Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH DAN AIR

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)

Disusun oleh :

Chomsyatun (3335132417)
Fadli Maulana F. (3335140639)
Fairas Ariq (3335140362)
Frily Marina (3335140305)
Praptining Pangerti (3335141139)
Prasetyo Khinanta (3335130617)
Rika Mandasari (3335141879)
Taufik Rahman S. (3335121870)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberi
petunjuk dan hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS (PT. INDAH
KIAT PULP & PAPER)”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di
dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun selalu Kami harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi
perbaikan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua tentang tata cara pengolahan limbah industri kertas
sebagai modal pembelajaran dalam mata kuliah Pengolahan Air dan Limbah.

Cilegon, 23 April 2016

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ......................................................3
2.2 Proses Produksi Kertas .................................................................................4
2.3 Limbah Industri Kertas.................................................................................6
2.4 Pencemaran Lingkungan akibat Limbah Industri Kertas .............................9
2.5 Pengolahan Limbah Industri Kertas ...........................................................10
2.6 Pengolahan Air dan Limbah PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ................16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................28

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan
menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, serta
menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya
diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan
kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta
hektar setiap tahun. Di Indonesia industri kertas memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam eksport non migas, tetapi dibalik itu juga menyumbang
kerusakan lingkungan terbesar lingkungan bagi ekosistem di perairan. Karena
industri pulp dan kertas memerlukan pasokan air dalam jumlah yang besar
dalam setiap kegiatannya. Keperluan air untuk memproduksi satu ton pulp
adalah sebesar 35 – 220 m3 dengan muatan bahan pencemar sebesar 30 m3.
lndonesia telah memiliki lebih dan 40 pabrik industri kertas dengan kapasitas
total produksi 1,436,900 ton/tahun. Sebagian besar industri ini terletak di pulau
Jawa (53% berada di Jawa Barat dan 35% berada di Jawa timur), sedangkan
sebagian lainnya berada di pulau Sumatra dan Sulawesi. Adapun jenis kertas
yang diproduksi meliputi kertas koran, kertas kraft, karton, kertas rokok, kertas
tissue dsb.
Limbah Industri pulp dan kertas terdiri dari tiga fase yaitu fase cair, padat
dan gas. Limbah cair adalah air limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan
pulp dan kertas yang menggunakan air sebagai pelarut bahan kimia atau untuk
proses pencucian. Sementara limbah padat berasal dari sisa atau residu
pengolahan limbah cair serta sisa kayu (chips) dari proses pengolahan kayu.
Limbah gas berupa fly ash dihasilkan pada proses boiler. Setiap fase limbah
tersebut diolah diminimalisasi konsentrasinya dengan berbagai metode
pengolahan limbah.
Pasokan air yang cukup besar dalam industri pulp tentunya akan
mempengaruhi kualitas badan air disekitar industri pulp tersebut. Hampir
semua kegiatan industri dan teknologi selalu menghasilkan limbah yang

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


1
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
menimbulkan masalah bagi lingkungannya. Berbagai macam pencemar dalam
limbah tersebut selalu bercampur dengan air, baik dalam kondisi terlarut,
tersuspensi, koloid ataupun sebagai endapan partikel yang tidak terlarut.
Adanya pencemar ini harus diminimalkan, sehingga tidak mengganggu
lingkungan, apabila air tersebut digunakan untuk irigasi pertanian.
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri penghasil limbah
padat yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar dari limbah padat
adalah serat limbah (sludge) industri pulp dan kertas. Serat limbah industri pulp
dan kertas yang berasal dari sistem pengolahan limbah cair. Limbah lumpur
yang mempunyai kadar padatan sekitar 20 – 30%, yang selama ini
penanganannya ditumpuk di lokasi pabrik pada lahan tertentu, dan sewaktu-
waktu dibuang sebagai landfill. Pemasalahan yang ada di industri pulp dan
kertas adalah lahan untuk pembuangan serat limbah industri pulp yang sangat
terbatas dan pada lokasi tersebut dapat menimbulkan gangguan pada
lingkungan. Pembuangan limbah padat dengan cara ini dapat menimbulkan
suatu permasalahan, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih baik.
PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk merupakan salah satu perusahaan
penghasil kertas yang cukup besar di Indonesia. Untuk menjadi yang terdepan
diantara pesaing dengan produk sejenis, PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk
perlu mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas produk kertas yang
dihasilkan serta dapat mengolah limbah yang dihasilkan dari proses produksi
dengan baik.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
proses pengolahan air dan limbah pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (PT.
IKPP), limbah yang dihasilkan dan dampaknya terhadap lingkungan.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


2
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“Indah Kiat” atau “Perseroan”) didirikan
pada tanggal 7 Desember 1976 dengan nama CV. Berkat dan berkedudukan di
Jakarta dengan lokasi pabrik di Tangerang, Propinsi Banten. Perseroan mulai
memproduksi kertas woodfree sejak tahun 1978. Pada tanggal 6 Juli 1983,
nama Perseroan diubah menjadi PT. Berkat Indah Agung. Pada tahun 1986,
nama Perseroan diganti menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation dan
selanjutnya pada tahun 1996 menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation
Tbk. Sejak tahun 1998, nama Perseroan menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk. Pada tahun 1990, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya (keduanya sekarang bergabung menjadi Bursa Efek
Indonesia).
Saat ini, Perseroan memiliki fasilitas produksi di tiga lokasi yaitu Perawang
- Riau serta Tangerang dan Serang - Banten. Perseroan memproduksi bubur
kertas (pulp), berbagai jenis produk kertas yang terdiri dari kertas untuk
keperluan tulis dan cetak (berlapis dan tidak berlapis), kertas fotokopi, kertas
industri seperti kertas kemasan yang mencakup containerboard (linerboard dan
corrugated medium), corrugated shipping containers (konversi dari
containerboard), boxboard dan kertas berwarna.
VISI
Menjadi perusahaan bubur kertas (pulp) dan kertas nomor satu di dunia
dengan standar internasional pada abad ke-21 yang berdedikasi memberikan
yang terbaik bagi para pelanggan, pemegang saham, karyawan dan masyarakat.
MISI
 Meningkatkan pangsa pasar di seluruh dunia.
 Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan
 produk baru serta penerapan efisiensi pabrik.
 Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


