Anda di halaman 1dari 10

Organizational Behavior

Managing Globally with Case Analysis:


“Building a Global Outsourcing Powerhouse”

Oleh:
Iqbal Kurnia
Laura Amelia Triani
Ronaldo Dwiki Anandi

Dosen:
Dr. Rahmi Fahmy, SE, MBA

PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
Managing Globally
“Building a Global Outsourcing Powerhouse”

Globalisasi adalah interdependensi, atau keadaan saling ketergantungan kepentingan


yang terjadi terkait jaringan komunikasi dan ekonomi lintas batas internasional. Pada saat ini,
strategi global terbentuk tidak hanya lagi sekedar dari pendekatan melalui motivasi internal,
teknik pekerjaan dan review kinerja saja. Akan tetapi, evolusi bisnis menuntut organisasi untuk
berfikir secara global, yang artinya organisasi tidak hanya lagi menghasilkan produk yang bisa
beradaptasi di dunia internasional, tapi justru produk berstandar yang bisa diterima secara
global tanpa batas.
Pembahasan globalisasi memiliki daya tarik tersendiri, dan tidak akan pernah ada
habisnya. Untuk itu pada makalah kali ini cakupan globalisasi berdasarkan pada kutipan artikel
yang berjudul “Building a Global Outsourcing Powerhouse” dengan organisasi besar bernama
Infosys.

