Perikanan B - 7
Perikanan B - 7
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air semester ganjil
Disusun oleh :
Annisa Nursyahbani 230110160080
Meri Alex Sandra 230110160125
Widy Lestari 230110160128
Kelas :
Perikanan B / Kelompok 7
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada
waktunya. Laporan praktikum ini berjudul “Pengaruh Nikotin dan
Alkohol Terhadap Laju Alir Darah Ikan Mas ( Cyprinus carpio)”.
Laporan praktikum ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum
mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Penyusunan laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang telah bekerja sama mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya. Untuk
itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini. Sebagai sebuah karya, laporan ini akan
terus berproses, tentunya dengan masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak.
Demikian laporan praktikum ini disusun yang disesuaikan dengan format laporan
yang diberikan oleh asisten laboratorium.
Semoga dengan dibuatnya laporan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat khususnya bagi pengembangan pengetahuan di bidang perikanan dan
umumnya bagi semua pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 1
1.3 Kegunaan..................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas ...................................................................................... 3
2.1.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Mas ............................................ 3
2.1.2 Morfologi Ikan Mas .................................................................... 4
2.2 Sistem Peredaran Darah Ikan ...................................................... 5
2.3 Aquadest ...................................................................................... 13
2.4 Nikotin ........................................................................................ 13
2.5 Alkohol........................................................................................ 14
III BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu ...................................................................... 16
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 16
3.2.1 Alat-alat Praktikum ..................................................................... 16
3.2.2 Bahan-bahan Praktikum .............................................................. 16
3.3 Metode Praktikum ....................................................................... 17
3.3.1 Metode Observasi........................................................................ 17
3.3.2 Metode Literatur.......................................................................... 17
3.4 Prosedur Praktikum ..................................................................... 17
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
I.1 Hasil ............................................................................................ 18
I.1.1 Hasil Kelompok .......................................................................... 18
4.1.2 Hasil Kelas .................................................................................. 18
I.2 Pembahasan ................................................................................. 19
4.2.1 Pembahasan Data Kelompok ...................................................... 19
4.2.2 Pembahasan Data Kelas .............................................................. 20
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 22
5.2 Saran ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 23
LAMPIRAN ........................................................................................ 24
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati pengaruh penambahan
larutan alkohol dan nikotin pada pembuluh arteri atau vena sirip ekor ikan mas
(Cyprinus carpio) terhadap laju alir darah dibandingkan dengan penambahan
aquadest sebagai kontrol.
1
2
1.3 Kegunaan
Kegunaan dari praktikum ini adalah praktikan mengetahui pengaruh
penambahan larutan alkohol dan nikotin terhadap laju alir darah ikan mas yang
diamati pada bagian sirip caudal ikan mas (Cyprinus carpio) dibandingkan dengan
penambahan aquadest sebagai kontrol.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
3
4
di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan
air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai
yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa
berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik.
Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar
dan tepi perairan.
Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis
penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Ikan Mas termasuk famili Cyprinidae
yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan Mas berbentuk memanjang dan sedikit
pipih ke samping (Compressed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal),
dan dapat disembulkan, bagian mulut dihiasi dua pasang sungut, yang kadang-
kadang satu pasang diantaranya kurang sempurna dengan warna badan yang sangat
beragam.
Tubuh ikan Mas dibagi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan
ekor. Pada kepala terdapat alat-alat, seperti sepasang mata, sepasang cekung
hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang,
sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari
luar. Jaringan tulang atau tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan
5
ada yang berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan
anggota gerak yang bebas (Santoso 1993: 12-13).
Pada seluruh bagian tubuh ikan mas diselimuti oleh sisik. Sisik ikan mas ini
memiliki ukuran yang besar, jika dibandingkan dengan sisik ikan yang lain akan
sangat terlihat perbedaannya. Bentuk ekor ikan mas ini memiliki bentuk yang
berlekuk tunggal. Memiliki sirip punggung yang memanjang. Letak sirip
punggungnya berseberangan dengan letak sirip perutnya. Letak sirip perutnya
sangat dekat dengan sirip dadanya. Terdapat operkulum dan properkulum pada sirip
dadanya. Untuk menampung makanan, ikan mas menggunakan lambung palsunya.
