Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

PENGARUH NIKOTIN DAN ALKOHOL TERHADAP LAJU


ALIR DARAH IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air semester ganjil

Disusun oleh :
Annisa Nursyahbani 230110160080
Meri Alex Sandra 230110160125
Widy Lestari 230110160128

Kelas :
Perikanan B / Kelompok 7

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada
waktunya. Laporan praktikum ini berjudul “Pengaruh Nikotin dan
Alkohol Terhadap Laju Alir Darah Ikan Mas ( Cyprinus carpio)”.
Laporan praktikum ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum
mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Penyusunan laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang telah bekerja sama mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya. Untuk
itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini. Sebagai sebuah karya, laporan ini akan
terus berproses, tentunya dengan masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak.
Demikian laporan praktikum ini disusun yang disesuaikan dengan format laporan
yang diberikan oleh asisten laboratorium.
Semoga dengan dibuatnya laporan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat khususnya bagi pengembangan pengetahuan di bidang perikanan dan
umumnya bagi semua pihak.

Jatinangor, 2 Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 1
1.3 Kegunaan..................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas ...................................................................................... 3
2.1.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Mas ............................................ 3
2.1.2 Morfologi Ikan Mas .................................................................... 4
2.2 Sistem Peredaran Darah Ikan ...................................................... 5
2.3 Aquadest ...................................................................................... 13
2.4 Nikotin ........................................................................................ 13
2.5 Alkohol........................................................................................ 14
III BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu ...................................................................... 16
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 16
3.2.1 Alat-alat Praktikum ..................................................................... 16
3.2.2 Bahan-bahan Praktikum .............................................................. 16
3.3 Metode Praktikum ....................................................................... 17
3.3.1 Metode Observasi........................................................................ 17
3.3.2 Metode Literatur.......................................................................... 17
3.4 Prosedur Praktikum ..................................................................... 17
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
I.1 Hasil ............................................................................................ 18
I.1.1 Hasil Kelompok .......................................................................... 18
4.1.2 Hasil Kelas .................................................................................. 18
I.2 Pembahasan ................................................................................. 19
4.2.1 Pembahasan Data Kelompok ...................................................... 19
4.2.2 Pembahasan Data Kelas .............................................................. 20
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 22
5.2 Saran ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 23
LAMPIRAN ........................................................................................ 24

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1 Alat yang digunakan dalam praktikum ....................................... 16


2 Bahan yang digunakan dalam praktikum .................................... 16
3 Data kelompok mengenai laju aliran darah Ikan Mas (Cyprinus
carpio) ........................................................................................ 19
4 Data kelas mengenai laju aliran darah Ikan Mas (Cyprinus carpio)
..................................................................................................... 19

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1 Ikan Mas ....................................................................................... 3


2 Morfologi Ikan Mas ..................................................................... 4
3 Sistem Peredaran Darah Ikan ....................................................... 5
4 Diagram Jantung Ikan .................................................................. 6
5 Pembuluh Darah Ikan ................................................................... 8
6 Komponen Penyusun Darah Ikan................................................ 11
7 Akuadest ...................................................................................... 13
8 Nikotin ........................................................................................ 14
9 Alkohol........................................................................................ 15
10 Grafik Rata-Rata Alir Darah Ikan Mas Kelompok 7 .................. 19
11 Grafik Rata-Rata Alir Darah Ikan Mas Kelas B ......................... 20
12 Grafik Rata-Rata Alir Darah Ikan Mas Kelas B ......................... 20

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Alat dan bahan kegiatan ............................................................. 24


2 Kegiatan praktikum .................................................................... 24
3 Data Kelompok .......................................................................... 27
4 Data Kelas .................................................................................. 27

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisiologi Hewan Air adalah ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan
cara kerja dari organ, jaringan dan sel dari suatu organisme (ikan sebagai hewan
air). Termasuk dalam Fisiologi Hewan Air adalah penyesuaian diri terhadap
lingkungan (adaptasi), metabolisme, peredaran darah, respirasi, Reproduksi dan
Pengambilan makanan (nutrisi).
Salah satu proses fisiologi yang terjadi baik dalam tubuh ikan maupun biota
perairan lainnya adalah sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah pada semua
organisme merupakan proses fisiologis yang sangat penting. Untuk melakukan
aktivitas, sel, jaringan, maupun organ membutuhkan nutrisi dan oksigen. Bahan-
bahan ini dapat disuplai hanya bila peredaran darah berjalan normal. Karenanya,
semua fungsi dari setiap organ dalam tubuh kadang-kadang dapat dilihat pada
darah.
Sistem peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal dan tertutup.
Disebut tunggal berarti bahwa darah mengalir dari jantung ke insang kemudian ke
seluruh tubuh dan akhirnya kembali ke jantung. Sedangkan disebut peredaran darah
tertutup karena darah tidak pernah keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada
hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya.
Pengukuran yang paling sering dilakukan dalam penelitian sistem sirkulasi
darah adalah tekanan dan aliran. Dalam percobaan ini akan dibuktikan bagaimana
pengaruh alkohol yang bersifat fasa dilatasi dan nikotin yang bersifat fasa konstriksi
akan mempengaruhi laju alir darah.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati pengaruh penambahan
larutan alkohol dan nikotin pada pembuluh arteri atau vena sirip ekor ikan mas
(Cyprinus carpio) terhadap laju alir darah dibandingkan dengan penambahan
aquadest sebagai kontrol.

1
2

1.3 Kegunaan
Kegunaan dari praktikum ini adalah praktikan mengetahui pengaruh
penambahan larutan alkohol dan nikotin terhadap laju alir darah ikan mas yang
diamati pada bagian sirip caudal ikan mas (Cyprinus carpio) dibandingkan dengan
penambahan aquadest sebagai kontrol.
3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Ikan Mas


2.1.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Mas
Ikan mas merupakan ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang, sedikit
pipih ke samping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 SM, di
Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara tahun 1920. Ikan mas yang terdapat
di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan, dan
Jepang (Susanto 2007).

Gambar 1. Ikan Mas


(Sumber : bppisukamandi.kkp.go.id)

Klasifikasi ikan mas menurut (Susanto 2007) adalah sebagai berikut:


Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya
tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau
danau. Ikan mas dapat hidup dengan baik dengan ketinggian 150-600 meter

3
4

di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan
air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai
yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa
berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik.
Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar
dan tepi perairan.

