Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita haturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri
judul ” Hereditas dan Lingkungan”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah
memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Banda Aceh, 13 September 2018

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1
1.4 Manfaat ........................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................... 3
HEREDITAS DAN LINGKUNGAN ........................................................................... 3
2.1 Pengertian Hereditas ....................................................................................... 3
2.2 Pengertian Lingkungan ................................................................................... 5
2.3 Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Manusia ... 10
BAB III ........................................................................................................................ 15
KESIMPULAN ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Masing-masing individu lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini
berarti, bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tua
kepada anaknya. Disamping itu individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari
lingkungannya, baik lingkungan fisik, psikologi, maupun lingkungan sosial. Setiap
pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari pada
hereditas dan lingkungan. Agar kita dapat mengerti dan mengontrol perkembangan
tingkah laku manusia, kita hendak mengetahui hakikat dan peranan dari masing-masing
(hereditas dan lingkungan).

1.2 Rumusan Masalah


Dalam pembahasan materi ini, dan agar tersusun secara sistematis dan efisien,
maka timbulah beberapa rumusan masalah, yang diantaranya:
1) Apakah Pengertian Hereditas?
2) Apa pengertian lingkungan?
3) Bagaimana pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap perkembangan dan
perkembangan manusia?

1.3 Tujuan
Dalam membahas materi ini, tujuan yang dapat diambil adalah:
1) Untuk mengetahui tentang hereditas dan lingkungan.
2) Untuk mengetahui pengaruh hereditas terhadap perkembangan.
3) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap perkembangan manusia.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam pembahasan ini adalah:
1) Agar kita dapat memahami tentang hereditas dan lingkungan.

1
2) Agar kita memahami pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan
dan perkembangan manusia.

2
BAB II

HEREDITAS DAN LINGKUNGAN

2.1 Pengertian Hereditas


Keturunan atau hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi
perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai “totalitas karakteristik
individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun
psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pertumbuhan ovum oleh sperma)
sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen”. Bisa dikatakan bahwa
hereditas adalah pewarisan atau pemindahan biologis, karakteristik individu dari pihak
orang tua. Hereditas adalah kecenderungan untuk berkembang mengikuti pola-pola
tertentu, seperti kecenderungan untuk berjalan tegak, kecenderungan bertambah besar,
kecenderungan untuk menjadi orang yang lincah. Kecenderungan ini tidak hanya
terdapat selama masa kanak-kanak, melainkan tetap ada pada diri kita selama kita masih
hidup.
Akan tetapi, kecenderungan tersebut tidak akan terwujud menjadi kenyataan, jika
tidak mendapatkan kesempatan atau rangsangan dari luar untuk berkembang. Menurut
Witherington seperti yang dikutip oleh H. M. Arifin, hereditas adalah suatu proses
penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih,
bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh. Hal ini senada dengan
ungkapan Rifa Hidayah, hereditas adalah proses penurunan atau pemindahan ciri-ciri
khas generasi yang satu ke generasi berikutnya dengan melalui plasma benih. Jadi yang
diturunkan adalah stukturnya dan bukan perilakunya. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa
sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri
tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain.
Keturunan, pembawaan atau heredity merupakan segala ciri, sifat, potensi dan
kemampuan yang dimiliki individu karena kelahirannya. Ciri, sifat dan kemampuan-
kemampuan tersebut dibawa individu dari kelahirannya, dan diterima sebagai keturunan
dari kedua orang tuanya.

3
Adapun yang diturunkan orang tua kepada anaknya adalah sifat strukturnya bukan
tingkah lahu yang diperoleh sebagai hasil belajar atau pengalaman. Penurunan sifat-sifat
ini mengikuti prinsip-prinsip berikut :
 Reproduksi, Penurunan sifat-sifatnya hanya berlangsung melalui sel benih.
 Konformitas (keseragaman), Proses penurunan sifat akan mengikuti pola jenis (
spesies ) generasi sebelumnya, misalnya manusia akan menurunkan sifat-sifat
manusia kepada anaknya.
 Variasi, Karena jumlah gen-gen dalam setiap kromosom sangat banyak, maka
kombinasi gen–gen pada setiap pembuahan akan mempunyai kemungkinan yang
banyak pula. Dengan demikian, untuk setiap proses penurunan sifat akan terjadi
penurunan yang beraneka ( bervariasi ) antara kakak dan adik mungkin akan
berlainan sifatnya.
 Regresifillial, Penurunan sifat cenderung kearah rata-rata.
Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Dalam hereditas
ini terdapat beberapa faktor yang meliputi:
a. Bentuk tubuh dan warna kulit
Pengaruh turunan terhadap pertumbuhan jasmani anak. Bagaimanapun tingginya
teknologi untuk mengubah bentuk dan warna kulit seseorang, namun faktor turunan
tidak dapat diabaikan begitu saja. Contohnya, bila anak berpembawaan rambut keriting,
bagaimanapun berusaha meluruskannya akhirnya kembali keriting.
b. Sifat- sifat
Sifat- sifat yang dimiliki seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu,
ayah atau kakek dan nenek, seperti penyabar, pemarah, kikir, dan lainnya.
c. Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan yang bresifat umum untuk mengadakan penyesuaian
terhadap suatu situasi, atau masalah. Misalnya, mengingat, memahami, berbahasa dan
sebagainya.