Insang ikan mas terdiri dari beberapa bagian seperti tulang lengkung insang, tapis
insang, dan lembaran daun insang.
Secara umum sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang
terdiri atas sebuah pompa, pipa, katup, dan cairan. Meskipun jantung teleostei
terdiri atas empat bagian. Namun pada kenyataanya mirip dengan satu silinder atau
pompa piston tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka
daerah dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari
tekanan arteri, dan tekanan arteri lebih besar dari tekanan arterionale. Akibat adanya
perbedaan tekanan maka aliran darah dapat terjadi.
Ada tiga komponen utama dalam sistem peredaran darah yaitu jantung,
pembuluh darah, dan darah.
a. Jantung
Jantung terletak di bagian posterior lengkung insang. Umumnya terdapat di
belakang insang, di bagian depan rongga badan, dan di atas ithmus. Organ jantung
dilapisi oleh selaput tipis yang disebut perikardium. Kontrol terhadap jantung
didasarkan pada dua mekanisme, yakni adrenergik dan cholinergik. Adrenergik
merangsang otot jantung berkontraksi sehingga jantung memompa darah dengan
menguncupkan jantung (pengosongan darah di jantung = sistole) sedangkan
cholinergik menyebabakan relaksasi yaitu pengenduran otot jantung (pengisian
darah ke jantung = diastole). Kedua proses yang saling bertentangan ini
menyebabkan jantung dapat memompa darah dan mengisinya kembali.
Jantung pada ikan terdiri dari dua ruangan yang terletak di bagian posterior
lengkung insang, di bagian depan rongga badan dan di atas Ithmus. Kedua ruang
tersebut ialah atrium yang berdinding tipis dan ventricle yang berdinding tebal.
Ruangan ini berurutan dari belakang ke depan, yaitu:
Sinus venosus
Adalah ruang tambahan atau kantung yang berdinding tipis, hampir tidak
mengandung jaringan otot. Darah dari seluruh tubuh masuk di sinus venosus
melalui sepasang ductus Cuvieri yang masuk di bagian lateral, dan sepasang sinus
hepaticus yang masuk pada dinding posterior dari sinus venosus. Vena coronaria
yang datang dari dinding otot jantung, juga masuk dari sinus venosus. Dari sini
darah melalui lubang sinus atrial masuk ke dalam atrium. Atau dengan kata lain
bahwa kantung berdinding tipis ini berfungsi untuk menampung darah dari duktus
cuvieri dan vena hepatika, dan kemudian mengirimkan darah tersebut ke atrium.
Atrium
Antara sinus venosus dan atrium terdapat katup yang dinamakan katup
sinuatrial. Katup ini berfungsi untuk mengatur aliran darah dari sinus venosus ke
atrium dan mencegah aliran tersebut berbalik. Atrium adalah ruang tunggal yang
dindingnya relatif tipis, terletak di bagian anterior dari sinus venosus. Atrium relatif
lebih luas daripada sinus venosus. Dinding atrium juga sedikit lebih berotot
dibandingkan sinus venosus. Darah dari atrium melalui lubang atrioventrikular
diteruskan ke dalam rongga ventrikel. Lubang ini dijaga oleh klep atau katup
atrioventrikular, supaya aliran darah tidak kembali ke rongga atrium.
Ventrikel
Adalah ruang berdinding tebal, berotot, dan kuat. Dinding ini dibentuk oleh
dua lapisan otot yaitu lapisan otot luar yang disebut korteks dan lapisan otot dalam
yang dinamai miokardium spongi. Korteks adalah otot jantung yang relatif tebal
dan sangat berkembang pada spesies ikan yang aktif seperti tuna (Ethynnus
pelamis). Ventrikel menerima darah hanya dari atrium saja dan memompakan darah
melalui aorta ventral ke insang. Bagian ini menerima darah dari atrium melalui
atrioventricular. Ujung anterior dari ventrikel tumbuh memanjang dan berdinding
tebal, di dalamnya terdapat suatu seri klep semilunar.
