Anda di halaman 1dari 93

PAPER & LAPORAN KASUS

CKD + DM tipe II + Hipertensi

DISUSUN OLEH :

Aditya Muhammad Gumay


Adnan Ritonga
PEMBIMBING
dr. Lita Septina, Sp. PD
KKS ILMU PENYAKIT DALAM
RSU HAJI MEDAN
2017
CHRONIC KIDNEY
DISEASE
Etiologi
CKD
penyebab insden

DM 44%

Tipe 1 (7%)

Tipe 2 (37%)

Hipertensi dan penyakit pembuluh darah besar 27%

Glomerulonefritis 10%

Nefritis interstitialis 4%

Kista dan penyakit bawaan lain 3%

Penyakit sistemik (lupus dan vaskulitis) 2%

Neoplasma 2%
PATOFISIOLOGI
Penyakit yang mendasari (hipertensi,DM tipe 2 dll)

Pengurangan massa ginjal akibat


kerusakan ginjal yang terjadi

Hipertrofi nefron yang masih baik

Dekompensasi
kompensasi hiperfiltrasi
/ Maladaptasi

Nefron yang tersisa


Gagal ginjal terminal
mengalami skelorik
GEJALA KLINIS
Gejala – gejala fisik yang melibatkan kelainan
berbagai organ seperti :
 Kelainansaluran cerna : nafsu makan menurun,
mual, muntah dan fetor uremik
 Kelainan kulit : urea frost dan gatal di kulit
 Kelainan neuromuskular : tungkai lemah,
parastesi, kram otot, daya konsentrasi menurun,
insomnia, gelisah
 Kelainan kardiovaskular : hipertensi, sesak
nafas, nyeri dada, edema
 Gangguan kelamin: libido menurun, nokturia,
oligouria .
klasifikasi
 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat
Penyakit

Derajat Penjelasan GFR (ml/mn/1,73m2)

1 Kerusakan ginjal dengan ≥ 90


GFR normal atau
meningkat

2 Kerusakan ginjal dengan 60 – 89


GFR meningkat ringan

3 Kerusakan ginjal dengan 30 – 59


GFR meningkat sedang

4 Kerusakan ginjal dengan 15 – 29


meningkat berat

5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis


 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Atas Dasar Diagnosis
Etiologi

Penyakit Tipe mayor (contoh)

Penyakit ginjal diabetes Diabetes tipe 1 dan 2

Penyakit ginjal non diabetes Penyakit glomerular


(penyakit autoimun, infeksi sistemik,
obat, neoplasia)
Penyakit vascular
(penyakit pembuluh darah besar,
hipertensi, mikroangiopati)
Penyakit tubulointerstisial
(pielonefritis kronik, batu, obstruksi,
keracunan obat)
Penyakit kistik (ginjal polikstik)

Penyakit pada transplantasi Keracunan obat (siklosporin /


takrolimus)
Penyakit recurrent (glomerular)
Transplantasi glomerulopathy
DIAGNOSA BANDING

Diagnosa banding dari penyakit


ginjal kronik yaitu :
 CKD stage V ec Diabetes
Nefropati
 CKD stage V ec Hipertensi
Nefropati
 CKDstage V ec Penyakit Ginjal
Obstruktif
 CKDstage V ec
Glomerulonefritis
Diagnosis CKD
1. Gambaran klinis
a. Sesuai penyakit yang mendasari : DM, infeksi traktus
urinarius, hipertensi, hiperurikemi, Lupus Eritematosus
Sistemik (LES).
b. Sindrom uremia ( lemah, letargi, anoreksia, mual muntah,
nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer,
pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang sampai koma.
c. Gejala komplikasi ( hipertensi, anemia, osteodistorfi renal,
payah jantung, asidosis metabolik, gangguan
keseimbangan elektrolit .

2. Gambaran Laboratoris
a. Sesuai penyakit yang mendasari
b. Penurunan fungsi ginjal : Peningkatan kadar ureum
kreatinin serum, penurunan LFG.
c. Kelainan biokimiawi darah ( penurunan Hb, peningkatan
kadar asam urat, hiper/hipokalemia, hiponatremia,
hiper/hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis
3. Gambaran Radiologis
a.Foto Polos Abdomen, bisa tampak radio opak
b.Pielografiintravena ( jarang ) karena
kontras sering tidak bisa melewati filter
glomerulus, khawatir pengaruh toksik oleh
kontras terhadap ginjal yang sudah
mengalami kerusakan
c.Pielografi antegrad dan retrograd sesuai
indikasi
d.USG ginjal, memperlihatkan ukuran ginjal
yang mengecil, korteks menipis, adanya
hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa,
kalsifikasi
Rumus Menghitung GFR

(140-50) x 55
GFR = x 0,85
72 x27,64

90 x 55
GFR = x 0,85
1990,08

4207,5
GFR = x 0,85
1990,08

= 17,77 x 0,85 = 2,114 ml/menit/1,73 m2


 
Dikategorikan CKD stage V didapatkan nilai GFR = 2,114
ml/menit/1,73 m2
PENATALAKSANAAN
 Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
 Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
 Memperlambat perburukan fungsi ginjal, dengan cara
:
1. Pembatasan asupan protein
2. Terapi farmakologi, untuk mengurangi hipertensi
intraglomerulus. Pemakaian obat antihipertensi (ACE
inhibitor)  
 Pencegahan dan terapi terhadap penyakit
kardiovaskular
 Pencegahan dan terapi terhadap penyakit komplikasi.
 Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau
transplantasi ginjal
Penatalaksanaan
Rencana terapi CDK berdasarkan
derajatnya
Deraja LFG Rencana tatalaksana
t (ml/mnt/1,73
m2)

