Oleh :
Mata Kuliah :
Agen Hayati
Dosen Pengampu :
FAKULTAS PERTANIAN
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah –Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah ini dengan pokok pembahasan mengenai “Agen Pengendalian Hayati
Gulma” dengan lancar.
Tak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada dosen Pengendalian
Hama Dan Penyakit Terpadu “Wiharyati Nur Lailiyah, SP., MP.” yang telah
membimbing dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Terima kasih juga kepada rekan-rekan mahasiswa agroteknologi yang telah
memberikan dukungan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul............................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................3
1.3 Tujuan................................................................................................ 3
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................4
2.1 Pengendalian Gulma Secara Hayati...................................................4
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pengendalian Gulma Secara Hayati...... 5
2.3 Agen Pengendalian Gulma Secara Hayati......................................... 5
BAB 3 PENUTUP........................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 9
3.2 Saran.................................................................................................. 9
Daftar Pustaka................................................................................................10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
sampai pada tingkat dimana penurunan produksi yang terjadi tidak berarti atau
keuntungan yang diperoleh dari penekanan gulma sedapat mungkin seimbang
dengan usaha ataupun biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain pengendalian
bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak
merugikan secara ekonomik atau tidak melampaui ambang ekonomik (economic
threshold), sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma sampai
nol.
Sedangkan pemberantasan merupakan usaha mematikan seluruh gulma
yang ada baik yang sedang tumbuh maupun alat-alat reproduksinya, sehingga
populasi gulma sedapat mungkin ditekan sampai nol. Pemberantasan gulma
mungkin baik bila dilakukan pada areal yang sempit dan tidak miring, sebab pada
areal yang luas cara ini merupakan sesuatu yang mahal dan pada tanah miring
kemungkinan besar menimbulkan erosi. Eradikasi pada umumnya hanya
dilakukan terhadap gulma-gulma yang sangat merugikan dan pada tempat-tempat
tertentu.
Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya
saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman
pokok harus menjadi sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu
mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu
bersamaan dengan tanaman pokok.
Pelaksanaan pengendalian gulma hendaknya didasari dengan pengetahuan
yang cukup mengenai gulma yang bersangkutan. Apakah gulma tersebut bersiklus
hidup annual, biennial ataupun perennial, bagaimana berkembang biaknya,
bagaimana sistem penyebarannya, bagaimana dapat beradaptasi dengan
lingkungan dan dimana saja distribusinya, bagaimana bereaksi terhadap
perubahan lingkungan dan bagaimana tanggapannya terhadap perlakuan-
perlakuan tertentu termasuk penggunaan zat–zat kimia berupa herbisida.
Pengendalian gulma harus memperhatikan teknik pelaksanannya di
lapangan (faktor teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis) dan
kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkannya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah cara mengendalikan gulma secara hayati?
b. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan cara pengendalian gulma secara
hayati?
c. Apa sajakah yang tergolong agen pengendalian gulma secara hayati?
2
1.3 Tujuan
a. Untuk dapat mengetahui cara mengendalikan gulma secara hayati
b. Untuk dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan penggunaan
pengendalian gulma secata hayati
c. Untuk dapat mengetahui yang tergolong agen pengendalian hayati gulma
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
2.2 Kelebihan dan Kekuragan Pengendalian Gulma Secara Hayati
Dalam pelaksanaannya, pengendalian hayati memiliki kelebihan serta
kekurangan. Kelebihan dari pengendalian hayati, antara lain :
1. Slektifitas tinggi dan tidak menimbulkan hama baru
2. Organisme yang digunakan sudah ada di lapangan / lahan
3. Organisme yang digunakan dapat mencari dan menemukan hama
4. Dapat berkembang biak dan menyebar secara alamiah hama tidak menjadi
resisten atau terjadi sangat lambat
5. Pengendalian ini dapat berjalan dengan sendirinya
6. Tidak ada pengaruh / efek samping yang buruk, seperti opada penggunaan
pestisida
Sedangkan kekurangan dari pengendalian hayati ini, antara lain :
1. Pengendalian berjalan lambat
2. Tidak dapat diramalkan, ditentukan dengan paksa
3. Sulit dan mahal untuk pengembangannya
4. Memerlukan pengawasan pakar
2.3 Agen Pengendalian Gulma Secara Hayati
Ada beberapa syarat utama yang dibutuhkan agar suatu makhluk dapat
digunakan sebagai pengendali alami :
a. Makhluk tersebut tidak merusak tanaman budidaya atau jenis tanaman
pertanian lainnya, meskipun tanaman inangnya tidak ada.
