MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK Etika
MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK Etika
Dalam dunia pendidikan, Suatu strategi pengajaran dan pembelajaran tentu sangat
dibutuhkan oleh orang – orang yang termasuk dalam sistem pengajaran dan pembelajaran.
Strategi pengajaran dan pembelajaran inilah yang nantinya di gunakan untuk mempermudah
proses belajar bagi para siswa. Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan mengenai
Pengajaran Terbalik atau yang sering di sebut Reciprocal Teaching.
Untuk memahami isi sebuah buku materi, siswa harus membaca,dan membaca identik
dengan belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.( R.Gagne dalam Slamet,1995:13 ). Sehingga
dengan keterampilan yang dimilikinya siswa mampu memahami isi buku dan mampu
mengatasi kesulitannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam memahami isi suatu buku adalah model pembelajaran terbalik (
Reciprocal Teaching).
Menurut Ibrahim (2007) pembelajaran terbalik adalah strategi belajar melalui kegiatan
mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan peran guru
untuk mengajarkan teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model yang
menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan dan pembimbing yang melakukan
scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada
orang yang kurang atau belum tahu.Sedangkan menurut Nur dan Wikandari (dalam Trianto,
2007), pembelajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivis yang berdasar pada prinsip-
prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan.
Ann Brown (1982) dan Anne Marie Palinscar (1984) mengemukakan bahwa dengan
pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting
dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan prilaku tertentu dan kemudian
membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan
pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding.
Karakteristik dari pembelajaran terbalik menurut Palinscar dan Brown (2008) adalah:
“Reciprocal teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a
dialogue between teachers and students regarding segments of text. The dialogue is structured
by the use of four strategies: summarizing, question generating, clarifying, and predicting.
The teacher and students take turns assuming the role of teacher in leading this dialogue.”
Bila diterjemahkan berarti bahwa karakteristik dari pembelajaran terbalik adalah:
(1) Dialog antar siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat giliran untuk memimpin
diskusi,
(2) “Reciprocal” artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang
lain,
(3) Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu: merangkum,
membuat pertanyaan dan jawaban, mengklarifikasi (menjelaskan kembali), dan memprediksi.
Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman terhadap
apa yang sedang dipelajarinya.
Pembelajaran terbalik mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk
membangun pemahamannya dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya
secara mandiri. Prinsip tersebut sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme yang
beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang
mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan,
melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.
Dengan demikian, proses pembelajaran merupakan suatu proses aktif siswa yang
sedang belajar untuk membangun pengetahuannya sendiri, sedangkan guru berperan
menyediakan suasana/kondisi belajar yang mendukung proses konstruksi pengetahuan pada
diri siswa. Konstruktivis Cobb (Palinscar & Brown, 2008) mengemukakan bahwa
konstruktivisme berfokus pada proses dimana siswa secara individu/mandiri aktif
mengkonstruksi realitas matematika mereka sendiri.
Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pamahaman pengaturan
diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian (menjelaskan
kembali) dan prediksi.Adapun tujuan dari setiap strategi-strategi yang dipilih adalah sebagai
berikut:
1. Membuat rangkuman
Strategi merangkum ini bertujuan untuk menentukan intisari dari teks bacaan,
memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi yang paling
penting dalam teks.
2. Membuat pertanyaan dan jawaban
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana
pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri atau dalam bentuk self-test untuk memastikan
bahwa mereka dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka dengan baik,
teknik ini seperti sebuah proses metakognitif.
3. Memprediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya
dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk
kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas
gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat membuat
dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya.
4. Menjelaskan kembali
Strategi menjelaskan kembali merupakan kegiatan yang penting terutama ketika belajar
dengan siswa yang memiliki sejarah kesulitan yang berbeda. Strategi ini memberikan
penekanan kepada siswa untuk menjadi guru dihadapan teman-temannya (siswa guru).
Oleh karena itu, dalam model pembelajaran terbalik siswa melakukan empat strategi
penting yaitu merangkum, membuat pertanyaan dan jawaban, memprediksikan dan
menjelaskan kembali. Peran guru dalam pembelajaran ini lebih sebagai motivator, fasilitator
dan moderator bagi siswa. Untuk mengoptimalkan peran tersebut guru dapat menerapkan
pendekatan scaffolding dalam pembelajaran. Scaffolding berarti pemberian sejumlah bantuan
kepada siswa pada awal belajar dan mengurangi bantuan tersebut serta membiarkan siswa
untuk mengambil alih tanggung jawab sendiri pada saat mereka dianggap mampu.
Pada awal penerapan Pengajaran Terbalik guru memberitahukan akan memperkenalkan suatu
pendekatan/strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedurnya. Menurut Nur dan
Wikandari (dalam Trianto, 2007) dalam mengawali pemodelan dilakukan dengan cara
membaca satu paragraf suatu bacaan. Kemudian menjelaskan dan mengajarkan bahwa pada
saat atau selesai membaca terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan yaitu:
a. Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca
dan memastikan bisa menjawabnya.
b. Membuat ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana.
c. Memprediksi/meramalkan apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya; dan
Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari suatu bagian,
selanjutnya memeriksa apakah kita bisa berhasil membuat hal-hal itu masuk akal.
2) Tahap Kedua
Guru membagikan LKS yang akan dipergunakan pada pertemuan tersebut, kemudian siswa
membaca bahan ajar lain (buku paket) yang mereka miliki sebagai penunjang untuk
mengerjakan LKS. Selesai membaca, siswa ditugaskan mengerjakan LKS dengan cara
berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Guru memperagakan peran sebagai siswa guru
dengan menjelaskan hasil kesimpulan, menyampaikan pertanyaan untuk dibahas bersama,
dan menyampaikan hasil prediksi dari masalah atau materi yang sedang dibahas. Pertemuan
selanjutnya yang menjadi siswa guru adalah salah seorang siswa dalam kelas tersebut yang
dipilih secara acak, sehingga seluruh siswa dalam kelas tersebut harus siap.
3) Tahap Ketiga
Sebagaimana pertemuan sebelumnya, guru membagikan LKS dan siswa mengerjakan
secara diskusi kelompok. Dipilih seorang siswa untuk menjadi siswa guru yang berperan aktif
bersama teman-temannya membahas LKS. Dalam hal ini guru sebagai pengarah jika proses
pembelajaran terhambat jalannya.
Pembelajaran terbalik juga memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada siswa
untuk menggunakan kemampuan komunikasi matematiknya secara mandiri, karena siswa
dibiasakan untuk mampu membuat kesimpulan dari suatu konsep dan menjelaskan kembali
pengetahuan yang telah diperolehnya kepada teman-temannya. Kemampuan komunikasi
matematik siswa juga akan tampak ketika siswa berusaha menyusun pertanyaan-pertanyaan
untuk diajukan kepada siswa yang lainnya dan membahasnya bersama, serta membuat
prediksi permasalahan-permasalahan baru dari konsep yang telah dipelajarinya. Semakin
pandai siswa menggunakan strategi tersebut, kemampuan komunikasi matematik siswa pun
dapat ditingkatkan.
