Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan
syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-nya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad Saw dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia
mendampingi beliau. Terima kasih kepada keluarga, dosen, dan teman-teman yang dengan
Perbandingan Administrasi Negara ” yang kami buat berdasarkan refrensi yang kami ambil
dari beberapa sumber. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan
yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mungkin.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... I
Daftar Isi..................................................................................................................... II
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan Penyusunan Makalah ……………………………………………………. 2
Bab II Pembahasan
2.1 Faktor Penyebab Timbulnya Perbedaan................................................... 6
2.3 Birokrasi….................................................................................................
12
Daftar Pustaka............................................................................................................ 16
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap Negara-negara didunia memiliki struktur pemerintahan ataupun sistem
pemerintahan dalam penyelenggaraan kebijakan dan mengukur kualitas pelayanan yang
diberikan suatu Negara kepada warganya. Setiap sistem maupun detail pemerintahan yang
dianut di dalam suatu Negara tidak serta-merta timbul dengan sendirinya, melainkan
diadaptasi dari pemikiran-pemikiran para ilmuwan yang kemudian diterapkan di masing-
masing Negara sesuai dengan latar belakang suatu bangsa dan kepribadian bangsa di
dalam suatu Negara tersebut.
Dalam makalah analisis perbandingan administrasi negara ini penulis akan menguraikan
faktor penyebab Timbulnya Perbedaan dalam Perbandingan Administrasi Negara, aspek
yang diperbandingkan dalam studi perbandingan administrasi negara dan Birokrasi dapat
dijadikan sebagai fokus perbandingan administrasi negara.
4. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perbandingan Administrasi Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
a) Negara Kesatuan
Pada hakekatnya bentuk negara kesatuan ini adalah suatu negara di mana kekuasaan
dalam mengurus pemerintahan berada pada tangan pemerintah pusat. Dalam hal ini,
pemerintah pusat mempunyai kedaulatan sepenuhnya, baik kedaulatan ke dalam maupun
kedaulatan keluar. Suatu negara yang menganut bentuk negara kesatuan ini dikenal
dengan nama Negara Kesatuan dengan Sistem Sentralisasi. Selain itu dikenal pula adanya
Negara Kesatuan yang menganut sistem desentralisasi.
b) Negara Serikat
Negara serikat adalah suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak
mempunyai kedaulatan keluar. Kedaulatan keluar ini hanya dimiliki oleh
gabungan/serikat/federasi dari negara-negara bagian tersebut yang lazimnya dinamakan
Pemerintahan Federal.
c) Perserikatan Negara
Pada dasarnya bentuk negara ini sudah tidak akan dijumpai lagi. Untuk sekedar diketahui
negara yang pernah ada dan menganut bentuk perserikatan negara adalah Perserikatan
Amerika Utara (1776-1787) dan Negara Belanda pada masa Republik Der Zeven Verenigde
Nederlanden (1579-1798).
e) Negara Dominion
Dominion adalah bentuk kenegaraan yang khusus dalam lingkungan Kerajaan Inggris,
Negara dominion adalah negara yang sebelumnya merupakan jajahan Inggris yang
kemudian merdeka dan berdaulat, serta mengakui Raja/Ratu Inggris sebagai rajanya
(lambang persatuan). Negara-negara dominion tergabung dalam The British Commonwealth
of Nations (Negara-negara Persemakmuran Inggris). Negara-negara dominion memiliki
kemerdekaan dan kedaulatan penu, baik ke dalam maupun ke luar. Contoh negara-negara
persemakmuran adalah India, Selandia baru, Australia, Malaysia, Afrika Selatan, dan
Kanada.
f) Derah Jajahan
Daerah jajahan atau koloni adalah daerah yang tidak diperintah oleh suatu pemerintahan
bangsa sendiri, melainkan diperintah oleh suatu pemerintahan bangsa lain. Dengan
perkataan lain, segala sesuatunya diatur oleh negara kolonial yaitu negara penjajah itu.
g) Negara Protektorat
Protektorat adalah suatu negara yang berada di bawah lindungan negara lain yang kuat.