A. Latar Belakang
NR atau biasa dikenal dengan Nagavara Ramarao Narayana Murthy adalah satu dari 7
pendiri Infosys Technologies yang berbasis di Bengaluru, India. Infosys merupakan
perusahaan jasa teknologi global yang menyediakan jasa konsultasi bisnis, teknologi, teknik
dan alih daya untuk membantu klien di lebih dari 30 negara. Perusahaan ini juga menyediakan
produk perangkat lunak untuk industri perbankan. Melalui alih daya proses bisnis (BPO)
Infosys, perusahaan ini menyediakan layanan manajemen proses bisnis, seperti manajemen
hubungan pelanggan luar kantor, keuangan dan akuntansi, dan administrasi dan pengolahan
pesanan penjualan.
Infosys memulai bisnis outsorcing dan perangkat lunak IT mereka pada tahun 1981.
Tercatat pada tahun 2010, Infosys telah memiliki hampir 114.000 karyawan di 50 kantor
dengan pusat pengembangan di India, China, Australia Republik Ceko, Polandia, Inggris,
Kanada, dan Jepang. Meski perusahaan masih relatif kecil (sekitar US $ 4,8 miliar dalam
penjualan tahunan) dibandingkan dengan penjualan tahunan IBM (US $ 95,8 miliar), Infosys
telah menjadi pembangkit tenaga listrik global. Jadi, gagasan Infosys untuk bersaing dengan
raksasa dunia IBM di pasar global bukan hanya sebuah angan-angan belaka.
Dalam 10 tahun terakhir, perangkat lunak berkualitas tinggi sedang dikembangkan di
India. Investasi di penelitian dan pengembangan ini membuat Infosys sukses secara global.
Infosys telah memperluas daftar layanan dan produknya untuk memasukkan: (1) Konsultasi
bisnis dan teknologi,(2) Proses bisnis outsourcing; (3) Integrasi system ; (4) Layanan aplikasi;
(5) Rekayasa produk, dan (6) Layanan pengujian dan validasi.
NR dan rekan-rekannya menciptakan Infosys dengan membuktikan apa yang dianggap
sebagai prinsip globalisasi. NR berhasil memperoleh kepercayaan pelanggan, beberapa di
antaranya yang sangat ingin menggunakan perangkat lunak asing outsourcing, dengan
memenuhi standar kualitas dan jadwal. Saat ini, Infosys memiliki reputasi sebagai salah satu
perusahaan software terbaik di dunia. Meskipun Infosys banyak menemukan kendala yang
sangat berat, termasuk negara asalnya sendiri
India terkenal sebagai negara terkorup sejak dulu. Dan hal itu mempengaruhi jalannya
usaha Infosys. Tantangan pertama yang dihadapi Infosys terjadi pada tahun 1984, dimana pada
saat itu Infosys memutuskan untuk mengimpor super minicomputer agar Infosys dapat segera
mengembangkan software untuk klien di luar negeri. Ketika minicomputer tersebut sampai di
Bandara Banglore, petugas setempat menolak untuk mengurusnya kecuacli jika Infosys mau
memberikan semacam sogokan untuk meloloskannya. Satu-satunya cara untuk meloloskannya
dengan bersih (tanpa korup) hanyalah dengan membayar biaya sebesar 135% dari yang
seharusnya. Walaupun pada akhirnya Infosys harus membayar dua kali lipat dari harga super
minicomputernya itu sendiri, Infosys memilih melakukan cara bersih tersebut, meskipun
keadaan yang sebenarnya mengharuskan Infosys melakukan pinjaman karena Infosys tidak
ingin melakukan hal-hal yang berbau korup.
Menurut majalah Forbes, sejak listing di Bursa Efek Bombay hingga tahun 2000,
penjualan Infosys dan pendapatan diperparah dengan lebih dari 70% per tahun. Pada tahun
2000, Presiden Amerika Serikat Bill Clinton memuji India atas prestasi di bidang teknologi
tinggi mengutip contoh dari Infosys. Infosys akan menginvestasikan $ 100 juta (Rs 440 crore)
untuk mendirikan kampus 20.000-seater di Shanghai. Pada tahun 2001, Infosys dinilai sebagai
Best Employer di India oleh Business Today. Infosys dinilai sebagai employer terbaik yang
bekerja untuk tahun 2000, 2001, dan 2002 oleh Hewitt Associates. Pada tahun 2007, Infosys
menerima lebih dari 1,3 juta aplikasi dan memperkerjakan sedikitnya 3% dari pelamar. Infosys
adalah satu-satunya perusahaan India yang memenangkan penghargaan Global MAKE (Most
Admired Knowledge Enterprises) untuk tahun 2003, 2004 dan 2005, dan dilantik ke Global
Hall of Fame pada saat yang sama.
Visi dan Misi Infosys yang dirancang oleh NR sendiri sudah menggambarkan visi dan
misi yang akan mengantaran perusahaan ini ke kancah global.
Visi; To be a globally respected corporation that provides best-of-breed business
solutions leveraging technology delivered by best-in-class people. (Menjadi perusahaan
global dihormati yang menyediakan best-of-breed teknologi solusi bisnis leveraging
yang dilakukan oleh orang terbaik di kelasnya.)
Misi: To achieve objectives in an environment of fairness, honesty, and courtesy
towards clients, employees, vendors and society at large. (Mencapai tujuan dalam
lingkungan keadilan, kejujuran, dan kesopanan terhadap klien, karyawan, vendor dan
masyarakat pada umumnya.)
Tidak hanya mengenai kejujuran, NR juga menekankan kualitas pada setiap tahap
pembuatan perangkat lunak sangatlah penting. Inisiatif kualitasnya merupakan bagian dari
budaya perusahaan Infosys. Dia mencocokkan atau membandingkan kualitasnya dengan
perusahaan multinasional yang paling dikenal di dunia. Tidak ada lagi keraguan investor dunia
untuk berinvestasi di Infosys seperti yang terjadi pada tahun 1980an.
NR sangat bangga dengan kemampuan Infosys untuk bersaing dengan perusahaan
manapun, dimanapun. Dia ingin membuat perbedaan di India dan di seluruh dunia. Tentunya,
dia telah melakukannya melalui sistem manajemen yang mengharuskan karyawannya untuk
selalu fokus pada produksi yang berkualitas sebagai prioritas utama. Tidak mengherankan
mengapa NR dianggap sebagai "Bapak industri teknologi informasi outsourcing". Dalam kurun
waktu kurang dari 40 tahun, Infosysy telah berhasil menjadi perusahaan global yang dipandang
dan dalam masa mengejar untuk bersanding dengan IBM. NR tentu berperan sangat penting
dalam adaptasi strategi global.