KESIMPULAN
Pembelajaran terbalik adalah strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan
teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan peran guru
untuk mengajarkan teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai
model yang menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan dan
pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang
diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang atau belum
tahu.
DAFTAR BACAAN
Ramdhani miftah,http://ramdhanimiftah.wordpress.com/2009/07/08/reciprocal-
teaching-and-mathematic-communication/. 2009. Reciprocal Teaching and
Mathematical Communication
http://lawangsains.blogspot.com/2011/04/pengajaran-terbalik-reciprocal-
teaching.html. 2011. Pengajaran terbalik
http://muslimahpustaka.blogspot.com/2011/12/reciprocal-
teaching.html.2011. Reciprocal teaching
reciprocal teaching
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada dua pendapat yang bertentangan di tengah pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Di satu sisi, banyak keluhan yang dilontarkan oleh masyarakat terhadap penguasaan IPA si
anak didik. Di sisi lain, di sebagian siswa / mahasiswa mengatakan pembelajaran IPA sangat
membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang
menarik sehingga secara tidak langsung siswa/ mahasiswa menjadi lemah dalam
penangkapan materi (Haris, 2008).
Salah satu keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh pendekatan yang
digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Banyak pendekatan pembelajaran
yang dapat digunakan dan guru harus cermat dalam memilih pendekatan mana yang cocok
digunakan untuk lingkungannya.
Pendekatan dalam pembelajaran IPA dipandang sesuai dengan seperangkat asumsi
yang saling berkaitan, yakni pendekatan kontekstual, pendekatan komunikatif, pendekatan
terpadu, dan pendekatan proses. Menurut Aminuddin (1996) pendekatan merupakan
seperangkat wawasan yang secara sistematis digunakan sebagai landasan berpikir dalam
menentukan metode, strategi, dan prosedur dalam mencapai target hasil tertentu sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan
Dalam dunia pendidikan, Suatu strategi pengajaran dan pembelajaran tentu sangat
dibutuhkan oleh orang – orang yang termasuk dalam sistem pengajaran dan pembelajaran.
Strategi pengajaran dan pembelajaran inilah yang nantinya di gunakan untuk mempermudah
proses belajar bagi para siswa. Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan mengenai
Pengajaran Terbalik atau yang sering di sebut Reciprocal Teaching.
Metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) merupakan suatu metode yang
memandirikan siswa untuk belajar dengan menerapkan empat strategi, yaitu menyimpulkan
bahan ajar, menyusun pertanyaan, menyelesaikan soal-soal, dan menjelaskan kembali
pengetahuan yang diperolehnya. pembelajaran terbalik merupakan salah satu model
pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan
belajar mandiri sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain
serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.
Untuk memahami isi sebuah buku materi, siswa harus membaca,dan membaca identik
dengan belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.( R.Gagne dalam Slamet,1995:13 ). Sehingga
dengan keterampilan yang dimilikinya siswa mampu memahami isi buku dan mampu
mengatasi kesulitannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam memahami isi suatu buku adalah model pembelajaran terbalik (
Reciprocal Teaching).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari pembelajaran Reciprocal Teaching?
2. Apakah karakteristik pembelajaran Reciprocal Teaching ?
3. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Reciprocal Teaching ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran Reciprocal Teaching ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran Reciprocal Teaching.
2. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran Reciprocal Teaching.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Reciprocal Teaching.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran Reciprocal Teaching.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Membuat prediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah
diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang
dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi
berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat
membuat dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat
diajukan secara teknis adalah sebagai berikut; “Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada
dapatkah kau menerka apa topik tulisan ini?” “Coba pikirkan dari apa yang sudah kita baca
dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi nanti?”
3. Bertanya
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana
pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif.
Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dapat beragam, berikut beberapa contohnya; “Apa
yang kau pikirkan ketika kau membaca teks tersebut?” “Pertanyaan apa saja yang dapat kau
ajukan setelah kau membaca teks tersebut?” “Topik apa yang membuatmu tertarik untuk
membaca teks ini?”
4. Membuat Rangkuman
Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-
hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan
tersebut. beberapa pertanyaanpertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain; “Apa yang
penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?” “Apa informasi paling penting dari bacaan
ini?” “Dapatkah saya menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari
tulisan ini?”
E. Penerapan Metode Reciprocal Teaching Pada Mata Pelajaran Sains Materi Perubahan
Lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran reciprocal teaching merupakan model pembelajaran yang
digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu pembelajaran , model
pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas
(summarizing), membuat pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing). Metode
pembelajaran ini akan menumbuhkan sikap aktif, kreatif, kritis, serta percaya diri bagi siswa.
Namun manfaat itu tidak serta merta berpengaruh terhadap seluruh siswa, akan tetapi
umumnya hanya siswa tertentu saja.Dalam penggunaan metode pembelajaran reciprocal
teaching ini diharapkan mampu untuk meningkatkan kekreatifan siswa dan pemikiran kritis
yang mereka miliki. Diskusi kelas yang sebelumnya membaca materi terlebih dahulu untuk
memahaminya merupakan salah satu contoh dari penerapan reciprocal teaching yang
diterapkan di kelas oleh para guru.
B. Saran
Makalah ini merupakan salah satu bentuk dari penguraian suatu model pembelajaran.
Model pembelajaran ini diharapkan mampu untuk memberikan sesuatu yang baru kepada
guru untuk menciptakan suasana belajar sains kelas tinggi yang efektif dan efisien.
Seharusnya guru dapat memanfaatkan apa yang disampaikan dalam makalah ini, demi proses
belajar mengajar yang baik dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Berikut ini beberapa pengertian pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dari beberapa
sumber buku:
Baca Juga
Menurut Palinscar, model pembelajaran Reciprocal Teaching terdapat empat strategi yang
digunakan, yaitu (Hayati, 2012:17):
4. Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya
guru.
1. Guru menyiapkan materi yang akan dikenai model Reciprocal Teaching. Materi
tersebut diinformasikan kepada siswa.
3. Siswa diminta untuk membuat pertanyaan terkait materi yang sedang dipelajari.
4. Guru menunjuk salah satu siswa sebagai wakil dari kelompoknya untuk menjelaskan
hasil temuannya di depan kelas.
5. Siswa diberi kesempatan untuk mengklarifikasi materi yang sedang dibahas yaitu
dengan bertanya tentang materi yang masih dianggap sulit sehingga tidak dapat
dipecahkan dalam kelompok. Guru juga berkesempatan untuk melakukan kegiatan
tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa.
6. Siswa mendapat tugas soal latihan secara individual termasuk soal yang mengacu
pada kemampuan siswa dalam memprediksi pengembangan materi tersebut.
6. Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu
singkat.
7. Menumbuhkan sifat menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru
pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau kurang
memperhatikan.
8. Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang
terbatas.
1. Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan
tujuan tak tercapai.
2. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering menertawakan tingkah laku siswa yang
menjadi guru sehingga merusak suasana.
Daftar Pustaka
Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta: Indeks.
