksaan neurologis).
2. Inspeksi : untuk kolumna vertebralis (thorako-lumbal dan lumbosakral) berikut
deformitasnya serta gerakan tulang belakang.
3. Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot
disamping tulang belakang.
1. Motorik.11
2. Sensorik.11
b. Rasa gerak.
3. Refleks.
13
Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella,
respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi
pada saraf spinal.11
b. Tes Provokasi :
Test Laseque
Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0° ) didorong ke arah
depan kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40° dan sejauh 90°.
Test Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi
sakroiliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.
Tes Valsava
Pasien diminta menarik napas, kemudian tahan sambil mengejan. Tes positif
apabila ada nyeri radikuler sesuai dermatomnya.
Tes Braggard
14
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes Laseque. Caranya sama seperti tes
Laseque namun kaki diturunkan sedikit kemudian dilakukan dorsofleksi kaki.
Test Sicard
Sama seperti tes Laseque, namun kaki diturunkan sedikit dan dilakukan
dorsofleksi ibu jari kaki.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG13
3.B Mielografi
Mielografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis spinal.
Mielografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna medium
disuntikan ke kanalis spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat pada
layar fluoroskopi dan gambar X-ray. Mielogram digunakan untuk diagnosa pada
15
penyakit yang berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk
abses spinal.
3.C Computed Tornografi Scan ( CT- scan ) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk
pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar CT-
scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.
MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas daripada
CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek radiasi. MRI
dapat menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan yang
dikehendaki. MRI dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan jaringan
lainnya pada punggung.
EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang digunakan untuk
pemeriksaansaraf pada lengan dan kaki.
16
Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien
dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pambedahan.
PENATALASKSANAAN
1. Medikamentosa
a. Analgetik narkotik
b. Analgetik antipiretik
2. Rehabilitasi Medik
1. Fisioterapi
a. Terapi Panas
- Terapi panas superfisial. Pada jenis terapi ini, panas hanya mengenai
kutis atau subkutis saja seperti Infra Red, hot pack, kompres air
hangat, paraffin bath.
- Terapi panas dalam. Pada jenis terapi ini, panas dapat menembus
sampai ke jaringan yang lebih dalam (otot, tulang, sendi). Ada 3 jenis
17
diatermi yaitu Micro Wave Diathermy, Short Wave Diathermy, dan
Ultra Sound Diathermy.
b. Terapi Dingin
c. Traksi
Traksi adalah suatu teknik penerapan kekuatan tarikan pada salah satu
bagian tubuh untuk meregangkan jaringan lunak dan melebarkan ruang
sendi. Kekuatan tarikan dapat ditimbulkan secara manual, dengan beban
dan sistem katrol, maupun secara elektromekanis.
d. Stimulasi Listrik
Beberapa latihan yang dapat diberikan pada penderita Low Back Pain
yaitu sebagai berikut :
18
o Pelvic tilt
2. Okupasi Terapi
19
. a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.
f. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau menggunakan kasur
yang terlalu empuk.
Anjuran
d. Jika ingin duduk dengan jangka waktu yang lama, istirahatkan kaki di lantai atau
apa saja yang menurut anda nyaman.
e. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau jika
tidur menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.
3. Ortotik Prostetik
Lumbal Korset (LSO Korset) dipakai penderita untuk mengurangi nyeri punggung
bawah
4. Operatif
20
Dilakukan tindakan laminektomi.11
Laminektomi adalah operasi tulang belakang utama di mana satu atau lebih lamina
vertebra dihilangkan untuk mengekspos sumsum tulang belakang dan struktur di
dekatnya. paling sering. itu dilakukan untuk memudahkan penghapusan sebagian atau
seluruh diskus (nucleus pulposus) yang telah terjadi hernia dan menekan pada akar
saraf tulang belakang. hampir semua hernia terjadi pada tulang belakang lumbal.
Resiko Pembedahan
21
Bab III
Laporan kasus
Identitas pasien
Nama : Tn. JR
Umur : 77 tahun
Suku : Minahasa
Kebangsaan : Indonesia
Anamnesis
Nyeri pada punggung bawah dirasakan penderita sejak ± 4 tahun yang lalu.
Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri semakin dirasakan ± 1 bulan yang lalu. Nyeri
muncul secara tiba-tiba saat penderita akan berdiri setelah selesai mencuci baju
dengan posisi jongkok. Nyeri terlokalisir di punggung bawah, bersifat tajam seperti
ditusuk. Nyeri bertambah saat penderita beraktivitas terutama saat berjalan jauh,
dalam posisi jongkok, dan juga berdiri lama. Nyeri terasa berkurang saat pasien
22
istirahat misalnya saat duduk dan tidur-tiduran. Nyeri juga berkurang saat penderita
mengkonsumsi obat anti nyeri. Tidak ada riwayat trauma dari penderita. Penderita
datang ke poliklinik rehabilitasi medik oleh surat rujukan dari poliklinik saraf pada
tanggal 8 Agustus 2014.
Riwayat penyakit dalam keluarga : hanya penderita yang sakit seperti ini
Riwayat sosial ekonomi : penderita sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.
Isteri penderita sudah meninggal sejak tahun 2002. Anak penderita keduanya sudah
menikah dan mempunyai anak. Pekerjaan penderita adalah pensiunan pegawai PT
Hasrat Abadi. Biaya untuk pengobatan menggunakan BPJS askes. Rumah berlantai
satu, beratap seng, berdinding beton, lantai keramik. Tidak ada anak tangga. Kloset
jongkok, sumber penerangan listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara), sumber air
PAM (Perusahaan Air Minum), penanganan sampah dengan dibuang.
23
Pemeriksaan fisik umum
TB: 170 cm; BB: 66 kg; IMT: 22,8 per meter kuadrat (Overweight)
Kepala
Mata: konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), reflex cahaya langsung (+), reflex
cahaya tidak langsung (+), pupil bulat isokor ukuran 3
milimeter/3milimeter
Toraks:
24
Paru-paru: suara paru vesikuler, tidak ada rhonki, tidak ada
wheezing
Abdomen: datar, lemas, bising usus (+) normal, hati & limpa tidak teraba
VAS
0 10
5 16 September 2014
Status neurologis
Status Motorik
Dextra Sinistra
Gerakan Normal Normal
Kekuatan Otot 5/5/5/5 5/5/5/5
Tonus Otot Normal Normal
Refleks Fisiologis + +
Refleks Patologis - -
25
Inspeksi : deformitas tidak ada, oedem tidak ada
Pemeriksaaan ROM
26
L3 2 2
L4 2 2
L5 2 2
S1 2 2
Tes Provokasi
Valsava : -/-
Lasegue : -/-
SLR : 70/60
Braggard : -/-
Siccard : -/-
Patrick : -/-
FNST : -/-
Resume
27
di sofa dan tidur di kasur busa. Status lokalis regio Lumbosacral didapatkan dari
Inspeksi deformitas tidak ada, oedem tidak ada, Palpasi tidak hangat, spasme (+) di
muskulus paravertebra Lumbal 2-5. Pada pemeriksaan fisik umum kepala, thorax,
abdomen, dan ekstermitas dalam batas normal. VAS bernilai 5. Status neurologis,
sensorik, motorik dalam batas normal.Tes provokasi negative.
TB: 170 cm; BB: 66 kg; IMT: 22,8 per meter kuadrat (Overweight)
Diagnosis
Fungsional :
Rencana program :
1. Fisioterapi
28
Evaluasi : nyeri punggung bawah dan spasme muskulus paravertebra Lumbal
2-5
Program:
- MWD regio punggung bawah
- Gentle massage region Lumbal 2-5
- Proper back mechanism
- Back exercise
2. Okupasi terapi
Evaluasi : nyeri punggung bawah dan gangguan AKS seperti bejalan lama,
posisi jongkok, berdiri lama
3. Ortotik prostetik
4. Psikologik
5. Sosial medik
Evaluasi : kontak dan pengertian yang baik, biaya pengobatan oleh BPJS
Askes, penderita adalah pensiunan pegawai PT Hasrat Abadi,
memiliki 1 isteri (meninggal tahun 2002) dan 2 anak
6. Home program
29
Prognosa :
30
DAFTAR PUSTAKA
31
pain/ Agustus 2008.
14. Kurniasih E. Penambahan Terapi Latihan Mc.Kenzie pada Intervensi SWD,
TENS, dan MASSAGE dapat lebih Menurunkan Nyeri Pinggang pada Kasus
Low Back Pain. RSU Sanglah Denpasar : 2009
32
Laporan Kasus
Oleh :
Cristina E. Heatubun
13014101171
Pembimbing :
dr. Anne Suryani
Penguji
2014
33
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing,
Penguji,
34