B. Rumusan Masalah
1. Prinsip globalisasi apa yang NR dan rekan-rekannya gunakan ketika mereka
menanam Infosys ke dalam sebuah pembangkit tenaga global?
2. Menurut penelitian Hofstede, India memiliki nilai tinggi pada dimensi jarak
kekuatan. Sampai sejauh mana skor tinggi ini membantu menjelaskan keberhasilan
Infosys Technology di pasar global?
3. Pada tahap manakah dari evolusi korporat dan lintas budaya Infosys saat ini? Tahap
I Domestik, Tahap II Internasional, Tahap III Multinasional, atau Tahap IV Global?
C. Pemecahan Masalah
C.1 Prinsip Globalisasi Infosys
Pada awal berdirinya Infosys tahun 1981 Infosys menghadapi berbagai tantangan pada
saat pendiriannya di India, diantaranya korupsi, nepotisme dan profiteering. Tidak hanya
berhenti disitu, kemudian pada tahun 1984 ketika Infosys melakukan impor mesin untuk
perawatan software dari luar negeri, petugas pajak di airport mempersulit hal ini dan meminta
suap agar jalan Infosys dipermudah. Dan juga, ketika harus bernegosiasi dalam proyek yang
melibatkan perusahaan asing, Infosys juga menghadapi tantangan yang sama yaitu paktik
penyuapan, terutama pada negara-negara berkembang.
Namun, hal tersebut tidak membuat Infosys mengikuti praktik tidak beretika tersebut,
Infosys tetap berpegang teguh dalam memegang teguh nilai nilai perusahaan. Sehingga Pada
tahun 1995, ketika Infosys mengalami kerugian finansial, Infosys secara gamblang
mengungkapkannya di dalam laporan keuangan. Investor melihat hal ini sebagai sinyal positif
akan transparansi yang dipraktikkan oleh Infosys. Dari sinilah terlihat Infosys selalu berpegang
teguh pada nilai nilai perusahaan, etika yang baik, dan integritas merupakan cara Infosys
berkembang menjadi perusahaan global hingga saat ini.

1. Etika Bisnis yang Kuat


Infosys secara serius dan berkesinambungan untuk memelihara nilai nilai perusahaan,
terutama dalam hal integritas. Ini terlihat dalam laporan keuangan Infosys, Infosys memberikan
remunerasi untuk para karyawan, manajemen dan Direktur dalam hal prestasi/ kinerja yang
baik. Dan dalam laporan tahunan tersebut melampirkan “Policies” dan kebijakan – kebijakan
terkait dengan sanksi sanksi dan aturan penerimaan remunerasi.
Praktik – praktik yang tidak beretika dari lingkungan perusahaan bukanlah halangan,
dan membuat Infosys tetap berusaha untuk maju dan berkembang secara berkesinambungan
hingga menjadi salah satu perusahaan IT terbesar di dunia. Berikut adalah kutipan dari prinsip
Good Corporate Governance Infosys:

“Corporate governance/ tata kelola perusahaan dari Infosys adalah mengenai


maksimalisasi nilai shareholder dengan legal, beretika/ etis secara
berkesinambungan. Di Infosys tujuan dari tata kelola perusahaan adalah untuk
memastikan keadilan bagi setiap pemangku kepentingan. Yaitu : antara Pelanggan,
Pemegang saham, Vendor-Mitra, Masyarakat, dan Pemerintah di Negara – Negara
tempat Infosys beroperasi. Kami percaya bahwa tata kelola perusahaan sangat
penting dalam meningkatkan dan mempertahankan kepercayaan investor. Ini
adalah refleksi dari budaya kita, kebijakan kami, hubungan kami dengan para
pemangku kepentingan dan komitmen kami kepada nilai – nilai perusahaan.
Dengan demikian, kami selalu memastikan bahwa kinerja kami didorong oleh
Integritas….”