8
Conus Arteriosus
Pada Elasmobranchii, conus arteriosus berkembang denga baik, tetapi tidak
mempunyai bulbus arteriosus. Pada sebagian ikan Teleostei conus arteriosus sudah
tereduksi menjadi suatu struktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus
(perluasan sebagian dari aorta ventralis) berkembang dengan baik.
b. Pembuluh Darah
Ada tiga bentuk pembuluh darah ikan yaitu arteri (pembuluh nadi), vena
(pembuluh balik), dan kapiler. Arteri adalah pembuluh yang dilalui oleh darah yang
berasal dari insang. Vena adalah pembuluh darah yang dilewati oleh darah yang
menuju jantung. Dua pembuluh ini mengalir di sepanjang tubuh ikan. Kapiler
adalah bagian dari percabangan pembuluh darah yang merupakan tempat terjadinya
pertukaran zat (gas dan nutrien) antara darah dengan jaringan atau sel.
Sistem Arteri
Pembuluh darah arteri merupakan pembuluh yang dilewati darah yang
keluar dari insang dan menuju ke bagian-bagian tubuh. Pembuluh ini terdiri dari
tiga lapisan yaitu bagian dalam (intima) yang memiliki lapisan endotelium dan sub-
endotelium; media yang mengandung sejumlah otot licin atau otot polos; dan
adventris yang merupakan bagian terluar. Arteri dikelompokkan berdasarkan
9
posisinya pada tubuh, yaitu arteri brankial, arteri sefalik, arteri pada bagian badan,
dan arteri pada bagian ekor.
Arteri Brankial
Arteri brankial adalah arteri yang terletak di sekitar insang.
Arteri Sefalik
Arteri sefalik adalah arteri yang terdapat di bagian kepala. Arteri ini
meliputi efferent hioidean, orbital, orbito nasal, pseudobrankial efferent,
optalmik, optik, serebral, mandibular, dan hipobrankial.
Arteri pada Bagian Badan dan Ekor
Aorta dorsalis merupakan pembuluh darah utama mengalirkan darah
beroksigen tinggi ke badan dan ekor. Penjuluran ini mengarah ke bagian
belakang hingga ke bagian ekor melalui bagian bawah vertebra. Secara
khusus aorta pada bagian ekor disebut aorta kaudalis. Percabangan dari
aorta dorsalis tersebut antara lain meliputi arteri subklavian, coeliac,
mesentarik, iliac, dan segmenter. Arteri coeliac merupakan arteri yang
berukuran besar dan pendek. Arteri ini paling sedikit terdiri atas dua cabang
utama yang menuju ke organ-organ dalam. Cabang pertama adalah gastro-
hepato splenik yang mengirimkan satu cabang ke hati dan kemudian
bercabang-cabang dalam limpa dan dinding lambung. Cabang kedua adalah
arteri intestinal anterior, yang cabang-cabangnya keluar secara mendatar ke
dinding bawah usus, lambung, dan limpa. Arteri mesenterik muncul di
bagian belakang kepala dan percabangannya menuju gonad dan sisi usus
bagian atas. Arteri iliac menuju ke arah belakang, mengaliri rektum dan
kloaka. Arteri segmenter menempel pada aorta dorso-kaudal dan menyebar
ke dalam mioseptum untuk memasok otot bagian ekor. Percabangannya
masuk ke dalam ruas vertebra dan mengaliri duri tulang dan yang lainnya
menuju ke sirip tunggal.
Sistem Vena
Struktur vena sama halnya dengan arteri, namun mempunyai dinding yang
lebih tipis dan rongga yang lebih besar dibandingkan arteri pada ukuran diameter
yang sama. Bagian dalam vena yang mendapat tekanan hidrostatik tinggi umumnya
10
kaya akan jaringan elastis dan otot polos, serta memiliki klep-klep (lipatan
endotelium yang pada bagian tengahnya mengandung kolagen dan elastik).
Disamping itu dinding vena umumnya dapat berkontraksi secara aktif tidak hanya
untuk mempertahankan tekanan darah dalam sistem vena, tetapi juga menolong
memompakan darah dari dinding ke jantung.
