ANLS Indonesia PDF
ANLS Indonesia PDF
LIFE SUPPORT
PENERBIT
KELOMPOK STUDI NEUROINTENSIF
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PERDOSSI)
© pokdi neurointensif 2017
Isi buku dan karya intelektual dilindungi undang-undang
No. 19 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Hak Cipta
PENGANTAR
MATERI ISI
Retnaningsih
Dr. Retnaningsih, SpS (K) KIC
Ketua Kelompok Studi Neurointensif
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI)
ASSESMENT
Dalam menghadapi kasus neuro-emergensi
LOBUS OKSIPITALIS
Lobus oksipitalis adalah bagian otak yang paling
belakang, di anterior (bagian media) dipisahkan
dengan lobus parietalis oleh sulkus
paritoaksipitalis sedangkan dibagian samping
atau lateral dipisahkan dari lobus temporalis oleh
preoksipital incisures (lekukan halus). Lobus
oksipital peranan utamanya adalah sebagai
pusat penerimaan dan analisa penglihatan
dikenal sebagai kortek calcarina dan pengenalan
penglihatan serta warna. Dikenalsebagai area 17
sebagai pusat penglihatan primer dan area 18,
19 sebagai pusat penglihatan sekunder dan
tersier dengan peran utama sebagai pusat
memori penglihatan. Pada stimulasi elektrik di RHINEENCHEPALON (Bulbus Olfactorius)
area 18,19 akan menimbulkan aura penglihatan Merupakan tonjolan dari telencephalon atau otak
dalam bentuk kilatan cahaya, warna dan garis, yang berperan dalam penciuman. Terdapat sel-
sedangkan kerusakan daerah ini akan sel bipolar pada mukosa hidung bagian atas yang
menimbulkan gangguan berupa kemunduran merupakan neuron pertama dalam sistim
kemampuan pengenal obyek, bentuk dan ukuran penciuman kemudian terjadi sinaps dengan sel
benda (optical agnosia, alexia) sel mitral dan tuftel yang berada pada bulbus
olfactorius yang juga menjadi neuron kedua
dalam proses penciuman, selanjutnya axan dari
sel sel ini akan membentuk traktus olfaktorius,
selanjutnya tractus terpecah dua menjadi medial
olfactory striae dan lateral olfactory striae,
selanjutnya lateral olfaktori striae akan ke pusat
penciuman Brodmann's area 28,enthorinal
region pada gyrus temopralis media, sedangkan
medial olfaktori striae akan menuju thalamus dan
berhubungan dengan hypothalamus sebagai
Insula
bagian dari system limbic.
Cogwheel rigidity paling sering ditemukan pada Refleks terbagi menjadi refleks dalam (regang
pasien parkinson. Rigiditas dijumpai pada otot), refleks superfisial dan refleks
kelainan di basal ganglia. Spastisitas terjadi pada patologis.Refleks dalam (regang otot)
lesi yang melibatkan traktus kortikospinal. dibangkitkan dengan memberikan stimulus
Berbeda dengan rigiditas yang umumnya regangan pada tendon otot dengan
Status Epileptikus (SE) adalah suatu sebaiknya dapat diterapi seolah - olah mereka
kegawatdaruratan medis mayor yang sering berada dalam status epileptikus yang sedang
dijumpai pada komunitas, mengenai antara berlangsung, termasuk di antaranya bangkitan
120.000 - 200.000 orang per tahun di Amerika yang berlangsung kurang dari 5 menit.
Serikat. Rata-rata frekuensi dari SE refrakter
berbeda-beda dari kira-kira 10% sampai dengan
40%. Kegagalan dalam mendiagnosa dan KLASIFIKASI DAN DIAGNOSA
mengobati SE secara akurat dan efektif Beberapa tipe dari bangkitan epilepsi telah dapat
menghasilkan morbiditas dan mortalitas yang dideskripsikan. SE dapat diklasifikasikan dengan
nyata. adanya kejang motorik (status epileptikus
konvulsivus) atau dari lena/absans (status
DEFINISI epileptikus non konvulsivus). Kemudian SE dapat
SE merupakan aktivitas bangkitan terus menerus dibagi lagi menjadi SE yang melibatkan seluruh
yang berlangsung selama 30 menit atau lebih tubuh (SE Umum) atau hanya melibatkan
ATAU aktivitas bangkitan hilang timbul yang sebagian tubuh (SE Parsial).