Fajarwati, Munifah Sri. 2010. Penerapan Model Reciprocal Teaching SebagaiUpaya
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Xi Akuntansi RSBI (Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional) di Smk Negeri 1 Depok. Yogyakarta: UNY.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pusaka.
Hayati, Mardia. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis Karakter. Pekanbaru: Al-Mujtahadah
Press.
Sardiyanti, Ria. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
Suyitno, Amin. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannyadi Sekolah.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Aziz, Abdul. 2007. Metode dan Mode-Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta.
Menurut Ngalim Purwanto (1995: 104) faktor guru dan cara mengajarnya
merupakan faktor yang penting. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru itu
mengajarkan pengetahuan itu kepada anak – anak didiknya, turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.
Menurut Palinscar dan Brown (1984) setidaknya terdapat empat strategi dasar
yang terlibat dalam proses pembelajaran reciprocal yaitu, melakukan klarifikasi,
membuat prediksi, bertanya dan membuat kesimpulan. Adapun penjelasan untuk
masing-masing strategi adalah sebagai berikut:
1. Klarifikasi
2. Membuat prediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah
diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari
teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan
kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah
dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat membuat dugaan tentang topik
dari paragraf selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan secara
teknis adalah sebagai berikut; “Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada dapatkah
kau menerka apa topik tulisan ini?” “Coba pikirkan dari apa yang sudah kita baca
dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi nanti?”
3. Bertanya
4. Membuat Rangkuman
Untuk kelebihan maupun kekurangan model reciprocal teaching akan saya bahas
pada artikel selanjutnya.
Daftar Pustaka :
Metode Pembelajaran
SENIN, 16 JULI 2012
Reciprocal teaching
Model Reciprocal Teaching dikembangkan oleh Anne Marie Palinsor dari Universitas
Michigan dan Anne Crown dari Universitas Illinois USA. Pembelajaran berbalik atau Reciprocal
Teachingmerupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan
pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan siswa mampu menjelaskan
temuannya kepada pihak lain (Suyitno, 2001: 68). Dalam proses pembelajaran di sekolah,
model Reciprocal Teaching mempunyai beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Karakteristik model Reciprocal Teaching
Model Reciprocal Teaching mempunyai tiga karakteristik yaitu :
1) Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam memimpin
diskusi.
2) Reciprocal artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain.
3) Dialog yang terstruktur dengan menggunakan 4 strategi yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud reciprocal teaching dan konflik kognitif?.
2. Bagaimanakah karakteristik dari model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran
konflik kognitif?.
3. Bagaimana penerapan dari model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran
konflik kognitif?.
4. Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi
pembelajaran konflik kognitif?.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari reciprocal teaching dan konflik kognitif.
2. Untuk memahami model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran konflik
kognitif.
3. Untuk Mengetahui implementasi dari model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi
pembelajaran konflik kognitif.
4. Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan model pembelajaran reciprocal teaching dan
strategi pembelajaran konflik kognitif.
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan pembaca dapat menambah pengetahuan
dan wawasan, tentang model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran konflik
kognitif, dan khususnya bagi semua guru-guru , terlebih mereka para guru kimia, agar dapat
mengaplikasikan apa yang ada dalam makalah ini dalam kegiatan belajar-mengajar yang nyata dalam
kelas ,dapat memaksimalkan proses belajar-mengajar dan mempermudah dalam mencapai tujuan
pembelajaran kimia.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reciprocal teaching dan konflik kognitif
Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang apa itu reciprocal teaching dan konflik kognitif, kita
harus mengetahui istilah-istilah yang terdapat dalam dunia belajar mengajar karena keduanya
merupakan bagian dari pada dunia belajar mengajar itu. Tentu sebagian dari kita sering mendengar
apa itu, model pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, teknik pembelajaran,
ataupun taktik pembelajaran. Kelima hal tersebut sangatlah berkaitan, dan merupakan faktor
penting dalam menciptakan proses pembelajaran di kelas yang optimal. Metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang
sebelumnya telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.Berikutnya, Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seorang guru
dalam mengimplementasikan suatu metode pembelajaran secara spesifik. Dan yang terakhir adalah
taktik pembelajaran merupakan gaya seorang guru dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Dari uraian diatas tentu sekarang kita sudah lebih mengerti tentang apa itu, metode, model,
strategi, teknik, serta taktik pembelajaran. Kelima hal tersebut tidak dipungkiri lagi, merupakan
faktor-faktor penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sementara
itu, letak reciprocal teaching dan konflik kognitif tidaklah sama. Reciprocal teaching termasuk dalam
model pembelajaran sedangkan konflik kognitif termasuk dalam strategi pembelajaran.
1. Model pembelajaran reciprocal teaching
Reciprocal teaching merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap suatu tema belajar, dalam pembelajaran ini guru serta murid
memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik (teks), model pembelajaran ini
terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas (summarizing), membuat
pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing).Model pembelajaran reciprocal
teaching pertama kali dikembangkan oleh Anne Marrie Polinscar dan Anne Brown. Polinscar
menyatakan:
“Reciprocal Teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a
dialogue between teachers and student regarding segment of text. The dialogue is structured by use
of four stretegies: Summarizing, question generating, clrarifying and predicting … “, (Ain Zaelan,
2005: 16)
Yang berarti , “Reciprocal Teaching digambarkan sebagai aktifitas pembelajaran yang berlangsung
dalam bentuk dialog antara guru dengan siswa-siswanya mengenai bagian dari suatu teks. Aktivitas
dialog tersebut disusun dengan empat strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan,
mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi ...”.
Sementara itu, Arend menyatakan Reciprocal Teaching adalah prosedur pengajaran atau
pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi kognitif, serta
membantu siswa memahami bacaan dengan baik (Ain Zaelan, 2005: 13).Arends pun berbicara
tentang keefektivan Reciprocal Teaching dalam membentuk siswa yang belajar mandiri. Siswa yang
belajar mandiri adalah siswa yang tahu kapan saat yang tepat untuk meringkas atau mengajukan
pertanyaan sambil membaca suatu pokok bahasan dalam sebuah buku atau mendengarkan
penyampaian guru, dan siswa memiliki motivasi untuk memantau keberhasilan belajarnya sendiri.
2. Strategi pembelajaran konflik kognitif
Strategi pembelajaran konflik kognitif merupakan strategi
pembelajaran yang berdasarkan masalah, dimana pada
masalah yang dikemukakan terdapat fakta, keadaan, situasi yang
mempertentangkan struktur kognisi siswa. Dalam situasi ini terjadi konflik
antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan situasi yang sengaja disediakan.
B. Karakteristik Model pembelajaran Reciprocal teaching dan Strategi pembelajaran Konflik kognitif.
1. Karakteristik Model pembelajaran Reciprocal teaching
Model Reciprocal Teaching mempunyai tiga karakteristik yaitu :
a. Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam memimpin
diskusi.
b. Reciprocal artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain.
c. Dialog yang terstruktur dengan menggunakan 4 strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan,
mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.