Jadi, etika bisnis kuat yang diterapkan oleh Infosysy merupakan salah satu prinsip dan
strategi bisnis untuk selalu berkembang hingga menjadi perusahaan global saat ini.
Transparansi yang juga bisa dilihat dari kegamblangan Infosys memperlihatkan ke media,
menjadi sinyal positif bagi para investor di dunia, melihat integritas yang diberikan oleh
Infosys

2. Investasi pada Edukasi, Inovasi dan Eksperimen


Pada awal dekade berdirinya Infosys, NR telah mendirikan Infosys Foundation pada
tahun 1996. Infosysy Foundation ini adalah salah satu investasi besar di India di bawah Infosys
untuk mengadakan banyak pengembangan produk melalui edukasi, inovasi dan eksperimen.
Hal ini bermula dari nilai dasar perusahaan untuk memiliki karyawan-karyawan yang
berkualitas demi menghasilkan produk yang berkualitas juga.
Tidak heran jika pada tahun 2001, Infosys dinobatkan sebagai Best Employer karena
tidak hanya dari awal merekruit karyawan yang memiliki potensi tapi juga memfasilitasi
karyawan baru, terutama masyarakat di India untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik
sehingga India memiliki asset yang tidak semua negara miliki: yaitu SDM yang berkualitas.
Tercatat India menjadi negara nomor 3 yang mengalami kenaikan ekonomi secara agresif
melalui bidang teknologi yang didukung oleh banyaknya penduduk yang sudah berpotensi dan
berkualitas disana.
Disamping edukasi, pinsip menuju perusahaan global yang diterapkan oleh Infosys
adalah melalui inovasi berlandasan eksperimen pengembangan produk yang dilakukan oleh
Infosys tidaklah tanpa dasar. Infosys mengembangkan produk berdasarkan penelitian dari para
pakarnya melalui eksperimen yang memakan biaya investasi yang menjanjikan. Infosys tidak
ragu untuk berinvestasi di divisi R&D ini mengingat mereka bergerak di bidang teknologi,
Infosys yakin produk yang dihasilkan selalu diterima secara global berstandar di seluruh dunia.
Tidak hanya melakukan riset lokal di India, Infosys juga melakukannya di kantor cabang lain,
terutama di America untuk menemukan pola dari kebutuhan masyarakat America itu sendiri.
Infosys percaya bahwa investasi di bidang ini akan menjawab semua kebutuhan klien
dan mitranya. Infosys menjanjikan untuk selalu membantu membangun perusahaan yang
hiperproduktif dan diintermediasi di masa depan dengan memberikan layanan yang bisa
menciptaan system terindependesi melalui teknologi dan konsultasi yang diberikan oleh
Infosys ini. Dengan menciptakan produk berkualitas itu, Infosys selalu menjanjikan kepuasan
pelanggan melalui memberikan jawaban yang tepat pada pelanggannya melalui produk digital
yang menjamin kesinambungan perusahaan mereka.

