Oleh:
Iqbal Kurnia
Laura Amelia Triani
Ronaldo Dwiki Anandi
Dosen:
Dr. Rahmi Fahmy, SE, MBA
A. Latar Belakang
NR atau biasa dikenal dengan Nagavara Ramarao Narayana Murthy adalah satu dari 7
pendiri Infosys Technologies yang berbasis di Bengaluru, India. Infosys merupakan
perusahaan jasa teknologi global yang menyediakan jasa konsultasi bisnis, teknologi, teknik
dan alih daya untuk membantu klien di lebih dari 30 negara. Perusahaan ini juga menyediakan
produk perangkat lunak untuk industri perbankan. Melalui alih daya proses bisnis (BPO)
Infosys, perusahaan ini menyediakan layanan manajemen proses bisnis, seperti manajemen
hubungan pelanggan luar kantor, keuangan dan akuntansi, dan administrasi dan pengolahan
pesanan penjualan.
Infosys memulai bisnis outsorcing dan perangkat lunak IT mereka pada tahun 1981.
Tercatat pada tahun 2010, Infosys telah memiliki hampir 114.000 karyawan di 50 kantor
dengan pusat pengembangan di India, China, Australia Republik Ceko, Polandia, Inggris,
Kanada, dan Jepang. Meski perusahaan masih relatif kecil (sekitar US $ 4,8 miliar dalam
penjualan tahunan) dibandingkan dengan penjualan tahunan IBM (US $ 95,8 miliar), Infosys
telah menjadi pembangkit tenaga listrik global. Jadi, gagasan Infosys untuk bersaing dengan
raksasa dunia IBM di pasar global bukan hanya sebuah angan-angan belaka.
Dalam 10 tahun terakhir, perangkat lunak berkualitas tinggi sedang dikembangkan di
India. Investasi di penelitian dan pengembangan ini membuat Infosys sukses secara global.
Infosys telah memperluas daftar layanan dan produknya untuk memasukkan: (1) Konsultasi
bisnis dan teknologi,(2) Proses bisnis outsourcing; (3) Integrasi system ; (4) Layanan aplikasi;
(5) Rekayasa produk, dan (6) Layanan pengujian dan validasi.
NR dan rekan-rekannya menciptakan Infosys dengan membuktikan apa yang dianggap
sebagai prinsip globalisasi. NR berhasil memperoleh kepercayaan pelanggan, beberapa di
antaranya yang sangat ingin menggunakan perangkat lunak asing outsourcing, dengan
memenuhi standar kualitas dan jadwal. Saat ini, Infosys memiliki reputasi sebagai salah satu
perusahaan software terbaik di dunia. Meskipun Infosys banyak menemukan kendala yang
sangat berat, termasuk negara asalnya sendiri
India terkenal sebagai negara terkorup sejak dulu. Dan hal itu mempengaruhi jalannya
usaha Infosys. Tantangan pertama yang dihadapi Infosys terjadi pada tahun 1984, dimana pada
saat itu Infosys memutuskan untuk mengimpor super minicomputer agar Infosys dapat segera
mengembangkan software untuk klien di luar negeri. Ketika minicomputer tersebut sampai di
Bandara Banglore, petugas setempat menolak untuk mengurusnya kecuacli jika Infosys mau
memberikan semacam sogokan untuk meloloskannya. Satu-satunya cara untuk meloloskannya
dengan bersih (tanpa korup) hanyalah dengan membayar biaya sebesar 135% dari yang
seharusnya. Walaupun pada akhirnya Infosys harus membayar dua kali lipat dari harga super
minicomputernya itu sendiri, Infosys memilih melakukan cara bersih tersebut, meskipun
keadaan yang sebenarnya mengharuskan Infosys melakukan pinjaman karena Infosys tidak
ingin melakukan hal-hal yang berbau korup.
