2017
OLEH :
Andi Amalia Yasmin
C111 14 042
Pembimbing :
dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2017
HUBUNGAN ANTARA ANGKA KEJADIAN NYERI KEPALA PRIMER
(MIGREN/ TENSION TYPE HEADACHE) DENGAN GANGGUAN
TIDUR INSOMNIA PADA SISWA-SISWI SMA NEGERI 17 MAKASSAR
SKRIPSI
Pembimbing:
dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2017
ii
iii
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
HP 082194047948
Angka Kejadian Nyeri Kepala Primer (Migren/ Tension Type Headache) dengan
hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat, atau materi dari sumber lain telah
dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai. Pernyataan ini saya buat
dengan sebenar-benarnya.
Yang Menyatakan,
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia- Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan skripsi ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
Universitas Hasanuddin. Terima kasih penulis ucapkan dengan tulus dan ikhlas
kepada kedua orang tua yang telah dengan sabar, tabah dan penuh kasih sayang
serta selalu memanjatkan doa dan dukungannya selama masa studi penulis. Secara
khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam kepada
dr. Muhammad Yunus Amran, Ph.D, Sp.S, selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan sabar dalam memberikan arahan, koreksi dan bimbingan
penulis tahap demi tahap selama penyusunan skripsi ini. Waktu yang beliau
siswa-siswi.
Makassar.
ini.
vii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, untuk
itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran dari semua
keterbatasan yang ada, mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang
imbalan yang setimpal kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian
Penulis
viii
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
NOVEMBER, 2017
ABSTRAK
Latar Belakang : Nyeri kepala primer (NKP) dan gangguan tidur merupakan dua
keluhan yang sering dijumpai pada remaja. Kedua hal tersebut berhubungan satu
sama lain. Angka kejadian nyeri kepala primer pada remaja cukup tinggi terutama
migren dan tension type headache (TTH). Selain itu, prevalensi gangguan tidur
pada remaja juga cukup tinggi khususnya insomnia. Kedua hal ini bisa muncul
secara bersamaan pada suatu individu. Diduga hal tersebut disebabkan karena
adanya faktor kronobiologis dan keterlibatan hipotalamus. Masih kurangnya
penelitian mengenai hubungan nyeri kepala primer (migren/ tension type
headache) dan gangguan tidur insomnia pada remaja melatarbelakangi
dilakukannya penelitian ini.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel berdasarkan probability
sampling yaitu simple random sampling. Untuk menentukan karakteristik subyek
dilakukan analisis deskriptif, sedangkan untuk menentukan nilai keterkaitan diuji
menggunakan chi square dengan program IBM Statistical Product for Social
Science (SPSS) versi 24.0®.
Hasil : Sampel sebanyak 153 siswa diambil pada bulan Oktober 2017 di SMA
Negeri 17 Makassar dan didapatkan angka kejadian nyeri kepala primer (migren/
tension type headache) dan gangguan tidur insomnia yang tinggi (76,47% dan
88,9%), sedangkan nyeri kepala primer dan gangguan tidur insomnia berkorelasi
signifikan positif lemah ( r = 0,196 dan p < 0,05).
Kesimpulan : Gangguan tidur insomnia akan meningkatkan kemungkinkan
seseorang menderita nyeri kepala primer (migren/ tension type headache).
Kata Kunci : nyeri kepala primer, migren, tension type headache, insomnia,
remaja.
ix
THESIS
FACULTY OF MEDICINE
HASANUDDIN UNIVERSITY
NOVEMBER, 2017
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
xi
2.2.3 Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja .......................................... 12
2.2.4 Klasifikasi .......................................................................................... 14
2.2.5 Insomnia ............................................................................................. 15
xii
7.2 Saran ................................................................................................................. 61
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2: Struktur Anatomi yang Terlibat dalam Nyeri Kepala (Silberstein dkk,
2002) .................................................................................................................................19
Tabel 2.3: Klasifikasi Nyeri Kepala Terkait dengan Komponen Tidur (Dodick
Tabel 2.4: Beberapa Peranan Melatonin dalam Patofisiologi NKP (Peres, 2005)............ 30
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Penelitian
2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik
4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
5. Form Kuesioner
6. Data Penelitian
7. Hasil Uji Statistik
8. Data Diri Penulis
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Nyeri kepala dan gangguan tidur merupakan dua keluhan yang sering
kepala, namun di sisi lain juga dapat memprovokasi timbulnya nyeri kepala.
(Yagihara, 2012).
50% populasi dunia mengalami nyeri kepala setiap tahun dan lebih dari 90%
2011).
terhadap jenis penyakit pasien rawat jalan di praktik klinik selama tahun
2003, nyeri kepala menempati peringkat paling atas dengan proporsi sekitar
oleh remaja adalah nyeri kepala. Data dari berbagai penelitian retrospektif
1
2
tahun (Lewis et al, 2002). Di antara semua nyeri kepala pada anak, migren
migren adalah 3% pada anak pra-sekolah, 4-11% pada anak usia sekolah
dasar, dan 8-23% pada anak sekolah menengah, sedangkan prevalensi TTH
faktor psikososial pada pubertas yang merupakan salah satu stresor eksternal
mulai dari kesulitan untuk tidur, terbangun tengah malam, sampai dengan
gangguan tidur primer yang serius seperti obstructive sleep apnea syndrome.
Gangguan tidur yang sering terjadi pada remaja ialah insomnia. Insomnia
prevalensi insomnia pada pria (12,9%), wanita (17,5%) dengan kisaran usia
3
15-45 tahun.
populasi penderita nyeri kepala dengan awitan tidur malam hari. Selain itu,
nyeri kepala.
Nyeri kepala serta gangguan tidur sering terjadi pada usia remaja dan
bisa muncul bersamaan pada suatu individu. Seperti yang dikutip oleh
remaja dengan migren diketahui memiliki kualitas tidur yang lebih buruk
1.2.1 Apakah terdapat hubungan antara angka kejadian nyeri kepala primer
remaja?
remaja.
Negeri 17 Makassar.
