Laporan Hasil Praktikum (Individu)
Laporan Hasil Praktikum (Individu)
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini
sangat kami harapkan. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam penyusunan laporan ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas bantuan
dan pengorbanan mereka kepada kami dan melimpah rahmat dan karunia –Nya
kepada kita semua. Amin ya Rabbal Al Amin.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 3
B. TUJUAN ...................................................................................................................... 4
C. MANFAAT .................................................................................................................. 4
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN ................................................................................................................... 29
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 31
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Iklim sangat penting dalam perancangan arsitektur di seluruh belahan bumi ini. Olehnya
itu, memahami iklim tidak bisa secara parsial (setengah-setengah), melainkan harus secara
holistik (keseluruhan). Aspek iklim dan lingkungan merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi produk arsitektur.
Secara garis besar iklim dibagi atas 2 jenis, yakni iklim makro dan iklim mikro. Iklim
makro adalah suatu kondisi iklim pada suatu tempat tertentu yang memiliki area cakupan
yang luas dengan kata lain berhubungan dengan atmosfer. Sedangkan iklim mikro adalah
suatu kondisi iklim pada satu tempat tertentu yang memiliki area cakupan lebih kecil dengan
kata lain lapisan udara yang berada di atas permukaan bumi dalam lingkup yang terbatas.
Oleh karena itu, iklim mikro sangat dibutuhkan dalam ranah arsitektur.
Sejarah perkembangan arsitektur pada mulanya diawali dengan “shelter” yang digunakan
manusia sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan. Dapat disimpulkan bahwa “musuh”
utama manusia pada waktu itu adalah kondisi iklim dan lingkungan, untuk melindungi
dirinya dari pengaruh iklim membentuk pola kebudayaan manusia, manusia membangun
shelter sebagai tempat berlindung melalui rangkaian proses “trial and error” hingga sampai
pada bentuknya yang baku.
Keberadaan sebuah karya arsitektur untuk masyarakat dan lingkungan sekitar
memberikan sebuah wacana mengenai desain dan aplikasi yang kontekstual dengan
lingkungan binaan. Indonesia sebagai salah satu negara yang beriklim tropis mem-berikan
sebuah ciri dalam setiap desain bangunannya, yang terpresentasikan ke da-lam sebuah karya
arsitektur.
Mengakomodasi kekuatan lingkungan alam sekitar dengan lingkungan binaan dan
habitat fisik manusia (hunian). Faktor-faktor yang dipandang bermanfaat atau tantangan
terhadap lingkup binaan hunian manusia yaitu :
1. Prilaku dan karakteristik elemen-elemen alam semesta seperti: udara, matahari, dan air di
kaji interaksinya untuk kebutuhan manusia dalam lingkup hunian / bangunan.
2. System bangunan: pengontrolan thermal, pencahayaan, akustik, sirkulasi udara,
transportasi vertikal, pengontrolan kebakaran dan penanganan sistim pembuangan.
3
3. Prilaku thermal dalam bangunan: analisis/ kalkulasi kebutuhan beban pendinginan
(cooling) dan pemanasan (heating), ventilasi alam strategi, strategi aplikasi pendinginan/
pemanasan pasip, aktip dan hibrid, strategi aplikasi pencahayaan alami atau buatan.
Hasil karya bentuk suatu arsitektur banyak terkaitkan pertimbangan berbagai aspek
seperti : ekologi, bioclimatic, sains bangunan/lingkungan, ekonomi, teknologi canggih,
ideologi, philosofi, & dekonstruksi, dan lain. Tiap desainer/arsitek mempunyai misi tertentu
(yang paling lazim hemat energi, ramah lingkungan hidup) dalam menghasilkan suatu karya
arsitektur.
