Anda di halaman 1dari 63

PUSAT PRODUKSI

TAHU TAKWA TERPADU


KEDIRI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum


Perkembangan industri makanan yang semakin maju mendatangkan banyaknya
kreasi-kreasi baru olahan bahan makanan yang sudah ada. Hal ini mendorong maraknya
pertumbuhan industri makanan berbasis rumahan maupun perusahaan yang ingin
memenuhi kebutuhan masyarakat karena tidak bisa dipungkiri bahwa makanan adalah
salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dicukupi.
Makanan yang dibutuhkan tidak hanya yang memiliki rasa lezat, tetapi juga sehat dan
bergizi. Sumber makanan sehat dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan dan salah
satunya adalah tahu. Selain murah dan mudah didapat, tahu memiliki cita rasa yang lezat
serta mengandung protein dan kalsium yang tinggi. Tahu seringkali diolah menjadi
berbagai macam olahan seperti stik tahu, tahu bakso, keripik tahu, maupun
dikombinasikan dengan makanan lainnya.
Tahu tidak hanya menjadi salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia, tetapi
juga menjadi makanan khas Kediri. Perbedaan yang signifikan dari tahu Kediri yang
dikenal sebagai tahu takwa dengan tahu pada umumnya adalah warnanya yang kuning,
memiliki tingkat kepadatan yang lebih tinggi, serta tekstur yang kenyal dan lembut. Hal-
hal tersebut meningkatkan keinginan para pengusaha di Kediri untuk berbondong-
bondong mendirikan home industry tahu karena selain murah, produksi tahu dapat
dilakukan dengan cara sederhana.
Maraknya pertumbuhan home industry tahu tidak hanya meningkatkan sektor industri
di Kediri, tetapi juga berdampak negatif pada lingkungan. Hampir semua home industry
tahu di Kota Kediri tidak memiliki sistem pembuangan limbah, sehingga limbah dibuang
begitu saja ke sungai dan menyebabkan buruknya kualitas air bersih disekitar industri
tahu (Sahat, 2015). Limbah yang dibuang sembarangan dapat menyebabkan munculnya
berbagai masalah seperti pencemaran air, ketidakseimbangan ekosistem, dan dalam
jangka panjang akan mempengaruhi kesehatan masyarakat disekitar industri. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan pengolahan limbah oleh sumber daya
manusia terlibat yang umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah (Kaswinarni,
2007). Selain itu, dominasi usaha produksi tahu oleh industri rumahan mengakibatkan
sulitnya produk yang dihasilkan untuk menembus pasar internasional karena terhambat
oleh berbagai hal, misalnya pemasaran dan kontrol kualitas. Fenomena-fenomena tersebut

1
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

menjadi dasar dari perancangan Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri yang
diharapkan dapat menjadi wadah untuk menyatukan industri rumahan tahu dengan sistem
produksi yang lebih terintegrasi dan memperhatikan lingkungan. Hasil perancangan ini
juga tidak hanya untuk mewujudkan sebuah karya arsitektural tetapi juga bisa
mengedukasi masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan
lingkungan dengan mengolah limbah produksi.
Pada Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kediri terlihat bahwa peruntukan
Kecamatan Pare adalah untuk kawasan industri dan pemukiman perkotaan. Hal tersebut
menjadi salah satu bukti bahwa Kabupaten Kediri menekankan pengembangan sektor
industri terutama pada Kecamatan Pare. Sedangkan pada RTRW Kabupaten Kediri
dijelaskan bahwa pada kawasan industri diperlukan adanya suatu pengendalian yang
bertitik tolak terhadap prinsip pokok lingkungan hidup, mengingat kegiatan dan
pengoperasian suatu kawasan industri sebagai tempat beraglomerasi berbagai industri
dengan karakeristik yang heterogen. Dapat dilihat pula pada Misi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kediri diantaranya:
1. Melaksanakan ajaran agama dan/atau kepercayaan dalam kehidupan
bermasyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmoni.
2. Mempercepat pembangunan di sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan
perkebunan untuk memperkuat kemandirian masyarakat menuju swasembada
pangan.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan terpenuhinya
kebutuhan pangan, sandang, dan papan dalam lingkungan masyarakat yang tertib
dan aman.
4. Menumbuhkembangkan layanan pendidikan murah (terjangkau) dan berkualitas
pada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan.
5. Mewujudkan Masyarakat yang mandiri dan berkeadilan di bidang kesehatan.
6. Menumbuhkembangkan kreatifitas, produktifitas dan pendapatan masyarakat
melalui kebijakan ekonomi kerakyatan dengan memajukan industri menengah,
kecil dan mikro.
7. Melanjutkan pembangunan kepariwisataan dan kebudayaan sebagai upaya
meningkatkan ekonomi masyarakat dan melestarikan budaya daerah.
8. Mengembangkan koperasi sebagai salah satu soko guru pembangunan ekonomi
kerakyatan.

2
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

9. Mengoptimalkan pelayanan perizinan bagi kepentingan kehidupan masyarakat,


terutama dalam menggiatkan investasi dan dunia usaha.
10. Memantapkan pembangunan kependudukan, yang meliputi ketertiban sistem
pendataan dan pemberdayaan warga masyarakat terutama di wilayah pedesaan,
khususnya kaum perempuan.
11. Mewujudkan aparatur pemerintah yang profesional dan melanjutkan reformasi
birokrasi.
12. Membangun infrastruktur penunjang pembangunan di berbagai bidang.
13. Membangun dan mengembangkan jaringan sistem informasi dan komunikasi.
14. Meningkatkan pembangunan lingkungan hidup yang sehat, serasi dan seimbang.
15. Pembangunan sektor ketenagakerjaan untuk kesejahteraan masyarakat
Perancangan Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri menyasar pada misi
Kabupaten Kediri untuk membantu membangun sektor ketenagakerjaan dengan
menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan membantu meningkatkan
lingkungan hidup yang sehat dengan mengadakan sistem pengolahan limbah tahu.

1.2 Gambaran Khusus


Berdasarkan latar belakang perencanaan untuk menjadi wadah industri tahu yang
terintegrasi dan lebih memperhatikan lingkungan, didapatkan beberapa kriteria tapak
yang sesuai dengan peruntukan bangunan yaitu bangunan industri.

Gambar 1.1 Lokasi tapak


Sumber: www.googleearth.co.id

3
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

1.2.1 Sejarah tapak/fungsi


Lokasi tapak berada di jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Tulungrejo,
Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Jika dilihat dari keadaan di
lapangan, tapak dikelilingi oleh beberapa industri pertanian sedangkan peruntukan
tapak tersebut adalah untuk lahan perkebunan jagung yang diolah oleh petani
setempat. Pada bulan-bulan tertentu, lahan tersebut dikosongkan selain pada musim
tanam jagung.

Gambar 1.2 Keadaan tapak pada tanggal 5 September 2017

Berdasarkan pengamatan pada bulan September tahun 2017, kondisi tapak


sedang tidak ditanami tanaman apapun. Masih pada bulan yang sama, bangunan
terbengkalai yang dijuluki sebagai Bangunan Tua Tulungrejo terlihat masih berdiri
pada bagian barat laut tapak.

Gambar 1.3 Keadaan Bangunan Tua Tulungrejo pada tanggal 9 September 2017

4
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Gambar 1.4 Keadaan tapak pada tanggal 1 September 2018

Pada bulan September 2018, terlihat bahwa tapak sedang ditanami dengan
jagung dengan ketinggian tanaman sekitar 2 meter sedangkan Bangunan Tua
Tulungrejo masih terlihat sama seperti tahun lalu.

Gambar 1.5 Keadaan Bangunan Tua Tulungrejo pada tanggal 1 September 2018

Berdasarkan RTRW Kabupaten Kediri Tahun 2010-2030 pada Sub Satuan


Wilayah Pengembangan (SSWP) E Pare, kebutuhan pengembangan fasilitas
perkotaan mencakup pusat industri/pemasaran hasil pertanian (industri hasil
pertanian, pusat pemasaran pertanian, industri kertas, kapur, genteng, batu merah,
kerupuk, dan mebel). Dengan begitu, pemilihan fungsi bangunan industri telah
sesuai dengan peraturan yang ada.

1.2.2 Kondisi tapak dan lingkungan eksisting


Tapak yang berada pada jalan HOS Cokroaminoto, Kecamatan Pare terletak
cukup jauh dari pusat Kota Kediri, yaitu 27,5 km yang dapat ditempuh dengan
kendaraan pribadi selama sekitar 49 menit. Berdasarkan Peraturan Menteri
Perindustrian No 40 Tahun 2016, jarak minimal antara pusat kota dan kawasan
industri adalah 10 km. Ruas jalan HOS Cokroaminoto tersebut merupakan salah
satu jalan kolektor primer yang menjadi jaringan jalan antar kota. Jalan kolektor
primer menghubungkan Kota Kediri dengan Kota-Kota disekitarnya seperti Blitar,

5
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Tulungagung, Malang, dan Jombang. Pada jaringan Kecamatan Pare – Kasembon –


Ngantang – Pujon – Batu – Malang, arus lalu lintas cukup tinggi dikarenakan jalan
HOS Cokroaminoto merupakan jalan utama Kecamatan Pare.

Gambar 1.6 Tapak dalam skala kota


Sumber: www.googleearth.co.id

Gambar 1.7 Tapak dalam skala kawasan


Sumber: www.googleearth.co.id

2 3
a

Gambar 1.8 Tapak dengan jaringan jalan terdekat

6
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Disekitar tapak terdapat beberapa akses jalan, diantaranya :


1. Jl. HOS Cokroaminoto : Jalan kolektor primer
2. Jl. Panca Warna : Jalan lokal
3. Jl. Wijaya Kusuma : Jalan lokal
4. Jl. TVRI Rilay RRI : Jalan lokal

A. Landmark

Gambar 1.9 Peta landmark


Sumber: www.googleearth.co.id

Dalam skala kawasan, landmark yang terletak disekitar tapak adalah citra
kawasan Kota Pare, yaitu Kampung Inggris. Terletak sekitar 1,9 km dari Jl.
HOS Cokroaminoto, Kampung Inggris merupakan kawasan belajar bahasa
Inggris yang telah berdiri sejak tahun 1977. M. Kalend mendirikan lembaga
khusus pertama bernama BEC (Basic English Course) dan hingga bulan April
tahun 2017 tercatat telah berdiri 250 lembaga kursus di Kampung Inggris.