1. >90 - Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid,


evaluasi

pemburukan ( progression ) fungsi ginjal,


memperkecil

risiko kardiovaskuler

2. 60 – 89 - menghambat pemburukan fungsi ginjal


3. 30 – 59 - Evaluasi dan terapi komplikasi
4. 15 – 29 - Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5. < 15 - Terapi pengganti ginjal
KOMPLIKASI
Gagal ginjal kronik dapat menyebabkan berbagai
komplikasi sebagai berikut :
 - Hiperkalemia
 - Asidosis metabolik
 - Komplikasi kardiovaskuler ( hipertensi dan CHF )
 - Kelainan hematologi (anemia)
 - Osteodistrofi renal
 - Gangguan neurologi ( neuropati perifer dan
ensefalopati)
 - Tanpa pengobatan akan terjadi koma uremik
PROGNOSIS

 Prognosispasien CKD berdasarkan


data epidemiologi dan angka kematian
meningkat sejalan dengan fungsi ginjal
yang memburuk. Penyebab kematian
pada pasien CKD adalah penyakit
cardiovaskular. Dengan adanya renal
replacement theraphy dapat
meningkatkan angka harapan hidup
pada pasien CKD stadium 5.
DIABETES MELITUS
TIPE 2
DEFINISI
Suatu kelompok
penyakit metabolik
dengan karakteristik
hiperglikemia

ETIOLOGI
- Resistensi insulin
- Kelainan sekresi
insulin
PATOGENESIS

FAKTOR RESIKO  genetik, obesitas, pola hidup tidak sehat

Resistensi insulin Kelainan sekresi


insulin

DIABETES MELITUS TIPE 2


GEJALA KLINIS
 Keluhan klasik DM berupa : poliuria,
polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya.
 Keluhan lain dapat berupa: lemah
badan, kesemutan, gatal, mata
kabur, dan disfungsi ereksi pada
pria, serta pruritus vulvae pada
wanita.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 KADAR GULA DARAH (SEWAKTU, 2PP,


PUASA)
 HbA1c
 Lipid Profile
 Kreatinin Serum
 Urinalisis
 EKG
 Foto Thorax
Diagnosis Banding Diagnosis

 Diabetes Mellitus
Tipe 2
 Diabetes Mellitus
Tipe 1
 Diabetes Mellitus
Insipidus
 Diabetes Tipe
Lainnya
PENALAKSANAAN
 PILAR TATALAKSANA DM TIPE 2

NON FARMAKOLOGI
FARMAKOLOGI
Modifikasi gaya hidup
(diet rendah - OHO
karbohidrat tinggi -INSULIN
serat, olahraga)
OBAT HIPERGLIKEMIA ORAL
 Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5
golongan:
A. Pemicu sekresi insulin (insulin
secretagogue):sulfonilurea dan glinid
B. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin
dan tiazolidindion
C. Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat
glukosidase alfa.
E. DPP-IV inhibitor
KOMPLIKASI

- KAD
- HONK
AKUT

HIPOGLIKEMIA

KOMPLIKASI

MIKROVASKULER

KRONIK
MAKROVASKULE
R
PROGNOSIS

Prognosis pada penderita


diabetes tipe 2 bervariasi.
prognosisnya dapat baik apabila
pasien bisa memodifikasi
(meminimalkan) risiko timbulnya
komplikasi dengan baik.
PENCEGAHAN

PRIMER SEKUNDER

TERSIER
HIPERTENSI
DEFINISI

Hipertensi didefinisikan
sebagai peningakatan
tekanan darah sistolik >
140 mmHg atau tekanan
diastolik . > 90 mmHg
EPIDEMIOLOGI

Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (IS


GEJALA KLINIS
 Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak
menimbulkan gejala walaupun secara tidak sengaja
beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
 Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala berikut:
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Mual-muntah
 Sesak napas
 Gelisah
 Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya
kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal
FAKTOR RESIKO

 Genetik
 Ras
 Usia
 Jenis Kelamin
 Obesitas
 Asupan Garam
 Merokok
 Alkohol
Diagnosis Banding
PENATALAKSANAAN
Perubahan
Belum
Terapi
Gaya
Mencapai
Farmakologi
Hidup
tekanan darah target yaitu : (<140/90 mmHg) atau (<130/80 m

Hipertensi Stadium I Hipertensi stadium II


1. Diuretik (tiazid 6,25- (Kombinasi 2 obat)
50 mg 1-2 x/hari, 1. Diuretik (tiazid 6,25-
furosemid 40-80 mg 2- 50 mg 1-2 x/hari,
3x/hari) furosemid 40-80 mg 2-
2. ACE-I (Captopril 25- 3x/hari)
200mg 2x1) 2. ACE-I (Captopril 25-
3. ARB (Valsartan 80- 200mg 2x1)
320mg 1x1) 3. ARB (Valsartan 80-
4. BB (propanolol 40- 320mg 1x1)
160mg 2x1/hari) 4. BB (propanolol 40-
5. CCB (amlodipin 5- 160mg 2x1/hari)
10mg 1x/hari) 5. CCB (amlodipin 5-
6. Pertimbangkan 10mg 1x/hari)
kombinasi
KOMPLIKASI

 Otak : Stroke
 Jantung : Aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, gagal jantung
 Mata : Kebutaan (pecahnya pembuluh
darah pada mata)
 Paru-paru : Edema paru
 Ginjal : Penyakit ginjal kronik
 Sistemik :Penyakit arteri perifer atau
penyakit oklusi arteri perifer
PROGNOSIS

 Hipertensi
dapat dikendalikan
dengan baik dengan pengobatan
yang tepat. Terapi dengan
kombinasi perubahan gaya hidup
dan obat-obatan antihipertensi
biasanya dapat menjaga tekanan
darah pada tingkat yang tidak
akan menyebabkan kerusakan
pada jantung atau organ lain.
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus
Anamnesis Pribadi
 Nama : Sutrisno
 Umur : 52 tahun
 Jenis Kelamin : Laki - Laki
 Status Kawin : Menikah
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Jln. Ambai No. 21 Medan
 Suku : Jawa

