Anda di halaman 1dari 8

STRUKTUR ORGANISASI

Ketua
Dr. Damai Trilisnawati

Sekretaris
Ns. Efriena Masda Kartianah

Bidang Bidang Bidang Patient


Bidang Diklat
Investigasi Pelaporan Safety Officer

Ns. Efriena H. Asmapit, Irma Subriani,


Rohimi, Am.Kep, Am.Kep, S.Psi
Masda S.Kep, SKM,
SKM
Kartianah, S.Kep M.Kes

BUKU SAKU Dedy Tri


Nurainani,
Ns. Mareta Sri
Ns. Mia Mutia,
S.Kep
Saputra, S.Farm, Wulandari,
Am.Kep
Apt S.Kep
KESELAMATAN PASIEN Jamal, Am.Kep
RSUD SEKAYU
1
1

DEFINISI
• Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana • Kejadian Potensial Cedera (KPC) adalah suatu insiden yang
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman bisa berpotensi menimbulkan cedera

• insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak


disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi • Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien kematian atau cedera yang serius seperti amputasi.

• Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yaitu insiden yang • Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah suatu sistem
mengakibatkan cedera pada pasien untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan
pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran
• Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS) adalah
• Kejadian Tidak Cidera (KTC) yaitu insiden yang sudah
suatu tim yang menaungi keselamatan pasien pada rumah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera
sakit
• Komisi Keselamatan Pasien Rumah Sakit(KKPRS) yaitu
• Kejadian Nyaris Cedera (KNC) yaitu insiden yang hampir
suatu komisi yang menaungi masalah keselamatan pasien di
terjadi tetapi belum terpapar kepada pasien
rumah sakit
2 3
Ketepatan IDENTIFIKASI PASIEN
identifikasi
pasien;
Penguran
gan risiko Peningkatan
pasien
komunikasi No. Rekam
yang efektif; Nama Tanggal Lahir
jatuh. Medik
SASARAN
KESELAMATAN
PASIEN Dilakukan saat :
Pengurangan
Peningkatan 1. Pemberian obat
risiko infeksi
keamanan
terkait 2. Pemberian diet / makan pasien
obat yang
pelayanan
perlu 3. Pemberian transfusi darah dan produk darah
kesehatan;
diwaspadai;
dan 4. Pengambilan sampel darah datau spesimen lain
Kepastian
tepat-lokasi, 5. Melakukan prosedur /tindakan /operasi
tepat-prosedur,
tepat pasien 6. Dan lain-lain
operasi;
4 5

 Komunikasi antar para pemberi layanan (Dokter, perawat, bidan,


Dokter rontgen, labor, gizi dll)
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau
hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah.
Laboratorium Perawat/bidan 2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan
dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan
KOMUNIKASI 4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara
EFEKTIF konsisten.
 Komunikasi efektif menggunakan teknik SBAR (Situation –
Background – Assessment – Recommendation) dan mencatatnya di
Rontgen Farmasi formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
 Ketika petugas kesehatan menerima pesan verbal/per-telpon  TBaK
 Tulis Baca dan Konfirmasi. Menuliskan pesan yang diterima di
CPPT.
Gizi  Stempel KONFIRMASI ditandatangani DPJP dalam waktu 1 x 24 jam
9 10
 Pesan penerima obat LASA/Look Alike Sound Alike, penerima pesan PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
mengulang kembali nama obat dan instruksi yang diberikan dengan (HIGH-ALERT)
mengeja nama obat per huruf.
 Pemberian obat-obatan epidural dan obat high alert TIDAK  Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat
diperkenankan diberikan melalui instruksi verbal/per telpon. yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel
READ BACK event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
Pemberi Penerima diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau
Look Alike Soun Alike/LASA).
 Pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium
klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih
Tanggal : Tanggal : pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat =50%)
Jam : Jam :  Setiap satelit farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat
high alert dan panduan penanganan obat high alert.
 Obat Look Alike Sound Alike (LASA) dikelola untuk mencegah terjadinya
kesalahan, dengan cara pemberian label LASA dan penyimpanan dipisah
satu dengan yang lain.
Nama jelas dan tanda tangan
 Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker “High Alert”.