Gambar 1.10 BEC Pare


Sumber: www.maspolin.com

Kampung Inggris telah dikenal oleh masyarakat luas baik domestik


maupun mancanegara dan menjadikannya sebuah daya tarik wisata di Kediri.

7
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Umumnya pengunjung atau calon anggota kursus berasal dari kalangan pelajar
tetapi banyak pula orang dewasa yang ingin mendalami kemampuan
berbahasa Inggris di Kampung Inggris.
Sedangkan dalam lingkup Kota, terdapat Monumen Simpang Lima Gumul
yang terletak di Tugurejo, Ngasem, Kediri. Monumen yang dibangun pada
tahun 2003 tersebut merupakan ikon Kota Kediri dan memusat dari lima
persimpangan jalan, yaitu Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan
Plosoklaten. Jarak yang perlu ditempuh menuju Monumen ini adalah sekitar
18,6 km dengan waktu tempuh kurang lebih 26 menit menggunakan
kendaraan pribadi.

Gambar 1.11 Monumen Simpang Lima Gumul


Sumber: www.sportourism.co.id

B. Batas tapak

3
Perkebunan

2
1

Gambar 1.12 Batas tapak

8
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Tapak dikelilingi oleh beberapa lahan perkebunan, jalan, maupun


bangunan industri. Bagian-bagian yang berbatasan langsung dengan tapak
adalah:

1. Batas timur : Jl. HOS Cokroaminoto


2. Batas barat : Lahan perkebunan
3. Batas utara : Lahan perkebunan
4. Batas selatan : Jl. Panca Warna

C. Bangunan fungsi sejenis

Disekitar tapak terdapat beberapa bangunan dengan fungsi bangunan


industri. Dominasi bangunan industri tersebut adalah industri hasil pertanian
seperti jagung.

PT. Jagung Mas Sejati


Jarak 1 km dari tapak

PT. BISI International Gambar 1.13 Letak bangunan fungsi sejenis


Jarak 1,3 km dari tapak Sumber: www.googleearth.co.id

D. Pencapaian tapak
Lokasi tapak yang berada pada jalan kolektor primer mudah diakses
melalui jalan dari beberapa lokasi, diantaranya:

1. Terminal Pare : menggunakan kendaraan pribadi selama


kurang lebih 8 menit (650 m)

9
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Gambar 1.14 Pencapaian dari Terminal Pare ke tapak


Sumber: www.googleearth.co.id

2. Alun-Alun Ringin : menggunakan kendaraan pribadi selama


Budho Pare kurang lebih 2 menit (1,8 km)

Gambar 1.15 Pencapaian dari Alun-Alun ke tapak


Sumber: www.googleearth.co.id

3. Masjid Raya An-Nur : menggunakan kendaraan pribadi selama


kurang lebih 6 menit (3,3 km)

Gambar 1.16 Pencapaian dari Masjid Raya An-Nur ke tapak


Sumber: www.googleearth.co.id

10
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

E. Jarak menuju kota terdekat


Sebagai jalan kolektor primer, Jl. HOS Cokroaminoto menjadi akses
kendaraan yang menuju Kediri dari Kota-Kota seperti Batu dan Malang,
begitupula sebaliknya.
1. Kota Batu : Jarak dari tapak ke Kota Batu adalah sekitar 62,3 km
dengan jarak tempuh selama kurang lebih 1 jam 45 menit
menggunakan kendaraan pribadi. Jalur tercepat dapat ditempuh dari
arah utara tapak.

Gambar 1.17 Jarak dan waktu tempuh menuju Kota Batu


Sumber: www.googleearth.co.id

2. Kota Malang : Dari tapak, Kota Malang dapat ditempuh selama


kurang lebih 2 jam 26 menit dengan jarak sekitar 78,2 km.

Gambar 1.18 Jarak dan waktu tempuh menuju Kota Malang


Sumber: www.googleearth.co.id

11
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

3. Kota Tulungagung : Kota Tulungagung dapat dicapai selama kurang


lebih 1 jam 39 menit menggunakan kendaraan pribadi dengan jarak
sekitar 62,4 km dari tapak.

Gambar 1.19 Jarak dan waktu tempuh menuju Kota Tulungagung


Sumber: www.googleearth.co.id

4. Kabupaten Nganjuk : Jarak dari tapak dengan Kabupaten Nganjuk


adalah sekitar 48 km dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam 10
menit.

Gambar 1.20 Jarak dan waktu tempuh menuju Kabupaten Nganjuk


Sumber: www.googleearth.co.id

1.2.3 Kondisi iklim dan geografis


Tapak terletak pada titik koordinat 7° 75´ 67.68՛՛S 112°19´76.96՛՛E yang
merupakan bagian dari kabupaten Kediri yang secara geografis terletak pada
koordinat antara 111° 47' 05” s/d 112° 18' 20” Bujur Timur dan 7° 36' 12'' s/d 8° 0'
32” Lintang Selatan. Kota Pare berada pada ketinggian 125 meter di atas
permukaan laut (DPL) ini mempunyai udara yang tidak terlalu panas.
Wilayah Kabupaten Kediri diapit oleh 5 Kabupaten, yakni :
- Sebelah Barat : Tulungagung dan Nganjuk
- Sebelah Utara : Nganjuk dan Jombang

12
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

- Sebelah Timur : Jombang dan Malang


- Sebelah Selatan : Blitar dan Tulungagung
Kabupaten suhu udara berkisar antara 23° C sampai dengan 31° C dengan
tingkat curah hujan rata-rata sekitar 1652 mm per hari. Sungai Brantas melalui
kabupaten Kediri dari arah selatan ke utara dan kondisi topografi terdiri dari
dataran rendah dan pegunungan.

1.2.4 Kondisi sekitar tapak


Bangunan-bangunan disekitar tapak umumnya adalah bangunan satu dan dua
lantai sehingga tidak ada bangunan yang dominan dalam segi ketinggian dan tidak
terbentuk skyline yang menonjol.

Gambar 1.21 Foto panorama timur tapak (kedalam tapak)

Gambar 1.22 Foto panorama barat tapak (kedalam tapak)

Gambar 1.23 Foto panorama utara tapak (kedalam tapak)

13
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Gambar 1.24 Foto panorama selatan tapak (kedalam tapak)

Gambar 1.25 Foto panorama selatan tapak (keluar tapak)

Gambar 1.26 Foto panorama timur tapak (keluar tapak)

Gambar 1.27 Foto panorama utara tapak (keluar tapak)

Disekitar tapak terdapat beberapa sarana petunjuk yaitu signage dan


infrastruktur seperti tiang listrik, saluran air, dan lampu jalan. Sarana-sarana
tersebut dapat menunjang berdirinya Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri

14
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

dengan memfasilitasi kebutuhan bangunan. Namun begitu, perlu adanya kontrol


agar sarana penunjang tersebut dapat dimanfaatkan dengan waktu jangka panjang.

Saluran Irigasi
Selokan

Tiang Listrik Signage

Gambar 1.28 Kondisi sekitar tapak


Sumber: www.googleearth.co.id
Saluran Irigasi Tiang Listrik Signage
Selokan Lampu Jalan Lampu Merah
Saluran
Lampu Jalan Telepon Lampu Merah

1.2.5 Kondisi bangunan eksisting


Disekeliling tapak terdapat beberapa bangunan permanen dengan fungsi
komersial, pendidikan dan rumah tinggal. Terdapat pula bangunan semi permanen
yang digunakan sebagai warung dibagian tenggara tapak.

Tapak
6
Perkebunan
2
3 Permukiman

5 4 Komersial

Sekolah

Gambar 1.29 Kondisi bangunan eksisting

15
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

1 2

Pertokoan

Swalayan

3 4

Bangunan Pemkab Warung (Semi Permanen)

5 6

Bangunan Tua Tulungrejo


SMP Islam Al Fath

16
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

BAB II

PROGRAM UMUM

Kediri memiliki banyak potensi industri hasil pertanian sebagai sektor yang memajukan
daerah. Hal tersebut memacu peningkatan industri dalam berbagai bidang, seperti industri
makanan, industri rokok, industri air minum kemasan, industri genteng, dan kerajinan.
Keinginan untuk mewujudkan hal tersebut juga muncul secara tersirat pada misi Kabupaten
Kediri yang menginginkan terciptanya kemajuan ekonomi, industri, dan pariwisata untuk
menciptakan kesejahteraan rakyat melalui tersedianya lapangan pekerjaan serta lingkungan
hidup yang lebih baik. Dalam Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Kediri disebutkan
bahwa pengembangan industri diharapkan untuk lebih maju dimasa yang akan datang. Hal ini
juga didukung dengan presentase laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kediri pada bidang
industri pengolahan yang mencapai angka 5,85 persen dengan indeks implisit 129,8 pada
tahun 2016.

2.1 Rencana Pengembangan/Pembangunan

Rencana pembangunan Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri berdasarkan


kebutuhan akan wadah untuk memproduksi tahu secara massal dengan sistem produksi
dan pengolahan limbah yang lebih baik dari industri tahu rumahan dan pabrikan yang
telah banyak berdiri di Kediri serta penambahan fasilitas untuk pengunjung. Kerusakan
lingkungan yang ditimbulkan oleh industri tahu rumahan dan industri tahu pabrikan
dapat menimbulkan masalah karena kurangnya perhatian terhadap pengolahan limbah
yang baik sehingga keberadaan Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri ini
diharapkan dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat akan bagaimana proses
produksi tahu dan juga pengolahan limbahnya.

Beberapa fasilitas yang akan dihadirkan dalam Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu
Kediri, diantaranya:

1. Area produksi
Pengolahan biji kedelai agar menjadi tahu ataupun menjadi hasil olahan lain
membutuhkan beberapa proses dengan menggunakan alat-alat tertentu. Proses
pengolahan ini akan membutuhkan ruangan khusus yang luas dengan ketentuan-
ketentuan yang sesuai standar.