Vena pada bagian kepala seperti vena fasial dan vena orbital, menyatu pada
duktus cuvieri dan dari sini melalui sinus venosus menuju ke jantung. Darah dari
ekor berkumpul pada vena kaudalis. Vena kaudal ini berhubungan dengan dua vena
kardinal posterior yang keluar dari sinus venosus. Pertemuan antara vena yang satu
dengan vena lainnya dapat terjadi secara langsung atau melalui perantara suatu
jaringan kapiler yang terletak dalam organ ginjal. Keadaan ini menghasilkan suatu
sistem porte renal. Pertemuan antara vena pada organ hati menghasilkan suatu
sistem porte hepatik. Kedua sistem ini (porte renal dan porte hepatik) menyaring
darah dalam vena sebelum kembali ke jantung. Vena kardinal posterior
berhubungan dengan vena kardinal anterior atau vena jugularis yang membentuk
pengumpul pada bagian badan dari vena sefalik.
Sistem Limfatik (Getah Bening)
Getah bening (lymph) dikumpulkan dari semua bagian tubuh oleh suatu
sistem ductus dan sinus berpasangan dan tidak berpasangan yang akhirnya kembali
ke aliran darah utama. Tidak seperti vertebrata yang lebih tinggi, ikan tidak
mempunyai tonjolan limfatik (lymph nodes). Ikan bertulang sejati memiliki
pembuluh limfatik subcutane, submuscular, dan viseral yang betul-betul berbeda
dari sistem vena.
c. Darah
Darah merupakan suspensi berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh
darah. Warna merah ini dapat berubah-ubah, kadang-kadang berwarna merah tua
dan kadang-kadang berwarna merah muda. Hal ini tergantung pada kadar oksigen
dan karbon dioksida yang terkandung di dalamnya. Darah adalah salah satu
komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di
dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon,
pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan
11
karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah
memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang
masuk ke dalam tubuh.
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel, dan partikel yang
menyerupai sel yang mengalir dalam arteri, vena, dan kapiler, yang mengirimkan
oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbondioksida serta hasil
limbah lainnya. Darah mengangkut bermacam bahan, termasuk ion anorganik dan
sejumlah senyawa organik seperti hormon, vitamin, dan beberapa protein plasma
yang mencapai 2-6 g per 100 ml (Bond, 1979).
Darah tersusun atas plasma dan tersusun atas sel darah. Sel darah mencakup
eritrosit, leukosit, dan trombosit; sedangkan plasma darah mengandung sekitar 90%
air dan berbagai zat terlarut atau tersuspensi di dalamnya.
Plasma Darah
Plasma adalah cairan bening yang mengandung bagian dari sel-sel darah,
mineral terlarut, hasil serapan dari proses pencernaan, produk sisa jaringan, hasil
sekresi khusus, enzim, antibodi, dan gas-gas terlarut. Plasma darah mengandung
sekitar 90% air dan berbagai zat terlarut atau tersuspensi di dalamnya. Ikan
mempunyai kadar protein plasma yang rendah dibandingkan dengan vertebrata lain
yang tingkatnya lebih tinggi. Protein plasma darah ikan adalah albumin (pengendali
tekanan osmotik), lipoprotein (pembawa lemak), globulin (pengikat heme),
ceruloplasmin (pengikat Cu), fibrinogen (bahan pembeku darah), dan ioduroforin
(hanya pada ikan, pengikat yodium anorganik).
12
Sel Darah
Sel darah meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keping darah (trombosit). Sel darah merah pada ikan berbentuk lonjong dan berinti
dengan diameter 7 – 36 mikron (tergantung spesies ikannya). Sel darah merah
mengandung beberapa substansi yaitu glukosa, enzym katalase, enzym karbonik
anhydrase, dan garam organik serta anorganik. Sel darah merah pada ikan stadia
dewasa berbentuk oval dan tipis. Warna merah dari darah disebabkan oleh
hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit. Jumlah eritrosit tiap mm3 darah berkisar
antara 20.000 – 3.000.000. Pengangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada
komponen Fe pada hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat di dalam
eritrosit.