2.1.2 Morfologi Ikan Mas

Gambar 2. Morfologi Ikan Mas


(Sumber : http://4.bp.blogspot.com/morfologi-ikan-mas.jpg)

Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis
penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Ikan Mas termasuk famili Cyprinidae
yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan Mas berbentuk memanjang dan sedikit
pipih ke samping (Compressed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal),
dan dapat disembulkan, bagian mulut dihiasi dua pasang sungut, yang kadang-
kadang satu pasang diantaranya kurang sempurna dengan warna badan yang sangat
beragam.
Tubuh ikan Mas dibagi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan
ekor. Pada kepala terdapat alat-alat, seperti sepasang mata, sepasang cekung
hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang,
sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari
luar. Jaringan tulang atau tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan
5

ada yang berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan
anggota gerak yang bebas (Santoso 1993: 12-13).
Pada seluruh bagian tubuh ikan mas diselimuti oleh sisik. Sisik ikan mas ini
memiliki ukuran yang besar, jika dibandingkan dengan sisik ikan yang lain akan
sangat terlihat perbedaannya. Bentuk ekor ikan mas ini memiliki bentuk yang
berlekuk tunggal. Memiliki sirip punggung yang memanjang. Letak sirip
punggungnya berseberangan dengan letak sirip perutnya. Letak sirip perutnya
sangat dekat dengan sirip dadanya. Terdapat operkulum dan properkulum pada sirip
dadanya. Untuk menampung makanan, ikan mas menggunakan lambung palsunya.
Insang ikan mas terdiri dari beberapa bagian seperti tulang lengkung insang, tapis
insang, dan lembaran daun insang.

2.2 Sistem Peredaran Darah Ikan


Sistem peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal dan tertutup.
Disebut tunggal berarti bahwa darah mengalir dari jantung ke insang kemudian ke
seluruh tubuh dan akhirnya kembali ke jantung. Sedangkan disebut peredaran darah
tertutup karena darah tidak pernah keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada
hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya. Darah yang kaya akan oksigen
memasok bagian kepala melalui arteri carotid, dan memasok bagian badan melalui
percabangan aorta dorsalis.

Gambar 3. Sistem Peredaran Darah Ikan


(Sumber : www.cpuik.com)
6

Secara umum sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang
terdiri atas sebuah pompa, pipa, katup, dan cairan. Meskipun jantung teleostei
terdiri atas empat bagian. Namun pada kenyataanya mirip dengan satu silinder atau
pompa piston tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka
daerah dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari
tekanan arteri, dan tekanan arteri lebih besar dari tekanan arterionale. Akibat adanya
perbedaan tekanan maka aliran darah dapat terjadi.
Ada tiga komponen utama dalam sistem peredaran darah yaitu jantung,
pembuluh darah, dan darah.
a. Jantung
Jantung terletak di bagian posterior lengkung insang. Umumnya terdapat di
belakang insang, di bagian depan rongga badan, dan di atas ithmus. Organ jantung
dilapisi oleh selaput tipis yang disebut perikardium. Kontrol terhadap jantung
didasarkan pada dua mekanisme, yakni adrenergik dan cholinergik. Adrenergik
merangsang otot jantung berkontraksi sehingga jantung memompa darah dengan
menguncupkan jantung (pengosongan darah di jantung = sistole) sedangkan
cholinergik menyebabakan relaksasi yaitu pengenduran otot jantung (pengisian
darah ke jantung = diastole). Kedua proses yang saling bertentangan ini
menyebabkan jantung dapat memompa darah dan mengisinya kembali.

Gambar 4. Diagram Jantung Ikan


(Sumber : perpustakaancyber.blogspot.com)
7

Jantung pada ikan terdiri dari dua ruangan yang terletak di bagian posterior
lengkung insang, di bagian depan rongga badan dan di atas Ithmus. Kedua ruang
tersebut ialah atrium yang berdinding tipis dan ventricle yang berdinding tebal.
Ruangan ini berurutan dari belakang ke depan, yaitu:
Sinus venosus
Adalah ruang tambahan atau kantung yang berdinding tipis, hampir tidak
mengandung jaringan otot. Darah dari seluruh tubuh masuk di sinus venosus
melalui sepasang ductus Cuvieri yang masuk di bagian lateral, dan sepasang sinus
hepaticus yang masuk pada dinding posterior dari sinus venosus. Vena coronaria
yang datang dari dinding otot jantung, juga masuk dari sinus venosus. Dari sini
darah melalui lubang sinus atrial masuk ke dalam atrium. Atau dengan kata lain
bahwa kantung berdinding tipis ini berfungsi untuk menampung darah dari duktus
cuvieri dan vena hepatika, dan kemudian mengirimkan darah tersebut ke atrium.
Atrium
Antara sinus venosus dan atrium terdapat katup yang dinamakan katup
sinuatrial. Katup ini berfungsi untuk mengatur aliran darah dari sinus venosus ke
atrium dan mencegah aliran tersebut berbalik. Atrium adalah ruang tunggal yang
dindingnya relatif tipis, terletak di bagian anterior dari sinus venosus. Atrium relatif
lebih luas daripada sinus venosus. Dinding atrium juga sedikit lebih berotot
dibandingkan sinus venosus. Darah dari atrium melalui lubang atrioventrikular
diteruskan ke dalam rongga ventrikel. Lubang ini dijaga oleh klep atau katup
atrioventrikular, supaya aliran darah tidak kembali ke rongga atrium.
Ventrikel
Adalah ruang berdinding tebal, berotot, dan kuat. Dinding ini dibentuk oleh
dua lapisan otot yaitu lapisan otot luar yang disebut korteks dan lapisan otot dalam
yang dinamai miokardium spongi. Korteks adalah otot jantung yang relatif tebal
dan sangat berkembang pada spesies ikan yang aktif seperti tuna (Ethynnus
pelamis). Ventrikel menerima darah hanya dari atrium saja dan memompakan darah
melalui aorta ventral ke insang. Bagian ini menerima darah dari atrium melalui
atrioventricular. Ujung anterior dari ventrikel tumbuh memanjang dan berdinding
tebal, di dalamnya terdapat suatu seri klep semilunar.
8