17
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

2. Area edukasi dan rekreasi


Proses pengolahan biji kedelai merupakan suatu hal yang dapat menarik
perhatian pengunjung. Apabila pengunjung dapat melihat secara langsung, mereka
akan mendapat pengalaman juga pengetahuan baru mengenai bagaimana proses
pengolahan biji kedelai agar menjadi tahu. Tidak hanya mengedukasi tetapi hal ini
juga akan menjadi sarana rekreasi bagi pengunjung. Namun begitu, fasilitas ini harus
tetap memiliki barrier antara karyawan dengan pengunjung agar tidak menganggu
proses produksi.

3. Pusat oleh-oleh
Hasil produksi tidak hanya untuk dipasarkan ke daerah, nasional, ataupun
internasional tetapi juga dilokasi produksi itu sendiri melalui pusat oleh-oleh. Setelah
melihat proses pengolahan biji kedelai, pengunjung dapat membeli hasil produksi
yang dijual di pusat oleh-oleh tersebut. Selain untuk meningkatkan daya tarik
pengunjung, keberadaan pusat oleh-oleh ini juga dapat meningkatkan pendapatan
Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri.

2.1.1 Hipotesis masalah


Berdasarkan latar belakang perancangan, Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu
Kediri dapat menjadi wadah produksi tahu takwa dengan sistem yang lebih
terintegrasi agar mampu menembus pasar internasional dan sekaligus berkontribusi
untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan menciptakan lingkungan hidup yang
lebih baik. Tujuan tersebut diharapkan dapat membantu menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan sektor industri.

2.1.2 Data pendukung


Untuk memperkuat latar belakang perancangan, terdapat beberapa berita atau
rencana yang terkait dengan permasalahan. Berita yang menyajikan tentang
fenomena digunakan pula sebagai dasar penemuan masalah yang terjadi.

18
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

1. Pencemaran sungai oleh limbah tahu

Gambar 2.1 Berita terkait pencemaran sungai oleh limbah tahu


Sumber: www.koranmemo.com

2. Tahu kuning Kediri dipersiapkan untuk go international

19
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Gambar 2.2 Berita terkait tahu Kediri menuju pasar internasional


Sumber: www.surya.co.id

2.2 Program Ruang Internal


Kebutuhan ruang ditentukan dari pelaku serta aktivitas yang dilakukan dalam Pusat
Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri. Aktivitas utama berkaitan dengan proses produksi
sedangkan aktivitas sekunder merupakan kegiatan edukasi dan rekreasi.
2.2.1 Identifikasi pelaku
1. Pengelola : Tugas pengelola adalah untuk mengawasi dan mengontrol jalannya
produksi, pemasaran, dan sumber daya manusia serta bertanggung jawab atas
segala aktivitas yang terjadi dalam bangunan.

Direktur

Divisi Produksi dan Divisi QC dan Divisi Divisi Ad.


Pengepakan Keuangan Pemasaran Pers

Pengawas
Lapangan

Anggota Anggota Anggota Anggota

Gambar 2.3 Struktur organisasi perusahaan industri

2. Pengunjung : Pengunjung adalah orang yang mengunjungi Pusat Produksi


Tahu Takwa Terpadu Kediri untuk melihat proses produksi atau sekedar
membeli oleh-oleh. Kedatangan pengunjung dapat berupa rombongan ataupun
individual.

20
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Anak-Anak Siswa Mahasiswa Dewasa Lansia


5-11 thn SMP,SMA 18-22 thn 23-59 thn ≥60 thn
12-17 thn

2.2.2 Alur kegiatan


Alur kegiatan dibagi berdasarkan jenis pelaku yang beraktivitas dalam
bangunan. Penentuan alur kegiatan tersebut dapat membantu kebutuhan ruang yang
harus tersedia dalam bangunan.
1. Pengelola :

Datang Parkir Bekerja Ishoma Bladder

07.00-07.15 07.15-17.00

Bekerja Keluar

17.00

Pengelola yang menjaga pusat oleh-oleh dan petugas keamanan :

Datang Parkir Bekerja Ishoma Bladder

07.00-07.15 07.15-21.00

Bekerja Keluar

22.00

2. Pengunjung :
A. Pengunjung yang melihat proses pembuatan tahu :

Datang Parkir Melihat proses pembuatan tahu

09.00-09.15 09.15-16.00

Ishoma Bladder Membeli oleh-oleh Keluar


16.00-21.00 21.00

B. Pengunjung yang membeli oleh-oleh saja :

Datang Parkir Ishoma Bladder

09.00-09.15 09.15-21.00

Membeli oleh-oleh Keluar

21.00

21
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

2.2.3 Alur produksi


Proses pembuatan tahu membutuhkan beberapa tahap yang panjang dari
kedelai hingga menjadi tahu. Umumnya, proses pembuatan tahu pada industri
rumahan hampir sama, jika terdapat perbedaan yaitu pada urutan kerja atau jenis
zat penggumpal protein yang digunakan (Kaswinarni, 2007). Dalam proses
pembuatan tahu takwa, perlu penambahan kunyit yang memberikan warna kuning
alami pada tahu. Proses pembuatan tahu secara umum adalah sebagai berikut :

Gambar 2.4 Diagram alur pembuatan tahu


Sumber: BPPT, 1997 (diacu dalam Syah, 2011)

COD (Chemical Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen Demand), dan TSS (Total Suspended
Solid).

1. Kedelai disortir dan dibersihkan untuk mendapatkan biji kedelai yang


layak diproses pada tahap selanjutnya. Tahap ini menghasilkan limbah cair
berupa air bekas cucian kedelai
2. Kedelai selanjutnya direndam selama 3-12 jam untuk mengelupaskan
kulit-kulit kedelai tersebut. Tahap ini menghasilkan kulit kupasan kedelai dan
limbah cair (BOD,TSS)

22
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

3. Lalu, kedelai yang sudah terkupas dicuci lagi selama 30-40 menit dan
pada tahap ini terdapat limbah cair berupa air bekas cucian kedelai
4. Kedelai digiling hingga menjadi bubur dengan air hangat (8:1)
5. Setelah digiling, kedelai yang sudah menjadi bubur direbus pada suhu
100°C selama 15-30 menit
6. Bubur kedelai disaring dengan air hangat. Pada tahap ini terbentuk ampas
tahu
7. Hasil penyaringan berupa filtrat/zat yang dapat larut (melewati
penyaringan)
8. Filtrat tersebut akan mengalami penggumpalan selama 30 menit dan
menghasilkan limbah cair (BOD,TSS)
9. Filtrat disaring dan siap untuk diproses pada tahap pencetakan. Pada tahap
ini akan menghasilkan air tahu dan whey
10. Setelah mengalami proses pencetakan/pengepresan/pemotongan, filtrate
direbus dengan suhu 80°C dan menghasilkan air tahu.
11. Hasil perebusan tersebut adalah tahu.

Dalam proses pembuatan tahu yang menggunakan alat-alat modern, dapat


digunakan alat-alat sebagai berikut :

1. Soaking Machine
Alat ini akan mencuci dan mensortir kedelai secara otomatis dengan
sistem overflow dan menggunakan timer otomatis yang dapat diatur lama
pencucian kedelainya.

1,45 m

Gambar 2.5 Soaking machine


Sumber: www.takaitofu.com

23
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

2. Air Conveyor
Alat ini digunakan sebagai sistem transportasi kedelai yang akan dicuci
menuju soaking machine.

Gambar 2.6 Air conveyor


Sumber: www.takaitofu.com

3. Okara feeder
Bersama air conveyor, okara feeder membantu mentransportasi
kedelai.

Gambar 2.7 Okara feeder


Sumber: www.takaitofu.com

4. Automatic pressure cooker plant


Sistem ini secara otomatis dan terus menerus menggiling kedelai yang
sudah direndam menjadi puree halus, mencampurkan puree dengan air,
lalu merebusnya.

3,2 m

Gambar 2.8 Automatic pressure cooker plant


Sumber: www.takaitofu.com

24
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

5. Soymilk extraction systems


Sistem ini secara otomatis dan terus menerus memisahkan susu kedelai
dari okara (bubur/ampas kedelai).

1,82 m

Gambar 2.9 Soymilk extraction systems


Sumber: www.takaitofu.com

6. Soymilk processing equipment


Alat ini memercikkan susu kedelai menjadi lapisan tipis dan
menghilangkan udara dari susu kedelai.

3,25 m

1,6 m
Gambar 2.10 Soymilk processing equipment
Sumber: www.takaitofu.com

7. Curding system
Sistem ini mencampur jumlah koagulan dengan susu kedelai pada suhu
tetap untuk menghasilkan dadih kualitas tinggi yang merata.

25
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

2,59 m

Gambar 2.11 Curding system


Sumber: www.takaitofu.com

8. Forming system
Dadih tahu akan dibentuk oleh kotak-kotak sesuai ketebalan dan
kepadatan tahu yang diinginkan.

2,59 m

Gambar 2.12 Forming system


Sumber: www.takaitofu.com

9. Tofu cutting machine


Alat ini memotong tahu menjadi bentuk kotak-kotak kecil dengan
pemotong yang berputar.

26
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Gambar 2.13 Tofu cutting machine


Sumber: www.takaitofu.com

10. Tofu cooling system


Tahu yang telah dibentuk direndam dalam air dingin, di mana tahu itu
didinginkan dengan cepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan
meningkatkan kualitas penyimpanan.

2,2 m

Gambar 2.14 Tofu cooling machine


Sumber: www.takaitofu.com

11. Packaging machine


Alat ini digunakan untuk mengepak tahu dalam kemasan dan
dilengkapi dengan pencetak tanggal dan merk.

Gambar 2.15 Packaging machine


Sumber: www.takaitofu.com

27
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

2.2.4 Pengolahan limbah


Terdapat dua jenis limbah cair hasil pengolahan tahu yaitu limbah cair dan
limbah padat. Umumnya limbah cair berasal dari cairan kental pada proses
penggumpalan dan penyaringan yang disebut air dadih atau whey. Selain itu,
limbah cair bersumber dari proses sortir dan pencucian, perendaman kedelai,
penyaringan, pencucian alat dan lantai (Husin, 2008).
Limbah padat berupa sisa dari proses pencucian kedelai dan saringan bubur
kedelai yang biasanya disebut ampas tahu. Pada proses pencucian kedelai
terkadang terdapat beberapa unsur lain seperti batu, tanah, dan kulit kedelai.

