Tugas Farmasi Digoxin WD
Tugas Farmasi Digoxin WD
Deskripsi
Digitalis saat ini berfungsi untuk terapi gagal jantung yaitu sebagai inotropik yang
diketahu mampu untuk meningkatkan kemampuan kontraktilitas jantung. Digoxin diekstraksi
dari daun Digitalis lanata. Digoxin merupakan kristal putih tidak berbau. Digoxin memiliki
cincin aglycone, yang merupakan tempat aktivitas farmakologik Senyawa ini praktis tidak
larut dalam air dan dalam eter, sedikit larut dalam alkohol dan dalam kloroform dan sangat
larut dalam piridin. Digoxin dikenal sebagai racun namun pada akhirnya dapat digunakan
sebagai obat gagal jantung kongestif khususnya pada kasus fibrikasi atrial
2. Farmakodinamika
Digoxin pada prinsipnya bekerja dengan cara menghambat pompa Na/K ATP-ase
yang bekerja dengan meningkatkan pertukaran natrium-kalsium intraselular sehingga
meningkatkan kadar kalsium intraseluler dan meningkatkan kontraktilitas. Digoxin secara
+ +
spesifik berikatan dengan subunit-α dari pompa Na / K ATPase yang terletak di otot
jantung (miokardia), adanya ikatan ini meneyebabkan tidak berfungsinya pompa Na+/K+
ATPase. Gambar 1. Menujukan mekanisme kerja Na/K ATPase. Hal ini kemudian
mengaktifkan Na/Ca exchanger yang menyebabkan peningkatan konsentrasi ion natrium
intraseluler, yang kemudian menyebabkan kenaikan tingkat ion kalsium. Mekanisme inhibisi
transport enzim ini juga menghasilkan hilangnya K+ dari sel miokardium. Gambar 2.
Menunjukan mekanisme aksi dari digoxin.
Kerja dari otot jantung dipengaruhi oleh beberapa ion yaitu ion Na, K dan Ca. Ion Na
terutama bertanggung jawab untuk memelihara tekanan osmosis agar tetap seimbang dalam
jaringan,yaitu menjaga kepekaan sel-sel otot jantung terhadap rangsang yang mempengaruhi
kontraktilitas dan ritmisitas. Kelebihan ion Na ekstraseluler akan menimbulkan efek
keracunan yang menyebabkan jantung berhenti berdenyut. Ion K berperan dalam iritabilitas,
kelebihan ion K ekstraseluler akan mengganggu keseimbangan potensial membrane, bila
konsentrasi ion K ekstraseluler berlebih maka akan menyebabkan berkurangnya kuat
kontraksi dan jantung akan berhenti berdenyut pada keadaan diastole. Ion Ca mempengaruhi
kuat kontraksi jantung karena ion Ca berperan dalam mekanisme sliding filament pada proses
kontraksi5. Ion Ca ini akan berikatan dengan troponin agar otot dapat berkontraksi.
Adanya kelebihan konsentrasi ion Ca akan menghasilkan potensial aksi yang
mengubah permeabilitas retikulum sarkoplasma sehingga mengekresikan ion Ca yang akan
menyebabkan meningkatnya kuat kontraksi jantung melalui mekanisme sliding filament, jika
konsentrasi ion ini terlalu banyak maka jantung akan terus berkontraksi dan tidak dapat
berelaksasi sehingga akhirnya jantung akan berhenti berdenyut pada keadaan systole yang
disebut kalsium rigor5. Kalsium mempotensiasi efek toksin digoxin karena ada Na/ Ca
exchanger yang kerjanya bergantung pada gradien natrium untuk memompa keluar kalsium,
digoxin mengurangi gradien konsentrasi natrium sehingga konsentrasi kalsium intrasel
meningkat yang disebakan oleh menurunnya efflux Ca, hal ini mengarah pada meningkatnya
konsentrasi kalsium dalam sel miokardiak dan pacemaker sehingga jantung mengalami
kontraksi. Gambar 3. Menjelaskan hubungan ion Ca dan kontraksi miokardium.
Absorpsi dilakukan melalui difusi pasif pada usus halus bagian atas, makanan dapat
menyebabkan absorpsi mengalami penundaan (delay), tetapi tidak mempengaruhi jumlah
yang diabsorpsi.
Distribusi: Disebar ke hampir semua jaringan, termasuk ke eritrosit, otot skelet dan
jantung. Pada keadaan seimbang, kadar dalam jaringan jantung 15-30 kali lebih tinggi
daripada kadar dalam plasma, sementara kadar dalam otot setengah kadar dalam jantung.
Efek maksimal baru timbul 1 jam atau lebih setelah kadar maksimal di jantung tercapai.
Ikatan dengan protein (protein binding) : 25%-30%.
4. Bentuk Sediaan
Sesuai guideline ACCF / AHA maka terapi menggunakan digoxin pada kasus heart
failure tidak memerlukan loading dose. Dosis pemberian : 0,125 – 0,25 mg PO/IV/ hari;
Dosis yang lebih tinggi berupa 0,375-0,5 mg/ hari jarang sekali diperlukan. Pada pasien
dengan renal impairment gunakan dosis paling rendah berupa 0,125 mg / hari.
Loading Dose :
PO : 10-15 mcg/kg total loading dose; berikan 50% awalnya; lalu selanjutnya
diberikan ¼ dosisnya dengan jarak waktu 6-8 jam hingga 2 kali. Lakukan assesment
secara menyeluruh untuk evaluasi respon klinis dan toksisitas sebelum pemberian tiap
dosisnya.
Maintenance :
PO : 3,4-5,1 mcg/kg/ hari atau 0,125-0,5 mg/ hari PO. Dosis bisa dinaikan
setiap 2 minggu tergantung pada respon klinis, kadar obat serum dan toksisitasnya.
6. Efek Samping
Toksisitas digoxin memiliki gejala klinis tergantung dari waktu terjadinya, toksisitas
akut memiliki gejala seperti nausea/vomitting, diare, nyeri abdominal, headache ataupun
vertigo. Sedangkan pada kasus toksisitas kronis dari digoxin akan timbul gejala seperti
fatigue, malaise dan gangguan visual.
8. Interaksi Obat