Preceptor CBD :
Dr. Yusuf Aulia Rahman, Sp.PD
Disusun oleh :
M. Panji Bintang Gumantara
2018
1
KATA PENGANTAR
Pertama saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Varises esofagus, hipertensi gastropati, dan ascites et causa sirosis hepatis” tepat
pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan laporan kasus ini adalah sebagai salah
satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar
Lampung.Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Yusuf Aulia Rahman, Sp.
PD yang telah meluangkan waktunya untuk saya dalam menyelesaikan laporan
kasus ini. Saya menyadari banyak sekali kekurangan dalam laporan ini, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga
laporan kasus ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk saya, tetapi juga bagi siapa
pun yang membacanya.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sirosis hepatis adalah adalah penyakit hati yang terjadi akibat dampak tersering
dari perjalanan penyakit klinis yang panjang dari semua penyakit hati kronis yang
sebagai proses yang pasif dan tidak dapat pulih kembali. Namun, sekarang
dianggap sebagai suatu bentuk respon aktif terhadap penyembuhan cedera hati
kronik yang dianggap pulih kembali. Ada bukti nyata yang menunjukan
menentukan dari regresi fibrosis belum cukup jelas dan saat dimana sirosis betul-
betul bisa pulih kembali belum ditetapkan secara morfologi maupun fungsional.
Dengan kata lain masih belum diketahui dengan pasti derajat fibrosis yang
reversibel.1
Sirosis hepatis merupakan tahap akhir dari proses difus fibrosis hati yang
progresif yang ditandai oleh distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul
regeneratif.2 Gambaran morfologi dari dari sirosis hepatis meliputi fibrosis difus,
vaskular intrahepatik antara pembuluh darah hati aferen (vena porta dan arteri
terbesar ketiga pada penderita yang berusia 45-46 tahun (setelah penyakit
ketujuh penyebab kematian. Penderita sirosis hepatis lebih banyak laki-laki, jika
penduduk. Penyebab sirosis hepatis sebagian besar adalah penyakit hati alkoholik
keseluruhan belum ada. Di daerah Asia Tenggara, penyebab utama sirosis hepatis
adalah akibat infeksi Hepatitis B (HBV) dan C (HCV). Angka kejadian sirosis
C berkisar 38,7-73,9 %.
Secara klinis penderita sirosis hepatis dapat datang dalam berbagai macam
kondisi. Sirosis hepatis sendiri dibagi atas sirosis hepatis kompensata dan sirosis
hipertensi porta sehingga penderita sirosis hepatis akan datang ke rumah sakit
BAB II
STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI PASIEN
ANAMNESIS
Status Present
A. Status Umum
a. Keadaan umum : Sakit Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tinggi Badan :-
7
d. Berat Badan :-
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
8
Laboratorium Rutin
o Endoskopi
Hasil endoskopi Tn. S pada tanggal 07 Maret 2018 didapatkan hasil
sebagai berikut:
Varises esofagus grade II-III
o USG Abdomen
Hasil USG abdomen Tn. S yang dilakukan pada tanggal 08 Maret 2018
Hepar :- Diameter anteroposterior 11,6 cm, tepi tumpul
-Tampak lesi isoechoic, tepi ireguler, multiple
di lobus dextra et sinistra
-Echostruktur inhomogen, v. porta berkelok-
kelok, v. hepatica dan duktus biliaris tidak
prominent
Vesica Vellea :- dinding tak menebal, tak tampak massa/batu
Pankreas :- Echostruktur normal
Lien :- Diameter 14,3 cm
- Echostruktur normal
- Diameter vena lienalis 1,05 cm
Ren Sinistra :- SPC melebar
- Parenkim menipis ringan
- Tak tampak massa batu
Ren Dextra :- Batas cortex dan medulla tegas
- Tampak lesi hiperekoik berdiameter 0,664 cm
- Pelvis renis tak melebar
Vesica Urinaria :- Dinding tak menebal
Prostat :- Tak membesar
Kesan: :-
Multifocal HCC disertai sirosis hepatis dan
hipertensi portal
Hidronephrosis sinistra grade III
10
Nephrolithiasis dextra
Tak tampak kelainan di hepar, vesica vellea,
pancreas, vesika urinaria, dan prostat
RESUME
Tn. S, usia 60 tahun datang dengan keluhan badan lemas dan BAB bewarna
hitam sebelum masuk rumah sakit. Tn. S juga merasa nafsu makan berkurang
dan berat badan yang semakin turun. Tn. S merasa mulut dan lidahhnya terasa
pahit dalam akhir-akhir ini. Tn. S juga mengalami BAK seperti teh pekat
sudah lama sekali. Tn. S merasa nyeri pada abdomen di regio hipokondrium
dari biasanya dan merasa sesak. Tn S mengeluh kedua kaki nya sedikit
membengkak.
juta/uL, Hematokrit 26, asam urat 11,8 mg/dL, SGOT 210 U/L, SGPT 63
U/L, Albumin 2,5 g/dL, dan Globulin 5 g/dL. Pada hasil pemeriksaan
hipertensi portal berat, dan multiple sessile polyp bulbus dan pars
dextra.
