Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN GULMA
“IDENTIFIKASI GULMA”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pengelolaan Gulma

Disusun oleh:
Nama : Arief Septiawan
NIM : 4442160067
Kelas :VA
Kelompok : 6 (Enam)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat taufik


hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, dan umatnya yang setia sampai akhir zaman.
Laporan praktikum ini berjudul “Identifikasi Gulma”. Praktikan menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan diterima
oleh praktikan dengan lapang dada. Semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi praktikan dan umumnya bagi para pembaca.

Serang, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Tujuan ....................................................................................................2
1.3 Manfaat ..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gulma .......................................................................................3
2.2 Identifikasi Gulma ..................................................................................3
2.3 Pengelolaan Gulma Terpadu ..................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................7
3.3 Cara Kerja ..............................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan ............................................................................................8
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ..............................................................................................17
5.2 Saran .....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18
LAMPIRAN ..........................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada
lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan
dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal penyerapan unsur-
unsur hara, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang lingkup,
mengotori kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-
biji gulma, dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat toksin (racun)
serta sebagai tempat hidup atau inang tempat berlindungnya hewan-hewan
kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat
berkembang biak dengan baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani,
sebagai perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan
manusia, menaikkan biaya-biaya usaha pertanian dan menurunkan
produktivitas.
Dalam kurun waktu yang panjang, kerugian akibat gulma dapat lebih
besar daripada kerugian akibat hama atau penyakit. Oleh karena itu,
untuk menangani masalah gulma, maka perlu dilakukan identifikasi gulma
yang dimaksudkan untuk membantu para petani dalam usaha menentukan
program pengendalian gulma secara terarah sehingga produksi dapat
ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan. Adapun pengendalian gulma
dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara preventif
(pencegahan), secara fisik, pengendalian gulma dengan sistem budidaya,
secara biologis, secara kimiawi dan secara terpadu. Identifikasi berasal dari
kata identik yang artinya sama atau serupa dengan, dan untuk ini kita dapat
terlepas dari nama latin.
Mengingat betapa pentingnya mengetahui cara identifikasi gulma
mulai dari nama latin, habitat, cara hidup, cara perbanyakan serta cara
penyebarannya, maka praktikan ingin membuat laporan praktikum yang
berjudul “Identifikasi gulma”.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum identifikasi gulma antara lain:
1. Memperkenalkan beberapa cara untuk mengetahui nama ilmiah berbagai
jenis gulma.
2. Menerapkan ilmu tasonomi tumbuhan untuk identifikasi gulma.
3. Mampu mengidentifikasi jenis – jenis gulma sampai dengan tingkat genus
dan spesies berdasarkan ciri – ciri morfologis.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam praktikum identifikasi gulma antara
lain:
1. Mahasiswa dapat mengetahui beberapa cara untuk mengetahui nama
ilmiah berbagai jenis gulma
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu tasonomi tumbuhan untuk identifikasi
gulma.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis – jenis gulma sampai dengan
tingkat genus dan spesies berdasarkan ciri – ciri morfologis.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Gulma


Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila
tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila
mempunyai daya guna manusia (Mangoensoekarjo, 1983).
Pengertian gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan
tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negative (Johnny,
2006).
Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila
tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila
mempunyai daya guna manusia (Mangoensoekarjo 1983). Pengertian gulma
adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak
dikehendaki serta mempunyai nilai negative (Johnny, Martin. 2006).
Ada beberapa jenis gulma berdasarkan respon herbisida, termasuk
gulma rumput. Rumputy mempunyai batang bulat atau pipih berongga.
Kesamaannya dengan teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit. Tetapi
dari sudut pengendaliannya terutama responnya terhadap herbisida berbeda.
Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan dibedakan gulma rumput
semusim (annual) dan tahunan (parennial). Rumput semusim tumbuh
melimpah, tetapi kurang menimbulkan masalah dibandingkan gulma rumput
tahunan (Mangoensoekarjo, 1983).