2. Karakteristik Strategi pembelajaran Konflik kognitif.
Untuk mengetahui apa yang menjadi karakteristik dari strategi pembelajaran konflik kognitif,
kita dapat mencoba memahaminya dengan menerjemahkan kedua kata tersebut, kata konflik dan
kata kognitif. Konflik tentu kita sudah tahu bahwa memiliki arti masalh, atau permasalahan.
Sedangkan kognitif adalah sesuatu yang berdasar pada pengetahuan factual yang empiris. Jadi
karakteristik dari strategi pembelajaran ini terjadinya konflik
antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan situasi yang sengaja disediakan sewaktu proses
belajar mengajar.
C. Implementasi model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran konflik kognitif.
Model pembelajaran reciprocal t1eaching dan strategi pembelajaran konflik kognitif dapat di
implementasikan dalam sebuah proses belajar mengajar kimia dikelas. Hal itu dapat direalisasikan
karena model, dan strategi pembelajaran merupakan sesuatu yang berbeda dan saling melengkapi
antara keduanya. Untuk dapat mengimplementasikan model pembelajaran reciprocal teaching dan
strategi konflik kognitif, sudah tentu kita harus mengetahui karakteristik dari keduanya. Kita dapat
memulainya dengan menghadirkan masalah di kelas dan mendiskusikan antara guru dengan murid.
Pemimpin dari diskusi itu, tidak harus guru mata pelajaran kimia, akan tetapi murid juga diberi
kesempatan untuk memimpin diskusi. Dalam diskusi tersebut terjadi interaksi satu sama lain
dimana terjadi komunikasi bolak-balik serta respon yang berkepanjangan antara murid dengan
murid serta guru dengan murid. Diskusi yang dilakukan secara terstruktur menggunakan 4 strategi
yaitu
yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi. Model
pembelajaran ini mengutamakan peran aktif murid sebagai peserta didik dalam pembelajaran untuk
membangun proses berfikir sehingga dapat lebih kreatif. Pengimplementasian konsep belajar ini
sejalan dengan teori belajar konstruktivisme.Menurut Supomo (Nuryani, 2003: 22)
dalam http://agungprudent. Wordpress. com/2009/06/05/ prinsip konstruktivisme adalah sebagai
berikut:
1. Menyediakan pengalaman belajar siswa dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
2. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama,
misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
3. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan
pengalaman konkret misalnya untuk memahami suatu konsep tujuan instruksional khusus melalui
kegiatan kehidupan sehari-hari.
4. Mengintegrasikan suatu pembelajaran–pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya interaksi
dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau seseorang dengan lingkungannya, misalnya
interaksi dan kerjasama antara siswa, interaksi dan kerjasama antara guru dan siswa.
5. Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran
menjadi lebih efektif. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga tujuan instruksional
khusus dapat menjadi menarik dan siswa rajin belajar.
Dengan adanya teori belajar konstruktivisme ini, akan lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif
dan kreatif dalam pembelajaran kimia di kelas, sehingga proses belajar-mengajar dapat lebih
oktimal.
D. Kelebihan dan kekurangan model reciprocal teaching dan strategi konflik kognitif dalam proses
pembelajaran.
1. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran reciprocal teaching
Kelebihan model ini diantaranya melatih kemampuan peserta didik belajar mandiri, sehingga
peserta didik dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan, melatih peserta didik untuk menjelaskan
kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain, dengan demikian penerapan pembelajaran ini
dapat dipakai untuk melatih kepercayaan diri peserta didik tampil di depan umum, dan,
mempertinggi kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Kelemahan model reciprocal
teaching menuntut peserta didik untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga hal ini
menjadikan sebagian dari peserta didik tidak percaya diri untuk dapat tampil atau menunjukkan
kemampuannya di depan teman-teman mereka, dan bisa jadi peserta didik yang aktif hanyalah
orang-orang itu saja.
2. Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran konflik kognitif dalam proses pembelajaran
Kelebihan strategi ini diantaranya yaitu, dapat membuat siswa berpikir kritis atas masalah yang
diterimanya, selain itu mereka juga akan terlatih untuk menjadi seorang yang kreatif dalam
menemukan pemecahan masalah yang diterimanya, serta mampu untuk mengidentifikasi perbedaan
pengetahuan yang siswa miliki dengan situasi yang sengaja disediakan oleh guru. Namun, kita
ketahui bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu pula dengan strategi pembelajaran
konflik kognitif ini, dimana tidak sedikit peserta didik yang diam dan pasif karena merasa tidak
mampu, malu, atau pun bosan mengikuti pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran ini.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Model pembelajaran reciprocal teaching merupakan model pembelajaran yang
digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu tema belajar, model pembelajaran ini
terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas (summarizing), membuat
pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing). Model pembelajaran ini akan menumbuhkan
sikap kreatif, kritis, serta percaya diri bagi siswa. Namun manfaat itu tidak serta merta berpengaruh
terhadap seluruh siswa, akan tetapi umumnya hanya siswa tertentu saja. Sementara itu, strategi
pembelajaran konflik kognitif merupakan strategi
pembelajaran berdasarkan masalah, dimana pada
masalah yang dikemukakan terdapat fakta, keadaan, situasi yang
mempertentangkan struktur kognisi siswa.Strategi ini diharapkan mampu untuk meningkatkan,
kekreatifan siswa dan pemikiran kritis yang mereka miliki. Diskusi kelas dengan sebelumnya
membaca materi untuk memahaminya merupakan salah satu contoh dari penerapan kedua model
dan strategi pembelajaran tersebut.
B. Saran
Makalah ini merupakan salah satu bentuk dari penguraian suatu model dan strategi
pembelajaran. Model dan strategi pembelajaran ini diharapkan mampu untuk memberikan sesuatu
yang baru kepada guru untuk menciptakan suasana belajar kimia yang efektif dan efisien. Dan
seharusnyalah dengan guru dapat memanfaatkan apa yang disampaikan dalam makalah ini, demi
proses belajar mengajar yang baik, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
DAFTAR REFERENSI
Mulyani, Arifin.2005. Kimia - Studi Dan Pengajaran, Malang: UM Press.
Purwanto, Ngalim. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
Rusmansyah, Irhasyuarna, Y.2002. Karakteristik Ilmu Kimia. (http://education-
inscience.blogspot.com/2010/07/karakteristik-ilmu-kimia.html, diakses tanggal 9 Desember 2013).
Siswanto, Fajar. 2013.Model Pembelajaran Reciprocal Teaching.
(http://eduadventure.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-reciprocal-teaching.html, diakses
tanggal 9 Desember 2013).
Suyanti, Retno Dwi.2010.Strategi Pembelajaran Kimia Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.
1. Guru menyiapkan materi ajar yang harus dipelajari peserta didik secara mandiri
4. Membuat pertanyaan atau soal yang berkaitan dengan materi yang diringkasnya.
Peserta didik harus bisa menjawab pertanyaan tersebut, pertanyaan ini diharapkan
mampu mengungkap penguasaan atas materi yang bersangkutan
6. Guru menyuruh beberapa peserta didik (sebagai wakil peserta didik yang mantap
dalam mengembangkan soalnya) untuk menjelaskan/menyajikan hasil temuannya di
depan kelas
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Lisnawaty Simanjuntak, dkk., Metode Mengajar Matematika 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993). Amin
Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1, (Semarang: UNNES, 2001).