Conus Arteriosus
Pada Elasmobranchii, conus arteriosus berkembang denga baik, tetapi tidak
mempunyai bulbus arteriosus. Pada sebagian ikan Teleostei conus arteriosus sudah
tereduksi menjadi suatu struktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus
(perluasan sebagian dari aorta ventralis) berkembang dengan baik.
b. Pembuluh Darah

Gambar 5. Pembuluh Darah Ikan


(Sumber : budisma.net)

Ada tiga bentuk pembuluh darah ikan yaitu arteri (pembuluh nadi), vena
(pembuluh balik), dan kapiler. Arteri adalah pembuluh yang dilalui oleh darah yang
berasal dari insang. Vena adalah pembuluh darah yang dilewati oleh darah yang
menuju jantung. Dua pembuluh ini mengalir di sepanjang tubuh ikan. Kapiler
adalah bagian dari percabangan pembuluh darah yang merupakan tempat terjadinya
pertukaran zat (gas dan nutrien) antara darah dengan jaringan atau sel.
Sistem Arteri
Pembuluh darah arteri merupakan pembuluh yang dilewati darah yang
keluar dari insang dan menuju ke bagian-bagian tubuh. Pembuluh ini terdiri dari
tiga lapisan yaitu bagian dalam (intima) yang memiliki lapisan endotelium dan sub-
endotelium; media yang mengandung sejumlah otot licin atau otot polos; dan
adventris yang merupakan bagian terluar. Arteri dikelompokkan berdasarkan
9

posisinya pada tubuh, yaitu arteri brankial, arteri sefalik, arteri pada bagian badan,
dan arteri pada bagian ekor.
 Arteri Brankial
Arteri brankial adalah arteri yang terletak di sekitar insang.
 Arteri Sefalik
Arteri sefalik adalah arteri yang terdapat di bagian kepala. Arteri ini
meliputi efferent hioidean, orbital, orbito nasal, pseudobrankial efferent,
optalmik, optik, serebral, mandibular, dan hipobrankial.
 Arteri pada Bagian Badan dan Ekor
Aorta dorsalis merupakan pembuluh darah utama mengalirkan darah
beroksigen tinggi ke badan dan ekor. Penjuluran ini mengarah ke bagian
belakang hingga ke bagian ekor melalui bagian bawah vertebra. Secara
khusus aorta pada bagian ekor disebut aorta kaudalis. Percabangan dari
aorta dorsalis tersebut antara lain meliputi arteri subklavian, coeliac,
mesentarik, iliac, dan segmenter. Arteri coeliac merupakan arteri yang
berukuran besar dan pendek. Arteri ini paling sedikit terdiri atas dua cabang
utama yang menuju ke organ-organ dalam. Cabang pertama adalah gastro-
hepato splenik yang mengirimkan satu cabang ke hati dan kemudian
bercabang-cabang dalam limpa dan dinding lambung. Cabang kedua adalah
arteri intestinal anterior, yang cabang-cabangnya keluar secara mendatar ke
dinding bawah usus, lambung, dan limpa. Arteri mesenterik muncul di
bagian belakang kepala dan percabangannya menuju gonad dan sisi usus
bagian atas. Arteri iliac menuju ke arah belakang, mengaliri rektum dan
kloaka. Arteri segmenter menempel pada aorta dorso-kaudal dan menyebar
ke dalam mioseptum untuk memasok otot bagian ekor. Percabangannya
masuk ke dalam ruas vertebra dan mengaliri duri tulang dan yang lainnya
menuju ke sirip tunggal.
Sistem Vena
Struktur vena sama halnya dengan arteri, namun mempunyai dinding yang
lebih tipis dan rongga yang lebih besar dibandingkan arteri pada ukuran diameter
yang sama. Bagian dalam vena yang mendapat tekanan hidrostatik tinggi umumnya
10

kaya akan jaringan elastis dan otot polos, serta memiliki klep-klep (lipatan
endotelium yang pada bagian tengahnya mengandung kolagen dan elastik).
Disamping itu dinding vena umumnya dapat berkontraksi secara aktif tidak hanya
untuk mempertahankan tekanan darah dalam sistem vena, tetapi juga menolong
memompakan darah dari dinding ke jantung.
Vena pada bagian kepala seperti vena fasial dan vena orbital, menyatu pada
duktus cuvieri dan dari sini melalui sinus venosus menuju ke jantung. Darah dari
ekor berkumpul pada vena kaudalis. Vena kaudal ini berhubungan dengan dua vena
kardinal posterior yang keluar dari sinus venosus. Pertemuan antara vena yang satu
dengan vena lainnya dapat terjadi secara langsung atau melalui perantara suatu
jaringan kapiler yang terletak dalam organ ginjal. Keadaan ini menghasilkan suatu
sistem porte renal. Pertemuan antara vena pada organ hati menghasilkan suatu
sistem porte hepatik. Kedua sistem ini (porte renal dan porte hepatik) menyaring
darah dalam vena sebelum kembali ke jantung. Vena kardinal posterior
berhubungan dengan vena kardinal anterior atau vena jugularis yang membentuk
pengumpul pada bagian badan dari vena sefalik.
Sistem Limfatik (Getah Bening)
Getah bening (lymph) dikumpulkan dari semua bagian tubuh oleh suatu
sistem ductus dan sinus berpasangan dan tidak berpasangan yang akhirnya kembali
ke aliran darah utama. Tidak seperti vertebrata yang lebih tinggi, ikan tidak
mempunyai tonjolan limfatik (lymph nodes). Ikan bertulang sejati memiliki
pembuluh limfatik subcutane, submuscular, dan viseral yang betul-betul berbeda
dari sistem vena.
c. Darah
Darah merupakan suspensi berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh
darah. Warna merah ini dapat berubah-ubah, kadang-kadang berwarna merah tua
dan kadang-kadang berwarna merah muda. Hal ini tergantung pada kadar oksigen
dan karbon dioksida yang terkandung di dalamnya. Darah adalah salah satu
komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di
dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon,
pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan
11

karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah
memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang
masuk ke dalam tubuh.
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel, dan partikel yang
menyerupai sel yang mengalir dalam arteri, vena, dan kapiler, yang mengirimkan
oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbondioksida serta hasil
limbah lainnya. Darah mengangkut bermacam bahan, termasuk ion anorganik dan
sejumlah senyawa organik seperti hormon, vitamin, dan beberapa protein plasma
yang mencapai 2-6 g per 100 ml (Bond, 1979).