Negeri 17 Makassar.
referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan oleh peneliti selanjutnya yang
berhubungan dengan nyeri kepala primer pada masa yang akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tidur
2.1.1 Definisi
halnya fungsi imunologis (Curcio dkk, 2006; Lange dan Born, 2011).
rotasi bola dunia yang dikenal dengan istilah irama sirkadian. Irama
siang hari, awas waspadanya manusia dan bintang pada siang hari serta
tidurnya mereka pada malam hari (Harsono, 1996). Tidur merupakan suatu
kegiatan susunan saraf pusat, dimana ketika seseorang sedang tidur bukan
berarti bahwa susunan saraf pusatnya tidak aktif, namun sedang bekerja
(Harsono, 1996). Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur
Regional (BSR) yang terletak pada batang otak (Potter & Perry, 2005).
susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur. RAS terletak dalam
mesenfalon dan bagian atas pons. Selain itu RAS juga dapat memberi
6
7
proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS ini akan
tidur, hal tersebut disebabkan oleh adanya pelepasan serum serotonin dari
sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter
Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau
Rapid Eye Movement (REM) dan pergerakan mata yang tidak cepat atau
stadium, yaitu:
3. Tidur Stadium Tiga dan Empat (tidur dalam atau tidur gelombang
lambat)
Siklus akan berulang sebanyak 4-6 kali tiap tidur secara normal
Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan
maka fungsi fisiologis dan psikologis dapat terganggu (Potter & Perry,
2005).
ba dan-badan sel paling perifer. Jam biologis ini meliputi pengaturan irama
tubuh, dan tentu saja siklus bangun tidur. Osilator sirkadian terdiri dari
kerusakan pada SCN, maka irama sirkadian bangun tidur menjadi tidak
Kortisol meningkat saat pagi hari dan menurun di malam hari. Tetapi,
kortisol pada malam harinya. Sedangkan pada sleep deprivation (SD) juga
diurnal dengan kadar puncak sepanjang malam terutama dini hari, kadar
ortisol
k saat itu paling rendah dan melatonin dalam kadar paling tinggi
Mahdi
( dkk, 2011; Prather dkk., 2014).
10
dan malam serta memfasilitasi kecenderungan untuk tidur pada malam hari
yang stabil dan lambat serta tekanan darah yang rendah. NREM adalah
tahapan tidur yang tenang. REM ditandai dengan gerakan mata yang cepat
dan tiba-tiba, peningkatan saraf otonom serta mimpi. Pada tidur REM,
terdapat fluktuasi luas dari denyut nadi, tekanan darah, dan frekuensi
nafas. Keadaan ini disertai dengan adanya penurunan tonus otot dan
otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau tidur paradoks (Ganong,
1998).
Pada tidur yang normal, masa tidur REM berlangsung selama 5-20
menit dan rata-rata timbul setiap 90 menit dengan periode pertama terjadi
di mimpi aktif, tonus otot sangat rendah, frekuensi jantung dan nafas dak
ti teratur (pada mata menyebabkan gerakan bola mata yang cepat atau
11
Activity System ini meningkat maka orang tersebut dalam keadaan sadar,
2002).
2.2.1 Definisi
dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur pada
selama 24 jam. Hal ini disebut sebagai kronotipe dan dipengaruhi oleh
w aktu tidur yang lama atau sebaliknya. Siklus gelap terang, irama biologis
12
(Bohm, 2012).
sekitar 19,5 tahun, sedangkan remaja laki-laki saat berusia 20,9 tahun.
masalah tidur pada anak dan remaja memiliki prevalensi yang sangat
samping itu, pada remaja terdapat perubahan besar dalam pola bangun-
tidur yaitu meliputi durasi tidur yang berkurang, waktu tidur tertunda dan
pe rbedaan pola tidur pada hari kerja serta akhir pekan sehingga kualitas
adalah 73,4%.
kebutuhan tidur remaja yaitu kurang lebih 9-10 jam setiap malam agar
mood dan fungsi kognitif yang baik. Menurut suatu survei nasional
selama 9 jam sedangkan, 45% tidur kurang dari 8 jam (Moran dan
Everhart, 2012).
Moran
( dan Everhart, 2012).
14
2.2.4 Klasifikasi
1. Insomnia
5. Parasomnia
2.2.5 Insomnia
a. Definisi
(Siregar, 2011).
b. Epidemiologi
rumah sakit atau asrama, dan pasien yang sedang mengalami gangguan
d. Patofisiologi
2008).
16
e. Penyebab Insomnia
f. Faktor Predisposisi
Genetik
Personality traits
vigilance)
2.3.1 Definisi
Nyeri kepala adalah suatu rasa nyeri atau rasa tidak mennyenangkan pada
(TTH), nyeri kepala klaster (NKK), dan yang tergolong NKP lainnya
(PERDOSSI, 2013).
populasi pada remaja usia 11-12 tahun menunjukkan bahwa lebih dari
90% mengalami keluhan NKP jenis apapun dalam setahun (Gilman dkk.,
2007).
populasi umum, demikian pula pada anak dan remaja. Prevalensi nyeri
kekurangan tidur dapat memprovokasi nyeri kepala, di sisi lain tidur dapat
gangguan cemas pada individu yang sama. Terbangun saat malam hari
yang terjadi secara kronik dan pola timbulnya nyeri kepala saat pagi hari
Turki ini, gangguan tidur merupakan faktor pemicu NKP tersering setelah
Tabel 2.2
Struktur Anatomi yang Terlibat dalam Nyeri Kepala
(Silberstein dkk., 2002)
2002).
rafe dorsalis tidak aktif sebagai respon terhadap timbulnya nyeri kepala.
2.3.4 Migren
a. Definisi
sampai berat dan diperberat oleh aktivitas, dan dapat disertai mual,
jiwa (stres), cahaya kilat atau berkelip, makanan, banyak tidur atau
c. Klasifikasi
Migren oftalmoplegik
Migren retinal
a. Definisi
Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita di sekitar kepala dan
b. Etiologi
postur yang buruk; jejas pada leher dan spine; tekanan darah yang
2008).
c. Klasifikasi
headache, dan headache of the tension type not fulfilling above criteria.
yang sering, terbangun terlalu pagi dan mengantuk hebat pada siang hari.
bahwa 45% remaja tidak mencapai kebutuhan tidur dalam semalam. Suatu
dkk., 2007).