11 12

DAFTAR OBAT HIGH ALERT NO


KELAS NAMA BENTUK
NAMA DAGANG
KELAS NAMA BENTUK TERAPI GENERIK SEDIAAN
NO NAMA DAGANG 5 Antitrombosit Amiodaron Tablet Simart
TERAPI GENERIK SEDIAAN
1 Elektrolit Kalium Klorida Injeksi KCL 7.46 (7.46% Warfarin Tablet
pekat Potassium chlorida Heparin Tablet Naletal
Injektion) Cilostazol Tablet Platogrix
Natrium Infus Otsu Salin 3 (3% sodium Clopidogrel Injeksi
Klorida 3% chlorida) 6 Dextrose Streptokinase Injeksi D40%
2 Obat Buvipacain Injeksi Buvanest Isotonik 40%
Anastesi HCL Decain Spinal Heavy 7 Antidiabetes Dextrose Tablet
Profopol Injeksi Recofol Oral
Midazolam Injeksi Miloz Glimepirid Tablet
Botol Halotan Metformin Tablet
Injeksi Roculax Glibenclamid
Botol Sojourn 8 Insulin Injeksi Novorapid Flexpen
3 Vasokontriksi Epinephrin Injeksi Epinephrin Insulin Asprart Injeksi Levemir Flexpen
4 Antiaritmia Norepinephrin Injeksi Insulin Detemir Injeksi Lantus
Lidocain Injeksi 13 14
KELAS NAMA BENTUK
NO NAMA DAGANG
TERAPI GENERIK SEDIAAN NO NAMA OBAT BENTUK SEDIAAN
9 Obat jantung Insulin Glardine Tablet
Digoxin 1. CTM Tablet
10 Obat Anestesi Fentanyl injeksi 2. Allerfed Tablet
Morfin injeksi 3. Clobazam Tablet
Petidin injeksi 4. Loratadine Tablet
5. Diazepam Tablet dan Injeksi
6. Trihexylpedin Tablet
7. Haloperidol Tablet
8. Risperidone Tablet
HIGH 9. Codein Tablet
LASA 10. Alprazolam Tablet
ALERT 11. Cetirizine Tablet

DAFTAR OBAT DENGAN EFEK MENGANTUK


15 16

DAFTAR OBAT ELEKTROLIT KONSENTRAT EJAAN UNTUK OBAT HIGH ALERT


ALFA ALFA
KODE EJAAN KODE EJAAN
NO
NAMA NAMA
KEKUATAN
BENTUK BET BET
GENERIK DAGANG SEDIAAN
A ALFA AL-FAH O OSCAR OSS-CAH
1. Magnesium MgSO4 40% Injeksi
Sulfat 40% MgSO4.7H2O 10.0 g B BRAVO BRAH-VOH P PAPA PAH-PAH
2 Magnesium MgSO4 20% Injeksi C CHARLIE CHAR-LEE Q QUEBEC KEH-BECK
Sulfat 20% MgSO4.7H2O 5.0 g D DELTA DELL-TAH R ROMEO ROW-ME-OH
3 Sodium Klorida NS 3% Sodium 5.133mM/mL Infus E ECHO ECK-OH S SIERRA SEE-AIR-RAH
Klorida 5.133mM/mL F FOXTROT FOKS-TROT T TANGO TANG-GO
4 Sodium Meylon 84 Sodium Bikarbonat 84 mg, Injeksi
G GOLF GOLF U UNIFORM YOU-NEE-FORM
Bikarbonat Sodium 1 mM
Bikarbonat 1 mM H HOTEL HOH-TEL V VICTOR VIK-TAH
5 Kalium Klorida KCL Kalium Klorida 7,46 % Injeksi I INDIA IN-DEE-AH W WHISKEY WISS-KEY
K+1meq/ mL J JULIET JEW-LEE-ETT X XRAY ECKS-RAY
Cl-1 mg/ Ml K KILO KEY-LOH Y YANKEE YANG-KEY
6 Dexstrose 40% Dexstrose 40% Injeksi L LIMA LEE-MAH Z ZULU ZOO-LOO
40% M MIKE MIKE
17 18
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,
TEPAT PASIEN OPERASI  Lima momen cuci tangan
1. Sebelum kontak dengan pasien
 Tahap “Sebelum insisi” (Time out) dilakukan di tempat, dimana tindakan 2. Sebelum tindakan aseptik
akan dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh 3. Setelah kontak cairan tubuh pasien
tim operasi 4. Setelah kontak dengan pasien
 RSUD Sekayu menggunakan tanda lokasi operasi dengan tulisan “YA” 5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
dengan spidol khusus penandaan, dan plester untuk operasi mata  Enam langkah cuci tangan
 Tim operasi menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi/time-out” 1. Dengan handrub : 20 – 30 detik
tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan 2. Dengan handwash : 40 – 60 detik
 Dokter operator melakukan penandaan lokasi di poliklinik/ruang rawat,
paling lambat penandaan dilakukan di ruang persiapan.
 Perawat melakukan verifikasi pra operasi/prosedur terhadap:
o Benar sisi/lokasi operasi, benar prosedur operasi, dan benar pasien
o Benar dokumentasi (Surat Persetujuan Tindakan Kedokteran)
o Peralatan yang dibutuhkan
 Seluruh anggota tim operasi melakukan komunikasi secara verbal dan
mendokumentasikan prosedur time out sesaat sebelum mulai
operasi/prosedur  Checklist keselataman Operasi/Keselamatan Prosedur
19 20

PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH


PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN SOLUSI
 HUMPTY DUMPTY
1. Untuk penilaian resiko jatuh pada anak-anak
 Setiap insiden harus dilaporkan secara internal kepada TKPRS dalam
2. Pasien rawat inap
waktu paling lambat 2x24 jam sesuai format laporan
 MORSE FALLS SCALE  TKPRS melakukan analisis dan memberikan rekomendasi serta solusi
1. Untuk penilaian resiko jatuh pada dewasa atas insiden yang dilaporkan.
2. Pasien rawat inap  Jenis insiden yang dilaporkan adalah KTC, KNC, KTD dan Sentinel

 UP AND GO
1. Untuk penilaian resiko jatuh pada anak-anak dan dewasa
2. Khusus untuk pasien yang observasi < 2 jam, seperti rawat jalan,
VK Kebidanan dan IGD. Jika pasien VK dan IGD observasi > 2
jam harus menggunakan skala humpty dumpty/morse falls scale

NB : Pasien yang mempunyai resiko tinggi jatuh dipasang klip kuning


pada gelang pasien, sedangkan untuk IGD dan rawat inap menggunakan
pita kuning yang diikat pada tangan pasien
21 22
IDENTITAS PASIEN
ALUR PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
 Petugas rekam medik bagian pendaftaran, menulis identitas (nama dan
tanggal lahir) pasien berdasarkan data resmi (KTP/KK/SIM)
 Nama pasien ditulis minimal dua suku kata, kalau pasien hanya satu
suku kata, maka nama belakang ditambah dengan nama ayahnya
Contoh: Dua suku kata : Alfin Raasyid
Satu suku kata : Raasya bin Muhammad
 Jika pasien tanpa membawa identitas, pasien diminta menulis nama
dan tanggal lahir di form perndaftaran
 Jika pasien yang tidak sadar dan tanpa ada identitas dan tanpa
keluarga, pasien tersebut diberi indetitas dengan:
− Nama : Tn/Ny/Nn/An. A
− Tanggal lahir : tanggal : 1, bulan: Januari, untuk tahun
ditentukan berdasarkan perkiraan umur
yang ditentukan oleh dokter
Contoh: Nama: Tn. A, Tanggal Lahir: 1 Januari 1967
 Jika pasien tersebut sudah sadar atau sudah ada kelurganya, maka
identitasnya segera diganti dengan identitas sebenarnya.
23 8

TATA CARA IDENTIFIKASI PASIEN  Radiologi


− Saat akan melakukan pemeriksaan rontgen
 Dokter, Perawat, Bidan dan Analis − Tata cara : dengan pertanyaan terbuka
− Saat akan melakukan tindakan “maaf bapak/ibu/adek, bisa minta tolong sebutkan nama dan tanggal
− Tata cara : dengan pertanyaan terbuka lahirnya”. Pada saat pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir
“maaf bapak/ibu/adek, bisa minta tolong sebutkan nama dan radiografer mencocokkan nama dan tanggal lahir dengan blangko
tanggal lahirnya”. Pada saat pasien menyebutkan nama dan tanggal permintaan rontgen.
lahir dokter/perawat/bidan/analis mencocokkan nama dan tanggal
lahir dengan melihat gelang yang dipakai pasien.  Ahli Gizi/Petugas Gizi
− Saat akan memberikan makanan
 Farmasi − Tata cara : dengan pertanyaan terbuka
− Saat akan memberikan obat “maaf bapak/ibu/adek, bisa minta tolong sebutkan nama dan tanggal
− Tata cara : dengan pertanyaan terbuka lahirnya”. Pada saat pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir
“maaf bapak/ibu/adek, bisa minta tolong sebutkan nama dan ahli gizi/pramusaji mencocokkan nama dan tanggal lahir dengan
tanggal lahirnya”. Pada saat pasien menyebutkan nama dan tanggal makanan pasien.
lahir apoteker/asisten apoteker mencocokkan nama dan tanggal
lahir dengan obat/resep yang ada.

6 7

Anda mungkin juga menyukai