Gambar 6. Komponen Penyusun Darah


(Sumber : nanggochain.blogspot.com)

Darah tersusun atas plasma dan tersusun atas sel darah. Sel darah mencakup
eritrosit, leukosit, dan trombosit; sedangkan plasma darah mengandung sekitar 90%
air dan berbagai zat terlarut atau tersuspensi di dalamnya.
Plasma Darah
Plasma adalah cairan bening yang mengandung bagian dari sel-sel darah,
mineral terlarut, hasil serapan dari proses pencernaan, produk sisa jaringan, hasil
sekresi khusus, enzim, antibodi, dan gas-gas terlarut. Plasma darah mengandung
sekitar 90% air dan berbagai zat terlarut atau tersuspensi di dalamnya. Ikan
mempunyai kadar protein plasma yang rendah dibandingkan dengan vertebrata lain
yang tingkatnya lebih tinggi. Protein plasma darah ikan adalah albumin (pengendali
tekanan osmotik), lipoprotein (pembawa lemak), globulin (pengikat heme),
ceruloplasmin (pengikat Cu), fibrinogen (bahan pembeku darah), dan ioduroforin
(hanya pada ikan, pengikat yodium anorganik).
12

Sel Darah
Sel darah meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keping darah (trombosit). Sel darah merah pada ikan berbentuk lonjong dan berinti
dengan diameter 7 – 36 mikron (tergantung spesies ikannya). Sel darah merah
mengandung beberapa substansi yaitu glukosa, enzym katalase, enzym karbonik
anhydrase, dan garam organik serta anorganik. Sel darah merah pada ikan stadia
dewasa berbentuk oval dan tipis. Warna merah dari darah disebabkan oleh
hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit. Jumlah eritrosit tiap mm3 darah berkisar
antara 20.000 – 3.000.000. Pengangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada
komponen Fe pada hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat di dalam
eritrosit.
Selain mengandung sel darah merah, darah ikan juga mengandung beberapa
tipe sel darah yang tidak berwarna (sel darah putih atau leukosit). Seluruh tipe sel
darah ini berbentuk lonjong hingga membulat. Sel darah putih mencakup empat
jenis yakni granulosit, trombosit, limfosit, dan monosit. Berdasarkan reaksi
pewarnaannya granulosit terdiri atas neutrofil (paling umum), asidofil (eosinofil),
dan basofil (jarang ditemukan pada ikan, kecuali pada sedikit ikan laut). Granulosit
bersifat fagosit, terlibat dalam melawan penyakit, dan meningkat jumlahnya bila
ikan terinfeksi oleh bakteri. Limfosit berbentuk lonjong. Limfosit bervariasi
ukurannya. Limfosit membentuk dua kelompok; kelompok pertama berkaitan
dengan pmbentukan antibodi dan kelompok yang lain berkaitan dengan kekebalan
sel. Monosit berbentuk lonjong. Monosit berperan sebagai makrofagus terhadap
partikel asing.
Trombosit berukuran kecil dan berjumlah kira-kira setengah dari seluruh
leukosit ikan dan berperan dalam proses pembekuan darah. Trombosit mengandung
suatu bahan kimiawi yang mendorong konversi protrombin menjadi trombin.

2.3 Akuadest
13

Akuadest adalah air murni yang di dapat dari penggabungan 2 hidrogen dan
1 oksigen (H2O) yang memiliki kandungan logam 0 ppm dan mempunyai pH 7
(netral).

Gambar 7. Aquadest
(Sumber : www.ecs7.tokopedia.net)

Cara pembuatannya yaitu dengan cara proses penyulingan atau destilasi.


Destilasi (penyulingan) adalah proses pemisahan komponen dari suatu campuran
yang berupa larutan cair-cair dimana karakteristik dari campuran tersebut adalah
mampu bercampur dan mudah menguap, selain itu komponen-komponen tersebut
mempunyai perbedaan tekanan uap dan hasil dari pemisahannya menjadi
komponen-komponennya atau kelompok-kelompok komponen.

2.4 Nikotin
Nikotin adalah sebuah senyawa kimia organik, sebuah alkoloid yang
ditemukan secara alami diberbagai macam tumbuhan seperti tembakau dan tomat.
Nikotin merupakan 0,3 sampai 5% dari berat kering tembakau yang berasal dari
hasil biosintesis di akar dan diakumulasikan di daun. Nikotin merupakan racun
syaraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida.
Nikotin yang terkandung dalam tembakau adalah sebuah substansi psikoaktif yang
menghasilkan pola ketergantungan, toleransi dan withdrawal-sebuah gangguan
penggunaan nikotin (Schmitz, Schneider dan Jarvik, 1997).
14

Gambar 8. Nikotin
(Sumber : www.intaste.de)

Efek nikotin menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan


denyut jantung dan tekanan darah, serta dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan pada paru-paru, jantung, dan pembuluh darah. Nikotin merangsang saraf
simpatis sehingga menyebabkan fase konstriksi pembuluh darah yang
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer sehingga meningkatkan tekanan
darah.