Gambar 2.16 Diagram neraca massa pembuatan tahu


Sumber: BPPT, 1997 (diacu dalam Syah, 2011)

A. Limbah Cair
Proses pengolahan limbah cair dibedakan menjadi 3 jenis yaitu
(Darsono, 2007) :
1. Proses fisika, proses ini dilakukan secara mekanik tanpa penambahan
bahan-bahan kimia. Proses ini meliputi: penyaringan, pengendapan, dan
pengapungan.
2. Proses kimia, proses ini menggunakan bahan kimia untuk
menghilangkan bahan pencemar.
3. Proses biologi, yaitu dengan menghilangkan polutan menggunakan kerja
mikroorganisme.
Dari ketiga cara mengolah limbah cair, proses biologis merupakan cara
yang lebih sederhana dan tidak mengakibatkan efek samping yang serius
(Syah, 2011). Dalam mengolah limbah cair secara biologis, terdapat 3
alternatif pengolahan diantaranya :
1. Pengolahan secara aerob

28
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

2. Pengolahan secara anaerob


3. Pengolahan secara aerob-anaerob
Dalam menghasilkan hasil akhir dari sebuat pengolahan limbah, proses
anaerob menghasilkan biogas yang dapat dipergunakan untuk memasak
olahan tahu dan penerangan. Proses ini menggunakan bakteri yang tidak
memerlukan oksigen dan hidup dengan baik pada suhu yang semakin
tinggi hingga 40° C dengan pH ±7 (Syah, 2011).

Hidrolisis Asam amino


Asam lemak
Gula

Asidogenesis Asam asetat Format Aseton


Proprionat Etanol Asetat
Butirat Methanol CO2
Laktat Gliserol H2
Metanogenesis Metan

Biogas

Gambar 2.17 Diagram proses pengolahan limbah secara anaerob

Gambar 2.18 Sistem anaerob biogas


Sumber: Kaswinarni, 2007

29
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

B. Limbah Padat
Limbah padat berupa ampas tahu dapat dimaanfaatkan untuk pakan
ternak dengan mencampurkan kulit kedelai, air, bekatul, tepung ikan dan
hijauan dengan ampas tahu tersebut. Selain sebagai pakan ternak, ampas
tahu dapat diolah kembali untuk sereal, tempe gembus, dan kue kering
(Kaswinarni, 2007).

2.2.5 Acuan standar


Didalam bangunan industri pengolahan pangan dibutuhkan ruang yang cukup
untuk menyimpan mesin-mesin produksi yang besar dan juga sirkulasi yang luas
untuk memudahkan gerak pekerja dan pengunjung. Alur proses produksi juga
harus mudah agar kesalahan dalam urutan proses produksi dapat diminimalisir. Hal
ini dapat ditentukan dengan peletakan mesin-mesin produksi.

Gambar 2.19 Alur proses produksi


Sumber: Data Arsitek Jilid 3

Sistem alur proses produksi parallel lebih memudahkan dibanding sistem


sinuous dikarenakan memiliki alur yang sejajar/lurus dan memungkinkan
penggunaan ruang yang lebih maksimal. Secara keseluruhan, alur/sirkulasi ruangan
juga dapat dibuat linear untuk mempermudah arah gerak manusia didalam
bangunan. Dalam penyusunan organisasi ruang, acuan yang digunakan adalah Time
Saver Standard.

30
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Gambar 2.20 Organisasi ruang bangunan industri


Sumber: Time Saver Standard

2.2.6 Kebutuhan ruang

Berdasarkan fungsi ruang, jenis kegiatan, dan pelaku, ruang-ruang yang


dibutuhkan dalam Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri adalah :

Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang


No. Fungsi Jenis Kegiatan Pelaku Ruang
Ruang
1. Sortir dan pencucian kedelai
2. Perendaman kedelai
3. Pengupasan kulit kedelai
4. Pencucian kedelai
5. Penggilingan kedelai
6. Pemasakan bubur kedelai
-Pekerja pabrik Ruang Produksi
7. Utama Penyaringan bubur kedelai
-Pengawas lapangan
8. Penggumpalan filtrat
9. Penyaringan filtrat
10. Penambahan kunyit
Pencetakan/pengepresan/
11.
pemotongan
12. Perebusan filtrat

31
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

13. Pendinginan tahu


14. Penggorengan olahan tahu
15. Packaging
16. Penyimpanan barang jadi Gudang penyimpanan
barang jadi
17. Pengolahan limbah Tempat pengolahan limbah
18. Mendaftar administrasi -Petugas administrasi -Lobby
-Pengunjung -Ruang administrasi
19. Menyaksikan proses -Tour guide
Area edukasi dan rekreasi
produksi -Pengunjung
20. Membeli oleh-oleh -Petugas POO
Penunjang Pusat oleh-oleh
-Pengunjung
21. Makan di kafe -Pelayan kafe
Kafe
-Pengunjung
22. Beribadah Pengunjung Mushola pengunjung
23. Bladder Pengunjung Toilet pengunjung
24. Bekerja di ruangan -Direktur
-Div. Pemasaran
-Div. Ad. Pers Ruang kerja
-Div. Keuangan
-Div. Produksi
25. Istirahat Pengelola Ruang istirahat
Makan -Pantry
26. Pengelola Pengelola
-Ruang istirahat
27. Beribadah Pengelola Mushola pengelola
28. Bladder -Toilet pengelola
Pengelola
-Toilet pekerja
29. Menyimpan barang -Loker pengelola
Pengelola
-Loker pekerja
30. Rapat Pengelola Ruang meeting
31. Loading barang Pekerja pabrik Loading dock
32. Penyimpanan bahan mentah Gudang penyimpanan
Pekerja pabrik
bahan mentah
33. Perawatan mesin Teknisi Ruang produksi
34. Membersihkan ruangan Janitor Semua ruangan
35. Menjaga keamanan -Semua ruangan
Satpam
Servis -Ruang CCTV
36. Mengatur area parkir -Area parkir pengelola
Tukang parkir
-Area parkir pengunjung
37. Pompa Teknisi Ruang pompa
38. Genset Teknisi Ruang genset
39. Perawatan mekanikal
Teknisi Ruang ME
elektrikal

2.2.7 Studi ruang


Studi ruang diperlukan pada fungsi ruang utama yaitu ruang produksi untuk
mengetahui besaran ruang utama sekaligus layout peletakan mesin-mesin produksi.

Tabel 2.2 Studi Ruang


No. Nama Ruang Mesin yang Digunakan Layout Perabot
1. Sortir dan pencucian Soaking Machine (2 unit)
9m
kedelai
Air Conveyor (2 unit) 1.5 m
Perendaman kedelai
Okara Feeder (2 unit) 1m
Pengupasan kulit kedelai
5m 8m
Pencucian kedelai 3m
Penggilingan kedelai 1m
1.5 m

32
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

2. Pemasakan bubur Automatic pressure cooker 7m


kedelai
plant (2 unit) 1.5 m
1,5 m

Penyaringan bubur 3m 3m 9m
kedelai 1,5 m
1.5 m

3. Penggumpalan filtrat Soymilk extraction system (2


9m
unit) 1.5 m
1.5 m
1.5 m
1.6 m 1.5 m 3 m 9m
Penambahan kunyit Soymilk processing system (2
1.5 m
unit)
1.6 m 1.5 m 1.5 m

5. Penyaringan filtrat Curding system (2 unit)


8.5 m
1.5 m
1,5 m
4.5 m
Perebusan filtrat 3m 9m
1,5 m
1.5 m

6. Pencetakan/pengepresan/ Forming system (2 unit)


13.5 m
pemotongan 1.5 m
1,5 m
9.5 m 9m
3m
1,5 m
1.5 m

Tofu cutting system (2 unit)


7m
1.5 m
1,5 m
3m 3m 9m
1,5 m
1.5 m

7. Pendinginan tahu Tofu cooling system (2 unit)


14 m
1.5 m
2.5 m

10 m 2m 10 m
2.5 m
1.5 m
8. Packaging Packaging Machine (2 unit)
1.5 m
1m
3m
3m 8m
1m
1.5 m
7m

33
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

9. Quality control Conveyor (2 unit)


Stainless Steel Table (2 pcs) 1.5 m
1m
3m 1m 6 m
1m
1.5 m
6m

2.2.8 Besaran ruang


Berdasarkan tabel kebutuhan ruang, maka dapat ditentukan besaran ruang
yang dibutuhkan untuk masing-masing ruang adalah :

