Studi Kasus Minor Traumatik Ulser
Studi Kasus Minor Traumatik Ulser
TRAUMATIK ULSER
Disertai
COATED TONGUE
Oleh :
Siti Mutia Chairunnissa
160110080093
Pembimbing:
Tenny Setiani, drg. Sp.PM
Indah Suasani W., drg.
PENDAHULUAN
Traumatik ulser adalah bentuk lesi ulseratif yang disebabkan oleh adanya
trauma. Orang awam sering menyebutnya sariawan. Lesi ini merupakan salah satu
lesi rongga mulut yang sering terjadi. Hampir semua orang pernah mengalami
sariawan. Mayoritas sariawan terasa sakit dan mengganggu saat makan ataupun
penggunaan sikat gigi yang terlalu keras sehingga melukai gusi, tergigit atau akibat
Coated tongue adalah suatu keadaan dimana terdapat selaput putih pada
permukaan lidah. Kelainan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti
demam, kebersihan mulut yang buruk, perokok, atau bisa juga karena adanya lesi
Makalah ini merupakan laporan kasus dari pasien yang datang ke Rumah Sakit
Gigi dan Mulut pada tanggal 07 Juni 2012 dengan keluhan adanya sariawan pada
lidah dan bibir sebelah kanan. Pasien mengaku sariawan muncul karena tergesek-
gesek gigi yang tajam. Sebelumnya, pasien juga pernah mengalami sariawan di
tempat yang sama. Selama ini pasien hanya meminum larutan penyegar panas dalam
untuk meredakan rasa sakit namun sariawan tetap ada. Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis, akhirnya diagnosa untuk kasus ini adalah traumatik ulser disertai
1
(triamsinolon) pada kedua lesi, memperbanyak asupan cairan serta membersihkan
lidah menggunakan tongue scrapper dua kali sehari (jika ulser sudah sembuh).
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Status Klinik IPM
2.1.1 Status Umum
Nama : Ny. R M
NRM : 2012 - 01906
Jenis Kelamin : Wanita
Usia : 31 Tahun
Status : Sudah Menikah
Alamat : Jl. Cikutra Barat Gang Bojong Tengah RT 04 / RW12
Tanggal Pemeriksaan : 7 Juni 2012
2.1.2 Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan adanya sariawan pada pipi bagian dalam sebelah
kanan dan lidah sebelah kanan. Sariawan mulai muncul kurang lebih 1 minggu yang
lalu. Pasien mengaku sariawan muncul karena tergesek-gesek oleh gigi yang tajam.
Pasien juga mengaku jarang mengkonsumsi air putih. Sekarang ini daerah sariawan
terasa sakit. Sakit terasa lebih parah jika memakan makanan keras dan makan/minum
panas. Sakit terasa lebih ringan jika meminum minuman dingin. Sebelumnya pasien
juga pernah mengalami sariawan pada daerah yang sama sekitar satu bulan yang lalu.
Pasien hanya mengkonsumsi larutan penyegar panas dalam untuk meringankan rasa
sakit. Anggota keluarga pasien mempunyai riwayat sariawan. Pasien baru saja
dilakukan penjabutan (1 hari yang lalu) dan sedang mengkonsumsi antibiotik serta
obat pereda sakit. Pasien ingin sariawannya diobati.
3
Asma/Alergi : YA/TIDAK
Penyakit Hepar : YA/TIDAK
Kelainan GIT : YA/TIDAK (Gastritis)
Penyakit Ginjal : YA/TIDAK
Kelainan Darah : YA/TIDAK
Hamil : YA/TIDAK
Kontrasepsi : YA/TIDAK
Lain-lain : YA/TIDAK
4
Bibir : TAK
Wajah : simetri/asimetri
Sirkum oral : TAK
Lain-lain : TAK
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
3
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang
Radiologi : TDL
Darah : TDL
Patologi anatomi : TDL
Mikrobiologi : TDL
2.1.10 Diagnosis
D/ Traumatik ulser a/r dorsal lidah dextra dan bukal dextra
DD/ Stomatitis apthous rekuren
4
Gambar 2.1 Ulser pada anterior dorsum lidah bagian kanan
5
2.2 Status Kontrol IPM
Tanggal : 13 Juni 2012
2.2.1 Anamnesis
Pasien datang pada hari ke 7 untuk melakukan kontrol. Sebelumnya pasien
mengeluhkan adanya sariawan pada pipi bagian dalam sebelah kanan dan pada lidah
sebelah kanan. Setelah mengikuti instruksi pengolesan obat triamcinolon acetonide
0,1% serta memperbanyak asupan cairan, sariawan menghilang pada hari ke-2.