2.5 Alkohol
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh
rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih
yang tinggi dibandingkan alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan
antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R –
OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol,
semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air,
metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit
larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam
segala perbandingan (Brady 1999).
15

Gambar 9. Alkohol
(Sumber : www.alatkesehatan.id)

Alkohol 70% merupakan larutan yang keras yang langsung dapat


mematikan sistem kerja aliran darah secara cepat. Alkohol menyebabkan fase
dilatasi yang dimana akan mengakibatkan pembuluh darah melebar sehingga aliran
darah menjadi lebih lambat, dalam jumlah yang besar alkohol dapat menyebabkan
aliran darah menjadi lambat hingga menyebabkan kematian.
16

BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Pelaksanaan kegiatan praktikum fisiologi hewan air mengenai pengaruh
penambahan nikotin dan alkohol terhadap laju alir darah ikan mas (Cyprinus
carpio), dilaksanakan pada Selasa, 26 September 2017 pukul 07.30 – 09.30 WIB
dan bertempat di Laboratorium Akuakultur Air Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat-alat Praktikum
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum
No Nama Alat Fungsi
1. Mikroskop Alat untuk mengamati laju alir darah
2. Petridish Tempat menaruh ikan pada saat diamati
3. Hand counter Menghitung laju alir darah
4. Beaker glass Tempat menaruh ikan yang akan diamati
5. Stop watch Mengamati waktu
6. Pipet tetes Alat untuk mengambil aquades, larutan alkohol 70%, dan
larutan niktoin

3.2.2 Bahan-bahan Praktikum


Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum
No Nama Bahan Fungsi
1. Benih ikan mas Objek yang akan diamati
2. Aquades Sebagai control
3. Larutan alkohol 70% Penguji laju alir darah
4. Larutan nikotin Penguju laju alir darah
5. Kapas Menutup operculum benih ikan mas

16
17

3.3 Metode Praktikum


3.3.1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk pengumpulan data
dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan 2004). Metode praktikum yang
digunakan adalah metode observasi dengan melakukan tiga perlakuan pada ikan
yang sama secara berurutan dan bergantian dengan aquadest, satu tetes larutan
nikotin, satu tetes larutan alkohol 70 % pada bagian sirip ekor lalu diamati laju alir
darahnya dengan mikroskop dan dihitung laju alir darahnya dengan stop watch pada
setiap perlakuan, masing-masing perlakukan dilakukan tiga kali pengulangan
selama 3 menit.

3.3.2 Metode Studi Literatur


Metode studi literature adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-
data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topic yang diangkat dalam satu
penelitian (Girindra 2015). Metode praktikum yang digunakan adalah studi literatur
dengan mengumpulkan hasil yang didapatkan sebanyak 22 kelompok lalu hasil
dibandingkan dengan hasil penelitian yang sebanding dengan sumber-sumber yang
informatif dan dapat dipertanggung jawab kebenarannya.

3.4 Prosedur Praktikum


Prosedur dalam praktikum penambahan nikotin dan alkohol dalam laju
aliran darah pada ikan mas (Cyprinus carpio) sebagai berikut:

Disiapkan mikroskop dalam posisi sudah fokus

Diambil seekor ikan mas dan ditutupi insangnya dengan


menggunakan kapas basah lalu diletakkan dalam petridish lalu
diamati aliran darah pada bagian sirip ekor ikan mas.

Dibasahi sirip ekor dengan akuades lalu dihitung jumlah aliran darah
permenit yang melalui satu tempat tertentu diulangi sebanyak tiga
kali.
Diteteskan larutan ikotin secukupnya pada sirip ekor ikan mas lalu diamati
dan dihitung jumalah aliran darah yang melewati satu tempat tertentu diulangi
sebanyak tiga kali.

Dibilas sirip ekor dengan akuades agar sirip ekor ikan mas terbebas dari pengaruh nikotin lalu
diteteskan alcohol 70% secukupnya pada sirip ekor ikan tersebut kemudian diamati dan
dihitung jumalah aliran darah yang melewati satu tempat tertentu diulangi sebanyak tiga kali.

18
19

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Hasil Kelompok
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data hasil
pengamatan kelompok 7 laju aliran darah ikan mas (Cyprinus carpio) sebagai
berikut :

250
Laju alir darah (per menit)

199.3 202
200
150 136

100
50
0
Akuades Nikotin Alkohol
Perlakuan

Gambar 10. Grafik rata-rata alir darah ikan mas kelompok 7

4.1.2 Hasil Kelas


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data hasil
pengamatan Kelas Perikanan B (data seluruh kelompok) laju aliran darah ikan mas
(Cyprinus carpio) sebagai berikut :
20

253.33

271.5
270

234.67
230.67
300

260

256
221.33
206.67

205.33
199.33
229
225
187.33
186.33
213

193.5
180.33
250

186.5
173.67

199
165.33
162.67

191
153.33
182

173
166
134.33

130.67
200
Rata-rata

148
136
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kelompok

Aquades Nikotin Alkohol

Gambar 11. Grafik Rata-Rata Alir Darah Ikan Mas Kelas B


275.67

282.67
245.5

231.33

300
228.5

205.67
199.33

199.33
203.5
221

190.33

184.33
250
206
204

172.33

170.33
169.67

153.67

146.67

146.33
141.67

141.33
170

169
134.33
200
Rata-rata

117.33
118.5

128
125

150
91.33
89.5

100
64

50
0
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kelompok

Aquades Nikotin Alkohol

Gambar 12. Grafik Rata-Rata Alir Darah Ikan Mas Kelas B

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Data Kelompok
Hasil pengamatan pada kelompok kami
a. Rata-Rata Alir Darah Ikan Mas Penambahan Akuades 199.3/menit.
b. Rata-Rata Alir Darah Ikan Mas Penambahan Nikotin 202/menit.
21