 
Anamnesa Penyakit

Keluhan Utama : Sesak Nafas


Telaah : Pasien datang ke Rumah Sakit Haji Medan dengan
keluhan sesak nafas sejak + 3 bulan yang lalu dan memberat dalam 5
hari ini. Sesak nafas dirasakan memberat saat aktivitas dan dalam posisi
berbaring. Sesak nafas berkurang saat istirahat dalam posisi setengah
duduk atau meninggikan sandaran. Sesak nafas tidak disertai dengan
mengi. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh cuaca.
Pasien juga mengeluh mual sejak 3 hari yang lalu, mual disertai muntah.
Muntah 1 sampai 3 kali sehari, banyaknya kurang lebih 1/4 aqua gelas
berisi apa yang dimakan dan diminum, muntah disertai darah disangkal.
Pasien juga mengeluhkan bengkak di kedua kaki sejak 3 hari yang lalu.
Bengkak semakin hari semakin bertambah berat. Selain itu, pasien juga
mengeluh badan lemas sejak 1 minggu yang lalu, lemas dikeluhkan
setiap saat, dan keluahan lemas semakin memberat saat pasien
melakukan banyak aktivitas.
Lanjutan Anamnesa
 Pasien mengaku memiliki riwayat penyakit gula sejak 7
tahun yang lalu. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi,
asam urat dan kolesterol tinggi sejak 5 tahun yang lalu.
 BAK : (+) 2-3 kali/ hari, seikit-sedikit, sebanyak ½ aqua
gelas dalam 1 kali kencing, bewarna kuning pekat, tidak
disertai nyeri
 BAB : (+) normal, 1 kali hari, konsistensi padat, warna
kuning kecoklatan
 RPT: DM, hipertensi, asam urat tinggi, kolesterol tinggi
 RPK : Ibu pasien memiliki hipertensi
 RPO : pasien lupa nama obat 
Anamnesa Umum
- Badan kurang enak : ya Tidur : terganggu
- Merasa Lemas : ya Berat badan : menurun
- Merasa kurang sehat : ya Malas : tidak
- Menggigil : tidak Demam : tidak
- Nafsu makan : menurun Pening : ya
 
Anamnesa organ
1. Cor
- Dyspneu d’effort : tidak - Cyanosis : tidak
- Dyspnea d’repos: tidak - Angina pectoris : tidak
- Oedema : tidak - Palpitasi cordis : tidak
- Nokturia : tidak - Asma Cardiale : tidak
 
2. Sirkulasi perifer
- Claudicatio intermitten :tidak - Gangguan tropis :
tidak
- Sakit waktu istirahat : tidak - Kebas- kebas : ya
- Rasa mati Ujung jari : tidak
3. Traktus respiratorius
- Batuk : tidak - Stidor : tidak
- Berdahak :tidak - sesak nafas : ya
- Haemoptoe : tidak - Pernafasan cuping hidung : tidak
- Sakit dada waktu bernafas :tidak - Suara parau : tidak
 
4. Traktus digestivus
a. Lambung
- Sakit di epigastrium : tidak - Sendawa : tidak
- Rasa panas di epigastrium : tidak - Anoreksia : ya
- Muntah : ya 1-3x - Mual-mual : ya
- Hematemesis : tidak - Dysphagia : tidak
- Ructus : tidak - Feotor ex ore: tidak
- Pyrosis : tidak
 b. Usus
- Sakit di abdomen : tidak - Melena : tidak
- Borborygmi : tidak - Tenesmi : tidak
- Defekasi : ya, normal 1x/hari - Flatulensi : tidak
- Obstipasi : tidak - Haemorrhoid :
tidak
c. Hati dan Saluran empedu
- Sakit perut kanan : tidak - Gatal dikulit : tidak
- Kolik : tidak - Asites : tidak
- Icterus : tidak - Oedema : tidak
- Berak dempul : tidak
5. Ginjal dan saluran kencing
- Muka sembab :tidak - Sakit pinggang :
tidak, - Kolik : tidak - Oligouria :
iya
- Miksi : ya 2-3x/hari - Anuria : tidak
- Poliuria : tidak - Polakisuria : tidak
6. Sendi
- Sakit : tidak - Sakit digerakan : tidak
- Sendi kaku: tidak - Bangkak : tidak
- Merah : tidak - Stand abnormal : tidak
7. Tulang
- Sakit : tidak - Fraktur spontan: tidak
- Bengkak: tidak - Deformasi : tidak
 
8. Otot
- Sakit : tidak - kejang-kejang : tidak
- Kebas-kebas : tidak - Atrofi : tidak
 
9. Darah
- Sakit dimulut dan lidah : tidak - Muka pucat : Iya
- Mata berkunang-kunang : tidak - Bengkak : tidak
- Pembengkakan kelenjar : tidak - Penyakit darah : tidak
- Merah dikulit : tidak - Perdarahan subkutan :
tidak
10. Endokrin
- Polidipsi: tidak - Pruritus : tidak
- Polifagi : tidak - Pyorrhea: tidak
- Poliuri : tidak
11. Fungsi genital
- Menarche : - - Ereksi : tidak ditanyakan
- Siklus Haid: - - Libido sexual: tidak ditanyakan
- Menopause :- - Coitus : tidak ditanyakan
- G/P/Ab :-
  
12. Susunan syaraf
- Hipoastesia : tidak - Sakit kepala : tidak
- Parastesia : tidak - Gerakan tics : tidak
- Spasme : tidak - Paralisis : tidak
 
13. Panca indra
- Penglihatan : normal - Pengecapan : normal
- Pendengaran : normal - Perasa : normal
- Penciuman : normal
14. Keadaan sosial
- Pekerjaan : wiraswasta
- Hygiene : cukup baik
 
Anamnesa Penyakit terdahulu
DM tipe 2, hipertensi, Hiperkolestrol, Asam Urat
 
Riwayat pemakaian Obat
  Pasien Lupa nama obatnya
 
Anamnesa penyakit Veneris
Bengkak kelenjar regional : tidak Pyuria : tidak
Luka-luka di kemaluan : tidak Bisul- bisul : tidak
 