3. Training Expatriate dan to-be Expatriate


Negara dimana Infosys berdiri, India, memilii asset yang ta ternilai, yaitu SDM Dengan
jumlah pendudu yang sangat banya, Infosys enderung untu mempersiapan populasi itu menjadi
asset yang bernilai tinggi melalui pendidian tenologi yang didirian oleh Infosys itu sendiri Untu
menyambut ehidupan dalam revolusi industry yang baru di dunia, Infosys juga memberian
perhatian husus melalui memberian training epada para aryawannya untu siap suatu saat
menjadi expatriate
Tidak hanya penduduk India saja, Infosys juga memberikan pelatihan persiapan kepada
ekspatriat dari luar seperti di America. Infosys sangat paham artinya perbedaan, sehingga untuk
menjawab hal itu, Infosys juga memberikan pelatihan penambahan skill untuk para ekspatriate
dan calon ekspatriat diluar India sekalipun. Program ini juga bernaung di bawah payung
program Infosys yang bernama Infosys Internship dan Foundation, yang membuka peluang di
seluruh dunia untuk bergabung dengan Infosys. Adapun beberapa skill yang menjadi perhatian
bagi Infosys dalam mempersiapkan ekspatriate, diantaranya adalah:
a) Team building skill
Semakin meningkatnya kompleksitas dalam operasi global menuntut
kemampuan karyawan untuk bekerja dalam grup yang terdiri dari keberagaman
budaya. Hal yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah memberikan
keterampilan pada karyawan untui mampu bekerja dalam sebuah tim. Infosys
tidak buta akan kebutuhan tersebut, melalui foundation dan program
internshipnya, Infosys melatih karyawannya tidak hanya untuk bekerja dalam
tim untuk memahami perusahaan, tapi juga tim dalam pengembangan produk,
berupa tim riset yang akan menghasilkan produk dengan inovasi yang baru
b) Organization skill
Awal berdirinya Infosys, NR telah membentu timnya untu paham organisasi
yang aan dibentu dan diembangan dengan ara memberian peluan untu bereasi
positif dengan ara memberian pengauan dan esempatan untu memperlihatan
emampuan merea dalam beerja dengan begitu, NR dan tim manajemen aan
mudah untu mengembangan potensi yang ada pada aryawannya, emampuan
berorganisasi seperti inilah yang diterapan dalam nilai-nilai yang ada di Infosys

c) Communiation skill
Berbicara tentang global, kita dihadapkan pada banyaknya perbedaan, yang tak
lepas dari perbedaan Bahasa. Bahasa menjadi hal krusial dalam memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi. Dengan banyak ragamnya Bahasa dan dari
budaya yang berbeda, cara untuk berkomuniasipun juga berbeda. Infosys
memberikan fasilitas tersebut melalui program yang mempertemukan banyak
Bahasa dalam satu lingkungan, termasuk calon esspatriate di program
internshipnya. Dengan begitu, karyawan faham untu berkomunikasi dengan
klien yang berasal dari negara-negara yang berbeda.

d) Transfer of knowledge skill


Ini merupakan keterampilan yang sangat penting ada dalam perusahaan global.
Infosys telah menerapkan prinisip untuk melakukan riset secara tim agar para
karyawannya bisa bertukar ilmu. Pun sekalian, Infosys juga memberikan
fasilitas kampus, dimana karyawan diberikan ilmu dari para pakar ahli dan
melakukan brainstorming untuk selalu melakukan inovasi yang berkualitas dan
membawa perubahan yang besar di dunia dalam industry teknologi di bidang
apa saja yang dibutuhan oleh kliennya.

Demikianlah keterampilan yang diberikan untuk mempersiapkan karyawan Infosys


dalam menggunaan Global Strategi Skill.

C.2 Dimensi Kekuatan Jarak Pada Infosys


Hofstede (2010) adalah seorang sosiolog yang pada tahun 1967 sampai 1973 telah
berhasil melakukan penelitian dengan mengumpulkan data dari 50 negara yang berbeda dalam
perusahaan swasta International Bussiness Machine (IBM). Penelitian ini mendapatkan
jawaban kurang lebih dari 100.000 kuesioner. Hofstede menganalisis budaya dari beberapa
bangsa dan mengelompokkannya ke dalam beberapa dimensi. Dimensi budaya menurut
Hofstede (2001) adalah: perbandingan budaya mengandaikan bahwa ada sesuatu yang harus
dibandingkan – bahwa setiap budaya sebenarnya tidaklah begitu unik, bahwa setiap budaya
yang paralel dengan kebudayaan lain tidak memiliki makna yang begitu berarti. Berikut ini
adalah enam dimensi budaya yang dibangun oleh Hofstede:

 Uncertainty Avoidance, terkait dengan tingkat dari stres dalam lingkungan


sosial menghadapi masa depan yang tidak diketahui;
 Masculinity versus Feminimity, terkait dengan pembagian dari peran emosi
antara wanita dan laki-laki
 Individualism versus Collectivism, terkait dengan integrasi dari individu ke
dalam kelompok-kelompok utama;
 Power Distance, terkait kepada solusi-solusi yang berbeda terhadap
masalah dasar dari ketidaksetaraan manusia;
Pada makalah kali ini, pembahasan mengenai dimensi budaya akan fokus kepada
dimensi Power Distance atau Jarak kekuatan. Bagaimana Power Distance menjadi salah satu
dimensi yang mengantarkan Infosys ke pasar secara global. Dimensi ini berkaitan dengan fakta
bahwa semua individu dalam masyarakat tidak setara - ini mengekspresikan sikap budaya
terhadap ketidaksetaraan di antara kita. Jarak Daya didefinisikan sebagai sejauh mana anggota
institusi dan organisasi yang kurang kuat di suatu negara mengharapkan dan menerima bahwa
kekuasaan tersebut didistribusikan secara tidak adil.
Nilai India tinggi pada dimensi ini, 77, menunjukkan apresiasi hierarki dan struktur top-
down dalam masyarakat dan organisasi. Jika seseorang merangkum sikap India, orang bisa
menggunakan kata-kata dan ungkapan berikut: bergantung pada atasan atau pemegang
kekuasaan untuk mendapatkan arah, menerima hak-hak yang tidak setara antara orang-orang
yang memiliki hak istimewa dan orang-orang yang berada di bawah kekuasaan pecking order.
Hal ini sudah menjadi gambaran umum India yang masih memilii budaya ast, hal yang sama
masih terjadi di perusahaan mesipun tida dominan
Pada Infosys sendiri, budaya yang sudah terjadi di perusahaan ini adalah adanya
direction atau penentuan arah dari NR sendiri, sang pendiri Infosys. Pun budaya yang
diterapkan terbiasa dengan karyawan berharap dapat diarahkan secara jelas mengenai
fungsinya dan apa yang diharapkan dari mereka. Kontrol dari manajerial sudah familiar,
bahkan keamanan psikologis, dan sikap terhadap manajer bersifat formal meski dengan basis
nama depan. Komunikasi yang terjadi adalah top down dan direktif
Akan tetapi, direction yang seperti apa yang diterapkan? Yaitu dasar arah
pengembangan Infosys itu sendiri NR telah menyediakan sarana dan kampus berupa
kemampuan Leadership atau kepemimpinan di bawah program Infosys Leadership Institurte.
Infosys Leadership Institute (ILI) berkomitmen untuk membantu para pemimpin mengambil
peran lebih besar dan secara positif mempengaruhi tim, klien dan masyarakat mereka secara
luas. Infosys percaya bahwa dibutuhkan seluruh masyarakat termasuk pemangku kepentingan
internal dan eksternal untuk memelihara lingkungan untuk belajar dan berkembang.
Blueprint Kepemimpinan Infosys adalah referensi umum Infosys, dan merajut empat
dimensi utama yaitu Inspire Transformation, Unlock Synergies, Memperkuat Potensi dan
Dampak Bagi Klien dan Infosys untuk membantu para pemimpinnya siap menghadapi masa
depan. Kerangka kerja ini diintegrasikan ke dalam siklus intervensi, penilaian dan siklus
pengembangan pengembangan kita. Beberapa poin yang diteanan dalam ILI ini adalah:
 Pengembangan Wawasan
Infosys menyebarkan sejumlah alat untuk membantu pemimpinnya menjadi
lebih sadar akan kepribadian kepemimpinan dan gaya mereka.
 Pada tingkat Individu dan Kelompok
Infosys menggunakan alat umpan balik psikometri dan 360 derajat untuk
membantu para pemimpin mendapatkan wawasan yang baik tentang gaya
mereka sendiri, dan juga menyadari gaya dominan anggota tim dan rekan
mereka.
 Pada tingkat Organisasi
Annual Talent Review diadakan setiap tahun untuk memahami kecocokan bakat
kepemimpinan di grid Performance - Potential.