3
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
 Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan di semua kegiatan operasional.
2.2 Proses Produksi Kertas
Proses produksi PT. IKPP Tangerang terdiri dari Stock Preparation, Paper
Machine & Finishing Converting, Tahapan proses produksi di industri ini
adalah:
1. Stock Preparation
Pulp secara mekanis diolah menjadi bubur pulp kemudian di bentuk
menjadi lembaran melalui paper machine. Tahap ini menggunakan dua
bahan baku, yaitu: LBKP (Laubholz Bleached Kraft Pulp), NBKP
(Nedelholz Bleached Kraft Pulp). Proses ini memiliki tiga tahap, yaitu:
 Proses Pembuburan (Pulping). Proses penghancuran bahan baku
lembaran pulp (pulp sheet) menjadi bubur kertas atau pulp dalam suatu
alat pulper. Bahan baku yang dibutuhkan :
1) LBKP (Laubholz Bleached Kraft Pulp). Adalah pulp serat pendek,
berasal dari pohon yang berdaun lebar tumbuhan tropis. LBKP ini
diperoleh dari PT. IKPP Perawang, Riau.
2) NBKP (Nadelholz Bleached Kraft Pulp). Adalah jenis pulp serat
panjang, berasal dari pohon berdaun jarum. NBKP ini impor dari New
Zealand, Argentina dan Amerika.
 Proses Penggilingan (Refining). Refining adalah proses penggilingan
serat dalam suatu alat yang disebut refiner sampai didapatkan tingkat
kehalusan tertentu untuk menghasilkan kekuatan ikatan serat yang
optimum. Sebelum masuk ke refiner, pulp dilewatkan pada HDC (High
Density Cleaner) sehingga kotoran berat seperti pasir, logam, gumpalan
pulp dan lainnya akan terpisah. Kemudian dikontrol konsistensi bubur
pulp dengan alat CRC (Consistency Recording Controller).
 Proses Pencampuran (Mixing). Merupakan proses pencampuran pulp
berserat panjang dan pendek dalam sebuah alat yaitu mixing chest.
Tujuan pencampuran ini agar tensile strength (daya tahan kertas terhadap
gaya tarik yang bekerja pada kedua ujung kertas) dapat ditingkatkan.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


4
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
2. Paper Machine
Merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap pembuatan kertas.
Di bagian ini bubur pulp yang berasal dari Stock Preparation diolah
sehingga dihasilkan lembaran-lembaran kertas dalam bentuk jumbo-jumbo
roll. Di bagian Paper Machine ini terbagi dalam beberapa tahap, yaitu :
 Pembersihan. Dimulai saat pulp dari machine chest dialirkan ke stuff box
yang berfungsi untuk mengatur jumlah aliran bahan, kemudian
diencerkan dengan white water dari silo pit dan dipompakan ke
centricleanner.
 Penyaringan. Pulp dialirkan ke horizontal screen agar bubur pulp
terpisah dari gumpalan serat dan kotoran yang tertinggal. Gumpalan serat
ini dibuang ke Pack Pulper.
 Penyebaran. Bubur pulp dialirkan ke head box yang berfungsi untuk
menyebarkan bubur secara merata pada wire part, disini terdapat dandy
roll yang berfungsi untuk mengurangi air.
 Pengurangan Air. Air dari wire part diloloskan ke bawah sehingga
terbentuk lembaran kertas yang masih basah di atas permukaan wire.
Kadar air tahap ini 90-99%.
 Penekanan. Lembaran kertas digerakkan oleh felt yang berputar menuju
press part, lembaran kertas dilewatkan pada dua buah roll silinder yang
berputar berlawanan. Dalam proses ini kadar air turun menjadi 70-80%.
 Pengeringan. Lembaran kertas dilewatkan di dryer part menggunakan
pemanasan pada suhu 80-1300C. Dryer part ini terdiri dari lima
kelompok.
 Surface Sizing. Pada lembaran kertas dilakukan external sizing dengan
menambahkan surface sizing solution (larutan kanji) secara merata.
Lembaran kertas akan menjadi basah sehingga perlu dilakukan
pengeringan kembali.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


5
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
 Penggulungan. Merupakan proses akhir di Paper Machine, lembaran
kertas dilewatkan paper roll yang berfungsi untuk menggulung kertas
menjadi rol-rol besar (jumbo roll).
3. Finishing Converting
Di bagian Finishing Converting ini kertas siap dikirim ke konsumen
dengan berbagai ukuran jenis yaitu dalam bentuk roll dan bentuk sheet.
Pada seksi ini terdiri dari beberapa tahap yaitu pemotongan, penyortiran dan
packing. Setelah pemotongan di mesin rewinder, roll di-packing. dengan
menggunakan wrapping paper. Kemudian dililit dengan plastik (strech
film) di mesin cyclop. Setelah itu dilakukan building yaitu penyusunan dari
produksi kertas yang sudah jadi di atas pallet kayu dan diikat agar saat
pengangkutan tetap dalam kondisi baik. Selain memproduksi kertas putih
PT. IKPP Tangerang juga memproduksi kertas warna.
2.3 Limbah Industri Kertas
Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari
lingkungan. Menurut Rini, 2002 (dalam Himawan, Aditia), limbah proses
pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan tersebut dibagi
menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Limbah cair, yang terdiri dari :
a. Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen
b. Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol,
lignin, terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang
menghasilkan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi,
c. Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas,
d. Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,
e. Limbah panas
f. Mikroba seperti golongan bakteri koliform.
2. Partikulat yang terdiri dari :
a. Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
b. Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium.
3. Gas yang terdiri dari :

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


6
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
a. Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang
dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses
pemulihan bahan kimia
b. Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace
dan lime kiln (tanur kapur)
c. Uap yang mengganggu jarak pandangan
4. Limbah padat yang terdiri dari :
a. Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder
b. Limbah dari potongan kayu
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri penghasil limbah
padat yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar dari limbah padat
adalah serat limbah (sludge) industri pulp dan kertas. Serat limbah industri pulp
dan kertas yang berasal dari sistem pengolahan limbah cair. Limbah Lumpur
yang mempunyai yang mempunyai kadar padatan sekitar 20 – 30%, yang
selama ini penanganannya di tumpuk di lokasi pabrik pada lahan tertentu, dan
sewaktu-waktu dibuang sebagai landfill. Pemasalahan yang ada di industri pulp
dan kertas adalah lahan untuk pembuangan serat limbah industri pulp yang
sangat terbatas dan pada lokasi tersebut dapat menimbulkan gangguan pada
lingkungan. Pembuangan limbah padat dengan cara ini dapat menimbulkan
suatu permasalahan, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih baik.
Pasokan air yang cukup besar dalam industri pulp tentunya akan
mempengaruhi kualitas badan air disekitar industri pulp tersebut. Hampir
semua kegiatan industri dan teknologi selalu menghasilkan limbah yang
menimbulkan masalah bagi lingkungannya. Berbagai macam pencemar dalam
limbah tersebut selalu bercampur dengan air, baik dalam kondisi terlarut,
tersuspensi, koloid ataupun sebagai endapan partikel yang tidak terlarut.
Adanya pencemar ini harus diminimalkan, sehingga tidak mengganggu
lingkungan, apabila air tersebut digunakan untuk irigasi pertanian.
Badan air pada umumnya memiliki kemampuan memperbaiki kualitasnya
sendiri secara alami (self purification). Dengan bertambahnya beban
pencemaran yang masuk ke dalam badan air, akan mengakibatkan kemampuan