Menurut majalah Forbes, sejak listing di Bursa Efek Bombay hingga tahun 2000,
penjualan Infosys dan pendapatan diperparah dengan lebih dari 70% per tahun. Pada tahun
2000, Presiden Amerika Serikat Bill Clinton memuji India atas prestasi di bidang teknologi
tinggi mengutip contoh dari Infosys. Infosys akan menginvestasikan $ 100 juta (Rs 440 crore)
untuk mendirikan kampus 20.000-seater di Shanghai. Pada tahun 2001, Infosys dinilai sebagai
Best Employer di India oleh Business Today. Infosys dinilai sebagai employer terbaik yang
bekerja untuk tahun 2000, 2001, dan 2002 oleh Hewitt Associates. Pada tahun 2007, Infosys
menerima lebih dari 1,3 juta aplikasi dan memperkerjakan sedikitnya 3% dari pelamar. Infosys
adalah satu-satunya perusahaan India yang memenangkan penghargaan Global MAKE (Most
Admired Knowledge Enterprises) untuk tahun 2003, 2004 dan 2005, dan dilantik ke Global
Hall of Fame pada saat yang sama.
Visi dan Misi Infosys yang dirancang oleh NR sendiri sudah menggambarkan visi dan
misi yang akan mengantaran perusahaan ini ke kancah global.
Visi; To be a globally respected corporation that provides best-of-breed business
solutions leveraging technology delivered by best-in-class people. (Menjadi perusahaan
global dihormati yang menyediakan best-of-breed teknologi solusi bisnis leveraging
yang dilakukan oleh orang terbaik di kelasnya.)
Misi: To achieve objectives in an environment of fairness, honesty, and courtesy
towards clients, employees, vendors and society at large. (Mencapai tujuan dalam
lingkungan keadilan, kejujuran, dan kesopanan terhadap klien, karyawan, vendor dan
masyarakat pada umumnya.)
Tidak hanya mengenai kejujuran, NR juga menekankan kualitas pada setiap tahap
pembuatan perangkat lunak sangatlah penting. Inisiatif kualitasnya merupakan bagian dari
budaya perusahaan Infosys. Dia mencocokkan atau membandingkan kualitasnya dengan
perusahaan multinasional yang paling dikenal di dunia. Tidak ada lagi keraguan investor dunia
untuk berinvestasi di Infosys seperti yang terjadi pada tahun 1980an.
NR sangat bangga dengan kemampuan Infosys untuk bersaing dengan perusahaan
manapun, dimanapun. Dia ingin membuat perbedaan di India dan di seluruh dunia. Tentunya,
dia telah melakukannya melalui sistem manajemen yang mengharuskan karyawannya untuk
selalu fokus pada produksi yang berkualitas sebagai prioritas utama. Tidak mengherankan
mengapa NR dianggap sebagai "Bapak industri teknologi informasi outsourcing". Dalam kurun
waktu kurang dari 40 tahun, Infosysy telah berhasil menjadi perusahaan global yang dipandang
dan dalam masa mengejar untuk bersanding dengan IBM. NR tentu berperan sangat penting
dalam adaptasi strategi global.
B. Rumusan Masalah
1. Prinsip globalisasi apa yang NR dan rekan-rekannya gunakan ketika mereka
menanam Infosys ke dalam sebuah pembangkit tenaga global?
2. Menurut penelitian Hofstede, India memiliki nilai tinggi pada dimensi jarak
kekuatan. Sampai sejauh mana skor tinggi ini membantu menjelaskan keberhasilan
Infosys Technology di pasar global?
3. Pada tahap manakah dari evolusi korporat dan lintas budaya Infosys saat ini? Tahap
I Domestik, Tahap II Internasional, Tahap III Multinasional, atau Tahap IV Global?