NKP yang berhubungan dengan gangguan tidur seperti yang dikutip oleh
Tabel 2.3
Klasifikasi Nyeri Kepala Terkait dengan Komponen Tidur
(Dodick dkk, 2003)
24
3. Nyeri kepala dan gangguan tidur timbul tumpang tindih misalnya TTH
4. Nyeri kepala dan gangguan tidur muncul pada satu individu namun
tahun menjadi 10 jam di usia 9 tahun dan sekitar 8-9 jam saat usia 16
secara bertahap proporsi tidur dalam NREM dan sebagai kompensasi yaitu
siang hari yang dialami pada remaja dapat diukur dengan multiple sleep
latency test (MSLT). Hasil dari tes tersebut adalah meningkatnya nilai
waktu tidur dan meningkatkan risiko mengantuk pada saat siang hari.
fasilitas internet (2,5 jam per hari) akan meningkatkan latensi tidur dan
dilakukan terhadap anak sekolah yang tergolong remaja (usia 11-17) tahun
menilai kualitas tidur dan faktor- faktor prediktor gangguan tidur pada
bahwa rata-rata waktu tidur anak sekolah adalah sekitar 7,02 jam. Hanya
29,4% dari responden penelitian yang tidur lebih dari 8 jam dalam sehari.
Kualitas tidur yang buruk (skor PSQI ≥8) berhubungan signifikan dengan
signifikan dengan penyakit fisik (Lund dkk., 2010; Dinges dkk., 2011;
(DSM)-V seperti yang dikutip oleh Tikotzky dan Sadeh (2012), insomnia
faktor paling berpengaruh dari kualitas tidur yang buruk. Selain faktor
pada remaja.
timbulnya nyeri kepala saat pagi hari (Calhoun dan Ford, 2007).
tersebut. Serotonin yang berasal dari nukleus di daerah rafe dorsalis telah
migren, NKK dan nyeri kepala hipnik. Melatonin memiliki efek terapeutik
terhadap nyeri kepala belum sepenuhnya jelas. Efek beta endorfin yang
mekanisme oksida nitrit dan jalur GABA, glutamat dan opiat endogen.
cemara, berada pada pusat otak di belakang ventrikel ketiga. Organ yang
Peres, 2005).
aktivitas korteks oksipital dan nukleus rafe di batang otak sebagai nghasil
pada nukleus rafe dan berakhir pada area otak yang berbeda termasuk
dan fase tidur, jet lag, giliran kerja (shift), faktor geoklimatik (siklus
waktu makan, aktivitas istirahat dan akhir pekan). Hal ini menyokong teori
(Dodick, 2003).
29
kontrol eferen otonom oleh nukleus traktus solitarius, kontrol motorik dan
fase tidur oleh LC dan modulasi nyeri oleh PAG (Alberti, 2006).
migren, terdapat hubungan antara nyeri kepala di malam hari dengan fase
REM. Migren yang terjadi saat terjaga, disebabkan oleh pemanjangan fase
3, 4 dan REM. Suatu studi observasional yang dilakukan oleh Kelman dan
penderita migren.
gejala depresi juga sering dialami terutama oleh penderita TTH kronik. al
melatonin dalam urin pada wanita penderita migren saat serangan bila
Tabel 2.4
Beberapa Peranan Melatonin dalam Patofisiologi NKP (Peres, 2005)
2008).
sepanjang musim panas saat siang hari dan berlangsung hampir sepanjang
terbangun karena serangan migren di luar tidur fase REM atau serangan
tersebut muncul pada stadium 3 dan 4 tidur NREM. Enam puluh persen
Kemunculan migren yang dipicu oleh siklus alami tubuh atau siklus n
saat remisi. Penurunan kadar melatonin mencapai level terendah pada saat
tidur REM pukul 2 & pukul 3 dini hari dimana pada waktu-waktu tersebut
terjadi serangan nyeri kepala. Nyeri yang diinduksi oleh stres tidak dapat
Serangan NKK timbul pada musim semi dan musim gugur saat
adalah dengan melihat efek terapi litium pada pasien NKK, perubahan
sekresi kortisol dan perubahan regulasi aksis HPA (Bruera dkk., 2008).
BAB 3
Remaja
Masa Pubertas
Perubahan
Hormonal
Gangguan Tidur
(Insomnia)
33
34
Gangguan Tidur
(Insomnia)
Disfungsi
hipotalamus dan
badan pineal
- Tumor otak
- Demam
- Trauma Capitis Nyeri Kepala - Jenis Kelamin
- Konsumsi Primer - Umur
alkohol dan / (Migren / TTH)
kopi
Keterangan:
Variabel dependen
Variabel independen
Variabel antara
35
METODE PENELITIAN
4.3.1 Populasi
Makassar.
4.3.2 Sampel
009):
2
36
37
Keterangan:
10%
Q =1-P
dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota
populasi.
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
sebelumnya.
a. Jenis kelamin
b) Perempuan
b. Umur
tidur, merasa tidak segar saat bangun dari tidur, meminum obat-
selalu.
dan 5 (selalu).
3) Hasil Ukur
d. Migren
aktivitas fisik yang rutin dan diikuti oleh nausea dan/atau fotofobia
dan fonofobia.
3) Hasil Ukur : a) Ya
b) Tidak
fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau
fonofobia.
(IHS).
3) Hasil ukur : a) Ya
b) Tidak
terakhir.
2) Hasil Ukur : a) Ya
b) Tidak
g. Konsumsi alkohol
2) Hasil Ukur : a) Ya
b) Tidak
h. Tumor otak
otak.
2) Hasil Ukur : a) Ya
b) Tidak
i. Demam
2) Hasil Ukur : a) Ya
b) Tidak
j. Trauma kapitis
2) Hasil Ukur : a) Ya
b) Tidak
Jenis data dalam penelitian adalah data primer yang diperoleh dari
atau kuesioner.
Kuesioner
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer yang
Makassar.
sq uare dengan program IBM Statistical Product for Social Science (SPSS)
versi 24.0®
43
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan serta
HASIL PENELITIAN
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berikut merupakan tabel yang
Tabel 5.1
Karakteristik Subyek Penelitian
Jumlah
Karakteristik
N %
A. Umur
14 tahun 1 0,7
15 tahun 55 35,9
16 tahun 57 37,3
17 tahun 37 24,2
18 tahun 3 2,0
B. Jenis kelamin
Laki-laki 53 34,6
Perempuan 100 65,4
Jumlah total subyek 153 100
Sumber: Data Primer
Makassar yang diambil dari kelas X, XI, serta kelas XII. Perbandingan
44
45
persentase subyek laki-laki dan perempuan pada penelitian ini adalah 34,6% :
65,4%. Jumlah subyek laki-laki dan perempuan pada penelitian ini cukup
jauh berbeda.
