Bab Pembahasan Auditing
Bab Pembahasan Auditing
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam sebuah proses audit terdapat proses pengujian, diantaranya adalah pengujian
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi pada siklus penjualan dan penagihan.
Kedua jenis pengujian tersebut merupakan bagian dari tahap II dalam proses audit. Setelah
memahami kedua pengujian tersebut maka proses audit selanjutnya adalah melanjutkan
ketahap III dan berfokus pada prsedur analitis substantive dan pengujian perincian saldo
dalam siklus penjualan dan penagihan.
Dalam pembahasan ini akan mengilustrasikan betapa pentingnya bagi auditor untuk
memilih bukti yang tepat dalam melakukan verifikasi saldo akun terhadap siklus penjualan
dan penagihan, setelah menentukan batas salah saji yang dapat diterima, menjalankan
prosedur identifikasi risiko untuk menilai risiko pengendalian dan risiko yang tak
terhindarkan, serta melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi.
Dalam siklus penjualan dan penagihan ini akan membahas mengenai desain untuk
prosedur analisis substantive dan pengujian perincian saldo dari dua akun kunci neraca pada
siklus tersebut, yaitu piutang usaha dan cadangan kerugian piutang.
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini juga dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan yang akan
dicapai dan diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Tujuan tersebut antara lain
adalah:
1. Mampu menjelaskan metodologi dalam mendesain pengujian perincian saldo.
2. Mampu mendesain dan melakukan prosedur analitis untuk akun-akun dalam siklus
penjualan dan penagihan.
3. Mampu mendesain dan melakukan pengujian perincian saldo piutang usaha.
4. Menjalankan dan mengevaluasi konfirmasi piutang usaha.
5. Mendesain prosedur audit untuk audit piutang usaha serta menggunakan kertas kerja
perencanaan bukti sebagai panduan.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam perancangan pengujian rinci saldo untuk piutang usaha, auditor harus
mendapatkan hasil yang memuaskan atas delapan tujuan audit saldo. Untuk yang khusus
diterapkan bagi piutang, tujuan tersebut disebut tujuan audit saldo piutang usaha sebagai
berikut:
1. Piutang usaha dalam daftar umur piutang cocok dengan jumlah dalm master file yang
bersangkutan, dan penjumlahannya sudah benar dan cocok dengan saldo di buku besar
(kecocokan saldo).
2. Piutang yang tercantum dalam pembukuan sungguh-sungguh ada (keberadaan).
3. Semua piutang yang ada telah dicatat dalam pembukuan (kelengkapan).
4. Piutang usaha telah dicatat dengan akurat (ketelitian).
5. Piutang usaha telah digolongkan dengan benar (penggolongan).
6. Pisah batas piutang usaha ditetapkan dengan benar (pisah batas).
7. Piutang usaha dinyatakan sebesar nilai yang bisa direalisasi (nilai bisa direalisasi).
8. Klien memiliki hak terhadap piutang usaha.
Rancang dan lakukan prosedur analitis untuk saldo piutang Tahap III
usaha
Pengujian piutang usaha didasarkan pada prosedur penetapan risiko oleh auditor yang
memberi pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien. Risiko bisnis klien yang
mempengaruhi piutang usaha dipertimbangkan dalam evaluasi auditor tentang risiko bawaan dan
rencana pengumpulan bukti untuk piutang usaha. Sebagai contoh, sebagai akibat adanya
penurunan dalam kondisi perekonomian, auditor bisa menaikkan risiko bawaan untuk nilai bersih
bisa direalisasi piutang usaha.
Auditor umumnya mengidentifikasi suatu resiko kecurangan (fraud risk) tertentu untuk
pengakuan pendapatan. Hal ini bisa mempengaruhi penetapan resiko bawaan oleh auditor untuk
tujuan-tujuan berikut: keberadaan, pisah batas penjualan, dan pisah batas retur penjualan.
2.1.3. Menetapkan Resiko Pengendalian Untuk Siklus Penjualan Dan Pengumpulan Piutang
Ada dua aspek hubungan dalam gambar 13-2 yang perlu mendapatkan perhatian khusus:
1. Untuk penjualan, tujuan audit transaksi – keterjadian mempengaruhi tujuan audit saldo –
keberadaan. Namun untuk penerimaan kas, tujuan audit transaksi – keterjadian
mempengaruhi tujuan audit saldo – kelengkapan. Hubungan serupa terjadi untuk tujuan
audit transaksi – kelengkapan. Alasan terjadinya kesimpulan yang mengejutkan ini
karena kenaikkan dalam penjualan otomatis akan menyebabkan kenaikkan piutang usaha,
tetapi kenaikkan dalam penerimaan kas akan mengurangi piutang usaha.