Tabel 2.3 Besaran Ruang


Fungsi
No. Ruang Jumlah Ruang Kapasitas Pelaku Standar Ruang Sumber Perhitungan Luasan (m2)
Ruang
1 Sortir dan pencucian kedelai 15-40 m2/mesin DA3
2 Perendaman kedelai 15-40 m2/mesin DA3
3 Pengupasan kulit kedelai 1 (2 unit mesin) 4 15-40 m2/mesin DA3 9 x 8 m2 72
4 Pencucian kedelai 15-40 m2/mesin DA3
5 Penggilingan kedelai 15-40 m2/mesin DA3
6 Pemasakan bubur kedelai 15-40 m2/mesin DA3
1 (2 unit mesin) 4 7 x 9 m2 63
7 Penyaringan bubur kedelai 15-40 m2/mesin DA3
8 Penggumpalan filtrat 15-40 m2/mesin DA3
1 (2 unit mesin) 4 9 x 9 m2 81
9 Penambahan kunyit 15-40 m2/mesin DA3
10 Penyaringan filtrat
Utama 1 (2 unit mesin) 4 15-40 m2/mesin DA3 8,5 x 9 m2 76,5
11 Perebusan filtrat
Pencetakan/pengepresan/ 1 (2 unit mesin) 13,5 x 9 m2 121,5
12 4 15-40 m2/mesin DA3
pemotongan 1 (2 unit mesin) 7 x 9 m2 63
13 Pendinginan tahu 1 (2 unit mesin) 4 15-40 m2/mesin DA3 14 x 10 m2 140
14 Penggorengan olahan tahu 1 (2 unit mesin) 4 15-40 m2/mesin DA3 7 x 9 m2 63
15 Packing 1 (2 unit mesin) 4 15-40 m2/mesin DA3 7 x 8 m2 56
16 Quality Control 1 4 36 m2 36
Gudang penyimpanan barang
17 1 3 360 m2 DA3 360 m2 360
jadi
18 Tempat pengolahan limbah 1 3 50 m2 50 m2 50
19 Lobby 1 100 0,65 m2/orang DA2 0,65 m2 x 100 65
20 Ruang administrasi 1 4 5 m2/orang DA2 5 m2 x 4 20
21 Area edukasi dan rekreasi 1 150 1 m2/orang DA3 1 m2 x 150 150
22 Penunjang Pusat oleh-oleh 1 75 225 m2 225 m2 225
23 Kafe 1 100 1,2 m2/orang DA2 1,2 m2 x 100 120
24 Mushola pengunjung 1 20 1,5 m2/orang DA2 1,5 m2 x 20 30
25 Toilet pengunjung 1 16 42 m2 DA3 42 m2 42
26 R. Direktur 1 2 12 m2 DA2 12 m2 12
27 R. Div. Produksi 1 2 4,46 m2 DA2 4,46 m2 4,46
28 R. Div. Keuangan 1 2 4,46 m2 DA2 4,46 m2 4,46
29 R. Div. Pemasaran 1 2 4,46 m2 DA2 4,46 m2 4,46
30 R. Div. Ad. Pers 1 2 4,46 m2 DA2 4,46 m2 4,46
31 R. Pengawas Lapangan 1 2 4,46 m2 DA2 4,46 m2 4,46
32 Ruang istirahat 1 30 1,2 m2/orang 1,2 m2 x 30 45
34 Pengelola Pantry 1 5 2,5 m2/orang DA2 2,5 m2 x 5 12,5
35 Mushola pengelola 1 10 1,5 m2/orang DA2 1,5 m2 x 10 15
36 Toilet pengelola 1 4 14 m2 DA3 14 m2 14
37 Toilet pekerja 1 4 14 m2 DA3 14 m2 14
38 Loker pengelola 1 10 0,6 m2/orang DA3 0,6 m2 x 10 6
39 Loker pekerja 1 70 0,6 m2/orang DA2 0,6 m2 x 70 42
40 R. Administrasi 1 2 5 m2/orang DA 2 5 m2 x 2 10
41 Ruang meeting 1 10 1,5 m2/orang DA2 1,5 m2 x 10 15
42 Loading dock 1 4 18 m2 DA2 18 m2 18
Gudang penyimpanan bahan
43 1 4 360 m2 DA3 360 m2 360
mentah 34
44 Ruang teknisi 1 4 2,25 m2/orang DA2 2,25 m2 x 4 10
45 Servis Ruang janitor 1 2 2,25 m2/orang DA2 2,25 m2 x 4 5
35 Mushola pengelola 1 10 1,5 m2/orang DA2 1,5 m2 x 10 15
36
37
Toilet pengelola
Toilet pekerja
1
1
4 14 m2
PUSAT PRODUKSI
DA3 14 m2 14
4 14 m2 DA3 14 m2 14
38 Loker pengelola 1 10 0,6 m2/orang TAHU
DA3 TAKWA TERPADU
0,6 m2 x 10 6
39 Loker pekerja 1 70 0,6 m2/orang DA2 KEDIRI
0,6 m2 x 70 42
40 R. Administrasi 1 2 5 m2/orang DA 2 5 m2 x 2 10
41 Ruang meeting 1 10 1,5 m2/orang DA2 1,5 m2 x 10 15
42 Loading dock 1 4 18 m2 DA2 18 m2 18
Gudang penyimpanan bahan
43 1 4 360 m2 DA3 360 m2 360
mentah
44 Ruang teknisi 1 4 2,25 m2/orang DA2 2,25 m2 x 4 10
45 Servis Ruang janitor 1 2 2,25 m2/orang DA2 2,25 m2 x 4 5
46 Ruang pompa 1 2 4 m2/orang 4 m2 x 2 8
47 Ruang genset 1 2 4 m2/orang 4 m2 x 2 8
48 Ruang ME 1 2 4 m2/orang 4 m2 x 2 8
49 Ruang CCTV 1 2 4 m2/orang DA2 4 m2 x 2 8
TOTAL 2466,8
SIRKULASI 30% 740,04
TOTAL + SIRKULASI 3206,84
50 Parkir mobil pengelola 1 6 2,3 x 5 m A 11,5 69

51 Parkir motor pengelola 1 60 0,7 x 2 m A 1,4 84


52 Ruang Parkir truk loading 1 3 3,4 x 12,5 m A 42,5 127,5
53 Luar Parkir mobil pengunjung 1 60 2,3 x 5 m A 11,5 690
54 Parkir motor pengunjung 1 120 0,7 x 2 m A 1,4 168
55 RTH 1 30 % luas lahan (estimasi luas lahan 1 ha) 3000
56 Ruang luar 1 1903,91
TOTAL RUANG LUAR 6042,41
TOTAL KESELURUHAN 9249,25

2.2.9 Organisasi ruang

Organisasi ruang yang mengacu pada standar diolah kembali untuk


disesuaikan dengan kebutuhan ruang Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri.
Organisasi ruang tersebut dibagi menjadi dua, yaitu organisasi ruang makro dan
organisasi ruang mikro. Organisasi makro berdasarkan pada fungsi ruang
sedangkan organisasi mikro berdasarkan pada seluruh ruangan yang dibutuhkan.

A. Organisasi ruang makro


Ruang
Ruang
Luar
Pengelola

Ruang
Utama

Ruang Ruang
Servis Penunjang

Gambar 2.21 Organisasi ruang makro

35
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

B. Organisasi ruang mikro

Gambar 2.22 Organisasi ruang mikro Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri

36
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

2.2.10 Persyaratan kuantitatif dan kualitatif ruang

Tabel 2.4 Persyaratan Kuantitatif dan Kualitatif Ruang


Penghawaan Pencahayaan Kenyamanan
Tata Visual
No. Nama Ruang dan Keamanan
Alami Buatan Alami Buatan Suara Khusus
Kesehatan
1. Sortir dan pencucian +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
kedelai
2. Perendaman kedelai +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
3. Pengupasan kulit kedelai +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
4. Pencucian kedelai +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
5. Penggilingan kedelai +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
6. Pemasakan bubur kedelai +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
7. Penyaringan bubur kedelai +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
8. Penggumpalan filtrat +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
9. Penyaringan filtrat +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
10. Penambahan kunyit +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
11. Pencetakan/pengepresan/ +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
pemotongan
12. Perebusan filtrat +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
13. Pendinginan tahu +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
14. Penggorengan olahan tahu +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
15. Packing +++ ++ +++ ++ ++ +++ +++ +
16. Gudang penyimpanan + +++ + ++ + +++ +++ +
barang jadi
17. Tempat pengolahan limbah ++ + +++ ++ + +++ +++ +
18. Lobby ++ +++ +++ ++ +++ ++ ++ +++
19. Ruang administrasi ++ +++ +++ ++ +++ ++ ++ ++
20. Area edukasi dan rekreasi ++ +++ +++ ++ +++ +++ +++ +
21. Pusat oleh-oleh ++ +++ +++ ++ +++ +++ +++ +++
22. Kafe ++ +++ +++ ++ +++ +++ +++ +++
23. Mushola pengunjung ++ ++ +++ ++ +++ +++ +++ ++
24. Toilet pengunjung ++ ++ + ++ + +++ +++ +
25. R. Direktur ++ +++ +++ ++ + +++ +++ +++
26. R. Div. Produksi ++ +++ +++ ++ + +++ +++ +++
27. R. Div. Keuangan ++ +++ +++ ++ + +++ +++ +++
28. R. Div. Pemasaran ++ +++ +++ ++ + +++ +++ +++
29. R. Div. Ad. Pers ++ +++ +++ ++ + +++ +++ +++
30. R. Pengawas Lapangan ++ +++ +++ ++ + +++ +++ +++
31. Ruang istirahat +++ ++ +++ ++ + +++ +++ +
32. Pantry +++ ++ + ++ + +++ +++ +
33. Mushola pengelola +++ ++ +++ ++ + +++ +++ +
34. Toilet pengelola +++ ++ + ++ + +++ +++ +
35. Toilet pekerja +++ ++ + ++ + ++ ++ +
36. Loker pengelola +++ ++ + ++ + ++ ++ +
37. Loker pekerja +++ ++ + ++ + ++ ++ +
38. R. Administrasi +++ ++ +++ ++ + ++ ++ +
39. Ruang meeting ++ +++ +++ ++ + ++ ++ +
40. Loading dock +++ ++ + ++ + ++ ++ +
41. Gudang penyimpanan +++ ++ + ++ + +++ +++ +
bahan mentah
42. Ruang teknisi +++ ++ ++ ++ + ++ ++ +
43. Ruang janitor +++ ++ ++ ++ + ++ ++ +
44. Ruang pompa +++ ++ + ++ + ++ ++ +
45. Ruang genset +++ ++ + ++ + ++ ++ +
46. Ruang ME ++ +++ + ++ + ++ ++ +
47. Ruang CCTV ++ +++ ++ ++ + ++ ++ +

Keterangan :
+++ Sangat Perlu
++ Perlu
+ Tidak Perlu

37
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

BAB III

ASPEK BANGUNAN

3.1 Aspek Tapak berdasarkan Peraturan Kota/Kawasan


Berdasarkan RTRW Kabupaten Kediri tahun 2010-2030, ditentukan bahwa area tapak
yang berada pada Jl. HOS Cokroaminoto, Tulungrejo, Pare, Kediri memiliki peraturan
sebagai berikut :
1. Jalan HOS Cokroaminoto yang merupakan jalan kolektor primer memiliki
lebar Daerah Manfaat Jalan (Damaja) 16-20 m, Daerah Miliki Jalan (Damija)
21-35 m, dan Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja) 36-70 m.
2. Tapak adalah bagian dari SSWP ‘E’ yaitu kecamatan Pare yang
mengembangkan beberapa sektor yaitu :
a. Perdagangan
b. Jasa
c. Pendidikan
d. Kesehatan
e. Peribadatan
f. Perkantoran
g. Rekreasi – Olahraga dan Wisata
h. Industri dan Potensi Lain

Sektor industri yang dikembangan pada kecamatan Pare dan kecamatan


pendukungnya ialah :
a. Industri/pemasaran hasil pertanian
b. Industri kertas (Puncu)
c. Industri kapur (Puncu)
d. Industri krupuk (Badas)
e. Industri genteng (Badas)
f. Industri batumerah (Badas)
g. Kerajinan mebel (Badas)
3. Ketentuan intensitas bangunan :
a. KDB = 40%
b. KLB = 0,5-1,5
c. TLB = 1-2 lantai

38
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

d. RTH = 30%
e. GSB = setengah lebar jalan (12 m : 2 = 6 m)

Tapak yang dipilih tersebut dikelilingi oleh beberapa bangunan industri hasil
pertanian dan lahan pertanian. Perancangan Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri
diharapkan dapat meningkatkan potensi industri hasil pertanian tersebut dan menarik
pekerja dari lingkungan sekitar yang didominasi oleh bidang pertanian.