11
DAFTAR MASALAH
BAB Hitam
Badan Lemas
hipokondrium sinistra
Ascites
Sesak Nafas
Edema Tungkai
12
ANALISIS MASALAH
Rencana Diagnosis:
a. Pantau hasil lab darah lengkap, dan fungsi hati dan fungsi
ginjal
Rencana Terapi
Rencana Diagnosis:
Rencana Terapi
- Terapi imunomodulasi
Interferon
Timosin a
Vaksinasi
- Terapi antiviral
14
Lamivudin
Adepovir dipivoksil
Rencana Diagnosis
Rencana Terapi
Rencana Diagnosis:
Rencana Terapi:
jam
K.
- Vit K 3 dd 1
menghasilkan HCL
- OMZ sirup 2 dd 1
hipokondrium sinistra
Rencana Diagnosis:
a. USG Abdomen
Rencana Terapi:
a. -
17
Rencana Diagnosis:
b. Lingkar perut
Rencana Terapi:
7. Sesak Nafas
Rencana Diagnosis:
a. Rontgen Thorax
18
Rencana Terapi:
Rencana Diagnosis:
nefrolitiasis
Rencana Terapi:
DIAGNOSIS KERJA
hepatis
DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
o Hepatitis B kronik
PENATALAKSANAAN
Observasi TTV
Diuretik (Furosemid/spironolakton)
o Furosemid 40 mg tab 3 dd 1
Hepatoprotektif (Curcuma)
60 mg
20
hepatikum akibat bakteri yang menghasilkan amonia dan kadar amonia yang
HBsAg positif atau obat anti viral lainnya untuk pasien yang positif
Hepatitis B
Rencana Lanjutan
- Pasca ligase pasien harus puasa sampai jam 10 malam, lalu diet hati I
besok pagi, diet hati II selama 24 jam berikutnya dan selanjutnya tiap hari
- Infus Dextros 1x24 jam per kolf, sebanyak 1 kolf saja bila tidak ada
komplikasi
Prognosis
Tn. S
BAB II
Follow Up Pasien
HARI/
CATATAN INSTRUKSI
TANGGAL
1/3/2018 S/ KU P/
Os datang dengan keluhan tidak Cek Lab DL, U, C,
nafsu makan, mulut pahit, kencing OT/PT, HbsAg
seperti teh, sesak napas, dan Infus RL +
penurunan berat badan. Aminofulsin hepar
Inj seftriaxon 1 gr No
RPD VI
Os mengeluhkan ada riwayat Inj ranitidn amo No.
hepatitis B kronik III
Inj Domperidon 3 dd
O/ Status present 1
KU : Sedang In Kurcumma No III
Sens : CM
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,5oC
PF : Konjungtiva anemis dan
sklera ikterik
Abdomen : Nyeri tekan
epigastrium
A/ Hepatitis
2/3/2018 S/KU P/
Os. Mengeluhkan lemas, BAK warna Cek Lab elektrolit
kemerahan, muntah darah dan BAB Inj seftriaxon 1 gr No
darah, dan nafsu makan menurun. VI
Inj ranitidn amo No.
O/ Status present III
KU : Sedang Inj Domperidon 3 dd
Sens : CM 1
TD : 120/70 mmHg In Kurcumma No III
Nadi : 98 x/menit Alopurinol No IX
RR : 24 x/menit 1x3
T : 36,6oC
PF : Sklera ikterik, konjungtiva Cek Lab Albumin,
anemis, smooth tongue (+), OT, PT, CT, BT
hepatomegali (18 cm), dan teraba
massa di regio hipocondrium
sinistra
23
LAB :
Asam urat: 11,8 mg/dL
SGOT: 210 U/L
SGPT: 63 U/L
Hb: 9
HBsAG : reactive
LED: 60 mm/jam
A/Assesment
Sirosis hepatis
Hepatitis B kronik
Hiperurisemia
A/ Sirosis hepatis
O/ Status present
KU : sedang
Sens : CM
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 108 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,9oC
PF : dbn, abdomen perut sedikit
cembung, lingkar perut 88 cm
Chirrosis Hepatis
A. Definisi
proses peradangan, nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat
lobulus hati.