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan dan Implementasinya,
(Jakarta: Kencana, 2010).
Pendahuluan
Matematika adalah cara atau metode berpikir dan bernalar. Matematika dapat digunakan
untuk membuat keputusan pakar suatu ide itu benar atau salah atau paling tidak ada
kemungkinan benar. Matematika adalah suatu eksplorasi dan penemuan, di situlah setiap hari
ide-ide baru ditemukan. Matematika adalah metode berpikir yang digunakan untuk
memecahkan semua jenis permasalahan yang terdapat di dalam sains, pemerintahan, dan
industri.
James dan James dalam ( Suherman, 2001:10 ) mengatakan "Matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan
dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri". Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam
pembelajaran matematika antara satu topik matematika dengan topik matematika yang lain
saling berkaitan.
Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. karena itu, matematika sangat
diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapai perkembangan
IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan
sejak TK.
Keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya di wujudkan dalam sebuah hasil prestasi
siswa di sekolah, namun pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang mampu
mengembangkan apa yang telah dipelajari di sekolah dan mengaplikasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari.Pengertian belajar menurut Suherman et, al, (2001: 8) adalah Proses
perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman, sedangkan
pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program
belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Mengajarkan matematika memerlukan model dan pendekatan agar siswa lebih mudah
memahami materi dan meyelesaikan masalah mengenai materi yang diajarkan. Model
pembelajaran matematika harus mengubah situasi guru mengajar kepada situasi siswa belajar.
Guru memberikan pengalamannya kepada siswa sebagai pengayom, sebagai sumber tempat
bertanya, sebagai pengarah, sebagai pembimbing, sebagai fasilitator, dan sebagai organisator
dalam belajar.
Reciprocal Teaching.
Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ini merupakan model yang dirasa dapat
membantu meningkatkan aktivitas, karena dengan menerapkan pembelajaran
terbalik (reciprocal teaching) siswa diutamakan dapat menerapkan empat strategi
pemahaman mandiri, yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan
menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian
memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa.
Manfaatnya adalah dapat meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran karena siswa
dituntut untuk aktif berdiskusi dan menjelaskan hasil pekerjaannya dengan baik.
Menurut Cole (1990) pada model reciprocal teaching, siswa diajarkan empat srategi
pemahaman mandiri yaitu merangkum, mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya,
mengklarisifikasi atau menjelakan serta memprediksi bahan ajar. Rincian dari empat strategi
pemahaman mandiri tersebut sebagai berikut : 1) Merangkum (summarizing). Pada strategi
pemahaman ini siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan membuat ikhtisar
tentang informasi-informasi penting dari suatu bahan ajar yang telah dibaca. Bahan ajar
tersebut dapat diringkas oleh siswa dalam bentuk kalimat-kalimat maupun paragraf-paragraf
yang dibuat sendiri. 2) Mengajukan pertanyaan (question generating). Pada strategi
pemahaman ini siswa memikirkan pertanyaan penting yang dapat ditanyakan dari apa yang
dibaca dan meyakinkan dapat menjawab pertanyaan tersebut. 3) Mengklarifikasi (clarfying).
Pada strategi pemahaman ini siswa, mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak
masuk akal dari bagian bacaan dan selanjutnya memeriksa apakah kita berhasil membuatnya
masuk akal. 4) Memprediksi (predicting). strategi pemahaman ini terjadi ketika para siswa
memprediksi (menduga) apa yang akan mungkin dibahas oleh penulis pada bagian tulisan
selanjutnya.
Abdul Azis (2007 :113) mengungkapkan bahwa kelebihan reciprocal teaching antara lain
sebagai berikut : a) Mengembangkan kreativitas siswa. b) Memupuk kerjasama antara siswa.
c) Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap. d) Siswa
lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri. e) Memupuk keberanian
berpendapat dan berbicara di depan kelas. f) Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan
mengambil kesimpulan dalam waktu singkat. g)Menumbuhkan sikap menghargai guru karena
siswa akan merasakan perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat
siswa ramai atau kurang memperhatikan. h) Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang
banyak dan alokasi waktu yang terbatas.
Tahap Pendahuluan.
Sebelum guru menyampaikan materi yang akan di pelajari, guru menyuruh perwakilan
atau ketua kelasnya untuk memimpin do'a, semua siswa berdo'a yang dipimpin oleh ketua
kelas, setelah selesai berdo'a guru mengabsen siswa satu persatu dan siswa menunjuk tangan
ketika guru memanggil namanya setelah selesai mengabsen siswa, guru langsung memulai
pembelajaran.
Tahap Inti.
pokok pembahasan yang akan dibahas adalah pengertian dan jenis-jenis segitiga. Pada
kegiatan pembelajaran ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan penjelasan
mengenai penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching), dan memperagakan
bagaimana cara merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan dan memprediksi. Dan
menjelaskan bahwa setiap pembelajaran menggunakan pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching)dalam kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan. Guru memberi penjelasan
bahwa setiap kelompoknya akan diberikan bahan diskusi yang di dalamnya terdapat perintah
pembelajaran terbalik (reciprocal teaching), setelah siswa mengerjakan seluruh perintah
dalam bahan diskusi kemudian salah satu kelompok diminta untuk maju ke depan untuk
menjadi guru siswa menjelaskan hasil bahan diskusi kelompok tersebut. Sesuai perintah
siswa sudah duduk bersama kelompok yang telah ditentukan. Kemudian guru membagikan
bahan diskusi kepada masing-masing kelompok siswa yang berisi materi pengertian dan
jenis-jenis segitiga. Guru meminta kepada setiap siswa untuk aktif dalam mengerjakan tugas
dalam bahan diskusi tanpa harus mengandalkan salah satu siswa atau siswa yang pintar saja.
