Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari

sektor pertanian.Karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting

dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial

masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.Sebagian besar mata pencaharian

masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani.

Percobaan tentang ilmu nutrisi sudah dimulai sejak abad ke 16 dengan

mengembangkan pertanian hidroponik dan sejak saat itu pertanian high-

technology ini semakin populer dan dikenal.Bertanam secara hidroponik

kemudian dikenal dengan bertanam tanpa medium tanah (soilless cultivation,

soilless culture). Pada awalnya bertanam secara hidroponik menggunakan

wadah yang hanya berisi air yang telah dicampur dengan pupuk, yaitu pupuk

mikro dan pupuk Makro. Pada perkembangannya, bertanam hidroponik

meliputi berbagai cara yaitu bertanam tanpa medium tanah, tidak hanya

menggunakan wadah yang hanya diisi air berpupuk saja. Medium pasir,

perlite, zeolit, rockwool, sabut kelapa, adalahbeberapa bahan yang digunakan

oleh para praktisi di dunia dalam bertanam secara hidroponik.Merupakan

aplikasi teknologi untuk menaikkan produktivitas tanaman pangan dalam

rangka mencukupi kebutuhan seiring dengan meningkatnya jumlah


penduduk.Hidroponik dapat diterapkan pada sayuran, bunga, buah

dsb.Hidroponik menjadi solusi masa depan untuk memenuhi kebutuhan

pangan, banyak hal yang bisa dilakukan dengan sistem hidroponik yang tidak

bisa dilakukan dengan cara menanam secara konvensional. Teknologi

hidroponik telah banyak diadopsioleh petani di Indonesia terutama untuk

produksi sayuran, bunga potong, dantanaman hias, karena tanaman tumbuh

lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga

kerja yng diperlukan lebih sedikit.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

1. Untuk mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman hidroponik.

2. Untuk mengetahui perbandingan antara budidaya tanaman secara

hidroponik dan konvensional.

3. Untuk mengetahui bagaimana cara memelihara tanaman hidroponik.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara budidaya tanaman hidoponik?

2. Bagaimana perbandingan tanaman secara hidroponik dan konvensional?

3. Bagaimana cara memelihara tanaman hidroponik?


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Hidroponik

Saat ini hidroponik telah berkembang di seluruh bagian dunia meskipun

dengan luasan yang masih terbatas misalnya di Tueson Arizona seluas 4,45

Ha, Phonix Arizona seluas 6,07 Ha, Abu Dhabi seluas 8,9 Ha, dan Kepulauan

Kenari seluas 10 Ha. Hidroponik juga berkembang di Australia, Selandia

Baru, Afrika Selatan, Kepulauan Bahama, Kuwait, Brazil, Polandia, Rusia,

Iran, Malaysia, dan Amerika Serikat. Di Indonesia hidroponik mulai dikenal

pada tahun 1980.

Hidroponik dapat membantu memecahkan beberapa masalah.Masalah

struktur tanah dan hara tanah, di Kanada dan Kolumbia misalnya dipecahkan

dengan menggunakan medium serbuk gergaji.Masalah salinitas di Mexico

dan Negara Timur Tengah dengan menggunakan pasir pantai yang

disterilkan, masalah sempitnya lahan di Singapura dipecahkan dengan

menggunakan tanaman bertingkat. Hidroponik juga dipakai untuk keperluan

khusus misalnya penyediaan sayuran dan buah segar di kapal selam nuklir,

kapal induk dan sebagainya. Pengembangan lebih lanjut telah dicoba di

daerah Antartika.
Pada 1929, sarjana Amerika G.F. Gericke dari Universitas California

membuat kejutan, dengan menggunakan sistem kultur atau hidroponik ia

berhasil menanam tomat dengan ketinggian 8 meter dengan hasil yang

memuaskan, buahnya pun bagus.

2.2 Perbandingan budidaya tanaman secara Hidroponik dan Konvensional

No. Parameter Konvensional Hidroponik

1. Lahan Terbats pada lahan Lebih tidak terbatas, misalnya

tertentu. padang pasir, pulau karang.

2. Media Tanah perlu diolah. Tanpa Pengelolaan, media dapat

dipakai berulang – ulang.

3. Sterilisasi Perlu biaya, waktu, Lebih sedikit

media dan tenaga yang besar

4. Kandungan Sangat bervariasi, Seragam, lebih mudah diatur, hara

hara defisiensi lokal, lebih cukup dan tersedia.

sulit diatur

5. Pemupukan Disebar, perlu jumlah Dilarutkan, jumlah lebih sedikit,

banyak, kurang efisien. lebih efisien.

6. Air Sering terjadi Tidak terjadi kekeringan, lebih

kekeringan karena sifat efisien .

tanah dan iklim,

penggunaan kurang

efisien.
7. Jumlah Dibatasi oleh akar, Dibatasi oleh cahaya, populasi

tanaman hara, cahaya, dan tanaman lebih banyak.

populasi tanaman lebih

sedikit

8. Gulma Ada, perlu Tidak ada

pengendalian

9. Hama dan Banyak Sedikit

penyakit

10. Tenagakerja Banyak Sedikit

11. Masa bero perlu Tidak perlu

(istirahat)

12. Hasil Lebih rendah Lebih tinggi

13. Kualitas Kurang baik karena Lebih baik

ada serangan OPT

14. Biaya Rendah Tinggi

15. Teknologi Sederhana Rumit

16. Bahan Mudah diperoleh Sulit diperoleh

Perbedaan paling menonjol antara hidroponik dan budidaya konvensional

adalah penyediaan nutrisi tanaman.Pada budidaya konvensional, ketersediaan

nutrisi untuk tanaman sangat tergantung pada kemampuan tanah

menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap.Unsur-unsur

hara itu biasanya berasal dari dekomposisi bahanbahan organik dan anorganik

dalam tanah yang terlarut dalam air.


2.3 Klasifikasi hidroponik

Klasifikasi Hidroponik berdasarkan media :

a. Kultur Air : NFT (Nutrient Film Technique), Irigasi tetes, hidroponik

terapung.

Kultur air adlah menumbuhkan tanaman – tanaman dengan air.

a. NFT (Nutrient Film Technique)adalahmodel budi daya dengan

meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air

tersebut tersikulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan

tanaman.Perakaran bisa berkembang dalam larutan nutrisi. Karena

disekeliling perkakaran terdapat selapis larutan nutrisi maka system

ini dikenal dengan namaNutrient film technique


b. Irigasi Tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk

dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik

melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan

katup, pipa dan emitor. Berikut gambar metode Irigasi tetes :

c. Hidroponik terapung adalahsalah satu sistem budi daya tanaman

secara hidroponik yang dikembangkan dariwater culture


b. Kultur Agregat : Pasir, rockwool, arang sekam, kerikil, batu apung.

Kultur Agregat adalah cara bertanam dengan menggunakan pasir

atau kerikil dll. untuk tempat tanaman tumbuh

a. Pasir adalah Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir

umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi

pembentuk pasir adalah silikon dioksida.

b. Rockwool adalah bahan non-organik yang dibuat dengan cara

meniupkan udara atau uap ke dalam batuan yang dilelehkan.

Hasilnya adalah sejenis fiber yang memiliki rongga-rongga dengan

diameter umumnya antara 6—10 mikromoter.


c.Arang Sekam adalah Limbah tanaman padi yang dibakar untuk

dijadikan media tanam

d. Kerikil adalah bebatuan kecil, biasanya batu granit yang dipecahkan.

Ukuran kerikil yang selalu digunakan ialah antara 2 mm dan 75 mm.

e. Batu Apung adalah batuan vulkanik yang merupakan lava berbuih

terpadatkan yang tersusun atas piroklastik kaca yang

amatmikrovesikular dengan dinding batuan beku gunung

berapi ekstrusif yang bergelembung, amat tipis dan tembus cahaya.


c. Aeroponik : Medium gas

Aeroponik adalah pembudidayaan tanaman tanpa tanah ataupun

medium lengai serta air irigasi, melainkan langsung digantung digantung

di udara dan biasanya hanya disiram dengan air yang kaya hara

a. Medium gas adalah cara bertanam dengan hanya digantung diudara dan

biasanya disiram dengan air yang kaya unsur hara. Berikut contoh

budidaya kentang dengan system aeroponik :

2.4 Jenis – jenis media hidroponik

Media yang digunakan dalam hidroponik tanaman sayuran ada 2 (dua)

jenis, yaitu :

a. Media Organik yang terdiri dari :

- Arang sekam

- Serbuk gergaji

- Sabut kelapa

- Akar pakis
- Vermikulit

- Gambut

b. Media Non Organik seperti :

- Perlit

- Rockwool

- Clay granular

- Sand

- Gravel

- Batu apung

- Batu bata

- Batu karang

Kelebihan dan kekurangan media organik :

a. Kelebihan :

- Kemampuan menyimpan air dan nutrisi tinggi.

- Baik bagi perkembangan mikroorganisme bermanfaat (mikorhiza)

- Aerasi optimal (porous)

- Kemampuan menyangga pH tinggi

- Sangat cocok bagi perkembangan perakaran

- Digunakan pada tipe irigasi drip


- Lebih ringan.

b. Kekurangan :

- Kelembaban media cukup tinggi, rentan serangan jamur, bakteri,

maupun virus penyebab penyakit tanaman.

- Strelisisasi media sulit dijamin

- Tidak permanen, hanya dapat digunakan beberapa kali saja, secara

rutin harus diganti.

Kelebihan dan kekurangan media non organik :

a. Kelebihan :

- Permanen, dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama.

- Porous dan aerasi optimal

- Cepat mengatuskan air sehingga media tidak terlalu lembab.

- Sterilisasinya lebih terjamin.

- Jarang digunakan sebagai inang bagi jamur, bakteri, dan virus

b. Kekurangan :

- Bukan media yang baik bagi perkembangan organisme bermanfaat

(mikorhiza)

- Media lebih berat karena umumnya berupa larutan.

- Terlalu cepat mengatuskan air, nutrisi yang diberikan sering terlindi.

- Kurang baik bagi perkembangan sistem perakaran.


2.5 Budidaya tanaman hidroponik

Hal yang harus dilakukan untuk memulai budidaya tanaman secara

hidroponik adalah

a. Memilih Sistem hidroponik

Ada banyak sistem hidroponik yang bisa anda pilih untuk menanam

secara hidroponik, sistem wick, NFT, fertigasi.Jika diawal masih skala

hobi paling mudah menggunakan sistem wick / sumbu.mudah dan murah.

b. Memastikan adanya Green house / system yang akan digunakan

Ada banyak sistem hidroponik yang bisa di pilih untuk menanam secara

hidroponik, sistem wick, NFT, fertigasi.Jika diawal masih skala hobi

paling mudah menggunakan sistem wick / sumbu.mudah dan murah.

c. Semai benih tanaman (menyemai)

Media pesemaian sangat penting dan dapat menunjang pertumbuhan

bibit tanaman dipesemaian.Media pesemaian perlu disiapkan sesuai

kriteria atau persyaratan masing-masing bahan untuk dapat menjadi tempat

tumbuh dan berkembangnya tanaman.Media pesemaian merukan media

yang digunakan untuk menumbuhkan bahan tanam hingga menjadi bibit

yang siap tanam. Amati pertumbuhan kecambah menjadi bibit selama 10-

12 hari
d. Menyapih bibit

Media tumbuh untuk menyapih bibit tergantung dari jenis / varietas

tanaman dan umur penyapihan. Media tumbuh dapat berupa komposisi

yang sama dengan media semai hanya kalau untuk media semai,

teksturnya lebih halus. Sebelum dimasukkan kedalam wadah media

penyapihan disterilisasi dengan cara dikukus. Media tmbuhan untuk

penyapihan bila perlu bisa ditambahkan dengan pestisida seperti

nematisida, fungisida, dan bakterisida untuk mengurangi nematode dan

bakteri.

e. Pemindahan bibit ke Lapangan (Green House).

Bibit yang akan ditanam, diseleksi terlebih dahulu agar bibit yang

dihasilkan benar – benar bibit yang sehat bebas dari hama dan penyakit.

Cara penanaman dilakukan dengan membuka media, jangan sampai

bongkah tanah pecah.Kemudian dimasukkan kedalam lubang tanam yang

telah disiapkan dilapangan.Kedalaman pembenaman bibit dalam lubang

tanam sebatas leher akar media semai.Jangan terlalu dalam terkubut.

f. Nutrisi hidroponik.

Nutrisi hidroponik sangat penting untuk keberhasil dalam menanam

hidroponik, karena tanpa nutrisi hidroponik tentu saja anda tidak bisa

menanam secara hidroponik.nutrisi hidroponik merupakan hara makro dan

mikro yang wajib ada untuk pertumbuhan tanaman.Anda bisa membeli


atau membuat sendiri juga, untuk skala hobi saya yakin membeli jauh

lebih murah dibandingkan dengan membuat sendiri.

g. Pemeliharaan Tanaman

Jika semua sudah siap, bibit siap ditanam secara hidroponik tahapan

selanjutnya adalah masa pemeliharaan tanaman.Usahakan nutrisi sesuai

dengan kebutuhan tanaman supaya pertumbuhan optimal seperti yang

diharapkan.
BAB III

METODOLOGI PENELITAN

3.1 Waktu dan Tempat

a) Waktu pelaksanaan : 19 Agustus 2013 – 2 Juni 2014

b) Tempat pelaksanaan : Di depan kelas XI IPA Plus

3.2 Alat dan Bahan

a) Sekam bakar

- 1 bh kaleng besar dan kaleng kecil yang berbentuk sama

- Pisau / golok

- Korek

- Kertas secukupnya

- Sekam padi

- Pengaduk

b) Bokashi

- 1 kaleng sekam

- 1 kaleng kompos

- 1 kaleng kotoran ternak

- ¼ kaleng makanan ayam (dedak)

- 3 sdm EM4

- 2 sdm gula pasir

- 5 liter air
- 1 lbr karung

c) Menyemai

- 75 biji Bawang merah

- 4 bh Talang

- Arang sekam secukupnya

- Pisau

- Hand-sprayer

- Gandasil

d) Media tanam

- 3 btg talang PVC

- 4 lbr seng plastik transparan

- 24 bh penutup talang PVC

- 1 btg bambu besar

- 12 btg balok

- ½ m terpal penutup

- 2 kg paku

e) Pengairan

- 13 bh penghubung pipa L ½ inchi

- 6 bh penghubung pipa T ½ inchi

- 3 btg pipa ledeng ½ inchi

- Lem pipa

- Gergaji besi

- Ember
- Mesin pompa air

- Stop kran

- 3 btg talang pipa U

3.3 Prosedur Kerja

a) Sekam bakar

b) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

c) Buat lubang-lubang di setiap sisi kaleng, baik kaleng yang besar ataupun

yang kecil dengan menggunakan paku atau parang, serta bagian alas

kaleng juga dilubangi tepat di bagian tengahnya

d) Kaleng yang berukuran besar dan kecil disatukan, dengan kaleng besar

diletakkan di bawah dan kaleng kecil diletakkan di atas dengan posisi

terbalik (bagian alas di atas)

e) Tuang sekam sedikit demi sedikit ke sekeliling tumpukan kaleng yang


dibuat seperti cerobong asap.

f) Taruh sedikit sekam dan kertas bekas yang dibentuk lingkaran padat ke
dalam kaleng, tuangi sedikit minyak tanah kemudian dibakar

g) Setelah ± 7 jam, ditandai dengan sekam sudah menghitam menjadi arang,


siram dengan air sampai bara sekam mati

h) Setelah arang sekam dingin, masukkan kembali ke dalam karung, tempat

sekam sebelum menjadi arang.

i) Bokashi

- Larutkan EM4 dan gula pasir ke dalam air.


- Pupuk kompos, sekam dan dedak dicampur secara merata hingga

menjadi adonan.

- Siramkanlah larutan EM4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan

secara merata, sampai kandungan air pada adonan mencapai 30%. Jika

adonan dikepal dengan tangan dan tidak mengeluarkan air, maka

adonan sudah segar.

- Gundukkan adonan dan masukkan ke dalam karung selama 3 - 5 hari.

Pertahankan suhu gundukan adonan 40o - 50o C. Suhu yang tinggi

dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak. Karena terjadi proses

pembusukan. Pengecekan suhu dilakukan tiap 5 jam.

- Setelah 4 hari, bukalah karung dan masukkan tangan untuk mengecek

keadaan bokashi. Jika tangan terasa hangat berarti bokashi sudah siap

digunakan.

j) Menyemai

- Pilih umbi bawang merah yang bagus dan sehat.

- Kupas bawang merah sampai bersih dan potong tunasnya sepanjang ±

1 cm.

- Tuangkan ¾ sekam bakar ke dalam talang yang akan digunakan untuk

menyemai.

- Tancapkan bawang merah yang telah dipotong tunasnya ke dalam

talang.

- Semprot pesemaian hingga lembab.


- Amati dan peliharalah pertumbuhan benih hingga menjadi bibit

selama 10 - 12 hari.

k) Media tanam

- Buatlah rangka atap berbentuk limas segi empat menggunakan balok,

kemudian pasang seng plastik transparan sebagai penutup dan beri

terpal di sela-sela seng yang tidak terhubung dengan baik agar air

tidak masuk jika turun hujan.

- Tanam bambu besar sedalam mungkin ke dalam tanah sebagai

penyangga. Pastikan bambu berdiri kokoh.

- Pasang atap yang telah dibuat pada bambu tersebut.

- Buatlah rangka penyangga talang berbentuk seperti piramid pada

bambu menggunakan balok.

- Pasang talang yang sudah dilubang pada rangka yang telah dibuat.

- Pasangkan pipa U di bawa talang tersebut sebagai penyalur air.

l) Pengairan

- Rangkailah pipa ledeng ½ inchi sehingga membentuk segi empat

dengan menggunakan pipa L. Sesuaikan panjangnya terlebih dahulu

dengan panjang talang pertama dan talang kedua.

- Hubungkan antara pipa untuk talang pertama dengan pipa untuk

talang kedua dengan menggunakan pipa T agar air dapat mengalir.

- Pasang pipa yang telah dibentuk di bagian dalam atap atau di atas

talang agar dapat mengairi tanaman di bawahnya.

- Berilah lubang kecil pada pipa sebagai jalan keluarnya air.


- Aliri air melewati pipa yang telah dibentuk tersebut dengan

menggunakan stop kran sebagai pengontrol jalannya air pada pipa

yang dihubungkan dengan pipa utama.

- Air akan mengalir ke bawah dan ditampung pada ember

penampungan.

- Pasang mesin pompa air pada ember untuk memompa air kembali ke

atas.

3.4 Rincian Biaya

- 3 btg talang PVC @Rp45.000,00 : Rp 135.000,00

- 4 lbr seng plastik transparan @Rp22.000,00 : Rp 88.000,00

- 24 bh penutup talang PVC @Rp5.000,00 : Rp 120.000,00

- 1 btg bambu besar @Rp25.000,00 : Rp 25.000,00

- 12 btg balok @Rp10.000,00 : Rp 120.000,00


1
- m terpal penutup @Rp24.000,00 : Rp 12.000,00
2

- 2 kg paku @Rp5.000,00 : Rp 10.000,00


1
- 13 bh penghubung pipa L 2 inchi @Rp2.000,00 : Rp 26.000,00

1
- 6 bh penghubung pipa T inchi @Rp2.000,00 : Rp 12.000,00
2

1
- 3 btg pipa ledeng inchi @Rp10.000,00 : Rp 30.000,00
2

- Lem pipa @Rp5.000,00 : Rp 5.000,00

- Gergaji besi @Rp2.000,00 : Rp 2.000,00

- Ember @Rp75.000,00 : Rp 75.000,00

- Mesin pompa air @Rp135.000,00 : Rp 135.000,00


- Stop kran @Rp10.000,00 : Rp 10.000,00

- 3 btg talang pipa U @Rp60.000,00 : Rp 180.000,00

- 2 bks korek api @Rp1.000,00 : Rp 2.000,00

- ½ kaleng makanan ayam (dedak) @Rp10.000,00 : Rp 5.000,00

- 1 kg bawang merah @11.000,00 : Rp 11.000,00

- Melubang talang : Rp 70.000,00

- Transpor : Rp 49.000,00

- Konsumsi : Rp 50.000,00

Jumlah : Rp1.172.000,00

Terbilang = Satu juta seratus tujuh puluh dua ribu rupiah


DAFTAR PUSTAKA

Adha, Kurniawan. (2008, 9 Juli). Fungsi Dan Cara Membuat Arang Sekam.

Diperoleh 16 Desember 2013, dari http://agroklinik.wordpress.com/media-

tanam/arang-sekam

Agustine.(2011, 13 Januari).Penanaman secara Aeroponik.Diperoleh 16

Desember 2013, dari http://wgamindonesia.blogspot.com/2011/01/penanaman-

secara-aeroponik.html

Ahira, Anne. (2009, 4 Agustus). Mengenal Sejarah Hidroponik. Diperoleh 16

Desember 2013, dari http://www.anneahira.com/sejarah-hidroponik.htm

Anas D. Susila.2009. Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST) Untuk

Menghasilkan Sayuran Berkualitas. Bogor: Departemen Agronomi dan

Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Artikel non-personal. (2007, 3 Agustus). Tips Berkebun Hidroponik dan

Mengenal Hidroponik Untuk Pemula. Diperoleh 16 Desember 2013, dari

http://www.amazine.co/783/tips-berkebun-hidroponik-mengenal-hidroponik-

untuk-pemula/
Artikel non-personal. (2013, 27 Agustus).Cara menanam tanaman secara

hidroponik. Diperoleh 16 Desember 2013, dari

http://pertanianorganik.net/cara-menanam-tanaman-secara-hidroponik/

Artikel non-personal. (2013, 6 April). Irigasi Tetes. Diperoleh 16 Desember 2013,

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi_tetes

Artikel non-personal. (2012, 10 Februari).Irigasi tetes pada tembakau.Diperoleh

16 Desember 2013, dari http://www.ptpn10.co.id/Berita.aspx?id=740

Artikel non-personal. (2012, 13 Juli). Nutrient Film Tehnique. Diperoleh 16

Desember 2013,dari

https://www.facebook.com/HidroponikGOODPLANT/posts/392822927448522

Asry, Nur. 2013. Hidroponik Tanaman Sayuran. Bantaeng: Elysa

Fauziah, Hilda. (2012, 12 November). Budidaya Kentang Sistem Aeroponik.

Diperoleh 16 Desember 2013, dari

http://hildafauziah22.blogspot.com/2012/11/budidaya-kentang-secara-

aeroponik.html

Huda, Nia Mul. (2013, 9 Oktober).Pengertian Aeroponik. Diperoleh 16 Desember

2013, dari http://pengertianpengertian.blogspot.com/2013/10/pengertian-

aeroponik.html
Irawanto, Febri. (2011, 8 Agustus). Pengertian Hidroponik. Diperoleh 16

Desember 2013, dari http://febriirawanto.blogspot.com/2011/08/pengertian-

hidroponik.html

Juniadi. (2012, 14 Mei).Teknik Pembuatan Arang Sekam. Diperoleh 16 Desember

2013, dari http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-

pertanian/590-teknik-pembuatan-arang-sekam

Liebert, Mary Ann.(2011 5Oktober).Batu Apung Mungkin Tempat Terbentuknya

Kehidupan Awal.Diperoleh 16 Desember 2013, dari

http://www.faktailmiah.com/2011/10/05/batu-apung-mungkin-tempat-

terbentuknya-kehidupan-awal.html

Mredsu. (2012, 6 Juli). Organik Hidroponik kenapa tidak?. Diperoleh 16

Desember 2013, dari http://www.ediskoe.blogspot.com

Office. (2013, 12 April). Pasir.Diperoleh 16 Desember 2013, dari

http://www.paluperkasabeton.com/pasir/

Pinus Lingga. 2013. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Depok: Penebar

RL. (2007, 21 Agustus). Rockwool sebagai Media untuk Bertanam

Hidroponik. Diperoleh 16 Desember 2013, dari


http://www.parungfarm.com/post/rockwool-sebagai-media-untuk-bertani-

hidroponik/

R03lxyound. (2012, 2 November). Hidroponik. Diperoleh 16 Desember 2013, dari

http://r03lxyound.wordpress.com/2009/11/02/hidroponik/

Yudhistira, Vicky. (2012, 8 Mei). Keuntungan dan Kekurangan Hidroponik.

Diperoleh 16 Desember 2013, dari http://vicky-

yudhistira.blogspot.com/2012/05/keuntungan-dan-kekurangan-hidroponik.html

Anda mungkin juga menyukai