Kelamin
Tabel 5.2
Proporsi NKP (Migren/ Tension Type Headache)
Berdasarkan Jenis Kelamin
NKP
Total
Jenis Kelamin Normal Migren TTH
N (%)
N % N % N %
Laki-laki 17 47,22 23 29,11 13 34,21 53 (34,64)
Perempuan 19 52,78 56 70,89 25 65,79 100 (65,36)
Total 36 100 79 100 38 100 153 (100)
berbeda antara laki-laki dengan perempuan yaitu 29,11% dan 70,89%, begitu
pula dengan persentase subyek penelitian dengan nyeri kepala tipe tegang
disertai nyeri kepala primer antara laki-laki dengan perempuan yaitu 47,22%
dan 52,78%.
46
Tabel 5.3
Proporsi NKP (Migren/ Tension Type Headache) Berdasarkan Umur
NKP
Total
Umur Normal Migren TTH N (%)
N % N % N %
14 tahun 0 0 0 0 1 2,63 1 (100)
berdasarkan umur, dimana yang memiliki angka tertinggi yaitu nyeri kepala
orang (37,97%). Sedangkan, proporsi nyeri kepala tipe tegang (Tension Type
Tabel 5.4
Proporsi Gangguan Tidur Insomnia
Jenis Kelamin
Gangguan Tidur Total
Laki-laki Perempuan
Insomnia N (%)
N % N %
Ya 48 90,57 88 88 136 (88,9)
Tidak 5 9,43 12 12 17 (11,1)
Total 53 100 100 100 153 (100)
Pada tabel 5.4 di atas bahwa sejumlah 136 orang (88,9%) mengalami
5.5 Hubungan NKP (Migren/ Tension Type Headache) dengan Jenis Kelamin
dan Umur
Headache) dengan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut, ngkan
Tabel 5.5
Hubungan NKP dengan Jenis Kelamin
NKP
Total
Jenis Kelamin Tidak Ya P
N (%)
N % N %
Laki-laki 17 47,22 36 30,77 53 (34,64%)
Perempuan 19 52,78 81 69,23 100 (65,36) 0,107
Total 36 100 117 100 153 (100)
Chi-Square Test (P < 0,05)
Tabel 5.6
Hubungan NKP dengan Umur
NKP
Total
Umur Tidak Ya P
N (%)
N % N %
14 tahun 0 0 1 0,86 1 (100)
15 tahun 12 33,33 43 36,75 55 (100)
16 tahun 14 38,89 43 36,75 57 (100)
0,768
17 tahun 10 27,78 27 23,08 37 (100)
18 tahun 0 0 3 2,56 3 (100)
Total 36 100 117 100 153 (100)
Chi-Square (P < 0,05)
nyeri kepala primer dengan jenis kelamin tidak signifikan, dimana diperoleh
nilai p-Value 0,107 (p-Value > 0,05). Begitu pula dengan Tabel 5.6
berdasarkan uji Chi-Square didapatkan nilai p-Value 0,768 (p-Value > 0,05)
antara nyeri kepala primer baik dengan jenis kelamin maupun umur
menunj ukkan hubungan yang tidak signifikan ataupun bermakna antar kedua
variabel.
49
Tidur Insomnia
Tension Type Headache) dengan gangguan tidur insomnia dapat dilihat pada
Tabel 5.7
Hubungan NKP dengan Gangguan Tidur Insomnia
NKP
Gangguan Tidur Total
Ya Tidak P r
Insomnia N (%)
N % N %
Ya 108 92,31 28 77,78 136 (88,89)
Tidak 9 7,69 8 22,22 17 (11,11) 0.029 0.196
Total 117 100 36 100 153 (100)
Chi-Square Test (P < 0,05)
diantaranya nyeri kepala migren sejumlah 72 orang dan nyeri kepala tipe
primer diantaranya 7 orang dengan nyeri kepala migren dan 2 orang dengan
nyeri kepala tipe tegang (Tension Type Headache). Selain itu, sebanyak 36
suby ek penelitian tidak mengalami nyeri kepala primer baik migren maupun
gang guan tidur insomnia dan 8 orang (22,22%) tidak mengalami gangguan
50
tidur insomnia.
0.029 (p-Value < 0,05) dengan besaran nilai korelasi antar keduanya adalah
PEMBAHASAN
menengah atas (SMA) dengan rentang umur 14-18 tahun. Kelompok terbesar
perempuan dan laki-laki pada penelitian ini terpaut jauh yaitu 65,4% : 34,6%.
Hal ini sesuai dengan penelitian berbasis populasi di Swedia dengan jumlah
237 sampel remaja sekolah menengah pertama dan lanjut dengan rentang usia
12-18 tahun. Jumlah sampel dengan kelompok usia 15-16 tahun memiliki
angka yang tertinggi yaitu sekitar 26,6%, dengan jumlah subyek perempuan
Distribusi nyeri kepala primer pada penelitian ini adalah 76,47% atau
sekitar 115 orang dari 153 subyek penelitian. Hal ini didukung dengan
nyeri kepala pada remaja dengan rentang usia 14-19 tahun bahwa sebanyak
Pada penelitian ini, nyeri kepala migren memiliki angka kejadian yang
lebih besar yaitu sebanyak 79 orang (51,63%), sedangkan nyeri kepala tipe
A. d kk. (2015), dimana dari 114 sampel didapatkan sekitar 58,8% mengalami
nyeri kepala migren, sedangkan sekitar 33,3% mengalami nyeri kepala tipe
51
52
Selain itu, pada penelitian ini didapatkan angka kejadian nyeri kepala
migren pada remaja perempuan adalah 70,89%. Angka ini jauh lebih besar
dengan nyeri kepala tipe tegang (Tension Type Headache), dimana remaja
perempuan memiliki angka yang lebih tinggi yaitu 65,79%, sedangkan pada
laki-laki sekitar 34,21%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di
bahwa prevalensi nyeri kepala primer baik migren maupun tension type
yang memiliki angka tertinggi yaitu nyeri kepala migren sejumlah 79 orang
nyeri kepala selama 3 bulan terakhir dimana 44,85% mengalami nyeri kepala
migren dengan proporsi yang paling tinggi pada kelompok usia 14 dan 15
tahun. Sedangkan, proporsi TTH sebesar 29,18%, dan proporsi klaster serta
nyeri kepala lainnya sebesar 6,22% dan 19,74% (Zheng Jin et al., 2012).
