Anda di halaman 1dari 65

MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK

Model Pembelajaran Terbalik


oleh :
Muid Riadi-FKIP Universitas Asahan

Dalam dunia pendidikan, Suatu strategi pengajaran dan pembelajaran tentu sangat
dibutuhkan oleh orang – orang yang termasuk dalam sistem pengajaran dan pembelajaran.
Strategi pengajaran dan pembelajaran inilah yang nantinya di gunakan untuk mempermudah
proses belajar bagi para siswa. Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan mengenai
Pengajaran Terbalik atau yang sering di sebut Reciprocal Teaching.

Metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) merupakan suatu metode yang


memandirikan siswa untuk belajar dengan menerapkan empat strategi, yaitu menyimpulkan
bahan ajar, menyusun pertanyaan, menyelesaikan soal-soal, dan menjelaskan kembali
pengetahuan yang diperolehnya. pembelajaran terbalik merupakan salah satu model
pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan
belajar mandiri sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain
serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.

Untuk memahami isi sebuah buku materi, siswa harus membaca,dan membaca identik
dengan belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.( R.Gagne dalam Slamet,1995:13 ). Sehingga
dengan keterampilan yang dimilikinya siswa mampu memahami isi buku dan mampu
mengatasi kesulitannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam memahami isi suatu buku adalah model pembelajaran terbalik (
Reciprocal Teaching).

Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)


1. Karakteristik Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
Ada banyak model pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif
belajar mandiri dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya, salah satunya
adalah model pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Menurut Palincsar dan Brown
seperti yang dikutip oleh Slavin (dalam Ibrahim, 2007) bahwa strategi pembelajaran terbalik
adalah pendekatan konstruktivis yang didasarkan pada prinsip-prinsip membuat pertanyaan,
mengajarakan keterampilan kognitif melalui pengajaran dan pemodelan oleh guru untuk
meningkatkan keterampilan membaca pada siswa berkemampuan rendah.

Menurut Ibrahim (2007) pembelajaran terbalik adalah strategi belajar melalui kegiatan
mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan peran guru
untuk mengajarkan teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model yang
menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan dan pembimbing yang melakukan
scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada
orang yang kurang atau belum tahu.Sedangkan menurut Nur dan Wikandari (dalam Trianto,
2007), pembelajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivis yang berdasar pada prinsip-
prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan.

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan prosedur pengajaran yang digunakan


brown dan Palinscar untuk mengembangkan pemantauan kognitif; pelajar diminta secara
bergantian memimpin kelompok belajar dalam menggunakan strategi untuk memahami dan
mengingat suatu bacaan. Cara pengajaran ini menuntut sekelompok kecil pelajar, sering kali
dengan pimpinan orang dewasa, secara aktif mendiskusikan bacaan pendek dengan tujuan
membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman, mengeluarkan
pertanyaan untuk memperjelas gagasan atau kata-kata yang sulit atau membingungkan, dan
memperkirakan hal yang akan terajdi selanjutnya.

Ann Brown (1982) dan Anne Marie Palinscar (1984) mengemukakan bahwa dengan
pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting
dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan prilaku tertentu dan kemudian
membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan
pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding.

Karakteristik dari pembelajaran terbalik menurut Palinscar dan Brown (2008) adalah:
“Reciprocal teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a
dialogue between teachers and students regarding segments of text. The dialogue is structured
by the use of four strategies: summarizing, question generating, clarifying, and predicting.
The teacher and students take turns assuming the role of teacher in leading this dialogue.”
Bila diterjemahkan berarti bahwa karakteristik dari pembelajaran terbalik adalah:
(1) Dialog antar siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat giliran untuk memimpin
diskusi,
(2) “Reciprocal” artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang
lain,
(3) Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu: merangkum,
membuat pertanyaan dan jawaban, mengklarifikasi (menjelaskan kembali), dan memprediksi.
Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman terhadap
apa yang sedang dipelajarinya.
Pembelajaran terbalik mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk
membangun pemahamannya dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematiknya
secara mandiri. Prinsip tersebut sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme yang
beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang
mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan,
melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.

Dengan demikian, proses pembelajaran merupakan suatu proses aktif siswa yang
sedang belajar untuk membangun pengetahuannya sendiri, sedangkan guru berperan
menyediakan suasana/kondisi belajar yang mendukung proses konstruksi pengetahuan pada
diri siswa. Konstruktivis Cobb (Palinscar & Brown, 2008) mengemukakan bahwa
konstruktivisme berfokus pada proses dimana siswa secara individu/mandiri aktif
mengkonstruksi realitas matematika mereka sendiri.
Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pamahaman pengaturan
diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian (menjelaskan
kembali) dan prediksi.Adapun tujuan dari setiap strategi-strategi yang dipilih adalah sebagai
berikut:

1. Membuat rangkuman
Strategi merangkum ini bertujuan untuk menentukan intisari dari teks bacaan,
memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi yang paling
penting dalam teks.
2. Membuat pertanyaan dan jawaban
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana
pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri atau dalam bentuk self-test untuk memastikan
bahwa mereka dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka dengan baik,
teknik ini seperti sebuah proses metakognitif.
3. Memprediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya
dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk
kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas
gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat membuat
dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya.
4. Menjelaskan kembali
Strategi menjelaskan kembali merupakan kegiatan yang penting terutama ketika belajar
dengan siswa yang memiliki sejarah kesulitan yang berbeda. Strategi ini memberikan
penekanan kepada siswa untuk menjadi guru dihadapan teman-temannya (siswa guru).

Adapun penjelasan untuk masing-masing strategi adalah sebagai berikut:


a. Klarifikasi
Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan
kata yang benar adalah hal yang terpenting walaupun mereka tidak memahami makna dari
kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau
kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat memaknai maksud dari suatu
paragraf. Secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
seperti;
“Apa maksud dari kalimat tersebut?”
“Kata apa yang dapat menggantikan kata tersebut?”
“Kata atau konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraph ini?”
b. Membuat prediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah
diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang
dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi
berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat
membuat dugaan tentang topic dari paragraph selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat
diajukan secara teknis adalah sebagai berikut;
“dari judul dan ilustrasi gambar yang ada dapatkah kau menerka apa topik tulisan ini?”
“Coba pikirkan dari apa yang sudah kita baca dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi
nanti?”
c. Bertanya
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana
pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif.
Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dapat beragam, berikut beberapa contohnya:
“Apa yang kamu pikirkan ketika kamu membaca teks tersebut?”
“Pertanyaan apa saja yang dapat kamu ajukan setelah kamu membaca teks tersebut?”
“Topik apa yang membuatmu tertarik untuk membaca teks ini?”
d. Membuat Rangkuman
Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-
hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan
tersebut. beberapa pertanyaan-pertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain;
“Apa yang penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?”
“Apa informasi paling penting dari bacaan ini?”
“Dapatkah saya menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari
tulisan ini?”
Pada dasarnya pembelajaran resiprokal menekakan pada siswa untuk bekerja dalam suatu
kelompok yang dibentuk sedemikian hingga agar setiap anggotanya dapat berkomunikasi
dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya dalam rangka bertukar
pengalaman keberhasilan belajar satu dengan lainnya. Salah satu dasar dari pembelajaran
resiprokal ini adalah teori Vygotsky yaitu dialog dalam suatu interaksi social sebagai dasar
pokok dalam proses pembentukan pengetahuan. Menurut beliau berpikir keras dan
mendiskusikan hasil pemikirannya dapat membantu proses klarifikasi dan revisi dalam
berpikir pada saat belajar.
Singkatnya, setiap strategi yang dipilih adalah sebagai sarana untuk membantu siswa
dalam membangun makna dari teks juga sebagai alat pemantauan mereka membaca untuk
memastikan bahwa mereka sebenarnya memahami apa yang dibaca. Masing-masing dari
strategi pembelajaran terbalik ini akan membantu siswa membantu membangun pengertian
terhadap materi yang sedang mereka pelajari secara mandiri.
Selanjutnya menurut Mohamad Nur (2000) untuk mempelajari strategi-strategi ini, guru
dan siswa membaca bacaan yang ditugaskan dalam kelompok-kelompok kecil, dan guru
memodelkan empat keterampilan tersebut-merangkum bacaan tersebut, mengajukan satu atau
dua pertanyaan, mengklarifikasi poin-poin yang sulit dan berat, dan meramalkan apa yang
akan ditulis pada bagian tulisan berikutnya. Pada saat pelajaran berjalan, situasinya terbalik,
yaitu siswa mengambil giliran melaksanakan peran guru dan bertindak sebagai pemimpin
diskusi untuk kelompok tersebut. Sementara salah seorang siswa berperan sebagai guru, guru
memberikan dukungan, umpan balik, dan semangat ketika siswa-siswa belajar strategi-
strategi tersebut dan membantu mereka saling mengajar satu sama lain.
Salah satu cara yang dapat ditempuh guru untuk mengoptimalkan model pembelajaran
terbalik khususnya pada kelas besar dengan mengelompokkan siswa dalam kelompok-
kelompok kecil. Suasana belajar dalam kelompok dapat membantu siswa untuk saling
memberikan umpan balik diantara anggota kelompok. Selain itu, belajar berkelompok
merupakan aspek penting dalam proses mengkonstruksi pengetahuan karena dapat membuka
peluang untuk terjadinya tukar pendapat, mempertahankan argumentasi, negosiasi antar siswa
atau kelompok, sehingga memancing siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Seperti
menurut Wingkel (1999) bahwa keuntungan dari bekerja atau belajar dalam kelompok
adalah:
a. Mengolah materi pelajaran secara lebih mendalam dan menerapkan hasil belajar, yang telah
diperoleh dengan bekerja atau belajar secara individual pada problem atau soal yang baru.
b. Memenuhi kebutuhan siswa untuk merasa senang dalam belajar dan termotivasi dalam
belajar.
c. Memperoleh kemampuan untuk bekerjasama (social skills).

Oleh karena itu, dalam model pembelajaran terbalik siswa melakukan empat strategi
penting yaitu merangkum, membuat pertanyaan dan jawaban, memprediksikan dan
menjelaskan kembali. Peran guru dalam pembelajaran ini lebih sebagai motivator, fasilitator
dan moderator bagi siswa. Untuk mengoptimalkan peran tersebut guru dapat menerapkan
pendekatan scaffolding dalam pembelajaran. Scaffolding berarti pemberian sejumlah bantuan
kepada siswa pada awal belajar dan mengurangi bantuan tersebut serta membiarkan siswa
untuk mengambil alih tanggung jawab sendiri pada saat mereka dianggap mampu.

2. Tahapan Kegiatan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

Pada awal penerapan Pengajaran Terbalik guru memberitahukan akan memperkenalkan suatu
pendekatan/strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedurnya. Menurut Nur dan
Wikandari (dalam Trianto, 2007) dalam mengawali pemodelan dilakukan dengan cara
membaca satu paragraf suatu bacaan. Kemudian menjelaskan dan mengajarkan bahwa pada
saat atau selesai membaca terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan yaitu:
a. Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca
dan memastikan bisa menjawabnya.
b. Membuat ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana.
c. Memprediksi/meramalkan apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya; dan
Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari suatu bagian,
selanjutnya memeriksa apakah kita bisa berhasil membuat hal-hal itu masuk akal.

Setelah siswa memahami keterampilan-keterampilan diatas, guru akan menunjuk seorang


siswa untuk menggantikan perannya dalam kelompok tersebut. Mula-mula ditunjuk siswa
yang memiliki kemampuan memimpin diskusi, selanjutnya secara bergilir setiap siswa
merasakan/melakukan peran sebagai guru.

Langkah-langkah pembelajaran terbalik menurut Palinscar (1986) adalah sebagai


berikut:
 Pada tahapan awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab dan
melaksanakan keempat strategi pembelajaran terbalik yaitu merangkum, menyusun
pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi.
 Guru memperagakan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan
kembali, dan memprediksi setelah selesai membaca.
 Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan strategi pembelajaran terbalik,
guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan
berdasarkan tingkat kepandaian siswa.
 Selanjutnya, siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru.
 Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan
penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat
yang lebih tinggi.

Adapun tahapan-tahapan pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) :


1) Tahap Pertama
Guru mempersiapkan bahan ajar (LKS) yang akan dipergunakan pada pertemuan
pertama dan berikutnya. LKS tersebut memuat tugas-tugas menyimpulkan (merangkum),
menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, dan memprediksi suatu permasalahan.
Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelaompok-kelompok kecil sekitar 6-7 orang
siswa.

2) Tahap Kedua
Guru membagikan LKS yang akan dipergunakan pada pertemuan tersebut, kemudian siswa
membaca bahan ajar lain (buku paket) yang mereka miliki sebagai penunjang untuk
mengerjakan LKS. Selesai membaca, siswa ditugaskan mengerjakan LKS dengan cara
berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Guru memperagakan peran sebagai siswa guru
dengan menjelaskan hasil kesimpulan, menyampaikan pertanyaan untuk dibahas bersama,
dan menyampaikan hasil prediksi dari masalah atau materi yang sedang dibahas. Pertemuan
selanjutnya yang menjadi siswa guru adalah salah seorang siswa dalam kelas tersebut yang
dipilih secara acak, sehingga seluruh siswa dalam kelas tersebut harus siap.

3) Tahap Ketiga
Sebagaimana pertemuan sebelumnya, guru membagikan LKS dan siswa mengerjakan
secara diskusi kelompok. Dipilih seorang siswa untuk menjadi siswa guru yang berperan aktif
bersama teman-temannya membahas LKS. Dalam hal ini guru sebagai pengarah jika proses
pembelajaran terhambat jalannya.
Pembelajaran terbalik juga memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada siswa
untuk menggunakan kemampuan komunikasi matematiknya secara mandiri, karena siswa
dibiasakan untuk mampu membuat kesimpulan dari suatu konsep dan menjelaskan kembali
pengetahuan yang telah diperolehnya kepada teman-temannya. Kemampuan komunikasi
matematik siswa juga akan tampak ketika siswa berusaha menyusun pertanyaan-pertanyaan
untuk diajukan kepada siswa yang lainnya dan membahasnya bersama, serta membuat
prediksi permasalahan-permasalahan baru dari konsep yang telah dipelajarinya. Semakin
pandai siswa menggunakan strategi tersebut, kemampuan komunikasi matematik siswa pun
dapat ditingkatkan.

KESIMPULAN
 Pembelajaran terbalik adalah strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan
teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan peran guru
untuk mengajarkan teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai
model yang menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan dan
pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang
diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang atau belum
tahu.