selama siswa mengerjakan bahan diskusi, guru berkeliling memantau aktivitas siswa dari satu
kelompok ke kelompok lain untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang
mengerti. setelah siswa menyelesaikan bahan diskusi dalam waktu kurang lebih 30 menit,
Kemudian guru memberikan contoh bagaimana menjadi seorang guru di depan kelas, guru
mencontohkan menjadi seorang guru dengan menggunakan hasil bahan diskusi. Berikut ini
contoh yang dilakukan guru dari proses pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)menurut
Cole (1990): (1). Merangkum, Berikut penjelasan hasil dari rangkuman bahan
diskusi : 1. Pengertian segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan
mempunyai tiga buah titik sudut. Alas segitiga merupakan salah satu sisi dari suatu segitiga,
sedangkan tingginya adalah garis yang tegak lurus dengan sisi alas dan melalui titik sudut
yang berhadapan dengan sisi alas. 2. Jenis-jenis segitiga. Jenis-jenis suatu segitiga dapat
ditinjau berdasarkan a) Panjang sisi-sisinya, b) Besar sudut- sudutnya, c) Panjang sisi dan
besar sudutnya.Rangkuman tersebut dibacakan oleh guru kepada seluruh siswa dan
menanyakan kepada seluruh siswa apakah dari rangkuman yang sudah dibacakan masih ada
yang belum jelas?, (2). Menyusun pertanyaan, guru memberikan contoh bagaimana cara
menjelaskan menyusun pertanyaan dari perintah bahan diskusi. Guru bertanya kepada
kelompok lain apa saja materi yang belum dipahami dari pengertian dan jenis-jenis segitiga
tersebut. Setelah itu guru menyuruh kelompok lain untuk membacakan pertanyaan yang
mereka ingin tanyakan. Adapun pertanyaan yang dibuat salah satu siswa dari salah satu
kelompok adalah: Apa yang di maksud segitiga sama sisi? Jawab: Segitiga sama sisi adalah
segitiga yang memiliki tiga buah sisi yang sama panjang dan tiga buah sudut yang sama
besar.(3). Menjelaskan jawaban dari soal yang ada pada bahan diskusi. Guru memberi contoh
bagaimana cara menerangkan jawaban di depan kelas dan siswa memperhatikan.(4).
Memprediksi, Setelah siswa memahami pengertian dan jenis-jenis segitiga dan dapat
memecahkan soal-soal, siswa diminta untuk memprediksikan: Soal Tebaklah aku! Aku
mempunyai 3 buah sisi. 2 sisiku sama panjang, salah satu sudutku 900. segitiga apakah aku?
Buatlah gambarku!
Jawaban dari soal memprediksi bahan diskusi dapat di jawab oleh salah satu siswa. Setelah
guru mencontohkan menjadi seorang guru di kelas sekarang giliran tiap kelompok yang
memperaktekan seperti yang di contohkan guru.
Tahap Penutup.
karena waktu sudah mau habis guru langsung memberikan kesimpulan dalam kegiatan
pembelajaran ini kemudian memberikan nilai kepada tiap-tiap kelompok dan memberikan
materi yang harus dipelajari siswa untuk dibahas pada pertemuan yang selanjutnya.
Penutup
Simpulan
Dari pembahasan di atas bisa disimpulkan bahwa langkah langkah dalam metode
pembelajaran terbalik ( reciprocal teaching) adalah 1) Pada tahap awal pembelajaran, guru
bertanggung jawab memimpin tanya jawab dan melaksanakan keempat strategi pembelajaran
terbalik (reciprocal teaching) yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali
dan memprediksi. 2) Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan,
menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca. 3) Selama membimbing siswa
melakukan latihan mengunakan empat strategi pembelajaran terbalik (reciprocal teaching),
guru meminta siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan
berdasarkan tugas kepada siswa. 4) Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab
dengan atau tanpa adanya guru. 5) Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan
penilaian berkenaan dengan penampilan siswa.
Saran
Dalam penggunaan model pembelajaran Reciprocal teaching(Pengajaran Terbalik) ini
hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Tidak semua materi yang ada
dalam penyampaiannya dapat menggunakan model ini. Pada pembelajaran Reciprocal
teaching guru hendaknya memberikan motivasi yang kreatif untuk mendorong semangat
siswa dalam mengikuti pelajaran.
Daftar Pustaka
Aziz, Abdul (2008), dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas
Negeri Makasar. Dengan judul penelitian "Keefektifan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Melalui Reciprocal Teaching Pada Siswa Kelas XI MA Darul Ulum
Amessangeng Kabupaten Maros". Jurnal Pendidikan. (online), Vol. 1, No. 1, (http://
abdulaziz. wordpress.com,
Palincsar, A.S. dan Brown A.. 1984. " Reciprocal teaching of Comprehension
Fostering and Comprehension mentoring Activities". Cognition and Instruction. Vol
1 No. 2 pp.117- 175
A. Pendahuluan
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana proses pembelajaran matematika?
b. Bagaimana konsep tentang reciprocal teaching?
B. Kajian Keoretik
1. Deskripsi Teoritik
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang terjadi pada
individu tersebut. Belajar banyak diartikan dan didefenisikan oleh oleh para ahli dengan rumusan
dan redaksi kalimat yang berbeda, tetapi pada hakekatnya prinsip dan tujuannya sama. Sedangkan
menurut Gagne (1976 : 3) memberikan pengertian belajar yaitu:
Learning is a change in human disposition or capability, which persists over a period of time, and
which is not simply ascribable to processes of growth.
Jadi Menurut Gagne bahawa belajar itu membawa perubahan dalam diri individu, dimana
perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dalam jangka waktu tertentu
serta perubahan itu terjadi karena adanya usaha.
Hudoyo (1990 : 1) memberikan pengertian belajar sebagai berikut:
”Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk dimodifikasi dan
berkembang disebabkan belajar, karena itu seseorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan
dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah
laku”.
Palincsar dan Brown ( 1984 ) juga menggambarkan proses pengajaran timbal balik dengan cara
berikut: siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, teks dibaca dalam segmen diam-diam,
secara lisan oleh siswa , atau secara lisan oleh guru tergantung pada kemampuan decoding dari
siswa. Setelah setiap segmen teks, pemimpin dialog (dewasa atau mahasiswa) dalam kelompok
menjadi diskusi dengan mengajukan pertanyaan tentang konten. Sisa anggota kelompok membahas
pertanyaan-pertanyaan ini, menimbulkan pertanyaan tambahan, dan dalam hal perselisihan
membaca teks . Diskusi kemudian pindah ke mengidentifikasi inti dari apa yang telah dibaca dan
untuk sintesis membaca . Sekali lagi , pemimpin dialog menawarkan ringkasan awal dan kemudian
ada diskusi. Klarifikasi digunakan ketika pernah ada kata , konsep , atau frase yang telah
disalahpahami atau asing bagi kelompok . Akhirnya , pemimpin menghasilkan dan mengumpulkan
sejumlah tions prediksi tentang konten yang akan datang dalam teks . Awalnya, model pemimpin
seluruh proses menggunakan terstruktur dia Logue untuk mengidentifikasi dan memecah proses
yang terlibat siswa tentang bagaimana untuk meminta tions ques yang baik , membangun ringkasan
yang baik , dan sebagainya (Lederer, 2000 : 92).
Model pembelajaran terbalik sangat membantu dalam pengembangan pendidikan terutama
dalam peningkatan hasil belajar siswa khususnya, pada bidang studi matematika, sebab dalam
proses pembelajaran dengan menerapkan model ini siswa dituntut untuk betul-betul memahami
dan mengkaji sendiri materi yang akan dibahas, kemudian setelah itu, dia akan menjelaskan kepada
temannya yang lain. Karena siswa harus menjelaskan kembali hasil belajarnya, maka pada saat siswa
belajar dia akan mempelajari materi-materi yang akan dibahasnya dengan betul-betul
memaknainya, bukan menghafalnya. Dengan cara seperti ini siswa akan betul-betul serius dalam
mempelajari materi yang ditugaskan oleh pengajar, dan juga siswa tidak cepat jenuh dalam proses
pembelajarannya. Karena masing-masing siswa harus belajar sendiri, kemudian kalau ada hal-hal
yang mereka tidak dapat di pecahkan maka mereka harus meminta petunjuk dari guru.