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


7
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
self purification dari badan air tersebut berkurang dengan ditandai adanya
perubahan fisik, kimia dan biologi pada badan air. Pada umumnya badan air
yang telah tercemar kandungan oksigennya akan sangat rendah, karena oksigen
yang terlarut di dalam air digunakan untuk mendegradasi bahan buangan
organik yang terkandung dalam badan air menjadi bahan yang mudah menguap.
Semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam badan air, maka
semakin sedikit oksigen yang terlarut. Buangan limbah cair industri kertas pada
umumnya berwarna putih susu kecoklatan dengan busa yang memenuhi
permukaan air sungai. Hal ini disebabkan karena limbah mengandung selulosa
(bahan dasar pulp), bila tertimbun di dasar sungai atau lahan terbuka akan
menimbulkan bau busuk.
Proses pembuatan kertas berasal dari pulp dengan proses kimia
menggunakan sodium sulfat, yang dikenal sebagai proses Kraft (Kraft Process).
Senyawa sulfur ini menyebabkan timbulnya bau telur busuk pada kebanyakan
industri kertas. Kraft pulping menghasilkan pulp kurang dari 50% dari bahan
baku kayu, sisanya menjadi limbah padat (sludge) yang pada akhirnya dapat
dibakar, disebar ke dalam tanah atau dibuang di lapangan terbuka (sistem
landfill). Kelebihan dari kraft pulping adalah bahan kimia yang digunakan
dapat didaur ulang kembali (recycle) dan dimanfaatkan kembali dalam proses
berikutnya. Kelebihan lainnya adalah dihasilkannya serat yang kuat. Kertas
majalah, kertas grafis dan percetakan, kantong belanja dan pembungkus
(packaging) pada umumnya terbuat dari kraft pulp ini. Kraft pulp biasanya
berwarna gelap dan umumnya diputihkan kembali dengan senyawa klorin.
Limbah cair industri kertas tersebar ke seluruh ekosistem di sekitarnya.
Dalam percobaan laboratorium, efluen industri kertas menyebabkan
penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan
makanan dari ikan serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh
pada ikan. Hal ini menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati sungai dan
berkurangnya sumber pangan hewani masyarakat disekitar sungai. Disamping
itu sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung
klorin. Klorin akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


8
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
senyawa toksik seperti dioksin. Dioksin ditemukan dalam proses pembuatan
kertas, air limbah (efluen), bahkan di dalam produk kertas yang dihasilkan.
Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar untuk
membilas zat kimia dan senyawa yang tidak diinginkan dari pulp. Oleh
karenanya air limbah yang telah digunakan pada umumnya mempunyai nilai
BOD, COD dan TSS yang relatif tinggi, jauh di atas batas ambang yang
diijinkan. Disamping itu juga mengandung berbagai jenis zat kimia berbahaya
termasuk dioksin. Meskipun konsentrasi dioksin sangat kecil di dalam air
limbah, tetapi pabrik terus beroperasi dan terus menghasilkan dioksin sehingga
konsentrasinya dalam air akan terus bertambah. Dioksin adalah senyawa
organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika
masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi.
2.4 Pencemaran Lingkungan akibat Limbah Industri Kertas
Industri pulp dan kertas juga berkontribusi atas terjadinya pencemaran
sungai dalam proses produksinya, seperti yang terjadi di Sungai Ciujung,
provinsi Banten. Pembuangan limbah cair dan padat ke sungai menjadi
penyebab utama pencemaran. Limbah cair PT. Indah Kiat Pulp and Paper
(IKPP) Kab. Serang yang berdiri sejak tahun 1992 (Sinarmas Group)
berkontribusi paling besar atas tercemarnya Sungai Ciujung.
Pencemaran sungai Ciujung terungkap dalam dokumen audit lingkungan PT.
IKPP. Audit lingkungan ini mencakup kualitas air sungai, tapak fisik pabrik,
serta ketidaktaatan terhadap peraturan dan perizinan. Penetapan Audit
Lingkungan Hidup Wajib Kegiatan PT.IKPP Serang berdasarkan surat
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) No. B-6585/Dep.I/LH/07/2011
tanggal 21 juli 2011. PT. IKPP memberikan kontribusi beban pencemaran ke
sungai Ciujung sebesar 83,92%. Dalam Laporan Audit Lingkungan Hidup
Wajib PT. IKPP, halaman (x) tentang Ketidaktaatan PT. IKPP Serang poin (1)
tercantum bahwa “PT. IKPP serang sebagai penghasil limbah cair belum
menjaga ekosistem sungai Ciujung yang turun akibat buangan limbah cair dari
PT. IKPP Serang yang memberikan kontribusi beban pencemaran sebesar
83,92%. Dalam dokumen ini juga dijelaskan, PT. IKPP Serang sudah

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


9
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran melalui
penggunaan 3 unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Namun, upaya ini
belum optimal karena ada persyaratan lain yang belum dilakukan yaitu
disediakannya emergency pond. Selain itu, belum ada upaya pemulihan
kualitas lingkungan yang dilakukan PT. IKPP Serang.
2.5 Pengolahan Limbah Industri Kertas
1. Pengolahan Berdasarkan Wujudnya
a. Pengolahan limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan
menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sistem pengolahan
limbah cair berdasarkan unit operasinya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1) Fisik
Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah proses
screening (penyaringan). Screening merupakan cara yang efisien dan
murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar.
Screening dilakukan pada sisa-sisa potongan kayu yang masih berukuran
besar sehabis diolah pada proses chipper. Setelah dilakukan penyaringan,
umumnya kayu yang masih berukuran besar akan dikembalikan lagi ke
proses chipper, untuk diolah lagi dan mendapatkan ukuran kayu yang
dikehendaki.
Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara
mudah dengan proses pengendapan. Pengendapan primer biasanya
terjadi di bak pengendapan atau bak penjernih. Bak pengendap yang
hanya berfungsi atas dasar gaya berat, tidak memberi keluwesan
operasional. Karena itu memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam.
Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah
kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak
pengendap.
Limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini
ialah hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat dan
mengandung sisa cairan pemasak aktif. Serat ini masih mengandung