Selain mengandung sel darah merah, darah ikan juga mengandung beberapa
tipe sel darah yang tidak berwarna (sel darah putih atau leukosit). Seluruh tipe sel
darah ini berbentuk lonjong hingga membulat. Sel darah putih mencakup empat
jenis yakni granulosit, trombosit, limfosit, dan monosit. Berdasarkan reaksi
pewarnaannya granulosit terdiri atas neutrofil (paling umum), asidofil (eosinofil),
dan basofil (jarang ditemukan pada ikan, kecuali pada sedikit ikan laut). Granulosit
bersifat fagosit, terlibat dalam melawan penyakit, dan meningkat jumlahnya bila
ikan terinfeksi oleh bakteri. Limfosit berbentuk lonjong. Limfosit bervariasi
ukurannya. Limfosit membentuk dua kelompok; kelompok pertama berkaitan
dengan pmbentukan antibodi dan kelompok yang lain berkaitan dengan kekebalan
sel. Monosit berbentuk lonjong. Monosit berperan sebagai makrofagus terhadap
partikel asing.
Trombosit berukuran kecil dan berjumlah kira-kira setengah dari seluruh
leukosit ikan dan berperan dalam proses pembekuan darah. Trombosit mengandung
suatu bahan kimiawi yang mendorong konversi protrombin menjadi trombin.
2.3 Akuadest
13
Akuadest adalah air murni yang di dapat dari penggabungan 2 hidrogen dan
1 oksigen (H2O) yang memiliki kandungan logam 0 ppm dan mempunyai pH 7
(netral).
Gambar 7. Aquadest
(Sumber : www.ecs7.tokopedia.net)
2.4 Nikotin
Nikotin adalah sebuah senyawa kimia organik, sebuah alkoloid yang
ditemukan secara alami diberbagai macam tumbuhan seperti tembakau dan tomat.
Nikotin merupakan 0,3 sampai 5% dari berat kering tembakau yang berasal dari
hasil biosintesis di akar dan diakumulasikan di daun. Nikotin merupakan racun
syaraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida.
Nikotin yang terkandung dalam tembakau adalah sebuah substansi psikoaktif yang
menghasilkan pola ketergantungan, toleransi dan withdrawal-sebuah gangguan
penggunaan nikotin (Schmitz, Schneider dan Jarvik, 1997).
14
Gambar 8. Nikotin
(Sumber : www.intaste.de)
2.5 Alkohol
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh
rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih
yang tinggi dibandingkan alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan
antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R –
OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol,
semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air,
metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit
larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam
segala perbandingan (Brady 1999).
15
Gambar 9. Alkohol
(Sumber : www.alatkesehatan.id)
BAB III
BAHAN DAN METODE
16
17
Dibasahi sirip ekor dengan akuades lalu dihitung jumlah aliran darah
permenit yang melalui satu tempat tertentu diulangi sebanyak tiga
kali.
Diteteskan larutan ikotin secukupnya pada sirip ekor ikan mas lalu diamati
dan dihitung jumalah aliran darah yang melewati satu tempat tertentu diulangi
sebanyak tiga kali.
Dibilas sirip ekor dengan akuades agar sirip ekor ikan mas terbebas dari pengaruh nikotin lalu
diteteskan alcohol 70% secukupnya pada sirip ekor ikan tersebut kemudian diamati dan
dihitung jumalah aliran darah yang melewati satu tempat tertentu diulangi sebanyak tiga kali.
18
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
250
Laju alir darah (per menit)
199.3 202
200
150 136
100
50
0
Akuades Nikotin Alkohol
Perlakuan
253.33
271.5
270
234.67
230.67
300
260
256
221.33
206.67
205.33
199.33
229
225
187.33
186.33
213
193.5
180.33
250
186.5
173.67
199
165.33
162.67
191
153.33
182
173
166
134.33
130.67
200
Rata-rata
148
136
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kelompok
282.67
245.5
231.33
300
228.5
205.67
199.33
199.33
203.5
221
190.33
184.33
250
206
204
172.33
170.33
169.67
153.67
146.67
146.33
141.67
141.33
170
169
134.33
200
Rata-rata
117.33
118.5
128
125
150
91.33
89.5
100
64
50
0
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kelompok
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Data Kelompok
Hasil pengamatan pada kelompok kami
a. Rata-Rata Alir Darah Ikan Mas Penambahan Akuades 199.3/menit.
b. Rata-Rata Alir Darah Ikan Mas Penambahan Nikotin 202/menit.