Umumnya, negara yang dilindungi tidak dianggap merdeka dan berdaulat. Hal-hal yang
berhubungan dengan luar negeri dan pertahanan negara diserahkan pada negara
perlindungnya.
h) Daerah Mandat
Daerah mandat pada dasarnya merupakan bekas jajahan dari negara-negara yang kalah
dalam perang Dunia I(bekas jajahan Jerman, Turki) sesuai dengan perjanjian Versailes.
Dengan perkataan lain, daerah-daerah mandat ini merupakan jajahan dalam bentuk dan
manifestasi yang baru(corak baru). Beberapa negara bekas daerah mandat (diantaranya
telah menjadi negara) adalah Siria, Libanon, Palestina (Mandat A), Togo, Kameruun
(Mandat B), Afrika Barat Daya, Beberapa pulau di lautan Pasifik, dan Papua Nugini (Mandat
C).
i) Daerah Trustee
Dengan adanya perjanjian San Fransisco sesudah Perang Dunia II lahirlah bentuk Trustee.
Adapun daerah-daerah bentuk Trustee ini adalah:
- Bekas daerah mandat yang dihasilkan perang Dunia I.
- Daerah-daerah yang dipisahkan dari negara-negara yang kalah perang dalam perang
Dunia II.
- Daerah dari suatu negara yang dengan sukarela menyerahkan urusan pemerintahannya
kepada sistem trustee.
2. Bentuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahan yang dijadikan ciri pokok sekarang ini dilihat dari cara penunjukan
kepala negara dari negara bersangkutan. Atas dasar inilah dikenal adanya bentuk-bentuk
pemerintahan.
a) Monarki
Suatu negara yang menganut bentuk pemerintahan monarki dikepalai oleh seorang
raja/ratu, yang memegang tampuk pemerintahannya secara turun-temurun.
b) Republik
Bentuk pemerintahan republik adalah suatu bentuk pemerintahan yang kepala negaranya
adalah presiden yang memegang tampuk pemerintahan melalui pemilihan umum.
Lebih lanjut baik bentuk pemerintahan monarki maupun republik masing – masing dapat
dibedakan :
1) Absolut, artinya memegang kekuaaan mutlak tanpa dibatasi oleh batas apapun juga.
2) Konstitusional, artinya kekuasaan yang ada dibatasi oleh konstitusi yang sah.
3) Perlementer, artinya suatu kekuasaan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (parlemen)
lebih menonjol.
Dengan demikian, maka bentuk – bentuk pemerintahan dari suatu negara dapat
dibedakan atas :
1) Monarki absolut
2) Monarki konstitusional
3) Monarki parlementer
4) Republik absolut
5) Republik konstitusional
6) Republik parlementer
3. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan adalah hubungan antara organ pemerintah (eksekutif) dengan organ-
organ lainnya yang terdapat dalam suatu negara, baik dalam kedudukan, peranan maupun
dalam rangka pelaksanaan fungsinya. Secara umum alat-alat perlengkapan negara yang
ada dalam suatu negara dapat dibedakan atas :
a) Badan legislatif
b) Badan eksekutif
c) Badan legislatif
d) Badan atau lembaga lainnya yang ada dan berfungsi sebagai alat perlengkapan negara.
Lebih lanjut berbagai sistem pemerintahan negara dalam hal ini dikenal dengan adanya :
a. Sistem Pemerintahan Presidensial
Bagi suatu negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial kedudukan presiden
sebagai kepala negara juga sebagai kepala pemerintahan. Adapun kekuasaan yang
dimilikinya itu merupakan kekuasaan secara riil dan dalam hal ini presiden bertindak
sebagai the first man yang mempunyai kekuasaan untuk mengangkat atau memberhentikan
menteri-menteri.
4. Sistem Politik :
Dalam hubungan ini sistem politik diartikan sebagai tata kehidupan hubungan antara
manusia yang dilembagakan di dalam macam-macam lembaga politik, baik lembaga politik
yang struktural maupun lembaga politik yang infrastruktural atau dikenal dengan
suprastruktur politik dan infrastruktur politik.
a. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik dalam hal ini meliputi lembaga-lembaga atau organ-organ alat
pelengkap negara yang ada dan berfungsi serta menjalankan perannya di dalam suatu
negara.
b. Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik dalam hal ini meliputi kekuasaan sosial politik yang tidak secara nyata
tampak di permukaan, akan tetapi sangat berpengaruh di dalam kehidupan politik suatu
negara.