Infosys Leadership Institute bekerja untuk memfasilitasi sebuah ekosistem yang


membantu para pemimpin berinvestasi dalam perkembangan mereka sendiri dan
menjadi lebih baik bukan hanya apa yang mereka lakukan tapi juga jenis pemimpin
mereka.
Jadi, India sendiri khususnya Infosys, berada pada posisi power distance yang tinggi.
Karena biasanya negara-negara Asia punya anggapan bahwa batasan-batasan tertentu penting
diterapkan dalam berhubungan di masyarakat. Antara anak muda dan orang yang lebih tua,
anak muda harus menghormati orang yang lebih tua dari mereka, bertindak lebih sopan berbeda
dengan cara bergaul mereka dengan teman-teman sebaya. Atau atasan kerja dengan
bawahannya, biasanya bawahan lebih cendrung untuk segera mematuhi perintah atasan
sekalipun bawahan ingin menolak tidak dinyatakan secara terang-terangan. Dalam hal ini,
Infosys menggunaan dimensi itu dengan cara mempersiapkan calon pemimpin yang telah siap
untuk menghadapi dunia global.

C.3 Tahap Evolusi Infosys


Pada kondisi saat sekarang ini, Infosys telah bertransformasi menjadi perusahaan pada
fase Global, sesuai dengan beberapa aspek yang sangat menonjol dari segi:
• Orientasi utama
Orientasi utamanya yaitu strategi, disini Infosys menggunakan startegi dengan
menemukan modal yg termurah dan diproduksi disuatu lokasi yang bisa menghemat
biaya dan menjual jasa dan produk dengan kualitas tinggi untuk mendapakan
keuntungan yang mereka inginkan.
• Global
Dalam persaingan global Infosys dapat menjawab permintaan pasar dengan produk
perangkat lunak berkualitas tingginya. Sebagai contoh dimana operator komunikasi
yang bergeral di belgia “Belgacom Mobile” ingin mengembangkan sebuah program
loyalitas pelanggan yang akan menangani penyimpanan data dalam berbagai bahasa
dan memberikan fleksibelitas bagi kliennya. Dan infosys menyampaikan program yang
lebih cepat dari jadwal dan menyediakan program Belgacom dengan produk yang
bermutu tinggi .
• Dominant
Infosys mendominasi dalam bisnis software nya, dimana telah melirik bisnis Eropa,
Amerika Latin, dan Amerika Serikat. Infosys mendapatkan kepercayaan pelanggan,
beberapa diantaranya cemas tentang menggunakan perangkat lunak outsourcing,
dengan memenuhi standar kualitad dan ketepatan jadwalnya, sekarang Infosys
memiliki reputasi sebagai salah satu perusahaan software terbaik didunia.
• Mass Costumize
Infosys memberikan barang atau jasa yang berkualitas tinggi, dimana Infosys selalu
menekankan kualitas pada setiap pembuatan perangkat lunaknya. Inisiatif kualitasnya
itu adalah sebagian dari budaya perusahaan Infosys itu sendiri.
• Significant
Kalau dari segi pesaing, sekarang infosys memiliki beberapa pesaing berat salah
satunya adalah IBM yang merupakan perusahaan software terbesar pada saat itu.
• Market
Kalau dari segi pasar, infosys sudah memasuki pasar global, dimana infosys sudah
memiliki ekspansi di beberapa negara didunia. Berarti infosys sudah bisa menjawab
permintaan pasar global.
• Global aliances
Sistem organisasinya sudah terstruktur dengan baik dan dengan sistem management
yang mengharuskan karyawannya untuk fokus pada produksi berkualitas tinggi
sebagai prioritas utamanya.
• Coordinated decentralized
Pada tahap ini infosys menggunakan sistem desentalisasi, karna decentralisasi lebih
efektif dalam mengambil keputusan, dimana perusahaan cabang bisa mengambil
keputusan sesuai keadaan dinegara tersebut. Sedangan Infosys telah
mempersiapkan pemimpinnya untuk siap dalam situasi apapun meskipun berada di
lingkungan yang berbeda.
• Critically important
Infosys sangat memperhatikan cultur budaya suatu negara dalam membuat suatu
produknya, salah satu produknya yang sangat memperhatikan cultur budaya suatu
negara adalah perangkat lunak untuk “Belgacom Mobile” dimana infosys
menyelipkan penyimpanan data dalam berbagai bahasa dan fleksibel bagi kliennya.
• Employess dan clients
Infosys telah menarik bisnis dari Eropa, Amerika Latin, Kanada, dan Amerika
Serikat. Infosys mendapatkan kepercayaan pelanggannya dari beberapa negara
tersebut.
• Executives
Layaknya perusahaan public lainnya, Infosys telah memilii saham dari investor
asing. Para eksekutif ini lah yang berada di posisi tertinggi pada organisasi Infosys.
Dalam etika berbisnisnya, Infosys berkomitmen untuk menjawab segala kebutuhan
dari semua shareholder yang ada
• “Many good ways”
Strategi yang digunakan oleh infosys ini adalah tetap memprioritaskan kualitas
tinggi produknya untuk memuaskan permintaan pasar. Many good ways disini
menjawab tantangan global yang bisa saja dihadapi oleh Infosys, tidak hanya di
India, tapi juga ekspansi lainnya. Jawaban atas berbagai masalah itu memiliki
solusi-solusi yang berbeda sehingga Infosys sudah terbiasa untuk melakukan many
good ways solutions untuk selalu meningkatkan efektivitas perusahaannya
• Simultaneously
Pada tahap ini infosys memilii asumsi bahwasanya kualitas adalah segalanya, karna
pada era ini kualitas bisa menalahkan harga.