Sekarang sariawan pasien telah sembuh dan tidak terasa sakit.
6
Mukosa bukal : Terdapat garis putih sejajar oklusal dari regio 37 – 35 dapat
dikerok.
Mukosa labial : TAK
Palatum durum : TAK
Palatum mole : TAK
Frenulum : TAK
Lidah : Terdapat lekukan pada bagian tengah dorsal lidah
Dasar mulut : TAK
Saliva : Agak kental
2.2.5 Diagnosis
D/ Post traumatik ulser a/r dorsal lidah dextra dan bukal dextra
7
Gambar 2.3 Traumatik ulser pada lidah setelah perawatan
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.2 Etiologi
Traumatik ulser dapat diakibatkan oleh trauma fisik atau kimia (Field dan
Longman, 2003). Trauma fisik bisa didapat dari trauma mekanis, thermal atau
elektrikal. Pada umumnya traumatik ulser adalah akibat dari trauma mekanis seperti
mukosa yang tergigit, iritasi dari restorasi atau gigi yang fraktur, serta dari benda-
benda tajam yang ada di dalam mulut seperti alat ortodontik dan prostodontik.
Penyebab traumatik ulser juga bisa didapat dari trauma kimia. Iritasi kimiawi
pada mukosa mulut dapat menimbulkan ulserasi. Penyebab umum dari ulserasi jenis
ini adalah tablet aspirin atau krim sakit gigi yang diletakkan pada gigi-gigi yang sakit
atau di bawah protesa yang tidak nyaman (Lewis & Lamey , 1998; Langlais & Miller,
2000).
9
jaringan nekrotik berwarna putih kekuningan dikelilingi oleh daerah erithem (Sonis et
al, 1984).
Pada kasus trauma mekanis, bentuk lesi biasanya ireguler atau sesuai dengan
area sumber trauma. Sebab itu, ulserasi yang terlihat ireguler biasanya merupakan
hasil dari trauma. Ulser akibat iritasi kimia, memperlihatkan daerah superfisial erosi
yang lebih luas, juga disertai dengan eksudat fibrinous (Lewis and Jordan, 2004).
Gambar 3.1 Traumatik ulser akibat restorasi yang patah pada gigi molar sati
bawah (Lewis dan Jordan, 2004)
10
Penyebab pasti dari RAS masih belum diketahui, namun kemungkinan
bersifat multifaktor. RAS timbul karena pengaruh faktor-faktor predisposisi seperti
stres, trauma, alergi, gangguan endokrin, makanan yang bersifat asam, atau makanan
yang mengandung gluten. Pemeriksaan intra oral diperlukan untuk mengetahui
sumber trauma. (Little, et al, 2002).
Berdasarkan gambaran klinisnya, RAS dibagi menjadi 3 macam, yaitu tipe
minor, mayor, dan herpetiform.
1) RAS minor
RAS minor tampak sebagai ulkus oval, dangkal, berwarna kuning-kelabu,
dengan diameter sekitar 3-5 mm. Tidak ada bentuk vesikel yang terlihat pada
ulkus ini. Tepi eritem yang mencolok mengelilingi pseudomembran fibrinosa.
Rasa terbakar merupakan keluhan awal, diikuti rasa sakit hebat beberapa hari.
Ulkus bisa tunggal maupun multiple, dan sembuh spontan tanpa pembentukan
jaringan parut dalam waktu 14 hari. Kebanyakan penderita mengalami ulser
multiple pada 1 periode dalam waktu 1 bulan (Langlais dan Miller, 2003).
2) RAS Mayor
RAS mayor berdiameter lebih dari 1 cm, bersifat merusak, ulser lebih dalam,
dan lebih sering timbul kembali. Umumnya terjadi pada wanita dewasa muda
yang mudah cemas. Seringnya multipel, meliputi palatum lunak, fausea tonsil,
mukosa bibir, pipi, dan lidah, kadang-kadang meluas sampai ke gusi cekat.
11
Ulkus ini memiliki karakteristik, crateriform, asimetris dan unilateral. Bagian
tengahnya nekrotik dan cekung. Ulkus sembuh beberapa minggu atau bulan,
dan meninggalkan jaringan parut (Langlais dan Miller, 2003).