Lembaga – lembaga politik yang infrastruktural ini meliputi partai – partai politik, golongan-
golongan, asosiasi-asosiasi, kelompok-kelompok penekan, kelompok-kelompok
kepentingan, public opinion, serta golongan atau kelompok lain yang dapat dipengaruhi
kehidupan politik suatu negara.
Ada 5 strata pola dan tipe birokrasi menurut Marie Fainsod yaitu:
1. Representatives Bureaucracies
2. Party State Bureaucracies
3. Military Dominated Bureaucracies
4. Riler Dominated Bureaucracies
5. Ruling Bureaucracies
Dapat dilihat bahwa fungsi dan struktur-struktur yang ada dalam pemerintahan birokrasi
berinteraksi, sama sekali tidak bisa dilepaskan dari politik. Hal itu disebabkan oleh adanya
tipe yang mewarnai birokrasi itu sendiri sebagai aparat pemerintahan beserta sistem politik
yang dianutnya.
Apabila disimpulkan dari lima macam tipe birokrasi tersebut maka tipe yang pertama
menyatakan bahwa birokrasi sebagai Administrative Body tidak bisa lepas dari kepentingan
perwakilan partai politik yang turut serta di dalam kelembagaan Negara. Sementara itu,
birokrasi hanya dapat berfungsi sebagai lembaga aparat pemerintah yang beroperasi atas
dasar kehendak sistem partai yang berlaku.
Yang kedua, tipe birokrasi yang diciptakan kehadirannya dalam pemerintahan adalah
produk dari partai politik Negara, sehingga birokrasi hanyalah merupakan alat partai dan
satu-satunya yang punya hak mengontrol lajunya birokrasi di Negara yang menganut tipe
birokrasi macam ini adalah penguasa tunggal, dalam hal ini partai, sedangkan tipe birokrasi
lainnya dimana komponen militer berperan serta di dalam birokrasi, disampingnya itu juga
secara langsung merupakan pengawas dominan atas birokrasi sipil.
Tipe birokrasi berikutnya adalah suatu sistem politik birokrasi yang dikuasai oleh
sekelompok elit yang memerankan birokrasi sebagai alat penguasaan pemerintahan.
Hal itu mungkin bisa dilakukan oleh sekelompok penguasa baik dari kalangan militer,
maupun dari kalangan politisi sipil yang punya wewenang mengatur jalannya pemerintahan
atau bisa juga dengan menjalin kerjasama antara golongan militer dengan sipil sebagai
penguasa utama dalam birokrasi tersebut.
Terakhir, peran birokrasi adalah menangani system politik Negara, maka birokrasi
dipandang sebagai sesuatu yang sangat dominan dalam tujuan Negara. Pengikutsertaan
seluruh komponen dalam masyarakat sebagai alat pengatur jalannya birokrasi dapat
diterima sejauh tidak merugikan kepentingan dan tidak mengganggu stabilitas sistem politik
Negara. Birokrat yang memegang tampuk kekuasaan Negara semata-mata berbakti untuk
kepentingan umum dan bukan untuk kepentingan golongan maupun kepentingan kelompok
sehingga terjadi lah jalinan informasi yang harmonis antara badan eksekutif, legislatif, dan
yudikatif dalam birokrasi.
BAB III
PENUTUP
4.D Kesimpulan
Thoha, Miftah. 2007. Biokrasi & Politik di Indonesia. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Zauhar, Soesilo. 2007. Reformasi Administrasi Konsep, Dimensi dan Strategi. Jakarta : Bumi
Aksara.
http://asdaliani14.blogspot.co.id/2016/11/makalah-analisis-perbandingan.html
http://sugihsetiawan.blogspot.co.id/2014/08/makalah-ilmu-perbandingan-administrasi.html
http://fitriasblog-fitria.blogspot.co.id/2012/08/birokrasi-dalam-sistem-administrasi.html