Hati terletak pada kuadran kanan atas abdomen, terletak di rongga peritoneum
di bawah diafragma dan di dalam rongga thorax. Hati dibagi menjadi 2 lobus,
yakni lobus dextra dan sinistra. Lobus dextra terdapat 2 segmen yakni
posterior caudatus dan inferior quadratus. Secara aliran darah hati dibagi
Hati terdiri dari 3 sel penyusun utama, sel kupfer yang berperan sebagai
makrofag, sel liposit yang menghasilkan fibronectin dan kolagen, dan sel
endotelial dan hepatosit itu sendiri. Hati terbagi atas 3 zona fungsional yakni
26
zona 1, zona 2, dan zona 3. Ketiga zona tersebut dialiri darah yang dibawa
arteri hepatika menuju zona 1, lalu menuju zona 2, dan terakhir menuju zona
3 sebelum kembali masuk menuju vena porta hepatika. Zona 1 hepatosit kaya
energi secara oxidatif dan juga berperan sebagai tempat sintesis urea menjadi
waktu apabila terjadi kerusakan pada hati akan bermanifestasi sebagai suatu
adalah vena pada esofagus, pada umbilikal, pada rectum, pada limfa, dll.
energi
adanya bakteri yang tidak dapat ditanggulangi oleh sel kupfer. Pada
glutamin menjadi urea dan produk akhir amonia, pada hepar yang
pada jaringan hati dan tidak terfiltrasi. Kadar amonia yang tinggi
penggunaan obat-obatan hepatotoksik, serta gaya hidup yang tidak sehat yang
Hipertensi portal, yakni tekanan sistem portal > 10 mmHg yang terjadi
aliran balik.
Anamnesis:
membesar.
F. Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap
Albumin 2,5
SGOT 210
SGPT 63
31
Endoskopi
Usg
hipertensi porta
o Nephrolitiasis dextra
G. Komplikasi (Dekompensata)
Asites
Patogenesis
formasio limfatik.
Hipertensi Portal
Hipoalbuminemia
melakukan fungsinya.
Retensi Natrium
Retensi Air
Temuan Klinis
o Eritema palmar
o Ginekomastia
o Pembesaran parotis
o Dupuyten kontraktur
o Atrofi testis
o Hepatomegali
34
o Asites
o Caput medusa
hipertensi portal.
Terapi
diuretik
5:2.
35
Ensefalopati hepatikum
Varises esofagus
hematemesis-melena.
Untuk melihat varises yang terjadi pada esofagus dan dilakukan dengan
o Grade 1
o Grade 2
o Grade 3
masuk
o Grade 4
dan juga dapat dilakukan terapi ligasi pembulih darah. Pemberian beta
pemberian norfloxacin.
mosaik yang ditemukan sekitar 51-98 % pasien dengan sirosis dan non
pembuluh darah, namun hal itu masih belum dapat dikatakan saling
onset terjadinya penyakit hati atau liver disease itu sendiri, adanya
39
skleroterapi varises.
H. Penatalaksanaan
albumin
Varises esofagus dapat diberikan beta bloker, saat perdarahan akut dapat
endoskopi.
5 hari.
berupa ligasi varises. Pada fase bleeding dapat diberikan okreotid atau
BAB IV
ANALISIS KASUS
Anamnesis
narkoba disangkal.
Pemeriksaan Penunjang
44
ureum yang normal. Hal ini menyatakan fungsi ginjal masih baik.
pasien.
tepat, hanya saja perlu dicantumkan onset dan riwayat perjalanan penyakit
pasien, dan riwayat imunisasi pasien serta progresivitas keluhan dan gejala
menahun sehingga dapat menjadi salah satu etiologi dan faktor risiko
terjadinya sirosis hepatis yang lain belum dapat digali dengan lengkap
dari yang awalnya berupa mual, muntah, penurunan nafsu makan dan
hitam, lalu kaki mulai bengkak, perut yang terasa sedikit membesar
kemerahan, perut terasa sakit baik abdomen dan sekitar pinggang. Hal
Jadi dapat disimpulkan diagnosis pada kasus ini sudah sangat tepat
perbandingan 2:5
pasien.
okreotid.
dengan baik.
karsinoma pasien.
.
48
DAFTAR PUSTAKA
1. PAPDI. 2014. Buku ajar ilmu penyait dalam. Jakarta: interna publishing.