c. Rata-Rata Alir Darah Ikan Mas Penambahan Alkohol 136/menit


Hasil pengamatan yang diberi tiga perlakuan yang dilakukan pengulangan
selama tiga kali, pertama yaitu dengan penambahan akuades sebagai kontrol
dimana laju aliran darah ikan normal berkisar antara 199.3/menit, tetapi saat
perhitungan pada menit ke 2 dan ke 3 terjadi penurunan yang tidak dratis, hal ini
dikarenakan ikan kekurangan kandungan oksigen dan ikan terlihat mulai stress
akibat pengaruh kondisi lingkungan luar.
Kedua, hasil pengamatan dapat terlihat bahwa ikan yang diberi perlakuan
menggunakan larutan nikotin memilliki aliran darah 202/menit, aliran darah yang
teramati di bawah mikroskop semakin cepat artinya laju peredaran meningkat. Hal
ini dikarenakan nikotin adalah senyawa alkaloid toksis dari senyawa tembakau,
nikotin mempunyai pengaruh utama terhadap otak dan sistem saraf karena nikotin
yang diberikan pada ekor ikan memicu respon pada Asetilkolin yang terdapat pada
sel postganglionic dan sel pada kelenjar adrenal yang mensekresikan hormon
adrenalin. Efek dari sekresi adrenalin pada pembuluh darah ikan adalah terjadinya
fasa kontriksi yaitu sebuah kondisi dimana terjadi penyempitan pada pembuluh
darah yang memicu jantung untuk memompa darah lebih cepat sehingga
mengakibatkan laju aliran darah menjadi semakin cepat pula. Nikotin yang terbawa
dalam aliran darah dapat mempercepat denyut jantung ( dapat mencapai 20 kali
lebih cepat dari keadaan normal) dan penyempitan pembuluh darah (Nururrahmah
2014). Pemberian satu tetes nikotin pada ikan dapat ditoleren pada tubuh ikan, tetapi
jika lebih dari dosis yang dapat ditoleren dari tubuh ikan, dapat menyebabkan
kematian.
Ketiga, ikan diberi alkohol 70% kami melihat adanya panambahan alur
aliran darah yang mengalir menjadi 179/menit. Hal tersebut tidak sesuai dengan
sifat alkohol yaitu dilatasi yang dapat menghambat aliran darah hipotesis kelompok
kami hal ini terjadi karena alir darah masih berada kepengaruhannya pada
pemberian nikotin sebelumnya. Alur aliran darah semakin menurun ketika diberi
penambahan alkohol, tapi ketika menit ke 2 dan menit ke 3 terlihat penurunan yang
dratis menjadi 98/menit dengan penambahan alkohol, dan hal ini terjadi karena
alkohol merupakan depresan bagi sistem syaraf dan aktifitas kardiovaskular, saat
22

diberikan dengan dosis rendah, alkohol dapat bersifat stimulant, pemberian alkohol
dosis rendah pada ekor ikan mengakibatkan terjadinya fasa dilatasi pada pembuluh
darah yaitu sebuah kondisi dimana pembuluh darah mengalami pelebaran sehingga
darah mengalir lebih lambat dari kondisi normal, alkohol merupakan zat yang dapat
menyebabkan hipotensi dimana pembuluh darah akan melebar dan menyebabkan
aliran darah melambat bahkan hingga kematian (Anggraeny, dkk 2013).

4.2.2 Pembahasan Data Kelas


Data yang kami peroleh sebanyak 22 kelompok, kami akan membahas data
kelompok 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, dan 22.
Berdasarkan data yang diperoleh kelompok 1 diperoleh data rata-rata aliran darah
pada penambahan akuades sebesar 230,7/menit penambahan larutan nikotin sebesar
270/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 213/menit. Data yang diperoleh
tersebut dapat terlihat bahwa ikan yang didapat oleh kelompok 1 adalah ikan yang
aktif, karena hasil perbedaan yang tidak terlalu jauh ketika diberi perlakuaan
penambahan nikotin dan dibandingkan dengan akuades sebagai kontrol, serta
penambahan alkohol 70% dan dibandingkan dengan akuades sebagai kontrol, ikan
yang aktif akan memerlukan tingat oksigen yang tinggi dan aliran jantung akan
semakin cepat dari ikan yang pasif.
Data yang diperoleh oleh kelompok 2 diperoleh data rata-rata aliran darah
pada penambahan akuades sebesar 187,3/menit penambahan larutan nikotin sebesar
253,3/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 186,3/menit. Dari data tersebut
terlihat penambahan nikotin dapat mempercepat laju aliran darah. Hal ini
dikarenakan nikotin adalah senyawa alkaloid toksis dari senyawa tembakau, nikotin
mempunyai pengaruh utama terhadap otak dan sistem saraf, Nikotin yang terbawa
dalam aliran darah dapat mempercepat denyut jantung ( dapat mencapai 20 kali
lebih cepat dari keadaan normal) dan penyempitan pembuluh darah (Nururrahmah
2014). Penambahan Alkohol 70% pada kelompok ini dari data tidak terjadi
perbedaan yang jauh dari ikan yang diberi akuades sebagai kontrol, Alkohol 70%
seharusnya dapat mempengaruhi laju aliran darah menjadi lambat bahkan kematian
(Anggraeny, dkk 2013). Kelompok 2 terjadi kesalahan yang mungkin dikaenakan
23

ikan yang didapat pada penambahan alkohol 70% adalah ikan yang berbeda dan
pemberian alkohol 70% langsung dilakukan tanpa dilakukan penambahan nikotin
sebelumnya, yang harusnya dilakukan agar data yang didapat sesuai dengan ikan
yang mati sebelumnya, karena ikan yang baru masih memilliki tingkat oksigen yang
tinggi dan laju aliran darahnya pun normal.
Data yang diperoleh oleh kelompok 3,7,10,11,12,13,14,15,16,20 dan 21
diperoleh data rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 206,7/menit
penambahan larutan nikotin sebesar 234,7/menit dan penambahan Alkohol 70%
sebesar 173,7/menit pada kelompok 1. Rata-rata aliran darah pada penambahan
akuades sebesar 199,3/menit penambahan larutan nikotin sebesar 205,3/menit dan
penambahan Alkohol 70% sebesar 136/menit pada kelompok 7. Rata-rata aliran
darah pada penambahan akuades sebesar 193,5/menit penambahan larutan nikotin
sebesar 271,5/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 148/menit pada
kelompok 10. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 191/menit
penambahan larutan nikotin sebesar 256/menit dan penambahan Alkohol 70% tidak
dilakukan pada kelompok 11 karena waktu yang terbatas. Rata-rata aliran darah
pada penambahan akuades sebesar 204/menit penambahan larutan nikotin sebesar
245,5/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 206/menit pada kelompok 12.
Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 170/menit penambahan
larutan nikotin sebesar 221/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar
89,5/menit pada kelompok 13. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades
sebesar 141,7/menit penambahan larutan nikotin sebesar 228,5/menit dan
penambahan Alkohol 70% sebesar 125/menit pada kelompok 14. Rata-rata aliran
darah pada penambahan akuades sebesar 203,5/menit penambahan larutan nikotin
sebesar 231,3/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 118,5/menit pada
kelompok 15. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 169,7/menit
penambahan larutan nikotin sebesar 275,7/menit dan penambahan Alkohol 70%
sebesar 91,3/menit pada kelompok 16. Rata-rata aliran darah pada penambahan
akuades sebesar 134,3/menit penambahan larutan nikotin sebesar 282,7/menit dan
penambahan Alkohol 70% tidak dilakukan pada kelompok 20 dikarenakan
terbatasnya waktu. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar
24