2.2 Identifikasi Gulma


Cara identifikasi dengan membandingkan tumbuhan gulma dengan
gambar paling praktis dan dapat dikerjakan sendiri di tempat, oleh karena
telah banyak publikasi gambar dan foto-foto gulma. Identifikasi dengan
membandingkan determinasi dari spesies gulma kemudian mencari dengan

3
kunci identifikasi sedikit banyak kita harus memahami istilah biologi yang
berkenaan dengan morfologi (Sastroutomo, 1990).
Menurut Buchler, et al. (1995) Cara-cara identifikasi gulma dapat
ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara di bawah
ini:
1. Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi
di herbarium;
2. Konsultasi langsung dengan para ahli di bidang yang bersangkutan;
3. Mencari sendiri melalui kunci identifikasi;
4. Membandingkan dengan determinasi yang ada;
5. Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia.
Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi dan penelaahan spesies
gulma; terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan
lingkungan dan sifat-sifat generatif yang cenderung tetap. Sifat vegetatif
gulma antara lain : perakaran, bagian batang dan cabangnya, kedudukan daun,
bentuk daun, tepi daun dan permukaan daun, terdapat alat-alat tambahan
misalnya daun penumpu atau selaput bumbung, beragam dan berbeda-beda
untuk tiap spesies gulma. Bagian generatif yang dapat digunakan sebagai
kriteria tanaman antara lain adalah : jumlah dan duduknya bunga, bagian-
bagian bunga, warna kelopak bunga, warna mahkota bunga, jumlah benang
sari, serta bentuk, ukuran, warna, jumlah buah/biji (Steenis, 1981).
Identifikasi sangat penting terutama dalam memahami tanda-tanda
karakteristik seperti yang berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi
luar) gulma. Dengan memahami karakteristik tersebut, dalam melakukan
upaya pengendalian gulma akan lebih mudah. Disamping itu juga kita harus
memperhatikan faktor-faktor lain, seperti misalnya iklim, jenis tanah, biaya
yang diperlukan, dan pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkannya
(Tjitrosoedirjdjo, 1984).

2.3 Pengelolaan Gulma Terpadu


Program pengendalian gulma yang tepat untuk memperoleh hasil yang
memuaskan perlu dipikirkan terlebih dahulu. Pengetahuan tentang biologis

4
dari gulma (daur hidup), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gulma,
pengetahuan mengenai cara gulma berkembang biak, menyebar dan bereaksi
dengan perubahan lingkungan dan cara gulma tumbuh pada keadaan yang
berbeda-beda sangat penting untuk diketahui dalam menentukan arah
program pengendalian (Ariance, 2011).
Keberhasilan dalam pengendalian gulma harus didasari dengan
pengetahuan yang cukup dan benar dari sifat biologi gulma tersebut,
misalnya:
1. Dengan melakukan identifikasi;
2. Mencari dalam pustaka tentang referensi gulma tersebut;
3. Serta bertanya pada para pakar atau ahli gulma.
Ketiga cara ini merupakan langkah pertama untuk menjajaki
kemungkinan cara pengendalian yang tepat (Ariance, 2011).
Pengelolaan gulma terpadu merupakan konsep yang mengutamakan
pengendalian secara alami dengan menciptakan keadaan lingkungan
yangtidak menguntungkan bagi perkembangan gulma dan meningkatkan
dayasaing tanaman terhadap gulma. Ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam pengendalian secara terpadu:
1. pengendalian gulma secara langsung dilakukan dengan cara fisik, kimia,
dan biologi dan secara tidak langsung melalui peningkatan daya saing
tanaman melalui perbaikanteknik budi daya
2. memadukan cara-cara pengendalian tersebut, dan
3. analisis ekonomi praktek pengendalian gulma (Rizal 2004).
Pengelolaan gulma secara terpadu mengkombinasikan efektivitas dan
efisiensi ekonomi. Jika penggunaan herbisida dikurangi maka pengolahan
tanah setelah tanam diperlukan (Buchler, et al., 1995).
Pengolahan tanah dapat mencegah perkembangan resistensi populasi
gulma terhadapherbisida, mengurangi ketergantungan terhadap herbisida, dan
menundaatau mencegah peningkatan spesies gulma tahunan yang sering
menyertai dan timbul bersamaan dengan pengolahan konservasi (Staniforth
and Wiese 1985).

