Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam PDF
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam PDF
Kerjasama antara
Pemerintah Kota Banda Aceh
dengan
GTZ – SLGSR
(Support for Local Governance for Sustainable Reconstruction)
November 2006
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
KATA PENGANTAR
Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam merupakan
realisasi dari kerjasama Pemerintah Kota Banda Aceh dengan Pemerintah Jerman
melalui GTZ-SLGSR (Support for Local Government for Sustainable Reconstruction).
Draft Laporan Akhir (Draft Final Report) ini merupakan hasil sementara kegiatan
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam yang
mengkombinasikan pendekatan perencanaan partisipatif (bottom-up planning) dan
perencanaan dari tingkat yang lebih tinggi (top-down planning).
Laporan ini berisi hasil pengumpulan data dan informasi dari para stakeholder yang
terkait, analisis, konsep perencanaan, rancangan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kecamatan Kuta Alam, serta rekomendasi dan indikasi program. Selain itu, laporan ini
juga telah mengakomodasi semua masukan dan saran yang telah diberikan pada acara
kick-off meeting dan workshop-workshop yang telah dilakukan selama proses
penyusunan RDTR ini.
Tak ada gading yang tak retak, demikian halnya dengan draft laporan ini masih
terdapat kekurangan dan kelamahan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan masukan
dan saran dari para stakeholder terkait demi kesempurnaan RDTR ini. Besar harapan
kaita bersama bahwa RDTR ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan di Kecamatan Kuta Alam.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan support,
masukan dan saran demi terselesaikannya penyusunan RDTR ini.
Penyusun,
GTZ-SLGSR
gtz – SLGSR i
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
Daftar Tabel .................................................................................................................. v
Daftar Gambar ............................................................................................................. vii
gtz – SLGSR ii
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR iv
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
DAFTAR TABEL
gtz – SLGSR v
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR vi
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.11 PDRB Kota Banda Aceh Menurut Harga Konstan Tahun 2000
Tahun 2000-2005 (Jutaan Rupiah) ......................................................... II – 15
Gambar 2.12 Pertumbuhan PDRB Kota Banda Aceh Menurut Harga Konstan
Tahun 2000 Tahun 2000-2005................................................................. II – 15
Gambar 2.13 Pertumbuhan Inflasi di Kota Banda Aceh Tahun 2000-2006 ............ II – 16
Gambar 2.14 Indikator Kemiskinan ............................................................................. II – 16
Gambar 2.15 Tingkat Kemiskinan ............................................................................... II – 17
Gambar 2.16 Jumlah Keluarga dan Keluarga Miskin Kecamatan Kuta Alam
Tahun 2002 dan 2005............................................................................... II – 17
Gambar 2.17 Pertambahan Kemiskinan di Kecamatan Kuta Alam ........................ II – 18
Gambar 2.18 Peta Kondisi Sebelum dan Sesudah Tsunami ..................................... II – 20
Gambar 2.19 Peta Pengunaan Lahan Eksisting .......................................................... II – 23
Gambar 2.20 Peta Kesesuaian Penggunaan Lahan Eksisting dengan Rencana
Penggunaan Lahan RTRW 2002-2010................................................... II – 25
Gambar 2.21 Peta Jaringan Jalan Eksisting ................................................................. II – 28
Gambar 2.22 Peta Kondisi Jalan Eksisting................................................................... II – 29
Gambar 2.23 Peta Rute Angkutan Umum................................................................... II – 30
Gambar 2.24 Kondisi Bangunan Fasilitas Pendidikan SLTA di
Kecamatan Kuta Alam ........................................................................... II – 32
Gambar 2.25 Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Kuta Alam........... II – 33
Gambar 2.26 Kondis Bangunan Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Kuta Alam ... II – 36
Gambar 2.27 Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Kuta Alam............. II – 37
Gambar 3.1 Rencana Struktur Tata Ruang Kota Banda Aceh Menurut
RTRW Kota Banda Aceh 2002-2010 ...................................................... III – 2
Gambar 3.2 Rencana Penggunaan Lahan Kota Banda Aceh Menurut
RTRW Kota Banda Aceh 2002-2010 ...................................................... III – 2
Gambar 3.3 Rencana Struktur Tata Ruang Kota Banda Aceh Menurut
Blue Print (Bappenas) ............................................................................. III – 6
Gambar 3.4 Rencana Struktur Tata Ruang Kota Banda Aceh Menurut
UURP BAC (JICA) ................................................................................... III – 7
Gambar 3.5 Rencana Penggunaan Lahan Kota Banda Aceh Menurut
UURP BAC (JICA) ................................................................................... III – 7
Gambar 3.6 Rencana Struktur Tata Ruang Kota Banda Aceh Menurut
Revisi RTRW (Departemen PU) ............................................................ III – 9
Gambar 3.7 Rencana Penggunaan Lahan Kota Banda Aceh Menurut
Revisi RTRW (Departemen PU) ............................................................ III – 9
Gambar 3.8 Perencanaan di Kecamatan Kuta Alam................................................ III – 11
Gambar 3.9 Usulan Masyarakat Kecamatan Kuta Alam ........................................ III – 20
Gambar 3.10 Zona Kerusakan Akibat Gempa dan Tsunami Kec. Kuta Alam....... III – 21
Gambar 3.11 Konsep Perencanaan Kecamatan Kuta Alam...................................... III – 23
Gambar 4.1 Peta Rencana Struktur Pelayanan Kecamatan Kuta Alam ................ IV – 4
Gambar 4.2 Peta Rencana Jaringan Jalan Kecamatan Kuta Alam ......................... IV – 8
Gambar 4.3 Peta Rencana Escape Road Kecamatan Kuta Alam............................ IV – 9
Gambar 4.4 Geometri Penampang Jalan di Kecamatan Kuta Alam...................... IV – 11
Gambar 4.5 Peta Rencana Jaringan Drainase Kecamatan Kuta Alam................... IV – 15
Gambar 4.6 Peta Rencana Jaringan Air Bersih Kecamatan Kuta Alam ................ IV – 17
Gambar 4.7 Peta Rencana Penggunaan Lahan Kecamatan Kuta Alam ................ IV – 25
Gambar 4.8 Peta Rencana Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kuta Alam ............ IV – 28
Gambar 4.7 Contoh Garis Sempadan Depan, Samping dan Belakang ................. IV – 34
gtz – SLGSR ix
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
BAB I
PENDAHULUAN
Kecamatan Kuta Alam merupakan wilayah pesisir bagian utara Kota Banda Aceh
yang terkena bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami tanggal 26
Desember 2004 lalu. Sebagian besar wilayah ini, terutama yang berada di bagian
pesisir, mengalami kerusakan yang cukup parah dengan banyaknya jumlah
korban jiwa serta hancurnya sarana dan prasarana seperti rumah, tempat ibadah,
fasilitas pendidikan, jalan, drainase, tambak dan lain-lainnya. Sedangkan untuk
sebagian wilayah Kecamatan Kuta Alam yang merupakan wilayah pusat kota
(central business district) relatif tidak terkena bencana alam gempa bumi dan
gelombang tsunami.
Setelah hampir dua tahun berlalu, telah banyak pihak yang melakukan kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi, baik oleh lembaga lokal, dalam negeri maupun dari
luar negeri yang dikoordinasikan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)
Aceh Nias. Untuk mengarahkan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut
serta mengarahkan perkembangan di masa datang, maka perlu dirumuskan
terlebih dahulu rencana tata ruangnya. Untuk itu, pada saat ini sedang dilakukan
revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banda Aceh.
1.2.1 Tujuan
Secara normatif tujuan penyusunan RDTR Kecamatan Kuta Alam ini adalah
menjabarkan RTRW Kota Banda Aceh secara lebih terperinci untuk bagian
wilayah Kecamatan Kuta Alam guna penyiapan perwujudan ruang dalam rangka
pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan di wilayah tersebut.
Secara lebih spesifik, tujuan penyusunan RDTR Kecamatan Kuta Alam ini
terutama adalah untuk mengarahkan upaya-upaya rehabilitasi dan rekonstruksi
yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Kecamatan Kuta Alam.
Manfaat dari RDTR Kecamatan Kuta Alam ini adalah sebagai pedoman untuk :
• Pemberian advis planning,
• Pengaturan bangunan setempat,
• Penyusunan rencana teknik ruang kawasan (RTRK), atau rencana tata
bangunan dan lingkungan (RTBL), yang dapat disetarakan dengan village
planning dalam konteks rehabilitasi dan rekonstruksi,
• Pelaksanaan program pembangunan yang terkait dengan pemanfaatan
ruang.
Secara lebih jelas mengenai orientasi lokasi wilayah Kecamatan Kuta Alam dapat
dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang
udara sebagai suatu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya
hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya;
2. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik
direncanakan maupun tidak;
5. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budi daya;
7. Kawasan budi daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan;
10. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi;
13. Peran serta masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas
kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat untuk berminat dan
bergerak dalam penyelenggaraan penataan ruang.
14. Izin Lokasi (IL) adalah izin yang diberikan kepada badan usaha pembangunan
perumahan dan permukiman atau kelompok masyarakat untuk memperoleh
15. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah penataan bangunan
perumahan dan permukiman yang tepat sesuai dengan peraturan bangunan
yang telah disahkan dan diberikan izin perencanaannya kepada badan usaha
pembangunan perumahan dan permukiman atau masyarakat dalam rangka
memanfaatkan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman.
16. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah izin yang diberikan untuk
mendirikan bangunan rumah secara fisik berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 1963 dan yang telah memperoleh izin perencanaannya.
17. Hak atas ruang adalah hak-hak yang diberikan atas pemanfaatan ruang
daratan, ruang lautan dan ruang udara.
18. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.
19. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi.
22. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan
tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
Dalam menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam digunakan
pendekatan perencanaan sebagai berikut :
atau tim teknis yang terdiri dari Ketua Bappeda, Kepala Dinas Tata Kota dan
Permukiman, Kepala Dinas Pengembangan Jalan dan Sumber Daya Air.
Proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam dilakukan
seperti terlihat pada diagram alur kerangka pemikiran seperti terlihat pada
Gambar 1.2.
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran Proses Penyusunan RDTR Kecamatan Kuta Alam
Permasalahan Pokok
Draft Laporan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam ini mengikuti
sistematika laporan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang, tujuan, fungsi dan manfaat,
ruang lingkup, pendekatan perencanaan, dan sistematika laporan.
Bab III Dasar Pertimbangan Penyusunan RDTR Kecamatan Kuta Alam, yang
berisikan review kebijakan pembangunan dan tata ruang, review pedoman
pembangunan bangunan, review terhadap kemajuan pelaksanaan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Kecamatan Kuta Alam, usulan
pengembangan berdasarkan hasil workshop, kesesuaian dan kemampuan
lahan, daya tampung ruang dan prediksi jumlah penduduk, konsep dasar
pengembangan ruang, kebutuhan ruang untuk pengembangan.
Bab IV Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam, yang berisikan tujuan
pengembangan kawasan, rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang,
pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan, dan pedoman
pengendalian pemanfaatan ruang.
gtz – SLGSR I - 10
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
BAB II
KARAKTERISTIK WILAYAH
KECAMATAN KUTA ALAM
Pada bab ini akan dibahas mengenai karakteristik Kecamatan Kuta Alam, yang
meliputi wilayah administrasi, fisik dasar, kependudukan, perekonomian,
struktur dan pola pemanfaatan ruang, transportasi, serta fasilitas dan utilitas.
Kecamatan Kuta Alam merupakan bagian dari wilayah administrasi Kota Banda
Aceh dengan luas wilayah sebesar 1.007 Ha. Kecamatan ini terdiri dari 9
Kelurahan dan 2 Gampong. Batas administrasi Kecamatan Kuta Alam adalah :
¾ Sebelah Utara : Kecamatan Syiah Kuala dan Selat Malaka
¾ Sebelah Selatan : Kecamatan Baiturrahman, Lueng Bata dan Ulee Kareng
¾ Sebelah Barat : Krueng Aceh, Kecamatan Kuta Alam
¾ Sebelah Timur : Krueng Titi Panjang, Kecamatan Syiah Kuala.