 Pembelajaran terbalik mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran


untuk membangun pemahamannya dan mengembangkan kemampuan
komunikasi matematiknya secara mandiri. Prinsip tersebut sejalan dengan
prinsip dasar konstruktivisme yang beranggapan bahwa pengetahuan itu
merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang mengetahui sesuatu.
Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu
perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.

 Pada awal penerapan Pengajaran Terbalik guru memberitahukan akan


memperkenalkan suatu pendekatan/strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat
dan
prosedurnya

 Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pamahaman


pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan,
pengklarifikasian (menjelaskan kembali) dan prediksi

DAFTAR BACAAN

 Trianto, 2009.mendesain model pembelajaran inovatif-progresif, Surabaya :


kencana prenada group
 Dimyati-Mudjiono.2006. belajar dan pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
 Stone, Randi. 2009. Cara-Cara terbaik mengajarkan matematika, Jakarta :
PT.Indeks

 Ramdhani miftah,http://ramdhanimiftah.wordpress.com/2009/07/08/reciprocal-
teaching-and-mathematic-communication/. 2009. Reciprocal Teaching and
Mathematical Communication

 http://lawangsains.blogspot.com/2011/04/pengajaran-terbalik-reciprocal-
teaching.html. 2011. Pengajaran terbalik

 http://muslimahpustaka.blogspot.com/2011/12/reciprocal-
teaching.html.2011. Reciprocal teaching
reciprocal teaching
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ada dua pendapat yang bertentangan di tengah pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Di satu sisi, banyak keluhan yang dilontarkan oleh masyarakat terhadap penguasaan IPA si
anak didik. Di sisi lain, di sebagian siswa / mahasiswa mengatakan pembelajaran IPA sangat
membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang
menarik sehingga secara tidak langsung siswa/ mahasiswa menjadi lemah dalam
penangkapan materi (Haris, 2008).
Salah satu keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh pendekatan yang
digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Banyak pendekatan pembelajaran
yang dapat digunakan dan guru harus cermat dalam memilih pendekatan mana yang cocok
digunakan untuk lingkungannya.
Pendekatan dalam pembelajaran IPA dipandang sesuai dengan seperangkat asumsi
yang saling berkaitan, yakni pendekatan kontekstual, pendekatan komunikatif, pendekatan
terpadu, dan pendekatan proses. Menurut Aminuddin (1996) pendekatan merupakan
seperangkat wawasan yang secara sistematis digunakan sebagai landasan berpikir dalam
menentukan metode, strategi, dan prosedur dalam mencapai target hasil tertentu sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan
Dalam dunia pendidikan, Suatu strategi pengajaran dan pembelajaran tentu sangat
dibutuhkan oleh orang – orang yang termasuk dalam sistem pengajaran dan pembelajaran.
Strategi pengajaran dan pembelajaran inilah yang nantinya di gunakan untuk mempermudah
proses belajar bagi para siswa. Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan mengenai
Pengajaran Terbalik atau yang sering di sebut Reciprocal Teaching.
Metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) merupakan suatu metode yang
memandirikan siswa untuk belajar dengan menerapkan empat strategi, yaitu menyimpulkan
bahan ajar, menyusun pertanyaan, menyelesaikan soal-soal, dan menjelaskan kembali
pengetahuan yang diperolehnya. pembelajaran terbalik merupakan salah satu model
pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan
belajar mandiri sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain
serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.
Untuk memahami isi sebuah buku materi, siswa harus membaca,dan membaca identik
dengan belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.( R.Gagne dalam Slamet,1995:13 ). Sehingga
dengan keterampilan yang dimilikinya siswa mampu memahami isi buku dan mampu
mengatasi kesulitannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam memahami isi suatu buku adalah model pembelajaran terbalik (
Reciprocal Teaching).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari pembelajaran Reciprocal Teaching?
2. Apakah karakteristik pembelajaran Reciprocal Teaching ?
3. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Reciprocal Teaching ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran Reciprocal Teaching ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran Reciprocal Teaching.
2. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran Reciprocal Teaching.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Reciprocal Teaching.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran Reciprocal Teaching.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reciprocal Teaching


Reciprocal Teaching yang pertama dikembangkan oleh Anne Marrie Polinscar dan
Anne Brown merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap suatu topik, dalam pembelajaran ini guru serta murid memegang
peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik (teks), model pembelajaran ini terdiri
dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas (summarizing), membuat
pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing).
Reciprocal Teaching digambarkan sebagai aktifitas pembelajaran yang berlangsung
dalam bentuk dialog antara guru dengan siswa-siswanya mengenai bagian dari suatu teks.
Aktivitas dialog tersebut disusun dengan empat strategi yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi ...”.
Reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-
prinsip pembuatan / pengajuan pertanyaan (Trianto, 2007 : 96). Menurut Sriyanti dan Marlina
( 2003:118 ) pembelajaran terbalik merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki
manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri sehingga peserta
didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam belajar mandiri.
Menurut Suyatno (2009 : 64), reciprocalteaching merupakan strategi pembelajaran
berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa ketrampilan-ketrampilan
metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru. Pembelajaran
menggunakan reciprocal teaching harus memperhatikan tiga hal yaitu siswa belajar
mengingat, berfikir dan memotivasi diri.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran terbalik
(Reciprocal Teacing ) adalah suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk memberikan
manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai dan memberikan ketrampilan pada siswa dalam
memahami apa yang dibaca didasarkan pada pengajuan pertanyaan.

B. Karakteristik Reciprocal Teaching Model


Karakteristik dari pembelajaran Reciprocal Teaching menurut Polinscar dan Brown
adalah (1) suatu dialog antara siswa dengan guru dimana masing-masing mendapat giliran
untuk memimpin diskusi, (2)Reciprocal merupakan suatu interaksi tindakan seseorang untuk
merespon orang lain, (3) dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu
merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi jawaban
(Hadiana Rosida, 2007: 16).
Yang membedakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dengan model
pembelajaran lain menurut Slavin: “Pembelajaran Reciprocal Teachingmenuntut siswa untuk
mampu menjelaskan hasil wacana yang dibaca secara mandiri kepada teman-temannya baik
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan maupun prediksi-prediksi dari
wacana tersebut”.
Menurut Palinscar dan Brown (1984) setidaknya terdapat empat strategi dasar yang
terlibat dalam proses pembelajaran reciprocal yaitu, melakukan klarifikasi, membuat prediksi,
bertanya dan membuat kesimpulan. Adapun penjelasan untuk masing-masing strategi adalah
sebagai berikut:
1. Klarifikasi
Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan
kata yang benar adalah hal yang terpenting walaupun mereka tidak memahami makna dari
kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau
kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat memaknai maksud dari suatu
paragraf. Secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
seperti; “Apa maksud dari kalimat tersebut?” “Kata apa yang dapat menggantikan kata
tersebut?” “Kata atau konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraf ini?

2. Membuat prediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah
diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang
dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi
berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat
membuat dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat
diajukan secara teknis adalah sebagai berikut; “Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada
dapatkah kau menerka apa topik tulisan ini?” “Coba pikirkan dari apa yang sudah kita baca
dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi nanti?”
3. Bertanya
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana
pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif.
Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dapat beragam, berikut beberapa contohnya; “Apa
yang kau pikirkan ketika kau membaca teks tersebut?” “Pertanyaan apa saja yang dapat kau
ajukan setelah kau membaca teks tersebut?” “Topik apa yang membuatmu tertarik untuk
membaca teks ini?”
4. Membuat Rangkuman
Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-
hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan
tersebut. beberapa pertanyaanpertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain; “Apa yang
penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?” “Apa informasi paling penting dari bacaan
ini?” “Dapatkah saya menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari
tulisan ini?”

C. Kelebihan dan Kelemahan Reciprocal Teaching


1. Kelebihan reciprocalteaching antara lain :
Abdul Azis (2007 :113) mengungkapkan bahwa kelebihanreciprocalteaching antara lain :
a. Mengembangkan kreativitas siswa
b. Memupuk kerjasama antara siswa.
c. Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap.
d. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
e. Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas.
f. Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.
g. Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru pada saat
mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau kurang memperhatikan.
h. Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas.
2. Kelemahan reciprocalteaching antara lain :
a. Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan tujuan
tak tercapai.
b. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku siswa yang menjadi
guru sehingga merusak suasana.
c. Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktifitas siswa yang
berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.
Untuk mengatasi dan mengurangi dampak kelemahan penggunaan strategi reciprocal
teaching penelitin dan guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam berbagai
kesempatan. Motivasi siswa menjadi bagian penting untuk menumbuhkan kesadaran pada
diri siswa terhadap keseriusan pembelajaran.

D. Langkah-langkah Pembelajaran Reciprocal Teaching


Menurut Suyatno (2009 : 64) langkah-langkah pelaksanaanreciprocalteaching antara
lain :
1. Membagikan bacaan hari ini.
2. Menjelaskan bahwa guru berperan sebagai guru pada bacaan pertama.
3. Meminta siswa membaca bacaan pada bagian yang ditetapkan
4. Setelah membaca, siswa disuruh melakukan pemodelan.
5. Meminta siswa memberikan komentar terhadap pembelajaran guru.
6. Siswa lain membaca dengan tidak bersuara bagian materi bacaan yang lain.
7. Memilih salah satu siswa yang berperan sebagai guru.
8. Membimbing siswa yang berperan sebagai guru
9. Mengurangi bimbingan siswa yang menjadi guru secara periodic
Pengajaran terbalik terutama dikembangkan untuk membantu guru menggunakan
dialog-dialog belajar yang bersifat kerjasama untuk mengajarkan pemahaman bacaan secara
mandiri (Trianto, 2007 : 96). Melalui pengajaran terbalik, siswa diajarkan empat strategi
pemahaman pengaturan diri yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, berbicara dan
prediksi.
Dalam tahap kelanjutan pelaksanaan reciprocalteaching melalui prosedur harian
menurut Wikandari dalam Trianto (2009 : 175) adalah sebagai berikut :
1. Disediakan teks bacaan berisi materi yang hendak diselesaikan
2. Dijelaskan bahwa dalam pembelajaran tersebut terdapat beberapa segmen. Segmen pertama
guru berperan sebagai pengajar (guru).
3. Siswa diminta membaca tanpa bersuara teks materi bagian demi bagian.
4. Jika siswa telah menyelesaikan bagian pertama, dilakukan pemodelan berikut :
a. Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru adalah . . . . .
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebu.
c. Siswa merangkum dan membacakan kesimpulan dari bagain / sub bab.
d. Memberikan kesempatan kepasa siswa lain untuk memprediksi hal yang akan dibahas pada
sub bab / bagian selanjutnya.
e. Siswa memberikan respon.
f. Siswa mampu mengekspresikan apa yang telah guru lakukan
5. Siswa diminta memberikan komentar tentang pengajaran yang baru berlangsung.
6. Pembelajaran seperti segmen pertama diulang tetapi dengan penunjukan salah satu siswa
sabagai guru.
7. Guru membimbing siswa yang ditunjuk sebagai guru.
8. Guru mengurangi intensitas bimbingan kepada siswa yang berperan sebagai guru sampai
siswa tersebut bisa mandiri dan mempunyai inisiatif sendiri untuk membantu siswa lain.

E. Penerapan Metode Reciprocal Teaching Pada Mata Pelajaran Sains Materi Perubahan
Lingkungan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode pembelajaran reciprocal teaching merupakan model pembelajaran yang
digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu pembelajaran , model
pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas
(summarizing), membuat pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing). Metode
pembelajaran ini akan menumbuhkan sikap aktif, kreatif, kritis, serta percaya diri bagi siswa.
Namun manfaat itu tidak serta merta berpengaruh terhadap seluruh siswa, akan tetapi
umumnya hanya siswa tertentu saja.Dalam penggunaan metode pembelajaran reciprocal
teaching ini diharapkan mampu untuk meningkatkan kekreatifan siswa dan pemikiran kritis
yang mereka miliki. Diskusi kelas yang sebelumnya membaca materi terlebih dahulu untuk
memahaminya merupakan salah satu contoh dari penerapan reciprocal teaching yang
diterapkan di kelas oleh para guru.

B. Saran
Makalah ini merupakan salah satu bentuk dari penguraian suatu model pembelajaran.
Model pembelajaran ini diharapkan mampu untuk memberikan sesuatu yang baru kepada
guru untuk menciptakan suasana belajar sains kelas tinggi yang efektif dan efisien.
Seharusnya guru dapat memanfaatkan apa yang disampaikan dalam makalah ini, demi proses
belajar mengajar yang baik dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.


Siswanto, Fajar. 2013.Model Pembelajaran Reciprocal Teaching.
(http://eduadventure.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaranreciprocal-teaching.html,
diakses tanggal 6 Mei 2015).
Zaelan, Ain. 2005. Pengembangan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk meningkatkan
Aktivitas dan Prestasi Belajar Fisika di SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA
UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.
Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.Jakarta: Depdikbud-
Dikti.
Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:DEPDIKBUD
Tarigan, Djago, dkk. 2003. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di KelasRendah. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Trianto, 2009.mendesain model pembelajaran inovatif-progresif, Surabaya :kencana prenada group.

Pengertian, Strategi dan Langkah


Pembelajaran Reciprocal Teaching
By Muchlisin Riadi Jumat, 01 Desember 2017 Add Comment
Pengertian Reciprocal Teaching
Pembelajaran Reciprocal Teaching
Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah strategi belajar melalui kegiatan
mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan peran
guru untuk mengajarkan teman-temannya. Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)
dikembangkan oleh Anne Marie Palinscar dari Universitas Michigan dan Ane Crown dari
Universitas Illinois USA.

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan model pembelajaran yang


memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif.
Dimana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih dahulu, kemudian siswa
menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain. Guru hanya bertugas
sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi
penjelasan mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa.

Berikut ini beberapa pengertian pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dari beberapa
sumber buku:

Baca Juga

 Tujuan, Unsur dan Langkah-langkah Debat Aktif


 Model Pembelajaran Probing Prompting
 Model pembelajaran pengajuan masalah (problem posing)

 Menurut Fajarwati (2010:17), Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran berupa


kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Pada model pembelajaran ini siswa berperan
sebagai guru untuk menyampaikan materi kepada teman-temannya. Sementara itu guru lebih
berperan sebagai model yang menjadi fasilitator dan pembimbing yang melakukan
scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada
orang yang kurang tahu atau belum tahu.