b. Siklus hidupnya menyerupai tumbuhan inangnya, misalnya populasi
makhluk ini akan meningkat jika populasi gulmanya juga meningkat.
c. Harus mampu mematikan gulma atau paling tidak mencegah gulma
membentuk biji/berkembang biak.
d. Mampu berkembang biak dan menyebar ke daerah-daerah lain yang
ditumbuhi inangnya.
e. Mempunyai adaptasi baik terhadap gulma inang dan lingkungan yang
ditumbuhinya.
5
2 Nama Gulma : Eleusin indica
Musuh Alami : Kutu daun
(Aphis sp.). ditemukan ditempat
terbuka
6
Menghisap cairan gulma. Akibat yang ditimbulkan karena terhisapnya
cairan gulma adalah gulma menjadi layu, menguning dan akhirnya mati.
Memakan bagian tubuh gulma. Seperti penggunaan serangga Cytrobagoes
salviniae yang memakan bagian tubuh gulma seperti daunnya.
Mentransmisikan penyakit. Serangga herbivora dapat pula berperan
sebagai vektor penyebab penyakit dengan jalan mentransmisikan penyakit
(patogen) dari tanaman ke tanaman, atau dari gulma ke gulma lain.
Berkompetisi dengan gulma. Penggunaan LCC (Legume Cover Crop)
dapat menekan pertumbuhan gulma dengan cara bersaing dalam
memperebutkan sarana tumbuh seperti cahaya, air, ruang tumbuh, unsur
hara dan lainnya.
Menimbulkan penyakit. Contohnya pengendalian hayati melibatkan
penggunaan agen pengendali kapang dan bakteri berfungsi menyerang dan
mengendalikan patogen tanaman serta penyakit yang ditimbulkannya
(Anonim B, 2014).
Dampak Kerusakan Terhadap Gulma
Akibat adanya serangga yang menggerek didalam batang gulma
menyebabkan terhambatnya translokasi nutrisi yang akan diedarkan ke
seluruh bagian tanaman, sehingga pertumbuhan gulma dapat terhambat.
Daun menjadi menguning, daun layu, yang diakibatkan terhisapnya cairan
gulma oleh agensi hayati.
Akibat agensi hayati yang mentransmisikan penyakit pada gulma sehingga
menyebabkan pertumbuhan yang terhambat bahkan kematian.
Dengan memakan bagian tubuh gulma, mengakibatkan berlubangya daun
bahkan hilangya begian bagian tertentu pada gulma seperti cabang, daun,
ataupu batang gulma.
Dengan adanya kompetisi dengan gulma berupa sarana tumbuh,
mengakibatkan pertumbuhan gulma tidak optimum.
7
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan
menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit
(patogen), jamur dan sebagainya guna menekan pertumbuhan gulma.
2. Pengendalian mempunyai keunggulan yaitu bersifat aman bagi lingkungan
dan hasilnya permanen. Pengendalian gulma juga memiliki kekurangan
yaitu memerlukan modal investasi yang besar
3. Organisme yang berperan sebagai musuh alami gulma pada umumnya
adalah dari jenis serangga. Perilaku organisme yang berperan sebagai
musuh alami bermacam macam, ada yang berperan sebagai vektor
penyebab penyakit pada gulma, sebagai penggerek bagian tanaman,
sebagai penghisap cairan gulma, atau sebagai kompetitor pada gulma.
3.2 Saran
Penegendalian gulma harus dilaksanakan seefisien mungkin untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
8
DAFTAR PUSTAKA
Soerjani, M., M. Soendaru dan C. Anwar. 1996. Present Status of Weed Problems
and Their Control in Indonesia. Biotrop. Special Publication. No.24.