Untuk lebih jelasnya mengenai nama dan luas masing-masing kelurahan dan
gampong di Kecamatan Kuta Alam dapat dilihat pada Tabel II.1, sedangkan
orientasi Kecamatan Kuta Alam dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Tabel II.1
Luas Kelurahan dan Gampong di Kecamatan Kuta Alam
Rasio Terhadap Luas
No Kelurahan/Gampong Status Luas Wilayah (Ha)
Kecamatan (Ha)
gtz – SLGSR II - 1
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR II - 2
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
2.2.1 Ketinggian
Secara umum Kecamatan Kuta Alam berada pada ketinggian 0,5-5 meter diatas
permukaan laut, dengan demikian dari segi geografis Kecamatan Kuta Alam
termasuk dalam zona dataran rendah (kurang dari 100 m dpl) dengan ketinggian
tempat 1-10 mdpl. Berdasarkan The urban, rural regional planning field (1980) bahwa
kegiatan budidaya perkotaan dapat dikembangkan pada ketinggian regional
<1000 m dpl. Berdasarkan kriteria ketinggian tersebut maka Kecamatan Kuta
Alam sangat sesuai untuk pengembangan kawasan perkotaan. Untuk lebih
jelasnya mengenai orientasi pengembangan wilayah serta mengenai kriteria
ketinggian, kemiringan dan penggunaan lahan di Kecamatan Kuta Alam dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2
Orientasi Pengembangan Wilayah
Kriteria Ketinggian, Kemiringan dan Penggunaan Lahan
< 15 %
2.2.2 Kemiringan
Kemiringan lahan di Kecamatan Kuta Alam berada pada kemiringan 0-8% atau
berada pada lahan yang relatif datar. Bentuk dasar permukaan tanah atau struktur
topografi suatu kawasan merupakan sumber daya yang sangat mempengaruhi
lokasi. Pemahaman lengkap terhadap struktur topografi tidak hanya memberi
petunjuk terhadap pemilihan rute lintasan tetapi juga menyatakan susunan
keruangan dari kawasan dan kestabilan pondasi. Berdasarkan kemiringan lahan
di Kecamatan Kuta Alam antara 0-8%, maka berdasarkan kriteria tingkat
kesesuaian kawasan menurut klasifikasi kemiringan lahan, Kecamatan Kuta Alam
sangat baik untuk pengembangan perkotaan. Uraian tingkat kesesuaian kawasan
dapat dilihat pada Tabel II.2 berikut.
gtz – SLGSR II - 3
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.3
gtz – SLGSR II - 4
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel II.2
Kriteria Tingkat Kesesuaian Kawasan
Menurut Klasifikasi Kemiringan Lahan
Tingkat Kesesuian
Kemiringan Lahan Klasifikasi
Pengembangan Perkotaan
0-8% Datar Sangat baik
9-15% Landai Baik
15-25% Agak curam Terbatas
26-40% Curam Sangat terbatas
>40% Sangat curam Mutlak konservasi
Sumber : Pedoman Perencanaan Teknis, 1990
2.2.3 Hidrologi
Pada sisi barat Kecamatan Kuta Alam dibatasi oleh sebuah sungai besar, yaitu
Krueng Aceh yang sampai saat ini dilalui kapal nelayan dalam memasarkan hasil
tangkapannya terutama sebagai jalur penghubung dari laut ke pasar ikan
Peunayong. Sedangkan pada sisi timur dibatasi oleh Krueng Titi Panjang.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kecamatan Kuta Alam sebagian besar
penduduk memperoleh supply dari PDAM, sebagian kecil sumur gali dan pompa
yang dalamnya berkisar 4-10 meter. Permasalahan yang terjadi di lapangan bahwa
suplay air bersih dari PDAM sampai saat ini kurang lancar dan tingkat kebocoran
yang relatif tinggi serta banyak pipa yang rusak akibat tsunami sehingga
diperlukan perbaikan dan pemasangan pipa baru.
gtz – SLGSR II - 5
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Peta ini dibuat oleh BGS (Brithis Geological Survey) dengan skala 1:20.000 tahun
1978. Investigasi sumur dengan menggunakan mesin bor dan secara manual telah
dilakukan oleh BGS pada tahun 1978 dan ManGeoNAD pada tahun 2005.
Gambar 2.4
Pada lapisan kedalaman 2 meter ini sangat penting untuk proyek dengan pondasi
kecil dan dangkal. Berbeda dengan peta geologi lapisan permukaan, sebagian
besar berupa pasir dan sebagian lapisan lempung yang tidak muncul di
permukaan. Area dengan pasir lempung dan endapan lumpur relatif berkurang
dan sedikit lapisan baru kerikil terdapat di sekitar Krueng Aceh.
gtz – SLGSR II - 6
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.5
C. Klasifikasi Tanah
Gambar 2.6
gtz – SLGSR II - 7
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Sebagian besar area pasir pada lapisan permukaan sampai dengan kedalaman 2
meter dapat diklasifikasikan sebagai campuran pasir atau lapisan lumpur dan
berlempung pada beberapa area yang dapat diklasifikasikan sebagai lempung
dengan plastisitas maksimum dimana pada area bagian barat daya lapisan pasir
berlempung, pasir, lumpur dan lempung merupakan lempung plastis.
D. Kekuatan Tanah
Dari peta kekuatan tanah ini terlihat bahwa daerah yang mempunyai kekuatan
tanah paling rendah adalah di bagian tenggara. Sebagian besar area tertutup oleh
lapisan pasir yang cukup tebal sehingga mempunyai kekuatan tanah yang cukup
besar.
Gambar 2.7
E. Kerentanan Air
Peta ini secara jelas menunjukan bahwa semua area mempunyai kerentaan air
yang tinggi. Pada bagian Krueng Aceh dapat diasumsikan mempunyai kerentaan
gtz – SLGSR II - 8
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
air yang lebih kecil dan di wilayah bagian barat daya mempunyai kerentanan air
yang sangat tinggi.
Gambar 2.8
F. Kesesuaian Bangunan
Peta ini diproduksi melalui proses ISEG dengan pendekatan overlay pembobotan
dari peta kekuatan tanah dengan peta kerentanan tanah. Hasil overlay tersebut
kemudian diklasifikasikan. Secara umum, area arah utara dan selatan Krueng
Aceh di bagian barat Krueng Aceh mempunyai kondisi tanah yang cukup baik.
Konstruksi bangunan bertingkat kelihatannya akan bermasalah dan mungkin
hanya mungkin dengan proyek pondasi yang kokoh, terutama disebabkan oleh
tingginya resiko gempa bumi yang tinggi Kota Banda Aceh. Pada bagian tenggara
dan barat daya perlu mendapat perhatian khusus karena sebagian besar lahannya
tidak sesuai untuk bangunan.
gtz – SLGSR II - 9
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.9
2.2.5 Iklim
Kecamatan Kuta Alam sebagai bagian dari wilayah yang lebih luas termasuk
dalam iklim tropis (berdasarkan klasifikasi Schmidt Fergusson), dengan musim
hujan terjadi pada bulan Agustus sampai Januari, dan musim kemarau pada
bulan Februari sampai Juli.
gtz – SLGSR II - 10
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
2.3 KEPENDUDUKAN
2.3.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Kuta Alam pada Tahun 1998 – 1999 mengalami
penurunan dan Tahun 2000 mengalami peningkatan kembali. Akibat bencana
tsunami diakhir tahun 2004 jumlah penduduk drastis menurun seperti diuraikan
pada Tabel II.3.
Tabel II.3
Penduduk Sebelum dan Setelah Gempa dan Gelombang Tsunami
di Kecamatan Kuta Alam
Jumlah Penduduk Pasca Tsunami
Kelurahan/ Sebelum Tsunami
No Hilang Meninggal Selamat
Gampong
KK LK PR Jumlah LK PR Jumlah LK PR Jumlah KK LK PR Jumlah
1 Kota Baru 408 1043 987 2030 4 1 5 5 5 10 384 1034 981 2015
2 Bandar Baru 1297 3811 3821 7632 48 31 79 33 23 56 1289 3730 3767 7497
3 Kuta Alam 1366 2130 2000 4130 24 15 39 0 1 1 1366 2106 1984 4090
4 Peunayong 797 2468 1894 4362 43 74 117 45 62 107 495 2380 1758 4138
5 Mulia 998 2253 2440 4693 190 608 798 235 342 577 805 1828 1490 3318
6 Keuramat 880 3176 3081 6257 37 59 96 15 13 28 839 3124 3009 6133
7 Laksana 1182 2576 2792 5368 38 55 93 35 47 82 1182 2503 2690 5193
8 Beurawe 1741 3197 2903 6110 3 4 7 16 14 30 1747 3199 2882 6081
9 Lampulo 1602 3251 3071 6322 1831 1691 3522 0 0 849 1451 1370 1430 2800
10 Lamdingin 668 2338 1628 3966 251 359 610 356 493 346 575 1731 776 2507
11 Lambaro Skep 792 2104 2056 4160 179 250 429 133 213 346 776 1792 1593 3385
Kec. Kuta Alam 11731 28347 26673 55030 2648 3147 5795 873 1213 2432 10909 24797 22360 47157
Sumber : Kantor Kecamatan Kuta Alam, 2006
gtz – SLGSR II - 11
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel II.4
Kepadatan Penduduk di Kecamatan Kuta Alam Tahun 2006
Luas Luas Darat Penduduk Kepadatan Kepadatan
No Kelurahan/Gampong Adm (Ha) Tahun 2006 Adm (Jiwa/Ha) Darat (Jiwa/Ha)
(Ha)
1 Peunayong 36.00 31.42 3332 93 106
2 Laksana 21.00 21.00 5669 270 270
3 Keuramat 49.00 49.00 5030 103 103
4 Kuta Alam 59.00 54.73 4842 82 88
5 Beurawe 78.00 78.00 6396 82 82
6 Kota Baru 78.00 77.89 2054 26 26
7 Bandar Baru 147.00 145.93 7384 50 51
8 Mulia 70.00 66.76 3159 45 47
9 Lampulo 155.00 49.94 3423 22 69
10 Lamdingin 85.00 40.47 2261 27 56
11 Lambaro Skep 229.00 50.22 3727 16 74
Kec. Kuta Alam 1,007.00 665.36 47277 47 71
Sumber : Hasil Analisis, 2006
gtz – SLGSR II - 12
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.10
Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR II - 13
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel II.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
di Kecamatan Kuta Alam Tahun 2006
Jumlah Penduduk
No Kelurahan/Gampong
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Peunayong 1.956 1.376 3.332
2 Laksana 3.177 2.492 5.669
3 Keuramat 2.494 2.536 5.030
4 Kuta Alam 2.623 2.219 4.842
5 Beurawe 3.359 3.037 6.396
6 Kota Baru 1.081 973 2.054
7 Bandar Baru 3.675 3.709 7.384
8 Mulia 1.839 1.320 3.159
9 Lampulo 1.977 1.446 3.423
10 Lamdingin 1.270 991 2.261
11 Lambaro Skep 1.918 1.809 3.727
Kuta Alam Sub District 25.369 21.908 47.277
Sumber : Kantor Kecamatan Tahun 2006
2.4 PEREKONOMIAN
Tabel II.6
PDRB Kota Banda Aceh Menurut Harga Konstan Tahun 2000
Tahun 2000-2005 (Jutaan Rupiah)
Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Pertanian 129,013.98 134,674.57 140,647.99 146,390.45 152,283.27 109,326.22
Pertambangan dan Penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Industri Pengolahan 42,464.61 43,290.60 46,384.45 48,091.70 50,917.63 48,658.48
Listrik dan Air Minum 8,181.64 8,881.78 10,366.11 8,116.12 8,835.24 5,686.61
Bangunan/Konstruksi 112,334.82 119,829.43 124,023.46 128,827.07 133,336.02 119,626.13
Perdagangan, Hotel & Restoran 450,099.44 457,964.66 469,004.97 490,350.92 515,213.67 481,919.68
Pengangkutan dan Komunikasi 286,190.78 294,536.29 310,110.36 327,268.08 344,607.64 381,943.54
Bank & Keuangan Lainnya 11,649.96 20,791.26 31,563.21 46,938.15 68,817.82 97,280.16
Jasa-jasa 178,674.63 184,640.46 192,156.66 192,354.46 207,848.52 257,611.33
PDRB Total 1,218,609.86 1,264,609.05 1,324,257.21 1,388,336.95 1,481,859.81 1,502,052.15
Sumber: BPS, Banda Aceh Dalam Angka, 2000-2005
gtz – SLGSR II - 14
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.11
1,600,000
1,400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005
Bila dilihat laju pertumbuhan PDRB Kota Banda Aceh Berdasarkan Harga
Konstan Tahun 2000 terlihat bahwa kondisi perekonomian sebelum tsunami akhir
tahun 2004 cenderung meningkat sampai dengan 6,7%, namun pada periode
tahun 2004-2005 terjadi penurunan laju pertumbuhan yang relatif besar, yaitu
hanya 1,4%. Hal ini dapat dimaklumi karena bencana tsunami telah
menghancurkan sendi-sendi perekonomian Kota Banda Aceh. Hal ini diperparah
dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi paska bencana tsunami.
Gambar 2.12
Pertumbuhan PDRB Kota Banda Aceh Berdarsarkan Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2005
8%
7% 6.7%
6% 4.8%
4.7%
5%
3.8%
4%
3%
2%
1.4%
1%
0%
2001 2002 2003 2004 2005
gtz – SLGSR II - 15
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.13
Pertumbuhan Inflasi di Kota Banda Aceh Tahun 2000-2006
45%
40% 40%
35%
29%
30%
25%
17%
20% 23%
15% 11% 10%
10% 4% 7%
5%
0%
2000 2001 2002 2003 2004 2005 Apr-06 Jun-06
Inflasi
Sumber: BPS, Banda Aceh Dalam Angka, 2005, Kalkulasi Perhitungan Bank Dunia
Gambar 2.14
Indikator Kemiskinan
60%
48.3%
48.5% 48.9%
50%
44.8%
38.0% 39.1%
40%
35.2%
33.8% NAD
Aceh Besar
30%
25.8% 25.0%
23.1%
24.6% Banda Aceh
21.5%
Indonesia
20%
14.9%
12.7%
9.3%
10%
0%
tanpa akses air bersih tanpa akses fasilitas anak dibawah 5 tahun tanpa akses sanitasi
kesehatan yang kekurangan gizi
gtz – SLGSR II - 16
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.15
Tingkat Kemiskinan
(Garis Kemiskinan Rp.129,615 per kapita per bulan)
Tahun 2002/2003 dan sesudah Tsunami
40%
36.8%
35% 33.2%
29.8%
30%
25%
20% 18.2%
15%
10.3%
10%
5%
0%
NAD Aceh Besar Banda Aceh Indonesia
Sejalan dengan kondisi kemiskinan di Kota Banda Aceh paska tsunami, maka
terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di Kecamatan Kuta Alam walaupun
dalam presentase penduduk miskin terhadap jumlah penduduk terjadi
penurunan.
Gambar 2.16
2,000
0
2002 2005
gtz – SLGSR II - 17
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.17
100%
80%
40%
20%
27.6% 25.8%
0%
2002 2005
Bila dilihat PDRB perkapita penduduk Kota Banda Aceh selalu meningkat dari
Tahun 2000 sampai dengan Tahun 2005, terutama kondisi setelah tsunami karena
jumlah penduduk yang berkurang cukup banyak. Namun hal ini tidak sesuai
dengan kondisi real di lapangan karena pendapatan perkapita penduduk Kota
Banda Aceh paska tsunami berkurang secara drastis, terutama keluarga yang
terkena bencana tsunami.
Tabel II.7
Pendapatan Perkapita Kota Banda Aceh Tahun 2000-2005
PDRB MHKT 2000 Jumlah Penduduk PDRB Perkapita
Tahun
(Jutaan Rupiah) (jiwa) (Rp)
2000 1,218,609.86 220,864 5,517,467.13
2001 1,264,609.05 224,766 5,626,336.06
2002 1,324,257.21 226,050 5,858,249.10
2003 1,388,336.95 235,523 5,894,697.97
2004 1,481,859.81 239,146 6,196,464.96
2005 1,502,052.15 177,611 8,456,977.05
Sumber: BPS, Banda Aceh Dalam Angka, 2000-2005
gtz – SLGSR II - 18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Kecamatan Kuta Alam merupakan bagian dari pusat kota (central business district)
Kota Banda Aceh dengan focal point adalah Simpang Lima Pante Pirak.
Secara lebih jelas mengenai kondisi Kecamatan Kuta Alam sebelum tsunami and
sesudah tsunami dapat dilihat pada Gambar 2.18.
gtz – SLGSR II - 19
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.18
gtz – SLGSR II - 20
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Beberapa fungsi penting yang mencirikan struktur ruang Kecamatan Kuta Alam
meliputi :
1. Koridor jalan utama dengan fungsi perkantoran dan pelayanan umum yang
berselang-seling dengan kegiatan komersial (perdagangan dan jasa). Fungsi-
fungsi yang bersifat komersial cenderung terus berkembang pada koridor jalan
utama ini, sementara fungsi-fungsi perkantoran dan pelayanan umum
cenderung merupakan fungsi yang mantap. Ada beberapa lokasi dengan
karakter sebagai koridor jalan utama, yaitu :
a. Ruas Jl. Tgk Daud Beureueh, dengan fungsi campuran yang ada dewasa
ini, yaitu : bangunan umum (Kantor Gubernur, Markas Brimob, kantor
instansi pemerintahan, fasilitas pendidikan dan peribadatan), kegiatan
perdagangan dan jasa (pasar, toko, restoran, SPBU, dan lain-lain), dengan
focal point di persimpangan Jl. Tgk. Daud Beureueh dengan Jl. Panglima
Polim, Jl. Ratu Safiatuddin, Jl. Pantepirak atau yang dikenal dengan
Simpang Lima dan di persimpangan Jl. Tgk. Daud Beureueh dengan Jl.
Syiah Kuala dan Jl. Moh. Jam, atau yang dikenal dengan Simpang Jambo
Tape.
b. Ruas Jl. Syiah Kuala dengan fungsi campuran antara permukiman dengan
kegiatan komersial dan jasa;
2. Kawasan pesisir di sebelah timur Krueng Aceh sampai sebelah barat Krueng
Titi Panjang, yaitu di Gampong Lampulo, Lamdingin, dan Lambaro Skep
merupakan kawasan yang terkena dampak kerusakan berat. Fungsi
pengembangan potensial meliputi : pelabuhan perikanan, permukiman
terbatas, tambak, dan mangrove.
gtz – SLGSR II - 21
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Pola pemanfaatan ruang yang ada di Kecamatan Kuta Alam terlihat dari
penggunaan lahan yang ada (existing land use). Penggunaan lahan existing tersebut
digambarkan pada Gambar 2.19, dengan rincian tentang jenis dan sebarannya
seperti dikemukakan pada Tabel II.9. Dari gambar dan tabel tersebut karakteristik
ruang kawasan dapat dibedakan atas ruang daratan yang relatif kering dan ruang
bukan daratan yang dominan basah (wetland).
Untuk bagian kawasan yang berupa daratan, bentuk penggunaan lahan yang
mencirikan pemanfaatan ruangnya yang ada dewasa ini adalah :
Untuk bagian kawasan yang bukan daratan atau cenderung merupakan perairan
dan lahan basah, bentuk-bentuk pemanfatannya adalah berupa :
gtz – SLGSR II - 22
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.19
gtz – SLGSR II - 23
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
• Vegetasi bakau, yang cenderung pada habitat basah atau tergenang, perlu
dilestarikan keberadaannya sehingga pada lokasi-lokasi yang sebelum
tsunami mempunyai vegetasi bakau perlu dilakukan penanaman kembali.
Tabel II.9
Penggunaan Lahan Tiap Kelurahan/Gampong
di Kecamatan Kuta Alam Tahun 2006
Jenis Penggunaan Lahan (Ha)
No Kelurahan/Gampong Jumlah
Fasilitas Perdagangan Kawasan Lain-
Perumahan Perkantoran
Umum dan jasa Berair Lain
Bila peta penggunaan lahan eksisting tersebut di-ovelay-kan dengan peta rencana
penggunaan lahan RTRW Kota Banda Aceh 2002-2010 maka dapat dilihat bahwa
relatif banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti terlihat pada Gambar
2.20.
Berkenaan dengan karakteristik dan potensi pemanfaatan ruang yang ada, maka
isu pengembangan ruang di Kecamatan Kuta Alam ini ke depan adalah meliputi :
1. Fungsi atau peruntukan yang bersifat stabil atau mantap, yaitu bangunan
umum (perkantoran pemerintah provinsi dan fasilitas pendidikan) dan
sebagian kegiatan komersial pada koridor jalan utama, serta
permukiman/perumahan yang telah tertata baik.
gtz – SLGSR II - 24
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.20
gtz – SLGSR II - 25
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
4. Alih fungsi pemanfaatan, yaitu pada koridor jalan-jalan utama yang potensial
bagi pengembangan kegiatan komersial (perdagangan dan jasa), yaitu dari
perumahan atau pertanian/lahan kosong di tepi jalan-jalan utama menjadi
kegiatan komersial.
2.6 TRANSPORTASI
2. Untuk wilayah disekitar jalan Jl. Panglima Polim, Jl. Ahmad Yani, Jl. Sri
Ratu Syafiatudin, Jl, T. M. Daud Beureueh, Jl. T. Nyak Arif, Jl. P. Nyak
Makam, Jl. Tengku Iskandar, Jl. T. Hamsyah Bendahara, Jl. T. Hasan Dek
(Kelurahan Peunayong, Laksana, Kuta Alam, Keuramat, Bandar Baru,
Beurawe) yang merupakan jaringan jalan utama yang dilalui labi-labi
(angkutan umum) maka sarana transportasi relatif lengkap dari mulai
kendara pribadi beroda empat, angkutan umum (labi-labi, bus umum, mini
bus, L-300, taksi, becak motor ), sepeda motor dan sepeda.
3. Untuk wilayah permukiman bagian dalam antara jalan utama yang dilalui
oleh angkutan umum dengan wilayah pesisir hanya terdapat sarana
transportasi kendaraan pribadi beroda empat, becak motor, sepeda motor
dan sepeda.
gtz – SLGSR II - 26
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Untuk jaringan jalan di Kecamatan Kuta Alam bagian utara, terutama yang
terkena bencana tsunami sebagan besar (sekitar 80%) dalam kondisi rusak parah,
sedangkan untuk jaringan jalan di Kecamatan Kuta Alam bagian selatan sebagian
besar (sekitar 20%) dalam kondisi yang cukup baik (lihat Gambar 2.22).
Berdasarkan kelas jalannya, sebagian besar jalan di Kecamatan Kuta Alam adalah
jalan lokal/lingkungan dan jalan kota, sebagian kecil berupa jalan provinsi dan
jalan negara. Sedangkan berdasarkan fungsi jalan, sebagian besar jalan di
Kecamatan Kuta Alam adalah jalan lokal, dan hanya sebagian kecil sebagai jalan
utama dengan fungsi jalan arteri dan kolektor.
Selain jaringan jalan, fasilitas pendukung jalan yang terdapat di Kecamatan Kuta
Alam meliputi trotoar, drainase, marka jalan, lampi jalan dan halte. Namun secara
umum fasilitas pendukung jalan tersebut hanya terdapat di jalan-jalan utama
seperti Jl. H.M. Daud Beureueh, Jl. T. Nyak Arif, Jl. Sri Ratu Syafiatudin, dan Jl.
Panglima Polim.
A. Angkutan Umum
Kecamatan Kuta Alam dilalui oleh 5 (lima) rute angkutan umum labi-labi, yaitu :
1. Terminal Keudah – Darussalam pp.
2. Terminal Keudah – Ulee Kareeng pp.
3. Terminal Keudah – Krueng Cut atau Krueng Raya pp.
4. Terminal Keudah – Lampineung pp.
5. Terminal Keudah – Lambaro, Sibreh, Samahani, Indrapuri, Jantho,
Seulimeun pp.
Secara lebih jelas mengenai ruas jalan yang dilalui rute angkutan umum labi-labi
di Kecamatan Kuta Alam dapat dilihat pada Gambar 2.23.
gtz – SLGSR II - 27
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.21
gtz – SLGSR II - 28
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.22
gtz – SLGSR II - 29
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.23
gtz – SLGSR II - 30
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Selain angkutan umum labi-labi, terdapat pula jenis angkutan umum lainnya
seperti Bus DAMRI, taksi, dan becak motor. Untuk Bus DAMRI mempunyai rute
khusus, sedangkan taksi dan becak motor bebas bergerak sesuai permintaan
penumpang.
B. Perparkiran
2.7 FASILITAS
Fasilitas umum yang termasuk dalam Kecamatan Kuta Alam terdiri dari fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas perdagangan dan
jasa, fasilitas perkantoran dan pemerintahan, maupun fasilitas sarana olah raga
dan ruang terbuka hijau (RTH).
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kecamatan Kuta Alam terdiri dari Sekolah
Taman Kanak-Kanak (TK); Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN); Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang meliputi Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN); Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang meliputi Sekolah Menengah Umum (SMU),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN); serta
Perguruan Tinggi yang meliputi Akademi dan Sekolah Tinggi.
gtz – SLGSR II - 31
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel II.10
Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Kuta Alam Tahun 2006
Fasilitas Pendidikan (unit)
No. Kelurahan/Gampong
TK SD SLTP SLTA Akad./PT
1 Bandar Baru 1 2 1 1 -
2 Beurawe - 2 - - -
3 Keuramat - 2 1 3 -
4 Laksana 2 1 - - -
5 Lambaro Skep 1 1 - - -
6 Kuta Alam - - - - -
7 Peunayong - - 1 - -
8 Lampulo 1 1 - - -
9 Mulia 2 3 2 3 -
10 Lamdingin 1 1 - - -
11 Kota Baru - 2 2 4 -
Kec. Kuta Alam 8 15 7 11 -
Sumber : Survey Lapangan dan Kantor Kelurahan/Gampong
Gambar 2.24
Bangunan Fasilitas Pendidikan SLTA di Kecamatan Kuta Alam
SMK Negeri 1 Banda Aceh, SMK Negeri 2 Banda Aceh, SMK Negeri 4 Banda Aceh,
Jalan Panglima Nyak Makam Jalan Panglima Nyak Makam Jalan Sisingamangaraja
gtz – SLGSR II - 32
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.25
gtz – SLGSR II - 33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kecamatan Kuta Alam pada Tahun 2006 yaitu
berjumlah 6 (enam) unit yang terdiri dari Rumah Sakit Umum, Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu seperti terlihat pada Tabel II.11 berikut.
Tabel II.11
Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Kuta Alam Tahun 2006
Berlokasi
No Fasilitas Kesehatan Luas Lahan (m2) Type
Alamat Kelurahan/Desa
1 Rumah Sakit Zaenal Abidin Jalan Tgk. Daud Beureeh No.186 Kota Baru ± 96.480 B
2 Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jalan Dr. Syarif Tayeb No. 25 Kota Baru ± 8.124 A
3 Rumah Sakit Iskandar Muda Jalan Majend T. Hamzah Bendahara Kuta Alam - C
4 Puskesmas Kuta Alam Jalan Twk. Hasyim Banta Muda No. 11 Mulia ± 2.400 C
5 Pustu Lambaro Skep Jalan Mujahidin II Lamabaro Skep ± 350 -
6 Pustu Lampulo Jalan Delima No. 10 Lampulo ± 430 -
Sumber : Survey Lapangan, Kantor Kelurahan/Desa
- Rumah Sakit Jiwa (RSJ) memiliki luas lahan seluruhnya berjumlah 38.124
m2, luas tapak bangunan 3.577 m2, luas lantai bangunan 3.577 m2 terdiri
dari 44 unit bangunan. Memilki kontruksi bangunan permanen berlantai 2 I
dan 1.
gtz – SLGSR II - 35
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.26
Kondisi Bangunan Fasilitas Kesehatan Di Kecamatan Kuta Alam
Jenis fasilitas peribadatan yang ada di Kecamatan Kuta Alam yaitu terdiri dari
Meunasah, Mesjid, Gereja, Vihara/Pura. Mengingat mayoritas penduduk di
Kecamatan Kuta Alam beragama Islam, maka di seluruh kelurahan dan gampong
telah terdapat mesjid dan meunasah.
gtz – SLGSR II - 36
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.27
gtz – SLGSR II - 37
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel II.12
Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Kuta Alam Tahun 2006
Fasilitas Peribadatan (unit)
No. Kelurahan/Gampong
Meunasah Mesjid Gereja Vihara Pura
1 Bandar Baru 1 2 - - -
2 Beurawe - 1 - - -
3 Keuramat 1 2 - - -
4 Laksana - 1 - 1 -
5 Lambaro Skep 3 1 - - -
6 Kuta Alam - 1 - - -
7 Peunayong - 1 1 - -
8 Lampulo 2 1 - - -
9 Mulia 2 1 2 1 -
10 Lamdingin 1 1 - - -
11 Kota Baru - 1 - - -
Kec. Kuta Alam 10 13 3 2 0
Sumber : Survey Lapangan dan Kantor Kelurahan/Gampong
Mesjid yang terdapat di Kelurahan Mulia, Jl. Pocut Meurah Inseuen yaitu Mesjid
Al Anshar setelah gempa dan tsunami mesjid ini mengalami rusak berat, saat ini
sudah dalam proses rehabilitasi dan rekontruksi permanen berlantai II dan I
seperti terlihat pada gambar yaitu sudah mendekati tahap penyelesaian, aktivitas
ibadah di mesjid ini masih tetap dilaksanakan.
Gambar 2.28
Fasilitas Peribadatan Mesjid di Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR II - 38
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.29
gtz – SLGSR II - 39
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Di Kecamatan Kuta Alam telah terdapat fasilitas perdagangan dan jasa seperti
Kawasan Perdagangan dan Pasar Peunayong, Pasar Beurawe dan Pasar Gampong
Lambaro Skep.
Selain itu kegiatan perdagangan berupa pertokoan jasa dan tempat perniagaan
lainnya yang tersedia di Kecamatan Kuta Alam yaitu :
• Perniagaan swalayan Pante Pirak di Jalan Pante Pirak
• Pertokoan dan tempat perniagaan lainnya di Jalan Tgk. Daud Beureueh
• Pertokoan di Jalan H. Dimurtala
• Pertokoan di Jalan Hasan Dek
• Pertokoan di Jalan Pocut Baren
• Pertokoan di Jalan Tgk. Iskandar
gtz – SLGSR II - 40
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.30 Fasilitas Perdagangan Jasa yang Tersedia di Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR II - 41
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.31
gtz – SLGSR II - 42
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Kantor Kecamatan Kuta Alam berlokasi di Jalan Syah Kuala (Simpang Jambo
Tape), Kelurahan Bandar baru. Kantor Kecamatan Kuta Alam telah memiliki
bangunan yang permanen dan dilengkapi dengan ruang aula sebagai tempat
pertemuan dan kegiatan lainnya. Aula ini memiliki daya tampung kurang lebih
sampai dengan 60-70 orang.
Keberadaan fasilitas ruang terbuka hijau dan olah raga di Kecamatan Kuta Alam
yang tersedia dan diidentifikasi sebagai Ruang Terbuka Hijau yaitu terdiri dari :
Jalur hijau yaitu berupa pohon-pohon yang ditanam disisi kanan dan kiri jalan
maupun di median/tengah badan jalan. Lokasi dari keberadaan jalur hijau ini
yaitu terdapat :
gtz – SLGSR II - 43
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR II - 44
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR II - 45
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Secara lebih jelas mengenai kondisi fasilitas Ruang Terbuka hijau (RTH) di
Kecamatan Kuta Alam dapat dilihat pada Gambar 2.32 dan persebaran sarana
olah raga dan ruang terbuka hijau dapat dilihat pada Gambar 2.33.
Gambar 2.32 Fasilitas RTH dan Lapangan Olah Raga di Kecamatan Kuta Alam
Jalur Hijau di sepanjnag Jalan Hasan Dek Stadion Lapangan Bola Dimurtala, Jalan
Stadion Dimurtala, Kelurahan Kota Baru
Tanah Kuburan, Jalan Keuchik Lahan Kosong, Kelurahan beurawe Jalur Hijau Pinggiran Sungai Krueng
Saman, Kelurahan beurawe Aceh, Kelurahan Kuta Alam
2.8 UTILITAS
2.8.1 Drainase
gtz – SLGSR II - 46
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.33
gtz – SLGSR II - 47
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Jenis saluran drainase yang terdapat di Kecamatan Kuta Alam terdiri dari jenis
saluran terbuka dan jenis saluran tertutup dan sebagian besar sudah memiliki
kontruksi beton. Umumnya jenis saluran drainase terbuka untuk saluran drainase
lingkungan perumahan dan ditempatkan pada kawasan-kawasan pemukiman
sedangkan jenis saluran draianse tertutup untuk saluran drainase utama yang
ditempatkan pada kawasan-kawasan perdagangan jasa kepadatan tinggi dan
kawasan perkantoran.
Sampai tahun 2006, permasalahan pada sistem drainase di Kecamatan Kuta Alam
adalah terdapat timbunan lumpur tsunami pada saluran drainase, dan akibat ini
telah menjadikan saluran drainase utama menjadi lebih tinggi dari drainase
lingkungan sehingga drainase lingkungan tidak dapat mengalirkan air ke saluran
drainase utama untuk diteruskan ke saluran pembuangan akhir. Kondisi ini
terlihat pada jaringan drainase di Jl. Tengku Panglima Polem, Jl. Maimun Saleh, Jl.
Syiah Kuala dan Jl. Tgk Daud Beureueh.
Pintu-pintu air dan rumah pompa air yang berfungsi sebagai pengendali air
mengalami rusak berat setelah terjadinya tsunami pada akhir tahun 2004.
gtz – SLGSR II - 48
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Drainase Utama
Dipenuhi Lumpur Tsunami
Kebutuhan air bersih untuk Kecamatan Kuta Alam disupply oleh PDAM Tirta
Daroy yang sudah terintgrasi dalam Sistem Jaringan Air Bersih Kota Banda Aceh.
Sampai pada Tahun 2006, secara umum cakupan pelayanan kebutuhan air bersih
di wilayah Kota Banda Aceh yang disuplay oleh PDAM Tirta Daroy, baru hanya
terpenuhi sebesar 35 %.
Berdasarkan data dari PDAM Tirta Daroy Banda Aceh bahwa banyaknya jumlah
pelanggan air bersih di Kecamatan Kuta Alam sampai pada Tahun 2006 dapat
dilihat pada Tabel II.14.
gtz – SLGSR II - 49
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.35
gtz – SLGSR II - 50
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel II.14
Jumlah Pelanggan Air Bersih (Sambungan Rumah)
di Kecamatan Kuta Alam Tahun 2006
Kode Sambungan Rumah (SR)
No. Nama Daerah Pelayanan Tidak Jumlah
Wilayah
Aktif Aktif
1 07 Bandar Baru/Lamprik 746 49 795
2 09 Beurawe 548 40 588
3 10 Lambaro Skep 653 20 673
4 11 Kuta Alam 260 47 307
5 12 Kampung Kramat 656 60 716
6 13 Kampung Laksana 696 48 744
7 14 Kampung Mulia 753 33 786
8 15 Peunayong 977 87 1064
9 16 Lampulo 673 22 695
10 17 Kampung Lamdingin 383 16 399
11 64 Asrama ABRI/PHB Lamprit 361 24 385
12 74 Asrama TNI/AD Kuta Alam 321 40 361
Jumlah Total 7027 486 7513
Sumber : PDAM Tirta Daroy Banda Aceh, September 2006
Permasalahan air bersih adalah kepada sistem perpipaan yang banyak mengalami
rusak setelah gempa dan tsunami pada akhir Tahun 2004, khususnya pipa
sekunder (yaitu pipa pengantar ke pelanggan) dan pipa tersier (yaitu pipa
sambungan rumah). Sehingga air bersih tidak bisa disupply kedaerah-daerah
pelayanan khususnya daerah pelayanan yang terkena tsunami seperti Gampong
Lambaro Skep, Kelurahan Mulia, Gampong Lampulo dan Gampong Lamdingin.
Sampai pada Tahun 2006 kawasan permukiman tersebut sudah terputus oleh
suplai air bersih melalui Jaringan Pipa PDAM Tirta Daroy Banda Aceh. Kawasan
permukiman ini untuk kebutuhan air bersih disuplai melalui tangki (water tank)
maupun balon air oleh bantuan NGO. Sementara untuk air bersih yang diperoleh
melalui air sumur bor tidak bisa dikonsumsi karena air tersebut terasa payau, asin
dan terasa berbau karat (zat besi).
Perencanaan jaringan sistem air bersih untuk Kecamatan Kuta Alam akan
mengacu pada rencana sistem perpipaan air bersih Kota Banda Aceh dari JICS
(Japan International Cooporation System) tanggal 25 April 2006.
gtz – SLGSR II - 51
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Lebih jelasnya mengenai kondisi supply air bersih di Kecamatan Kuta Alam dapat
dilihat pada Gambar 2.36, dan peta jaringan air bersih di Kecamatan Kuta Alam
dapat dilihat pada Gambar 2.37.
2.8.3 Listrik
gtz – SLGSR II - 52
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.37
gtz – SLGSR II - 53
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Setiap rumah yang sudah selesai direhap dan rekontruksi, sambungan listrik
kerumah langsung disambungkan tanpa meteran terpasang.
2.8.4 Telepon
Untuk fasilitas telepon umum sudah dialihkan menjadi warung telepon (Wartel)
yang di kelola oleh masyarakat setempat.
2.8.5 Persampahan
gtz – SLGSR II - 54
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Kondisi persampahan di Kecamatan Kuta Alam sampai pada Tahun 2006 belum
terlayani secara maksimal khususnya dalam hal pengangkutan sampah dari
tempat-tempat sampah di rumah-rumah penduduk.
Pengangkutan sampah dilakukan hanya 1 (satu) kali sehari pada pagi hari yang
dimulai sekitar jam 08.00 Wib sampai dengan selesai.
gtz – SLGSR II - 55
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 2.39
Kondisi Perampahan di Kecamatan Kuta Alam
Lokasi TPS
Lokasi TPS
Di Kelurahan Kuta Alam,
Pembuangan Sampah Liar Jalan Mayjen T. Hamzah Lokasi TPA
Di Kelurahan Bandar Baru, Bendahara Gampong Jawa
Jalan Todak.
gtz – SLGSR II - 56
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
BAB III
DASAR PERTIMBANGAN PENYUSUNAN RDTR
KECAMATAN KUTA ALAM
3.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2002-2010
Dalam Rencana Struktur Ruang Kota Banda Aceh menurut RTRW Kota Banda
Aceh 2002-2010, Kecamatan Kuta Alam merupakan bagian dari Bagian Wilayah
Kota (BWK) Pusat Kota dengan pusat BWK di Peunayong. BWK ini berfungsi
sebagai pusat kegiatan perdagangan regional dan pemerintahan. Fungsi ini
didukung oleh kegiatan jasa komersial, perbankan, perkantoran, pelayanan
umum dan sosial, kawasan permukiman perkotaan, industri kecil/kerajinan,
pusat kebudayaan dan Islamic Center. BWK ini juga berfungsi sebagai pusat
pelayanan tujuan wisata budaya dan agama bagi wisatawan yang berkunjung ke
Kota Banda Aceh. Luas wilayah keseluruhannya adalah 1.565 ha atau 25,51% dari
luas Kota Banda Aceh.
• Sub-BWK Pusat Kota 1 (P1) seluas 645 Ha, dengan pusat di Kampung Baru,
yang melayani wilayah Kec. Baiturrahman, dan Kec. Kuta Raja;
• Sub-BWK Pusat Kota 2 (P2) seluas 911 Ha, dengan pusat di Simpang Jambo
Tape, yang melayani Kec. Kuta Alam.
BWK Pusat Kota ini diarahkan sebagai ”kota lama (old city)” bagi Kota Banda
Aceh.
Rencana struktur ruang ini didukung oleh rencana sistem jaringan jalan, seperti
diperlihatkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Rencana Struktur Tata Ruang Kota Banda Aceh 2002-2010
Pembangunan pertokoan pada jalan utama seperti di Jl. Daud Beureueh, Jl.
T. Nyak Arief diarahkan pada bentuk massa bangunan yang didalamnya
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bisnis, perkantoran, hiburan dan
sebagainya yang didukung area perparkiran. Dihindari citra bentuk dan
kegiatan perdagangan yang terkesan seperti rumah toko (ruko). Kegiatan
ini dapat berupa bangunan perdagangan modern seperti supermarket,
mall, plaza, restoran dan sebagainya yang sejenis dengan daya tarik sendiri
tanpa mengabaikan nuansa budaya daerah.
• Kawasan Campuran
• Perumahan
• Fasilitas Sosial
Fasilitas sosial yang dikembangkan Kota Banda Aceh ini berupa Masjid
Raya, Rumah Sakit, Apotik, dan Sarana Pendidikan menengah dan
sederajat hingga perguruan tinggi. Untuk lingkup BWK dan Sub-BWK
akan dilayani oleh fasilitas mesjid BWK, mesjid Sub-BWK, meunasah,
puskesmas, puskesmas pembantu, praktek bidan, pendidikan dasar (TK,
SD dan Madrasah) dan sebagainya. Untuk kegiatan dan fasilitas olah raga
yang dikembangkan adalah tingkat Kota Banda Aceh dan tingkat BWK
dan Sub-BWK.
• Non-Urban (Pertanian)
3.1.2 Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Aceh dan Nias,
Sumatera Utara (Blue Print)
Dalam Buku I Rencana Bidang Tata Ruang dan Pertanahan dari Rencana Induk
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Aceh dan Nias, Sumatera Utara telah
disusun Rencana Struktur Tata Ruang Kota Banda Aceh seperti terlihat pada
Gambar 3.3.
Gambar 3.3
Rencana Struktur Tata Ruang Kota Banda Aceh
3.1.3 Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Penting Untuk Kota Banda Aceh
(JICA)
Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Penting Untuk Kota Banda Aceh (Urgent
Rehabilitation and Reconstruction Plan for Banda Aceh City) yang disusun oleh
JICA bertujuan untuk merekonstruksi dan memulihkan Kota Banda Aceh kembali
ke kondisi sebelum terjadinya bencana dalam jangka waktu 5 tahun setelah
bencana.
Gambar 3.4
gtz – SLGSR III - 6
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 3.5
Rencana Penggunaan Lahan Kota Banda Aceh
c. Traditional City Center Zone: Escape Guiding Area (Zona Pusat Kota
Tradisional sebagai kawasan pendukung tindakan penyelamatan)
diperuntukkan untuk pemukiman dan pusat kota lama.
Tabel III.1
Pembagian Zona, Fungsi dan Jenis Penggunaan Lahan
Kota Banda Aceh Menurut URRP BAC
Zona Klasifikasi Zona Bencana Lokasi/Fungsi Penggunaan Lahan/Antisipasi
Bencana
1. Pesisir Identifikasi Mitigasi • Pelabuhan • Restorasi ekosistem pesisir
Tsunami • Pohon Kelapa/Mangrove • Hutan pesisir
• Pelabuhan kapal ferry
• Fasilitas pemecah gelombang di
sepanjang garis pantai
2. Eco-Zone Area Evakuasi • Failitas peringatan • Rekonstruksi area permukiman
bencana untuk returnees
• Kegiatan perikanan dan • Bangunan dan menara untuk
pelabuhan ikan evakuasi
• Pasar ikan • Jalur-jalur jalan untuk evakuasi
• Jalur lingkar (bagian utara)
• Pemulihan dan konservasi
ekosistem pesisir
• Pengembangan industri budidaya
perikanan
• Pemanfaatan alam untuk
pendidikan, rekreasi dan
pariwisata)
• Pusat pengelolaan sampah
• Instalasi pengolahan limbah
3. Traditional City Center Area pendukung evakuasi • Mesjid raya • Kawasan kegiatan komersial
Zone • Museum • Area fasilitas budaya
• Pusat komersial yang ada • Bangunan-bangunan untuk
saat ini evakuasi
• Fasilitas transportasi darat
(terminal bis)
• Jalur-jalur evakuasi
• Pusat pelayanan pemerintahan
• Posko-posko bantuan darurat
• Fasilitas pendidikan
4. Urban Development Zone Emergency base • CRD baru • CBD baru
• Area pemukiman baru • Permukiman baru
• Jalur lingkar
• Jalur Utara-Selatan dan Timur-
Barat
• Perguruan Tinggi, pusat
keagamaan dan pusat kebudayaan.
• Lahan pertanian
• Emergency base
Sumber : JICA, URRP Report 2006
Gambar 3.6
Rencana Struktur Ruang Kota Banda Aceh
Gambar 3.7
Rencana Struktur Ruang Kota Banda Aceh
Secara lebih jelas mengenai perencanaan yang telah dilakukan di Kecamatan Kuta
Alam dapat dilihat pada Gambar 3.8
Berdasarkan tingkat kerusakan yang dialami akibat dari bencana alam gempa
bumi dan gelombang tsunami di NAD dan Nias 26 Desember 2004, Departemen
Pekerjaan Umum menerbitkan “Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung
Provinsi NAD & Nias (Sumut)”, yang terdiri atas Buku 1 untuk Rumah Tinggal
Sederhana dan Buku 2 untuk Bangunan Gedung. Dari kedua buku tersebut dapat
disarikan mengenai Zonasi Pedoman Pembangunan Bangunan menurut tingkat
kerusakan yang dialami. Disamping itu untuk Kota Banda Aceh disusun
“Persyaratan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung (Building Code) Kota
Banda Aceh” (kerjasama UNSYIAH dengan Departemen Pekerjaan Umum),
sebagai terjemahan dari pedoman di atas untuk wilayah Kota Banda Aceh.
Beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam pembagian zona ini adalah :
jangkauan kerusakan akibat gempa dan tsunami, bentang alam Kota Banda Aceh
yang meliputi kontur, ketinggian dan kondisi geologi.
Dalam konteks Rencana Detail Tata Ruang ini, substansi utama yang akan
dijadikan acuan adalah mengenai Peruntukan Lokasi dan Intensitas Bangunan
menurut masing-masing Zona yang diidentifikasikan. Uraian pokok mengenai hal
tersebut dikemukakan dalam Tabel III.2.
Gambar 3.8
Tabel III.2
Zonasi Pedoman Pembangunan Bangungan (Building Code)
Kecamatan Kuta Alam
No Uraian
Arahan Zonasi Berdasarkan Tingkat Kerusakan yang Terjadi Akibat Bencana Gempa Bumi dan Tsunami
ZONA I ZONA II ZONA III ZONA IV
1 Tingkat kerusakan • Kerusakan hancur total • Kerusakan hanya pada struktur • Kerusakan ringan • Tidak mengalami kerusakan
bangunan
2 Nama Kelurahan/ • Lampulo • Mulia • Laksana • Kuta Alam
Gampong • Lamdingin • Keuramat • Beurawe
• Lambaro Skep • Bandar Baru
• Peunayong
• Kota Baru
3 Peruntukan Lokasi • Permukiman nelayan terbatas, • Permukiman nelayan dan petani • Permukiman, bangunan komersial, fas • Permukiman, bangunan komersial,
permukiman perdesaan terbatas terbatas. pendidikan, kesehatan, ibadah, fasilitas umum dan pemerintahan,
pada kaw budidaya pertanian, • Tidak disarankan untuk perdagangan, sosial dan pemerintahan, dgn dgn pelayanan skala kota.
serta bangunan2 yg mendukung kegiatan komersial atau keg pelayanan skala gampong/kelurahan dan • Permukiman dapat diperluas dgn
keg hutan produksi, sosial lainnya, terutama untuk kecamatan. persyaratan bangunan dan
pertambangan, pariwisata daerah yg berjarak 5 km dari • Permukiman yg semula telah ada lingkungan yg ketat sesuai dgn
pantai, kawasan lindung pantai, garis pantai. ditingkatkan kualitasnya, tidak boleh rencana tata ruang.
pelabuhan, industri perikanan, • Permukiman yg semula telah diperluas/dikembangkan/ ditambah baru • Kawasan terbangun kepadatan
dan cagar budaya. ada di zona ini tidak boleh hingga menjadi kepadatan tinggi. tinggi (76-100 org/Ha)
• Permukiman yg semula telah diperluas, namun boleh • Bangunan komersial dapat diperluas dgn
ada di zona ini tidak boleh ditingkatkan kualitasnya. persyaratan bangunan dan lingkungan yg
diperluas, namun boleh • Kawasan terbangun kepadatan ketat dg mempertahankan nilai-nilai cagar
ditingkatkan kualitasnya. rendah (31-50 org/Ha) budaya.
• Kawasan terbangun kepadatan • Kawasan terbangun kepadatan sedang (51-
sangat rendah (< 31 org/Ha) 75 org/Ha)
4 Intensitas Bangunan utk • KDB kurang dari 15 %. • KDB : 15 % - 30 %. • KDB : 30 % - 50 %. • KDB : maksimal 60 %.
Rumah Tinggal • KLB maksimal : 0,3. • KLB maksimal : 0,6. • KLB maksimal : 1,5. • KLB maksimal : 1,8.
Sederhana • Jumlah lantai maksimal : 2. • Jumlah lantai maksimal : 2. • Rumah tinggal : maks 3 lantai • Rumah tinggal ≥ 3 lantai
• Non rumah tinggal : ≤ 4 lantai • Non rumah tinggal : > 4 lantai
No Uraian
Arahan Zonasi Berdasarkan Tingkat Kerusakan yang Terjadi Akibat Bencana Gempa Bumi dan Tsunami
ZONA I ZONA II ZONA III ZONA IV
5 Intensitas Bangunan utk
Bangunan Gedung :
- Rumah Tinggal • KDB kurang dari 15 %. • KDB : 15 % - 30 %. • KDB : 30 % - 50 %. • KDB : maksimal 60 %.
• KLB maksimal : 0,3. • KLB maksimal : 0,6. • KLB maksimal : 1,5. • KLB maksimal : 1,8.
- Non-Rumah Tinggal • KDB kurang dari 15 %. • KDB maksimal : 60 %. • KDB maksimal : 75 %. • KDB maksimal : 75 %.
• KLB disesuaikan dgn fungsinya. • KLB disesuaikan dgn fungsinya. • KLB maksimal : 2,4. • KLB maksimal : 3,0.
• Jumlah lantai maksimal : 4.
Sumber : 1. Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Provinsi NAD & Nias (SUMUT), Buku 1 dan Buku 2.
2. Persyaratan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung (Building Code) Kota Banda Aceh.
Berdasarkan karakter permukaan lahan dan penggunaan lahan (land use) yang
telah dikemukakan di depan, dan arahan zonasi pembangunan di atas, serta
kerusakan akibat bencana tsunami, maka dapat diidentifikasikan kesesuaian dan
kemampuan lahan untuk pengembangan ke depan. Dari hasil identifikasi
kerusakan yang diakibatkan oleh bencana gempa dan tsunami, maka terdapat 4
(empat) zonasi yang terdiri dari zonasi genangan air, zonasi rusak berat, zonasi
rusak ringan, dan zonasi yang tidak mengalami kerusakan. Secara garis besar
zonasi kerusakan di Kecamatan Kuta Alam dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Pt+n = Pt(1+r)n
Dimana :
Tabel III.4
Permasalahan Utama dan Usulan Penanganan
Kecamatan Kuta Alam Status Agustus 2006
Permasalahan Uraian Masalah Area yang Terkena Usulan Penanganan
Dampak
Drainase dan Masalah :
banjir - Banjir
Alasan :
- Drainase dipadati lumpur tsunami dan sampah, aliran P, L, KA, KB, M, K - Pengerukan
tersumbat
- Drainase rusak/tidak berfungsi L, K, KA, BB, M, GL, LD, LS - Rekonstruksi
- Pintu air, pompa air rusak/tidak berfungsi KA, KB, BB, GL - Pemasangan pintu air
- Drainase belum ada/belum permanen B - Pembangunan drainase
- Area gampong sebagian besar tanah rawa sehingga LD
rawan banjir
Air bersih dan Masalah :
sanitasi - Distribusi air tidak lancar Semua kelurahan - Pemasangan pipa baru
- MCK umum tidak memadai - Pembangunan MCK umum tiap lingkungan
Alasan :
- Pipa bocor/rusak GL
- Jumlah MCK yang tersedia tidak mencukupi
Jalan dan Masalah :
parkir - Jalan rusak, parkir tidak tertata, lampu jalan kurang
Alasan :
- Jalan rusak akibat tsunami, belum ada rekonstruksi L, M, K, GL, LD, LS - Pengaspalan jalan
- Beberapa ruas jalan konstruksi tanah dan aspal rusak P, L, K, KA, KB, BB, M - Pengaspalan jalan
- Parkir dibadan jalan tidak teratur P - Penataan tempat parkir
- Badan Jalan terlalu sempit B, BB, LS - Pelebaran jalan
- Lampu jalan kurang BB - Pemasangan lampu jalan
- Badan jalan terlalu rendah, tidak ada penahan banjir BB - Peninggian badan jalan
- Belum ada jalan tembus/jl alternatif LS - Pembangunan jalan baru/jl tembus
Sampah Masalah :
- Sampah belum tertangani dengan baik
Alasan :
GAMBAR 3.8
GAMBAR 3.9
Tabel III.5
Proyeksi Penduduk Kecamatan Kuta Alam Tahun 2012
Penduduk 2006 Laju Prediksi Prediksi
No Kelurahan/Gampong Pertumbuhan Penduduk Penduduk
KK LK PR Total Jiwa/KK Prediksi (%) 2007 2012
1 Peunayong 495 1956 1376 3332 7 1.52 3383 3648
2 Laksana 1182 3177 2492 5669 5 1.52 5755 6206
3 Keuramat 839 2494 2536 5030 6 1.52 5106 5507
4 Kuta Alam 1366 2623 2219 4842 4 1.52 4916 5301
5 Beurawe 1747 3359 3037 6396 4 1.52 6493 7002
6 Kota Baru 384 1081 973 2054 5 1.52 2085 2249
7 Bandar Baru 1289 3675 3709 7384 6 1.52 7496 8084
8 Mulia 805 1839 1320 3159 4 1.52 3207 3458
9 Lampulo 1451 1977 1446 3423 2 1.52 3475 3747
10 Lamdingin 575 1270 991 2261 4 1.52 2295 2475
11 Lambaro Skep 776 1918 1809 3727 5 1.52 3784 4080
Kec. Kuta Alam 10909 25369 21908 47277 4 1.52 47996 51756
Sumber : Hasil Analisis, 2006
Dari pendekatan struktur dan pola pemanfaatan ruang, maka secara indikatif
konsep dasar pengembangan tata ruang kawasan Kecamatan Kuta Alam dapat
dikemukakan seperti pada Gambar 3.11.
GAMBAR 3.10
• pembatas fisik yang jelas dan tegas seperti sungai, jalan, dan sebagainya
Tabel III.6
Pembagian Unit Lingkungan di Kecamatan Kuta Alam
Luas Prediksi
Luas Darat
No Unit Lingkungan Kelurahan/Gampong Adm Penduduk
(Ha)
(Ha) 2012
1 Peunayong Peunayong 36.00 31.42 3648
2 Laksana Laksana 21.00 21.00 6206
3 Keuramat Keuramat 49.00 49.00 5507
4 Kuta Alam Kuta Alam 59.00 54.73 5301
5 Beurawe Beurawe 78.00 78.00 7002
6 Kota Baru Kota Baru 78.00 77.89 2249
7 Bandar Baru Bandar Baru 147.00 145.93 8084
8 Mulia Mulia 70.00 66.76 3458
9 Lampulo Lampulo 155.00 49.94 3747
10 Lamdingin Lamdingin 85.00 40.47 2475
11 Lambaro Skep Lambaro Skep 229.00 50.22 4080
Kec. Kuta Alam Kec. Kuta Alam 1,007.00 665.36 51756
Sumber : Hasil Analisis, 2006
Tabel III.7
Rekapitulasi Kebutuhan Ruang Tiap Kelurahan dan Gampong
Di Kecamatan Kuta Alam Sampai Dengan Tahun 2012
Total
Kelurahan/
No Fasilitas Luas
Gampung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 (Ha)
1 Bandar Baru 51.738 0.000 3.760 0.605 0.300 0.450 2.045 13.301 5.659 77.858
2 Beurawe 44.813 0.000 2.780 0.575 0.300 0.410 2.005 11.578 4.901 67.362
3 Laksana 39.718 0.000 2.660 0.575 0.240 0.350 1.850 10.184 4.344 59.921
4 Keuramat 35.245 0.000 2.180 0.575 0.240 0.320 1.820 9.061 3.855 53.296
5 Kuta Alam 33.926 0.000 2.180 0.575 0.240 0.310 1.810 8.727 3.711 51.479
6 Peunayong 23.347 0.000 1.700 0.030 0.180 0.180 0.275 5.972 2.554 34.238
7 Lambaro Skep 26.112 0.000 1.700 0.030 0.240 0.220 0.410 6.770 2.856 38.338
8 Lampulo 23.981 0.000 1.700 0.030 0.180 0.180 0.275 6.121 2.623 35.090
9 Mulia 22.131 0.000 1.580 0.030 0.180 0.170 0.265 5.662 2.421 32.439
10 Lamdingin 15.840 0.000 1.100 0.030 0.180 0.130 0.225 4.088 1.733 23.326
11 Kota Baru 14.394 0.000 0.600 0.030 0.180 0.120 0.215 3.724 1.574 20.837
Kec. Kuta Alam 331.245 0.000 21.940 3.085 2.460 2.840 11.195 85.188 36.231 494.184
Sumber : Hasil Analisis, 2006
Keterangan :
1 = Perumahan 6 = Fasilitas Umum
2 = Jaringan Jalan 7 = Perdagangan Jasa
3 = Fasilitas Pendidikan 8 = Fasilitas Taman Tempat Main + Jalur Hijau
4 = Fasilitas Kesehatan 9 = Tempat Pemakaman Umum
5 = Fasilitas Peribadatan
BAB IV
RENCANA DETAIL TATA RUANG
KECAMATAN KUTA ALAM
Sesuai dengan esensi RDTR yang tidak terlepas pula dari tujuan umum
penyelenggaraan penataan ruang di daerah yaitu mengupayakan terlaksananya
perencanaan tata ruang secara terpadu dan menyeluruh, baik dengan wilayah di
sekitar Kecamatan Kuta Alam maupun dengan rencana tata ruang yang lebih
makro (RTRW Kota Banda Aceh); terwujudnya tertib pemanfaatan ruang; serta
terselenggaranya pengendalian pemanfaatan ruang.
Tujuan pengembangan tata ruang Kecamatan Kuta Alam pada masa yang akan
datang tidak akan terlepas dari peran dan fungsinya sebagai Ibukota Kota Banda
Aceh sekaligus sebagai Ibukota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
gtz – SLGSR IV - 1
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel 4.1
Rencana Distribusi Penduduk Kecamatan Kuta Alam Tahun 2012
Jumlah Penduduk (jiwa)
No Kelurahan/Gampong
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Peunayong 3.383 3.434 3.486 3.539 3.593 3.648
2 Laksana 5.755 5.843 5.931 6.022 6.113 6.206
3 Keuramat 5.106 5.184 5.263 5.343 5.424 5.507
4 Kuta Alam 4.916 4.990 5.066 5.143 5.221 5.301
5 Beurawe 6.493 6.592 6.692 6.794 6.897 7.002
6 Kota Baru 2.085 2.117 2.149 2.182 2.215 2.249
7 Bandar Baru 7.496 7.610 7.726 7.843 7.963 8.084
8 Mulia 3.207 3.256 3.305 3.356 3.406 3.458
9 Lampulo 3.475 3.528 3.581 3.636 3.691 3.747
10 Lamdingin 2.295 2.330 2.366 2.402 2.438 2.475
11 Lambaro Skep 3.784 3.841 3.900 3.959 4.019 4.080
Kec. Kuta Alam 47.996 48.725 49.466 50.218 50.981 51.756
Sumber : Hasil Analisis, 2006
gtz – SLGSR IV - 2
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Di Kecamatan Kuta Alam terdapat kawasan yang merupakan bagian dari Ibukota
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sekaligus juga sebagai Pusat Kota Banda
Aceh (sekaligus Pusat BWK Pusat Kota), dengan fungsi utama adalah
perdagangan dan jasa.
Pada hierarki dibawahnya terdapat dua pusat Sub-BWK, yaitu pusat Sub-BWK
Lampulo dengan fungsi utama adalah perikanan (pelabuhan perikanan, tempat
pelelangan ikan, industri perikanan, dan tambak) dan pusat Sub-BWK Simpang
Jambo tape dengan fungsi utama adalah pelayanan administrasi kecamatan.
Secara lebih jelas mengenai rencana struktur pelayanan dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
Rencana sistem jaringan transportasi di Kecamatan Kuta Alam terdiri dari rencana
pengembangan jalan, perparkiran, angkutan umum, serta jalur penyelamat
(escape road).
1. Jalan Arteri Primer dan Sekunder, yaitu jalan utama yang menghubungkan
Kecamatan Kuta Alam sebagai bagian pusat kota (central business district)
Kota Banda Aceh dengan kota-kota besar lainnya di wilayah sekitarnya. Jalan
arteri primer dan arteri sekunder yang dikembangkan di Kecamatan Kuta
Alam dapat dilihat pada Tabel IV.2.
gtz – SLGSR IV - 3
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 4.1
gtz – SLGSR IV - 4
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel IV.2
Rencana Pengembangan Jalan Arteri di Kecamatan Kuta Alam
No. Ruas Jalan Arteri Sekunder Rencana Penanganan
Jalan Arteri Primer
1 Jl. Lingkar Utara (Northern Ringroad) Pembangunan Baru
Jalan Arteri Sekunder
1 Jl. Pante Pirak Peningkatan dan Pemeliharaan
2 Jl. T.M. Daud Beureueh Peningkatan dan Pemeliharaan
3 Jl. T. Nyak Arief Peningkatan dan Pemeliharaan
4 Jl. Syiah Kuala Peningkatan dan Pelebaran
5 Jl. T. Hasan Dek Peningkatan dan Pelebaran
6 Jl. T. Panglima Polem Peningkatan dan Pemeliharaan
7 Jl. T.H. Bendahara Peningkatan dan Pemeliharaan
8 Jl. Tgk. Iskandar Peningkatan dan Pemeliharaan
9 Jl. T. Panglima Nyak Makam Peningkatan dan Pemeliharaan
Sumber : Hasil Analisis, 2006
Khusus untuk jalan arteri primer, sebagai suatu jalan yang minimal semi bebas
hambatan memerlukan suatu jalur lalu lintas yang tidak terganggu oleh
kendaraan masuk ke jalur tersebut, karenanya diperlukan pembedaan antara
jalur cepat dengan jalur lambat, dimana hal ini dapat dipecahkan dengan
membuat jalur lambat secara khusus pada kiri dan kanan jalan arteri tersebut
(untuk sepeda motor dan sepeda, sekaligus sebagai jalan layanan/pembatas
akses ke jalur cepat). Antara jalur cepat yang berlawanan arah harus
dipisahkan oleh median yang cukup lebar sehingga memungkinkan dalam
penempatan jalur aman bagi kendaraan yang akan berpindah arah. Akses jalur
lambat ke jalur cepat dibatasi pada jarak per 2 (dua) kilometer.
gtz – SLGSR IV - 5
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Pada titik persimpangan jalan arteri dan jalan kolektor diperlukan suatu
desain geometri pertemuan khusus, dengan beberapa alternatif sebagai
berikut:
c. Membedakan tingkatan antara jalan yang satu dengan jalan yang lainnya
(yang satu di atas yang lain atau sebaliknya), sehingga masing-masing
alur lalu-lintas tidak terjadi suatu persinggungan.
2. Jalan Kolektor Primer dan Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan antara
pusat BWK di lingkup wilayah Kota Banda Aceh. Jalan kolektor primer dan
kolektor sekunder yang dikembangkan di Kecamatan Kuta Alam dapat dilihat
pada Tabel IV.3.
Tabel IV.3
Rencana Pengembangan Jalan Kolektor di Kecamatan Kuta Alam
No. Ruas Jalan Kolektor Rencana Penanganan
Jalan Kolektor Primer
1 Jl. Sisingamangaraja Pelebaran, Peningkatan dan Pemeliharaan
2 Jl. T.H. Krueng Kalee Pelebaran, Peningkatan dan Pemeliharaan
3 Jl. Jend. Ahmad Yani Peningkatan dan Pemeliharaan
4 Jl. Sri Ratu Safiatuddin Peningkatan dan Pemeliharaan
5 Jl. Pocut Baren Peningkatan dan Pemeliharaan
6 Jl. Tgk. Diblang Peningkatan dan Pemeliharaan
7 Jl. Prof. DR. Syarief Thayeb Pelebaran, Peningkatan dan Pemeliharaan
Jalan Kolektor Sekunder
1 Jl. Chairil Anwar Peningkatan dan Pemeliharaan
2 Jl. T. Hasyim Banta Muda Peningkatan dan Pemeliharaan
3 Jl. C.M. Thayeb Pereulak Peningkatan dan Pemeliharaan
4 Jl. Ayah Hamid Peningkatan dan Pemeliharaan
5 Jl. Darma Peningkatan dan Pemeliharaan
Sumber : Hasil Analisis, 2006
3. Jalan Lokal, yaitu jalan yang menghubungkan antar sub-BWK atau unit
lingkungan. Jalan lokal utama yang dikembangkan di Kecamatan Kuta Alam
dapat dilihat pada Tabel IV.4.
gtz – SLGSR IV - 6
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel IV.4
Rencana Pengembangan Jalan Lokal di Kecamatan Kuta Alam
No. Ruas Jalan Lokal (JLK) Rencana Penanganan
1 Jl. Bampulo Sp. Gano Pelebaran, Peningkatan dan Pemeliharaan
2 Jl. Diwai Makam Pelebaran, Peningkatan dan Pemeliharaan
3 Jl. Mawar Pelebaran, Peningkatan dan Pemeliharaan
4 Terusan Jl. Al Ikhlas Pelebaran, Peningkatan dan Pemeliharaan
5 Terusan Jl. Ujong Blang Pelebaran, Peningkatan dan Pemeliharaan
6 Jl. Mujahiddin Pelebaran, Peningkatan dan Pemeliharaan
7 Jl. Pelangi Pelebaran, Peningkatan dan Pemeliharaan
8 Jl. Kartika Peningkatan dan Pemeliharaan
9 Jl. Ayah Gani Peningkatan dan Pemeliharaan
10 Jl. Lumba-lumba Peningkatan dan Pemeliharaan
Sumber : Hasil Analisis, 2006
Jalan lingkungan tidak ditetapkan secara khusus dalam tingkat RDTR ini.
Dengan demikian pada dasarnya semua jalan lainnya yang belum termasuk
dalam rencana sistem jaringan jalan di atas merupakan Jalan Lingkungan.
Dalam rencana ini, beberapa ruas jalan lingkungan yang masih ”terputus”
direkomendasikan untuk disambungkan, sehingga membentuk kaitan yang
memadai terutama dengan Jalan Lokal, dan pada beberapa tempat dengan
Jalan Kolektor.
Sebagai bagian dari rencana mitigasi bencana, khusus yang terkait dengan
sistem jaringan jalan ini akan direncanakan jalur pergerakan orang secara
cepat bila menghadapi bencana sebagaimana bencana gelombang tsunami
sebelumnya. Jalur pergerakan demikian dikenal dengan escape route yang
melalui escape road yang dikaitkan dengan rencana sistem jaringan jalan yang
direncanakan di atas.
Secara lebih jelas mengenai rencana sistem jaringan jalan dapat dilihat pada
Gambar 4.2, sedangkan rencana jalan escape road dapat dilihat pada Gambar
4.3.
gtz – SLGSR IV - 7
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 4.2
gtz – SLGSR IV - 8
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 4.3
gtz – SLGSR IV - 9
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
b. Rencana Perparkiran
Pengembangan jalur angkutan umum melalui jalan arteri, jalan kolektor dan
beberapa jalan lokal yang memiliki tingkat kepadatan dan jumlah penduduk
memadai untuk dilayani oleh jalur angkutan umum. Pengembangan jalur
angkutan ini tentunya dilakukan secara bertahap mengikuti arah perkembangan
permukiman di wilayah perencanaan.
gtz – SLGSR IV - 10
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 4.4
Geometri Penampang Jalan
gtz – SLGSR IV - 11
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR IV - 12
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR IV - 13
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
a. Drainase
Jaringan drainase yang ada di Kecamatan Kuta Alam dipandang sebagai suatu
masalah yang penting, mengingat daerah ini dilalui oleh Krueng Aceh, Krueng
Titi Panjang dan disisi utaranya langsung berbatasan dengan laut.
Sistem drainase untuk Kecamatan Kuta Alam termasuk pada zona III dalam
perencanaan sistem drainase Kota Banda Aceh. Perencanaan jaringan sistem
drainase (drainage system) di Kecamatan Kuta Alam sebagai zona III dalam
perencanaan sistem drainase Kota Banda Aceh akan mengacu kepada Rencana
Sistem Drainase dari JICS (Japan International Coorporation System).
Dalam rencana sistem drainase di Kecamatan Kuta Alam akan dibangun tiga
rumah pompa pada sisi sungai krueng aceh yaitu Rumah Pompa Peunayong
berlokasi di Kelurahan Peunayong, Rumah Pompa T. Diblang berlokasi di
Kelurahan Mulia dan Rumah Pompa Lampulo berlokasi di Gampong Lampulo.
Untuk lebih jelasnya mengenai Rencana Sistem Drainase di Kecamatan Kuta Alam
dapat dilihat pada Gambar 4.5.
b. Air Bersih
Kebutuhan air bersih untuk Kecamatan Kuta Alam disupply oleh PDAM Tirta
Daroy yang terintegrasi dalam Sistem Jaringan Air Bersih Kota Banda Aceh.
Rencana sistem perpipaan air bersih di Kecamatan Kuta Alam mengacu kepada
rencana perpipaan air bersih untuk Kota Banda Aceh dari JICS (Japan International
Coorporation System) tertanggal 25 April 2006.
Rencana jaringan perpipaan distribusi di Kecamatan Kuta Alam ini dimulai dari
pipa berdiameter 300 mm, kemudian berturut-turut didistribusikan secara hirarkis
dengan pipa berdiameter 250 mm, 200 mm, 150 mm, 100 mm, 75 mm, 50 mm, 32
mm.
gtz – SLGSR IV - 14
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 4.5
gtz – SLGSR IV - 15
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Rencana Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Kuta Alam sampai Tahun 2012 dapat
dilihat pada Tabel IV. 5, sedangkan rencana jaringan air bersih dapat dilihat pada
Gambar 4.6.
Tabel IV.5
Rencana Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Kuta Alam Tahun 2012
Jumlah Penduduk Kebutuhan Air Bersih
Tahun Tahun Standar Tahun 2007 Tahun 2012
No Jenis Penggunaan
2007 2012 L/org/hari
(jiwa) (jiwa) L/hari M3/hari L/hari M3/hari
c. Air Limbah
Berdasarkan hasil perhitungan, perkiraan jumlah air buangan atau air limbah di
Kecamatan Kuta Alam Tahun 2012 sebesar 10.217 m3/hari.
gtz – SLGSR IV - 16
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 4.6
gtz – SLGSR IV - 17
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel IV.6
Perkiraan Air Buangan Kecamatan Kuta Alam Tahun 2012
Perkiraan Air Buangan
(M3/hari)
No Uraian Standar
Tahun 2007 Tahun 2012
Untuk penanganan limbah tinja, hingga saat ini pada umumnya pembuangan
limbah tinja di kawasan permukiman Kecamatan Kuta Alam menggunakan
jamban pribadi maupun jamban umum. Kondisi yang juga perlu mendapat
perhatian dari sistem sanitasi saat ini di Kecamatan Kuta Alam adalah adanya
rumah tangga yang bangunan perumahannya berlokasi di bantaran sungai.
Kelestarian fungsi dan kualitas sungai yang mengalir melalui kawasan ini perlu
dipertahankan mengingat masih digunakannya air sungai oleh sebagian
penduduk untuk memenuhi kebutuhan airnya.
d. Listrik
Rencana Kebutuhan Listrik sampai pada Tahun 2012 di Kecamatan Kuta Alam
dapat dilihat pada Tabel IV.7.
gtz – SLGSR IV - 18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel IV.7
Rencana Kebutuhan Listrik Kecamatan Kuta Alam Tahun 2012
Jumlah Penduduk Kebutuhan Listrik
(jiwa) Standar Tahun 2007 Tahun 2012
No Jenis Penggunaan
Tahun Tahun (VA/Org)
VA KVA VA KVA
2007 2012
Kecamatan Kuta Alam 47,996 51,756 - - - - -
1 Domestik - - 90 4,319,640 4,320 4,658,040 4,658
2 Sarana Umum/Sosial - - 22.5 1,079,910 1,080 1,164,510 1,165
3 Komersial/Lain-lain - - 112.5 5,399,550 5,400 5,822,550 5,823
Jumlah - - - 10,799,100 10,799 11,645,100 11,645
Sumber : Hasil Analisis, 2006
e. Telekomunikasi
Tabel IV.8
Rencana Kebutuhan Telepon Kecamatan Kuta Alam Tahun 2012
Jumlah Penduduk (jiwa) Standar Kebutuhan Telepon
No Jenis Penggunaan Tahun Tahun Tahun 2007 Tahun 2012
(SST/Org)
2007 2012 (SST) (SST)
Kecamatan Kuta Alam 47.996 51.756 - - -
Sambungan Langsung
1 (RT) - - 1/50 960 1.035
2 Sarana umum/sosial - - 1/250 192 207
3 Komersial/lain-lain - - 1/150 320 345
4 Telepon Umum - - 1/1000 48 52
Jumlah - - - 1520 1639
Sumber : Hasil Analisis, 2006
f. Persampahan
gtz – SLGSR IV - 19
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Pada sistem sanitary landfill ini, sampah atau limbah padat yang dibuang diatur
pembuangannya pada lokasi yang telah disediakan (sel harian). Lokasi ini telah
dilengkapi lapisan kedap dengan ketebalan sekitar 15-30 cm dan fasilitas drainase
bawah permukaan. Sampah yang dibuang pada lokasi ini dipadatkan dengan alat
berat dan setiap harinya ditutup dengan tanah.
gtz – SLGSR IV - 20
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Rencana penggunaan lahan di Kecamatan Kuta Alam terdiri dari beberapa jenis
penggunaan lahan, yang secara garis besar terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu
penggunaan lahan lindung dan penggunaan lahan budidaya.
gtz – SLGSR IV - 21
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Secara lebih jelas mengenai rencana penggunaan lahan di Kecamatan Kuta Alam
dapat dilihat pada Tabel IV. 11 dan Gambar 4.7.
gtz – SLGSR IV - 22
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel IV. 11
Rencana Penggunaan Lahan Di Kecamatan Kuta Alam
No Blok Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Peunayong Fasilitas Pendidikan 0.33
Fasilitas Peribadatan 0.46
Kawasan Campuran 2.03
Pemukiman 1.58
Perdagangan dan Jasa 18.83
Perkantoran dan Pelayanan Umum 3.62
Ruang Terbuka Hijau 1.40
2 Laksana Fasilitas Pendidikan 0.16
Fasilitas Peribadatan 0.22
Kawasan Campuran 3.67
Pemukiman 17.83
Perdagangan dan Jasa 3.80
Perkantoran dan Pelayanan Umum 4.41
3 Keuramat Fasilitas Pendidikan 2.33
Kawasan Campuran 3.80
Pemukiman 18.06
Perdagangan dan Jasa 4.03
Perkantoran dan Pelayanan Umum 1.06
4 Kuta Alam Fasilitas Kesehatan 4.32
Fasilitas Peribadatan 0.19
Kawasan Campuran 7.75
Pemukiman 18.91
Perdagangan dan Jasa 5.43
Perkantoran dan Pelayanan Umum 9.50
Ruang Terbuka Hijau 1.71
5 Beurawe Fasilitas Kesehatan 0.01
Fasilitas Pendidikan 1.01
Fasilitas Peribadatan 0.10
Kawasan Campuran 6.66
Pemukiman 75.01
Perdagangan dan Jasa 5.41
Perkantoran dan Pelayanan Umum 1.33
6 Kota Baru Fasilitas Kesehatan 0.07
Fasilitas Pendidikan 3.76
Fasilitas Peribadatan 0.69
Kawasan Campuran 13.65
Kuburan 0.54
Pemukiman 25.75
Perdagangan dan Jasa 0.48
Perkantoran dan Pelayanan Umum 10.04
Ruang Terbuka Hijau 4.29
7 Bandar Baru Fasilitas Kesehatan 28.47
Fasilitas Pendidikan 3.70
Fasilitas Peribadatan 1.69
Kawasan Campuran 8.13
Pemukiman 46.00
Perdagangan dan Jasa 8.54
Perkantoran dan Pelayanan Umum 10.25
gtz – SLGSR IV - 23
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR IV - 24
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 4.7
gtz – SLGSR IV - 25
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Rencana penataan ruang terbuka hijau (RTH) untuk Kecamatan Kuta Alam ini
akan meliputi tiga kelompok besar RTH, yaitu :
1. Kelompok RTH berupa areal (yang dapat digambarkan pada peta rencana
pola pemanfaatan ruang), yang meliputi :
• Taman,
• Lapangan Olah Raga,
• Kuburan (Taman Pemakaman Umum / TPU),
• Bakau/Hutan Bakau,
• Tambak dengan tanaman bakau,
1. Taman, yaitu taman yang sudah ada saat ini seperti Taman Sri Ratu Safiattudin
yang berada di Kelurahan Bandar Baru, Taman Simpang Lima dan Rex yang
berada di Kelurahan Peunayong.
gtz – SLGSR IV - 26
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
2. Lapangan Olah Raga, yaitu lapangan olah raga yang telah ada sebelumnya
seperti Stadion Dimurtala di Jl. Dimurtala (Kelurahan Kota Baru), lapangan
sepak bola di Jl. Mujahiddin (Gampong Lambaro Skep), lapangan sepak bola
di Jl. Maimun Saleh (Kelurahan Peunayong) dan beberapa lapangan olah raga
yang terdapat pada fasilitas pendidikan.
5. Sepanjang tepi dan median jalan, terutama pada jalan-jalan utama, maupun
jalan-jalan di lingkungan perumahan.
6. Sepanjang tepi badan air, yaitu sepanjang tepi Krueng Aceh dan Krueng Titi
Panjang yang sekaligus merupakan sempadan sungai.
7. Sepanjang tepi pantai, yaitu di bagian belakang pantai dan tanggul (tidal
embankment/sea wall) yang sekaligus merupakan sempadan pantai.
Secara jelas mengenai Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Kuta alam
dapat dilihat pada Gambar 4.8.
gtz – SLGSR IV - 27
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Gambar 4.8
gtz – SLGSR IV - 28
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
• Untuk bagian wilayah yang termasuk Zona I, KDB ditetapkan sebesar 15%;
yaitu di Lampulo, Lamdingin, dan Lambaro Skep bagian utara;
• Untuk bagian wilayah yang termasuk Zona II, KDB ditetapkan sebesar 30%;
yaitu di Lampulo, Lamdingin, Lambaro Skep bagian selatan, dan Mulia;
• Untuk bagian wilayah yang termasuk Zona III dan Zona IV, KDB ditetapkan
sebesar 50 – 60 %.
gtz – SLGSR IV - 29
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Secara lebih jelas pada Tabel IV.12 diuraikan rencana penetapan KDB, KLB, dan
klasifikasi petak lahan bangunan menurut masing-masing blok peruntukan
pemanfaatan ruang di Kecamatan Kuta Alam.
gtz – SLGSR IV - 30
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel IV. 12
Rencana Penetapan KDB, KLB, dan Perpetakan Bangunan
Di Kecamatan Kuta Alam
Luas
No Blok Peruntukan KDB KLB Klasifikasi Petak Lahan
(Ha)
1 Peunayong Fasilitas Pendidikan 0.33 50% 1.50 I
Fasilitas Peribadatan 0.46 50% 1.50 I
Kawasan Campuran 2.03 75% 2.40 I-V
Pemukiman 1.58 50% 1.50 IV-V
Perdagangan dan Jasa 18.83 75% 2.40 I-V
Perkantoran dan Pelayanan Umum 3.62 50% 1.50 I
Ruang Terbuka Hijau 1.40 0% 0.00 -
2 Laksana Fasilitas Pendidikan 0.16 50% 1.50 I
Fasilitas Peribadatan 0.22 50% 1.50 I
Kawasan Campuran 3.67 75% 2.40 I-V
Pemukiman 17.83 50% 1.50 IV-V
Perdagangan dan Jasa 3.80 75% 2.40 I-V
Perkantoran dan Pelayanan Umum 4.41 50% 1.50 I
3 Keuramat Fasilitas Pendidikan 2.33 50% 1.50 I
Fasilitas Peribadatan 0.24 50% 1.50 I
Kawasan Campuran 3.80 75% 2.40 I-V
Pemukiman 18.06 50% 1.50 IV-V
Perdagangan dan Jasa 4.03 50% 1.50 I-V
Perkantoran dan Pelayanan Umum 1.06 50% 1.50 I
4 Kuta Alam Fasilitas Kesehatan 4.32 50% 1.50 I
Fasilitas Peribadatan 0.19 50% 1.50 I
Kawasan Campuran 7.75 75% 3.00 I-V
Pemukiman 18.91 50% 1.50 IV-V
Perdagangan dan Jasa 5.43 75% 3.00 I-V
Perkantoran dan Pelayanan Umum 9.50 50% 2.00 I
Ruang Terbuka Hijau 1.71 0% 0.00 -
5 Beurawe Fasilitas Kesehatan 0.01 50% 1.50 I
Fasilitas Pendidikan 1.01 50% 1.50 I
Fasilitas Peribadatan 0.10 50% 1.50 I
Kawasan Campuran 6.66 75% 3.00 I-V
Pemukiman 72.66 50% 1.50 IV-V
Perdagangan dan Jasa 5.41 75% 3.00 I-V
Perkantoran dan Pelayanan Umum 1.33 50% 2.00 I
Ruang Terbuka Hijau 2.35 0% 0.00 -
6 Kota Baru Fasilitas Kesehatan 0.07 50% 1.50 I
Fasilitas Pendidikan 3.76 50% 1.50 I
Fasilitas Peribadatan 0.69 50% 1.50 I
Kawasan Campuran 13.65 75% 2.40 I-V
Kuburan 0.54 0% 0.00 -
Pemukiman 25.75 50% 1.50 IV-V
Perdagangan dan Jasa 0.48 75% 2.40 I-V
Perkantoran dan Pelayanan Umum 10.04 50% 1.50 I
Ruang Terbuka Hijau 4.29 0% 0.00 -
7 Bandar Baru Fasilitas Kesehatan 28.47 50% 1.50 I
Fasilitas Pendidikan 3.70 50% 1.50 I
Fasilitas Peribadatan 1.69 50% 1.50 I
gtz – SLGSR IV - 31
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Luas
No Blok Peruntukan KDB KLB Klasifikasi Petak Lahan
(Ha)
Kawasan Campuran 8.13 75% 2.40 I-V
Pemukiman 46.00 50% 1.50 IV-V
Perdagangan dan Jasa 8.54 75% 2.40 I-V
Perkantoran dan Pelayanan Umum 10.25 50% 1.50 I
Ruang Terbuka Hijau 4.02 0% 0.00 -
8 Mulia Fasilitas Kesehatan 0.07 30% 1.20 I
Fasilitas Pendidikan 4.67 30% 1.20 I
Fasilitas Peribadatan 0.65 30% 0.90 I
Kawasan Campuran 15.52 60% 1.80 I-V
Kuburan 1.24 0% 0.00 -
Pemukiman 36.93 30% 0.60 IV-V
Perdagangan dan Jasa 0.37 60% 1.80 I-V
Perkantoran dan Pelayanan Umum 2.48 30% 1.20 I
Ruang Terbuka Hijau 0.73 0% 0.00 -
9 Lampulo Fasilitas Kesehatan 0.04 30% 0.60 I
Fasilitas Pendidikan 0.08 30% 0.60 I
Fasilitas Peribadatan 0.21 30% 0.60 I
Kawasan Campuran 7.13 30% 0.60 I-V
Pelabuhan dan Industri Perikanan 43.86 30% 0.60 I
Pemukiman 36.52 30% 0.60 IV-V
Perdagangan dan Jasa 0.41 30% 0.60 I-V
Ruang Terbuka Hijau 6.53 0% 0.00 -
Tambak 32.56 0% 0.00 -
Tempat Pelelangan Ikan 1.65 30% 0.60 I
10 Lamdingin Fasilitas Pendidikan 0.27 30% 0.60 I
Fasilitas Peribadatan 0.12 30% 0.60 I
Kawasan Campuran 10.13 30% 0.60 I-V
Pelabuhan dan Industri Perikanan 8.37 30% 0.60 I
Pemukiman 39.68 30% 0.60 IV-V
Ruang Terbuka Hijau 2.14 0% 0.00 -
Tambak 26.92 0% 0.00 -
11 Lambaro Skep Fasilitas Kesehatan 0.06 30% 0.60 I
Fasilitas Pendidikan 0.18 30% 0.60 I
Fasilitas Peribadatan 0.29 30% 0.60 I
Kawasan Campuran 6.87 30% 0.60 I-V
Pelabuhan dan Industri Perikanan 6.33 30% 0.60 I
Pemukiman 64.59 30% 0.60 IV-V
Perdagangan dan Jasa 0.06 30% 0.60 I-V
Perkantoran dan Pelayanan Umum 0.06 30% 0.60 I
Ruang Terbuka Hijau 4.40 0% 0.00 -
Tambak 153.31 0% 0.00 -
Sumber : Hasil Analisis, 2006
gtz – SLGSR IV - 32
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Garis sempadan depan bangunan (yaitu jarak dari dinding terluar bangunan
dengan tepi Ruang Milik Jalan (Rumija) atau pagar pekarangan, akan terkait
dengan klasifikasi jalan yang terletak di depannya, dengan prinsip umum adalah
½ dari lebar Ruang Milik Jalan (Rumija) atau Right of Way (ROW).
Namur demikian, berdasarkan penetapan dalam RTRW Kota Banda Aceh (Qanun
Kota Banda Aceh Nomor 3 Tahun 2003, Pasal 44) garis sempadan depan
bangunan sesuai dengan klasifikasi jalan adalah sebagai berikut :
gtz – SLGSR IV - 33
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Sebagai gambaran mengenai garis sempadan di atas dapat dilihat Gambar 4.9.
Gambar 4.9
Contoh Garis Sempadan Depan, Samping dan Belakang
• Rekonstruksi, Rehabilitasi;
• Pemantapan.
gtz – SLGSR IV - 34
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Tabel IV. 13
Rencana Penanganan Blok Peruntukan
Di Kecamatan Kuta Alam
Luas
No Blok Peruntukan KDB KLB Penanganan Blok
(Ha)
1 Peunayong Fasilitas Pendidikan 0.33 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Fasilitas Peribadatan 0.46 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Kawasan Campuran 2.03 75% 2.40 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 1.58 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Perdagangan dan Jasa 18.83 75% 2.40 Pengembangan & Pemantapan
Perkantoran dan Pelayanan Umum 3.62 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Ruang Terbuka Hijau 1.40 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
2 Laksana Fasilitas Pendidikan 0.16 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Fasilitas Peribadatan 0.22 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Kawasan Campuran 3.67 75% 2.40 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 17.83 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Perdagangan dan Jasa 3.80 75% 2.40 Pengembangan & Pemantapan
Perkantoran dan Pelayanan Umum 4.41 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
3 Keuramat Fasilitas Pendidikan 2.33 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Fasilitas Peribadatan 0.24 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Kawasan Campuran 3.80 75% 2.40 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 18.06 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Perdagangan dan Jasa 4.03 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Perkantoran dan Pelayanan Umum 1.06 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
4 Kuta Alam Fasilitas Kesehatan 4.32 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Fasilitas Peribadatan 0.19 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Kawasan Campuran 7.75 75% 3.00 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 18.91 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Perdagangan dan Jasa 5.43 75% 3.00 Pengembangan & Pemantapan
Perkantoran dan Pelayanan Umum 9.50 50% 2.00 Pengembangan & Pemantapan
Ruang Terbuka Hijau 1.71 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
5 Beurawe Fasilitas Kesehatan 0.01 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Fasilitas Pendidikan 1.01 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Fasilitas Peribadatan 0.10 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Kawasan Campuran 6.66 75% 3.00 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 72.66 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Perdagangan dan Jasa 5.41 75% 3.00 Pengembangan & Pemantapan
Perkantoran dan Pelayanan Umum 1.33 50% 2.00 Pengembangan & Pemantapan
Ruang Terbuka Hijau 2.35 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
6 Kota Baru Fasilitas Kesehatan 0.07 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Fasilitas Pendidikan 3.76 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Fasilitas Peribadatan 0.69 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Kawasan Campuran 13.65 75% 2.40 Pengembangan & Pemantapan
Kuburan 0.54 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 25.75 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Perdagangan dan Jasa 0.48 75% 2.40 Pengembangan & Pemantapan
Perkantoran dan Pelayanan Umum 10.04 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Ruang Terbuka Hijau 4.29 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
7 Bandar Baru Fasilitas Kesehatan 28.47 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Fasilitas Pendidikan 3.70 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Fasilitas Peribadatan 1.69 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
gtz – SLGSR IV - 35
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
Luas
No Blok Peruntukan KDB KLB Penanganan Blok
(Ha)
Kawasan Campuran 8.13 75% 2.40 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 46.00 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Perdagangan dan Jasa 8.54 75% 2.40 Pengembangan & Pemantapan
Perkantoran dan Pelayanan Umum 10.25 50% 1.50 Pengembangan & Pemantapan
Ruang Terbuka Hijau 4.02 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
8 Mulia Fasilitas Kesehatan 0.07 30% 1.20 Peningkatan
Fasilitas Pendidikan 4.67 30% 1.20 Peningkatan
Fasilitas Peribadatan 0.65 30% 0.90 Peningkatan
Kawasan Campuran 15.52 60% 1.80 Pengembangan & Pemantapan
Kuburan 1.24 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 36.93 30% 0.60 Peningkatan
Perdagangan dan Jasa 0.37 60% 1.80 Pengembangan & Pemantapan
Perkantoran dan Pelayanan Umum 2.48 30% 1.20 Peningkatan
Ruang Terbuka Hijau 0.73 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
9 Lampulo Fasilitas Kesehatan 0.04 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Fasilitas Pendidikan 0.08 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Fasilitas Peribadatan 0.21 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Kawasan Campuran 7.13 30% 0.60 Pengembangan & Pemantapan
Pelabuhan dan Industri Perikanan 43.86 30% 0.60 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 36.52 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Perdagangan dan Jasa 0.41 30% 0.60 Pengembangan & Pemantapan
Ruang Terbuka Hijau 6.53 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
Tambak 32.56 0% 0.00 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Tempat Pelelangan Ikan 1.65 30% 0.60 Pengembangan & Pemantapan
10 Lamdingin Fasilitas Pendidikan 0.27 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Fasilitas Peribadatan 0.12 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Kawasan Campuran 10.13 30% 0.60 Pengembangan & Pemantapan
Pelabuhan dan Industri Perikanan 8.37 30% 0.60 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 39.68 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Ruang Terbuka Hijau 2.14 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
Tambak 26.92 0% 0.00 Rehabilitasi & Rekonstruksi
11 Lambaro Skep Fasilitas Kesehatan 0.06 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Fasilitas Pendidikan 0.18 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Fasilitas Peribadatan 0.29 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Kawasan Campuran 6.87 30% 0.60 Pengembangan & Pemantapan
Pelabuhan dan Industri Perikanan 6.33 30% 0.60 Pengembangan & Pemantapan
Pemukiman 64.59 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Perdagangan dan Jasa 0.06 30% 0.60 Pengembangan & Pemantapan
Perkantoran dan Pelayanan Umum 0.06 30% 0.60 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Ruang Terbuka Hijau 4.40 0% 0.00 Pengembangan & Pemantapan
Tambak 153.31 0% 0.00 Rehabilitasi & Rekonstruksi
Sumber : Hasil Analisis, 2006
gtz – SLGSR IV - 36
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
gtz – SLGSR IV - 37
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
• Sarana Pertemuan (hall), untuk cagar budaya /wisata budaya & religius;
sebagai tempat istirahat, ruang informasi, dan sebagainya.
a. Mekanisme perizinan
• diperbolehkan,
• diperbolehkan bersyarat,
• tidak diperbolehkan,
• sangat dianjurkan.
gtz – SLGSR IV - 38
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
d. Mekanisme pelaporan
e. Mekanisme pemantauan
f. Mekanisme evaluasi
gtz – SLGSR IV - 39
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam
BAB V
REKOMENDASI DAN INDIKASI PROGRAM
5.1 REKOMENDASI
Tabel V.1
Indikasi Program Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Alam Tahun 2007 - 2012
TAHUN PELAKSANAAN
No. PROGRAM KEGIATAN LOKASI PIHAK TERKAIT
2007 2008 2009 2010 2012
A. STRUKTUR RUANG
A.1 Jaringan Jalan, Jembatan, dan Pedestrian
1 Pengembangan Jalan Arteri Primer BRR, Pem. Pusat, Pem. Prov
Lampulo, Lamdingin,
a. Jl. Lingkar Utara (Northern Ringroad) Pembangunan Baru
Lambaro Skep
b. Pembangunan Jembatan Krueng Aceh Pembangunan Baru
2 Pengembangan Jalan Arteri Sekunder BRR, Pem. Pusat, Pem. Prov
a. Jl. Pantepirak-Jl. T.M. Daud Beureueh-Jl.
Peningkatan dan Pemeliharaan
T. Nyak Arief
b. Jl. Syiah Kuala-Jl. T. Hasan Dek Peningkatan dan Pelebaran
c. Jl. T. Panglima Polem-Jl. T.H. Bendahara-
Peningkatan dan Pemeliharaan
Jl. Tgk. Iskandar
d. Jl. T. Panglima Nyak Makam Peningkatan dan Pemeliharaan
3 Pengembangan Jalan Kolektor Primer BRR, Pem. Kota
a. Jl. Sisingamangaraja-Jl. T.H. Krueng
Pelebaran, Peningkatan dan
Kalee-Jl. Jend. Ahmad Yani-Jl. Sri Ratu
Pemeliharaan
Safiatuddin
b. Jl. Pocut Baren Peningkatan dan Pemeliharaan
c. Jl. Tgk. Diblang Peningkatan dan Pemeliharaan
Pelebaran, Peningkatan dan
d. Jl. Prof. DR. Syarief Thayeb
Pemeliharaan
4 Pengembangan Jalan Kolektor Sekunder BRR, Pem. Kota
a. Jl. Chairil Anwar Peningkatan dan Pemeliharaan
b. Jl. T. Hasyim Banta Muda Peningkatan dan Pemeliharaan
c. Jl. C.M. Thayeb Pereulak Peningkatan dan Pemeliharaan
d. Jl. Ayah Hamid Peningkatan dan Pemeliharaan
e. Jl. Darma Peningkatan dan Pemeliharaan
Pelebaran, Peningkatan dan Semua Kelurahan dan
5 Pengembangan Jalan Lokal BRR, Pem. Kota
Pemeliharaan Gampong
Hampir semua jalan di Kecamatan Kuta
Alam
TAHUN PELAKSANAAN
No. PROGRAM KEGIATAN LOKASI PIHAK TERKAIT
2007 2008 2009 2010 2012
TAHUN PELAKSANAAN
No. PROGRAM KEGIATAN LOKASI PIHAK TERKAIT
2007 2008 2009 2010 2012
TAHUN PELAKSANAAN
No. PROGRAM KEGIATAN LOKASI PIHAK TERKAIT
2007 2008 2009 2010 2012
6 Pengembangan Fasilitas Umum Pembangunan Aula Bandar Baru, Mulia Masyarakat dan Swasta
Pembangunan dan Peningkatan
Keuramat Masyarakat dan Swasta
Gedung PKK
B. POLA PEMANFAATAN RUANG
B.1 Kawasan Berfungsi Lindung
1 Penataan Hutan Kota Penanaman bakau dan nipah Di daerah pesisir pantai BRR, Pem. Kota, Masyarakat
Penanaman pohon Di daerah pesisir pantai
2 Penataan Daerah Sempadan Penataan sempadan pantai Sepanjang pantai BRR, Pem. Kota, Masyarakat
Penataan sempadan sungai Sepanjang sungai BRR, Pem. Kota, Masyarakat
Semua Kelurahan dan
Penataan sempadan bangunan BRR, Pem. Kota, Masyarakat
Gampong
Semua Kelurahan dan
Penataan sempadan jalan BRR, Pem. Kota, Masyarakat
Gampong
B.2 Kawasan Non Terbangun
Penataan dan Pemeliharaan Taman Semua Kelurahan dan
1 Penataan Ruang Terbuka Hijau BRR, Pem. Kota, Masyarakat
Kota Gampong
Lampulo, Lamdingin, dan BRR, Pem. Kota, Petambak
Penanaman pohon bakau
Lambaro Skep dan Masyarakat
Rehabilitasi tambak dan penanaman Lampulo, Lamdingin, dan BRR, Pem. Kota, Petambak
3 Rehabilitasi Tambak
bakau Lambaro Skep dan Masyarakat
B.3 Kawasan Budidaya Terbangun
Semua Bangunan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Penataan Kawasan Perkantoran Perkantoran Pemerintah
1 Bangunan Perkantoran Pemerintah BRR, Pem. Prov.
Pemerintah Provinsi NAD yang rusak
Provinsi NAD
karena tsunami
Semua Bangunan
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Perkantoran Pemerintah
Bangunan Perkantoran Pemerintah BRR, Pem. Kota
Kota Banda Aceh yang
Kota Banda Aceh
rusak karena tsunami
Pembangunan dan Peningkatan Peunayong, Laksana,
BRR, Pem. Kota
Kantor Lurah Keuramat, Kuta Alam
2 Penataan Kawasan Perdagangan dan Jasa Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasar Pasar Peunayong BRR, Pem. Kota,
TAHUN PELAKSANAAN
No. PROGRAM KEGIATAN LOKASI PIHAK TERKAIT
2007 2008 2009 2010 2012