 Menurut Suyatno (2009:64), Reciprocal Learning merupakan strategi pembelajaran


berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa ketrampilan-ketrampilan
meta kognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru.
 Menurut Slavin (2011:14), Reciprocal teaching adalah model pengajaran kelompok kecil
yang didasarkan pada prinsip perumusan pertanyaan melalui pengajaran dan pemberian
contoh, guru menumbuhkan kemampuan meta kognisi terutama untuk meningkatkan kinerja
baca siswa yang mempunyai pemahaman buruk.

Strategi Reciprocal Teaching

Menurut Palinscar, model pembelajaran Reciprocal Teaching terdapat empat strategi yang
digunakan, yaitu (Hayati, 2012:17):

1. Question Generating (Membuat Pertanyaan). Dalam strategi ini, siswa diberi


kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait materi yang sedang dibahas.
Pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkap penguasaan konsep terhadap
materi yang sedang dibahas.
2. Clarifying (Menjelaskan). Strategi Clarifying ini merupakan kegiatan penting saat
pembelajaran, terutama bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami
suatu materi. Siswa dapat bertanya kepada guru tentang konsep yang dirasa masih
sulit atau belum bisa dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru juga dapat
mengklarifikasi konsep dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.
3. Predicting (Memprediksi). Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan
hipotesis atau perkiraan mengenai konsep apa yang akan didiskusikan selanjutnya
oleh penyaji.
4. Summarizing (Merangkum). Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk
mengidentifikasikan dan mengintegrasikan informasi-informasi yang terkandung
dalam materi.

Langkah-langkah Pembelajaran Reciprocal Teaching

Model pembelajaran Reciprocal Teaching menerapkan empat strategi pemahaman mandiri,


yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya,
menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperoleh, kemudian memprediksi pertanyaan
selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa.

Menurut Palinscar dan Brown, langkah-langkah pembelajaran Reciprocal Teaching adalah


sebagai berikut (Sardiyanti, 2010:19):
1. Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab meminpin tanya jawab dan
melaksanakan ke empat strategi pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) yaitu
merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi.

2. Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan,


menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca.

3. Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan empat strategi


pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching), guru meminta siswa dalam
menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan berdasarkan tugas
kepada siswa.

4. Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya
guru.

5. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan


penampilan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih
tinggi.

Sedangkan menurut Suyitno (2006:34), langkah-langkah dalam pembelajaran Reciprocal


Teaching adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan materi yang akan dikenai model Reciprocal Teaching. Materi
tersebut diinformasikan kepada siswa.

2. Siswa mendiskusikan materi tersebut bersama dengan teman satu kelompoknya.

3. Siswa diminta untuk membuat pertanyaan terkait materi yang sedang dipelajari.

4. Guru menunjuk salah satu siswa sebagai wakil dari kelompoknya untuk menjelaskan
hasil temuannya di depan kelas.

5. Siswa diberi kesempatan untuk mengklarifikasi materi yang sedang dibahas yaitu
dengan bertanya tentang materi yang masih dianggap sulit sehingga tidak dapat
dipecahkan dalam kelompok. Guru juga berkesempatan untuk melakukan kegiatan
tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa.

6. Siswa mendapat tugas soal latihan secara individual termasuk soal yang mengacu
pada kemampuan siswa dalam memprediksi pengembangan materi tersebut.

7. Siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang sedang dibahas.

Kelebihan dan Kelemahan Reciprocal Teaching


Kelebihan pembelajaran Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut (Azis, 2007:113):

1. Mengembangkan kreativitas siswa.

2. Memupuk kerja sama antar siswa.

3. Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap.

4. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.

5. Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas.

6. Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu
singkat.

7. Menumbuhkan sifat menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru
pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau kurang
memperhatikan.

8. Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang
terbatas.

Kelemahan pembelajaran Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut:

1. Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan
tujuan tak tercapai.

2. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering menertawakan tingkah laku siswa yang
menjadi guru sehingga merusak suasana.

3. Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktifitas


siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.

Daftar Pustaka
 Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta: Indeks.
 Fajarwati, Munifah Sri. 2010. Penerapan Model Reciprocal Teaching SebagaiUpaya
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Xi Akuntansi RSBI (Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional) di Smk Negeri 1 Depok. Yogyakarta: UNY.
 Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pusaka.
 Hayati, Mardia. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis Karakter. Pekanbaru: Al-Mujtahadah
Press.
 Sardiyanti, Ria. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.
 Suyitno, Amin. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannyadi Sekolah.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
 Aziz, Abdul. 2007. Metode dan Mode-Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta.

Model Pembelajaran Berbalik atau Reciprocal Teaching


10:29 Education No comments
Assalamu'alaikum...

Mayasa©. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan


manusia. Dimanapun dan kapan pun di dunia pasti terdapat pendidikan. Hakikat
pendidikan adalah memanusiakan manusia itu sendiri yaitu untuk membudayakan
manusia. Dengan demikian urusan pertama pendidikan adalah manusia. Perbuatan
mendidik diarahkan kepada manusia untuk mengembangkan potensi- potensi dasar
manusia agar menjadi nyata.

Menurut Ngalim Purwanto (1995: 104) faktor guru dan cara mengajarnya
merupakan faktor yang penting. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru itu
mengajarkan pengetahuan itu kepada anak – anak didiknya, turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.

Pembelajaran berbalik merupakan salah satu model pembelajaran yang memilki


manfaat agar tujuan tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik
mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain.

1. Pengertian Reciprocal Teaching Model


Reciprocal Teaching yang pertama dikembangkan oleh Anne Marrie Polinscar
dan Anne Brown merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap suatu topik, dalam pembelajaran ini guru
serta murid memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik
(teks), model pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi
(prediction), meringkas (summarizing), membuat pertanyaan (questioning), dan
menjelaskan (clarifing). Polinscar menyatakan:

“Reciprocal Teaching refers to an instructional activity that takes place in the


form of a dialogue between teachers and student regarding segment of text. The
dialogue is structured by use of four stretegies: Summarizing, question
generating, clrarifying and predicting … “, (Ain Zaelan, 2005: 16)

Bila diterjemahkan berarti

Reciprocal Teaching digambarkan sebagai aktifitas pembelajaran yang


berlangsung dalam bentuk dialog antara guru dengan siswa-siswanya
mengenai bagian dari suatu teks. Aktivitas dialog tersebut disusun dengan
empat strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi
(menjelaskan) dan memprediksi ...”.

Senada dengan pendapat Polinscar, Arend pun menyatakan Reciprocal


Teaching adalah prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk
mengajarkan kepada siswa tentang strategi kognitif, serta membantu siswa
memahami bacaan dengan baik (Ain Zaelan, 2005: 13).

Arends pun berbicara tentang keefektivan Reciprocal Teaching dalam membentuk


siswa yang belajar mandiri. Siswa yang belajar mandiri adalah siswa yang tahu
kapan saat yang tepat untuk meringkas atau mengajukan pertanyaan sambil
membaca suatu pokok bahasan dalam sebuah buku atau mendengarkan
penyampaian guru, dan siswa memiliki motovasi untuk memantau keberhasilan
belajarnya sendiri.

2. Karakteristik Reciprocal Teaching Model


Karakteristik dari pembelajaran Reciprocal Teaching menurut Polinscar dan
Brown adalah (1) suatu dialog antara siswa dengan guru dimana masing-masing
mendapat giliran untuk memimpin diskusi, (2) Reciprocal merupakan suatu
interaksi tindakan seseorang untuk merespon orang lain, (3) dialog yang
terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi jawaban (Hadiana
Rosida, 2007: 16).

Yang membedakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dengan model


pembelajaran lain menurut Slavin: “Pembelajaran Reciprocal Teaching menuntut
siswa untuk mampu menjelaskan hasil wacana yang dibaca secara mandiri kepada
teman-temannya baik dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan
maupun prediksi-prediksi dari wacana tersebut”.

Menurut Palinscar dan Brown (1984) setidaknya terdapat empat strategi dasar
yang terlibat dalam proses pembelajaran reciprocal yaitu, melakukan klarifikasi,
membuat prediksi, bertanya dan membuat kesimpulan. Adapun penjelasan untuk
masing-masing strategi adalah sebagai berikut:
1. Klarifikasi

Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap


pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting walaupun mereka tidak
memahami makna dari kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk
mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah
meraka dapat memaknai maksud dari suatu paragraf. Secara teknis hal ini dapat
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti; “Apa maksud dari
kalimat tersebut?” “Kata apa yang dapat menggantikan kata tersebut?” “Kata atau
konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraf ini?

2. Membuat prediksi

Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah
diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari
teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan
kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah
dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat membuat dugaan tentang topik
dari paragraf selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan secara
teknis adalah sebagai berikut; “Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada dapatkah
kau menerka apa topik tulisan ini?” “Coba pikirkan dari apa yang sudah kita baca
dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi nanti?”

3. Bertanya

Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana


pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti
sebuah proses metakognitif. Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dapat
beragam, berikut beberapa contohnya; “Apa yang kau pikirkan ketika kau
membaca teks tersebut?” “Pertanyaan apa saja yang dapat kau ajukan setelah kau
membaca teks tersebut?” “Topik apa yang membuatmu tertarik untuk membaca
teks ini?”

4. Membuat Rangkuman

Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan


hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari
teks bacaan tersebut. beberapa pertanyaanpertanyaan umum yang dapat diajukan
antara lain; “Apa yang penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?” “Apa
informasi paling penting dari bacaan ini?” “Dapatkah saya menggunakan bahasa
saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari tulisan ini?”
Dari uraian tersebut saya menyimpulkan bahwa pembelajaran terbalik cukup efektif
dalam mengakomodasi siswa sehingga mampu belajar mandiri. Dan tentunya jika
pelaksanaannya tepat maka hasil yang dicapaipun dapat optimal.

Untuk kelebihan maupun kekurangan model reciprocal teaching akan saya bahas
pada artikel selanjutnya.

Bagaimana, Tertarik mencoba model pembelajaran tersebut?


Harus donk, demi perkembangan dan kemajuan siswa-siswi kita.
Wassalamu'alaikum..

Daftar Pustaka :

 Purwanto, Ngalim. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.


 Zaelan, Ain. 2005. Pengembangan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching
untuk meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Fisika di SMA. Skripsi
Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Metode Pembelajaran
SENIN, 16 JULI 2012

Reciprocal teaching

STRATEGI RECIPROCAL TEACHING

Reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-


prinsip pembuatan / pengajuan pertanyaan (Trianto, 2007 : 96). Menurut Sriyanti dan
Marlina ( 2003:118 ) pembelajaran terbalik merupakan salah satu model pembelajaran yang
memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri
sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.
Menurut Suyatno (2009 : 64), reciprocal teaching merupakan strategi pembelajaran
berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa ketrampilan-ketrampilan
metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru.
Pembelajaran menggunakan reciprocal teaching harus memperhatikan tiga hal yaitu siswa
belajar mengingat, berfikir dan memotivasi diri. Dalam reciprocal teaching, guru
mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan
pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa
mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian
semangat (Brown dalam Trianto, 2007 : 96).
Untuk memahami isi sebuah buku materi siswa harus membaca,dan membaca identik
dengan belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.( R.Gagne dalam Slamet,1995:13 ). Sehingga
dengan keterampilan yang dimilikinya siswa mampu memahami isi buku dan mampu
mengatasi kesulitannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam memahami isi suatu buku adalah model pembelajaran terbalik
( Reciprocal Teaching ).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran terbalik
(Reciprocal Teacing ) adalah suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk
memberikan manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai dan memberikan ketrampilan pada
siswa dalam memahami apa yang dibaca didasarkan pada pengajuan pertanyaan.
Menurut Palinscar,Brown ( dalam Evendi,2001:5 ) kegiatan-kegiatan dalam model
pembelajaran tebalik (Reciprocal ) meliputi:
a) Menyusun pertanyaan
b) Membuat ringkasan ( ikhtisar )
c) Membuat prediksi dan
d) Mengklasifikasi atau mencatat hal-hal yang kurang jelas dari bacaan.
Menurut Suyatno (2009 : 64) langkah-langkah pelaksanaan reciprocal teachingantara
lain :
a) Membagikan bacaan hari ini
b) Menjelaskan bahwa guru berperan sebagai guru pada bacaan pertama
c) Meminta siswa membaca bacaan pada bagian yang ditetapkan
d) Setelah membaca, siswa disuruh melakukan pemodelan..
e) Meminta siswa memberikan komentar terhadap pembelajaran guru
f) Siswa lain membaca dengan tidak bersuara bagian materi bacaan yang lain
g) Memilih salah satu siswa yang berperan sebagai guru
h) Membimbing siswa yang berperan sebagai guru
i) Mengurangi bimbingan siswa yang menjadi guru secara periodic
Pengajaran terbalik terutama dikembangkan untuk membantu guru menggunakan
dialog-dialog belajar yang bersifat kerjasama untuk mengajarkan pemahaman bacaan
secara mandiri (Trianto, 2007 : 96). Melalui pengajaran terbalik, siswa diajarkan empat
strategi pemahaman pengaturan diri yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, berbicara
dan prediksi.
Dalam tahap kelanjutan pelaksanaan reciprocal teaching melalui prosedur harian
menurut Wikandari dalam Trianto (2009 : 175) adalah sebagai berikut :
a) Disediakan teks bacaan berisi materi yang hendak diselesaikan
b) Dijelaskan bahwa dalam pembelajaran tersebut terdapat beberapa segmen. Segmen
pertama guru berperan sebagai pengajar (guru).
c) Siswa diminta membaca tanpa bersuara teks materi bagian demi bagian.
d) Jika siswa telah menyelesaikan bagian pertama, dilakukan pemodelan berikut
1) Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru adalah . . . . .
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut
3) Siswa merangkum dan membacakan kesimpulan dari bagain / sub bab
4) Memberikan kesempatan kepasa siswa lain untuk memprediksi hal yang akan dibahas pada
sub bab / bagian selanjutnya
5) Siswa memberikan respon
6) Siswa mampu mengekspresikan apa yang telah guru lakukan
e) Siswa diminta memberikan komentar tentang pengajaran yang baru berlangsung
f) Pembelajaran seperti segmen pertama diulang tetapi dengan penunjukan salah satu siswa
sabagai guru.
g) Guru membimbing siswa yang ditunjuk sebagai guru
h) Guru mengurangi intensitas bimbingan kepada siswa yang berperan sebagai guru sampai
siswa tersebut bisa mandiri dan mempunyai inisiatif sendiri untuk membantu siswa lain.