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


10
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
mata kayu dan serat-serat yang tidak dikehendaki (reject). Sisa cairan
pemasak dalam serat dibersihkan dengan menggunakan washer,
sedangkan pemisahan kayu dan reject dipakai screen. Larutan hasil
pencucian bubur pulp di brown stock washers dinamai weak black liquor
yang disaring sebelum dialirkan ke unit pemekatan.
2) Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor,
logam-logam berat, dan zat organik beracun. Dinamakan secara kimia
karena pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang akan mengubah sifat
bahan terlarut tersebut dari sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari
ukuran sangat halus menjadi gumpalan (flok) yang dapat diendapkan
maupun dipisahkan dengan filtrasi.
Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan
kimia Chlorine Dioksida, Ekstraksi Caustic Soda, Hidrogen Peroksida.
Dalam proses pemutihan, setiap akhir satu langkah dilakukan pencucian
untuk meningkatkan efektivitas proses pemutihan. Sebelum bubur kertas
yang diputihkan dialirkan ke unit pengering, sisa Klorin Dioksida akan
dinetralkan dengan injeksi larutan Sulfur Dioksida.
Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH
(sodium hidroksida) dan NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk
memisahkan serat selulosa dari bahan organik. Cairan yang dihasilkan
dari proses pemasakan diolah dan menghasilkan bahan kimia, dengan
daur ulang. Pada proses daur ulang terjadi limbah cair.
Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2 dan
cairan yang masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan
berbagai bahan kimia berupa organoklorin yang umumnya beracun.
3) Biologi
Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah
menggumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik
terlarut yang biodegradable dengan memanfaatkan aktivitas

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


11
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
mikroorganisme. Pengolahan secara biologis mengurangi kadar racun
dan meningkatkan mutu estetika buangan (bau, warna, potensi yang
menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang memadai, laguna
fakultatif dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi akan
mengurangi 80% BOD buangan pabrik dengan waktu tinggal 10 hari.
Prinsip dasar pengolahan secara biologi sebetulnya mengadopsi
proses pertumbuhan mikroorganisme di alam, mikroorganisme yang
tumbuh membutuhkan energi berupa unsure karbon (C) dimana unsure
karbon (C) tersebut dengan mudah diperoleh dari senyawa organic dalam
air limbah, sehingga senyawa organic tersebut terurai menjadi CO2 dan
H2O. Salah satu limbah yang menggunakan pengolahan unit ini ialah
hasil perasan sludge yang berasal dari primary clarifier yang berupa
larutan. Larutan ini didinginkan di 6 unit menara pendingin sebelum
dialirkan ke deep tank air activated sludge untuk mengurangi kandungan
organik secara biologi dengan memanfaatkan bakteri dan gas oksigen
dari udara yang diinjeksikan dan bantuan dari pupuk fosfor dan nitrogen.
Standar baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan pemerintah
berdasarkan Keputusan Menteri LH No 51 Tahun 1995 untuk pabrik pulp,
yakni toleransi PH dikisaran 6,0-9,0, BOD5: 150 mg/l, COD: 350 mg/l,
dan TSS 150 mg/l.
b. Pengolahan limbah padat
Industri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat berupa batu
dari kapur dan mengandung soda. Ini harus dibuang di lingkungan dengan
aman dan nyaman. Limbah padat itu harus dibuang ke tempat pembuangan
akhir yang secure land fill (aman).
Dua jenis limbah padat lainnya, diolah dengan menggunakan Bark Boiler
dan Lime Klin. Bark Boiler digunakan untuk pembakaran kulit kayu.
Sedangkan Lime Klin digunakan untuk pengolahan lumpur kapur.
c. Pengolahan limbah emisi udara
Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi
pulp, biasanya pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


12
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
treatment di unit pulping, Electro Static Dust Precipitator pada Recovery
Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit. Beberapa limbah atau
proses yang menghasilkan emisi udara ini, beserta penanganannya ialah :
Kondensat tercemar yang berasal dari proses digester dikumpulkan dan
dialirkan ke unit penanganan kondensat di evaporator plant.
Noncondensable gas (NCG) dibakar sebagian menjadi limbah di lime klin
(tanur kapur). Uap tekanan tinggi yang dihasilkan dari pembakaran bahan
organik digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik dan
steam tekanan menengah untuk pemanasan dalam proses di seluruh unit
operasi produksi.
Sisa bahan kimia menguap karena panas di unit pencucian. Uap diisap
blower dan diarahkan ke sebuah menara penyerap yang berlangsung dua
tahap. Di menara ini digunakan larutan sodium hidroksida dan diinjeksikan
dengan sulfur dioksida (reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia
berupa klorin dioksida (oksidator) sehingga gas yang keluar bebas dari
unsur gas Klorin Dioksida.
Limbah yang mengandung partikel solid dari cerobong boiler, baik dari
multi fuel boiler, recovery boiler, maupun lime kiln. Untuk tujuan ini, pabrik
pulp harus memiliki alat electrostatic precipitator. Sedangkan cerobong
asap dari dissolving tank recovery boiler dilengkapi dengan scrubber yang
dialiri weak wash dari recaust plant.
2. Penanganan dari pada limbah dapat dikategorikan berdasarkan proses nya :
a. Pengolahan primer
Pengolahan primer bertujuan membuang bahan – bahan padatan
yang mengendap atau mengapung. Pada dasarnya pengolahan primer
terdiri dari tahap – tahap untuk memisahkan air dari limbah padatan
dengan membiarkan padatan tersebut mengendap atau memisahkan
bagian – bagian padatan yang mengapung. Pengolahan primer ini dapat
menghilangkan sebagian BOD dan padatan tersuspensi serta sebagian
komponen organik. Proses pengolahan primer limbah cair ini biasanya
belum memadai dan masih diperlukan proses pengolahan selanjutnya.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