199,3/menit penambahan larutan nikotin sebesar 205,7/menit dan penambahan


Alkohol 70% sebesar 146,3/menit pada kelompok 21. Data tersebut dapat diketahui
terjadi peningkatan laju aliran darah ketika penambahan nikotin dan penurunan laju
aliran darah ketika penambahan alkohol 70%, hal ini dapat terjadi dikarena nikotin
adalah zat yang dapat mepercepat kerja jantung (Nururrahmah 2014) dan alkohol
70% adalah zat yang dapat melebarkan pembuluh darah dan memperlambat aliran
darah (Anggraeny, dkk 2013).
Data yang diperoleh oleh kelompok 4,9,17, dan 19 diperoleh data rata-rata
aliran darah pada penambahan akuades sebesar 229/menit penambahan larutan
nikotin sebesar 225/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 260/menit pada
kelompok 4. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 166/menit
penambahan larutan nikotin sebesar 186,5/menit dan penambahan Alkohol 70%
sebesar 173/menit pada kelompok 9. Rata-rata aliran darah pada penambahan
akuades sebesar 141,3/menit penambahan larutan nikotin sebesar 172,3/menit dan
penambahan Alkohol 70% sebesar 153,7/menit pada kelompok 17. Rata-rata aliran
darah pada penambahan akuades sebesar 117,3/menit penambahan larutan nikotin
sebesar 190,3/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 128/menit pada
kelompok 19. Dari data tersebut dapat diketahui terjadi peningkatan laju aliran
darah ketika penambahan nikotin hal ini dapat terjadi dikarena nikotin adalah zat
yang dapat mepercepat kerja jantung (Nururrahmah 2014) dan terjadi peningkata
laju aliran darah pada penambahan alkohol 70%, hal ini tidak sesuai dengan
karakteristik dari zat tersebut, dimana zat tersebut dapat melebarkan pembuluh
darah dan memperlambat aliran darah (Anggraeny, dkk 2013), hasil yang diperoleh
dapat diketahui bahwa ikan yang didapat oleh kelompok 4, 9, 17, dan 19 adalah
ikan yang baru dan berbeda dari ikan yang dilakukan percobaan pada penambahan
nikotin sebelumnya, dan ikan yang baru ini adalah ikan yang aktif dan tidak
dilakukan perlakukaan penambahan nikotin sebelumnya dilakukan penambahan
alkohol 70%, sehingga data yang didapat terlihat hasil dari penambahan alkohol
70% lebih tinggi dari ikan yang diberi akuades sebagai kontrol.
Data yang diperoleh oleh kelompok 5,6, 8, 18, dan 22 diperoleh data rata-
rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 182/menit penambahan larutan
25

nikotin sebesar 134,3/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 162,7/menit


pada kelompok 5. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar
221,3/menit penambahan larutan nikotin sebesar 130,7/menit dan penambahan
Alkohol 70% sebesar 180,3/menit pada kelompok 6. Rata-rata aliran darah pada
penambahan akuades sebesar 199/menit penambahan larutan nikotin sebesar
153,3/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 165,3/menit pada kelompok 8.
Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 170,3/menit penambahan
larutan nikotin sebesar 146,7/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar
64/menit pada kelompok 18. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades
sebesar 199,3/menit penambahan larutan nikotin sebesar 184,3/menit dan
penambahan Alkohol 70% sebesar 169/menit pada kelompok 22. Data yang
diperoleh tersebut dapat diketahui terjadi penurunan laju aliran darah ketika
penambahan alkohol 70%, hal ini dapat terjadi dikarena alkohol 70% adalah zat
yang dapat melebarkan pembuluh darah dan memperlambat aliran darah
(Anggraeny, dkk 2013). Data yang diperoleh tersebut penambahan nikotin terjadi
penurun laju aliran darah yang drastis, hal ini dikarenakan ikan pada kelompok 5,
6, 8, 18, dan 22 sudah mulai kehabisan oksigen ketika dilakukan pengamatan pada
perlakuan satu, ikan sudah mulai masuk tahap kritis, sehingga laju aliran darah pun
menurun, dan penambahan nikotin menyembabkan kematian ikan menjadi lebih
cepat, lalu laju aliran darah meningkat ketika ditambah alkohol 70% hal ini dapat
terlihat ikan yang didapat adalah ikan yang baru dan berbeda dari ikan sebelumnya,
ikan yang baru ini tetapi telah diberi perlakukan penambahan nikotin sebelum diberi
perlakukan penambahan alkohol 70%, sehingga hasil yang didapat pun terjadi
penurunan laju aliran darah yang dibandingan dengan penambahan akuades sebagai
kontrol.
Sebagaimana hasil pengamatan kelas yang membuktikan bagaimana
perbedaan dari tiap tetesan yang diberikan tidak jauh beda dengan kelompok yang
kami amati, yaitu menunjukan bahwa dengan tetesan alkohol peredaran darah ikan
semakin lambat dibandingkan dengan nikotin dan akuades, hal ini disebabkan
karena alkohol dapat memperlambat fungsi sistem saraf pusat yang menjadikan
sistem peredaran darah ikan juga ikut terhambat (Anggraeny 2013) dan nikotin
26

dapat mepercepat laju aliran darah karena nikotin merupakan zat aditif yang
membuat penyempitan pada pembulug darah (Nururrahmah 2014), hal lain yang
mempengaruhi hasil mungkin disebabkan karena pergerakan ikan yang sangat aktif
sehingga laju aliran darah pun menjadi lebih cepat, begitu juga dengan aktivitas
ikan itu sendiri, semakin aktif ikan itu bergerak maka semakin cepat juga peredaran
darah ikan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Sistem peredaran darah merupakan proses fisiologi yang penting untuk
mensuplai bahan-bahan seperti nutrisi dan oksigen ke organ-organ yang
membutuhkan. Praktikum ini menggunakan berbagai larutan untuk bahan uji yaitu
akuades, nikotin dan alkohol 70%. Larutan tersebut digunakan untuk mengetahui
perubahan laju aliran darah pada benih ikan mas. Hasil yang diperoleh yaitu pada
penambahan akuades, laju aliran darah pada benih ikan mas menunjukan jumlah
yang normal, sedangkan pada pemberian nikotin aliran darah pada benih ikan mas
tersebut meningkat karena nikotin memiliki sifat kontriksi yaitu mempercepat
aliran darah dan menyempitnya pembuluh darah, dan pada penambahan alkohol
70% laju aliran darah pada benih ikan mas tersebut menjadi berkurang, hal tersebut
dikarenakan alkohol memiliki sifat dilatasi yaitu memperlambat laju aliran darah
dengan melebarnya pembuluh darah. Hasil yang dipaparkan menunjukan bahwa
media larutan yang dipakai dapat mempengaruhi laju aliran darah pada ikan.