5
Pada saat penggunaan herbisida diminimalkan atau dikurangi,
pengolahan tanah setelah tanam diperlukan untuk mengendalikan gulma
(Buchholtz and Doersch, 1968).
Mengurangi pengolahan tanah lebih efisien dalam penggunaan energi
daripada mengurangi penggunaan herbisida (Clements et al., 1995).

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Identifikasi Gulma ini dilaksanakan pada hari selasa, 25
September 2018 pukul 07.00 – 09.00 WIB. Bertempat di Kebun Percobaan
Fakultas Pertanian, Kp. Cikuya, Desa Karangkitri, Kec. Baros, Kab. Serang.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi gulma ini adalah,
alat tulis dan kertas HVS. Sedangkan bahan yang digunakan adalah jenis-
jenis gulma yaitu minjangan, putri malu, sembung rambat, alang-alang dan
senggani.

3.3 Cara Kerja


1. Gulma dicari pada sekitar tempat praktikum sebanyak 5 jenis.
2. Gulma diidentifikasi menurut sistem klasifikasi binomial nomenklatur.
3. Gulma yang telah didapat kemudian digambar pada kertas HVS semua
bagiaannya beserta klasifikasinya.
4. Diberi nama daerah dan nama ilmiah gulma yang telah digambar.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Pada praktikum mengenai identifikasi gulma ini didapati beberapa
jenis gulma diantaranya minjangan, putri malu, sembung rambat, alang-alang
dan senggani yang kemudian masing- masing digambar dan diidentifikasi
berdasarkan nama lokal atau daerah, nama latin, klasifikasi beserta deskripsi
dari masing-masing gulma yang didapat.
Menurut Barus (2003) gulma merupakan tumbuhan yang tidak
dikehendaki keberadaannya pada lahan budidaya pertanian dan dapat
berkompetisi dengan tanaman budidaya sehingga berpotensi untuk
menurunkan hasil tanaman budidaya tersebut. Tanaman budidaya yang
tumbuh secara liar di lahan produksi yang diperuntukkan untuk jenis tanaman
lainnya juga digolongkan sebagai gulma. Kompetisi antara gulma dan
tanaman dapat berupa kompetisi antara tajuk dalam memanfaatkan cahaya
matahari dan/atau kompetisi antara sistem perakarannya dalam
memanfaatkan air dan unsur hara.
Berdasarkan hasil identifikasi pengamatan yang telah dilakukan pada
gulma pertama yaitu memiliki nama daerah minjangan atau ada pula yang
menyebut dengan nama kirinyuh, termasuk kedalam gulma daun lebar yang
memiliki nama ilmiah (Chromolaena odorata) lebih lengkap memiliki
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : plantae
Diviso : Magnoliohyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Chromolaena
Spesies : Chromolaena odorata
Minjangan atau kirinyuh memiliki bentuk akar akar tunggang atau
sistemnya radix primaria, bentuknya fusiformis (tombak) dan menjalar pada