3) RAS Herpetiform
Secara klinis mirip ulkus-ulkus pada herpes primer. Gambaran berupa erosi
kelabu yang jumlahnya banyak, berukuran sekepala jarum yang membesar,
bergabung dan menjadi tak jelas batasnya. Awalnya berdiameter 1-2 cm dan
timbul berkelompok 10-100 buah. Ulkus dikelilingi daerah eritem dan
mempunyai gejala sakit. Biasanya terjadi hampir pada seluruh mukosa oral
terutama pada ujung anterior lidah, tepi-tepi lidah dan mukosa labial. Sembuh
dalam waktu 14 hari (Langlais dan Miller, 2003).
12
2. Behcet’s Syndrome
Behcets Syndrome digambarkan sebagai trias gejala yang meliputi ulser oral
rekuren, ulser genital rekuren, dan lesi mata. Behcet’s syndrome disebabkan oleh
imunokompleks yang mengarah pada vasculitis dari pembuluh darah kecil dan sedang
dan inflamasi dari epitel yang disebabkan oleh limfosit T dan plasma sel yang
imunokompeten. Lesi tunggal yang paling umum terjadi pada Behcet’s syndrome
terjadi di mukosa oral. Ulser oral rekuren muncul pada lebih dari 90% pasien. Lesi ini
tidak dapat dibedakan dari RAS. Beberapa pasien memiliki riwayat lesi oral ringan
yang rekuren. Beberapa pasien lainnya memiliki lesi yang besar dan dalam serta
meninggalkan jaringan parut yang mirip dengan lesi RAS mayor.
3.1.5 Perawatan
Perawatan traumatik ulser meliputi eliminasi faktor penyebab serta penggunaan
antiseptic mouthwash seperti chlorhexidine 0.2% atau paliasi menggunakan salep
anastetikum selama fase penyembuhan berlangsung.
Ketika sumber iritasi atau faktor penyebab sudah dihilangkan, traumatik ulser
akan sembuh antara 10 – 14 hari. Jika lebih dari itu ulserasi belum sembuh, pasien
sebaiknya dikonsulkan kepada dokter spesialis dan dilakukan biopsi untuk melihat
kemungkinan dari karsinoma oral (Sonis et al, 1984; Laskaris, 2006).
13
3.2 Coated Tongue
3.2.1 Definisi
Coated tongue atau disebut juga furred tongue, merupakan penampakan
klinis dari lidah berselaput yang terjadi pada dorsum lidah. Selaput pada lidah
tersebut dapat terjadi karena adanya sel-sel deskuamasi dan debris (Cawson dan
Odell, 2002).
3.2.2 Etiologi
Coated tongue terbentuk terutama ketika papila lidah terinflamasi. Inflamasi
ini biasanya terjadi sebagai akibat dari demam, dehidrasi, pernapasan melalui mulut,
dan merokok. Selain itu, keterkaitan penyakit sistemik maupun penggunaan obat-
obatan juga diakitakan sebagai faktor yang dapat mengakibatkan coated tongue.
Faktor predisposisi yang juga mempengaruhi terjadinya coated tongue diantaranya
lesi oral yang sakit, kebersihan rongga mulut yang buruk, dehidrasi, dan diet
makanan lunak (Laskaris, 2006).
Papila lidah terutama banyak terdapat pada dorsal lidah. Pada permukaan
lidah terdapat lapisan pelindung yang disebut dengan keratin. Dalam keadaan normal,
keratin pada permukaan dorsal lidah dapat mengalami deskuamasi (pengelupasan)
selama fungsi, dan keratin yang terdeskuamasi tersebut diganti dengan keratin yang
baru. Akan tetapi keseimbangan ini terganggu seperti yang diakibatkan pada
penyebab diatas. Akibatnya, keratin tidak mengalami deskuamasi melainkan
terakumulasi pada papila filiformis. Iritasi yang berkelanjutan mengakibatkan papila
filiformis mengalami hipertropi dan pemanjangan sehingga lidah tampak berselaput
atau berambut. Hal ini akan mengakibatkan retensi makanan dan pigmen. Keadaan
lidah seperti inilah yang disebut dengan coated tongue (Langlais dan Miller, 1994).
14
serta bakteri. Lapisan ini akan muncul dan hilang dalam jangka waktu yang pendek.
Diagnosa didapat dari penampakannya secara klinis (Laskaris, 2006).