5.2 Saran
Praktikum pengaruh penambahan nikotin dan alkohol pada laju alir darah
ikan mas (Cyprinus carpio) yang telah dilakukan, kami menyarankan agar
kedepannya semua praktikan dapat melakukan praktikum dengan serius terlebih
dalam memperhatikan laju aliran darah agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan praktikum dan data yang diperoleh bisa menjadi informasi yang akurat.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeny, Rini., dkk,. 2013. Faktor Risiko Aktivitas Fisik, Merokok, dan
Konsumsi Alkohol terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Pattingalloang Kota Makassar. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Affandi, Dr. Ir. Ridwan., dan Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS. 2002.
FISIOLOGI HEWAN AIR. Pekanbaru: Unri Press.

Bond CE. 1979. Biology of Fishes. Philadelphia: Saunders College Publishing. 514
hlm.

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Bandung: Binarupa


Aksara.

Girindra, Prabha. 2015. Metode Penelitian. SMA Negeri 3 Despansar Bali.


Nururahmah. 2014. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan dan Pembentukan
Karakter Manusia. Prosiding Seminar Nasional Universitas Cokrominoto
Palopo, vol 01 No 1.

Schmitz J. M. Jarvik M. E. Schneider N. G. 1997. Nicotine. In Lowinson J. H. Ruiz


P. Millman R. B. Langrod J. G. (Eds). Subtance Abuse: A Comprehensive
Textbook (276-273). Baltimore: Williams & Wilkins.

Rahardjo, M.F., dkk. 2011. IKTIOLOGY. Bandung: Lubuk Agung.

Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta.

Santoso, B. (1993). Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Yogyakarta: Kanisius.

Susanto, H. (2007). Budidaya Ikan di Pekarangan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Zakhari, Sam. 1997. Alcohol and The Cardiovascular System. National Institute
on Alcohol Abuse and Alcoholism, Bethesda, Maryland

28
LAMPIRAN

29
30

Lampiran 1. Alat dan bahan kegiatan

Pipet tetes Hand Counter

Mikroskop Cawan petri

Kapas Akuades
31

Alkohol 70% Nikotin

Benih Ikan Mas

Lampiran 2. Kegiatan Praktikum

Pengambilan benih ikan mas Penutupan operculum ikan mas


menggunakan kapas basah
32

Penetesan larutan nikotin pada ekor ikan Pengambilan larutan akuades


mas

Laju aliran darah pada ekor ikan mas Laju aliran darah pada ekor ikan mas
yang ditetesi akuades yang ditetesi nikotin

Pengamatan laju alir darah ikan mas dengan mikroskop


33

Lampiran 3. Data Kelompok

Tabel 3. Data kelompok mengenai laju aliran darah ikan mas (Cyprinus carpio)
Akuades Nikotin Alkohol
Ikan Rata- Rata- Rata-
Menit Ke- Menit Ke- Menit Ke-
No rata rata rata
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 215 198 185 199.3 233 214 169 202 179 131 98 136
Jumlah 199.3 Jumlah 202 Jumlah 136
Rata rata 199.3 Rata-rata 202 Rata-rata 136

Lampiran 4. Data Kelas

Tabel 4. Data kelas mengenai laju aliran darah ikan mas (Cyprinus carpio)
Kel Rata Rata Rata
Aquades Nikotin Alkohol
om Ikan -rata -rata -rata
pok 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Mas 214 224 254 230,7 293 269 248 270,0 291 229 119 213,0
2 Mas 176 171 215 187,3 253 246 261 253,3 183 191 185 186,3
3 Mas 204 217 199 206,7 223 239 242 234,7 173 177 171 173,7
4 Mas 229 - - 229,0 225 - - 225,0 260 - - 260,0
5 Mas 211 170 165 182,0 145 138 120 134,3 170 168 150 162,7
6 Mas 296 235 133 221,3 171 123 98 130,7 215 180 146 180,3
7 Mas 215 198 185 199,3 233 214 169 205,3 179 131 98 136,0
8 Mas 224 188 185 199,0 118 161 181 153,3 170 165 161 165,3
9 Mas 174 158 - 166,0 189 184 - 186,5 168 178 - 173,0
10 Mas 197 190 - 193,5 305 238 - 271,5 164 132 - 148,0
11 Mas 191 - - 191,0 256 - - 256,0 - - - -
12 Mas 165 243 - 204,0 247 244 - 245,5 187 225 - 206,0
13 Mas 154 186 - 170,0 231 211 - 221,0 108 71 - 89,5
14 Mas 165 143 117 141,7 231 226 - 228,5 139 111 - 125,0
15 Mas 189 218 - 203,5 191 220 283 231,3 127 110 - 118,5
16 Mas 161 179 169 169,7 381 226 220 275,7 111 123 40 91,3
17 Mas 150 123 151 141,3 180 174 163 172,3 170 161 130 153,7
18 Mas 110 215 186 170,3 117 153 170 146,7 73 61 58 64,0
19 Mas 142 140 70 117,3 186 210 175 190,3 128 - - 128,0
20 Mas 163 150 90 134,3 299 270 279 282,7 - - - -
21 Mas 235 193 170 199,3 149 253 215 205,7 150 165 124 146,3
22 Mas 178 169 251 199,3 230 183 140 184,3 172 137 198 169,0
Jumlah 4057 Jumlah 4705 Jumlah 3090
Rata-rata 184,4 Rata-rata 213,8 Rata-rata 154,5

Anda mungkin juga menyukai