3.2 Aspek Lingkungan


Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No 4 Tahun 2016, dalam
pembangunan kawasan industri harus memperhatikan beberapa prinsip diantaranya :
1. Kesesuaian tata ruang
2. Ketersediaan infrastruktur industri
3. Ramah lingkungan
4. Efisiensi
5. Keamanan dan kenyamanan berusaha
6. Percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri.
Meskipun perancangan Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri bukan merupakan
kawasan industri, tetapi pada proses perancangannya harus memperhatikan prinsip-
prinsip tersebut agar tercipta kesinambungan dengan lingkungan karena setiap industri
akan menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan.
Pada industri pengolahan kedelai, baku mutu air limbah telah diatur dalam Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014. Ketentuan tersebut merupakan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup terkait
dengan bangunan industri.

Tabel 3.1 Baku Mutu Air Limbah Pengolahan Kedelai

39
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Dalam RTRW Kabupaten Kediri No 14 Tahun 2011 disebutkan bahwa kawasan


industri sedang berada pada Kecamatan Pare, Badas, Ngasem, Kunjang, Plemahan,
Kandat, Tarokan, Plosoklaten,Wates, Kras, dan Kecamatan Grogol. Pada kawasan
dengan peruntukan industri dapat mengembangkan/menyelenggarakan hal-hal berikut:
a. diizinkan mengembangkan aktivitas pendukung kegiatan industri;
b. diizinkan mengembangkan aktivitas perumahan skala kecil di luar zona penyangga
peruntukan industri dengan intensitas bangunan berkepadatan sedang;
c. diizinkan mengembangkan akivitas budidaya produktif lain di luar zona penyangga
peruntukan industri;
d. penyelenggaraan perumahan buruh/karyawan, fasoslfasum skala lokal sebagai
pendukung kegiatan industri;
e. penyelenggaraan instalasi pengolahan air limbah; dan
f. pembatasan pembangunan perumahan baru sekitar kawasan Peruntukan industri.

3.3 Aspek Manajemen


A. Struktur organisasi
Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri dipimpin oleh Direktur dan dibawahi
oleh empat divisi yang membantu mengontrol kinerja anggota pada masing-masing
divisi.

Direktur

Divisi Produksi dan Divisi QC dan Divisi Divisi Ad.


Pengepakan Keuangan Pemasaran Pers

Pengawas
Lapangan

Pekerja bagian Pekerja bagian Tour Guide Admin (4)


produksi dan quality control (2) Petugas kafe
pengepakan (20) (4) (4)
Petugas POO
Pekerja bagian (8)
loading (4) Petugas
kebersihan (4)
Pekerja bagian
Petugas
gudang (6)
keamanan (2)

Gambar 3.1 Struktur organisasi Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri

40
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

B. Persyaratan khusus ruang


Proses pengolahan pangan harus steril dan membutuhkan pengelolaan secara
hati-hati agar menghasilkan produk yang bermutu dan aman dikonsumsi.
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No 75 Tahun 2010
menjelaskan beberapa persyaratan khusus ruang produksi pada tempat pengolahan
pangan yaitu :
1. Desain dan tata letak
Bagian dalam ruangan dan tata letak pabrik/tempat produksi harus mudah
dibersihkan dan didesinfeksi serta melindungi makanan atau minuman dari
kontaminasi silang selama proses.
2. Lantai
a. Lantai ruangan produksi seharusnya kedap air, tahan terhadap garam,
basa, asam/bahan kimia lainnya, permukaan rata tetapi tidak licin dan
mudah dibersihkan;
b. Lantai ruangan produksi yang juga digunakan untuk proses pencucian,
seharusnya mempunyai kemiringan yang cukup sehingga memudahkan
pengaliran air dan mempunyai saluran air atau lubang pembuangan
sehingga tidak menimbulkan genangan air dan tidak berbau;
c. Lantai dengan dinding seharusnya tidak membentuk sudut mati atau
sudut siku-siku yang dapat menahan air atau kotoran tetapi membentuk
sudut melengkung dan kedap air; dan
d. Lantai ruangan untuk kamar mandi, tempat cuci tangan dan sarana
toilet seharusnya mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran
pembuangan sehingga tidak menimbulkan genangan air dan tidak
berbau.
3. Dinding
a. Dinding ruang produksi seharusnya terbuat dari bahan yang tidak
beracun;
b. Permukaan dinding ruang produksi bagian dalam seharusnya terbuat
dari bahan yang halus, rata, berwarna terang, tahan lama, tidak mudah
mengelupas dan mudah dibersihkan;

41
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

c. Dinding ruang produksi seharusnya setinggi minimal 2 m dari lantai


dan tidak menyerap air, tahan terhadap garam, basa, asam atau bahan
kimia lain;
d. Pertemuan dinding dengan dinding pada ruang produksi seharusnya
tidak membentuk sudut mati atau siku-siku yang dapat menahan air
dan kotoran, tetapi membentuk sudut melengkung sehingga mudah
dibersihkan; dan
e. Permukaan dinding kamar mandi, tempat cuci tangan dan toilet,
seharusnya setinggi minimal 2 m dari lantai dan tidak menyerap air
serta dapat dibuat dari keramik berwarna putih atau warna terang
lainnya.
4. Atap dan langit-langit
a. Atap seharusnya terbuat dari bahan yang tahan lama, tahan terhadap air
dan tidak bocor;
b. Langit-langit seharusnya terbuat dari bahan yang tidak mudah
terkelupas atau terkikis, mudah dibersihkan dan tidak mudah retak;
c. Langit-langit seharusnya tidak berlubang dan tidak retak untuk
mencegah keluar masuknya binatang termasuk tikus dan serangga serta
mencegah kebocoran;
d. Langit-Iangit dari lantai seharusnya setinggi minimal 3 m untuk
memberikan aliran udara yang cukup dan mengurangi panas yang
diakibatkan oleh proses produksi;
e. Permukaan langit-langit seharusnya rata, berwarna terang dan mudah
dibersihkan;
f. Permukaan langit-Iangit di ruang produksi yang menggunakan atau
menimbulkan uap air seharusnya terbuat dari bahan yang tidak
menyerap air dan dilapisi cat tahan panas; dan
g. Penerangan pada permukaan kerja dalam ruangan produksi seharusnya
terang sesuai dengan keperluan dan persyaratan kesehatan serta mudah
dibersihkan.
5. Pintu
a. Seharusnya dibuat dari bahan tahan lama, kuat dan tidak mudah pecah;
b. Permukaan pintu ruangan seharusnya rata, halus, berwarna terang dan
mudah dibersihkan;

42
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

c. Pintu ruangan termasuk pintu kasa dan tirai udara harus mudah ditutup
dengan baik; dan
d. Pintu ruangan produksi seharusnya membuka keluar agar tidak masuk
debu atau kotoran dari luar.
6. Jendela
a. Dapat dibuat dari bahan tahan lama, tidak mudah pecah atau rusak;
b. Permukaan jendela harus rata, halus, berwarna terang dan mudah
dibersihkan;
c. Jendela dari lantai seharusnya setinggi minimal 1 m untuk
memudahkan membuka dan menutup, dengan letak jendela tidak boleh
terlalu rendah karena dapat menyebabkan masuknya debu;
d. Jumlah dan ukuran jendela seharusnya sesuai dengan besarnya
bangunan;
e. Desain jendela seharusnya dibuat sedemikian rupa untuk mencegah
terjadinya penumpukan debu; dan
f. Jendela seharusnya dilengkapi dengan kasa pencegah serangga yang
dapat dilepas sehingga mudah dibersihkan.
7. Ventilasi
a. Seharusnya menjamin peredaran udara dengan baik dan dapat
menghilangkan uap, gas, asap, bau, debu dan panas yang timbul
selama pengolahan yang dapat membahayakan kesehatan karyawan;
b. Dapat mengontrol suhu agar tidak terlalu panas;
c. Dapat mengontrol bau yang mungkin timbul;
d. Dapat mengatur suhu yang diperlukan atau diinginkan;
e. Harus tidak mencemari pangan olahan yang diproduksi melalui aliran
udara yang masuk; dan
f. Lubang ventilasi seharusnya dilengkapi dengan kasa untuk mencegah
masuknya serangga serta mengurangi masuknya kotoran ke dalam
ruangan, mudah dilepas dan dibersihkan.
8. Permukaan tempat kerja
a. Permukaan tempat kerja yang kontak langsung dengan bahan pangan
olahan harus berada dalam kondisi baik, tahan lama, mudah dipelihara,
dibersihkan dan disanitasi; dan

43
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

b) Permukaan tempat kerja seharusnya dibuat dari bahan yang tidak


menyerap air, permukaannya halus dan tidak bereaksi dengan bahan
pangan olahan, detergen dan desinfektan.

3.4 Aspek Tekno Ekonomi Bangunan


Biaya investasi yang dikeluarkan berkaitan dengan biaya pembebasan tanah, biaya
bangunan, biaya standard, biaya non standard, dan biaya tidak langsung. Dalam
pengeluaran biaya investasi tersebut, terdapat modal pinjaman dan modal sendiri dengan
perbandingan 75% dan 25%.