13
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
b. Pengolahan sekunder
Pengolahan sekunder limbah cair merupakan proses dekomposisi
bahan – bahan padatan secara biologis. Penerapan yang efektif akan
dapat menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan BOD. Ada
2 proses pada pengolahan sekunder yaitu :
1) Penyaring trikle
Penyaring trikle menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana
limbah cair dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Dengan
bantuan bakteri yang berkembang pada batu dan kerikil akan
mengkonsumsi sebagian besar bahan – bahan organik.
2) Lumpur aktif
Kecepatan aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara
memasukkan udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke dalam
tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak dengan limbah cair
yang telah diolah pada proses pengolahan primer. Selama proses ini
limbah organik dipecah menjadi senyawa – senyawa yang lebih
sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif.
c. Pengolahan tersier
Proses pengolahan primer dan sekunder limbah cair dapat
menurunkan BOD air dan meghilangkan bakteri yang berbahaya. Akan
tetapi proses tersebut tidak dapat menghilangkan komponen organik dan
anorganik terlarut. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan pengolahan
tersier.
Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap
netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap
pengembangan. Sebelum masuk ke tempat pengendapan primer, air
limbah masuk dalam tempat penampungan dan netralisasi. Pada tahap ini
digunakan saringan untuk menghilangkan benda – benda besar yang
masuk ke air limbah.
Pengendapan primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh
karenanya memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


14
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
meningkatkan proses pengendapan dapat digunakan bahan flokulasi dan
koagulasi di samping mengurangi bahan yang membutuhkan oksigen.
Pengolahan secara biologis dapat mengurangi kadar racun dan
meningkatkan kualitas air buangan (bau, warna, dan potensi yang
mengganggu badan air). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat
digunakan laguna fakultatif dan laguna aerasi. Laguna aerasi akan
mengurangi 80 % BOD dengan waktu tinggal 10 hari.
Apabila tidak terdapat lahan yang memadai maka proses lumpur aktif,
parit oksidasi dan trickling filter dapat digunakan dengan hasil kualitas
yang sama tetapi membutuhkan biaya operasional yang tinggi.
Tahap pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar,
melalui pengolahan fisik dan kimia untuk melindungi badan air penerima
(Devi, 2004). Sedangkan endapan (sludge) yang biasanya diperoleh dari
proses filter press dari IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), menurut
Sunu (2001) dapat dikategorikan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun) atau tidak. Pembuangan lumpur organik, termasuk pada
industri pulp dan kertas, dapat dibedakan menjadi :
1) Metode pembakaran
Metode pembakaran ini merupakan salah satu cara untuk
mencegah dampak lingkungan yang lebih luas sebelum dilakukan
pembuangan akhir. Beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain
adalah metode incinerator basah yang mengoksidasi lumpur organik
pada suhu dan tekanan tinggi.
2) Metode fermentasi metan dan metode pembusukan
Metode fermentasi metan dilakukan menggunakan tangki
fermentasi sehingga dihasilkan gas metan, sedangkan metode
pembusukan akan diperoleh hasil akhir berupa kompos. Lumpur yang
dihasilkan dari pengolahan buangan pada masa lalu biasanya ditimbun.
Akan tetapi sistem ini menimbulkan bau karena pembusukan dan
menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan. Sekarang

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


15
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
lumpur dihilangkan airnya dan dibakar atau digunakan sebagai bahan
bakar (Rini, 2002).
2.6 Pengolahan Limbah PT. Indah Kiat Pulp & Paper
Limbah merupakan sisa hasil produksi yang pengolahannya tidak
memenuhi standar akan merusak lingkungan. Limbah yang dihasilkan oleh PT.
Indah Kiat Pulp & Paper dibedakan menjadi 2 yaitu, limbah cair dan limbah
padat.
a. Limbah berwujud cair
Limbah yang berupa cairan ini termasuk golongan limbah B3. Sebelum
dibuang ke lingkungan, limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu agar
memenuhi standar yang diizinkan dari segi pH, COD, BOD dan suspended
lainnya yang dapat merusak lingkungan. Contoh dari limbah B3 adalah Oli
bekas, aki bekas dan bahan-bahan kimia hasil pengujian atau kadaluarsa.
Tabel 2 Standar Kualitas Air Limbah Industri Menurut Pemerintah
Parameter Standar Kualitas Air Limbah
Ph 6-9
COD ≤ 100 ppm
BOD ≤ 50 ppm
Suspended Solid ≤ 150 ppm

Tabel 3 Standar Kualitas Air Limbah di PT. Indah Kiat Pulp & Paper,Tbk
Tangerang Mill
Parameter Standar Kualitas Air Limbah
pH 7,03
COD 130,25 ppm
BOD 20,28 ppm
Suspended Solid 25,8 ppm

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


16
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan limbah cair PT. IKPP

Proses pengolahan limbah dalam WWT I PT. IKPP Serang Mill terdiri dari
3 proses, antara lain :
1. Proses Fisika
2. Proses Kimia
3. Proses Biologi
Untuk proses yang pertama yaitu proses fisika, air limbah yang dihasilkan
dari SP/PM masuk ke dalam Buffer Tank yang ada pada WWT II. Sebelum
masuk ke dalam Buffer Tank terjadi proses screening yaitu pemisahan antara
air limbah dengan kotoran atau partikel-partikel berukuran besar seperti kayu,
plastik dan lain-lain. Fungsinya agar kotoran tersebut tidak masuk ke dalam
proses selanjutnya, proses screening tersebut dengan menggunakan Rotary
Screen. Di dalam Buffer Tank tenjadi proses equalizing, hal ini dimaksudkan

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


17
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
agar air limbah yang berasal dari SP dan PM bersifat homogen baik pH,
temperatur dan konsentrasinya.
Kemudian dari Buffer Tank pada WWT II air limbah ditransfer masuk ke
dalam reaktor pada WWT I. Tahap ini merupakan proses pengolahan limbah
secara kimia. Di dalam reaktor ini terjadi proses koagulan dan dan flokulant
dengan menambahkan zat kimia ke dalamnya. Zat kimia yang dipakai pada
proses ini adalah Alum Sulfat sebagai koagulan dan ANP (Anionic Polymer)
sebagai fiokulant. Fungsi dari koagulan adalah sebagai penetralisir dan untuk
menyatukan partikel-partikel yang kecil. Sedangkan proses flokulasi berfungsi
untuk menyatukan partikel-partikel yang sudah terkumpul tadi menjadi dalam
bentuk flok (gumpalan yang lebih besar), gunanya agar pada proses
sedimentasi akan mudah terjadi endapan.
Kemudian dari reaktor masuk ke dalam Primary Clarifier. Di sini terjadi
proses sedimentasi. Air yang dihasilkan dari proses sedimentasi kemudian
masuk ke dalam Pumpping Pit. Fungsi dari Pumping Pit adalah sebagai
penampungan sementara yang berasal dari Primary Clarifier, kemudian air
dipompa masuk ke dalam Cooling Tower melalui atas. Sedangkan fungsi dari
Cooling Tower sendiri adalah untuk menurunkan suhu agar sesuai untuk proses
Biotreatment, yaitu berkisar antara 35-40oC.
Dari Cooling Tower kemudian air limbah yang sudah sesuai
temperaturnya untuk proses Biotreatment dimasukkan ke dalam anoxic tank.
Di sini terjadi proses pencampuran air limbah dengan Return Sludge yang
berasal dari Recycle Storage Tank. Di sini juga terjadi penambahan nutrisi
untuk bakteri yaitu Urca (yang diambil unsur N nya) dan H3PO4 (yang diambil
unsur P nya), karena N dan P makronutrien untuk bakteri. Kemudian dari
anoxic tank masuk ke dalam oxic tank. Di sini terdapat aerator, fungsinya
untuk memberikan O2 pada bakteri untuk membantu proses penguraian
senyawa organik.
Kemudian dari oxic tank masuk ke dalam Secondary Clarifier yang
sebelumnya melewati Gate Level. Fungsi dari Gate Level tersebut adalah untuk
mengatur kadar DO (Disolved oxyger) dalam proses oxic reaktor. Apabila DO