2. Tujuan audit saldo – nilai bersih bisa direalisasi dan hak, demikian pula tujuan audit
penyajian dan pengungkapan, tidak terpengaruh oleh penetapan resiko pengendalian
untuk golongan transaksi. Untuk menetapkan resiko pengendalian di bawah maksimum
untuk tujuan-tujuan audit tersebut, auditor harus mengidentifikasi dan menguji
pengendalian lain yang mendukung tujuan-tujuan tersebut.
Hubungan antara Tujuan Audit Transaksi untuk Penjualan dan Pengumpulan
Piutang dengan Tujuan Audit Saldo untuk Piutang Usaha
tian
Posting & x
Peri-
ngkasan
Penggo- x
longan
X
Saat
Keterja- x
dian
Keleng- x
Penerimaan kas
kapan
Keteli- x
tian
Posting & x
Peri-
ngkasan
Penggo- x
longan
X
Saat
Perbandingan persentase laba kotor Lebih saji atau kurang saji penjualan dan
dengan tahun lalu (per jenis produk) piutang usaha
Perbandingan penjualan perbulan Lebih saji atau kurang saji penjualan dan
sepanjang periode (per jenis produk) piutang usaha
Perbandingan retur penjualan sebagai Lebih saji dan kurang saji retur penjualan
persentase dari penjualan kotor dengan dan piutang usaha
tahun lalu (per jenis produk)
Perbandingan jumlah hari piutang dengan Lebih saji atau kurang saji cadangan
tahun-tahun sebelumnya dan kecepatan kerugian piutang dan beban kerugian
perputaran piutang piutang : juga bisa memberi indikasi
adanya piutang fiktif
Perbandingan persentase piutang per Lebih saji atau kurang saji cadangan
kategori umum dengan tahun sebelumnya kerugian piutang dan beban kerugian
piutang
Perbandingan cadangan kerugian piutang Labih saji atau kurang saji cadangan
sebagai persentase dari piutang usaha kerugian piutang dan beban kerugian
dengan tahun sebelumnya piutang
Perbandingan piutang yang dihapus Lebih saji atau kurang saji cadangan
sebagai persentase dari total piutang kerugian piutang dan beban kerugian
dengan tahun sebelumnya piutang
2.1.6. Merancang Dan Melaksanakan Pengujian Detil Saldo Piutang Usaha (Tahap III)
Apabila prosedur analitis dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang
mengungkapkan adanya fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus mengajukan pertanyaan
tambahan kepada manajemen. Jawaban dari manajemen harus dievaluasi dengan kritis
untuk menentukan apakah jawaban tersebut cukup menjelaskan fluktuasi tidak biasa
tersebut dan apakah disertai dengan bukti pendukung.
Tugas untuk memadukan faktor-faktor yang menentukan risiko deteksi
direncanakan cukup kompleks karena pengukur setiap faktor tidak bisa dipresisi dan
bobot yang diberikan pada setiap faktor sangat subjektif. Sebaliknya, hubungan antara
setiap faktor dan resiko deteksi direncanakan ditetapkan dengan baik. Contoh, auditor
mengetahui bahwa resiko bawaan atauresiko pengendalian yang tinggi menurunkan risiko
deteksi direncanakan dan menaikkan pengujian substantif direncanakan, sedangkan hasil
pengujian substantif transaksi yang baik menaikkan resiko deteksi direncanakan dan
menurunkan pengujian substantif direncanakan lainnya.
Auditor mengalami kesulitan untuk menguji akun piutang yang dengan sengaja
dihilangkan (tidak dicantumkan) dari daftar umur piutang dan hanya mengandalkan pada
sifat keseimbangan yang dimiliki oleh master file piutang.
Konfirmasi Positif
PT. ABC
Jalan Gagak Rimang No. 2
Yogyakarta
Dengan hormat,
Sehubungan dengan audit yang sedang dilakukan atas laporan keuangan kami, sudilah
kiranya menyampaikan langsung kepada auditor kami :
kebenaran saldo kewajiban anda kepada kami per tanggal 31 Desember 2013 seperti tersebut
dibawah ini.
