Sensor Oxygen PDF
Sensor Oxygen PDF
Cara Kerja:
Ketika oxygen exhaust berkadar tinggi, tegangan keluaran sensor oxygen
akan rendah. Ketika oxygen exhaust berkadar rendah, tegangan keluaran
sensor oxygen akan tinggi. Perbedaan yang tinggi dalam kandungan oxygen
antara saluran exhaust dan atmospheric memperbesar sinyal tegangan.
Berdasarkan kandungan oxygen inilah, ECM dapat menentukan jika A/F rasio dalam
keadaan gemuk atau kurus, dan dia akan mengaturnya sesuai dengan yang
disetingnya. Sebuah campuran bahan bakar yang gemuk hamper menghabiskan semua
kandungan oxygen, oleh karena itu tegangan sinyalnya menjadi tinggi, berada antara
0,6 – 1,0 volt. Sebuah campuran bahan bakar kurus mengahsilkan lebih banyak oxygen
setelah pembakaran dibandingkan dengan campuran gemuk, oleh sebab itu sinyal
tegangannya rendah, antara 0,4 – 0,1 volt. Dalam stoichiometric ratio terbaik untuk
bahan bakar (A/F) adalah 14,7 : 1, tegangan keluaran sensor oxygen akan mendekati
level 0,45 volt.
Perubahan yang kecil dalam A/F dari titik stoichiometricnya akan secara
radikal mengubah sinyal tegangan keluaran. Sensor oxygen jenis ini
seringkali disebut sebagai narrow range sensor karena dia tidak dapat
mendeteksi perubahan yang kecil dari kadar oxygen di dalam saluran
exhaust yang dihasilkan oleh adanya perubahan dalam campuran A/F.
ECM akan terus menambahkan dan mengurangkan pada pasokan
bahan baker sesuai dengan siklus kondisi campurannya gemuk atau
kurus. Pembahasan lebih rinci akan dielaskan pada materi Closed Loop
Fuel Control.
Catatan khusus: Bayangkan bahwa sensor oxygen sebagai sebuah
sakelar. Suatu saat A/F berada pada stoichoimetry (14,7:1) kemudian
sensor berubah ke kondisi gemuk atau kurus.
Sensor oxygen akan mengahsilkan sinyal yang akurat hanya pada temperatur
Kerja 400’C (7500’F). Untuk mempercepat pemanasan dan menjaga agar tetap
pana dalam kondisi stasioner dan pada saat ada beban lampu, maka sensor
oxygen dilengkapi dengan sebuah elemen pemanas yang secara built-in id
dalamnya. Pemanas ini dikendalikan oleh ECM, Informasi lengkap selanjutnya
dapat anda baca secara lengkap pada bagian Pengatur Pemanas sensor oxygen.
Sensor A/F dirancang khusus dan hanya berada pada stoichiometriy, tidak akan
ada aliran arus dan tegangan di luar itu, rangkaian pendeteksinya adalah 3,3 volt.
Suatu campuran gemuk, di mana hanya meninggalkan oxygen sisa pembakaran
yang sedikit akan menghasilkan sebuah aliran arus negative kemudian rangkaian
deteksi akan menghasilkan tegangan tegangan di bawah 3,3 volt. Sebaliknya
sebuah campuran yang kurus, yanga mana menyisakan lebih banyak kandungan
oxygen di dalam saluran exhaust, akan menghasilkan suatu aliran arus positif dan
rangkaian deteksi akan menghasilkan sebuah tegangan diatas 3,3 volt.
Catatan:
Sinyal tegangan keluaran dari sensor A/F adalah berlawanan dengan
sinyal yang dihasilkan oleh sebuah sensor oxygen jenis narrow range.
Tegangan keluaran yang melalui rangkaian deteksi akan meningkat
sebagai akibat campuran yang kurus.
HINT
Bayangkanlah bahwa sebuah sensor A/F itu bagaikan sebuah generator
yang dapat mengubah polaritas. Ketika campuran bahan bakar gemuk
(kandungan oxygen tinggi pada saluran exhaust), Sensor A/F
mengenerate arus dengan arah negative (-). Jika campuran berubah
kurus (kandungan oxygen rendah pada saluran exhaust), Sensor A/F
mengenerate arus dalam arah yang positif (+). Pada titik stoichoimetric
tidak ada arus yang degenerate.
Rangkaian deteksi selalu mengukur arah dan banyaknya arus yang
dihasilkan. Hasilnya adalah bahwa ECM mengetahui secara pasti
seberapa gemuk atau kurus campuran yang terjadi dan seberapa cepat
koreksi A/F dapat dilakukan dari sensor oxygen. Oleh sebab itu tidak
ada siklus dan biasanya berkisar 3,3 volt.
Sebuah oxygen sensor yang sudah terkontaminasi tidak akan menghasilkan suatu
tegangan yang dikehendaki dan tidak akan berubah sempurna dalam
pengukurannya. Sensor dapat terkontaminasi dari engine coolant, cairan pelumas,
bahan-bahan additive gasket, dan bahan additive bahan bakar yang salah. Dalam
kasus sensor oxygen yang terkontaminasi sensor bisa dikatakan limbung, karena
memerlukan waktu yang lama sekali untuk berubah dari kondisi gemuk ke kondisi
kurus atau sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi emisi gas buang dan
menimbulkan masalah pada kemampuhan pengendaraan.
Rangkaian pemanas ini adalah rangkaian duty ratio yang dikontrol secara PWm.
Ketika dingin, ratio duty akan tinggi, dan begitu sebaliknya. Rangkaian selalu
dimonitor guna meyakinkan bahwa dia selalu berada pada operasi yang benar.
Jika ada ketidaknormalan terjadi, maka rangkaian otomatis dimatikan dan sensor
A/F tidak akan beroperasi dalam kondisi ini dan diset sebuah DTC P0125.
The properties of titania are such that its resistance changes in accordance with
the oxygen concentration of the exhaust gas. This resistance changes abruptly at
the boundary between a lean and a rich theoretical air/fuel ratio, as shown in the
graph. The resistance of titania also changes greatly in response to changes in
temperature. A heater is, thus built into the laminated substrate to keep the
temperature of the element constant
This sensor is connected to the ECM as shown in the following circuit diagram. A 1.0
volt potential is supplied at all times to the 0" positive (+) terminal by the ECM. The ECM
has a builtin comparator that compares the voltage drop at the Ox terminal (due to the
change in
resistance of the titania) to a reference voltage (0.45 volts). If the result shows that the
Ox voltage is greater than 0.45 volts (that is, if the oxygen sensor resistance is low), the
ECM judges that the air/fuel ratio is rich. If the 0, voltage is lower than 0.45 volts (oxygen
sensor resistance high), it judges that the air/fuel ratio is lean
TUGAS
NAME: ___________________________
3. Explain in detail how the PCM (ECM) uses the O2 sensor information.
8. Explain how the heater circuit is controlled in an Air Fuel Ratio Sensor