berlangsung selama 30 menit atau lebih dan
selama waktu tersebut tidak terdapat pemulihan Terkait dengan hal tersebut, SE dapat dibagi
kesadaran. menjadi konvulsivus umum (SE tonik klonik), non
konvulsivus umum (contoh : lena/absans),
Loweinstein dan kawan – kawan memberikan konvulsivus parsial (kejang motorik parsial
definisi “operasional” yang bertujuan simpel) atau non konvulsivus parsial (kejang
menentukan waktu pada saat pasien - pasien parsial komplek).
International League Against Epilepsy (ILAE) merekomendasikan klasifikasi Status Epilepsi pada anak (tabel 2).3
Akut Simtomatik Status Epileptikus pada anak yang sebelumnya normal secara neurologis,
dalam seminggu disertai etiologi penyerta termasuk infeksi Susunan Saraf
Pusat (SSP), kejang demam yang memanjang, ensefalopati, trauma
kepala, penyakit serebrovaskular, dan kelainan metabolik atau toksik.
Remote symptomatic Status Epileptikus tanpa adanya pencetus akut yang teridentifikasi tetapi
dengan riwayat abnormalitas SSP lebih dari seminggu sebelumnya.
Terkait dengan Epilepsi Idiopatik Status epileptikus yang tidak simtomatik dan terjadi pada anak dengan
diagnosis epilepsi idiopatik sebelumnya atau saat terjadi episode status
epileptikus adalah kali kedua terjadinya bangkitan tanpa provokasi, yang
mengarah pada diagnosis epilepsi idiopatik.
Terkait dengan Epilepsi Kriptogenik Status Epileptikus yang tidak simtomatik dan terjadi pada anak dengan
diagnosis epilepsi kriptogenik sebelumnya atau saat terjadi episode status
epileptikus adalah kali kedua bangkitan tanpa provokasi, yang mengarah
pada diagnosis epilepsi kriptogenik.
Tidak Terklasifikasi (unclassified) Status epileptikus yang tidak dapat diklasifikasikan dalam kelompok yang
lain.
TERAPI BARU
Sediaan sodium valproat intravena
Ć 10 20 30 40 50 60 70 80
baru-baru ini diperkenalkan. Time (minutes)
Beberapa penelitian membuktikan
Diazepam, 90-95% diikat protein plasma dan - Bila pasien tidak ada respons dengan
selain di otak juga dapat memasuki jaringan guyuran cairan isotonik/kristaloid, berikan
lemak. Obat ini memperlihatkan efek dopamin (5-10) mcg/kg/menit/iv.
farmakokinetik ganda. Awalnya, waktu paruh - Infuse diatur sesuai dengan tekanan darah
serum dihubungkan dengan distribusi ke tubuh seringkali pasien memerlukan dosis
Perbedaan upper motor neuron dan lower motor neuron adalah sbb:
UMN LMN
Klonus + -
Refleks patologis + -
Saraf perifer
Bila berbicara tentang kelainan UMN berarti Eksplorasi riwayat penyakit pasien akan sangat
merujuk pada kelainan sepanjang traktus membantu menegakkan diagnosis.
motorik atau kortikospinal yaitu dari korteks
1. Selalu tanyakan ada tidaknya riwayat trauma
serebri hingga kornu anterior. Sedangkan
baik pada ekstremitas, leher maupun
kelainan LMN dimulai dari kornu anterior (motor
pinggang. (ingat VITAMINS)
neuron) hingga otot.
2. Pastikan pola kelemahannya.
Otorrhoe
Neurorestorasi/Rehabilitasi
Posisi baring dirubah setiap 8 jam, dilakukan
tapotase torak, dan geakan extrimitas secara
pasif untuk mencegah pneumonia ortostatik dan
dekubitus.
a. Terapi khusus :