antara nyeri kepala primer dengan jenis kelamin dan umur. Hal ini sesuai
53
dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zheng Jin dkk. (2013)
Persentase nyeri kepala pada jenis kelamin perempuan lebih tinggi (51,2%)
pada kelompok usia 12-15 tahun. Walaupun begitu, kedua hal tersebut tidak
Penelitian yang dilakukan oleh Jodi dan Lisa bahwa gangguan tidur pada
anak dan remaja memiliki prevalensi yang tinggi yaitu sekitar 25-40%. Selain
tidur insomnia dan jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan.
pada remaja agar mereka dapat berhasil di sekolah. Pada tahun 2011, dua dari
tiga remaja melaporkan tidur yang tidak cukup, sebagaimana satu dari tiga
remaja lainnya memiliki tidur yang cukup. Pada remaja, tidur yang tidak
memadai, kualitas tidur yang tidak adekuat, dan pola tidur yang tidak teratur
berhubungan dengan rasa kantuk yang berlebih pada siang hari (daytime
men gonsumsi obat-obat terlarang, tingkat perilaku yang berisiko lebih tinggi,
54
tidur selama periode pertumbuhan yang kritis ini timbul dari fisiologi,
menginduksi tidur, terjadi pada malam hari sekitar jam 11 malam hingga jam
8 pagi. Perubahan dalam siklus tidur normal semakin rumit dengan adanya
jadwal sekolah. Selain itu, jadwal yang sibuk sepulang sekolah misalnya
internet, dan permainan di komputer dapat menunda waktu tidur pada remaja.
Paparan cahaya juga dapat membuat otak tetap terjaga. Pada malam hari,
syndrome atau sleep apnea, dapat mempengaruhi seberapa lama tidur yang
2014).
55
gangguan tidur insomnia mengalami nyeri kepala primer baik migren maupun
signifikan antara kedua hal tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
NKP dan gangguan tidur pada remaja melaporkan sejumlah 69 remaja dengan
rentang usia 13-17 tahun bahwa sebesar 90% mengalami migren dan 10%
keluhan tidur disertai nyeri kepala yang dialami oleh remaja diantaranya
kurangnya jumlah waktu tidur (65,7%), rasa kantuk berlebih pada siang hari
(23,3%), sulit untuk jatuh tertidur (40,6%), dan bangun pada tengah malam
kepala (frekuensi, intensitas nyeri) dan perilaku tidur yang dialami oleh
Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan yang paling sering dialami
oleh remaja. Lebih dari 90% remaja usia 11-21 tahun di Amerika Serikat
sering mengeluh nyeri kepala dalam jangka waktu 12 bulan (Leger et al.,
2008). Di antara semua nyeri kepala pada anak, migren dan TTH
dialami oleh para remaja dan biasanya disertai dengan timbulnya nyeri
kepala. Seperti yang dikutip oleh Linawaty dkk. (2013), penelitian di Italia
memiliki kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan dengan anak-anak dan
remaja yang tidak menderita migren. Hubungan kedua hal tersebut diduga
nyeri kepala dan gangguan tidur yang kemungkinan dapat dimediasi oleh rasa
nyeri: suatu penelitian komunitas yang besar terhadap 622 anak-anak dan
remaja yang menderita nyeri (60% dengan nyeri kepala) melaporkan bahwa
keluhan yang paling sering disebabkan oleh rasa nyeri adalah gangguan tidur
akhadiran di sekolah (48,8%). Selain itu, salah satu pencetus subyektif paling
ketid
tidur untuk meredakan nyeri kepalanya (Gilman dkk, 2007; Yagihara dkk,
melaporkan bahwa hubungan antara nyeri kepala dan gangguan tidur telah
diteliti selama lebih dari satu abad walaupun hubungan kedua hal ini masih
harus dipahami sepenuhnya. Pada sampel terhadap 464 dewasa dengan nyeri
dengan jenis kelamin (58,8% pada wanita, 48,80% pada laki-laki). Menurut
Sahota dan Dexter, hubungan tidur dengan nyeri kepala (selama atau setelah
tidur): fase tidur III, IV, dan REM berhubungan dengan migren. Fase REM
gangguan tidur primer dan gangguan tidur merupakan gejala dari NKP.
antara gangguan tidur dengan nyeri kepala primer dimana penderita dengan
lebih besar daripada individu yang tanpa disertai NKP. Penelitian tersebut
sesuai dengan hasil penelitian ini dimana subyek penelitian yang menderita
nyeri kepala migren dan mengalami gangguan tidur insomnia lebih tinggi
primer ataupun sebaliknya. Hal ini disebabkan karena metode litian yang
kepa
dalam regulasi nyeri dan tidur. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian
lain yang melaporkan bahwa adanya aktivasi dari batang otak serta
Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya gangguan tidur dan rasa
nyeri, menerima input dari korteks singulatus anterior, nukleus septal lateral,
subta lamus, amigdala, dasar dari otak depan, regio limbik, dan nukleus
59
(Alstadhaug, 2008).
antara kedua hal ini. Suatu penelitian yang dilakukan pada penderita nyeri
kadar melatonin yang rendah juga mungkin disebabkan oleh penurunan kadar
serotonin yang diperlukan untuk sintesis hormon tersebut (Bruera dkk., 2008;
7.1 Kesimpulan
dapat disimpulkan :
primer (migren/ tension type headache) dengan jenis kelamin pada siswa-
60
61
7.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel lebih besar
dan tempat penelitian yang berbeda untuk mendapatkan data yang lebih
Carskadon, M., Wolfson, A., Acebo, C., Tzischinsky, O., Seifer, R. 1998.
Adolescent Sleep Patterns, Circadian Timing, and Sleepiness at A
Transition to Early School Days. Sleep;21(8):871-881.
Chokroverty, S. 2010. Overview of Sleep and Sleep Disorder. Indian J Med Res;
13:126-140.
Craven, R., Hirnle, C. 2000. Fundamental of Nursing: Human Health and
rd
Function. 3 Ed. Philadelphia: Lippincott William&Wilkins.