21
diberikan dengan dosis rendah, alkohol dapat bersifat stimulant, pemberian alkohol
dosis rendah pada ekor ikan mengakibatkan terjadinya fasa dilatasi pada pembuluh
darah yaitu sebuah kondisi dimana pembuluh darah mengalami pelebaran sehingga
darah mengalir lebih lambat dari kondisi normal, alkohol merupakan zat yang dapat
menyebabkan hipotensi dimana pembuluh darah akan melebar dan menyebabkan
aliran darah melambat bahkan hingga kematian (Anggraeny, dkk 2013).
ikan yang didapat pada penambahan alkohol 70% adalah ikan yang berbeda dan
pemberian alkohol 70% langsung dilakukan tanpa dilakukan penambahan nikotin
sebelumnya, yang harusnya dilakukan agar data yang didapat sesuai dengan ikan
yang mati sebelumnya, karena ikan yang baru masih memilliki tingkat oksigen yang
tinggi dan laju aliran darahnya pun normal.
Data yang diperoleh oleh kelompok 3,7,10,11,12,13,14,15,16,20 dan 21
diperoleh data rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 206,7/menit
penambahan larutan nikotin sebesar 234,7/menit dan penambahan Alkohol 70%
sebesar 173,7/menit pada kelompok 1. Rata-rata aliran darah pada penambahan
akuades sebesar 199,3/menit penambahan larutan nikotin sebesar 205,3/menit dan
penambahan Alkohol 70% sebesar 136/menit pada kelompok 7. Rata-rata aliran
darah pada penambahan akuades sebesar 193,5/menit penambahan larutan nikotin
sebesar 271,5/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 148/menit pada
kelompok 10. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 191/menit
penambahan larutan nikotin sebesar 256/menit dan penambahan Alkohol 70% tidak
dilakukan pada kelompok 11 karena waktu yang terbatas. Rata-rata aliran darah
pada penambahan akuades sebesar 204/menit penambahan larutan nikotin sebesar
245,5/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 206/menit pada kelompok 12.
Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 170/menit penambahan
larutan nikotin sebesar 221/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar
89,5/menit pada kelompok 13. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades
sebesar 141,7/menit penambahan larutan nikotin sebesar 228,5/menit dan
penambahan Alkohol 70% sebesar 125/menit pada kelompok 14. Rata-rata aliran
darah pada penambahan akuades sebesar 203,5/menit penambahan larutan nikotin
sebesar 231,3/menit dan penambahan Alkohol 70% sebesar 118,5/menit pada
kelompok 15. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar 169,7/menit
penambahan larutan nikotin sebesar 275,7/menit dan penambahan Alkohol 70%
sebesar 91,3/menit pada kelompok 16. Rata-rata aliran darah pada penambahan
akuades sebesar 134,3/menit penambahan larutan nikotin sebesar 282,7/menit dan
penambahan Alkohol 70% tidak dilakukan pada kelompok 20 dikarenakan
terbatasnya waktu. Rata-rata aliran darah pada penambahan akuades sebesar
24
dapat mepercepat laju aliran darah karena nikotin merupakan zat aditif yang
membuat penyempitan pada pembulug darah (Nururrahmah 2014), hal lain yang
mempengaruhi hasil mungkin disebabkan karena pergerakan ikan yang sangat aktif
sehingga laju aliran darah pun menjadi lebih cepat, begitu juga dengan aktivitas
ikan itu sendiri, semakin aktif ikan itu bergerak maka semakin cepat juga peredaran
darah ikan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sistem peredaran darah merupakan proses fisiologi yang penting untuk
mensuplai bahan-bahan seperti nutrisi dan oksigen ke organ-organ yang
membutuhkan. Praktikum ini menggunakan berbagai larutan untuk bahan uji yaitu
akuades, nikotin dan alkohol 70%. Larutan tersebut digunakan untuk mengetahui
perubahan laju aliran darah pada benih ikan mas. Hasil yang diperoleh yaitu pada
penambahan akuades, laju aliran darah pada benih ikan mas menunjukan jumlah
yang normal, sedangkan pada pemberian nikotin aliran darah pada benih ikan mas
tersebut meningkat karena nikotin memiliki sifat kontriksi yaitu mempercepat
aliran darah dan menyempitnya pembuluh darah, dan pada penambahan alkohol
70% laju aliran darah pada benih ikan mas tersebut menjadi berkurang, hal tersebut
dikarenakan alkohol memiliki sifat dilatasi yaitu memperlambat laju aliran darah
dengan melebarnya pembuluh darah. Hasil yang dipaparkan menunjukan bahwa
media larutan yang dipakai dapat mempengaruhi laju aliran darah pada ikan.