Kelebihan dan Kelemahan Reciprocal Teaching


Abdul Azis (2007 :113) mengungkapkan bahwa kelebihan reciprocal teachingantara
lain :
a. Mengembangkan kreativitas siswa
b. Memupuk kerjasama antara siswa.
c. Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap.
d. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
e. Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas.
f. Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.
g. Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru pada
saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau kurang
memperhatikan.
h. Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas.
Kelemahan reciprocal teaching antara lain :
a. Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan tujuan
tak tercapai.
b. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku siswa yang
menjadi guru sehingga merusak suasana.
c. Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktifitas siswa
yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.
Untuk mengatasi dan mengurangi dampak kelemahan penggunaan strategi reciprocal
teaching penelitin dan guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam berbagai
kesempatan. Motivasi siswa menjadi bagian penting untuk menumbuhkan kesadaran pada
diri siswa terhadap keseriusan pembelajaran.
http://wbungs.blogspot.com/2012/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_16.html
Model Pembelajaran Reciprocal Teaching
Rabu, 09 Januari 2013 | 10.38

Model Reciprocal Teaching dikembangkan oleh Anne Marie Palinsor dari Universitas
Michigan dan Anne Crown dari Universitas Illinois USA. Pembelajaran berbalik atau Reciprocal
Teachingmerupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan
pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan siswa mampu menjelaskan
temuannya kepada pihak lain (Suyitno, 2001: 68). Dalam proses pembelajaran di sekolah,
model Reciprocal Teaching mempunyai beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Karakteristik model Reciprocal Teaching
Model Reciprocal Teaching mempunyai tiga karakteristik yaitu :
1) Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam memimpin
diskusi.
2) Reciprocal artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain.
3) Dialog yang terstruktur dengan menggunakan 4 strategi yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.

b. Strategi model Reciprocal Teaching


Strategi pemahaman mandiri yang spesifik pada pembelajaran berbalik, yang diajarkan kepada
para siswa menurut Ann Brown (1982) dalam Suyitno (2001: 68) adalah sebagai berikut :
1) Siswa mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum atau
meringkas materi tersebut.
2) Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diringkasnya. Pertanyaan ini
diharapkan mampu mengungkap penguasaan antar materi yang bersangkutan.
3) Siswa mampu menjelaskan kembali isi materi tersebut kepada pihak lain.
4) Siswa dapat memprediksi kemungkinan terhadap pengembangan- pengembangan materi yang
dipelajari saat itu. Tetapi di lain pihak, guru tetap memberikan dukungan, umpan balik dan
rangsangan ketika siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri.
Menurut Palinscar dan Brown dalam http://agungprudent.
Wordpress.com/2009/06/05/ untuk menerapkan model Reciprocal Teaching, siswa sebaiknya
dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang heterogen. Siswa diberi kesempatan yang sama
untuk berlatih menggunakan keempat strategi dan menerima umpan balik dari anggota
kelompok lain. Guru sebagai fasilitator berperan aktif dalam membimbing dan membantu siswa
agar lebih pandai menggunakan strategi tersebut.
c. Kekuatan–kekuatan model Reciprocal Teaching
Kekuatan–kekuatan dalam model Reciprocal Teaching ini adalah :
1) Melatih kemampuan siswa belajar mandiri, sehingga siswa dalam belajar mandiri dapat
ditingkatkan.
2) Melatih siswa untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain. Dengan
demikian, penerapan pembelajaran ini dapat dipakai untuk melatih siswa berani tampil.
3) Mempertinggi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
d. Teori belajar yang mendukung Reciprocal Teaching
Model Reciprocal Teaching mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk
membangun proses berfikir siswa sehingga siswa dapat lebih kreatif. Pengajaran terbalik
merupakan satu pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi–strategi belajar. Hal ini
sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme. Menurut Supomo (Nuryani, 2003: 22)
dalam http://agungprudent. Wordpress. com/2009/06/05/ prinsip konstruktivisme adalah sebagai
berikut:
1) Menyediakan pengalaman belajar siswa dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
2) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang
sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan
pengalaman konkret misalnya untuk memahami suatu konsep tujuan instruksional khusus
melalui kegiatan kehidupan sehari-hari.
4) Mengintegrasikan suatu pembelajaran–pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau seseorang dengan lingkungannya,
misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, interaksi dan kerjasama antara guru dan siswa.
5) Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran
menjadi lebih efektif. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga tujuan
instruksional khusus dapat menjadi menarik dan siswa rajin
belajar. (http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/05/model-pembelajaran-reciprocal-
teaching/)
Dengan adanya prinsip konstruktivisme tersebut, akan menumbuhkan motivasi siswa
untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran di sekolah sehingga model Reciprocal
Teaching dapat diterapkan dalam proses pengajaran secara optimal.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses aktif siswa yang sedang belajar untuk
membangun pengetahuannya sendiri dan guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk
menyediakan suasana belajar yang mendukung proses konstruksi pengetahuan siswa.
Berdasarkan pandangan konstruktivisme untuk lebih mengoptimalkan model Reciprocal
Teaching, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Sehingga diharapkan belajar kelompok
dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan menjadikan belajar itu menjadi sesuatu yang
menyenangkan serta dengan diterapkannya model Reciprocal teaching dengan cara pembagian
kelompok diharapkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemampuan berpikir
kreatif siswa.
Untuk mendukung keberhasilan proses belajar mengajar dengan model Reciprocal
Teachingmaka diperlukan suatu media pembelajaran yang sesuai, media yang memiliki
kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja
membantu guru dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada
kegiatan pembelajaran tersebut.
http://eduadventure.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-reciprocal-teaching.html

Makalah Model Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Strategi


Pembelajaran Konflik Kognitif

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kimia merupakan salah satu ilmu pasti seperti ilmu sains


lainnya seperti matematika, fisika, biologi, akan tetapi memiliki karakteristik yang berbeda.
Matematika umumnya berkutat pada pengolahan angka-angka dengan teori serta konsep-konsep
tertentu. Fisika umumnya lebih banyak pada perhitungan dengan beberapa teori dengan konsep
yang mendukung teori tersebut. Biologi, lebih banyak adanya konsep dengan beberapa perhitungan
pada beberapa materi, sedangkan kimia itu sendiri, memiliki konsep dan perhitungan yang
berimbang. Dengan kita ketahui perbedaan antara ketiga ilmu sains tersebut, tentunya diperlukan
metode yang berbeda pula dalam penyampaian ketiganya dalam proses pembelajaran.
karakteristik ilmu kimia lainnya diantaranya, sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak, kita
ketahui bahwa atom, molekul, dan ion merupakan materi dasar kimia yang tidak tampak, yang
menuntut peserta didik membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara
langsung. Karena atom merupakan pusat kegiatan kimia, maka walaupun kita tidak dapat melihat
atom secara langsung, tetapi dalam angan-angan kita dapat membentuk suatu gambar untuk
mewakili sebuah atom. Berikutnya ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya,
dimana kebanyakan objek yang ada di dunia ini merupakan campuran zat-zat kimia yang kompleks
dan rumit. Agar segala sesuatunya mudah dipelajari, maka pelajaran kimia diawali dengan gambaran
yang disederhanakan, dimana zat-zat dianggap murni atau hanya mengandung dua atau tiga zat
saja. Dalam penyederhanaannya diperlukan pemikiran atau pendekatan tertentu agar siswa tidak
mengalami salah konsep dalam menerima materi yang diajarkan tersebut. Lalu, sifat ilmu kimia
berurutan dan berkembang dengan cepat, seringkali topik-topik ilmu kimia harus dipelajari dengan
urutan tertentu. Hal ini menuntut kita semua untuk lebih cepat tanggap dan selektif dalam
menerima semua kemajuan tersebut. Kemudian ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-
soal. Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka merupakan bagian yang terpenting
dalam proses belajar kimia. Namun, kita juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta kimia,
aturan-aturan kimia, peristilahan kimia, dan lain-lain. Dan yang terakhir, bahan atau materi yang
dipelajari dalam ilmu kimia sangat banya. Dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari, siswa
dituntut untuk dapat merencanakan belajarnya dengan baik, sehingga waktu yang tersedia dapat
digunakan semaksimal mungkin.
Setelah kita mengetahui karakteristik ilmu kimia dengan ilmu sains lainnya. Tentu kita seorang
calon seorang guru, terlebih calon guru kimia, selain kita menguasai konsep materi kimia tentunya,
juga harus memiliki kepiawaian dalam mengajarkannya kepada peserta didik nantinya. Menjadi
seorang guru kimia bukan hal yang mudah. Kita harus tahu bagaimana karakteristik ilmu kimia agar
kita dapat mengajarkannya dengan tepat sasaran dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Merealisasikan hal tersebut diperlukan kemampuan yang mumpuni untuk mengajarkan
materi kimia. Atas dasar hal di atas muncullah berbagai macam model, metode, ataupun strategi
pengajaran materi kimia yang diyakini mampu memaksimalkan skill guru kimia dalam mengajar, di
antaranya Model pembelajaran Inkuiri ,Discovery ,Direct Learning (Pembelajaran
Langsung) ,Learning Cycle ,Project Based Learning, Problem Posing , Problem Based Learning, Problem
Solving , Peta Konsep, diagram Vee, Reciprocal Teaching, konflik kognitif, Jigsaw, STAD, dan lain-lain.
Namun kali ini kami akan membahas mengenai model pembelajaran Reciprocal teaching dan
Strategi pembelajaran konflik kognitif, karena dirasa memiliki kelebihan yang membuat keduanya
lebih mampu dalam mengefektifkan kemampuan guru kimia dalam proses pembelajaran di kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud reciprocal teaching dan konflik kognitif?.
2. Bagaimanakah karakteristik dari model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran
konflik kognitif?.
3. Bagaimana penerapan dari model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran
konflik kognitif?.
4. Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi
pembelajaran konflik kognitif?.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari reciprocal teaching dan konflik kognitif.
2. Untuk memahami model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran konflik
kognitif.
3. Untuk Mengetahui implementasi dari model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi
pembelajaran konflik kognitif.
4. Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan model pembelajaran reciprocal teaching dan
strategi pembelajaran konflik kognitif.

D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan pembaca dapat menambah pengetahuan
dan wawasan, tentang model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran konflik
kognitif, dan khususnya bagi semua guru-guru , terlebih mereka para guru kimia, agar dapat
mengaplikasikan apa yang ada dalam makalah ini dalam kegiatan belajar-mengajar yang nyata dalam
kelas ,dapat memaksimalkan proses belajar-mengajar dan mempermudah dalam mencapai tujuan
pembelajaran kimia.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reciprocal teaching dan konflik kognitif
Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang apa itu reciprocal teaching dan konflik kognitif, kita
harus mengetahui istilah-istilah yang terdapat dalam dunia belajar mengajar karena keduanya
merupakan bagian dari pada dunia belajar mengajar itu. Tentu sebagian dari kita sering mendengar
apa itu, model pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, teknik pembelajaran,
ataupun taktik pembelajaran. Kelima hal tersebut sangatlah berkaitan, dan merupakan faktor
penting dalam menciptakan proses pembelajaran di kelas yang optimal. Metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang
sebelumnya telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.Berikutnya, Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seorang guru
dalam mengimplementasikan suatu metode pembelajaran secara spesifik. Dan yang terakhir adalah
taktik pembelajaran merupakan gaya seorang guru dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Dari uraian diatas tentu sekarang kita sudah lebih mengerti tentang apa itu, metode, model,
strategi, teknik, serta taktik pembelajaran. Kelima hal tersebut tidak dipungkiri lagi, merupakan
faktor-faktor penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sementara
itu, letak reciprocal teaching dan konflik kognitif tidaklah sama. Reciprocal teaching termasuk dalam
model pembelajaran sedangkan konflik kognitif termasuk dalam strategi pembelajaran.
1. Model pembelajaran reciprocal teaching
Reciprocal teaching merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap suatu tema belajar, dalam pembelajaran ini guru serta murid
memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik (teks), model pembelajaran ini
terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas (summarizing), membuat
pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing).Model pembelajaran reciprocal
teaching pertama kali dikembangkan oleh Anne Marrie Polinscar dan Anne Brown. Polinscar
menyatakan:
“Reciprocal Teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a
dialogue between teachers and student regarding segment of text. The dialogue is structured by use
of four stretegies: Summarizing, question generating, clrarifying and predicting … “, (Ain Zaelan,
2005: 16)
Yang berarti , “Reciprocal Teaching digambarkan sebagai aktifitas pembelajaran yang berlangsung
dalam bentuk dialog antara guru dengan siswa-siswanya mengenai bagian dari suatu teks. Aktivitas
dialog tersebut disusun dengan empat strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan,
mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi ...”.
Sementara itu, Arend menyatakan Reciprocal Teaching adalah prosedur pengajaran atau
pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi kognitif, serta
membantu siswa memahami bacaan dengan baik (Ain Zaelan, 2005: 13).Arends pun berbicara
tentang keefektivan Reciprocal Teaching dalam membentuk siswa yang belajar mandiri. Siswa yang
belajar mandiri adalah siswa yang tahu kapan saat yang tepat untuk meringkas atau mengajukan
pertanyaan sambil membaca suatu pokok bahasan dalam sebuah buku atau mendengarkan
penyampaian guru, dan siswa memiliki motivasi untuk memantau keberhasilan belajarnya sendiri.
2. Strategi pembelajaran konflik kognitif
Strategi pembelajaran konflik kognitif merupakan strategi
pembelajaran yang berdasarkan masalah, dimana pada
masalah yang dikemukakan terdapat fakta, keadaan, situasi yang
mempertentangkan struktur kognisi siswa. Dalam situasi ini terjadi konflik
antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan situasi yang sengaja disediakan.
B. Karakteristik Model pembelajaran Reciprocal teaching dan Strategi pembelajaran Konflik kognitif.
1. Karakteristik Model pembelajaran Reciprocal teaching
Model Reciprocal Teaching mempunyai tiga karakteristik yaitu :
a. Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam memimpin
diskusi.
b. Reciprocal artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain.
c. Dialog yang terstruktur dengan menggunakan 4 strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan,
mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.
2. Karakteristik Strategi pembelajaran Konflik kognitif.
Untuk mengetahui apa yang menjadi karakteristik dari strategi pembelajaran konflik kognitif,
kita dapat mencoba memahaminya dengan menerjemahkan kedua kata tersebut, kata konflik dan
kata kognitif. Konflik tentu kita sudah tahu bahwa memiliki arti masalh, atau permasalahan.
Sedangkan kognitif adalah sesuatu yang berdasar pada pengetahuan factual yang empiris. Jadi
karakteristik dari strategi pembelajaran ini terjadinya konflik
antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan situasi yang sengaja disediakan sewaktu proses
belajar mengajar.
C. Implementasi model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran konflik kognitif.
Model pembelajaran reciprocal t1eaching dan strategi pembelajaran konflik kognitif dapat di