62
63
Curcio, G., Ferrera, dkk. 2006. Sleep Loss, Learning Capacity and Academic
Performance. Sleep Med Rev;10(5):323-337.
Dawson P. Sleep Disorders. Free Health Encyclopedia [Internet]. 2007 [cited
2012 Des 12]. Available from URL: http://www.faqs.org/
D.K., Gilman, T.M., Palermo, M.A., Kabbouche, A.D., Hershey, S.W., Powers.
2007. Primary Headache and sleep disturbance in adolescents.
Headache;47(8):1189-1194.
Dodick D, Eross E, Parish J. 2003. Clinical, Anatomical, and Physiologic
Relationship between Sleep and Headache. Headache;43: 282-292.
Dosi, C., Riccioni, A., Corte, M., Novelli, L., Ferri, R., Bruni, O. 2013.
Comorbidities of sleep disorders in childhood and adolescence: focus on
migraine. Nature and Science of Sleep: 77-85.
E., Sancisi, S., Cevoli, L., Vignatelli, M., Nicodemo, G., Pierangeli, S., Zanigni,
D., Grimaldi, P., Montagna. 2010. Increased prevalence of sleep
disorders in chronic headache: a case-control study. Headache: The
Journal of Head and Face Pain; 1464-1472.
Fendrich, K., Vennemann, M., Pfaffenrath, M., Evers,S., May, A., Berger, K.,
Hoffmann, W. 2007. Headache Prevalence Among Adolescents -- The
German DMKG Headache Study. Cephalalgia;27:347-354.
Ganong, W.F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 17. Jakarta: EGC
Gilman, D., Palermo, T., Kabbouche, M., Hershey, A., Powers, SC. 2007.
Primary Headache and Sleep Disturbance in Adolescent. Headache;
47:1189-1194.
Harsono. (1996). Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University.
Hoban, T. 2010. Sleep Disorder in Children. Ann N Y Acad Sci;1184:1-14.
Japardi, Iskandar. 2002. Gangguan Tidur. Laporan Penelitian. Fakultas
Kedokteran.
Jin, Z., Shi, L., Wang, Ya-Jie, Yang, Li-Gang, Shi, Yong-Hui, Shen, Li-Wei, Ren,
Chuan-Cheng. 2012. Prevalence of headache among children and
adolescent in Shanghai, China. Journal of Clinical Neuroscience; 20:
117-121.
64
Katherine, M., Carolina A., Rodrigues G., Mayaly V., Barros N., Cappato, R.
2015. Prevalence of headache in adolescent and association with use of
computer and videogames. Ciencia & Saude Coletiva; 20(11):3477-
3486.
Kelman, L., Rain, J. 2005. Headache and Sleep: Examination of Sleep Pattern and
Complaint in A Large Clinical Sample of Migraineurs. Headache;45
:904-910.
Lange, T., Born, J. 2011. The Immune Recovery Function of Sleep-Tracked by
Neutrophil Counts. Brain Behave Immune; 25(1):14-15.
Larsson, B., Fichtel, A. 2014. Headache prevalence and characteristics among
adolescents in the general population: a comparison between retrospect
questionnaire and prospective paper diary data. The Journal of Headache
and Pain;15(8).
Lee-Chiong Teofilo, L., 2008. Sleep Medicine Essentials. Wiley-Blackwell
Canada: 1-14.
Leger, D., Porsain, B., Neubauer, D., Uchiyama, M. 2008. An International
Survey of Sleeping Problems in The General Population. Current
Medical research and Opinion; 24(1): 307-317.
Lewis, D. 2002. Headaches in Children and Adolescents. Am Fam Physician,
15;65(4): 625-633.
Lewis DW. Pediatric migraine. Neurol Clin. 2009;27 : 481-501.8.
Lewis DW, Ashwal S, Dahl G, Dorbad D, Hirtz D, Prensky A, et al. Practice 7.
parameter: evaluation of children and adolescents with recurrent
headaches: report of the quality standards subcommittee of the american
academy of neurology and the practice committee of the child neurology
society. Neurology. 2002; 59:1-3.
Lina Waty, Supriatmo, Saing, B. 2013. Relationship between Migraine and Sleep
Disorders in Adolescents. Paediatrica Indonesiana;53(4): 214-17.
Liu, X., Uchiyama, M., Okawa, M., Kurita, H. 2000. Prevalence and correlates of
self-reported sleep problems among chinese adolescent. SLEEP; Vol. 23,
No. 1
Lumbantobing. 2008. Gangguan Tidur. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
65
Indonesia.
Lund, H., Reider, B., Whiting, R., Prichard, J. 2010. Sleep Patterns and Predictors
of Disturbed Sleep in A Large Population of College Students. Journal of
Adolescent Health.
Mahdi, A., Fatima, G., Kumar Das, S., Verma, N. 2011. Abnormality of Circadian
Rhythm of Serum Melatonin and Other Biochemical Parameters in
Fibromyalia Syndrome. Indian Journal of Biochemistry & Biophysics;
48:82-87.
Mardjono, M. 2008.Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat.
Mindell, J., Owens, J., 2003. A Sleep in The Pediatric Practice. In: Mindell J,
editor. A Clinical Guide to Pediatric Sleep: Diagnosis and Management
of Sleep Problems. Lippincott: Williams&Wilkins;1-10.
Mindell, J., Meltzer, L. 2008. Behavioral Sleep Disorders in Children and
Adolescents. Ann Acad med Singapore; 37:722-728. .
Moran, A., Everhart, D. 2012. Adolescent Sleep: Review of Characteristics,
Consequences, and Intervention. Journal of sleep disorders:
treatment&care;1 (2).
National Adolescent and Young Adult Health Information Center. 2014. Sleep
Deprivation in Adolescent and Young Adults. San Fransisco: University
of California, San Fransisco. Retrieved from: http://nahic.ucsf.edu/wp-
content/uploads/2014/08/sleep-brief-final
Odegard, S., Engstrom, M., Sand, T., Stovner, L.J., Zwart, J.A., Hagen, K. 2010.
Assosciations between sleep disturbance and primary headaches: the
third Nord-Trondelag Health Study. J Headache Pain(11):197-206.
Ohida, T., Osaki, Y., Doi, Y., Tanihata, T., Minowa, M., Suzuki, K, dkk. 2004.
An Epidemiologic Study of Self Reported Sleep Problems among
Japanese Adolescent. Sleep.27;978-985.