4
d. Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan
yang dimiliki seseorang, seperti ahli dalam bidang seni, matematika, teknik dan agama.
e. Penyakit
Penyakit yang dibawa sejak lahir akan terus mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak.
Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir “specific genen”. Bawaan
atau warisan atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan tidak
dapat direkayasa. Bawaan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua
ibu-bapak atau kakek-nenek.
Sedangkan menurut Wikipedia hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke
keturunannya baik secara biologis melalui gen atau secara sosial melalui pewarisan
gelar, atau status sosial. Dari pengertian diatas maka dapat disebutkan faktor hereditas
individu meliputi: sifat-sifat kejasmanian, temperamen dan bakat. Jadi, dapat dikatakan
atau dapat kita simpulkan bahwa hereditas merupakan pewarisan atau pemindahan
biologis, karakteristik individu dari pihak orang tua.

2.2 Pengertian Lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan individual.
Dalyono mengartikan lingkungan tidak hanya berupa alam sekitar di luar diri individu,
melainkan juga termasuk yang berada dalam diri individu, baik bersifat fisiologis,
psikologis, maupun sosio-kultural. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi
dan material jasmani di dalam tubuh, seperti gizi, vitamin, air, sistem saraf, dan
kesehatan jasmani. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang
diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi
itu misalnya berupa: sifat-sifat, perasaan, minat, emosi, dan kapasitas intelektual. Secara
sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam

5
hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain. Seperti pola hidup keluarga,
kelompok, masyarakat, latihan, pendidikan, bimbingan masuk dalam lingkungan ini.
 Lingkungan itu wujudnya dapat berupa benda-benda atau objek-objek alam,
orang-orang dan karyanya, serta berupa fakta-fakta objektif dalam diri individu,
seperti kondisi organ, perubahan-perubahan organ, dan lainnya.
 Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmani dalam
tubuh, seperti gizi, vitamin, air, sistem syaraf, dan kesehatan jasmani.
 Secara kultural, lingkungan mencakup segala stimulasi, interaksi dan kondisi
dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak pada saat dalam lingkungan
prenatal adalah gizi, obat-obatan, usia ibu, radiasi, infeksi dan gangguan fungsi plasenta.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak pada saat berada di
lingkungan post natal adalah gizi, kesehatan atau penyakit, keadaan sosial ekonomi,
suhu atau musim, pendidikan dan lain-lain.
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat
mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan sekitar
dengan iklimnya, flora dan faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada keadaan lingkungan anak itu
sendiri serta jasmani dan rohaninya.
a. Keluarga
M. I. Soelaeman (1978:4-5) mengemukakan pendapat para ahli mengenai pengertian
keluarga yaitu :
a) F.J. Brown berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga
dapat diartikan dua macam, yaitu : a. dalam arti luas, keluarga meliputi semua di
dupihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan
dengan “clam” atau marga : b. dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan
anak.

6
b) Maciver menyebutkan lima ciri khas keluarga yang umum terdapat dimana-
mana, yaitu : a. hubungan berpasangan dua jenis, b. perkawinan atau bentuk
ikatan lain yang mengikohkan hubungan tersebut, c. pengakuan akan keturunan,
d.kehidupan ekonomis yang diselenggarakan dan dinikmati bersama, dan e.
kehidupan berumah tangga.
c) Sudardja Adiwikarta (1988:66-67) dan Sigelman&Shaffera (1995:390-391)
berpendapat bahwa kelurga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat
universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat didunia (universe) atau suatu
sistem sosial yang terpancang (terbentuk) dalam sistem sosial yang lebih besar.
Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta
tingkat kemampuan orangtua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar
pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan
kemajuan pendidikannya.
Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mapan, umumnya sehat dan
cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak
mampu. Demikian pula anak yang orang tuanya berpendidikan akan menghasilkan anak
yang berpendidikan pula.
b. Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu
siswa agara mampu mengembangakan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-
spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock
(1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berfikir , bersikap, maupun
cara berperilaku. Ada beberapa alasan mengapa sekolah memainkan peranan yang
berarti bagi perkembangan kepribadian anak yaitu :