Beberapa point dan segi karakteristik diatas, telah menunjukkan bahwa Infosys telah
berada di Fase Global. Meskipun demikian, Infosys tidak pernah berhenti melakukan inovasi
dan selalu siap untuk perubahan industry lainnya.

D. Kesimpulan
Makalah ini membahas mengenai Infosys di pasar global, dapat disimpulan bahwa:

1. Etika Bisnis yang berintegritas menjadi prinsip dasar Infosys terjun ke pasar dunia
global. Setelah berada di tingkat ekspansi yang matang, edukasi menjadi fokus utama
mereka untuk selalu siap menghadapi perubahan era industry yang ada di dunia.
2. Pada Dimensi Power Distane, Infosys menggunakan strategi melalui Infosys
Leadership Institute, lembaga yang akan menciptakan pemimpin untuk masa depan.
Sehingga setiap karyawan paham sejauh mana potensi yang bisa mereka gunakan
untuk berkontribusi di perusahaan itu
3. Infosys telah berada di fase global, meski demikian pengembangan terus dilakukan
dan semakin pesat. Hal ini menjadi modal panjang untuk Infosys menyambut era baru
yaitu Revolusi Industry dengan perencaan mereka berupa otomasi teknologi.
Daftar Pustaka

Gibson, Ivancevich, Donnelly. 2000. Organizations : Behavior, Structure, and Process.Boston :


McGraww – Hill.

https://rozalianhk.wordpress.com/2014/01/01/komunikasi-antar-budaya-power-distance-prejudice-
stereotype-rasisme-dan-etnosentrisme/

https://www.infosys.com/infosys-foundation/newsroom/Pages/bhubaneswar-dc-partnership-
CIPET.aspx

https://www.infosys.com/

https://id.wikipedia.org/wiki/Infosys

https://www.hofstede-insights.com/country-comparison/india,indonesia/

Anda mungkin juga menyukai