Dalam proses pembelajaran dengan model ini siswa akan mampu memotivasinya untuk
belajar dengan lebih giat lagi. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Dick (dalam Iswan,
2004 : 9) bahwa:Proses belajar akan lebih berhasil jika siswa berpartisipasi secara aktif dan
melakukan praktek saat latihan yang secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus pembelajaran.
Menurut Ann Brown (dalam Iswan 2004 : 9) bahwa pada pembelajaran terbalik, siswa
diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu:
1. Siswa mempelajari materi yang ditugaskan oleh pengajar secara mandiri.
2. Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya.
3. Siswa harus mampu menjelaskan kembali isi materi yang telah dipelajarinya saat itu.
4. Siswa dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi yang dipelajarinya saat itu.
Di lain pihak pengajar memberikan dukungan, umpan balik dan ransangan pada saat siswa
mempelajari materi tersebut secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas pengajar dan
siswapada pembelajaran ini sangat berbeda dengan kondisi pembelajaran yang menggunakan model
ceramah, demonstrasi, ekspositori, inkuiri dan lainnya. Namun model ini hamper sama dengan
model penemuan dan model belajar mandiri. Hanya yang membedakan adalah kalau pada model
pembelajaran terbalik, siswa dituntut untuk mengajarkan hasil temuannya kepada orang lain.
Model pembelajaran terbalik sangat erat kaitannya dengan model pembelajaran mandiri
yakni siswa lebih aktif mempelajari materi yang ada tanpa guru menjelaskan terlebih dahulu, akan
tetapi pengajar juga harus mempunyai persipan yang mantap sebelum pelaksanaan penbelajaran
sebab apabila terdapat materi yang yang tidak mampu dipecahkan oleh siswa, maka guru harus
membantu untuk menjelaskannya. Proses belajar mandiri adalah suatu model yang melibatkan siswa
dalam tindakan-tindakan yang meliputi beberapa langkah dan menghasilkan baik hasil yang tampak
maupun yang tidak tampak.
Adapun prosedur pembelajaran terbalik menurut Muhkal (2002 : 22-23) sebagai
berikut:
1) Membagikan bacaan untuk hari itu.
2) Menjelaskan bahwa siswa-siswi akan bertindak sebagai guru untuk bagian pertama bacaan.
3) Meminta kepada siswa untuk membaca didalam hati bagiam bacaan
4) Pada saat setiap orang telah menyelesaikan bagian pertama, siswa melakukan permodelan berikut
ini :
Memperkirakan pertanyaan yang akan ditanyakan guru
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertain guru
Memprediksikan apa yang akan dibahas oleh guru
Apabila cocok “ pada saat siswa membaca bagian tersebut, siswa menyampaikan hal yang tidak
jelas”.
5) Mengundang siswa untuk membuat komentar tentang pembelajaran yang diterapkan
6) Menugaskan bagian bacaan berikutnya untuk di baca dalam hati dan memilih seorang siswa untuk
berperan sebagain guru.
7) Latihlah guru siswa itu disepanjang kegiatan tersebut
8) Pada saat hari-hari latihan berlalu, selanjutnya guru siswa itu harus berinisiatf sendiri untuk
menangani kegiatan tersebut.
d. Hasil Belajar Matematika
Belajar merupakan aktivitas utama bagi siswa. Winkel (1996 : 53) mendefinisikan belajar
sebagai berikut:”Suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan pengalaman, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.
Perubahan bersifat secara relative konstans dan berbekas”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai
seseorang melalui kegiatan belajar setelah mengikuti suatu tes. Hasil belajar yang dicapai siswa
tersebut dicirikan dengan adanya perubahan kemampuan yang meliputi bidang kognitif, afektif dan
psikomotor. Hasil belajar yang dicapai seseorang setelah mengikuti tes pada bidang studi
matematika disebut hasil belajar matematika.
Simak Juga : Manfaat Dan Tujuan Desing Grafis Dalam Bidang Pendidikan Dan
Kehidupan Sehari-hari
Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab memimpin tanya jawab dan
melaksanakan ke empat strategi pembelajaran terbalik “Reciprocal Teaching” yaitu
merangkung, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi.
Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan,
menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca.
Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan empat strategi
pembelajaran berbalik “Reciprocal Teaching”, guru meminta siswa dalam
menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan berdasarkan kepada
siswa.
Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya
guru.
Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan
penampilan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih
tinggi.
Simak Juga : "Analisis Sistem" Pengertian Menurut Para Ahli & ( Fungsi - Tahapan )
Demikianlah pembahasan mengenai “Pembelajaran Reciprocal Teaching”
Pengertian – Strategi – Langkah & ( Kelebihan – Kelemahan ) semoga dengan
adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian
semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
aktif belajar mandiri dan mengembangkan komunikasi matematik, salah satunya adalah reciprocal
teaching.Model reciprocal teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar
tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan
temuannya pada pihak lain. Yang diharapkan, selain agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai, maka
kemampuan siswa dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan. Karakteristik dari model reciprocal
teaching menurut Palinscar dan Brown (dalam Supartini, 2005: 10) sebagai berikut.
A dialogue between student and teacher, each taking a turn in the role of dialogue leader: “reciprocal”:
interactions where one person acts in response to the others; structured dialogue using four strategies:
questioning, summarizing, clariflying, predicting.
1. dialog antara siswa dan guru dimana masing-masing mendapatkan giliran untuk memimpin diskusi;
2. “Reciprocal” artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lainnya;
3. dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu merangkum, membuat pertanyaan,
Menurut Brown (dalam Supartini, 2005: 10) bahwa, “Pembelajaran berbalik kepada siswa diajarkan
empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu merangkum atau meringkas, membuat pertanyaan,
mampu menjelaskan dan dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi”. Namun guru tetap
memberikan dukungan, umpan balik dan rangsangan ketika siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri.
1. Merangkum: siswa mengidentifikasi intisari dan ide utama dari apa yang mereka baca.
2. Menanyakan: siswa menanyakan diri mereka sendiri pertanyaan untuk membuat mereka yakin apakah mereka
mengerti bacaan, dengan cara demikian monitoring pemahaman mereka sehingga mereka siap memulai
membaca materi.
3. Mengklarifikasi: siswa mengambil langkah-langkah untuk mengklarifikasi bagian-bagian dari teks yang
membingungkan.