Tabel 3.2 Biaya Pembebasan Tanah


LAND COSTS
Harga Tanah/m2 Luas Tanah (m2) Harga Tanah
Rp 3.000.000 9249,25 Rp 27.747.750.000
ADMINISTRASI 20% Rp 5.549.550.000
TOTAL Rp 33.297.300.000

Tabel 3.3 Biaya Bangunan


BIAYA BANGUNAN
Lantai Luas Lantai (m2) Koefisien Harga Bangunan/m2 Biaya Bangunan
Lantai 1 3206,84 1,000 Rp 5.000.000 Rp 16.034.200.000

Tabel 3.4 Biaya Standard


BIAYA STANDARD
Pekerjaan Koefisien Unit Biaya Harga
Pondasi 10% Rp 16.034.200.000 Rp 1.603.420.000
Struktur 29% Rp 16.034.200.000 Rp 4.649.918.000
Lantai 10% Rp 16.034.200.000 Rp 1.603.420.000
Dinding 10% Rp 16.034.200.000 Rp 1.603.420.000
Plafon 8% Rp 16.034.200.000 Rp 1.282.736.000
Atap 10% Rp 16.034.200.000 Rp 1.603.420.000
Utilitas 8% Rp 16.034.200.000 Rp 1.282.736.000
Finishing 15% Rp 16.034.200.000 Rp 2.405.130.000
TOTAL Rp 16.034.200.000

Tabel 3.5 Biaya Tidak Langsung


BIAYA TIDAK LANGSUNG
Pekerjaan Koefisien Unit Biaya Harga
Landscape Cost 10% Rp 16.034.200.000 Rp 1.603.420.000
Interior and Moving Equipment 10% Rp 16.034.200.000 Rp 1.603.420.000
Biaya Perancangan 5% Rp 16.034.200.000 Rp 801.710.000
Biaya Perijinan 2% Rp 16.034.200.000 Rp 240.513.000
Biaya Overhead 1% Rp 16.034.200.000 Rp 160.342.000
Biaya Cadangan 3% Rp 16.034.200.000 Rp 481.026.000
TOTAL Rp 4.890.431.000

44
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Tabel 3.6 Biaya Non Standard


BIAYA NON STANDARD
Pekerjaan Koefisien Unit Biaya Harga
Persiapan Lahan 3% Rp 16.034.200.000 Rp481.026.000
Alat pengkondisian udara 10% Rp 16.034.200.000 Rp1.603.420.000
Elevator/escalator 8% Rp 16.034.200.000 Rp1.282.736.000
Tata suara 8% Rp 16.034.200.000 Rp1.282.736.000
Telepon & PABX 4% Rp 16.034.200.000 Rp641.368.000
Instalasi IT 10% Rp 16.034.200.000 Rp1.603.420.000
Elektrikal 11% Rp 16.034.200.000 Rp1.763.762.000
Sistem Proteksi Kebakaran 9% Rp 16.034.200.000 Rp1.443.078.000
Sistem penangkal petir 2% Rp 16.034.200.000 Rp320.684.000
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 3% Rp 16.034.200.000 Rp481.026.000
Interior (termasuk furniture) 20% Rp 16.034.200.000 Rp3.206.840.000
Gas pembakaran 1% Rp 16.034.200.000 Rp160.342.000
Pondasi dalam 9% Rp 16.034.200.000 Rp1.443.078.000
Selasar 3% Rp 16.034.200.000 Rp481.026.000
Pagar 2% Rp 16.034.200.000 Rp240.513.000
Utilitas Dalam 3% Rp 16.034.200.000 Rp481.026.000
Utilitas Luar 5% Rp 16.034.200.000 Rp801.710.000
Saluran Air Hujan 3% Rp 16.034.200.000 Rp400.855.000
Vegetasi 2% Rp 16.034.200.000 Rp320.684.000
Penerangan Luar 1% Rp 16.034.200.000 Rp160.342.000
Sarana & prasarana lingkungan 3% Rp 16.034.200.000 Rp481.026.000
TOTAL Rp19.080.698.000

Tabel 3.7 Total Biaya Investasi


TOTAL BIAYA INVESTASI
LAND COSTS Rp 33.297.300.000
BIAYA STANDARD Rp 16.034.200.000
BIAYA NON STANDARD Rp 19.080.698.000
BIAYA TIDAK LANGSUNG Rp 4.890.431.000
TOTAL BIAYA INVESTASI Rp 73.302.629.000

Tabel 3.8 Biaya Pinjaman


BIAYA PINJAMAN 75% Rp 54.976.971.750
BIAYA SENDIRI 25% Rp 18.325.657.250
BIAYA PINJAMAN
BIAYA PINJAMAN 75% Rp 54.976.971.750
SUKU BUNGA 10% Rp 5.497.697.175
TOTAL PINJAMAN Rp 60.474.668.925

45
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

3.5 Aspek Teknis Teknologi


Perancangan Pusat Tahu Takwa Terpadu Kediri harus memperhatikan sistem-sistem
utilitas demi terwujudnya kenyamanan, kesehatan, dan kemudahan komunikasi serta
mobilisasi.
3.5.1 Sistem penghawaan
A. Penghawaan alami

Udara panas

Udara dingin

Gambar 3.2 Skema penghawaan alami

Udara dingin masuk melalui bukaan bawah dan bukaan atas. Selain berfungsi
untuk menerima udara dingin, bukaan atas dapat membuang udara panas yang
tercipta akibat adanya aktivitas didalam bangunan. Udara dingin yang masuk ke
dalam bangunan dapat diatur dengan menggunakan vegetasi seperti pohon yang
sifatnya memecah angin, sehingga aliran angin lebih tenang saat masuk ke
bangunan. Pada bagian atap juga terdapat bukaan yang berfungsi untuk
membuang udara panas karena udara panas cenderung keluar dari tempat yang
lebih tinggi.

B. Penghawaan buatan
Penghawaan udara buatan digunakan pada ruang-ruang tertentu yang
membutuhkan pengkondisian udara khusus, seperti ruang kerja pengelola, pusat
oleh-oleh, kafe, dan gudang barang jadi. Tahu merupakan makanan yang tidak
awet apabila berada pada suhu normal, sehingga tahu harus disimpan pada
tempat yang sejuk dan suhunya terkontrol. Pada area produksi, dan tempat
pengolahan limbah membutuhkan exhaust fan untuk membuang bau yang
muncul pada proses produksi. Penggunaan AC split cocok digunakan pada
bangunan karena tidak terlalu banyak ruangan yang membutuhkan sistem
penghawaan buatan sehingga tidak mengganggu tampilan bangunan. Pada

46
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

gudang barang jadi/ cold storage diperlukan air cooled condensing unit khusus
untuk cold storage karena dapat mengaplikasikan temperatur hingga ± 5° C.

Gambar 3.3 Air cooled condensing unit


Sumber : www.coowor.com

3.5.2 Sistem pencahayaan


A. Pencahayaan alami

Secondary skin

Gambar 3.4 Skema pencahayaan alami

Bukaan atas memberikan kesempatan cahaya matahari untuk masuk ke


bangunan dan memantul ke permukaan yang dilewatinya sehingga memberikan
penerangan lebih terutama pada siang hari. Banyaknya cahaya matahari yang
masuk melalui bukaan samping dapat dikontrol dengan secondary skin.
Peletakan secondary skin tersebut diutamakan pada bagian timur-barat
bangunan.

B. Pencahayaan buatan
Sistem pencahayaan buatan bangunan industri menggunakan lampu dengan
jenis-jenis tertentu. Lampu yang terintegrasi dengan sistem sensor dapat
membantu menghemat energi seperti lampu yang dapat diatur durasi
penggunaan serta terdapat pengaturan tingkat keterangan lampu. Lampu
otomatis ini cocok digunakan pada ruang produksi yang banyak ditempati oleh
pekerja.

47
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Gambar 3.5 Lampu Gentlespace Gen 2


Sumber : www.philips.com

Pada ruang-ruang yang lebih kecil, seperti ruang kerja pengelola dan
mushola dapat menggunakan lampu LED dengan tipe downlight. Penggunaan
downlight dapat diaplikasikan pula pada lobby untuk menampilkan kesan
elegan.

Gambar 3.6 Lampu downlight


Sumber : www.lightingdesignindonesia.com

Lampu TL dapat digunakan pada ruang loading dan gudang yang


memungkinkan visibilitas maksimum.

Gambar 3.7 GreenPerform Highbay


Sumber : www.philips.com

3.5.3 Sistem utilitas


A. Proteksi kebakaran

Sprinkler
Smoke &
Heat Detector
Indoor Outdoor Hydrant Box
Panel kontrol
Hydrant Box

Tangki air bersih

Gambar 3.8 Skema proteksi kebakaran

48
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 26/PRT/M/2008 tentang


Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan dan SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pemasangan dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dijelaskan bahwa
ketentuan peletakan perangkat proteksi kebakaran adalah sebagai berikut :
1. Emergency exit door : harus mampu melindungi tangga darurat sekurang-
kurangnya 1 jam
2. Outdoor hydrant box : pasokan air minimal 2400L/menit dan mengalirkan
air minimal 45 menit
3. Exit sign : diletakkan ≤ 2,03 m dari atas pintu darurat
4. Fire alarm : bangunan fungsi umum 2-4 lantai menggunakan sistem manual
5. Smoke and heat detector : jarak antara detector maksimal 9 meter
6. Fire extinguisher : Jarak antar fire extinguisher 15 m
7. Indoor hydrant box : diletakkan 75 diatas permukaan lantai dengan debit air
minimum 400L/menit
8. Sprinkler : Jarak antara sprinkler 4-4,6 m dengan ruang lingkup 9
m2/sprinkler. Jarak sprinkler dari dinding 2-2,3 m