implementasikan dalam sebuah proses belajar mengajar kimia dikelas. Hal itu dapat direalisasikan
karena model, dan strategi pembelajaran merupakan sesuatu yang berbeda dan saling melengkapi
antara keduanya. Untuk dapat mengimplementasikan model pembelajaran reciprocal teaching dan
strategi konflik kognitif, sudah tentu kita harus mengetahui karakteristik dari keduanya. Kita dapat
memulainya dengan menghadirkan masalah di kelas dan mendiskusikan antara guru dengan murid.
Pemimpin dari diskusi itu, tidak harus guru mata pelajaran kimia, akan tetapi murid juga diberi
kesempatan untuk memimpin diskusi. Dalam diskusi tersebut terjadi interaksi satu sama lain
dimana terjadi komunikasi bolak-balik serta respon yang berkepanjangan antara murid dengan
murid serta guru dengan murid. Diskusi yang dilakukan secara terstruktur menggunakan 4 strategi
yaitu
yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi. Model
pembelajaran ini mengutamakan peran aktif murid sebagai peserta didik dalam pembelajaran untuk
membangun proses berfikir sehingga dapat lebih kreatif. Pengimplementasian konsep belajar ini
sejalan dengan teori belajar konstruktivisme.Menurut Supomo (Nuryani, 2003: 22)
dalam http://agungprudent. Wordpress. com/2009/06/05/ prinsip konstruktivisme adalah sebagai
berikut:
1. Menyediakan pengalaman belajar siswa dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
2. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama,
misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
3. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan
pengalaman konkret misalnya untuk memahami suatu konsep tujuan instruksional khusus melalui
kegiatan kehidupan sehari-hari.
4. Mengintegrasikan suatu pembelajaran–pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya interaksi
dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau seseorang dengan lingkungannya, misalnya
interaksi dan kerjasama antara siswa, interaksi dan kerjasama antara guru dan siswa.
5. Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran
menjadi lebih efektif. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga tujuan instruksional
khusus dapat menjadi menarik dan siswa rajin belajar.
Dengan adanya teori belajar konstruktivisme ini, akan lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif
dan kreatif dalam pembelajaran kimia di kelas, sehingga proses belajar-mengajar dapat lebih
oktimal.
D. Kelebihan dan kekurangan model reciprocal teaching dan strategi konflik kognitif dalam proses
pembelajaran.
1. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran reciprocal teaching
Kelebihan model ini diantaranya melatih kemampuan peserta didik belajar mandiri, sehingga
peserta didik dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan, melatih peserta didik untuk menjelaskan
kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain, dengan demikian penerapan pembelajaran ini
dapat dipakai untuk melatih kepercayaan diri peserta didik tampil di depan umum, dan,
mempertinggi kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Kelemahan model reciprocal
teaching menuntut peserta didik untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga hal ini
menjadikan sebagian dari peserta didik tidak percaya diri untuk dapat tampil atau menunjukkan
kemampuannya di depan teman-teman mereka, dan bisa jadi peserta didik yang aktif hanyalah
orang-orang itu saja.
2. Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran konflik kognitif dalam proses pembelajaran
Kelebihan strategi ini diantaranya yaitu, dapat membuat siswa berpikir kritis atas masalah yang
diterimanya, selain itu mereka juga akan terlatih untuk menjadi seorang yang kreatif dalam
menemukan pemecahan masalah yang diterimanya, serta mampu untuk mengidentifikasi perbedaan
pengetahuan yang siswa miliki dengan situasi yang sengaja disediakan oleh guru. Namun, kita
ketahui bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu pula dengan strategi pembelajaran
konflik kognitif ini, dimana tidak sedikit peserta didik yang diam dan pasif karena merasa tidak
mampu, malu, atau pun bosan mengikuti pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran ini.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Model pembelajaran reciprocal teaching merupakan model pembelajaran yang
digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu tema belajar, model pembelajaran ini
terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas (summarizing), membuat
pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing). Model pembelajaran ini akan menumbuhkan
sikap kreatif, kritis, serta percaya diri bagi siswa. Namun manfaat itu tidak serta merta berpengaruh
terhadap seluruh siswa, akan tetapi umumnya hanya siswa tertentu saja. Sementara itu, strategi
pembelajaran konflik kognitif merupakan strategi
pembelajaran berdasarkan masalah, dimana pada
masalah yang dikemukakan terdapat fakta, keadaan, situasi yang
mempertentangkan struktur kognisi siswa.Strategi ini diharapkan mampu untuk meningkatkan,
kekreatifan siswa dan pemikiran kritis yang mereka miliki. Diskusi kelas dengan sebelumnya
membaca materi untuk memahaminya merupakan salah satu contoh dari penerapan kedua model
dan strategi pembelajaran tersebut.

B. Saran
Makalah ini merupakan salah satu bentuk dari penguraian suatu model dan strategi
pembelajaran. Model dan strategi pembelajaran ini diharapkan mampu untuk memberikan sesuatu
yang baru kepada guru untuk menciptakan suasana belajar kimia yang efektif dan efisien. Dan
seharusnyalah dengan guru dapat memanfaatkan apa yang disampaikan dalam makalah ini, demi
proses belajar mengajar yang baik, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

DAFTAR REFERENSI
Mulyani, Arifin.2005. Kimia - Studi Dan Pengajaran, Malang: UM Press.
Purwanto, Ngalim. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
Rusmansyah, Irhasyuarna, Y.2002. Karakteristik Ilmu Kimia. (http://education-
inscience.blogspot.com/2010/07/karakteristik-ilmu-kimia.html, diakses tanggal 9 Desember 2013).
Siswanto, Fajar. 2013.Model Pembelajaran Reciprocal Teaching.
(http://eduadventure.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-reciprocal-teaching.html, diakses
tanggal 9 Desember 2013).
Suyanti, Retno Dwi.2010.Strategi Pembelajaran Kimia Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pengertian Reciprocal Teaching Model


By Mushlihin Al-Hafizh Labels: Pembelajaran
Reciprocal Teaching Modelmerupakan salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan
agar tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melalui proses belajar mandiri, dan siswa
mampu menyajikannya di depan kelas. Yang diharapkan, tujuan pembelajaran tersebut
tercapai dan kemampuan siswa dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan.
Menurut Ann Brown yang dikutip oleh Suyitno, model pembelajaran berbalik (Reciprocal
Teaching Model) kepada para siswa ditanamkan empat strategi pemahaman mandiri secara
spesifik yaitu merangkum atau meringkas, membuat pertanyaan, mampu menjelaskan dan
dapat memprediksi.
Menurut Trianto yang dikutip dari Nur dan Wikandari, Reciprocal Teaching Model adalah
pendekatan konstruktivis yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan pertanyaan, di
mana ketrampilan-ketrampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan
pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja membaca siswa yang pemahaman
membacanya rendah.
Melalui model pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat mengembangkan berbagai
model soal yang masih ada keterkaitannya dengan materi, karena pada pembelajaran ini
peserta didik diajarkan empat strategi pemahaman diri spesifik, yaitu perangkuman,
pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian, dan prediksi. Penggunaan pendekatan ini dipilih
karena beberapa sebab, yaitu:

1. Merupakan kegiatan yang secara rutin digunakan pembaca

2. Meningkatkan pemahaman maupun memberi pembaca peluang untuk memantau


pemahaman sendiri, dan

3. Sangat mendukung dialog bersifat kerja sama (diskusi).

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Reciprocal Teaching

1. Guru menyiapkan materi ajar yang harus dipelajari peserta didik secara mandiri

2. Peserta didik melaksanakan tugas sebagai berikut:

3. Mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya


merangkum/meringkas materi tersebut

4. Membuat pertanyaan atau soal yang berkaitan dengan materi yang diringkasnya.
Peserta didik harus bisa menjawab pertanyaan tersebut, pertanyaan ini diharapkan
mampu mengungkap penguasaan atas materi yang bersangkutan

5. Guru mengoreksi hasil pekejaan peserta didik, selanjutnya mencatat sejumlah


peserta didik yang benar secara meyakinkan

6. Guru menyuruh beberapa peserta didik (sebagai wakil peserta didik yang mantap
dalam mengembangkan soalnya) untuk menjelaskan/menyajikan hasil temuannya di
depan kelas

7. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali pengembangan soal


tersebut di atas untuk melihat pemahaman peserta didik yang lain
8. Guru memberi tugas soal latihan secara individual, termasuk memberikan soal yang
mengacu pada kemampuan peserta didik dalam memprediksi kemungkinan
pengembangan materi tersebut

9. Guru segera melakukan evaluasi diri/ refleksi, mengamati keberhasilan penerapan


pembelajaran berbalik yang telah dilakukannya.

Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Lisnawaty Simanjuntak, dkk., Metode Mengajar Matematika 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993). Amin
Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1, (Semarang: UNNES, 2001).
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan dan Implementasinya,
(Jakarta: Kencana, 2010).

Penerapan Metode Pembelajaran


Reciprocal Teaching Dalam
Meningkatkan Aktifitas Belajar
Matematika Siswa
18 Juli 2017 10:21 Diperbarui: 18 Juli 2017 10:49 8279 0 0

Segitiga Siku-siku sama kaki


PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHINGDALAM
MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Rivan Azizul Hilmi

Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta


ABSTRAK : Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode
pembelajaran reciprocal teachingdalam meningkatkan aktifitas belajar matematika siswa.
Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kajian pustaka. Hasil penulisan ini
menunjukan bahwa untuk menerapkan metode pembelajaran ini mempunyai langkah-langkah
sebagai berikut : 1) Merangkum (summarizing), 2) Mengajukan pertanyaan (question
generating), 3) Mengklarifikasi (clarfying), 4) Memprediksi (predicting).

KATA KUNCI : Reciprocal Teaching, Aktifitas Belajar Siswa.

Pendahuluan

Matematika adalah cara atau metode berpikir dan bernalar. Matematika dapat digunakan
untuk membuat keputusan pakar suatu ide itu benar atau salah atau paling tidak ada
kemungkinan benar. Matematika adalah suatu eksplorasi dan penemuan, di situlah setiap hari
ide-ide baru ditemukan. Matematika adalah metode berpikir yang digunakan untuk
memecahkan semua jenis permasalahan yang terdapat di dalam sains, pemerintahan, dan
industri.

James dan James dalam ( Suherman, 2001:10 ) mengatakan "Matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan
dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri". Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam
pembelajaran matematika antara satu topik matematika dengan topik matematika yang lain
saling berkaitan.

Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. karena itu, matematika sangat
diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapai perkembangan
IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan
sejak TK.

Keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya di wujudkan dalam sebuah hasil prestasi
siswa di sekolah, namun pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang mampu
mengembangkan apa yang telah dipelajari di sekolah dan mengaplikasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari.Pengertian belajar menurut Suherman et, al, (2001: 8) adalah Proses
perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman, sedangkan
pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program
belajar tumbuh dan berkembang secara optimal.

Subarinah (2006 : 1) memandang istilah matematika sebagai berikut : "Matematika


merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan struktur yang
terorganisasi memuat sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang
tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya".
Pengajaran matematika menuntut siswa menunjukkan sikap yang aktif, kreatif, inovatif
dan bertanggung jawab. Tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tujuan
pembelajaran matematika, belum tercapai sebagaimana yang diharapkan. Seringkali guru
menemukan siswa tidak berani mengemukakan pendapat maupun bertanya. Dalam bekerja
kelompok banyak dari anggota kelompok yang hanya mencantumkan nama saja tanpa ikut
berpartisipasi dalam kelompok. Tanggung jawab siswa rendah baik terhadap dirinya sendiri,
maupun terhadap kelompok.

Mengajarkan matematika memerlukan model dan pendekatan agar siswa lebih mudah
memahami materi dan meyelesaikan masalah mengenai materi yang diajarkan. Model
pembelajaran matematika harus mengubah situasi guru mengajar kepada situasi siswa belajar.
Guru memberikan pengalamannya kepada siswa sebagai pengayom, sebagai sumber tempat
bertanya, sebagai pengarah, sebagai pembimbing, sebagai fasilitator, dan sebagai organisator
dalam belajar.

Reciprocal Teaching.

Pengertian metode pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan.


Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan berganti dengan model yang
lebih modern. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu
model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah Model pembelajaran
terbalik (reciprocal teaching). Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)
merupakan konsep baru dalam pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar
mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga dapat
membantu memecahkan kebutuhan yang sering dihadapi dalam penggunaan model
pembelajaran yang sudah usang.

Reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-


prinsip pembuatan / pengajuan pertanyaan (Trianto, 2007 : 96). Menurut Sriyanti dan Marlina
( 2003:118 ) pembelajaran terbalik merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki
manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri sehingga peserta
didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam belajar mandiri.

Menurut Suyatno (2009 : 64), reciprocal teaching merupakan strategi pembelajaran


berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa ketrampilan-ketrampilan
metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru. Pembelajaran
menggunakan reciprocal teaching harus memperhatikan tiga hal yaitu siswa belajar
mengingat, berfikir dan memotivasi diri. Dalam reciprocal teaching, guru mengajarkan siswa
keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui
pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan
tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat (Trianto, 2007 : 96).

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ini merupakan model yang dirasa dapat
membantu meningkatkan aktivitas, karena dengan menerapkan pembelajaran
terbalik (reciprocal teaching) siswa diutamakan dapat menerapkan empat strategi
pemahaman mandiri, yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan
menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian
memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa.
Manfaatnya adalah dapat meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran karena siswa
dituntut untuk aktif berdiskusi dan menjelaskan hasil pekerjaannya dengan baik.