Anamnesa Intoksikasi
Tidak ada
 
Anamnesa Makanan
Nasi : frek 3 x/ Hari - Sayur sayuran : tidak
Ikan : ya - Daging : ya
 
Anamnesa Family
Penyakit-penyakit family : ibu pasien memiliki hipertensi
Penyakit seperti orang sakit : tidak ada
Anak-anak: 1, Hidup: 1, Mati: -
 
Status Present 
Keadaan Umum
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 160/110 mmHg
Temperatur : 36,5 C
Pernafasan : 24 x/ menit
Nadi : 84x/ menit
 
Keadaan Penyakit
- Anemi : ya - Eritema : tidak
- Ikterus : tidak - Turgor : baik
- Sianosis : tidak - Gerakan Aktif : ya
- Dispnoe : Ya - Sikap tidur paksa: tidak
- Edem : tidak
 
Keadaan Gizi
BB: 80 Kg, TB: 170 cm
 RBW = BB x 100% = 80 x 100% = 114 % (overweight)
TB – 100 170 – 100
IMT = BB/ (TB/100)² = 27,6kg/m2 (overwight)
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
- Pertumbuhan rambut : Normal
- Sakit kalau dipegang : Tidak
- Perubahan lokal : tidak
a. Muka
Sembab: tidak Parese : tidak
Pucat : ya gangguan lokal : tidak
Kuning: tidak
 
b. Mata
Stand Mata : normal Ikterus : tidak
Gerakan : ke segala arah Anemia : ya
Exoftalmos : tidak Reaksi pupil : ya, RC (+/+)
diameter3mm
Ptosis : tidak Gangguan lokal: tidak
 
 c. Telinga
Sekret : tidak Bentuk : Normal
Radang : tidak Atrofi : tidak
 
d. Hidung
Sekret : tidak Benjolan-benjolan : tidak
Bentuk : Normal
e. Bibir
Sianosis : tidak Kering : tidak
Pucat : tidak Radang : tidak
 
f. Gigi
Karies : ya Jumlah : tidak
lengkap
Pertumbuhan : Normal Pyorroe alveolaris : tidak
 
g. Lidah
Kering : tidak Beslag : tidak
Pucat : tidak Tremor : tidak
 
h. Tonsil
Merah : tidak Membran : tidak ada
Bengkak : tidak Angina lacunaris : tidak
Beslag : tidak
2. Leher
Inspeksi :
Struma : tidak Torticolis :tidak
Kelenjar bengkak : tidak Venektasi : tidak
Pulsasi Vena : tidak
 
Palpasi
Posisi trachea : Medial TVJ : R-2cm H2O
Sakit/ nyeri tekan : tidak Kosta servikalis : tidak
 
3. Torax depan
Inspeksi
Bentuk : Fusiformis Venektasi : tidak
Simetris/asimetris : simetris Pembengkakan: tidak
Bendungan Vena : tidak Pulsasi verbal : tidak
Ketinggalan bernafas : tidak Mammae :
Normal
Palpasi
Nyeri tekan : tidak Iktus : tidak teraba
Fremitus suara : kanan = kiri
Kesan : Normal a. Lokasi : -
Fremissemen : tidak b. Kuat angkat : -
Perkusi
Suara perkusi paru : Sonor - Gerakan bebas : 2 cm
Batas Jantung : - Batas paru hati :
a. Atas: ICS II linea parasternal sinistra a. Relatif : ICS V
b. Kanan : ICS IV linea sternalis dextra b. Absolut : ICS VI
c. Kiri : ICS V 1 cm medial dari linea
Midclavicula sinistra
Auskultasi
Paru –paru
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara Tambahan : Tidak ada
Cor :
Heart Rate : 84 x/i reguler intensitas sedang
Suara katup : (M1 > M2), (A2>A1), (P2 > P1), (A2>P2)
Suara tambahan : Tidak ada
4. Thorax belakang
Inspeksi
Bentuk : Fusiformis Scapulae alta : tidak
Simetris/tidak : simetris` Ketinggalan bernafas : tidak
Benjolan : tidak Venektasi : tidak
Terdapat makula hipopigmentasi di scapula
Palpasi
Nyeri tekan : tidak Penonjolan : tidak
Fremitus suara : kanan = kiri, kesan: normal
Perkusi
Suara perkusi paru : sonor kedua lapang paru Gerakan bebas : 2 cm
Batas bawah paru :
A. Kanan : Proc. Spinosus Vertebra VIII
B. Kiri : Proc. Spinosus Vertebra IX
Aukultasi
Pernafasan :Vesikuler di kedua lapangan paru
Suara tambahan : Tidak ada
5. Abdomen
Palpasi
Inspeksi Defens muskular : tidak
Bengkak : tidak Nyeri tekan :tidak
Venektasi : tidak Lien : tidak teraba
Ren : tidak teraba
Gembung : tidak
Hepar : tidak teraba
Sirkulasi Collateral : tidak
Pulsasi : tidak
Perkusi
Pekak hati: ya
Pekak beralih : tidak
 
Auskultasi
Peristaltik usus : 6 x/menit

6. Extremitas
a. Atas Kanan Kiri
Bengkak : tidak tidak
Merah: tidak tidak
Stand abnormal : tidak tidak
Gangguan fungsi : tidak tidak
Tes Rumpelit : - -
Refleks :
Bisep : ++ ++
Trisep : ++ ++
Radio periost : ++ ++
b. Bawah
Kanan Kiri
Bengkak : tidak tidak
Merah : tidak tidak
Eodema : ya ya
Pucat : tidak tidak
Gangguan fungsi : tidak tidak
Luka/gangren : tidak tidak
Varises : tidak tidak
Refleks :
KP : ++ ++
APR : ++ ++
Struple :+ +
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Henatologi
Darah Rutin
Haemoglobin 9,6 g/dl 13-18
Hitung Eritrosit 3,6 106/ul 4.5-6.5
Hitung Leukosit 8500 /ul 4000-11.000
hematokrit 31,0 % 40-54
Hitung trombosit 314.000 /ul 150.000-450.000
Index Eritrosit
MCV 87,1 Fl 80-96
MCH 26,6 Pg 27-31
MCHC 30,6 % 30-34
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 2 % 1-3
Basofil 0 % 0-1
N. Stab 0 % 2-6
N. Seg 77 % 53-75
Limfosit 16 % 20-45
Monosit 5 % 4-8
LED 45 Mm/ jam 0-10

KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
Glukosa Darah sewaktu 60 mg/dL < 140
Fungsi Ginjal
98 mg / dl 20-40
Ureum
7,01 0,6-1,1
Kreatinin mg / dl
13,9 3,4-7.0
Asam Urat mg / dl
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Elektrolit
Natrium 139 mEq/L 135-155
Kalium 5,2 mEq/L 3,5-5,5
103 98-106
Chlorida mEq/L
URINE
Urin Rutin
Makroskopis Kuning
Kuning
Warna Keruh
Jernih
Kejernihan 6,0
4,6-8,0
pH 1,030
1,013-1030
Berat Jenis Negatif
Leukocyte esterase 1+ /LBP
Negatif
Protein Negatif
Negatif
Glukosa Negatif
Negatif
Nitrit Negatif
Negatif
Bilirubin
RESUME
Keluhan utama : Dispnoe
Telaah : Pasien datang ke Rumah sakit Haji Medan dengan
keluhan :
 Pasien datang ke Rumah sakit Haji Medan dengan keluhan :
 Dispnoe, sejak + 3 bulan ini dan semakin memberat dalam 5 hari ini
 Nausea, sejak 3 hari ini
 Vomiting, sejak 3 hari ini,1-3 kali/hari, 1/4 aqua gelas, berisi apa yang dimakn dan
minum
 Oedem kedua ekstremitas inferior sejak 3 hari ini
 Lemas, sejak 1 minggu ini
 Anoreksia
 BAK : (+) 2-3 kali/ hari, seikit-sedikit, sebanyak ½ gelas aqua dalam 1 kali kencing,
bewarna kuning pekat, tidak disertai nyeri
 BAB : (+) normal, 1 kali hari, konsistensi padat, warna kuning kecoklatan
 RPT : Hiperurisemia, hiperkolesterol, DM dan Hipertensi
 RPK : kakak pasien memiliki hipertensi
 RPO : pasien lupa nama obat
Status Present
Keadaan umum Keadaan penyakit Keadaan gizi
Sensoriun: Compos Anemia : ya TB : 170 cm
Mentis Ikterus : tidak BB : 80 kg
Tekanan Darah: Sianosis : tidak
160/100mmHg Dyspnea : ya RBW= BB x 100%
Nadi: 84x / menit Edema : ya TB - 100
Nafas: 24 x/ menit Eritema : tidak = 114 %
Suhu: 36,50 C Turgor : Baik Kesan : Normoweight
Gerakan aktif : ya
Sikap tidur paksa : IMT = BB/ (TB/100)2
tidak = 55/1,52 = 27,6 kg/m2
Kesan :
Normoweight
Pemeriksaan Fisik
 Kepala : Muka Pucat
 Leher : Dalam Batas Normal
 Thorax : Dalam Batas Normal
 Abdomen : Dalam Batas Normal
 Extremitas : Superior : Dalam Batas Normal
Inferior : Edema Kedua Ekstremitas
 
 Pemeriksaan laboratorium
 Darah :
Hemoglobin menurun, eritrosit menurun, hematokrit
menurun, MCH menurun, N. Stab menurun, N. Seg meningkat,
limfosit menurun, LED meningkat, ureum meningkat, kreatinin
meningkat, asam urat meningkat
Urin : Protein 1+
Diagnosa Banding
 Chronic Kidney Disease stage V e.c diabetikum nefropati + Diabetes
Melitus tipe 2 + Hipertensi Stage 2+ anemia e.c penyakit kronik
 Chronic Kidney Disease stage V e.c hipertensi nefropati + Diabetes Melitus
tipe 2 + Hipertensi Stage 2+ anemia defisiensi besi
 Chronic Kidney Disease stage V e.c penyakit ginjal obstruksi infeksi +
Diabetes Melitus tipe 2 + Hipertensi Stage 2+ anemia e.c defisiensi besi
 Chronic Kidnes Disease stage V e.c Glomerulonefritis + anemia e.c
perdarahan + hipertensi stage II + Diabetes Melitus tipe 2

Diagnosis Sementara
 Chronic Kidney Disease stage V e.c diabetikum nefropati + Diabetes
Melitus tipe 2 + Hipertensi Stage 2 + anemia e.c penyakit kronik
Terapi
 Aktivitas tirah baring
 Diet MB
 Medikamentosa
 IVFD Nacl 0,9% 10 gtt/menit
 Inj. Ranitidin 50 mg /12 jam
 Inj. Ondansetron 8mg / 8 jam
 Inj. Glukosa 40 %
 Inj. Furosemide 10 mg/12 jam
 Amplodipin tablet 1 x 10 mg
 Curcuma 2x1
Pemeriksaan Anjuran/ Usul
 Darah rutin
 Darah rutin
 Elektrolit
 Fungsi ginjal
 Fungsi hati
 KGD
 USG Ginjal
 Urin Rutin
DISKUSI KASUS CKD
Teori Kasus
Anamnesis Anamnesis
Mual Mual (+)
Muntah Muntah (+)
Sesak nafas Sesak Nafas (+)
Oedem pada periorbita dan tungkai Oedem pada tungkai (+)
Anemia / pucat Anemia/pucat (+)
Teori Kasus
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Keadaan Umum
Sensoriun : Sensoriun : Compos Mentis
Tekanan Darah : Tekanan Darah : 160/110 mmHg
Hate rate : Hate rate : 84x / menit
Respirasi : Respirasi : 24 x/ menit
Temperature : Temperature : 36,50 C
Keadaan penyakit Keadaan penyakit
Anemia : Anemia : ya
Ikterus : Ikterus :tidak
Sianosis : Sianosis : tidak
Dyspnea : Dyspnea : ya
Edema : Edema : tidak
Eritema : Eritema : tidak
Turgor : Turgor : baik
Gerakan aktif: Gerakan aktif: ya
Sikap tidur paksa : Sikap tidur paksa : tidak
Teori Kasus
Keadaan gizi Keadaan gizi
TB : cm TB : 170 cm
BB : kg BB : 80 kg
RBW= BB x 100% RBW= BB x 100%
TB - 100 TB - 100
= = 114%
Kesan : Kesan : overweight
   