5.2 Saran
Praktikum pengaruh penambahan nikotin dan alkohol pada laju alir darah
ikan mas (Cyprinus carpio) yang telah dilakukan, kami menyarankan agar
kedepannya semua praktikan dapat melakukan praktikum dengan serius terlebih
dalam memperhatikan laju aliran darah agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan praktikum dan data yang diperoleh bisa menjadi informasi yang akurat.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeny, Rini., dkk,. 2013. Faktor Risiko Aktivitas Fisik, Merokok, dan
Konsumsi Alkohol terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Pattingalloang Kota Makassar. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Affandi, Dr. Ir. Ridwan., dan Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS. 2002.
FISIOLOGI HEWAN AIR. Pekanbaru: Unri Press.
Bond CE. 1979. Biology of Fishes. Philadelphia: Saunders College Publishing. 514
hlm.
Zakhari, Sam. 1997. Alcohol and The Cardiovascular System. National Institute
on Alcohol Abuse and Alcoholism, Bethesda, Maryland
28
LAMPIRAN
29
30
Kapas Akuades
31
Laju aliran darah pada ekor ikan mas Laju aliran darah pada ekor ikan mas
yang ditetesi akuades yang ditetesi nikotin
Tabel 3. Data kelompok mengenai laju aliran darah ikan mas (Cyprinus carpio)
Akuades Nikotin Alkohol
Ikan Rata- Rata- Rata-
Menit Ke- Menit Ke- Menit Ke-
No rata rata rata
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 215 198 185 199.3 233 214 169 202 179 131 98 136
Jumlah 199.3 Jumlah 202 Jumlah 136
Rata rata 199.3 Rata-rata 202 Rata-rata 136
Tabel 4. Data kelas mengenai laju aliran darah ikan mas (Cyprinus carpio)
Kel Rata Rata Rata
Aquades Nikotin Alkohol
om Ikan -rata -rata -rata
pok 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Mas 214 224 254 230,7 293 269 248 270,0 291 229 119 213,0
2 Mas 176 171 215 187,3 253 246 261 253,3 183 191 185 186,3
3 Mas 204 217 199 206,7 223 239 242 234,7 173 177 171 173,7
4 Mas 229 - - 229,0 225 - - 225,0 260 - - 260,0
5 Mas 211 170 165 182,0 145 138 120 134,3 170 168 150 162,7
6 Mas 296 235 133 221,3 171 123 98 130,7 215 180 146 180,3
7 Mas 215 198 185 199,3 233 214 169 205,3 179 131 98 136,0
8 Mas 224 188 185 199,0 118 161 181 153,3 170 165 161 165,3
9 Mas 174 158 - 166,0 189 184 - 186,5 168 178 - 173,0
10 Mas 197 190 - 193,5 305 238 - 271,5 164 132 - 148,0
11 Mas 191 - - 191,0 256 - - 256,0 - - - -
12 Mas 165 243 - 204,0 247 244 - 245,5 187 225 - 206,0
13 Mas 154 186 - 170,0 231 211 - 221,0 108 71 - 89,5
14 Mas 165 143 117 141,7 231 226 - 228,5 139 111 - 125,0
15 Mas 189 218 - 203,5 191 220 283 231,3 127 110 - 118,5
16 Mas 161 179 169 169,7 381 226 220 275,7 111 123 40 91,3
17 Mas 150 123 151 141,3 180 174 163 172,3 170 161 130 153,7
18 Mas 110 215 186 170,3 117 153 170 146,7 73 61 58 64,0
19 Mas 142 140 70 117,3 186 210 175 190,3 128 - - 128,0
20 Mas 163 150 90 134,3 299 270 279 282,7 - - - -
21 Mas 235 193 170 199,3 149 253 215 205,7 150 165 124 146,3
22 Mas 178 169 251 199,3 230 183 140 184,3 172 137 198 169,0
Jumlah 4057 Jumlah 4705 Jumlah 3090
Rata-rata 184,4 Rata-rata 213,8 Rata-rata 154,5