Langkah-langkah pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

Menurut Cole (1990) pada model reciprocal teaching, siswa diajarkan empat srategi
pemahaman mandiri yaitu merangkum, mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya,
mengklarisifikasi atau menjelakan serta memprediksi bahan ajar. Rincian dari empat strategi
pemahaman mandiri tersebut sebagai berikut : 1) Merangkum (summarizing). Pada strategi
pemahaman ini siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan membuat ikhtisar
tentang informasi-informasi penting dari suatu bahan ajar yang telah dibaca. Bahan ajar
tersebut dapat diringkas oleh siswa dalam bentuk kalimat-kalimat maupun paragraf-paragraf
yang dibuat sendiri. 2) Mengajukan pertanyaan (question generating). Pada strategi
pemahaman ini siswa memikirkan pertanyaan penting yang dapat ditanyakan dari apa yang
dibaca dan meyakinkan dapat menjawab pertanyaan tersebut. 3) Mengklarifikasi (clarfying).
Pada strategi pemahaman ini siswa, mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak
masuk akal dari bagian bacaan dan selanjutnya memeriksa apakah kita berhasil membuatnya
masuk akal. 4) Memprediksi (predicting). strategi pemahaman ini terjadi ketika para siswa
memprediksi (menduga) apa yang akan mungkin dibahas oleh penulis pada bagian tulisan
selanjutnya.

Langkah-langkah pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) menurut Palinscar dan


Brown (1984) dalam (Evendi, 2001:5) adalah sebagai berikut: 1) Pada tahap awal
pembelajaran, guru bertanggung jawab memimpin tanya jawab dan melaksanakan keempat
strategi pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) yaitu merangkum, menyusun pertanyaan,
menjelaskan kembali dan memprediksi. 2) Guru menerangkan bagaimana cara merangkum,
menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca. 3) Selama
membimbing siswa melakukan latihan mengunakan empat strategi pembelajaran terbalik
(reciprocal teaching), guru meminta siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas
yang diberikan berdasarkan tugas kepada siswa. 4) Selanjutnya siswa belajar untuk
memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru. 5) Guru bertindak sebagai fasilitator
dengan memberikan penilaian berkenaan dengan penampilan siswa.

Kelebihan metode pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

Menurut Muslim, dkk (Hasanah, 2005:20), kelebihan metode pembelajaran reciprocal


teaching adalah sebagai berikut: 1) Melatih kemampuan siswa dalam belajar mandiri. 2)
Melatih kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, ide dan gagasan. 3)
Meningkatkan kemampuan bernalar siswa. 4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam
pemahaman konsep dan pemecahan masalah.

Abdul Azis (2007 :113) mengungkapkan bahwa kelebihan reciprocal teaching antara lain
sebagai berikut : a) Mengembangkan kreativitas siswa. b) Memupuk kerjasama antara siswa.
c) Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap. d) Siswa
lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri. e) Memupuk keberanian
berpendapat dan berbicara di depan kelas. f) Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan
mengambil kesimpulan dalam waktu singkat. g)Menumbuhkan sikap menghargai guru karena
siswa akan merasakan perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat
siswa ramai atau kurang memperhatikan. h) Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang
banyak dan alokasi waktu yang terbatas.

Penerapan Metode Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Materi Segitiga.

Tahap Pendahuluan.

Sebelum guru menyampaikan materi yang akan di pelajari, guru menyuruh perwakilan
atau ketua kelasnya untuk memimpin do'a, semua siswa berdo'a yang dipimpin oleh ketua
kelas, setelah selesai berdo'a guru mengabsen siswa satu persatu dan siswa menunjuk tangan
ketika guru memanggil namanya setelah selesai mengabsen siswa, guru langsung memulai
pembelajaran.

Tahap Inti.

pokok pembahasan yang akan dibahas adalah pengertian dan jenis-jenis segitiga. Pada
kegiatan pembelajaran ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan penjelasan
mengenai penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching), dan memperagakan
bagaimana cara merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan dan memprediksi. Dan
menjelaskan bahwa setiap pembelajaran menggunakan pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching)dalam kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan. Guru memberi penjelasan
bahwa setiap kelompoknya akan diberikan bahan diskusi yang di dalamnya terdapat perintah
pembelajaran terbalik (reciprocal teaching), setelah siswa mengerjakan seluruh perintah
dalam bahan diskusi kemudian salah satu kelompok diminta untuk maju ke depan untuk
menjadi guru siswa menjelaskan hasil bahan diskusi kelompok tersebut. Sesuai perintah
siswa sudah duduk bersama kelompok yang telah ditentukan. Kemudian guru membagikan
bahan diskusi kepada masing-masing kelompok siswa yang berisi materi pengertian dan
jenis-jenis segitiga. Guru meminta kepada setiap siswa untuk aktif dalam mengerjakan tugas
dalam bahan diskusi tanpa harus mengandalkan salah satu siswa atau siswa yang pintar saja.
selama siswa mengerjakan bahan diskusi, guru berkeliling memantau aktivitas siswa dari satu
kelompok ke kelompok lain untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang
mengerti. setelah siswa menyelesaikan bahan diskusi dalam waktu kurang lebih 30 menit,
Kemudian guru memberikan contoh bagaimana menjadi seorang guru di depan kelas, guru
mencontohkan menjadi seorang guru dengan menggunakan hasil bahan diskusi. Berikut ini
contoh yang dilakukan guru dari proses pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)menurut
Cole (1990): (1). Merangkum, Berikut penjelasan hasil dari rangkuman bahan
diskusi : 1. Pengertian segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan
mempunyai tiga buah titik sudut. Alas segitiga merupakan salah satu sisi dari suatu segitiga,
sedangkan tingginya adalah garis yang tegak lurus dengan sisi alas dan melalui titik sudut
yang berhadapan dengan sisi alas. 2. Jenis-jenis segitiga. Jenis-jenis suatu segitiga dapat
ditinjau berdasarkan a) Panjang sisi-sisinya, b) Besar sudut- sudutnya, c) Panjang sisi dan
besar sudutnya.Rangkuman tersebut dibacakan oleh guru kepada seluruh siswa dan
menanyakan kepada seluruh siswa apakah dari rangkuman yang sudah dibacakan masih ada
yang belum jelas?, (2). Menyusun pertanyaan, guru memberikan contoh bagaimana cara
menjelaskan menyusun pertanyaan dari perintah bahan diskusi. Guru bertanya kepada
kelompok lain apa saja materi yang belum dipahami dari pengertian dan jenis-jenis segitiga
tersebut. Setelah itu guru menyuruh kelompok lain untuk membacakan pertanyaan yang
mereka ingin tanyakan. Adapun pertanyaan yang dibuat salah satu siswa dari salah satu
kelompok adalah: Apa yang di maksud segitiga sama sisi? Jawab: Segitiga sama sisi adalah
segitiga yang memiliki tiga buah sisi yang sama panjang dan tiga buah sudut yang sama
besar.(3). Menjelaskan jawaban dari soal yang ada pada bahan diskusi. Guru memberi contoh
bagaimana cara menerangkan jawaban di depan kelas dan siswa memperhatikan.(4).
Memprediksi, Setelah siswa memahami pengertian dan jenis-jenis segitiga dan dapat
memecahkan soal-soal, siswa diminta untuk memprediksikan: Soal Tebaklah aku! Aku
mempunyai 3 buah sisi. 2 sisiku sama panjang, salah satu sudutku 900. segitiga apakah aku?
Buatlah gambarku!

Segitiga siku-siku sama kaki

Jawaban dari soal memprediksi bahan diskusi dapat di jawab oleh salah satu siswa. Setelah
guru mencontohkan menjadi seorang guru di kelas sekarang giliran tiap kelompok yang
memperaktekan seperti yang di contohkan guru.

Tahap Penutup.

karena waktu sudah mau habis guru langsung memberikan kesimpulan dalam kegiatan
pembelajaran ini kemudian memberikan nilai kepada tiap-tiap kelompok dan memberikan
materi yang harus dipelajari siswa untuk dibahas pada pertemuan yang selanjutnya.

Penutup

Simpulan

Dari pembahasan di atas bisa disimpulkan bahwa langkah langkah dalam metode
pembelajaran terbalik ( reciprocal teaching) adalah 1) Pada tahap awal pembelajaran, guru
bertanggung jawab memimpin tanya jawab dan melaksanakan keempat strategi pembelajaran
terbalik (reciprocal teaching) yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali
dan memprediksi. 2) Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan,
menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca. 3) Selama membimbing siswa
melakukan latihan mengunakan empat strategi pembelajaran terbalik (reciprocal teaching),
guru meminta siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan
berdasarkan tugas kepada siswa. 4) Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab
dengan atau tanpa adanya guru. 5) Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan
penilaian berkenaan dengan penampilan siswa.

Saran
Dalam penggunaan model pembelajaran Reciprocal teaching(Pengajaran Terbalik) ini
hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Tidak semua materi yang ada
dalam penyampaiannya dapat menggunakan model ini. Pada pembelajaran Reciprocal
teaching guru hendaknya memberikan motivasi yang kreatif untuk mendorong semangat
siswa dalam mengikuti pelajaran.

Daftar Pustaka

Aziz, Abdul (2008), dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas
Negeri Makasar. Dengan judul penelitian "Keefektifan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Melalui Reciprocal Teaching Pada Siswa Kelas XI MA Darul Ulum
Amessangeng Kabupaten Maros". Jurnal Pendidikan. (online), Vol. 1, No. 1, (http://
abdulaziz. wordpress.com,

Muslimin, Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif.Universitas Negeri


Surabaya: University Press.

Palincsar, A.S. (1984). Strategi for Reading Comprehension Reciprocal Teaching.

Palincsar, A.S. dan Brown A.. 1984. " Reciprocal teaching of Comprehension
Fostering and Comprehension mentoring Activities". Cognition and Instruction. Vol
1 No. 2 pp.117- 175

Subarinah, Sri. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas

Suherman, Erman. 2010. Model Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Pada


Kompetensi Siswa.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Inovatif berorentasi kontruktivistis. Jakarta:


Prestasi Pustaka

Penerapan model pembelajaran reciprocal teaching


dalam proses belajar matematika

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu usaha sadar yang dilakukan dalam rangka
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga dapat berguna bagi bangsa dan
Negara, terutama sebagai penerus yang diharapkan mampu meningkatkan taraf pendidikan
khususnya.
Matematika sebagai salah satu bidang studi yang dipelajari mulai dari jenjang Pendidikan
Sekolah Dasar (SD) sampai pada perguruan tinggi memegang peranan penting dalam menciptakan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sebab dalam matematika terkandung berbagai
konsep yang logis dan realitas yang mampu membentuk pola pikir manusia dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi ini sejalan dengan yang telah dikemukakan oleh Djaali (dalam Iswan
2004:1) bahwa:
“Matematika merupakan sarana berfikir ilmiah, memegang peranan yang sangat penting
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan
bangsa”.
Melihat pentingnya peranan matematika dalam menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas, maka berbagai hal telah dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika
diantaranya, penambahan fasilitas belajar, penataran guru matematika, pengadaan media pelajaran
dan sebagainya. Akan tetapi kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika
siswa masih sangat rendah.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa, jika kita lihat dengan serius dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: kurangnya motivasi belajar siswa, rendahnya kualitas pengajar,
kurangnya tenaga pengajar, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang sangat erat pengaruhnya
terhadap hasil belajar matematika.
Di lain pihak, prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika yang indikatornya
berupa nilai dan skor yang dicapai siswa masih sangat rendah bila dibandingkan dengan nilai atau
skor pelajaran yang lain. Karena itu, diperlukan upaya-upaya penelitian terkait model pembelajaran
yang dapat menigkatkan hasil belajar matematika. Variabel yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar matematika perlu mendapat perhatian untuk dikaji lebih lanjut, selain guru yang harus
membenahi cara mengajarnya siswa juga tidak seharusnya tidak hanya sekedar menirukan apa yang
dilakukan oleh guru, tetapi harus secara aktif berbuat atas dasar kemampuan dan keyakinannya,
sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri dan kreatif.
Demikian halnya dengan ketuntasan materi pelajaran yang kurang memenuhi standar. Pada
sisi yang lain, terdapat pula kenyataan bahwa siswa kurang termotivasi mencapai peringkat di dalam
kelas. Hal ini diukur oleh adanya kecendrungan siswa bersikap pasif terhadap kegiatan belajar di
sekolah sehingga berdampak terhadap prestasi belajar siswa.
Kurangnya tenaga pengajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sebab siswa
akan sulit memahami materi-materi yang ada tanpa bimbingan dan arahan dari seorang guru, untuk
memecahkan masalah ini kita harus menciptakan dan menerapkan suatu model pembelajaran yang
mampu melatih siswa untuk belajar mandiri dan sekaligus mampu mempresentasikan hasil
pelajarannya kepada temannya yang lain.
Untuk menerapkan suatu model pembelajaran yang mampu melatih siswa untuk belajar
mandiri dibutuhkan persiapan yang mantap agar tidak melenceng dari tujuan yang ingin dicapai.
Apabila seorang guru mampu menerapkan tutor-tutor sebaya yang dapat menggantikan posisi guru
pada suatu kondisi yang tidak memungkinkan.
Alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran terbalik
(Reciprocal Teaching) dimana menurut Ann Brown (dalam Ali, 2000 : 48). Pembelajaran terbalik
kepada siswa diajarkan empat strategi pemahaman, mandiri yang spesifik yaitu
merangkum/meringkas, membuat pertanyaan, mampu menjelaskan dan mampu memprediksi.
Dalam hal ini pengajar hanya memberikan dukungan, mengarahkan, memberikan umpan balik dan
rangsangan ketika peserta didik melakukan proses pembelajaran.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang teridentifikasi adalah
sebagai berikut:
a. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika
b. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar
c. Kurangnya kemandirian siswa dalam belajar

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana proses pembelajaran matematika?
b. Bagaimana konsep tentang reciprocal teaching?

B. Kajian Keoretik

1. Deskripsi Teoritik
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang terjadi pada
individu tersebut. Belajar banyak diartikan dan didefenisikan oleh oleh para ahli dengan rumusan
dan redaksi kalimat yang berbeda, tetapi pada hakekatnya prinsip dan tujuannya sama. Sedangkan
menurut Gagne (1976 : 3) memberikan pengertian belajar yaitu:
Learning is a change in human disposition or capability, which persists over a period of time, and
which is not simply ascribable to processes of growth.
Jadi Menurut Gagne bahawa belajar itu membawa perubahan dalam diri individu, dimana
perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dalam jangka waktu tertentu
serta perubahan itu terjadi karena adanya usaha.
Hudoyo (1990 : 1) memberikan pengertian belajar sebagai berikut:
”Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk dimodifikasi dan
berkembang disebabkan belajar, karena itu seseorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan
dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah
laku”.

Slameto (1991 : 2) menjelaskan bahwa:


”Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.

Disamping itu, Nana Sudjana (1989 : 5) mengatakan bahwa:


”Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”.

Wittig (1954 : 7) dalam bukunya Psycologi of Learning mendefinisikan bahwa:


”Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan
tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar,
perubahan tersebut tidak hanya berkaitandengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
terbentuk kecakapan, keterampilan, pengerian, harga diri, minat, penyesuian diri, sikap, dan nilai-
nilai moral yang akan membentuk pribadi seseorang sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitarnya.
b. Hakekat Belajar Matematika
Pada hakekatnya matematika itu berkenaan dengan dengan ide-ide, struktur-struktur dan
hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan logis. Ide-ide dan struktur dalam matematika itu
merupakan suatu konsep abstrak yang tersusun secara hakiki dan penalarannya deduktif.
Mempelajari matematika memang tidak mudah, namun dengan model dan strategi yang
tepat akan mempermudah dalam penguasaannya. Tidak jarang terjadi pemahaman yang keliru
terhadap suatu konsep akibat proses mempelajari matematika yang tidak kontinu.
Penguasaan yang maksimal terhadap materi matematika dapat dicapai dengan kekontinuan
dalam proses mempelajarinya dipadukan dengan kesistematisannya dalam memahami. Matematika
yang berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol itu tersusun secara hirarkis, sistematis,
logis, dan penalarannya deduktif, sehingga belajar matematika merupakan kegiatan mental yang
tinggi. Karena matematika berkenaan dengan konsep abstrak yang diberi symbol-simbol, maka
sebelum kita mengerti simbol-simbol itu terlebih dahulu kita memahami ide-ide yang terkandung
didalamnya.
Belajar matematika hakekatnya adalah aktivitas mental yang tinggi untuk memahami arti
struktur, hubungan-hubungan, dan simbol-simbol kemudian menerapkan pada situasi nyata.
c. Model pebelajaran Terbalik (Reciprocal Theacing)
Pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) adalah suatu proses pembelajaran untuk
mengajarkan kepada siswa, empat strategi pemahaman mandiri yaitu merangkum, bertanya ,
menjelaskan dan memprediksi. Pembelajaran terbalik lebih menghendaki guru menjadi model dan
pembantu dari pada penyaji pada proses pembelajaran, untuk mempelajari strategi-strategi ini, guru
dan siswa membaca bacaan yang akan dibahas, kemudian guru memodelkan empat keterampilan
tersebut dengan merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, menjelaskan poin-poin yang sulit dan
memprediksi apa yang akan ditulis pada poin-poin selanjutnya. Pada saat pembelajaran berlangsung
situasinya terbalik, yaitu salah satu siswa menggantikan posisi guru untuk mengajar temannya yang
lain sementara guru hanya memberikan dukungan, umpan balik dan semangat kepada siswa ketika
pembelajaran berlangsung.
Menurut Palinscar dan Brown seperti yang dikutip oleh Slavin (1997), bahwa:
Strategi Reciprocal Teaching adalah pendekatan kontruktivis yang didasarkan pada prinsip-prinsip
membuat pertanyaan, mengajarkan keterampilan metakognitif melalui pengajaran, dan pemodelan
oleh guru untuk meningkatkan keterampilan untuk membaca pada siswa berkemampuan rendah.

Palincsar dan Brown ( 1984 ) juga menggambarkan proses pengajaran timbal balik dengan cara
berikut: siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, teks dibaca dalam segmen diam-diam,
secara lisan oleh siswa , atau secara lisan oleh guru tergantung pada kemampuan decoding dari
siswa. Setelah setiap segmen teks, pemimpin dialog (dewasa atau mahasiswa) dalam kelompok
menjadi diskusi dengan mengajukan pertanyaan tentang konten. Sisa anggota kelompok membahas
pertanyaan-pertanyaan ini, menimbulkan pertanyaan tambahan, dan dalam hal perselisihan
membaca teks . Diskusi kemudian pindah ke mengidentifikasi inti dari apa yang telah dibaca dan
untuk sintesis membaca . Sekali lagi , pemimpin dialog menawarkan ringkasan awal dan kemudian
ada diskusi. Klarifikasi digunakan ketika pernah ada kata , konsep , atau frase yang telah
disalahpahami atau asing bagi kelompok . Akhirnya , pemimpin menghasilkan dan mengumpulkan
sejumlah tions prediksi tentang konten yang akan datang dalam teks . Awalnya, model pemimpin
seluruh proses menggunakan terstruktur dia Logue untuk mengidentifikasi dan memecah proses
yang terlibat siswa tentang bagaimana untuk meminta tions ques yang baik , membangun ringkasan
yang baik , dan sebagainya (Lederer, 2000 : 92).
Model pembelajaran terbalik sangat membantu dalam pengembangan pendidikan terutama
dalam peningkatan hasil belajar siswa khususnya, pada bidang studi matematika, sebab dalam
proses pembelajaran dengan menerapkan model ini siswa dituntut untuk betul-betul memahami
dan mengkaji sendiri materi yang akan dibahas, kemudian setelah itu, dia akan menjelaskan kepada
temannya yang lain. Karena siswa harus menjelaskan kembali hasil belajarnya, maka pada saat siswa
belajar dia akan mempelajari materi-materi yang akan dibahasnya dengan betul-betul
memaknainya, bukan menghafalnya. Dengan cara seperti ini siswa akan betul-betul serius dalam
mempelajari materi yang ditugaskan oleh pengajar, dan juga siswa tidak cepat jenuh dalam proses
pembelajarannya. Karena masing-masing siswa harus belajar sendiri, kemudian kalau ada hal-hal
yang mereka tidak dapat di pecahkan maka mereka harus meminta petunjuk dari guru.
Dalam proses pembelajaran dengan model ini siswa akan mampu memotivasinya untuk
belajar dengan lebih giat lagi. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Dick (dalam Iswan,
2004 : 9) bahwa:Proses belajar akan lebih berhasil jika siswa berpartisipasi secara aktif dan
melakukan praktek saat latihan yang secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus pembelajaran.
Menurut Ann Brown (dalam Iswan 2004 : 9) bahwa pada pembelajaran terbalik, siswa
diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu:
1. Siswa mempelajari materi yang ditugaskan oleh pengajar secara mandiri.
2. Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya.
3. Siswa harus mampu menjelaskan kembali isi materi yang telah dipelajarinya saat itu.
4. Siswa dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi yang dipelajarinya saat itu.
Di lain pihak pengajar memberikan dukungan, umpan balik dan ransangan pada saat siswa
mempelajari materi tersebut secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas pengajar dan
siswapada pembelajaran ini sangat berbeda dengan kondisi pembelajaran yang menggunakan model
ceramah, demonstrasi, ekspositori, inkuiri dan lainnya. Namun model ini hamper sama dengan
model penemuan dan model belajar mandiri. Hanya yang membedakan adalah kalau pada model
pembelajaran terbalik, siswa dituntut untuk mengajarkan hasil temuannya kepada orang lain.
Model pembelajaran terbalik sangat erat kaitannya dengan model pembelajaran mandiri
yakni siswa lebih aktif mempelajari materi yang ada tanpa guru menjelaskan terlebih dahulu, akan
tetapi pengajar juga harus mempunyai persipan yang mantap sebelum pelaksanaan penbelajaran
sebab apabila terdapat materi yang yang tidak mampu dipecahkan oleh siswa, maka guru harus
membantu untuk menjelaskannya. Proses belajar mandiri adalah suatu model yang melibatkan siswa
dalam tindakan-tindakan yang meliputi beberapa langkah dan menghasilkan baik hasil yang tampak
maupun yang tidak tampak.
Adapun prosedur pembelajaran terbalik menurut Muhkal (2002 : 22-23) sebagai
berikut:
1) Membagikan bacaan untuk hari itu.
2) Menjelaskan bahwa siswa-siswi akan bertindak sebagai guru untuk bagian pertama bacaan.
3) Meminta kepada siswa untuk membaca didalam hati bagiam bacaan
4) Pada saat setiap orang telah menyelesaikan bagian pertama, siswa melakukan permodelan berikut
ini :
 Memperkirakan pertanyaan yang akan ditanyakan guru
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertain guru
 Memprediksikan apa yang akan dibahas oleh guru
 Apabila cocok “ pada saat siswa membaca bagian tersebut, siswa menyampaikan hal yang tidak
jelas”.
5) Mengundang siswa untuk membuat komentar tentang pembelajaran yang diterapkan
6) Menugaskan bagian bacaan berikutnya untuk di baca dalam hati dan memilih seorang siswa untuk
berperan sebagain guru.
7) Latihlah guru siswa itu disepanjang kegiatan tersebut
8) Pada saat hari-hari latihan berlalu, selanjutnya guru siswa itu harus berinisiatf sendiri untuk
menangani kegiatan tersebut.
d. Hasil Belajar Matematika
Belajar merupakan aktivitas utama bagi siswa. Winkel (1996 : 53) mendefinisikan belajar
sebagai berikut:”Suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan pengalaman, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.
Perubahan bersifat secara relative konstans dan berbekas”.

Witherington (dalam Salmah 2001 : 11) mendefenisikan belajar sebagai:”Suatu perubahan


kepribadian yang memfestasikan sebagai suatu pola baru dari respon-respon yang menjadi suatu
keterampilan, sikap, kebiasaan, kemampuan atau pemahaman”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai
seseorang melalui kegiatan belajar setelah mengikuti suatu tes. Hasil belajar yang dicapai siswa
tersebut dicirikan dengan adanya perubahan kemampuan yang meliputi bidang kognitif, afektif dan
psikomotor. Hasil belajar yang dicapai seseorang setelah mengikuti tes pada bidang studi
matematika disebut hasil belajar matematika.

“Pembelajaran Reciprocal Teaching”


Pengertian – Strategi – Langkah & (
Kelebihan – Kelemahan )
Contents
 1 “Pembelajaran Reciprocal Teaching” Pengertian – Strategi – Langkah & ( Kelebihan –
Kelemahan )
o 1.1 Pengertian Reciprocal Teaching”
o 1.2 Strategi Reciprocal Teaching
o 1.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Reciprocal Teaching
o 1.4 Kelebihan Dan Kelemahan Reciprocal Teaching
 1.4.1 Kelebihan Reciprocal Teaching
 1.4.2 Kelemahan Reciprocal Teaching
o 1.5 Related posts:

“Pembelajaran Reciprocal Teaching” Pengertian


– Strategi – Langkah & ( Kelebihan – Kelemahan
)
DosenPendidikan.Com – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas
mengenai Pembelajaran Reciprocal Teaching, yang dimana dalam hal ini meliputi
Strategi, Langkah dan Kelebihan maupun Kelemahan, nah agar lebih dapat
memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Pengertian Reciprocal Teaching”


Pembelajaran terbalik “reciprocal teaching” adalah strategi belajar melalui kegiatan
mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru menggantikan
peran guru untuk mengajarkan teman-temannya. Pembelajaran terbalik “reciprocal
teaching” dikembangkan oleh Anne Marie Palinscar dari Universitas Michigan dan
Ane Crown dari Universitas lllinois USA.

Pembelajaran terbalik “reciprocal teaching” merupakan model pembelajaran yang


memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, kreatif dan lebih aktif.
Dimana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih dahulu,
kemudian siswa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain.
Guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran yaitu
meluruskan atau memberi penjelasan mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan
secara mendiri oleh siswa.

Strategi Reciprocal Teaching


Menurut Palinscar, model pembelajaran Reciprocal Teaching terdapat empat
strategi yang digunakan yaitu:

 Question Generating “Membuat Pertanyaan”


Dalam strategi ini siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait materi
yang sedang dibahas. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkap
penguasaaan konsep terhadap materi yang sedang dibahas.
 Clarifying “Menjelaskan”
Strategi Clarifying ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran, terutama bagi
siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami suatu materi. Siswa dapat
bertanya kepada guru tentang kosep yang dirasa masih sulit atau belum bisa
dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru juga dapat mengklarifikasi
konsep dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.
 Predicting “Memprediksi”
Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan hipotesis atau perkira
mengenai kosep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji.
 Summarizing “Merangkum”
Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk mengidentifikasikan dan
mengitegrasikan informasi-informasi yang terkandung dalam materi.

Simak Juga : Manfaat Dan Tujuan Desing Grafis Dalam Bidang Pendidikan Dan
Kehidupan Sehari-hari

Langkah-Langkah Pembelajaran Reciprocal


Teaching
Model pembelajaran Reciprocal Teaching menerapkan empat strategi pemahaman
mandiri yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan
menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperoleh,
kemudian memprediksi pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang disodorkan
kepada siswa.

Menurut Palinscar dan Brown, langkah-langkah pembelajaran Reciprocal Teaching


ialah sebagai berikut “Sardiyanti, 2010:19”:

 Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab memimpin tanya jawab dan
melaksanakan ke empat strategi pembelajaran terbalik “Reciprocal Teaching” yaitu
merangkung, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi.
 Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan,
menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca.
 Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan empat strategi
pembelajaran berbalik “Reciprocal Teaching”, guru meminta siswa dalam
menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan berdasarkan kepada
siswa.
 Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya
guru.
 Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan
penampilan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih
tinggi.

Kelebihan Dan Kelemahan Reciprocal Teaching


Adapun kelebihan dan kelemahan reciprocal teaching diantaranya yaitu:

Kelebihan Reciprocal Teaching


 Mengembangkan ankreativitas siswa.
 Memupuk kerja sama antar siswa.
 Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap.
 Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
 Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas.
 Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu
singkat.
 Menumbuhkan sifat menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru
pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau kurang
memperhatikan.
 Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang
terbatas.

Kelemahan Reciprocal Teaching


 Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan
tujuan tak tercapai.
 Pendengar “siswa yang tak berperan” sering menertawakan tingkah laku siswa yang
menjadi guru sehingga merusak suasana.
 Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktifitas
siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.

Simak Juga : "Analisis Sistem" Pengertian Menurut Para Ahli & ( Fungsi - Tahapan )
Demikianlah pembahasan mengenai “Pembelajaran Reciprocal Teaching”
Pengertian – Strategi – Langkah & ( Kelebihan – Kelemahan ) semoga dengan
adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian
semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Model Pembelajaran Reciprocal


Teaching
Terdapat banyak model pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

aktif belajar mandiri dan mengembangkan komunikasi matematik, salah satunya adalah reciprocal

teaching.Model reciprocal teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar

tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan

temuannya pada pihak lain. Yang diharapkan, selain agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai, maka

kemampuan siswa dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan. Karakteristik dari model reciprocal

teaching menurut Palinscar dan Brown (dalam Supartini, 2005: 10) sebagai berikut.
A dialogue between student and teacher, each taking a turn in the role of dialogue leader: “reciprocal”:
interactions where one person acts in response to the others; structured dialogue using four strategies:
questioning, summarizing, clariflying, predicting.

Bila diterjemahkan menunjukkan bahwa karakteristik dari reciprocal teaching adalah:

1. dialog antara siswa dan guru dimana masing-masing mendapatkan giliran untuk memimpin diskusi;

2. “Reciprocal” artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lainnya;

3. dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu merangkum, membuat pertanyaan,

mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.

Menurut Brown (dalam Supartini, 2005: 10) bahwa, “Pembelajaran berbalik kepada siswa diajarkan

empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu merangkum atau meringkas, membuat pertanyaan,

mampu menjelaskan dan dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi”. Namun guru tetap

memberikan dukungan, umpan balik dan rangsangan ketika siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri.

Keempat strategi tersebut dijelaskan. yaitu sebagai berikut.

1. Merangkum: siswa mengidentifikasi intisari dan ide utama dari apa yang mereka baca.

2. Menanyakan: siswa menanyakan diri mereka sendiri pertanyaan untuk membuat mereka yakin apakah mereka

mengerti bacaan, dengan cara demikian monitoring pemahaman mereka sehingga mereka siap memulai

membaca materi.

3. Mengklarifikasi: siswa mengambil langkah-langkah untuk mengklarifikasi bagian-bagian dari teks yang

membingungkan.

4. Memprediksi: siswa mengantisipasi apa yang mungkin mereka baca selanjutnya berdasarkan pada syarat-

syarat dalam teks dan ide yang telah disajikan.


Reciprocal Teaching didesain untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang sedang

dipelajarinya. Kegiatan merangkum membantu siswa untuk mengidentifikasi hal-hal yang penting dalam

bacaan yang sedang dipelajari. Pada tahapan berikutnya yaitu membuat pertanyaan setelah membaca materi,

dianggap dapat membantu siswa untuk mengeluarkan ide dari hal yang tidak dipahaminya sehingga bisa

memotivasi untuk mencari lebih banyak lagi dari sumber bacaan yang lain. Adapun pada kegiatan menjelaskan

diharapkan dapat membantu mengembangkan kemampuan siswa dalam hal berbicara mengenai apa yang

telah dipahaminya. Tahap selanjutnya yaitu kegiatan memprediksi berguna untuk membantu siswa

menentukan ide-ide penting pada sebuah teks. Strategi-strategi tersebut diharapkan bisa membantu anak

dalam mengembangkan kemonikasi matematiknya.

Adapun langkah-langkah reciprocal teaching menurut Palinscar dan Brown (dalam Supartini, 2005: 11)

adalah sebagai berikut.


1. Pada tahapan awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab dan melaksanakan
keempat strategi reciprocal teaching yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, dan
memprediksi.
2. Guru memberikan contoh bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, dan
memprediksi setelah selesai membaca.
3. Dengan bimbingan guru, siswa dilatih menggunakan strategi reciprocal teaching.
4. Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru.
5. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan penampilan siswa dan
mendorong siswa berpartisipasi dalam kegiatan tanya jawab.

Model Reciprocal Teaching mengutamakan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga

siswa diberikan kebebasan berkomunikasi untuk menjelaskan idenya dan mendengarkan ide temannya.
http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/06/model-pembelajaran-reciprocal-teaching.html

Model Reciprocal Teaching


Reciprocal Teaching adalah metode pembelajaran kooperatif dengan model diskusi dan
memberikan kesempatan proses berfikir siswa dengan saling bertukar pengalaman belajar. Menurut
Nur dan Wikamdari 2000 dalam man2barabai.blogspot.com, reciprocal teaching adalah
satu pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi-strategi belajar. Menurut Arends
(Khabibah, 2000) reciprocal teaching adalah suatu prosedur pengajaran atau pendekatan yang
dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi pemahaman mandiri serta untuk
membantu siswa memahami bacaan dengan baik.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reciprocal teaching adalah suatu
prosedur pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi
pemahaman mandiri yang berbentuk diskusi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa
yang memberikan kesempatan berfikir dan saling bertukar pengalaman belajar yang berdasarkan
prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk
memperbaiki kinerja membaca siswa dalam memahami bacaan. Model reciprocal teaching
menempatkan siswa (peserta didik) sebagai subyek belajar yang memiliki pengetahuan, pengalaman,
dan keterampilan yang berbeda-beda (Fosi, 2006).
Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh guru maupun peserta didik (siswa)
merupakan pengalamam yang satu sama lain saling melengkapi. Dengan demikian ada proses saring
(bertukar pikiran) yang member kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk saling berinteraksi
dekat hubungan personalnya dan saling bekerja sama. (Fosi, 2006).

Menurut Cole (1990) pada model reciprocal teaching, siswa diajarkan empat srategi pemahaman
mandiri yaitu merangkum, mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya, mengklarisifikasi atau
menjelakan serta memprediksi bahan ajar. Rincian dari empat strategi pemahaman mandiri tersebut
sebagai berikut :
1. Merangkum (summarizing). Pada strategi pemahaman ini siswa diberikan
kesempatan untuk mengidentifikasi dan membuat ikhtisar tentang informasi-informasi penting
dari suatu bahan ajar yang telah dibaca. Bahan ajar tersebut dapat diringkas oleh siswa
dalam bentuk kalimat-kalimat maupun paragraf-paragraf yang dibuat sendiri.
2. Mengajukan pertanyaan (question generating). Pada strategi pemahaman ini siswa
memikirkan pertanyaan penting yang dapat ditanyakan dari apa yang dibaca dan meyakinkan
dapat menjawab pertanyaan tersebut.
3. Mengklarifikasi (clarfying). Pada strategi pemahaman ini siswa, mencatat apabila
ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari bagian bacaan dan selanjutnya
memeriksa apakah kita berhasil membuatnya masuk akal.
4. Memprediksi (predicting). strategi pemahaman ini terjadi ketika para siswa
memprediksi (menduga) apa yang akan mungkin dibahas oleh penulis pada bagian tulisan
selanjutnya.

Untuk melaksanakan strategi ini, guru dan siswa membaca bahan ajar tertentu yang ditugaskan
dalam kelompok-kelompok kecil dan guru mendemonstrasikan empat keterampilan, merangkum
bacaan tersebut, mengajukan satu atau dua pertanyaan, menjelaskan atau mengklarifikasi point-point
sulit dan memperkirahkan apa yang terdapat pada tulisan berikutnya. Selanjutnya selama proses
belajar mengajar berlangsung, siswa mengambil giliran melaksanakan peran guru dan bertindak
sebagai pemimpin diskusi untuk kelompok tersebut. Sementara guru memberikan dukungan, umpan
balik, rangsangan ketika siswa mempelajari kempat strategi pemahaaman mandiri tersebut dan
membantu mereka saling mengajar satu sama lain. Nur dan Wikandari 2000 (Haris, 2008).
http://jeranopendidikan.blogspot.com/2012/09/model-reciprocal-teaching.html
Reciprocal Teaching dalam Pembelajaran Matematika
MARCH 1, 2009 / MOMO
2 Votes

Sebelum saya mencoba memaparkan tentang pembelajaran


resiprokal dalam matematika, saya berusaha untuk mengingatkan Mba Heni, bila
ingin melakukan penelitian menggunakan strategi ini, maka perlu dipertimbangkan
bahwa “goals” penelitiannya tidak boleh jauh-jauh dari karakteristik utama
pembelajaran ini. Mudahnya begini, pembelajaran ini lahir dari bidang kajian
bahasa, untuk meningkatkan kualitas kemampuan membaca siswa. Nah, jika Mba
Heni ingin menerapkannya dalam pembelajaran matematika, semestinya jangan
terlalu jauh dari karakteristik dasar strategi ini. Namun demikian, tidak menafikkan
bahwa strategi inipun dapat diperluas untuk mengembangkan berbagai kompetensi
lain. Berkaitan dengan pertanyaan Mba Heni, Perlu diingat bahwa penyelesaian
masalah atau problem solving itu, dapat dilihat dari dua sudut pandang, yang
pertama sebagai sebuah cara/proses sedangkan yang kedua sebagai kemampuan.
Nah, yang dimaksudkan oleh Mba Heni yang mana?
Bila Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian
masalah siswa, Mba Heni harus dapat menyakinkan orang bahwa memang terdapat
kaitan antara strategi ini dengan kemampuan penyelesaian masalah, misalnya
dengan merujuk pada hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Dalam
jawaban ini, saya berasumsi bahwa problem solving yang dipakai dalam
mengimplementasikan pembelajaran resiprokal ini adalah problem solving sebagai
sebuah cara.

Berikut saya mencoba memberi contoh sederhana penerapannya dalam


pembelajaran matematika;

a. Klarifikasi
Setelah bahan teks bacaan diberikan, ini dapat berupa teks mengenai konsep
yang ingin diajarkan sekaligus berisi soal yang harus diselesaikan. Pada contoh ini,
misalnya teks mengenai lingkaran. Sesuai dengan teorinya pada tahap ini, Siswa
diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak
familier. Maka dibuat pertanyaan apakah mereka mengerti arti kata atau konsep
baru dalam teks tersebut, misalnya,

“Jadi apa yang dimaksud dengan lingkaran dalam teks ini?”

“Apa yang dimaksud dengan diameter, jari-jari?”

Karena dalam matematika suatu konsep yang diwakili oleh satu kata dapat
memiliki pengertian yang cukup luas, ini berkaitan dengan definisi, sehingga pada
tahap klarifikasi ini harus dicek apakah semua konsep baru dalam topik lingkaran
sudah dipahami pengertiannya oleh siswa melalui dialog.

Bila dipadukan dengan pendekatan problem solving maka pada tahap ini
dapat diberikan sekaligus permasalahannya misal:

“Dari titik P di luar lingkaran ditarik garis PA dan PB menyinggung


lingkaran masing-masing di A dan B. dari titik Q di busur besar (atau busur kecil)
AB, ditarik garis yang tegak lurus AB, PA, dan PB. Buktikan bahwa panjang garis
yang tegak lurus ke AB adalah rata-rata geometri panjang dua garis tegak lurus
lainnya”.

Pada langkah pertama ini perlu dicek apakah siswa sudah memahami kata-
kata, kalimat-kalimat atau konsep-konsep dalam soal tersebut.
b. Prediksi
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah
diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks
yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan
yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Dari
uraian tersebut, jelas diketahui bahwa pada tahap ini diharapkan terjadi koneksi
antara konsep yang baru dipelajarinya dengan yang sudah dimilikinya.

Misalnya, konsep lingkaran dengan konsep garis atau sudut. Contoh


pertanyaannya,

“Menurutmu apakah lingkaran memiliki sudut?”

“Dapatkah kau melukis garis yang tegak lurus dengan diameter?”


“Bagaimana menghitung luas lingkaran?”

“Bila kita menggambar lingkaran B dengan diameter ½ dari lingkaran A,


apakah dapat disimpulkan luas lingkaran B adalah ½ dari luas lingkaran A?”

Berkaitan dengan soal yang diberikan pada tahap prediksi dapat diajukan
pertanyaan berikut:

“Konsep apa saja yang kau butuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut?”

“Kira-kira langkah apa yang pertama kali harus dilakukan?”

c. Bertanya
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi
sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini
siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti
sebuah proses metakognitif. Dari uraian tersebut jelas bahwa pada tahap ini siswa
bertanya pada dirinya sendiri untuk melakukan crosscheck tentang apa yang sudah
diperolehnya dari proses belajar dan apa yang belum dikuasainya dari keseluruhan
konsep yang diajarkan oleh gurunya.
Jadi guru mengajarkan siswa untuk bertanya pada dirinya sendiri. Contoh
pertanyaannya sebagai beikut:

“Apakah saya sudah memahami definisi lingkaran?”

“Dari semua definisi yang diberikan, adakah definisi yang belum saya
fahami?”

“Apakah saya sudah bisa melukis sebuah lingkaran?”

“Langkah apa saja yang harus saya lakukan untuk melukis garis singgung
lingkaran?”

“Konsep apa yang paling mudah dan paling sulit dipahami dari topic
lingkaran ini?”
Sedangkan berkaitan dengan penyelesaian soal di atas, dapat diajukan
pertanyaan sebagai berikut:

“Apakah saya sudah faham langkah-langkah menyelesaikan soal tersebut?”

“Apakah jawaban saya ini sudah benar?”

“Apakah langkah-langkah yang saya lakukan ini sudah tepat?”

“Adakah cara lain untuk menyelesaikan soal tersebut?”

d. Membuat Rangkuman
Untuk tahap ini, tentu sudah jelas sekali yang paling sederhana adalah
meminta siswa untuk membuat ikhtisar dari proses pembelajaran yang berlangsung
beserta hasilnya menggunakan bahasa sendiri.

“Konsep baru apa saja yang kita pelajari dalam topik lingkaran ini?”

“Dapatkah saya menjelaskan konsep-konsep tersebut dengan bahasa saya


sendiri?”

“Dapatkah saya menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan konsep


ini?”

Berkaitan dengan soal yang diberikan, dapat diminta siswa untuk


menuliskan jawaban yang lengkap beserta langkah-langkah yang dilakukan
kemudian mereka minta untuk menjelaskannya.

Perlu diingat bahwa pembelajaran ini berbasis dialog dan keempat proses
tersebut berlangsung dalam kelompok-kelompok kecil.

Saya sendiri lebih cenderung menganjurkan penggunaan pembelajaran


resiprokal ini untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami konsep-
konsep yang diajarkan pada Aljabar Abstrak atau Analisis Real dalam
pembelajaran matematika. Karena berdasar karakteristik kedua kajian tersebut,
pendekatan ini sangat sesuai untuk memahami definisi-definisi yang banyak
terdapat dalam kedua bidang tersebut. Berdasar pengalaman saya selama ini,
banyak kawan-kawan yang kesulitan membaca teks Alajabar Abstrak dan Analisis
Real bahkan dalam Bahasa Indonesia sekalipun.

Ok,.. itulah sekilas contoh tentang pembelajaran resiprokal dalam


pembelajaran matematika. semoga bermanfaat. Thanks atas pertanyaan Mba Heni.

https://hasanahworld.wordpress.com/2009/03/01/reciprocal-teaching-dalam-pembelajaran-
matematika/

Anda mungkin juga menyukai