Anda di halaman 1dari 3

A.

Behavioral Pain Scale (BPS)

BPS atau Behavioural Pain Scale adalah sebuah tehnik yang dapat digunakan
untuk penilaian nyeri pada pasien penurunan kesadaran dengan ventilator dimana
penilaian tersebut berdasarkan tiga ekspresi perilaku, yaitu ekspresi wajah, pergerakan
ekstremitas atas, dan kompensasi terhadap ventilator. BPS menggambarkan nyeri
dalam rentan skor antara 3 (tidak nyeri) hingga 12 (nyeri paling hebat). Adapun
penilaiannya adalah sebagai berikut:

1. Ekspresi Wajah: relaks/santai (skor 1), sedikit mengerut/mis. mengerutkan dahi


(skor 2), mengerut secara penuh/mis. hingga menutup kelopak mata (skor 3),
meringis (skor 4).
2. Pergerakan Ekstremitas Atas: tidak ada pergerakan (skor 1), sedikit membungkuk
(skor 2), membungkuk penuh dengan fleksi pada jari (skor 3), retraksi permanen
(skor 4).
3. Kompensasi terhadap Ventilator: pergerakan yang menoleransi (skor 1), batuk
dengan pergerakan (skor 2), melawan ventilator (skor 3), tidak mampu mengontrol
ventilator (skor 4).

B. VAS (Visual Analog Scale)


VAS merupakan alat ukur lainnya yg digunakan untuk memeriksa intensitas
nyeri & dengan cara khusus meliputi 10-15 cm garis, dengan setiap ujungnya ditandai
dengan level intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda “no pain” & ujung kanan diberi
tanda “bad pain” (nyeri hebat). Pasien diminta untuk menandai disepanjang garis
tersebut sesuai dengan level intensitas nyeri yg dirasakan pasien. Selanjutnya jaraknya
diukur dari batas kiri hingga pada tanda yg diberi oleh pasien (ukuran mm), & itulah
skorenya yg menunjukkan level intensitas nyeri. Selanjutnya skore tersebut dicatat
untuk melihat kemajuan pengobatan/terapi kemudian. Secara potensial, VAS lebih
sensitif terhadap intensitas nyeri daripada pengukuran lainnya seperti VRS skala 5-
point lantaran responnya yg lebih terbatas.
Begitu pula, VAS lebih sensitif pada perubahan terhadap nyeri kronik daripada
nyeri akut (Carlson, 1983 ; McGuire, 1984). Ada beberapa keterbatasan dari VAS yakni
pada beberapa pasien khususnya orang tua akan mengalami kesulitan merespon grafik
VAS daripada skala verbal nyeri (VRS)(Jensen et.al, 1986; Kremer et.al, 1981).
Beberapa pasien kemungkinan sulit untuk menilai nyerinya pada VAS lantaran sangat
sulit dipahami skala VAS sehingga supervisi yg teliti dari dokter/terapis akan
meminimalkan kesempatan error (Jensen et.al, 1986). Dengan begitu, apabila memilih
VAS sebagai alat ukur maka penjelasan yg akurat pada pasien & perhatian yg serius
terhadap skore VAS ialah faktor yg vital (Jensen dan Karoly, 1992). Tetapi menurut
smeltzer, S.C bare B.G (2002) ialah sebagai berikut :
1. Skala intensitas nyeri deskritif
2. Skala identitas nyeri numeric
3. Skala analog visual
4. Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1–3 : Nyeri ringan secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4–6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, sanggup


menunjukkan ruangan nyeri, sanggup mendeskripsikannya, bisa mengikuti perintah
bersama baik.

7–9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah namun masih respon terhadap tindakan, bisa menunjukkan lokasi nyeri, tidak
dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang &
distraksi

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak dapat lagi berkomunikasi,


memukul.

Anda mungkin juga menyukai