Anda di halaman 1dari 11

ALAT PENYIMPANAN BAHAN INDUSTRI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. MARLINA ( 331 17 009 )
2. INTAN NATALIA T ( 331 17 015 )
3. NUR ILMI DINIYAH ( 331 17 016 )
4. SRI WAHYUNI ( 331 17 019 )
5. SABIL ( 331 17 023 )

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman era globalisasi ini telah banyak dibangunnya industri-industri, baik industri
pertanian,pertambangan,kimia, dll. Sebuah industri yang baik tentu memiliki kualitas
yang baik pula, contohnya pada industri kimia dan pertambangan , industri yang baik
memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik ,tidak hanya itu suatu industri yang
telah berkualitas baik juga memiliki peralatan industri yang baik pula.

Peralatan industri yang baik untuk suatu industri tentunya memiliki kriteria khusus,
dan memiliki jenis-jenis yang beraneka ragam sesuai dengan fungsi dan kegunaannya .

Sebagai mahasiswa teknik kimia perlu untuk mengetahui tentang peralatan industri
demi tercapainya sumber daya alam yang baik . Hal yang perlu kita ketahui tentang
peralatan industri antara lain prinsip kerjanya, bagian-bagian alatnya, jenis-jenis alatnya
serta manfaatnya . Kegunaan mempelajari tentang peralatan industri ini ialah sebagai alat
pelatihan untuk mahasiswa khususnya mahasiswa teknik kimia agar saat terjun ke dunia
kerja, kita telah kenal dan paham tentang peralatan industri sebagai media kita saat
bekerja nantinya.

Maka dari itu kami akan membahas salah satu alat indstri yaitu alat simpan industri
yang tentunya ini akan menjadi media untuk pelatihan kita sebagai calon pekerja industri
kimia.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Jelaskan alat-alat penyimpanan bahan padat
2. Jelaskan alat-alat penyimpanan bahan cair
3. Jelaskan alat-alat penyimpanan bahan gas

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk menjelaskan alat-alat penyimpanan bahan
padat, cair dan gas dalam industry
BAB II
PEMBAHASAN

Hal yang sangat diperlukan didalam peralatan industri proses adalah penyimpanan
bahan-bahan.Pada saat proses penyimpanan yang harus diperhitungkan adalah peralatan
penyimpan bahan, karena dengan adanya peralatan yang mendukung maka bahan tersebut
diharapkan tidak akan berubah baik komposisi, sifat fisik dan kimia-nya.

Jumlah bahan yang perlu disimpan disesuaikan dengan konsumsi (keperluan


perhari, stok wajib) atau dengan kondisi pengiriman (tanggal,harga). Cara penyimpanan
juga tergantung pada sifat bahan yang disimpan (misalnya kondisiagregat,daya terhadap
udara dan air, korosivitas, kemudahan terbakar dan beracun ), pada jenis penggunaan dan
lamanya penyimpanan serta jumlahnya.

Tujuan dari penyimpanan bahan (padat, cair dan gas) baik sebagai bahan baku,
bahan intermediet, maupun produk adalh untuk menjaga kelangsungan proses produksi,
agar pabrik tetap dapat mengeluarkan/menjual produknya ke konsumen dalam batas
waktu tertentu walaupun terjadi hambatan/kemacetan supply bahan baku maupun terjadi
kerusakan alat-alat pabrik.

Penyimpanan bahan biasanya dijumpai di tiga tempat yaitu :


1. Pada permulaan/awal proses, untuk menyimpan bahan baku
2. Ditengah-tengah proses, untuk menyimpan bahan setengah jadi
3. Pada akhir proses, untuk penyimpanan bahan jadi (produk)

Jumlah bahan yang disimpan biasanya dinyatakan dengan kapasitas/tonnage tiap hari dari
pabrik. Jumlah ini tergantung pada :
 Alat-alat dari pabrik secara keseluruhan
 Metode operasi
 Frekuensi, lamanya waktu yang diperlukan untuk proses (durasi) dan shut dari
masing-masing unit secara individu
 Mudah/sukarnya bahan tersebut didapat dan juga distribusi bahan produknya
o Untuk bahan yang mudah didapat, maka jumlah bahan yang disimpan relatif
sedikit dibanding dengan bahan yang sukar didapat
o Untuk produk yang terikat kontrak dengan pabrik lain, jumlah bahan yang
disimpan lebih banyak dibanding dengan produk yang dipasarkan ‘on retail’.