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


18
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
nya tinggi pada oxic reaktor maka gate level diturunkan. Ini berarti tinggi
permukaan air pada oxic reaktor semakin surut, sehingga kontak antara impelar
aerator dengan air limbah sedikit berkurang sehingga kontak antara air limbah
dengan O2 berkurang. Begitu juga sebaliknya apabila DO nya rendah maka
gate level akan dinaikkan. Ini berarti permukaan air pada oxic reaktor akan
semakin tinggi sehingga kontak antara impelar aerator dengan air akan semakin
besar.
Kemudian pada Secondary clarifier terjadi proses sedimentasi. Di sini
akan terjadi pemisahan antara air dengan lumpur aktif menggunakan bantuan
gaya grafitasi. Air yang dihasilkan dari Secondary Clarifier ini sebagian akan
dibuang ke sungai karena sudah memenuhi standar baku mutu air effluent, dan
sebagian lagi ada yang direcycle masuk ke dalam proses Dehydrator, fungsinya
untuk membersihkan Belt Press sedangkan sludge yang dihasilkan dari
Secondary clarifier yang berupa lumpur aktif masuk ke dalam Tangki Lumpur
Daur Ulang (Recycle storage Tank). Kemudian sludge yang terdapat di sini
sebagian ada yang diumpankan ke dalam anoxic tank dan sebagian ada yang
dimasukkan ke dalam Sludge Thickener. Di sini terjadi proses pemekatan
tujuannya adalah agar dapat dipress dengan mudah. Sedangkan air yang
didapat dari proses Thickener ini direcycle kembali masuk ke dalam Pumping
Pit setelah dipekatkan, sludge dimasukkan ke dalam sludge Storage Tank. Di
sini teradi proses pencampuran antara sludge yang berasal dari Sludge
Thickener dan Sludge yang berasal dari Primary clarifier. Kemudian sludge
yang berada dalam Sludge Storage Tank (Tangki Penyimpanan Lumpur)
dimasukkan ke dalam Dehydrator (Dewanering). Di sini dengan menggunakan
bantuan senyawa kimia yaitu CNP (Cafionice Polymer). Fungsinya sebagai
flokulant yaitu untuk menyatukan partikel-partikel agar menjadi flok sehingga
sludge mudah di press. Dari proses Dewatering ini air yang dihasilkan dari
proses pengepresan direcycle masuk ke dalam Primary Clarifier, sedangkan
sludge yang sudah sedikit kandungan airnya dimasukkan ke penampungan
sementara sebelum dibawa ke proses pembakaran (Incenerator).

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


19
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
Gambar 2. Instrumentasi IPAL PT. IKPP
Sistem Pemroses dan Instrumentasi
Proses Pengolahan Air Limbah pada WWT I
a. Pernyaringatn (Screen)
Screen adalah penyaringan yang digunakan unnak memisahkan padatan
atau serpihan yang berukuran besar dan dilakukan sebelum palakuan-perlakuan
lain. Rancangan saringan ditentukan oleh ukuran ruang yang terbuka dan
menggunakan berbagai jenis bahan konstruksi. Pemilihan penyaringan yang
digunakan ditentukan oleh sifat dan ukuran padatan.
Jenis penyaringan yang terdapat di unit pengolahan limbah ini adalah jenis
penyaringan dengan jeruji, yaitu bak yang dilengkapi dengan batang yang
disusun dengan jarak tertentu yang disesuaikan dengan ukuran padatan yang
disaring. Peletakan batang-batang tersebut diletakan secara miring, peletakan
ini dimaksudkan supaya penyaringan mudah dibersihkan dan memberikan luas
penyaringan yang lebih besar.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


20
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
b. Tangki Equalisasi
Semua limbah yang masuk ke dalam tangki ini berasal dari buffer tank
yang terdapat pada unit pengolahan limbah WWT IL Tangki cqualisasi ini
berguna untuk meredam atau mengendalikan perubahan (fluktuasi) laju alir dan
sifat limbah cair agar dicapai kondisi pengolahan yang optimum pada tahap
pengolahan selanjutnya, fasilitas equalisasi ini sangat penting di dalam
perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terutama bagi pabrik
yang pengeluaran limbahnya berfluktuasi tinggi.
Ukuran bak equalisasi ini dirancang harus dapat menampung dan meredam
perubahan-perubahan laju alir limbah yang diakibatkan oleh keanekaragaman
penjadwalan proses produksi konsentrasi yang pekat dan pembuangan yang
tidak beraturan (intermitten discharge). Sasaran penyamaan meliputi :
o Pencegahan pembebanan kejut (shock loading) bagi sistem perlakuan
biologi
o Pengendalian pH dan penyusutan kebutuhan bahan kimia untuk proses
netralisasi.
o Peredaman peningkatan laju untuk sistem perlakuan kimiawi.
o Pengendalian laju pembebasan limpahan ke lingkungan untuk
pemerataan beban
o Pencegahan konsentrasi bahan beracun yang tinggi masuk ke sistem
perlakuan biologi
Pada tangki equalisasi terdapat blower, dengan tujuan penambahan
oksigen dan untuk mencegah teriadinya pengendapan. Sedangkan limbah yang
masuk dilakukan beberapa pemeriksaan antara lain :
 PH yaitu derajat keasaman. Pemeriksaan pH ini penting karena yang
mempunyai pH rendah (asam) dan pH tinggi (basa) tidak dikehendaki
karena dalam penggunaannya secara teknis menyebabkan kerusakan
pada peralatan, dan pada proses dapat menyebabkan semua reaksi
kimia pada proses tidak berjalan bahkan dapat mempengaruhi proses
sedimentasi pada primary clarifier.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