4. Memprediksi: siswa mengantisipasi apa yang mungkin mereka baca selanjutnya berdasarkan pada syarat-
dipelajarinya. Kegiatan merangkum membantu siswa untuk mengidentifikasi hal-hal yang penting dalam
bacaan yang sedang dipelajari. Pada tahapan berikutnya yaitu membuat pertanyaan setelah membaca materi,
dianggap dapat membantu siswa untuk mengeluarkan ide dari hal yang tidak dipahaminya sehingga bisa
memotivasi untuk mencari lebih banyak lagi dari sumber bacaan yang lain. Adapun pada kegiatan menjelaskan
diharapkan dapat membantu mengembangkan kemampuan siswa dalam hal berbicara mengenai apa yang
telah dipahaminya. Tahap selanjutnya yaitu kegiatan memprediksi berguna untuk membantu siswa
menentukan ide-ide penting pada sebuah teks. Strategi-strategi tersebut diharapkan bisa membantu anak
Adapun langkah-langkah reciprocal teaching menurut Palinscar dan Brown (dalam Supartini, 2005: 11)
Model Reciprocal Teaching mengutamakan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
siswa diberikan kebebasan berkomunikasi untuk menjelaskan idenya dan mendengarkan ide temannya.
http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/06/model-pembelajaran-reciprocal-teaching.html
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reciprocal teaching adalah suatu
prosedur pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi
pemahaman mandiri yang berbentuk diskusi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa
yang memberikan kesempatan berfikir dan saling bertukar pengalaman belajar yang berdasarkan
prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk
memperbaiki kinerja membaca siswa dalam memahami bacaan. Model reciprocal teaching
menempatkan siswa (peserta didik) sebagai subyek belajar yang memiliki pengetahuan, pengalaman,
dan keterampilan yang berbeda-beda (Fosi, 2006).
Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh guru maupun peserta didik (siswa)
merupakan pengalamam yang satu sama lain saling melengkapi. Dengan demikian ada proses saring
(bertukar pikiran) yang member kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk saling berinteraksi
dekat hubungan personalnya dan saling bekerja sama. (Fosi, 2006).
Menurut Cole (1990) pada model reciprocal teaching, siswa diajarkan empat srategi pemahaman
mandiri yaitu merangkum, mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya, mengklarisifikasi atau
menjelakan serta memprediksi bahan ajar. Rincian dari empat strategi pemahaman mandiri tersebut
sebagai berikut :
1. Merangkum (summarizing). Pada strategi pemahaman ini siswa diberikan
kesempatan untuk mengidentifikasi dan membuat ikhtisar tentang informasi-informasi penting
dari suatu bahan ajar yang telah dibaca. Bahan ajar tersebut dapat diringkas oleh siswa
dalam bentuk kalimat-kalimat maupun paragraf-paragraf yang dibuat sendiri.
2. Mengajukan pertanyaan (question generating). Pada strategi pemahaman ini siswa
memikirkan pertanyaan penting yang dapat ditanyakan dari apa yang dibaca dan meyakinkan
dapat menjawab pertanyaan tersebut.
3. Mengklarifikasi (clarfying). Pada strategi pemahaman ini siswa, mencatat apabila
ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari bagian bacaan dan selanjutnya
memeriksa apakah kita berhasil membuatnya masuk akal.
4. Memprediksi (predicting). strategi pemahaman ini terjadi ketika para siswa
memprediksi (menduga) apa yang akan mungkin dibahas oleh penulis pada bagian tulisan
selanjutnya.
Untuk melaksanakan strategi ini, guru dan siswa membaca bahan ajar tertentu yang ditugaskan
dalam kelompok-kelompok kecil dan guru mendemonstrasikan empat keterampilan, merangkum
bacaan tersebut, mengajukan satu atau dua pertanyaan, menjelaskan atau mengklarifikasi point-point
sulit dan memperkirahkan apa yang terdapat pada tulisan berikutnya. Selanjutnya selama proses
belajar mengajar berlangsung, siswa mengambil giliran melaksanakan peran guru dan bertindak
sebagai pemimpin diskusi untuk kelompok tersebut. Sementara guru memberikan dukungan, umpan
balik, rangsangan ketika siswa mempelajari kempat strategi pemahaaman mandiri tersebut dan
membantu mereka saling mengajar satu sama lain. Nur dan Wikandari 2000 (Haris, 2008).
http://jeranopendidikan.blogspot.com/2012/09/model-reciprocal-teaching.html
Reciprocal Teaching dalam Pembelajaran Matematika
MARCH 1, 2009 / MOMO
2 Votes
a. Klarifikasi
Setelah bahan teks bacaan diberikan, ini dapat berupa teks mengenai konsep
yang ingin diajarkan sekaligus berisi soal yang harus diselesaikan. Pada contoh ini,
misalnya teks mengenai lingkaran. Sesuai dengan teorinya pada tahap ini, Siswa
diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak
familier. Maka dibuat pertanyaan apakah mereka mengerti arti kata atau konsep
baru dalam teks tersebut, misalnya,
Karena dalam matematika suatu konsep yang diwakili oleh satu kata dapat
memiliki pengertian yang cukup luas, ini berkaitan dengan definisi, sehingga pada
tahap klarifikasi ini harus dicek apakah semua konsep baru dalam topik lingkaran
sudah dipahami pengertiannya oleh siswa melalui dialog.
Bila dipadukan dengan pendekatan problem solving maka pada tahap ini
dapat diberikan sekaligus permasalahannya misal:
Pada langkah pertama ini perlu dicek apakah siswa sudah memahami kata-
kata, kalimat-kalimat atau konsep-konsep dalam soal tersebut.
b. Prediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah
diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks
yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan
yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Dari
uraian tersebut, jelas diketahui bahwa pada tahap ini diharapkan terjadi koneksi
antara konsep yang baru dipelajarinya dengan yang sudah dimilikinya.
Berkaitan dengan soal yang diberikan pada tahap prediksi dapat diajukan
pertanyaan berikut:
“Konsep apa saja yang kau butuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut?”
c. Bertanya
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi
sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini
siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti
sebuah proses metakognitif. Dari uraian tersebut jelas bahwa pada tahap ini siswa
bertanya pada dirinya sendiri untuk melakukan crosscheck tentang apa yang sudah
diperolehnya dari proses belajar dan apa yang belum dikuasainya dari keseluruhan
konsep yang diajarkan oleh gurunya.
Jadi guru mengajarkan siswa untuk bertanya pada dirinya sendiri. Contoh
pertanyaannya sebagai beikut:
“Dari semua definisi yang diberikan, adakah definisi yang belum saya
fahami?”
“Langkah apa saja yang harus saya lakukan untuk melukis garis singgung
lingkaran?”
“Konsep apa yang paling mudah dan paling sulit dipahami dari topic
lingkaran ini?”
Sedangkan berkaitan dengan penyelesaian soal di atas, dapat diajukan
pertanyaan sebagai berikut:
d. Membuat Rangkuman
Untuk tahap ini, tentu sudah jelas sekali yang paling sederhana adalah
meminta siswa untuk membuat ikhtisar dari proses pembelajaran yang berlangsung
beserta hasilnya menggunakan bahasa sendiri.
“Konsep baru apa saja yang kita pelajari dalam topik lingkaran ini?”
Perlu diingat bahwa pembelajaran ini berbasis dialog dan keempat proses
tersebut berlangsung dalam kelompok-kelompok kecil.
https://hasanahworld.wordpress.com/2009/03/01/reciprocal-teaching-dalam-pembelajaran-
matematika/