7
a. Para siswa harus hadir di sekolah.
b. Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini, seiring dengan
perkembangan “konsep diri”-nya.
c. Anak–anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain
di luar rumah.
d. Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.
e. Sekolah memberi kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan
kemampuannya secara realistik.
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah
akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola
pikir anak, karena di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan.
Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta
kepribadian anak. Anak yang memasuki sekolah guru berbeda kepribadiannya dengan
anak yang masuk STM. Demikian pula yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola
pikirnya dengan orang yang tidak bersekolah.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-
teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang di lingkungan desa atau kota tempat
tinggal anak juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya. Anak-anak yang
dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak yang tinggal di desa. Anak kota
umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan anak desa yang cenderung
bersikap statis dan lamban. Semua perbedaan sikap dan pola pikir di atas adalah akibat
pengaruh dari lingkungan masyarakat yang berbeda antara kota dan desa.

8
d. Teman Sebaya
Kelompok teman sebaya mempunyai peranan yang cukup penting terutama pada
saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat pada beberapa dekade terakhir ini
yaitu :
1. Perubahan struktur kelurga, dari keluarga besar ke keluarga kecil.
2. Kesenjangan antara generasi tua dan generasi muda.
3. Ekspansi jaringan komunikasi diantara kaula muda.
4. Panjangnya masa atau penundaan memasuki masyarakat orang dewasa.
Aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalam pengalamannya
bergaul dengan teman sebaya adalah:
1. Social cognitium : kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan,
motif, dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuan memahami orang
lain berpengaruh kuat terhadap minat remaja untuk bergaul atau membentuk
persahabatan dengan teman sebayanya ( sigelman&Shaffer, 1995: 372-376).
2. Konformitas : motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai-nilai,
kebiasaan, kegemaran (hobi), atau budaya teman sebayanya.
e. Keadaan Alam sekitar
Keadaan alam sekitar tempat tinggal anak juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Alam tempat tinggal manusia memiliki bentuk yang berbeda,
seperti pegunungan, dataran rendah dan daerah pantai. Keadaan alam sekitar adalah
lokasi tempat anak bertempat tinggal. Sebagai contoh, anak yang tinggal di daerah
pegunungan akan cenderung bersifat lebih keras daripada anak yang tinggal di daerah
pantai, anak yang tinggal di daerah dingin akan berbeda dengan anak yang tinggal di
daerah panas. Perbedaan di atas adalah akibat pengaruh keadan alam yang berbeda.
Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau
kejiwaan anak.

9
2.3 Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Manusia
Setiap individu adalah hasil dari dua keturunan atau dua faktor utama yakni,
hereditas dan lingkungan. Kedua faktor inilah yang sangat berarti mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Agar individu dapat dipelajari secara utuh, hal
ini harus dilihat dari banyak faktor utama yakni:
1) Hereditas bekerja dengan melalui sel-sel benih. Prinsip-prinsip reproduksi ini
berarti, bahwa ciri ciri atau karakteristik-karakteristik yang dipelajari oleh orang
tua tidak diteruskan kepada anaknya.
2) Setiap jenis menghasilkan jenisnya sendiri. Prinsip konformitas ini berarti,
bahwa setiap anggota jenis atau golongan (species) mengikuti suatu pola umum.
3) Sel benih (germ-cell) mengandung banyak diterminant yang berkomunikasi
dengan cara cara yang beraneka warna untuk menghasilkan perbedaan perbedaan
individual. Prinsip variasi ini berarti, bahwa anak anak mungkin menyerupai dan
mungkin pula tidak menyerupai orang tua mereka mengenai suatu sifat tertentu.
4) Anak ataupun keturunan cenderung untuk menuju keratarataan (avarage)
mengenai suatu sifat tertentu. Prinsip regresi filial ini turut pula menerangkan
adanya variasi variasi dari orang tua.
Dengan aturan aturan prinsip di atas, maka seorang anak sekolah mempunyai latar
belakang yang sangat kentara perbedaan antara satu anak dengan anak lainnya,
khususnya bila dilihat dari faktor hereditas yang sangat kompleks. Variasi dari hereditas
tersebut menjadi medan kajian dari psikologi pendidikan untuk dapat mengembangkan
dan memanfaatkannya pada proses pendidikan dan pengajaran.
Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan
menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir
dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari
lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social.
Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari
hereditas dan lingkungan.