21
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
 Padat tersuspensi (TSS) adalah banyaknya padatan yang terkandung di
dalam air
 COD (Chemical Oxygen Demand) adalah kandungan bahan organik
dan anorganik yang dapat dioksidasi yang terdapat di dalam air.
 BOD (Biological Oxygen Demand) adalah kandungan bahan organik
yang dapat diuraikan/didegradasi secara biokimia.
c. Tangki Pencampuran I (Mixing Tank I)
Pada tangki pencampuran ini terjadi proses kimia, dimana koagulan yang
ditambahkan adalah Alum Sulfat yang bersifat asam yang dapat mengikat
kotoran dan menetralisir pH yang tinggi. Pada tangki pencampuran ini terjadi
proses koagulasi. Koagulasi adalah proses penambahan zat kimia untuk
memperbesar ukuran partikel dan logam yang terdapat dalam air limbah,
sehingga mudah untuk dipisahkan antara padatan dengan cairan. Pada tangki
pencampuran ini dilakukan pengadukan dengan kecepatan tinggi, agar alum
dan zat-zat organik yang terdapat di dalam air limbah dapat tercampur dengan
sempurna, sehingga akan terbentuk flok flok yang mempercepat pengendapan.
d. Tangki Pecampuran II (Mixing Tank II)
Pada tangki pencampuran II ini juga terjadi proses kimia, tetapi zat yang
ditambahkan adalah ANP (Anionic Polymer). Polimer ini bermuatan negatif
dan berperan sebagai koloid biasanya bermuatan negatif, sehingga terjadi gaya
tolak-menolak, maka jika diberikan tenaga listrik melalui pengadukan pada
kecepatan tertentu yaitu 3 rpm, maka batas penolakan tersebut dapat ditembus
oleh partikel sehingga terjadi penggabungan membentuk partikel dengan
ukuran yang lebih besar. Proses kimia di tangki ini tidak terlalu besar
menurunkan COD.
e. Proses Penjernihan Pertama (Primary Clarifier)
Proses yang teriadi pada tahap ini adalah proses sedimentasi, yaitu
pemisahan padatan dari suatu suspensi dengan pengendapan akibat gaya
gravitasi. Agar terjadi pemisahan maka berat jenis zat padat tersuspensi harus
lebih besar dari cairan dimana zat itu berada. Sedimentasi dalam sistem
pengolahan limbah cair diterapkan pada tahap sebelum tahap pengolahan

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


22
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
biologi. Jenis pengendapan padatan tersuspensi tergantung pada sifat padatan,
konsentrasi dan kondisi alat pengendapan. Biasanya zat padat tersuspensi ini
mengandung bahan yang berasal dari bahan pengisi, serat, dan zat padat terlarut
dari komponen-komponen yang terlarut dan bahan-bahan aditif yang
ditambahkan, serta jumlah air limbah tergantung pada sistem sirkulasi air yang
digunakan dan jenis kertas yang diproduksi.
Air limbah yang akan diolah masuk ke bagian tengah dari bak
pengendapan ini, kemudian air mengalir ke bawah dan akhirnya ke samping
luar melalui saluran kecil di pinggir dalam bak pengendapan ini. Pada waktu
air mengalir ke permukaan, kotoran diendapkan ke dasar. Bak sedimentasi ini
dilengkapi dengan ruang flokulasi yang ditempatkan di tengah bak, kemudian
alat penggaruk (scrapper) yang bekeria secara mekanik berputar dengan
kecepatan dua atau tiga putaran peram, mendorong dan mengumpulkan lumpur
ke bagian tengah, dan kemudian dikeluarkan melalui lubang di tengah bawah,
dan selanjutnya dibuang ke sludge storage tank. Diameter bak edimentasi ini
biasanya antara 30-60 m, bak dengan diameter lebih dari 50 m mempunyai
resiko gangguan angin. Untuk menghindari terbawanya zat padat karena aliran
turbulen maka kedalaman bak antara 4-5 m, dengan bagian bawah miring ke
arah pusat. Kedalaman bak sedimentasi tidak mempengaruhi efisiensi.
f. Pumping Pit
Pumping Pit ini hanya sebagai bak penampung sementara yang berasal
dari Primary Clarifier dan sebagai pompa untuk mengalirkan air limbah
menuju menara pendingin (cooling tower).
g. Menara Pendingin (Cooling Tower)

Menara pendingin ini berfungsi untuk menurunkan temperatur, karena


proses ini sangat penting untuk pertumbuhan bakteri, dimana jika temperatur
terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka bakteri akan mati dan berkaitan dengan
proses selanjutnya Laju pertumbuhan mikroorganisme yang baik berlangsung
pada temperatur kira-kira 30-40 oC dimana keria enzim mulai dipengaruhi
h. Proses Biotreannent

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


23
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
Pengolahan air limbah secara biologi ujuan untuk mengurangi senyawa
organik terlarut dalam air limbah. Ada dua cara pokok yang digunakan dalam
pengolahan yaitu proses Oxic dan Anoxic. Penentuan anoxic dan oxic yang
lebih efektif dalam pengolahan suatu jenis air limbah tergantung kepada
karakteristik air limbah yang akan diolah terutama parameter BoD dan CoD
serta perbandingan antara kedua parameter tersebut.
Pengolahan air limbah secara biologi pada prinsipnya adalah
memanfaatkan populasi mikroorganisme yang dapat menguraikan zat organik
terlarut dalam air limbah menjadi bahan sekuler yang baru dan sumber energi.
Dalam sistem pengolahan, populasi mikroba yang tercampur merupakan
populasi yang heterogen yang selalu berubah sebagai respon terhadap
perubahan kondisi lingkungan dan karakteristik air limbah yang diolah. oleh
karena itu dapat ditemukan bermacam-macam jenis mikroorganisme, seperti
bakteri, ganggang, jamur, protozoa, dan lain-lain.
i. Tangki Penjernihan Akhir
Limbah yang masuk di dalam tangki akan diendapkan, lumpur bakteri
akan mengapung di atas permukaan dan lumpur aktif berada di dasar bak.
Lumpur mati akan dibuang ke tangki pembuangan dan yang aktif dialirkan ke
tangki lumpur daur ulang.
j. Scumpit
Scumpit ini merupakan got kecil yang berisi lumpur tidak aktif yang
berasal dari tangki penjernih akhir dan selanjutnya akan dibuang ke tangki
penyimpanan.
k. Tangki Lumpur Daur Ulang (Recycle Storage Tank)
Lumpur yang di sini berasal daritangki penjernih akhir dan akan dialirkan
ke tangki proses anaerobik, karena untuk recycle lumpur aktif yang dapat
digunakan kembali untuk proses penurunan kadar TSS, COD, dan BOD.
l. Pemekatan dan Pemisahan Lumpur (Sludge Thickener)
Lumpur yang berasal dari Lumpur daur ulang, dialirkan ke tangki
thickener karena tidak semua lumpur dapat dialirkan ke dalam tangki anoxic
oleh karena itu ke tangki thickener. Di sini teriadi pemekatan lumpur dan

