156 204 632 3 10 20180314 PDF
156 204 632 3 10 20180314 PDF
Abstrak : Minuman energi adalah minuman yang ditujukan untuk menambah energi dan
mencegah rasa kantuk bagi seseorang yang meminumnya. Komposisi minuman energi
terdiri dari taurin, kafein, inositol, vitamin B3, B6, B12 dan pemanis buatan. Kafein
merupakan perangsang sistem saraf pusat yang kuat. Orang yang minum kafein
merasakan tidak begitu mengantuk, tidak begitu lelah, dan daya pikirnya yang lebih
cepat dan lebih jernih. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah kadar kafein
pada minuman berenergi sediaan sachet sudah sesuai dengan yang tertera pada etiket
Metode penelitian dilakukan secara titrasi iodometri. Adapun sampel yang dianalisa
adalah minuman berenergi yaitu Kuku Bima. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan diperoleh data kadar kafein untuk kode sampel BA = 49,89 mg, kadar kafein
untuk kode BS = 47,97 mg, kadar kafein untuk kode sampel BJ = 46,32 mg. Untuk kadar
kafein pada minuman berenergi semunya masih memenuhi syarat.
Kata Kunci : Minuman Berenergi, Kafein, Titrasi Iodometri.
Kafein mempunyai kemiripan struktur diberikan pada takaran ini adalah dapat
kimia dengan 3 senyawa alkaloid yaitu meningkatkan aktivitas mental yang
xanthin, theophylline, dan theobromine. membuat orang selalu terjaga, sehingga
C8H10N4O (Buysse D.J Reynolds, 1989). dosis anjuran konsumsi dari produsen
minuman berenergi adalah 2-3 kali atau
Kafein ialah senyawa kimia yang setara dengan 100-150 mg kafein
dijumpai secara alami di dalam makanan seharinya. Hal ini sebenarnya beresiko
contohnya biji kopi, teh, biji kelapa, buah terutama bila konsumsi dari minuman
kola (cola nitide) guarana, dan mate. berenergi masih disertai dengan minum
Teh adalah sumber kafein yang lain, dan kopi (Hermanto, 2007).
mengandung setengah dari kafein yang
dikandung kopi. Beberapa tipe teh yaitu Pemerintah telah menetapkan standar
teh hitam mengandung lebih banyak kafein pada minuman berenergi yaitu
kafein dibandingkan jenis teh yang lain. SNI No 01-6684-2002 tentang minuman
Kafein juga merupakan bahan yang berenergi. Tujuan dari SNI tersebut
dipakai untuk ramuan minuman non adalah untuk melindungi konsumen dari
alkohol seperti cola, yang semula dibuat efek negatif kafein yang berlebih. Namun
dari kacang kola. Soft drinks khususnya disisi lain, konsentrasi kafein yang telah
terdiri dari 10-50 mg kafein. Coklat ditentukan tersebut tidak memberikan
terbuat dari kokoa mengandung sedikit efek stamina yang instan bagi konsumen,
kafein seperti terlihat pada tabel 2.1. Efek sehingga dimungkinkan ada produsen
stimulan yang lemah dari coklat dapat yang meningkatkan kadar kafeinnya
merupakan kombinasi dari teobromin untuk menghasilkan efek yang cepat bagi
dan teofilin sebagai kafein. Indonesia pengkonsumsinya. Kadar maksimum
sendiri dikenal sebagai negara penghasil pada minuman berenergi berdasarkan
kopi terbesar ke empat di dunia dengan peraturan menurut SK Dirjen POM
tingkat produksi sebesar 350 000 ton No.PO.04.02.3.01510 dan SNI No 01-
dengan nilai USD 376 juta (Yahmadi, 6684-2002 yaitu 50 mg persaji (BPOM
2005). RI, 2004). Kafein adalah suatu senyawa
organik yang mempunyai nama lain yaitu
Tabel 1. Makanan dan Minuman Yang kafein, tein, atau 1,3,7-trimetilxantin.
Mengandung Kafein Kristal kafein dalam air berupa jarum-
Makanan/ Kafein jarum bercahaya. Bila tidak mengandung
No
Minuman (mg) air, kafein meleleh pada suhu 234oC –
1 Susu Coklat 5 239oC dan menyublim pada suhu yang
2 Coca Cola® 34,5 lebih rendah. Kafein mudah larut dalam
3 Kopi (Brewed) 107,5 air panas dan kloroform, tetapi sedikit
4 Kopi dekafein 5,6 larut dalam air dingin dan alkohol
(Brewed) (Abraham, 2010).
5 Kopi dekafein 2,5
(Instan) Kafein yang dikonsumsi dalam dosis
6 Kopi (Espresso)® 77 kecil mempunyai efek positif. Penelitian
7 Kopi (Instan) 57 secara radiologi oleh Innsbruck Medical
®
8 Lipton ice tea 50 University (2005) menemukan bahwa
9 Krating daeng 80 kafein pada dosis 100 mg dapat
Sumber : Yahmadi, 2005 menigkatkan kinerja otak depan dimana
jaringan memori berada ( Clarke, R. dan
Jika melihat dari komposisinya, maka R. Macrae, 1989). Berbagai penelitian
yang perlu diwaspadai dari minuman telah dilakukan untuk meneliti pengaruh
berenergi adalah kandungan kafeinnya. kafein terhadap berbagai aspek
Mengutip beberapa hasil penelitian, dosis psikologis, ada banyak metode yang
100-150 mg kafein merupakan batas dilakukan untuk menentukan kadar
amam konsumsi manusia, dan efek yang kafein yaitu dengan metode HPLC,
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Underwood, A.L., Day, RA. 1993.
dan Makanan Republik Indonesia Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi V.
No. HK.00.05.23.3644 tentang Erlangga. Surabaya.
Ketentuan Pokok Pengawasan Ware, Krista. 1995. Caffeine and
Suplemen Makanan. Pregnancy Outcome, University Of
Olson, K. R., 2007. Lange Poisoning and California Los Angeles. Diakses
Drug Overdose. 4th ed., McGraw- Tanggal 1 Mei 2008.
Hill. Wunas, Yeanny, Susanti S. 2001.
Sunaryo, Wilmana. 1995. Farmakologi .Analisis Kimia Farmasi Kwantitatif.
dan Terapi. Edisi 4. FK UI. Jakarta. Lembaga Penerbitan Universitas
Hasanuddin. Makasar.