Surat ini bukan surat tagihan mohon jangan mengirimkan bukti pembayaran kepada
auditor kami. Atas perhatian anda, kami haturkan terima kasih. Amplop untuk mengirim jawaban
kami lampirkan bersamaan surat ini.
Saldo piutang anda kepada kami sebesar Rp. 210.389,- per tanggal 31 Desember 2013
adalah benar, kecuali tentang hal-hal berikut :
Mohon laporan ini dipelajari dengan seksama, apabila tidak cocok dengan catatan anda, silahkan laporkan
perbedaanya kepada auditor kami.
yang sedang mengaudit laporan keuangan kami untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember
2013. Amplop untuk jawaban, kami lampirkan bersamaan surat ini untuk mempermudah
pengiriman jawabann anda.
1. Review daftar umur piutang, perhatikan kemungkinan adanya piutang bersaldo besar dan
tidak biasa.
2. Lakukan prosedur analitis dan lakukan tindak lanjut atas setiap perubahan dari tahun lalu
yang signifikan.
3. Review piutang yang tercantum dalam daftar umur piutang, perhatikan kemungkinan
adanya piutang wesel dan piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
4. Tanyakan kepada manajemen apakah dalam daftar umur piutang terdapat piutang kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa, piutang wesel, atau piutang berjangka
panjang.
5. Review notulen rapat dewan komisaris dan tanyakan kepada manajemen apakah ada
piutang yang digadaikan, dialihkan, atau dijual.
6. Telusur 10 akun dari daftar umum piutang ke akun piutang dalam master file untuk
memeriksa kebenaran saldo dan penentuan umumnya.
7. Periksa kebenaran jumlah vertikal dalam kolom-kolom rupiah dalam daftar umur piutang
dan jumlahkan seluruh halaman.
8. Telusur saldo ke buku besar.
9. Telusur 5 akun dari master file piutang ke daftar umum piutang.
10. Konfirmasi piutang usaha, gunakan konfirmasi positif. Konfirmasi semua piutang bersaldo
di atas Rp. 100.000,- dan sisanya dipilih secara acak dengan sampling nonstatistik.
11. Lakukan prosedur alternatif untuk debitur yang tidak menjawab konfirmasi setelah dikirim
konfirmasi kedua kalinya.
12. Diskusikan dengan manajer kredit kemungkinan bisa ditagihnya piutang-piutang yang
telah lama tak tertagih. Periksa penerimaan kas kemudiaan dan eveluasi kolektibilitas
piutang.
13. Evaluasi apakah cadangan mencukupi setelah dilakukan prosedur audit lain tentang
kolektibilitas piutang.
14. Pilih 20 transaksi penjualan terakhir dari jurnal penjualan tahun ini dan 20 transaksi
penjualan pertama dari tahun berikutnya dan telusur setiap ayat jurnal tersebut ke bukti
pengiriman barang, periksa tanggal pengiriman sesungguhnya dan kebenaran jumlahnya.
15. Periksa retur penjualan berjumlah besar sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk
menentukan bahwa retur telah dicatat pada periode yang benar.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Konfirmasi piutang usaha adalah pengujian rinci saldo piutang usaha yang paling
penting. Untuk pembahasan pengujian rinci saldo atas piutang usaha, kita akan fokus pada
tujuan-tujuan audit saldo. Kita juga mengasumsikan dua hal:
1. Auditor telah menyelesaikan kertas kerja perencanaan bukti.
2. Auditor telah menetapkan risiko deteksi direncanakan untuk pengujian rinci untuk setiap
tujuan audit.
Konfirmasi piutang usaha adalah konsep yang telah berulang-ulang disinggung dalam
pembahasan tentang perancangan pengujian rinci saldo untuk piutang usaha. Tujuan utama
konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan keberadaan, ketelitiian, dan pisah batas.
Keputusan akhir tentang piutang usaha dan penjualan adalah apakah bukti kompeten yang
cukup telah diperoleh melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi,
prosedur analitis, prosedur pisah batas, konfirmasi, dan pengujian substantive lain untuk
mendukung penarikan kesimpulan tentang kebenaran saldo.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi III. Yogyakarta: AdMark.
http://okta-wiskey.blogspot.com/2013/12/pengujian-siklus-penjualan-dan.html (Selasa, 04
September 2018: 20.00 WIB)