Karya bangunan/arsitektur yang didesain para arsitek dengan latar belakang ilmu sains
bangunan dan sains lingkungan yang tinggi akan menghasilkan ciri-ciri bentuk arsitektur
yang “reality”, “technology”, “fungsional” dan “served”. Bentuk bangunan juga terkait pada
prilaku faktor-faktor ekologi, seperti pergerakkan angin pada bidang atap, sehingga nilai efek
daerah tekan dan hisap terendah.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana intensitas pencahayaan di suatu wilayah
2. Untuk mengetahui bagaimana temperatur / suhu di suatu wilayah
3. Untuk mengetahui bagaimana kelembaban di suatu wilayah
4. Untuk mengetahui pergerakan arah angin di suatu wilayah
C. MANFAAT
1. Dapat memahami bagaimana intensitas pencahayaan di suatu wilayah
2. Dapat memahami bagaimana temperatur / suhu di suatu wilayah
3. Dapat memahami bagaimana kelembaban di suatu wilayah
4. Dapat memahami bagaimana pergerakan arah angin di suatu wiilayah
4
BAB II
TEORI DASAR
A. PENCAHAYAAN
Definisi Cahaya
Menurut IESNA (2000), cahaya adalah pancaran energi dari sebuahpartikel yang dapat
merangsang retina manusia dan menimbulkan sensasi visual. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, cahaya merupakan sinar atau terang dari suatu benda yang bersinar seperti bulan,
matahari, dan lampu yang menyebabkan mata dapat menangkap bayangan dari benda – benda
di sekitarnya.
Definisi Pencahayaan
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada sebuah bidang
permukaan. Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan didefinisikan sebagai tingkat
pencahayaan rata – rata pada bidang kerja, dengan bidang kerja yang dimaksud adalah sebuah
bidang horisontal imajiner yang terletak setinggi 0,75 meter di atas lantai pada seluruh
ruangan (SNI Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung,
2000). Pencahayaan memiliki satuan lux (lm/m²), dimana lm adalah lumens dan m² adalah
satuan dari luas permukaan. Pencahayaan dapat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar.
Pencahayaan yang baik menyebabkan manusia dapat melihat objek – objek yang
dikerjakannya dengan jelas.
Sumber Pencahayaan
Menurut sumber cahaya, pencahayaan dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang memiliki sumber cahaya yang berasal
dari alam, seperti matahari, bintang, dll. Matahari adalah sumber pencahayaan alami
yang paling utama, namun sumber pencahayaan ini tergantung kepada waktu (siang hari
atau malam hari), musim, dan cuaca (cerah, mendung, berawan, dll).
5
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari sumber cahaya selain
cahaya alami, contohnya lampu listrik, lampu minyak tanah, lampu gas, dll. Pencahayaan
buatan diperlukan ketika :
pencahayaan alami tidak tersedia di ruangan pada saat matahari terbenam,
pencahayaan alami tidak mencukupi kebutuhan cahaya seperti pada saat hari
mendung,
pencahayaan alami tidak dapat menjangkau tempat tertentu yang jauh dari jendela
dalam sebuah ruangan,
pencahayaan merata pada ruangan yang lebar diperlukan,
pencahayaan konstan diperlukan seperti pada ruangan operasi,
diperlukan pencahayaan yang arah dan warnanya dapat diatur, dan
diperlukan pencahayaan untuk fungsi tertentu seperti menyediakan kehangatan bagi
bayi yang baru lahir.
B. TEMPERATUR
Suhu adalah kemampuan benda memberi dan menerima panas ataupun dingin. Suhu
diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suhu benda yang dinyatakan dalam derajat suhu.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah Termometer. Ada beberapa jenis
termometer sesuai denga kegunaannya, ada tiga macam jenis termometer, yaitu termometer
biasa, termometer maksimum, dan termometer minimum. Termometer biasa digunakan untuk
mengukur suhu udara dan suhu tanah sesuai dengan turun naiknya cairan atauperubahan
sensor logam yang dapat di baca. Termometer maksimum bekrrja berdasarkan prinsip
pemuaian zat-zat seperti termometr biasa. Termometer minimum biasanya menggunakan
alkohol.( Kartasapoetra,2005)
Ketiga alat tersebut biasanya digunakan untuk mengukur suhu udara dan suhu air, untuk
mengukur suhu tanah digunakan alat yang bernama termometer tanah, prinsip kerjanya
hampir sama dengan ketiga termometer diatas, tapi sensornya di terbenamkan di dalam tanah
sesuai kedalaman yang diinginkan. Ketinggian juga berpengaruh terhadap suhu. Suhu di
pegunungan akan berbeda jika dibandingkan dengan suhu di pantai atau di dataran rendah. Di
atmosfer dijumpai bahwa peningkatan panas laten akibat penguapan tidak menyebabkan
6
kenaikan suhu udara, tetapi penguapan justru menurunkan suhu udara karena proporsi panas
terasa (yang menyebabkan kenaikan suhu udara) menjadi berkurang.