Paiva T, Farinha A, Martins A, Batista A, Guilleminault C. Chronic Headaches
and Sleep Disorders. 1997. Arch Intern Med;157:1701-1705.
PERDOSSI. 2013. Konsensus Nasional IV: Diagnostik dan Penatalaksanaan
Nyeri Kepala. Dalam: Sjahrir, H., Machfoed, H., Suharjanti, I., Basir, H.,
Surbakti, KP., Mutiawati, E., Basjiruddin, H., Gunawan, BI., Yuanita, A.,
66
Silberstein SD, Olesen J, Bousser MG, Diener HC, Dodick D, First M, et al. The
9. International Classification of Headache Disorders, 2nd Edition
(ICHD-II). Cephalalgia. 2005;25 : 460-5.
Siregar, MH. 2011. Mengenal Sebab – Sebab, Akibat – Akibat dan Cara Terapi
Insomnia. Yogyakarta: Flash Books.
Straube, A., Heinen, F., Ebinger, F., Kries, R. 2013. Headache in School
Children: Prevalence and Risk Factors. Dtsch Arztebl Int;110(48):811-
818.
Talebian, A. et al. 2015. Causes and associated of headaches among 5 to 1-year-
old children referred to a neurology clinic in Kashan, Iran. Iran J Child
Neurol;9(1):71-75.
Teron J. 2002. Is The 5-HT7 Receptor Involved in The Pathogenesis and
Prophylactic Treatment of Migraine? European Journal of
Pharmacology;439: 1-11.
Yagihara F, Lucchesi LM, Smith AKA, Speciali JG. Primary headaches and their
relationship with sleep. Sleep Sci. 2012;5 (1):28-32.
LAMPIRAN
I. JADWAL PENELITIAN
“Hubungan antara Angka Kejadian Nyeri Kepala Primer (Migren/ Tension Type Headache) dengan Gangguan Tidur Insomnia pada Siswa-
Siswi SMA Negeri 17 Makassar”
Juli Agustus September Oktober November
KEGIATAN KET
1 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Mendapatkan Topik
Penyusunan/ Seminar
2
Proposal
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan Laporan
Nama :
Stambuk :
Umur :
Jenis Kelamin : L / P
(……………………)
Saksi 1: Saksi 2:
(………..………….) (………………..….)
(1) Ya
(2) Tidak
2. Jika ya, berapa lama nyeri kepala tersebut berlangsung setiap serangan?
(1)<30 menit
(2) 30 menit – 7 hari
(3) > 7 hari
(4) Beberapa jam atau terus menerus
3. Frekuensi nyeri kepala dalam sebulan:
(1) B erdenyut
(2) Tidak berdenyut (menekan/mengikat)
5. Lokasi nyeri kepala
(1) Ada
(2) Tidak
8. Gejala penyerta (fotofobia/sensitif terhadap cahaya, fonofobia/sensitif terhadap
suara, rinore/beringus, lakrimasi/mata berair, edema palpebra/bengkak pada
kelopak mata, dahi/wajah berkeringat ipsilateral, ptosis ipsilateral/kelopak
mata jatuh pada sisi yang sama):
(1) Ada
(2) Tidak ada
9. Gejala mual dan muntah:
(1) Ada
(2) Tidak ada (anorexia/tidak mau makan)
10. Intensitas nyeri kepala yang paling sering dirasakan setiap kali serangan
(1) Ringan: Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 1-4
(2) Sedang: Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 5-7
(3) Berat: Numeric Pain Rating Scale (NPRS) 8-10
11. Bertambah berat dengan aktivitas
(1) Ya
(2) Tidak
12. Ada faktor pencetus:
(1) Ya
(2) Tidak
13. Jika ada, berupa apa: makanan, cuaca, stres fisik, stres psikis, kurang
tidur/tidur terganggu, perubahan pola/kebiasaan, menstruasi (sebutkan):
14. Serangan pertama kali nyeri kepala tersebut muncul saat berumur (sebutkan):
15. Tipe nyeri kepala primer yang diderita: migren / nyeri kepala tipe tegang /
lain-lain:.........
VI. DATA PENELITIAN
“Hubungan antara Angka Kejadian Nyeri Kepala Primer (Migren/ Tension Type
Makassar”
Kode Sampel Jenis Kelamin Kelas Umur Ket. NKP NKP Insomnia
1 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Tidak
2 Perempuan XII 17 Tidak Normal Tidak
3 Perempuan XII 17 Ya TTH Ya
4 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
5 Perempuan XII 17 Tidak Normal Ya
6 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
7 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
8 Laki-laki XII 18 Ya TTH Ya
9 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya
10 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya
11 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Tidak
12 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya
13 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
14 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
15 Perempuan XII 16 Ya TTH Tidak
16 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya
17 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
18 Laki-laki XII 16 Ya TTH Ya
19 Perempuan XII 17 Tidak Normal Ya
20 Laki-laki XII 17 Ya Migren Ya
21 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya
22 Perempuan XII 17 Ya TTH Ya
23 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
24 Perempuan XII 16 Ya Migren Ya
25 Perempuan XII 17 Ya TTH Ya
26 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya
27 Perempuan XII 17 Ya Migren Tidak
28 Perempuan XII 18 Ya Migren Ya
29 Perempuan XII 16 Ya Migren Ya
30 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
31 Laki-laki XII 16 Tidak Normal Ya
32 Perempuan XII 16 Ya TTH Ya
33 Perempuan XII 16 Ya Migren Ya
34 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya
35 Laki-laki XII 16 Ya TTH Ya
36 Laki-laki XII 16 Ya Migren Ya
37 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya
38 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya
39 Perempuan XII 16 Ya TTH Ya
40 Laki-laki XII 16 Ya TTH Ya
41 Perempuan XII 16 Tidak Normal Ya
42 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya
43 Laki-laki XII 17 Ya Migren Ya
44 Laki-laki XII 17 Ya TTH Ya
45 Laki-laki XII 18 Ya Migren Ya
46 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
47 Laki-laki XII 17 Tidak Normal Ya
48 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
49 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
50 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
51 Perempuan XII 16 Ya Migren Ya
52 Laki-laki XII 17 Ya Migren Ya
53 Laki-laki XII 17 Ya TTH Ya
54 Perempuan XII 17 Ya Migren Ya
55 Perempuan XI 15 Ya Migren Ya
56 Perempuan XI 16 Tidak Normal Ya
57 Perempuan XI 15 Ya TTH Ya
58 Perempuan XI 15 Ya TTH Ya
59 Perempuan XI 15 Ya TTH Ya
60 Laki-laki XI 15 Ya TTH Ya
61 Perempuan XI 15 Ya Migren Ya
62 Laki-laki XI 15 Tidak Normal Ya
63 Perempuan XI 16 Ya TTH Ya