8
pangkalnya. Batang tegak, berkayu, ditumbuhi rambut-rambut halus,
bercorak garis-garis membujur yang paralel, tingginya mencapai 100-200 cm,
bercabang-cabang dan susunan daun berhadapan. Daunnya berbentuk oval,
bagian bawah lebih lebar, makin ke ujung makin runcing, panjang daun 6-
10 cm dan lebarnya 3-6 cm, tepi daun bergerigi, menghadap ke pangkal, letak
daun juga berhadap-hadapan.
Karangan bunga terletak di ujung cabang (terminal), dan setiap
karangan terdiri atas 20–35 bunga. Warna bunga pada saat muda kebiru-
biruan, semakin tua menjadi coklat. Waktu berbunga serentak pada musim
kemarau selama 3–4 minggu. Berupa buah yang kelopaknya tertinggal
sebagai pappus (jambul), sehingga bisa dianggap tanaman ini tidak berbuah.
Minjangan merupakan gulma yang dapat hidup lebih dari satu tahun
hingga beberapa tahun (perennial), gulma ini memiliki kemampuan
mendominasi area dengan sangat cepat dan menekan pertumbuhan bahkan
meracuni tanaman budidaya dengan mengeluarkan zat alelopati. Hal ini
didukung pula karena jumlah biji yang dihasilkan sangat melimpah, setiap
tumbuhan dewasa mampu memproduksi sekitar 80 ribu biji setiap musim.
Pada saat biji pecah dan terbawa angin, lalu jatuh ke tanah, biji tersebut dapat
dengan mudah berkecambah, gulma ini kami temukan sangat padat dan
mendominasi.
Sesuai dengan Prawiradiputra (2007) menyatakan cara penyebaran
kirinyuh yaitu biji pecah dan terbawa angin, lalu jatuh ke tanah, biji tersebut
dapat dengan mudah berkecambah. Dalam waktu dua bulan saja, kecambah
dan tunas-tunas telah terlihat mendominasi area. Kepadatan tumbuhan bisa
mencapai 36 batang tiap meter persegi, yang berpotensi menghasilkan
kecambah, tunas, dan tumbuhan dewasa berikutnya.
Gulma ini melakukan kompetisi dengan tanaman budidaya baik di
atas maupun di bawah permukaan tanah seperti kompetisi cahaya matahari,
air, karbondioksida, unsur hara, dan oksigen. Jika hal ini tetap berlanjut dan
kebutuhan-kebutuhan tersebut terbatas maka dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman budidaya terhambat.

9
Minjangan dapat tumbuh baik pada semua jenis tanah dan akan
tumbuh lebih baik lagi bila mendapat cahaya matahari yang cukup. Kondisi
yang ideal bagi gulma ini adalah wilayah dengan curah hujan lebih dari 1.000
mm/tahun. Gulma ini tidak tahan terhadap naungan, namun demikian di
Indonesia dan negara-negara Asia lainnya minjangan banyak dijumpai di
perkebunan karet, kelapa sawit, kelapa, jambu mente dan sebagainya. Kami
menemukan gulma ini di perkebunan majemuk warga dimana banyak jenis
pepohonan yang ditaman secara abstrak dan gulma ini ditemukan diareal
yang kosong yang memang hanya didominasi oleh gulma jenis ini saja.
Pengendalian disarankan secara manual atau mekanik dengan
mencabut atau menghilangkan gulma sampai kebagian akarnya kemudian
dibakar atau dibenamkan melalui olah tanah, alternatif lain bisa dimusnahkan
dengan menggunakan bahan kimia yang disebut herbisida jika jumlahnya
sudah mengkhawatirkan.
Meskipun minjangan merupakan gulma yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman, namun gulma ini memiliki nilai positif karena dapat
memberikan manfaat yang cukup besar bagi mahluk hidup khususnya
manusia. Marthen (2007) memaparkan berbagai hal yang menuntungkan
dengan memanfaatkan tanaman semak bunga putih sebagai pakan ternak
yaitu memiliki kandungan protein tinggi (21 – 36%) setara dengan lamtoro,
turi dan gamal; produksi Protein kasar 15 ton/ha/tahun; memiliki
keseimbangan asam amino yang baik untuk ternak monogastrik;
degradabilitas efektif dalam rumen > 80%; palatabilitas lebih baik dari gamal
dan suplementasi sampai 30 % dalam ransum meningkatkan konsumsi dan
pertumbuhan ternak kambing.
Gulma selanjutnya yaitu putri malu (Mimosa pudica) juga termasuk
gulma daun lebar, memiliki daur hidup annual (semusim) karena hanya
memiliki satu musim atau satu tahunan mulai dari tumbuh, anakan, dewasa
dan berkembang. Berikut merupakan klasifikasi tanaman putri malu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida

10
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica
Putri malu adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang
mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu"
dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-
polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat
daripada jenis lainnya, kelayuan ini bersifat sementara karena setelah
beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.
Daun putri malu berwarna hijau majemuk menyirip ganda dua yang
sempurna, jumlah anak daun pada setiap sirip sekitar 5-26 pasang, helaian
anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal
memundar, tepi rata, permukaan atas dan bawah daun terasa licin, panjang 6 -
16 mm, lebar 1-3 mm, Jika daun tersentuh akan melipatkan diri, menyirip
rangkap. Batang tumbuhan putri malu berbeda dengan tumbuhan lainnya,
yaitu batang putri malu berbentuk bulat, pada seluruh batangnya terdapat
rambut dan mempunyai duri yang menempel, batang tumbuhan putri malu
dengan rambut sikat yang mengarah secara miring kepermukaan tanah atau
kearah bawah. Akar tunggang dan sangat kuat sehingga sangat sulit untuk
mendapatkan akar gulma ini.
Putri malu mempunyai bunga yang berbentuk bulat seperti bola dan
tidak mempunya mahkota atau kelopak bunga yang besar seperti bunga-
bunga yang lain. Buah putri malu berbetuk polong, pipih seperti garis dan
berukuran sangat kecil. Biji berukuran kecil dan bulat, berbentuk pipih, putri
malu termasuk kedalam tumbuhan yang berbiji tertutup (Angiospermae) dan
berkembangbiak dengan biji.
Tumbuhan putri malu dapat tumbuh dimana saja terbukti praktikan
menemukan gulma ini dipinggir jalan dengan kondisi tanpa naungan, dapat
hidup baik ditempat lembab hingga gersang sekalipun. Gulma ini melakukan
kompetisi dengan tanaman budidaya seperti kompetisi air, karbondioksida,
unsur hara, dan oksigen. Jika hal ini tetap berlanjut dan kebutuhan-kebutuhan

11
tersebut terbatas maka dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman budidaya
terhambat.
Cara perbanyakan melalui biji dengan penyebaran melalui angin, air,
dan dapat juga melalui hewan atau manusia. Cara terbaik untuk
mengendalikan gulma ini adalah dengan menggalinya dan membunuhnya
sebelum menyebarluas, alternatif lain bisa dimusnahkan dengan
menggunakan bahan kimia yang disebut herbisida.
Meskipun putri malu merupakan gulma yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman, namun gulma ini memiliki nilai positif karena berguna
untuk tanaman pelindung tanah, guna mencegah terjadinya erosi atau
pengikisan tanah oleh air, misalnya disungai.
Berikutnya praktikan mengidentifikasi gulma sembung rambat
(Mikania micrantha) juga termasuk kedalam gulma daun lebar, gulma ini
sangat mudah dan banyak ditemukan di areal pertanian, praktikan mendapati
gulma ini di areal kebun singkong. Gulma ini sangat mendominasi inangnya
bahkan inang yang terganggu oleh sembung rambat dapat mati yang
diakibatkan oleh efek alelopati dan sifatnya yang merambat dan membelit
tanaman muda (bibit) sehingga menghambat pertumbuhan, kelebihan lain
sembung rambat yaitu memiliki akar yang sangat kuat dan kokoh sehingga
sulit ditanggulangi serta berkompetisi menyeluruh mulai dari sinar matahari,
tempat, air, unsur hara, oksigen dan karbondioksida. Berikut klasifikasi
sembung rambat:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Mikania
Spesies : Mikania micrantha
Sembung rambat merupakan gulma tahunan yang tumbuh merambat
dengan cepat. Gulma ini juga menghasilkan senyawa alelopati berupa phenol
dan flavon. Batang tumbuh menjalar berwarna hijau muda, bercabang dan