IMT = BB/ (TB/100)2 = IMT = BB/ (TB/100)2 = 55/1,52 = 27,6
Kesan : kg/m2
  Kesan : overweight
   
Kepala : Dalam Batas Normal Kepala : muka pucat
  Leher : Dalam Batas Normal
Leher : Dalam Batas Normal  
  Thorax : Dalam Batas Normal
Thorax : Dalam Batas Normal Abdomen: Dalam Batas Normal
Abdomen: Dalam Batas Normal Extremitas: edema kedua ekstremitas
Extremitas: edema inferior
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin : Darah Rutin :
Hemoglobin = 12-16 g/dL, Hemoglobin = 9,6 g/dL,
Hitung Eritrosit = 4,5-6,5 x 106/ul Hitung Eritrosit = 3,6 x 106/ul
Hitung Leukosit = 4.000- Hematokrit = 31,0%,
11.000/ul, MCH = 26,6 Pg
Hematokrit = 36-47%, N.Stab = 0%, N.Seg = 77%,
N.stab = 2-6 %, N.Seg = 53-75%, Limfosit =16%,
Limfosit = 20-45%, LED = 45 mm/jam
   
 
 
 
Fungsi Ginjal : Fungsi Ginjal :
Kreatinin = 0,6-1,1mg/dl Kreatinin = 7,01 mg/dl
  Ureum = 98 mg/dl
Elektrolit : Elektrolit :
Natrium = 135-155mEq/L Natrium = 139mEq/L
Chlorida = 98-106mEq/L Chlorida = 103mEq/L
Diagnosa Banding Diagnosa Banding

•CKD Stage V ec Diabetikum •CKD Stage V ec Diabetikum


Nefropati Nefropati
•CKD Stage V ec Hipertensi •CKD Stage V ec Hipertensi
Nefropati Nefropati
•CKD Stage V ec Penyakit Gagal •CKD Stage V ec Penyakit Gagal
Ginjal Obstruktif Ginjal Obstruktif
•CKD stage V ec Glomeluronefritis •CKD stage V ec Glomeluronefritis

Diagnosa Diagnosa

•CKD Stage V ec Diabetikum •CKD Stage V ec Diabetikum


Nefropati Nefropati
Teori Kasus
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Terapi Nonmedikamentosa Terapi Nonmedikamentosa
Aktivitas tirah baring Aktivitas tirah baring
Diet diet ginjal Diet diet ginjal
  Terapi Medikamentosa
Terapi Medikamentosa IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/menit
IVFD Nacl 20 gtt/menit Inj. Furosemid 1 amp/12 jam
Penghambat ACE atau antagonis Amplodipin tablet 1 x 10 mg
reseptor angiotensin II (Valsartan
80mg) evaluasi kreatinin dan
kalium serum, bila terdapat
peningkatan kreatinin > 35% atau
timbul hiperkalemi harus
dihentikan.
Penghambat kalsium (Amplodipin 10
mg)
Diuretik
Komplkasi CKD Komplikasi CKD
•Hiperkalemi akibat penurunan sekresi •Tidak ditemukan adanya hiperkalemi,
asidosis metabolik, katabolisme, dan sekresi asidosis metabolik, katabolisme,
masukan diet berlebih. dan masukan diet berlebih.

•Prikarditis, efusi perikardinal, dan •Tidak ditemukan prikarditis, efusi


tamponade jantung akibat retensi produk perikardinal, dan tamponade jantung
sampah uremik dan dialisis yang tidak akibat retensi produk sampah uremik dan
adekuat. dialisis yang tidak adekuat.

•Hipertensi akibat retensi cairan dan •Ditemukan hipertensi akibat retensi


natrium serta malfungsi sistem renin cairan dan natrium serta malfungsi sistem
angiotensin aldosteron. renin angiotensin aldosteron.

•Anemia akibat penurunan eritropoitin. •Ditemukan anemia akibat penurunan


eritropoitin.

•Penyakit tulang serta klasifikasi •Tidak ditemukan penyakit tulang serta


metabolik akibat retensi fosfat, kadar klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat,
kalsium serum yang rendah, metabolisme kadar kalsium serum yang rendah,
vitamin D yang abnormal dan peningkatan metabolisme vitamin D yang abnormal dan
kadar alumunium akibat peningkatan peningkatan kadar alumunium akibat
nitrogen dan ion anorganik. peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
•Uremia akibat peningkatan kadar •Ditemukan uremia akibat peningkatan
ureum dalam tubuh. kadar ureum dalam tubuh.

•Gagal jantung akibat peningkatan kerja •Tidak ditemukan Gagal jantung akibat
jantung yang berlebihan. peningkatan kerja jantung yang
berlebihan.

•Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan •Tidak ditemukan malnutrisi karena


muntah. anoreksia, mual, dan muntah

•Hiperparatiroid, hiperkalemia, dan •Tidak ditemukan hiperparatiroid,


hiperfosfatemia. hiperkalemia, dan hiperfosfatemia.
Pencegahan Pencegahan

•Pengobatan hipertensi yaitu makin rendah •Pasien dapat melakukan pengobatan


tekanan darah makin kecil risiko hipertensi agar makin rendah tekanan
penurunan fungsi ginjal. darah makin kecil risiko penurunan fungsi
•  ginjal.
•Pengendalian gula darah, lemak darah, •Pasien dapat mengendalikan gula darah,
dan anemia. lemak darah, dan anemia.
•Penghentian merokok. •Tidak ada merokok.
•Peningkatan aktivitas fisik. •Pasien bisa berolahraga agar peningkatan
•  aktivitas fisiknya baik.
•Pengendalian berat badan. •Pasien bisa mengontrol berat badan.
•Obat penghambat sistem renin Obat •Pasien dapat meminum obat penghambat
penghambat sistem renin angiotensin sistem renin angiotensin seperti
seperti penghambat ACE (angiotensin penghambat ACE (angiotensin converting
converting enzyme) dan penyekat reseptor enzyme) dan penyekat reseptor
angiotensin telah terbukti dapat mencegah angiotensin telah terbukti dapat mencegah
dan menghambat proteinuria dan dan menghambat proteinuria dan
penurunan fungsi ginjal. penurunan fungsi ginjal.)
Prognosis Prognosis
•Dubia et bonam (Baik) •Dubia et malam (Buruk)
•Prognosis gagal ginjal kronik pada usia •Pada pasien kasus ini prognosis gagal
lanjut kurang begitu baik jika ginjal kronik pada usia lanjut kurang
dibandingkan dengan prognosis gagal begitu baik jika dibandingkan dengan
ginjal kronik pada usia muda prognosis gagal ginjal kronik pada usia
muda

Edukasi Edukasi

•Banyak istirahat •Banyak istirahat


•Banyak minum air putih •Banyak minum air putih
•Hindari makan daging •Hindari makan daging
•Hindari makan banyak garam •Hindari makan banyak garam
DISKUSI KASUS DM

Teori Kasus
Anamnesis Anamnesis

•Polifagi •Tidak ditemukan polifagi


•polidipsi •Tidak ditemukan polidipsi
•poliuri •Tidak ditemukan poliuri
•penurunan berat badan tanpa sebab •Penurunan berat badan
•pruritus vulva •Tidak ditemukan pruritus vulva
•kebas pada ektremitas • kebas pada kedua ekstremitas
inferior
Teori Kasus
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Keadaan umum
Sensoriun : Sensoriun : Compos Mentis
Tekanan Darah : Tekanan Darah : 160/110 mmHg
Hate rate : Hate rate : 84x / menit
Respirasi : Respirasi : 24 x/ menit
Temperature : Temperature : 36,50 C
Keadaan penyakit Keadaan penyakit
Anemia : Anemia : ya
Ikterus : Ikterus : tidak
Sianosis : Sianosis : tidak
Dyspnea : Dyspnea : ya
Edema : Edema : tidak
Eritema : Eritema : tidak
Turgor : Turgor : baik
Gerakan aktif: Gerakan aktif: ya
Sikap tidur paksa : Sikap tidur paksa : tidak
Keadaan gizi Keadaan gizi
TB : cm TB : 170 cm
BB : kg BB : 80 kg
 
 
Teori Kasus
RBW= BB x 100% RBW= BB x 100%
TB – 100 TB - 100
= = 114%
Kesan : Kesan : overweight
   
IMT = BB/ (TB/100)2 = IMT = BB/ (TB/100)2 = 55/1,52 = 27,6
Kesan : kg/m2
  Kesan : overweight
   
Kepala : Dalam Batas Normal Kepala : muka pucat
  Leher : Dalam Batas Normal
Leher : Dalam Batas Normal Thorax : Dalam Batas Normal
Thorax : Dalam Batas Normal Abdomen: Dalam Batas Normal
Abdomen: Dalam Batas Normal Extremitas: Edema Kedua
Extremitas: Dalam Batas Normal eksterimitas inferior
Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan Laboratorium

• Peningkatan kadar gula darah puasa ≥ • Tidak dilakukan pemeriksaan


126 mg/ dl • Tidak dilakukan pemeriksaan
• Peningkatan kadar gula post prandial ≥ • Didapatkan kadar gula darah sewaktu
200 mg/ dl 60 mg/dl.
• Peningkatan kadar gula darah sewaktu • Terdapat peningkatan kadar HbA1c
≥ 200 mg/dl. (9,1)
• Peningkatan kadar HbA1c ≥ 6,5 • Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pada pemeriksaan urin rutin di • Didapatkan kadar hemoglobin menurun
dapatkan adanya glukosuria 9,6 g/dl
• Kadar hemoglobin menurun < 12
Diagnosa Banding Diagnosa Banding

•Diabetes Mellitus Tipe 2 • Diabetes Mellitus Tipe 2


•Diabetes Mellitus Tipe 1 • Diabetes Mellitus Tipe 1
•Diabetes Mellitus Insipidus • Diabetes Mellitus Insipidus
•Diabetes Tipe Lainnya • Diabetes Tipe Lainnya
•Diabetes Gestasional • Diabetes Gestasional