C. Pemecahan Masalah
C.1 Prinsip Globalisasi Infosys
Pada awal berdirinya Infosys tahun 1981 Infosys menghadapi berbagai tantangan pada
saat pendiriannya di India, diantaranya korupsi, nepotisme dan profiteering. Tidak hanya
berhenti disitu, kemudian pada tahun 1984 ketika Infosys melakukan impor mesin untuk
perawatan software dari luar negeri, petugas pajak di airport mempersulit hal ini dan meminta
suap agar jalan Infosys dipermudah. Dan juga, ketika harus bernegosiasi dalam proyek yang
melibatkan perusahaan asing, Infosys juga menghadapi tantangan yang sama yaitu paktik
penyuapan, terutama pada negara-negara berkembang.
Namun, hal tersebut tidak membuat Infosys mengikuti praktik tidak beretika tersebut,
Infosys tetap berpegang teguh dalam memegang teguh nilai nilai perusahaan. Sehingga Pada
tahun 1995, ketika Infosys mengalami kerugian finansial, Infosys secara gamblang
mengungkapkannya di dalam laporan keuangan. Investor melihat hal ini sebagai sinyal positif
akan transparansi yang dipraktikkan oleh Infosys. Dari sinilah terlihat Infosys selalu berpegang
teguh pada nilai nilai perusahaan, etika yang baik, dan integritas merupakan cara Infosys
berkembang menjadi perusahaan global hingga saat ini.
Jadi, etika bisnis kuat yang diterapkan oleh Infosysy merupakan salah satu prinsip dan
strategi bisnis untuk selalu berkembang hingga menjadi perusahaan global saat ini.
Transparansi yang juga bisa dilihat dari kegamblangan Infosys memperlihatkan ke media,
menjadi sinyal positif bagi para investor di dunia, melihat integritas yang diberikan oleh
Infosys
c) Communiation skill
Berbicara tentang global, kita dihadapkan pada banyaknya perbedaan, yang tak
lepas dari perbedaan Bahasa. Bahasa menjadi hal krusial dalam memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi. Dengan banyak ragamnya Bahasa dan dari
budaya yang berbeda, cara untuk berkomuniasipun juga berbeda. Infosys
memberikan fasilitas tersebut melalui program yang mempertemukan banyak
Bahasa dalam satu lingkungan, termasuk calon esspatriate di program
internshipnya. Dengan begitu, karyawan faham untu berkomunikasi dengan
klien yang berasal dari negara-negara yang berbeda.
Beberapa point dan segi karakteristik diatas, telah menunjukkan bahwa Infosys telah
berada di Fase Global. Meskipun demikian, Infosys tidak pernah berhenti melakukan inovasi
dan selalu siap untuk perubahan industry lainnya.
D. Kesimpulan
Makalah ini membahas mengenai Infosys di pasar global, dapat disimpulan bahwa:
1. Etika Bisnis yang berintegritas menjadi prinsip dasar Infosys terjun ke pasar dunia
global. Setelah berada di tingkat ekspansi yang matang, edukasi menjadi fokus utama
mereka untuk selalu siap menghadapi perubahan era industry yang ada di dunia.
2. Pada Dimensi Power Distane, Infosys menggunakan strategi melalui Infosys
Leadership Institute, lembaga yang akan menciptakan pemimpin untuk masa depan.
Sehingga setiap karyawan paham sejauh mana potensi yang bisa mereka gunakan
untuk berkontribusi di perusahaan itu
3. Infosys telah berada di fase global, meski demikian pengembangan terus dilakukan
dan semakin pesat. Hal ini menjadi modal panjang untuk Infosys menyambut era baru
yaitu Revolusi Industry dengan perencaan mereka berupa otomasi teknologi.
Daftar Pustaka
https://rozalianhk.wordpress.com/2014/01/01/komunikasi-antar-budaya-power-distance-prejudice-
stereotype-rasisme-dan-etnosentrisme/
https://www.infosys.com/infosys-foundation/newsroom/Pages/bhubaneswar-dc-partnership-
CIPET.aspx
https://www.infosys.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Infosys
https://www.hofstede-insights.com/country-comparison/india,indonesia/