12
ditumbuhi rambut-rambut halus, panjang batang dapat mencapai 3-6 meter,
pada tiap ruas terdapat dua helai daun yang saling berhadapan, tunas baru dan
bunga. Helai daun berbentuk segitiga menyerupai hati dengan panjang daun
4-13cm dan lebar daun 2-9cm. Permukaan daun menyerupai mangkok dengan
tepi daun bergerigi. Bunga tumbuh berwarna putih, berukuran kecil dengan
panjang 4.5-6mm, dan tumbuh dari ketiak daun atau pada ujung tunas. Biji
dihasilkan dalam jumlah besar, berwarna coklat kehitaman dengan panjang
2mm.
Sembung rambat mudah berkembang biak melalui potongan batang
secara vegetatif dan biji secara generatif. Biji mudah diterbangkan angin
karena sangat kecil. Cara pengendalian terbaik yaitu memusnahkan gulma ini
secara keseluruhan sampai keakarnya dengan menggalinya atau alternatif lain
dapat menggunakan herbisida.
Selain sebagai gulma yang cukup ganas pada lahan pertanian dan
perkebunan, sembung rambat memiliki beberapa manfaat diantaranya
menurut Ivana, dkk (2017) tanaman sembung rambat (Mikania micrantha)
merupakan salah satu gulma di Indonesia yang memiliki potensi besar
sebagai salah satu antibakteri alternatif karena mengandung zat aktif dalam
bentuk metabolit sekunder yaitu flavonoid dan tanin. Selain itu menurut
perez, et al (2010) sembung rambat memiliki senyawa yang dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan herbisida, M micrantha memiliki senyawa
alelokimia berupa fenol, flavanoid dan terpenoid senyawa tersebut
menghambat pertumbuhan lain sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
beoherbisida.
Gulma keempat yang praktikan identifikasi yaitu alang-alang dengan
nama ilmiah (Imperata sillindrica) gulma ini termasuk kedalam jenis
rerumputan yang sangat banyak ditemukan dilahan-lahan pertanian terutama
pada areal yang terbuka, sangat adaktif terhadap perubahan iklim yang
ekstrim, seperti daerah gersang dan bekas kebakaran hutan. Gulma ini sangat
kompetitif dengan tanaman lain disekitarnya sehingga tanaman disekitar
pertumbuhannya terhambat, seperti perebutan perebutan unsur hara, air,
oksigen dan karbondioksida,Berikut klasifikasi alang-alang:

13
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica
Alang-alang merupakan terna rumput, berumur panjang (perenial),
tumbuh berumpun, tinggi 30-180 cm. Akar rimpang, menjalar, berbuku-buku,
keras dan liat, berwarna putih. Batang berbentuk silindris, diameter 2 - 3 mm,
beruas-ruas. Daun warna hijau, bentuk pita (ligulatus), panjang 12 - 80 cm,
lebar 2 - 5 cm, helaian daun tipis tegar, ujung meruncing, tepi rata,
pertulangan sejajar, permukaan atas halus, permukaan bawah kasap. Bunga
majemuk, bentuk bulir, bertangkai panjang, setiap bulir berekor puluhan helai
rambut putih sepanjang 8 - 14 mm, mudah diterbangkan angin. Buah bentuk
biji jorong, panjang +/- 1 mm, berwarna cokelat tua.
Perbanyakan alang-alang dengan dua cara yaitu perbanyaan vegetatif
melalui akar rimpang dan secara generatif melalui biji yang penyebarannya
dibantu oleh bantuan angin karena biji gulma ini diselimuti rambut putih yang
membuatnya sangat mudah terbang jauh dibawa oleh angin, dan sedikit oleh
bantuan binatang dan manusia. Pengendalian disarankan secara manual atau
mekanik dengan menghilangkan gulma sampai kebagian akarnya kemudian
dimusnahkan.
Alang-alang selain menjadi gulma pengganggu pertumbuhan tanaman
juga memiliki sisi positif yang bisa dimanfaatkan, misalnya akarnya sebagai
obat panas dalam, dan menjadi suksesi sekunder setelah tumbuhan lumut
pada tanah tanah yang terdegradasi sehingga tanah yang tidak bisa hidup jenis
tumbuhan apapun masih bisa ditumbuhi dan dipenuhi alang-alang dan lama
kelamaan bisa menjadi produktif kembali.
Terakhir gulma yang praktikan identifikasi yaitu senggani (Melastoma
candidum), gulma ini termasuk kedalam jenis gulma daun lebar, memiliki
daur hidup parennial (tahunan), gulma ini praktikan temukan dalam kondisi

14
mendominasi lahan bahkan hanya ada jenis tumbuhan ini saja pada lahan
tidak ada tumbuhan lainnya. Berikut klasifikasi gulma senggani:
Kingdom :Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Melastoma
Spesies : Melastoma candidum
Senggani merupakan tumbuhan perdu, tegak, tinggi 0,5-4 meter,
banyak bercabang, bersisik dan berambut. Daun tunggal, bertangkai, letak
berhadapan bersilang, helai daun bundar telur memanjang sampai lonjong,
ujung lancip, pangkal membulat, tepi rata, permukaan berambut pendek yang
jarang dan kaku sehingga teraba kasar dengan 3 lubang daun melengkung,
panjang 2-20 cm, lebar 0,75-8,5cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk
keluar diujung cabang berupa malai rata dengan jumlah bunga tiap malai 4-18
mahkota 5, warnanya ungu kemerahan. Buah masak akan merekah dan
berbagi dalam beberapa bagian, warnanya hitam. Biji kecil-kecil.
Gulma ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 2200
mdpl, menyukai daerah yang panas atau kecukupan sinar matahari dan juga
subur. Senggani sangat kompetitif terhadap tumbuhan lainnya disekitar lahan
atau tempat gulma ini tumbuh, karena persaingan unsur hara, air, oksigen dan
karbondioksida serta sinar matahari yang sangat kuat.
Perbanyakan senggani secara generatif melalui biji yang
penyebarannya dibantu oleh bantuan angin karena biji gulma ini sangat kecil
yang membuatnya sangat mudah terbang jauh dibawa oleh angin, bantuan
binatang yang memakan buahnya seperti serangga dan burung. Pengendalian
disarankan secara manual atau mekanik dengan mencabut atau
menghilangkan gulma sampai kebagian akarnya kemudian dimusnahkan atau
alternatif lain bisa dimusnahkan dengan menggunakan bahan kimia yang
disebut herbisida.

15
Senggani merupakan salah satu jenis gulma yang bermanfaat. Buah,
bunga dan daun pada tumbuhan ini dimanfaatkan untuk obat dan pewarna
alami makanan. Julita, dkk (2014) menyatakan senggani memberikan
alternatif baru untuk menghasilkan pewarna makanan alami yang tidak
berbahaya bagi kesehatan.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari praktikum identifikasi gulma ini dapat disimpulkan gulma yang
didapati semuanya hidup di darat. Termasuk golongan semusim adalah putri
malu (Mimosa pudica) dan jenis gulma tahunan yaitu minjangan
(Chromolaena odorata), sembung rambat (Mikania micrantha), alang-alang
(Imperata sillindrica) dan senggani (Melastoma candidum).
Pengendalian disarankan secara manual atau mekanik dengan
mencabut atau menghilangkan gulma sampai kebagian akarnya kemudian
dimusnahkan atau alternatif lain bisa dimusnahkan dengan menggunakan
bahan kimia yang disebut herbisida.