64 Perempuan XI 15 Tidak Normal Ya
65 Perempuan XI 15 Tidak Normal Ya
66 Perempuan XI 15 Tidak Normal Ya
67 Perempuan XI 15 Ya TTH Ya
68 Perempuan XI 15 Ya Migren Ya
69 Laki-laki XI 16 Tidak Normal Ya
70 Perempuan XI 16 Tidak Normal Ya
71 Laki-laki XI 16 Tidak Normal Ya
72 Laki-laki XI 16 Tidak Normal Ya
73 Laki-laki XI 17 Tidak Normal Ya
74 Laki-laki XI 17 Tidak Normal Ya
75 Perempuan XI 16 Tidak Normal Ya
76 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya
77 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya
78 Laki-laki XI 16 Ya TTH Tidak
79 Perempuan XI 17 Ya TTH Ya
80 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya
81 Perempuan XI 16 Tidak Normal Ya
82 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya
83 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya
84 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya
85 Laki-laki XI 16 Ya Migren Tidak
86 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya
87 Perempuan XI 16 Ya TTH Tidak
88 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya
89 Perempuan XI 16 Tidak Normal Ya
90 Perempuan XI 17 Ya Migren Ya
91 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya
92 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya
93 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya
94 Perempuan XI 16 Ya TTH Ya
95 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya
96 Perempuan XI 15 Ya TTH Ya
97 Perempuan XI 16 Ya TTH Ya
98 Perempuan XI 15 Ya Migren Ya
99 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya
100 Laki-laki XI 16 Ya TTH Tidak
101 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya
102 Laki-laki XI 16 Ya Migren Ya
103 Perempuan XI 16 Ya TTH Ya
104 Perempuan XI 16 Ya Migren Ya
105 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya
106 Laki-laki X 15 Ya TTH Ya
107 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
108 Perempuan X 15 Ya TTH Ya
109 Perempuan X 15 Ya TTH Ya
110 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
111 Laki-laki X 15 Ya TTH Ya
112 Perempuan X 16 Ya TTH Ya
113 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya
114 Laki-laki X 15 Tidak Normal Ya
115 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya
116 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya
117 Laki-laki X 16 Ya TTH Ya
118 Perempuan X 15 Ya Migren Tidak
119 Perempuan X 15 Ya Migren Tidak
120 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
121 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
122 Perempuan X 14 Ya Migren Ya
123 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
124 Perempuan X 15 Ya Migren Tidak
125 Perempuan X 16 Ya Migren Ya
126 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya
127 Perempuan X 15 Ya Migren Tidak
128 Perempuan X 15 Ya TTH Tidak
129 Perempuan X 15 Ya TTH Ya
130 Perempuan X 15 Ya Migren Tidak
131 Perempuan X 16 Ya Migren Tidak
132 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
133 Perempuan X 15 Tidak Normal Ya
134 Perempuan X 16 Ya Migren Tidak
135 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya
136 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
137 Perempuan X 15 Ya TTH Ya
138 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
139 Perempuan X 15 Tidak Normal Ya
140 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
141 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
142 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
143 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya
144 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya
145 Perempuan X 15 Ya Migren Ya
146 Laki-laki X 15 Ya TTH Ya
147 Laki-laki X 15 Tidak Normal Ya
148 Laki-laki X 16 Ya Migren Ya
149 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya
150 Laki-laki X 15 Ya Migren Ya
151 Perempuan X 16 Ya Migren Ya
152 Perempuan X 15 Ya TTH Ya
153 Perempuan X 15 Ya TTH Ya
VII. HASIL UJI STATISTIK
Frequencies
Statistics
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Sex
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Insomnia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Count
Sex
Perempuan Laki-laki Total
Keterangan_NK Tidak 19 17 36
P Ya 81 36 117
Total 100 53 153
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 3,291a 1 ,070
Continuity Correctionb 2,605 1 ,107
Likelihood Ratio 3,199 1 ,074
Fisher's Exact Test ,075 ,055
Linear-by-Linear 3,270 1 ,071
Association
N of Valid Cases 153
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,47.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 1,606a 4 ,808
Likelihood Ratio 2,514 4 ,642
Linear-by-Linear
,087 1 ,768
Association
N of Valid Cases 153
a. 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,24.
Keterangan_NKP * Insomnia Crosstabulation
Count
Insomnia
Tidak Ya Total
Keterangan_NKP Tidak 8 28 36
Ya 9 108 117
Total 17 136 153
Chi-Square Tests
Asymptotic
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df Significance
sided) sided)
(2-sided)
Pearson Chi-Square 5,885a 1 ,015
Continuity Correctionb 4,505 1 ,034
Likelihood Ratio 5,145 1 ,023
Fisher's Exact Test ,029 ,021
Linear-by-Linear 5,846 1 ,016
Association
N of Valid Cases 153
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Correlations
Keterangan_
Insomnia
NKP
Correlation
1,000 ,196*
Coefficient
Keterangan_NKP
Sig. (2-tailed) . ,015
N 153 153
Spearman's rho
Correlation
,196* 1,000
Coefficient
Insomnia
Sig. (2-tailed) ,015 .
N 153 153
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Data Pribadi
Nama Lengkap : Andi Amalia Yasmin
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Gol. Darah :B
Ayah : PNS
Ibu : PNS
Anak ke : 3 dari 3 bersaudara
Email : amalia.yasmin34@yahoo.com
Riwayat Pendidikan Formal
Riwayat Organisasi
1. Marching Band Gema Suara 17 Makassar (2011-2014)
2. Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 17 Makassar (2012-2014)
3. Medical Muslim Family (M2F) FK UNHAS (2014-sekarang)
4. Tim Bantuan Medis Calcaneus FK UNHAS (2015-sekarang)
5. Member of AMSA-Unhas (2016-sekarang)