Suhu Udara
Suhu udara di atmosfer bervariasi menurut letak ketinggian tempat. Hingga ketinggian
tertentu. Suhu udara dapat menurun, tetapi menurut ketinggian yang lainnya meningkat. Pada
lapisan Troposfer (lapisan bawah atmosfer) suhu udara menurun menurut letak ketinggian
tempat hingga ketinggian 10 km dengan gradein penurunan suhu 5,0-6,5 oC per 1000 m
diatas permukaan laut. Menrunnya suhu menurut letak ketinggian tempat ini dimungkinkan
karena beberapa hal antara lain :
Pengaruh keadaan suhu dekat permukaan bumi.
Pengaruh lautan
Pengaruh kerapatan udara
Pengaruh angin secara tidak langsung
Pengaruh panas laten
Penutup tanah
Tipe tanah
Pengaruh sudut datang sinar matahari
Penyebaran suhu udara menurut waktu dapat dikaji dalam dua pola :
1. Pola suhu diurnal (suhu udara setiap jam selama 24 jam)
2. Pola suhu udara rata-rata harian menurut bulanan dan tahunan. (Muin, 2008)
7
C. KELEMBABAN
A. Pengertian Kelembaban
Kelembapan udara (humidity gauge) adalah jumlah uap air diudara (atmosfer).
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan
dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat yang
digunakan untuk mengukur kelembapan disebut dengan Higrometer. Sebuah humidistat
digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah
pengawal lembap (dehumidifier).
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak
daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air
didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu.
Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat
dikandungnya disebut udara jenuh.
Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara.
Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu.
Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F),
dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
Ada dua istilah kelembapan udara yaitu kelembapan tinggi dan kelembapan rendah.
Kelembapan tinggi adalah jumlah uap air yang banyak diudara, sedangkan kelembapan
rendah adalah jumlah uap air yang sedikit diudara.
Kelembapan udara dapat dinyatakan sebagai kelembapan udara absolut, kelembapan
nisbi (relatif), maupun defisit tekanan uap air.Kelembapan absolut adalah kandungan uap air
yang dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya per satuan volume (kg/m 3).
Kelembapan nisbi (relatif) adalah perbandingan kandungan (tekanan) uap air actual dengan
keadaan jenuhnya (g/kg). Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh
dengan tekanan uap aktual.
D. ARAH ANGIN
1. Definisi angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan
udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
2. Jenis – jenis angin
Tekanan udara berbeda-beda antar tempat dan pada tempat tertentu dapat berubah secara
dinamis. Perbedaan tekanan udara ini menyebabkan terjadinya angin. Oleh karena itu,
angin juga sangat bergantung pada tempatnya. Angin selalu diberi nama sesuai dengan
arah asalnya, antara lain sebagai berikut :
8
a. Angin laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. angin ini
biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
b. Angin darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. angin jenis
ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan di laut
c. Angin lembah
Pada siang hari pemanasan lebih cepat terjadi pada lereng gunung sehingga
temperaturnya lebih tinggi daripada lembah. Oleh karena itu tekanan udara di
lereng gunung menjadi lebih rendah daripada di lembah sehingga terjadi
pergerakan udara dari lembah menuju lereng gunung. Pergerakan udara itu
disebut angin lembah
d. Angin gunung
Pada malam hari terjadi keadaan sebaliknya, yaitu suhu udara di lereng gunung
lebih rendah daripada di lembah sehingga tekanan udara di gunung lebih besar
daripada di lembah. Oleh karena itu, terjadi pergerakan udara dari lereng gunung
menuju lembah. Pergerakan udara itu disebut angin gunung.
e. Angin musim barat
Angin musim barat/angin muson barat adalah angin yang mengalir dari Benua
Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah
hujan yang banyak di indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin
melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Angin musim barat
menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan
f. Angin musim timur
Angin Musim timur/angin muson timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan
(kemarau) di indonesia bagian timur karena angin melewati celah-celah sempit
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang
menyebabkan indonesia mengalami musim kemarau.
9
BAB III
ISI
B. ALAT PRAKTIKUM
Handphone (Aplikasi Galaxy Sensors)
Kompas
Wind Sock (penunjuk arah angin)
Alat tulis
C. HASIL PRAKTIKUM
10