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


24
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
cairan dengan tujuan dibuang jika dibuang ke dewatering (Dehydrator),
pengepresan dapat dilakukan dengan mudah.
m. Tangki Penyimpanan Lumpur (Sludge Storage Tank)
Tangki ini merupakan tangki penampung lumpur sementara yang berasal
dari scumpit dan pemisahan lumpur sebelum dilanjutkan ke dewaterug untuk
dilakukan pengepresan atau pemisahan antara padatan dengan cairan.
n. Dewatering (Dehydrator)
Dewatering ini berfungsi untuk menekan lumpur sehingga terjadi
pemisahan proses penekanan lumpur ini bertujuan untuk antara lumpur dan
cairan. Pada mengurangi kandungan air dalam lumpur, sehingga lumpur
menjadi lebih kering dengan kandungan air 70%. Pengeringan ini melalui
sabuk saringan bertekanan dengan dua tahap, yaitu :
 Daerah pengeluaran air (draining zone)
Pada daerah ini lumpur dikeringkan tanpa diberikan tekanan, selanjutnya
lumpur masuk ke daerah pengeringan bertekanan (pressing zone).
 Daerah pengeringan akhir (drying zone)
Lumpur dikeringkan dengan cara dijepit diantara dua sabuk, sambil
ditekan oleh gulungan secara bertahap di zona penekanan. Sebagai akhir dari
proses pengeringan, Lumpur selanjutnya memasuki daerah zona pengelupasan
dengan tujuan agar lumpur mudah dikelupas dan sabuk. Penambahan polimer
yaitu Polimer Kation (CNP) perlu dilakukan untuk membantu mempercepat
dan mempermudah pengeluaran air.
Kemudian akhir dari proses pengolahan limbah ini dibuang ke
penimbunan sam itu tanah sebagai media penerima buangan limbah padat.
Oleh karena itu ada persyaratan untuk lokasi lahan penimbunan, yaitu :
1. Lokasi jauh dari pemukiman penduduk.
2. Merupakan lahan yang tidak produktif.
3. Bukan merupakan daerah banjir.
4. Sesuai dengan tata ruang.
5. Secara biologi merupakan daerah yang stabil.
6. Bukan merupakan daerah resapan air tanah.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


25
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
7. Permeabilitas tanah rendah.
b. Limbah Berwujud Padat
Limbah padat seperti pengikat kawat pulp, dirijen, pelat kayu, seng,
potongan wire, plastik dan sisa kertas yang tercampur warnanya. Kertas
yang tercampur warnanya dikumpulkan menjadi satu yang akan dibuang ke
tempat penampungan untuk dijual kembali. Limbah hasil pengolahan
limbah cair yang berupa sludge akan dimanfaatkan sebagai pupuk untuk
tanaman padi, singkong dan lain-lain. Sedangkan limbah kawat besi, plastik
akan dikirim ke bagian General Affairs untuk disortir dan dijual.
Dari pengolahan limbah hasil produksi yang baik dalam
memperhatikan lingkungan sekitarnya, maka PT. Indah Kiat Pulp &
Paper,Tbk Tangerang Mill memperoleh sertifikasi ISO 14001 dalam hal
sistem manajemen lingkungan. Untuk permasalahan sampah ditangani oleh
seksi general affairs.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


26
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penyusunan makalah mengenai pengolahan limbah dan air pada PT.
Indah Kiat Pulp & Paper ini dapat disimpulkan :
1. Air merupakan kebutuhan utama dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk
Tangerang Mill dikarenakan seluruh proses produksi menggunakan air
sungai Cisadane yang terlebih dahulu melalui treatment. Ada dua jenis air
yakni fresh water (air bersih) dan proccess water (air proses). Pengolahan
fresh water ini menggunakan tangki sedemintasi berbentuk kerucut dengan
bantuan bahan kimia antara lain : Alum, Flokulan, NaOCl, dan NaOH.
2. Limbah yang dihasilkan oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper dibedakan
menjadi 2 yaitu, limbah cair dan limbah padat. . Contoh dari limbah B3
adalah Oli bekas, aki bekas dan bahan-bahan kimia hasil pengujian atau
kadaluarsa. Limbah padat seperti pengikat kawat pulp, dirijen, pelat kayu,
seng, potongan wire, plastik dan sisa kertas yang tercampur warnanya.
3. Pengolahan limbah pabrik kertas terdiri dari pengolahan limbah cair, limbah
padat, dan limbah gas. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi
diolah dengan menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
Sistem pengelolaan limbah cair berdasarkan unit operasinya dibedakan
menjadi tiga yaitu fisik, kimia, dan biologi. Penanganan dari pada limbah
dapat dikategorikan berdasarkan proses nya yakni proses primer, proses
sekunder, dan proses tersier.

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


27
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
DAFTAR PUSTAKA

Irfan Wahyudi dan M. Al Fatih. 2005. Proses Pengolahan Air Limbah (Waste
Water Treatment) PT. Indah Kiat Pulp dan Paper Serang Mill. Jurusan Teknik
Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Isyuniarto, dkk. 2007. Degradasi Limbah Cair Industri Kertas Menggunakan
Oksidan Ozon dan Kapur. Pustek Akselerator dan Proses Bahan – BATAN.
Laporan Tahunan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk tahun 2012
Margareta M. dkk. 2007. Analisis Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan Iso
14001 2004 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tangerang. Jurusan Teknik
Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan,
Universitas Trisakti. Volume 4 no. 2.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jtl/article/view/17566 (diakses
pada 22 April 2016)
Rahman, Syahri. 2015. Laporan Kerja Praktek PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk
– Tangerang. Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Sinuhaji, Ferdinan. Pemanfaatan Serat Limbah Industri Pulp menjadi Karton.
Staf Pengajar Departemen Fisika FMIPA USU.
http://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId
/1559/0216-3128-2007-3-055.pdf.pdf. (diakses pada 22 April 2016)
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=105852&val=5122. (diakses
pada 23 April 2016)
http://srisulistr.blog.upi.edu/2015/11/14/teknologi-penolahan-limbah-pengolahan-
limbah-pada-proses-produksi-kertas/
http://www.walhi.or.id/jejak-lingkungan-selembar-kertas.html

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS


28
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)

Anda mungkin juga menyukai