10
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi
dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-
beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula
digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan
dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku.Diantara kedua faktor tersebut tidak
ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling mengisi dan mempengaruhi satu
sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak akan
menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.
Pada konsep lainnya diketahui bahwa pendidikan dan pengajaran adalah upaya
membina prilaku anak dengan cara interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Beberapa faktor yang turut mempengaruhi interaksi ini adalah sebagai berikut:
1) Kesiapan (readines) yaitu kapasiti baik fisik maupun mental untuk melakukan
sesuatu.
2) Motivasi yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu.
3) Tujuan yang ingin dicapai Perbedaan tingkahlaku penting pada proses interaksi
tersebut semakin lama semakin kompleks sesuai dengan keadaan yang dihadapi
maupun yang dialami oleh anak itu sendiri
Menurut McDevitt dan Ormrod, hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran
kecepatan pengolahan informasi berkorelasi positif dengan skor IQ. Kecepatan
pemprosesan tergantung pada efesiensi neurologis dan kematangan yang dikendalikan
secara genetik. Dari sudut pandang ini ada bukti kuat bahwa tingkat kecerdasan
seseorang dapat ditentukan oleh faktor keturunan. Kenyataan bahwa anak-anak dengan
cacat genetik tertentu memiliki IQ rata-rata jauh lebih rendah dari rekan-rekan yang
tidak memiliki cacat yang sama. Penelitian ini lagi-lagi memberikan bukti lebih lanjut
mengenai pengaruh hereditas terhadap kecerdasan. Akan tetapi, bukti paling
meyakinkan mungkin berasal dari studi kembar dan studi adopsi.

11
a. Studi Si Kembar
Sejumlah penelitian telah menggunakan kembar monozigotik (identik) dan
kembar dizigotik (persaudaraan) untuk mengetahui berapa kuat faktor hereditas
mempengaruhi IQ. Karena kembar monozigotik berawal dari satu telur yang kemudian
memisahkan, mereka adalah manusia dengan gen setara. Sebaliknya, kembar dizigotik
dipahami sebagai dua telur yang dibuahi terpisah. Mereka berbagi sekitar 50 persen dari
makeup genetik mereka, dengan 50 persen lainnya adalah untuk setiap kembar. Jika
kembar identik memiliki skor IQ lebih mirip daripada kembar fraternal, cukup kita dapat
menyimpulkan bahwa kecerdasan itu merupakan pengaruh dari hereditas.
Kebanyakan kembar dibesarkan bersama-sama dengan orang tua dan di rumah
yang sama, mereka dibentuk oleh lingkungan yang sama serta gen yang serupa. Namun,
bahkan ketika kembar dibesarkan secara terpisah (mungkin karena mereka telah
diadopsi dan dibesarkan oleh orangtua yang berbeda), mereka biasanya memiliki skor
IQ yang sama.

b. Studi Adopsi
Cara lain untuk membedakan pengaruh hereditas dan lingkungan adalah
membandingkan anak-anak yang diadopsi adalah kedua orangtua biologis dan angkat
mereka. Anak yang diadopsi cenderung mirip dengan orangtua biologis mereka dalam
susunan genetikanya. Lingkungan mereka, tentu saja, lebih dekat cocok dengan orang
tua angkat mereka. Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak yang skor IQ lebih
tinggi berkorelasi dengan IQ orang tua biologis mereka dibandingkan dengan IQ
orangtua angkat yang mengadopsi mereka.
Selain itu, korelasi antara IQ anak yang diadopsi dan orangtua biologis mereka
menjadi lebih kuat, dan korelasi antara anak-anak dan orangtua angkat mereka menjadi
lemah, sebagai anak-anak tumbuh lebih tua. Ini bukan untuk mengatakan bahwa anak-
anak ditakdirkan memiliki tingkat kecerdasan yang sama dengan orang tua biologis
mereka. Bahkan, kebanyakan anak dengan kecerdasan tinggi dikandung oleh orang tua
dengan kecerdasan rata-rata, bukan oleh orang tua dengan nilai skor IQ tinggi,