5.2 Saran
Dalam praktikum ini masih mempunyai beberapa kekurangan,
sebaiknya pada saat praktikum kita semua lebih memahami praktikum yang
akan dikerjakan, kegiatan praktikum memerlukan ketangkasan, keterampilan,
serta ketelitian agar hasilnya akan baik. Hindari kecerobohan saat melakukan
praktikum.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ariance, Y.K. 2011. Kajian Penerapan Teknik Budidaya Padi gogo Varietas
Lokal. Jurnal Agroforestri. Vol. 6(2): 121-128.
Barus, Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma Di Perkebunan. Yogyakarta:
Kanisius.
Buchler, D.B., J.D. Doll, R.T. Proost, and M.R. Visocky. 1995. Integrating
mechanical weeding with reduce herbicide use in conservation tillage corn
production systems. Journal Agron. Vol. 87(2):507-512.
Ivana, R.P., Fatimawali, dan Michael A.L. 2017. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun
Sembung Rambat (Mikania micrantha) Terhadap Pertumbuhan
Streptococcus mutans. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 6(1):1-8.
Johnny, Martin. 2006. Dasar-dasar Mata Kuliah Gulma di Jurusan Biologi. Bali:
Universitas Udayana.
Julita, I., Novaliza, M., dan Lestari, W., 2014, Pengujian Kualitas Pigmen
Antosianin pada Bunga Senduduk (Melastoma Malabatricum L.) dengan
Penambahan Pelarut Organik dan Organik Asam yang Berbeda, Pekan
Baru: Bina Widya.
Mangoensoekarjo S, Balai Penelitian Perkebunan, Medan. 1983. Gulma dan Cara
Pengendalian Pada Budidaya Perkebunan. Jakarta. Direktorat Jenderal
Perkebunan, Departemen.
Marthen L. 2007. Pemanfaatan Semak Bunga Putih (Chromolena Odorata) Untuk
Peningkatan Produksi Tanaman dan Ternak.. Kupang: Fakultas Peternakan
Universitas Nusa Cendana.
Prawiradiputra, B.R. 2007. Bahan komposisi vegetasi padang rumput alam
akibat pengendalian kirinyu (Chromolaena odorata (L) R.M. King and
H. Robinson) di Jonggol, Jawa Barat. Bogor: Thesis, Fakultas
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Perez, A.M.C., Ocotero, F.M., Balcazari, R.I., dan Jimenes, F.G. 2010.
Phytocemical and Pharmological Studies on Mikania Micrantha H.B.K.
journal experimental botany. Vol 78(1):77-80.

18
Rizal, A. 2004. Penentuan kehilangan hasil tanaman akibat gulma. Dalam: S.
Tjitrosemito, A.S. Tjitrosoedirdjo, dan I. Mawardi (Eds.) Prosiding
Konferensi Nasional XVI Himpunan Ilmu Gulma Indonesia, Bogor, 15-17
Juli 2003. 2: 105-118.
Sasfroutomo, s.s. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Staniforth, D.W. and A.F. Wiese. 1985. Weed biology and its relationship to weed
control in limited tillage systems. In: A.F. Wiese (Ed.). WeedControl in
Limited Tillage Systems. Weed Sci. Soc. Am. Champaign. IL.p.15-25.
Steenis, C.G.G.J. 1978. Flora. Jaakrta: Pradnya Paramita Jakarta.
Tjitrosoedirdjo, Soekisman dkk. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan.
Jakarta: Gramedia.
Widodo. 2013. Studi Keragaman Pepaya berdasarkan Karakter Morfologi. Jurnal
Agron Indonesia. Vol. 38(1): 60-66.

19

Anda mungkin juga menyukai