Diagnosa Diagnosa
 Diabetes Mellitus Tipe 2 Diabetes Mellitus Tipe 2
Komplikasi Komplikasi
•Tidak ditemukan ulkus kaki
• Ulkus kaki diabetik diabetik
• Hipoglikemia •Tidak ditemukan hipoglikemia
• Ketoasidosis diabetik •Tidak ditemukan ketoasidosis
• Neuropati diabetik diabetik
•Tidak ditemukan neuropati
diabetik
Pencegahan Pencegahan
• Pencegahan primer
• (penyuluhan untuk menurunkan berat • Pencegahan primer
badan, diet sehat, latihan jasmani, dan • (penyuluhan untuk menurunkan
menghentikan merokok) berat badan, diet sehat, latihan
• Pencegahan sekunder jasmani, dan menghentikan
• (upaya mencegah atau menghambat merokok)
timbulnya penyulit pada pasien yang • Pencegahan sekunder
telah menderita DM) • (upaya mencegah atau
• Pencegahan tersier menghambat timbulnya penyulit
• ( ditujukan untuk pasien yang telah pada pasien yang telah menderita
mengalami penyulit dalam upaya DM)
mencegah terjadinya kecacatan lebih • Pencegahan tersier
lanjut) • (ditujukan untuk pasien yang telah
mengalami penyulit dalam upaya
mencegah terjadinya kecacatan
lebih lanjut)
Prognosis Prognosis
• Dubia adbonam (Baik) Dubia admalam (Buruk)
• Jika Diabetes mellitus tipe 2 mendapat
insulin dapat bertahan hidup seperti
orang normal.
• Dubia admalam (buruk)
• Jika pasien diabetes mellitus tipe 2
sudah mengalami komplikasi
EDUKASI EDUKASI
• Diabetes tipe 2 umumnya terjadi • Diabetes tipe 2 bisa dihindari dengan
pada saat pola gaya hidup dan menerapkan pola gaya hidup sehat
perilaku telah terbentuk dengan dan prilaku yang baik.
mapan. • Penyandang diabetes perlu perhatian
• Pemberdayaan penyandang diabetes aktif dari diri sendiri pasien, keluarga
memerlukan partisipasi aktif pasien, dan masyarakat.
keluarga dan masyarakat. • Pasien harus didampingi oleh tim
• Tim kesehatan mendampingi pasien kesehatan dalam menuju perubahan
dalam menuju perubahan perilaku perilaku sehat agar tercapai
sehat. Untuk mencapai keberhasilan keberhasilan perubahan perilaku serta
perubahan perilaku, dibutuhkan mengedukasi pasien dalam upaya
edukasi yang komprehensif dan meningkatkan motivasi.
upaya peningkatan motivasi. • Pasien diharapkan mengetahui dan
• Pengetahuan tentang pemantauan memantau glukosa darah mandiri,
glukosa darah mandiri, tanda dan tanda dan gejala hipoglikemia serta
gejala hipoglikemia serta cara cara mengatasinya agar terhindar dari
mengatasinya harus diberikan komplikasi tersebut.
kepada pasien. • Pasien diharapkan bisa memantau
• Pemantauan kadar glukosa darah kadar glukosa secara mandiri, setelah
dapat dilakukan secara mandiri, diberikan pelatihan khusus.
setelah mendapat pelatihan khusus.
DISKUSI KASUS HIPERTENSI
Teori Kasus
Anamnesis Anamnesis

- Pusing - Pusing

- Nyeri Kuduk - Sesak Nafas

- Jantung Berdebar

- Nyeri dada

- Sesak Nafas

- Penurunan Kesadaran
Teori Kasus
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Keadaan umum
Sensoriun : Sensoriun : Compos Mentis
Tekanan Darah : Tekanan Darah : 160/110 mmHg
Hate rate : Hate rate : 84x / menit
Respirasi : Respirasi : 24 x/ menit
Temperature : Temperature : 36,50 C
Keadaan penyakit Keadaan penyakit
Anemia : Anemia : ya
Ikterus : Ikterus : tidak
Sianosis : Sianosis : tidak
Dyspnea : Dyspnea : ya
Edema : Edema : tidak
Eritema : Eritema : tidak
Turgor : Turgor : baik
Gerakan aktif: Gerakan aktif: ya
Sikap tidur paksa : Sikap tidur paksa : tidak
Keadaan gizi Keadaan gizi
TB : cm TB : 170 cm
BB : kg BB : 80 kg
 
 
Teori Kasus
RBW= BB x 100% RBW= BB x 100%
TB – 100 TB - 100
= = 114%
Kesan : Kesan : overweight
   
IMT = BB/ (TB/100)2 = IMT = BB/ (TB/100)2 = 55/1,52 = 27,6
Kesan : kg/m2
  Kesan : overweight
   
Kepala : Dalam Batas Normal Kepala : muka pucat
  Leher : Dalam Batas Normal
Leher : Dalam Batas Normal Thorax : Dalam Batas Normal
Thorax : Dalam Batas Normal Abdomen: Dalam Batas Normal
Abdomen: Dalam Batas Normal Extremitas: Edema Kedua
Extremitas: Dalam Batas Normal eksterimitas inferior
Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan Laboratorium:
- EKG kesan LVH, gangguan irama,
Tidak ada
PJK

Diagnosa Banding Diagnosa Banding


Hipertensi stage I Hipertensi stage I
Hipertensi stage II Hipertensi stage II
Krisis Hipertensi Krisis Hipertensi

Diagnosa Diagnosa
Hipertensi stage 2 Hipertensi stage 2
Tata Laksana Tata Laksana

- Edukasi tentang pola gaya - Edukasi tentang pola gaya

hidup dan olahraga rutin hidup dan olahraga rutin

- Pemberian Anti Hipertensi - Antihipertensi


1. Diuretik
Furosemid 1amp / 12 jam
2. α 1-Blokers (Antagonis
Amlodipin 1x10mg
Adrenoreseptor)

3. β-Blokers (Penghambat
Adrenoresptor)

4. Calsium Channel Bloker


5. Inhibitor (ACEi)
6. Angiotensin II Antagonists
Komplikasi Komplikasi

•Stroke Penyakit Ginjal Kronik


•Aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
gagal jantung
•Edema paru
•Penyakit ginjal kronik
•Penyakit arteri perifer atau penyakit
oklusi arteri perifer
Pencegahan Pencegahan
Pencegahan primer Pencegahan primer
(penyuluhan untuk menurunkan berat (penyuluhan untuk menurunkan
badan, diet sehat, latihan jasmani, dan berat badan, diet sehat, latihan
menghentikan merokok) jasmani, dan menghentikan merokok)

Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder


(upaya mencegah atau menghambat (upaya mencegah atau menghambat
timbulnya penyulit pada pasien yang telah timbulnya penyulit pada pasien yang
menderita Hipertensi) telah menderita Hipertensi)

Pencegahan tersier Pencegahan tersier


( ditujukan untuk pasien yang telah (ditujukan untuk pasien yang telah
mengalami penyulit dalam upaya mencegah mengalami penyulit dalam upaya
terjadinya kecacatan lebih lanjut) mencegah terjadinya kecacatan lebih
lanjut)
THANK YOU
FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai