Anda di halaman 1dari 5

MODEL PENYAJIAN BEST PRACTICE PENGELOLAAN EKSTRAKURIKULER

16 Agustus 2018 admin Kepala Sekolah2294 Hits

Sumber :http://gurupembaharu.com/home/model-penyajian-best-practice-pengelolaan/

Istilah best practice digunakan untuk menggambarkan “pelaksanaan kegiatan yang berhasil” dalam
situasi atau lingkungan tertentu. Apabila keberhasilan itu didukung dengan data yang lengkap dan
akurat, maka kegiatan tersebut masuk dalam kategori penelitian atau kegiatan ilmiah.

Sebagai bagian dari pendekatan ilmiah, maka menyajikan best pratice atau kiat sukses perlu
dilakukan dengan tahapan yang sistematis seperti beberapa langkah praktis berikut;

Merumuskan pertanyaan: Kiat sukses apa yang sesungguhnya telah pendidik laksanakan? Bagaimana
keberhasilan itu berproses? Bagaimana hasilnya?

Merumuskan teori yang mendasari pekerjaan sehingga jelas bagaimana seharusnya pekerjaan
dilakukan.

memperhatikan, menghimpun data, menuliskan indikator kunci keberhasilan.

menghimpun informasi tentang bagaimana rancana itu dibuat, sarana dan prasarana apa yang
diperlukan, bagaimana tahap kegiatan dirancang, bagaimana melaksanakan kegiatan, bagaimana
menendalikannya agar mencapai tujuan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengelolaan kegiatan maka dapat dirumuskan prosedur
operasi standar (POS) sehingga jelas kriteria prosesnya.

Mengelompokkan informasi dan menyajikan dalam bentuk tulisan yang menggambarkan bagaimana
kiat sukses mewujudkan tujuan. Dalam hal ini dapat dibantu dengan menggunakan gambar, foto,
diagram, grafik, sehingga informasi terstruktur secara sistematis.

Menyatakan bahwa kiat sukses itu bermakna sehingga dapat menjadi pelajaran berharga bagi siapa
pun.

Model Penyusunan Landasan Teori Tentang Pengelolaan Pembelajaran

Best Practice dalam bidang pendidikan, selalu menarik perhatian, karena walaupun menganalisis
kegiatan dengan menggunakan variabel yang sama, namun terjadi pada lingkungan yang berbeda
maka hasilnya belum tentu sama.
Grover J. Whitehurst, peneliti dari Departemen Pendidikan USA, menggunakan istilah yang berbeda,
yaitu pendidikan berbasis pengalaman nyata. Istilah ini diberi makna “perpaduan antara
pemahaman yang mendalam dalam melaksanakan suatu profesi dengan pengalaman terbaiknya
yang nyata dalam membuat berbagai keputusan pada pelaksanaan tugas mengajar.

Dengan pemahaman yang mendalam atau kebijaksanaan profesi memungkinkan seorang pendidikan
beradaptasi dengan baik dengan berbagai keadaan pada lingkungan tertentu.

Dalam bahasa Indonesia istilah best practice dapat disepadankan dengan kiat sukses, seperti, kiat
sukses mengembangkan program jangka menengah sekolah, kiat sukses melaksanakan jigsaw, kita
sukses mengelola penilaian, kiat sukses melatih siswa menjadi juara dunia dalam bidang
matematika.

Sebelum menjadi kiat sukses dapat pula menggunakan istilah kiat, seperti, kiat mengembangkan
karakter kepemimpinan siswa, kita mengembangkan kemandirian siswa, atau kiat mengembangkan
motivasi.

Bermodalkan pemahaman terhadap profesinya yang diasah dengan pengalaman yang baik, maka
pendidik dapat mengatasi berbagai masalah, mengembangkan pelaksanan tugasnya dengan baik,
menghasilkan pengetahuan secara komulatif, dan menghindari dari bias pribadi.

Berdasarkan pernyataan singkat itu, maka kita mengetahui bahwa mendeskripsikan best practice
atau pratek terbaik memerlukan ilmu pengetahuan yang melandasi suatu profesi dan data
pendukung yang diperoleh dari peristiwa yang secara nyata dialami.

Melengkapi uraian disajikan Best Practice SMAN 1 Bogor (702) dalam meningkatkan potensi diri
siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.

BEST PRACTICE: PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI


SMA SATU BOGOR TAHUN PELAJARAN 2010-2011

Sistem pengelolaan SMAN 1 Bogor menggunakan konsep Organizational Elements Model (OEM)
atau Model Elemen Organisasi (MEO) sebagaimana Roger Kaufman kembangkan. MEO merupakan
pendekatan sistem yang memperlakukan organisasi "sebagai perangkat komponen yang saling
terkait yang berfungsi untuk mencapai tujuan yang sama".

Sistem perencanaan meliputi komponen outcome atau dampak yang terkait dengan berbagai
indikator kebutuhan siswa agar dapat beradaptasi dalam kehidupan bermasyarakat. Kecerdasan
sekolah ditentukan oleh kemampuan merancang apa yang sebaiknya siswa peroleh dari sekolah.
Sekolah dapat menjamin bahwa materi yang diberikan kepada siswa relevan dengan kebutuhan
hidup di masa depannya.

Pengembangan perencanaan kegiatan menurut Roger Kaufman meliputi:

Produk/Mega : keluran berupa dampak terhadap pelanggan eksternal atau masyarakat.

Output/Makro : keluaran organisasi yang disalurkan ke pihak eksternal organisasi.

Produk/Mikro : keluaran hasil pengembangan pada tiap blok elemen.

Proses merupakan cara, aktivitas, prosedur, metode yang digunakan secara internal dalam
mengolah materi pelajaran, pelayanan belajar serta pendayagunaan teknologi.

Input meliputi sumber daya insani, SDM, teknologi, riset, dan ilmu pengetahuan.

Penerapan MEO merupakan cara efektif untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan dengan
mengelompokan unsur organisasi dalam lima elemen; yaitu, masukan, proses, produk, keluaran, dan
hasil.

Kiat Praktis Pengembangan Kemandirian Belajar Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

SMA Negeri 1 Bogor menggerakan belajar siswa melalui dua sayap kegiatan yaitu meningkatkan
efektivitas intra dan ekstrakurikuler. Penguatan kegiatan ekstrakurikuler dibuktikan dengan
keberhasilan oleh para siswa yang semakin meningkatkan kemampuan belajarnya sehingga
menghasilkan daya saing yang semakin meningkat.

Contoh kemenangan Nishrin Assely Qowamuna, siswi IPS kelas 12 dalam ajang olimpiade sains
Bidang Ortohonologi Forensik di Indiana USA merupakan salah satu contoh kemandirian belajar
siswa. Sekalipun siswi IPS dia berprestasi juga dalam bidang matematika dan sains.
Meningkatnya produktivitas belajar siswa secara umum terlihat pada tabel siswa yang dapat
diterima di perguruan tinggi dalam 10 tahun terakhir berada pada posisi terbaik rata-rata 95%.

Efektivitas belajar dibuktikan pula dengan sejumlah perolehan prestasi siswa dalam berbagai ajang
lomba tingkat nasional dan internasional menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Puncak
prestasi pada tahun 2010 ini diraih 16 piala dalam kompetisi bertaraf internasional.

Prestasi yang siswa raih, diyakini oleh sekolah, merupakan buah pengaruh dari berbagai variabel
utama yaitu kapasitas belajar siswa dan kemandirian belajarnya. Kemandiran ditunjukkan dengan
kegiatan belajar bersama, menyelesikan tugas bersama, dan melalui interaksi siswa dalam berbagai
kegiatan ekstra. Hal ini dapat berproses karena hampir seluruh siswa melakukan aktivitas ekstra
hampir sepanjang hari karena secara kultural mereka betah di sekolah. Oleh karena itu, kegiatan
ekstrakurikuler terbukti berpengaruh kuat terhadap intensitas belajar siswa di luarn kelas.

Untuk mendorong peningkatan intensitas belajar melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolah


menerapkan standar prosedur sebagai berikut;

Pada setiap pembentukan pengurus baru pada tiap kegiatan ekstra disepakati pula target
memperoleh peluang belajar di perguruan tinggi.

Tiap unit kegiatan ekstrakurikuler wajib menyisihkan waktu bekerja sama dalam kegiatan ekstra
untuk meningkatkan prestasi akademik dengan menggunakan indikator keberhasilan tiap organisasi
yang efektif meraih prestasi kompetisi dan anggota yang melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi terbaik.

Memberikan penghargaan kepada peraih prestasi dalam kompetisi dan masuk perguruan tinggi yang
terbanyak.

Melaksanakan kegiatan ekstra sebagai kolaborasi yang menyenangkan siswa, namun tetap mejaga
waktu belajar menjadi porsi utama.

Menggunakan masjid, teras sekolah, ruang sekretariat menjadi ruang belajar yang sangat efektif
untuk interaksi guru dan siswa.

Melaksanakan pertemuan secara berkala minimal tiga bulan sekali dengan kepala sekolah dan staf
manajemen.

Fokus pada kolaborasi dalam bidang yang diminati dan menjaga kerja sama dalam meningkatkan
aktivitas bidang akademik.

Mengembangkan kultur malu jadi pengurus jika tidak masuk perguruan tinggi terkemuka.
Melalui pelaksanaan berbagai langkah tersebut, SMA Negeri 1 Bogor telah menajadi sekolah tempat
siswa dapat belajar, para siswa berada di sekolah sepanjang hari. Setelah siswa melakukan aktivitas
di mana pun mereka kembali ke kampusnya, ke sekretariatnya. Yang tersisih dari komunitas siswa
penunggu sekolah, pada umumnya mereka tidak berhasil meraih prestasi terbaiknya. Dan mereka
berhasil mewujudkan target belajarnya.

Kepala Sekolah

Anda mungkin juga menyukai