2.1 Alat Penyimpanan Bahan Padat

2.1.1 Sifat-sifat Bahan Padatan

Beberapa sifat dari partikel padatan yang berpengaruh dalam operasional penanganan-
nya di industri, antara lain:
1. Densitas, yang didefinisikan sebagai massa per satuan volum, dengan simbol , dan
satuan yang biasa digunakan adalah lb/cuft atau gram/ml;
2. Gravitasi spesifik, yang merupakan rasio antara densitas bahan terhadap densitas
referen (/ref) dan tidak mempunyai satuan. Untuk zat padat dan zat cair (solid dan
liquid) biasanya digunakan referensi air pada suhu 40C;
3. Densitas nyata (bulk or apparent density, b), yang merupakan total massa per
satuan total volum. Sebagai contoh, densitas nyata kuarsa (quartz) adalah 2,65
gram/ml, tetapi pasir kuarsa sebanyak 2,65 gram tersebut mungkin mempunyai
volum total 2 ml dan mempunyai b = 1,33 gram/ml. Densitas bulk ini tidak begitu
intrinsik, karena dipengaruhi oleh porositas dari bahan. Bila bahan berupa partikel
tunggal non-pori, maka =b.
4. Kekerasan (hardness), didefinisikan sebagai ketahanan bahan terhadap tumbukan
mekanik.
5. Kerapuhan (brittleness atau friability), adalah mudah atau tidaknya suatu zat
menjadi patah akibat benturan. Kekerasan suatu mineral tidak identik dengan sifat
rapuhnya. Sebagai contoh: tanduk, plastik, dan gipsum adalah bahan lunak dan tidak
mudah pecah oleh pukulan, sedangkan batu bara adalah lunak tapi mudah pecah.
Kerapuhan adalah lawan dari kekerasan. Sifat liat atau kenyal (toughness) adalah
sifat logam dan campurannya yang juga disebut ketahanan pukul.
6. Friksi (gesekan) adalah tahanan untuk meluncurkan suatu bahan terhadap bahan
lain. Koefisien gesekan adalah rasio gaya yang paralel terhadap permukaan gesek
dalam arah gerakan yang dibutuhkan untuk menjaga kecepatan konstan, terhadap
gaya tegak lurus dan gaya yang searah dengan gerakan benda.

2.1.2 Penyimpanan Bahan Padatan

Beberapa faktor yang harus diperhatikan terhadap bahan padat dalam penyimpanan
adalah antara lain :
a) Ukuran bahan padat yang disimpan
Ukuran partikel merupakan faktor yang paling umum dan dapat
dikendalikan serta merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan alir
dari material. Umumnya, makin besar ukuran partikel, maka makin besar material
dari halangan dan makin mudah material mengalir.

b) Kelembapan zat padat tersebut


Kebanyakan material menyerap uap air sampai batas tertentu, tetapi
penyerapan uap air lebih lanjut akanmenyebabkan masalah yang tak dapat diabaikan
pada aliran zat padat tersebut. Kadar uap air yang terkandung dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan.

c) Temperatur
Temperatur tinggi akan merupakan masalah bagi pengairan material yang
mempunyai titik leleh rendah.
Penyimpanan bahan padat dapat dilakukan di:

1. Alam bebas

Gambar 1. Tempat penyimpanan di alam bebas

Bahan-bahan yang stabil terhadap cuaca dapat disimpan/ditumpuk dialam


bebas. Yang perlu diperhatikan hanyalah sudut kecondongannya, bila terlalu besar
bisa terjadi kecelakaan karena barang-barang yang disimpan dapat menekan dinding
batas. Tinggi penimbunan bahan-bahan tertentu, misal bahan organik, karbon, dan
briket harus diperhatikan karena pada tumpukan yang tinggi menjadi panas karena
beratnya dan dapat menyala.

2. Tempat yang beratap/hanggar

Gambar 2. Tempat penyimpanan yang beratap

Penyimpanan bahan-bahan yg berpengaruh thd perubahan cuaca secara


langsung harus ditempatkan pada hanggar terbuka. Contoh bahan-bahan ini: batu-
batu, kayu, kardus, & produk dalam drum.

3. Gudang

Gambar 3. Tempat penyimpanan di dalam gudang


Penyimpanan di gudang tertutup disimpan terutama produk-produk dalam
drum, karung, kotak logam, karton, dsb. Gudang ini dapat bertingkat atau hanya
berlantai satu.

4. Bunker/silo

Gambar 4. Tempat penyimpanan di silo

Silo adalah bejana tegak lurus untuk penyimpanan bahan-bahan padat yg


mengalir, mis: serbuk/butir. Pengisian dilakukan memakai peralatan transportasi
tertentu dan lubang pengeluaran terletak disebelah bawah, biasanya dihubungkan
dengan unit penyedot. Dalam silo hanya bisa disimpan bahan-bahan yg tidak
melekat. Contoh: pupuk atau bahan sintetik disimpan dg cara ini.
Silo biasanya terbuat dari stainless steel (berlapis enamel) dimana bagian
bawah berbentuk kerucut untuk mempermudah pengeluaran bahan. Frame
penyangga dibuat dari rangka baja dengan kekuatan yang sesuai.
Prinsip kerja silo : Silo selalu diisi dari atas dan pengeluarannya melalui
sebuah lubang pada sisi sebelah bawah.

2.2 Alat Penyimpanan Bahan Cair

Dalam industri kimia umumnya lebih banyak digunakan bahan-bahan proses dalam
bentuk cair. Dengan demikian, tempat penyimpanan cairan yang diperlukan juga lebih
banyak. Cairan pada akhirnya disimpan dalam bejana. Disini faktor-faktor seperti korosi,
kemungkinan terbakar, suhu didih dan tekanan uap memegang peranan penting. Untuk
menghadapi kemungkinan kebocoran cairan yg berbahaya (misalnya mudah terbakar,
mudah mendidih/ beracun) harus dilakukan tindakan-tindakan pengamanan khusus yg
telah ditentukan oleh undang-undang.

Cairan dalam junlah besar disimpan dalam tangki-tangki penyimpanan berbentuk


silinder yang bisa diletakkan vertikal maupun horisontal, secara tunggal maupun dalam
jumlah banyak. Tempat penyimpanan dapat disimpan di atas/di bawah tanah dan diluar
atau didalam bangunan. Ukuran tangki-tangki ini bermacam-macam (misalnya 1 – 1000
m3) dan dari bahan dasar yg bermacam-macam juga (misalnya baja, baja tahan korosi,
baja berlapis karet, alumunium paduan, atau bahan sintetis).
Gambar 5. Tangki penyimpanan di bawah tanah (kiri) dan diatas tanah (kanan)

Tempat penyimpanan bahan cair ini memiliki beberapa spesifikasi, seperti :

1. Cairan yang mudah membeku diperlukan tangki-tangki khusus yang dapat dipanaskan
2. Cairan yang mudah menguap diperlukan tangki-tangki khusus yang dapat didinginkan
3. Cairan yang mudah terbakar diperlukan tangki-tangki khusus dimana harus memenuhi
syarat yang telah ditetapkan oleh peraturan atau undang-undang. Dilengkapi dengan
pemasangan arde, ventilasi, instalasi listrik yang aman dari ledakan, pengamanan
terhadap api balik, instalasi alarm kebakaran dan instalasi pemadam kebakaran.

Tempat penyimpanan bahan cair untuk jumlah yang kecil dapat berupa tangki kecil
bertekanan (biasa terbuat dari baja, baja lapis seng, baja tahan korosi), tong dan ember
(terbuat dari baja, baja lapis seng, baja tahan korosi, alumunium, bahan sintetis), dan
botol (terbuat dari kaca dengan mantel pelindung).

Gambar 6. Tempat penyimpanan bahan cair dalam jumlah kecil

2.3 Alat Penyimpanan Bahan Gas

Gas memiliki volume yang besar dibanding cairan untuk berat yang sama. Oleh
karena itu gas harus disimpan dibawah tekanan dalam bejana-bejana bertekanan yang
khusus. Banyak jenis gas menjadi cair pada suhu dibawah tekanan. Karena itu bejana-
bejana bertekanan tinggi seringkali berisi gas yang tercairkan. Gas-gas seperti ini antara
lain adalah khlor, amoniak, fosgen, karbondioksida, dan propana.
Untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan maka penyimpanan bahan gas ini terdapat
standar warna gas dan tabung gas secara internasional.

1. Standar Warna Gas Internasional

GAS WARNA
Nitrogen Hijau
Khlor Kuning
Oksigen Biru
Hidrogen Khlorida Kuning, Merah
Udara Bertekanan Coklat
Fosgem Oranye
Hidrogen Merah
Amoniak Ungu
Karbon Dioksida Hitam
Asetilen Oranye

2. Standar Warna Tabung Gas Internasional

JENIS GAS WARNA PENGENAL

Gas menyebabkan tercekik (kurang zat


Abu-abu
asam): Nitrogen, gas mulia (Ar, He), gas
fluoro carbon dan CO2

Gas beracun: HCN, asam chlorida, CO, Kuning tua


NO2 , Ammonium Chlorida, dll

Gas menyengat/korosif: ammoniak, chlor, Kuning muda


SO2 , HCl, methyl chlorida, dll
Dasar biru dg tanda merah
Mudah terbakar: H2, acetylene, gas hydro
sekelilingnya
carbon (methana, propylene, ethanol, dll)
Biru muda
Gas pengoksida: O2 , udara tekan
Warna gabungan masing-
Mixed gas masing gas yg dicampur
Putih
Medical gas
2.3.1 Cara Penyimpanan untuk Jumlah Besar

Dapat menggunakan gasometer (untuk gas kota dan gas bumi) dan tangki
bertekanan atau bejana yang berbentuk bulat, silinder vertikal atau horisontal,
terbuat dari baja biasa atau baja tahan korosi.

2.3.2 Cara Penyimpanan untuk Jumlah Kecil

Gas-gas dalam jumlah kecil disimpan dalam botol bertekanan (sering juga
disebut dengan tabung gas). Botol bertekanan merupakan bejana berbentuk silinder
terbuat dari baja dengan bahan dasar yang berbentuk setengah bola pada satu ujung
dan sebuah katup pada ujung yang lain. Isi botol antara 1-100 liter dan tekanannya
sampai 200 bar.

Gambar 7. Tempat penyimpanan Gas


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bahan padat dapat disimpan di alam terbuka, tempat yang beratap/betanggar, gudang
dan silo.
2. Bahan cair dapat disimpan dalam tangki-tangki penyimpanan berbentuk silinder yang
bisa diletakkan vertikal maupun horisontal, secara tunggal maupun dalam jumlah
banyak. Tempat penyimpanannya dapat disimpan di atas/di bawah tanah dan diluar
atau didalam bangunan.
3. Bahan gas dapat disimpan dalam tangki bertekanan atau bejana yang berbentuk bulat
dan dalam botol bertekanan (sering juga disebut dengan tabung gas).
DAFTAR PUSTAKA
2012. Alat-alat Industri Kimia. http://namikazewand.blogspot.com/2012/03/alat-alat-industri-
kimia.html
2013. Penyimpanan Bahan Padatan. http://zefdes.blogspot.com/2013/05/tangki-
penyimpanan-bahan-padatan.html
2013. Penyimpanan dan Transportasi Zat Padat..
http://yoniarman.blogspot.com/2013/07/penyimpanan-dan-transportasi-zat-padat.html
2014. Bab1 Alat Penyimpanan Bahan.
http://www.authorstream.com/Presentation/adnancrusader3500-1566076-bab-1-
penyimpanan-bahan/
2014. Peralatan Industri . http://www.chinecrusherid.com/peralatan/n_2855.html

Anda mungkin juga menyukai