15
2. Hairy Tongue
Hairy tongue atau lidah berambut merupakan suatu kondisi yang biasa terjadi
akibat adanya penumpukan keratin pada papilla filiformis lidah sehingga
menghasilkan suatu keadaan yang terlihat seperti rambut. Penyebab dari kelainan ini
tidak diketahui, namun terdapat faktor predisposisi yang dapat menimbulkan kelainan
ini, yaitu kebersihan rongga mulut yang buruk, obat kumur yang mengandung oksida,
antibiotik, merokok, terapi radiasi, stress, dan infeksi bakteri serta jamur Candida sp.
Secara klinis, terdapat pemanjangan papilla filiformis pada dorsal lidah yang kadang-
kadang pemanjangannya sampai beberapa millimeter. Warna yang terlihat bermacam-
macam mulai dari putih sampai coklat atau hitam. Biasanya jarang terjadi gejala lain
yang menyertai, tapi mungkin terjadi sensasi muntah atau geli pada palatum
(Laskaris, 2006).
3.2.5 Terapi
Terapi yang tepat untuk menghilanglan coated tongue adalah dengan
melakukan penyikatan lidah secara rutin menggunakan tongue scrapper. Penyikatan
lidah secara teratur dapat mengurangi atau mengobati coated tongue dengan
membuang sel-sel mati, sisa makanan, dan bakteri yang terdapat pada papilla-papilla
lidah.
16
Menghilangkan faktor penyebab juga penting untuk mengurangi coated tongue,
contohnya pada perokok perokok. Dengan menghentikan kebiasaan merokok akan
sangat membantu pemulihan lidah. Penanganan penyakit sistemik yang diduga
memicu coated tongue juga perlu dilakukan. Selain itu penghentian konsumsi obat
antibiotik dapat mengembalikan fungsi papilla filiformis secara efektif.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
18
Perawatan yang dilakukan untuk kasus traumatik ulser yang disertai coated
tongue ini adalah menghilangkan faktor penyebab, yaitu pencabutan gigi yang tajam
dan menghilangkan ulser. Pasien telah melakukan pencabutan gigi tersebut satu hari
sebelum datang ke bagian Ilmu Penyakit Mulut RSGM sehingga terapi yang
diberikan untuk mempercepat penyembuhan ulser ini adalah aplikasi triamcinolon
acetonide 0,1%. Pasien juga diinstruksikan untuk menjaga oral hygiene (OHI),
memperbanyak asupan cairan, serta membersihkan lidah dengan menggunakan
tongue scrapper dua kali sehari (jika sariawan sudah sembuh). Penanganan penyakit
sistemik yang diduga memicu coated tongue juga perlu dilakukan sehingga pasien
dianjurkan untuk makan dengan teratur dan memeriksaan penyakit gastritis yang
dideritanya.
Tujuh hari kemudian pada tanggal 13 Juni 2012, pasien datang untuk
melakukan kontrol. Pasien sudah mengikuti insutruksi perawatan dengan baik. Ulser
sudah tidak tampak dan tidak terasa sakit lagi. Pasien mengaku sariawan sembuh
pada hari ke tiga setelah pencabutan. Lapisan putih pada lidah pun sudah tidak
terlihat lagi. Pasien tetap diinstruksikan untuk menjaga oral hygiene (OHI).
Hal ini menunjukkan adanya keberhasilan rencana perawatan. Ulser pasien
sembuh dalam tiga hari. Coated tongue sudah tidak terlihat pada saat kontrol di hari
ke tujuh. Pasien juga sangat kooperatif dan melakukan instruksi perawatan dengan
baik.
19
BAB V
KESIMPULAN
20
Daftar Pustaka
Cawson, RA and EW Odell. 2002. Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine.
7th ed. Edinburg : Churchill Livingstone.
Greenberg, M.S and Michael Glick. 2003. Burket’s Oral Medicine : Diagnosis and
Treatment. Spanyol : BC Decker Inc.
Langlais, RP, Miller CS. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Alih
Bahasa. 2000
Lewis, M. A. O. dan Lamey, P. J. 1998. Tinjarruan Klinis Penyakit Mulut. Widya
Medika : Jakarta
____________ and M.C.K Jordan. 2004. A Colour Handbook of Oral Medicine.
London:Manson.
Laskaris, George. 2006. Color Atlas of Oral Disease: second edition. New York :
Thieme
Sonis ; Fazio ; Fang . 1984 . Principle and Practice of Oral Medicine 2nd edition .
USA.
21