12
karenanya, faktor genetik mungkin bukan merupakan predictor pasti tentang potensi IQ
mereka sendiri. Faktor lingkungan sangat mungkin juga membuat perbedaan yang
cukup.

c. Sikap Guru Terhadap Perbedaan Perilaku Anak Sebagai Akibat Adanya


Pengaruh Hereditas dan Lingkungan
Sikap seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal,
antara lain:
 Memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi
keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya.
 Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya.
 Mempunyai jiwa kreatif dan produktif
 Mempunyai etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya, dan
 Selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus (countinuous
improvement) melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar dan
semacamnya (Sidi, 2003:50).
Dalam mewujudkan proses kegiatan pendidikan dan pengajaran, maka unsur
yang terpenting antara lain adalah bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan
siswa dalam belajar, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa dalam pencapaian
hasil belajar secara optimal. Mengajar dapat merangsang dan membimbing dengan
berbagai pendekatan, dimana setiap pendekatan dapat mengarah pada pencapai tujuan
belajar yang berbeda. Tetapi apapun subyeknya mengajar pada hakekatnya adalah
menolong siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan ide serta
apresiasi yang mengarah pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa.
Realita yang terjadi juga pada saat ini, keberadaan guru profesional sangat jauh
dari apa yang dicita-citakan. Menjamurnya sekolah-sekolah yang rendah mutunya
memberikan suatu isyarat bahwa guru profesional hanyalah sebuah wacana yang belum
terealisasi secara merata dalam seluruh pendidikan yang ada di Indonesia khususnya di
Kabupaten Karimun. Hal ini menimbulkan suatu keprihatinan yang tidak hanya datang

13
dari kalangan akademisi, akan tetapi orang awam juga ikut mengomentari menurunnya
pendidikan dan tenaga pengajar yang ada. Kenyataan tersebut menggugah kalangan
akademisi, sehingga mereka membuat perumusan untuk meningkatkan kualifikasi guru
melalui pemberdayaan dan peningkatan sikap profesionalisme guru dari pelatihan
sampai dengan intruksi agar guru memiliki kualifikasi pendidikan minimal Strata 1 (S1).
Guru yang memiliki kemampuan profesional sangat di butuhkan dikalangan
masyarakat khususnya di lingkungan sekolah. Karena guru merupakan orang tua yang
kedua bagi siswa. Dengan guru siswa akan mendapatkan pelajaran dan ilmu, sehingga
siswa bisa termotivasi dan tertarik dengan proses belajar mengajar di sekolah.
Sebaliknya apabila guru tidak memiliki kemampuan profesional, maka akan berdampak
negatif dengan minat belajarnya.

14
BAB III

KESIMPULAN
Keragaman perilaku individu dilatarbelakangi oleh faktor bawaan yang diterima
dari keturunan, faktor pengalaman karena pengaruh lingkungannya, serta interaksi
antara keduanya yang diperkuat oleh kematangan. Faktor bawaan diperoleh dari
keturunan berupa potensi-potensi yang dikembangkan selama proses perkembangan
menjadi berbagai bentuk kecakapan dan sifta-sifat. Individu memperoleh beberapa
kecakapan melalui pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomis, politis, keagamaan, keamanan dan lain sebagainya.
Hereditas merupakan faktor yang diturunkan langsung oleh orang tua. Faktor
hereditas ini tidak bisa direkayasa, karena faktor hereditas ini yang menjadi faktor utama
dalam pertumbuhan dan perkembangan individu. Selain hereditas, ada juga factor
lingkungan yang juga berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan Individu.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi
dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-
beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula
digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan
dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku.Diantara kedua faktor tersebut tidak
ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling mengisi dan mempengaruhi satu
sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak akan
menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya. Sebagai seorang pendidik kita harus
bersikap professional dalam menghadapi siswa kita. Agar kondisi belajar- mengaajar
lebih efektif dan efisien dan terciptanya lingkungan pendidikan yang kondusif.

15
DAFTAR PUSTAKA
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 129.
Sudarwan Danim, Khairil, (2010), Psikologi Pendidikan (Dalam Perspektif Baru),
Bandung: CV Alpabeta.
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), 31.
Tim Dosen IKIP, Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya:Usaha Nasional, 1990), 56.
Wasti Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 82.
http://gprtm007.blogspot.com/2012/12/hereditas-dan-lingkungan-serta.html

16

Anda mungkin juga menyukai