B. Air bersih dan air kotor


Kebutuhan air bersih pada bangunan industri/pabrik diatur dalam SNI 03-
7065-2005 tentang Tata Rencana Perencanaan Sistem Plambing yaitu 50
liter/pegawai/hari. Kebutuhan air bersih pada toserba/pusat oleh-oleh adalah 5
liter/m2 dan pada restoran/kafe adalah 15 liter/kursi. Sehingga kebutuhan air
bersih pada Pusat Produksi Tahu Takwa Terpadu Kediri adalah :
Pabrik = 70 pegawai x 50 ltr = 3500 ltr/hari
Pusat Oleh-Oleh = 225 m2 x 5 ltr = 1125 ltr/hari
Kafe = 100 kursi x 15 ltr = 1500 ltr/hari
Total = 6125 ltr/hari
Tabel 3.9 Kebutuhan Minimum Alat Plumbing

49
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Pada SNI 8153-2015 tentang Sistem Plambing pada Bangunan Gedung


dijelaskan mengenai kebutuhan alat plumbing pada bangunan dengan fungsi-
fungsi tertentu. Sehingga dalam bangunan industri/pabrik, kebutuhan minimum
alat plumbing adalah :
Pekerja pria = asumsi 60% x 70 orang = 42 orang
Pekerja wanita = asumsi 40% x 70 orang = 28 orang
Kloset pria = 1 unit (1-50)
Kloset wanita = 1 unit (1-50)
Kamar mandi pria = 1 unit (1-50)
Kamar mandi wanita = 1 unit (1-50)
Sedangkan kebutuhan minimum alat plumbing pada bagian kafe dan pusat
oleh-oleh dengan asumsi pengunjung 300 orang/hari adalah :
Pengunjung pria = asumsi 50% x 300 orang = 150 orang
Pengunjung wanita = asumsi 50% x 300 orang = 150 orang
Kloset pria = 2 unit (51-150)
Kloset wanita = 2 unit (51-150)
Urinal pria = 1 unit (1-200)
Kamar mandi pria = 1 unit (1-150)
Kamar mandi wanita = 1 unit (1-150)

Kran
Meteran air Kloset

Tangki air bersih Septic tank

Gambar 3.9 Skema distribusi air bersih dan air kotor

C. Limbah
Pada proses produksi tahu, limbah cair diolah melalui proses anaerob
menjadi biogas dengan menggunakan beberapa peralatan khusus, seperti
storage tank, bak anaerob, dan bak penampung.

50
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Lampu

Mesin Kompor
Storage
Produksi
Tank Bak
Penampung
Riol
Bak Kota
Aneraob

Gambar 3.10 Skema distribusi limbah cair


D. Listrik
Aliran listrik yang berasal dari PLN merupakan aliran high voltage sehingga
untuk digunakan dalam bangunan harus diubah terlebih dahulu menjadi listrik
low voltage.
Trafo PLN

Panel Induk

Panel Bangunan

HVDP

Genset Sync Panel LVDP

Sub Distribution Panel

Lampu, stop kontak, dsb

E. Tata suara dan cctv


Sistem tata suara diutamakan pada ruang-ruang komunal seperti ruang
produksi, lobby, area rekreasi dan edukasi, pusat oleh-oleh, dan kafe. Suara
disalurkan dari UPS menuju high end equipment menggunakan audio cable dan
volume suara dikontrol volume control menuju microphone sebelum
dikeluarkan oleh ceiling speaker dan column speaker. Sedangkan CCTV
dipasang pada sudut-sudut ruang dan dikontrol melalui ruang CCTV.

Ceiling
Speaker
UPS
R. Kontrol

Gambar 3.11 Skema tata suara dan cctv

51
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

F. Akustik
Sistem akustik diperlukan terutama pada ruang produksi untuk
meminimalisir kebisingan yang diakibatkan oleh mesin-mesin produksi,
kendaraan loading, ruang yang luas, dan material yang keras. Peletakan sistem
akustik tersebut berada pada langit-langit dan dinding. Sedangkan pembuangan
suara yang bising dapat dilakukan dengan sistem ventilasi. Pada langit-langit
dapat dipasang acoustic plate yang terbuat dari thermoset acoustic foam.
Pemasangan secara vertikal dapat memberikan kesan estetika.

Gambar 3.12 Langit-langit akustik


Sumber : www.aixfoam.com

Pada bagian dinding dapat diaplikasikan campuran material semen dan


gypsum dengan inti polymer yang umumnya berwujud seperti papan sehingga
memudahkan pemasangan dan perawatan. Kombinasi material tersebut dapat
membantu menyerap suara bising dari aktivitas manusia dan mesin dalam
bangunan. Pemasangan sistem ventilasi suara juga diperlukan dalam untuk
menghilangkan beban panas internal yang tinggi dari sumber "panas" seperti
kompresor besar, mesin, generator, dan motor serta meminimalkan dampak
kebisingan pada masyarakat sekitar oleh exhaust fan silencer.

Ventilasi
Fan Langit-langit akustik Papan
dinding akustik

Gambar 3.13 Skema akustik bangunan

52
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

BAB IV

LINGKUP PRODUK DAN KEGIATAN

4.1 Metode Desain


Metode desain yang digunakan adalah metode empiris, yaitu dengan melakukan
pendekatan terhadap fenomena dan kondisi di lapangan. Fenomena dan kondisi di
lapangan tersebut menjadi dasar dari proses perancangan.
4.1.1 Kerangka pemikiran
Pengolahan limbah
lebih teratur dan
Pencemaran
bermanfaat
lingkungan akibat
pembuangan limbah tahu
Mengedukasi
masyarakat akan
Potensi ekspor tahu proses pembuatan tahu
kurang berkembang Mengembangkan Pusat Produksi
potensi yang Tahu Takwa
dimiliki Kediri Terpadu Kediri Menyediakan
Tahu takwa sebagai sarana rekreasi
makanan khas Kediri

Pemasaran tahu
Rencana Pemerintah takwa berkembang
mengembangkan industri
hasil pertanian
Lapangan pekerjaan
meningkat

Gambar 4.1 Kerangka berpikir konsep

Gambar 4.2 Kerangka berpikir umum

53
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

4.1.2 Proses desain

IDENTIFIKASI
MASALAH

BAGAIMANA DESAIN PUSAT PRODUKSI


TAHU TAKWA TERPADU KEDIRI?

PENGUMPULAN
DATA PRIMER DATA DATA SEKUNDER
STUDI LAPANGAN STUDI LITERATUR
DOKUMENTASI PERATURAN

PENYUSUNAN KELAYAKAN
PERANCANGAN

PENYUSUNAN PROPOSAL
PROYEK

METODE DESAIN METODE DESAIN EMPIRIS


EMPIRIS PROG. RUANG, TAPAK, LINGKUNGAN

ANALISA ANALISA ANALISA ANALISA


TAPAK RUANG BENTUK MASSA TANGGAP IKLIM

SINTESA/KESIMPULAN AWAL

KONSEP KONSEP KONSEP KONSEP


TAPAK RUANG BENTUK MASSA TANGGAP IKLIM

PRA RANCANGAN DESAIN

PENYUSUNAN DED
PENGEMBANGAN RENCANA DETAIL

EVALUASI DESAIN

Gambar 4.3 Proses desain

54
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

4.2 Produk yang Diharapkan


Sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Desain Arsitektur Akhir 2018-
2019, produk yang harus dibuat adalah :
1. Tugas Kelayakan Perancangan, disertai lembar asistensi, dengan minimal jumlah
asistensi 1 (satu) kali
2. Tugas Proposal Proyek, disertai lembar asistensi, dengan minimal jumlah asistensi 4
(empat) kali (termasuk asistensi yang dilakukan saat menyusun Produk Kelayakan
Perancangan)
3. Maket Studi, disertai maket (60/60)
4. Tugas DED Arsitektural, disertai lembar asistensi, dengan minimal jumlah asistensi 3
(tiga) kali (termasuk asistensi yang dilakukan saat menyusun Produk KP dan Proposal
Proyek)
5. Tugas Presentasi, disertai materi Presentasi dan panel

55
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

LAMPIRAN

Daftar sumber literatur lampiran yang dilampirkan dalam Kelayakan Perancangan Pusat
Produksi Tahu Takwa Kediri adalah :
Lampiran 1 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kediri
Lampiran 2 Tabel Pembagian Wilayah SSWP Kabupaten Kediri
Lampiran 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kediri BAB IV hal 48
Lampiran 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kediri BAB IV hal 56
Lampiran 5 Peta Kawasan Budidaya dan Non Budidaya Kabupaten Kediri

56
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Lampiran 1

57
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Lampiran 2

58
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Lampiran 3

59
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Lampiran 4

60
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Lampiran 5

61
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, V. 2007. Pengolahan Limbah Cair Tahu Secara Anaerob Dan Aerob. Jurnal
Teknologi Industri 11(1):9-20.

Husin, A. 2008. Pengolahan Limbah Cair Indutri Tahu dengan Biofiltrasi Anaerob dalam
Reaktor Fixed-bed [tesis]. Medan: Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara.

Kaswinarni, F. 2007. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat Dan Cair Industri Tahu [tesis].
Semarang: Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro.

Neufert P, Ernst. 2000. Architect’s Data 3rd Edition. New Jersey : Blackwell Publishing.

Syah, S. 2011. Pengolahan Limbah Industri Tahu. Bogor: Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.

Chiara J, Callender. 1983. Time Saver Standard’s for Building Types 2nd Edition. Singapore :
McGrawHill Book.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No 40 Tahun 2016

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No 75 Tahun 2010

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem


Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kediri

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kediri Tahun 2010-2030

SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem
Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung

SNI 03-7065-2005 tentang Tata Rencana Perencanaan Sistem Plambing

SNI 8153-2015 tentang Sistem Plambing pada Bangunan Gedung

62
PUSAT PRODUKSI
TAHU TAKWA TERPADU
KEDIRI

Surya, ” Tahu Kuning Mulai Go Internasional, Disiapkan Tahu Kuning Kemasan Kaleng”,
http://surabaya.tribunnews.com/2016/09/03/tahu-kuning-mulai-go-internasional-
disiapkan-tahu-kuning-kemasan-kaleng (diakses pada tanggal 30 Agustus 2018).

Koran Memo, “Sungai Brantas Tercemar Limbah Tahu”, http://koranmemo.com/sungai-


brantas-tercemar-limbah-tahu/ (diakses pada tanggal 30 Agustus 2018).

63

Anda mungkin juga menyukai