Diagnosis Dan Terapi Nyeri Akut Abdomen Di Instalasi Gawat Darurat
Diagnosis Dan Terapi Nyeri Akut Abdomen Di Instalasi Gawat Darurat
Siapa dokter IGD yang tidak pernah mendapat kasus nyeri akut abdomen selama praktek? Saya
rasa hampir tidak ada. Setahun saja kamu jaga IGD, setidaknya kamu akan menemukan kasus ini
satu atau dua kali.
Menurut data epidemiologi di USA, nyeri akut abdomen setidaknya terjadi pada 5-10% semua
kasus di IGD. Jadi kalau kunjungan IGD selama sebulan ada 100 kasus, nyeri akut abdomen
kira-kira ada 5 kasus.
Nyeri akut abdomen memiliki spektrum klinis yang luas dan diagnosis banding yang sangat
bervariasi. Mengutip dari Buku EIMED MERAH PAPDI, diagnosis banding yang harus
dipikirkan ketika mendapatkan kasus nyeri akut abdomen adalah:
Dengan kemungkinan diagnostik yang luas, kita harus hati-hati dalam membuat diagnostik.
Selain diagnosis klinis dilakukan, peran pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi) tidak
dapat dikesampingkan.
Lokasi superior dan inferior nyeri bukan merupakan indikator yang baik dari organ terlibat,
namun dapat diduga asal usus depan (foregut), usus tengah (midgut), atau (hindgut).
Kamu bisa menggunakan bantuan "9 Regio Abdomen" untuk mempersempit diagnosis banding
nyeri akut abdomen.
Nyeri dari struktur usus depan (esophagus, distal, lambung, duodenum proksimal, hati, sistem
bilier, dan pancreas) seringkali muncul sebagai nyeri daerah tengah di epigastrium.
Nyeri pranceas seringkali muncul sebagai nyeri di midepigastrium atau daerah kiri epigastrium
dengan reffered pain ke punggung.
Nyeri dari usus tengah (usus halus, apendiks, kolon asendens, dan dua pertiga proksimal kolon
transversum) biasanya terdapat di daerah periumbilikal, walaupun nyeri dari ileun (seperti pada
ileitis Crohn) bisa terjadi di kuadran bawah kanan.
Nyeri dari organ usus belakang (kolon tranversum distal, kolon desendens, dan kolon sigmoid)
seringkali terdapat pada daerah tengah perut bawah antara umbilicus dan simfisis pubis.
Perjalanan waktu
Awitan nyeri abdomen dapat terjadi mendadak (detik sampai menit), progresif cepat (dalam 1-2
jam), atau perlahan (dalam beberapa jam). Nyeri abdomen tiba-tiba menandai kegawatan seperti
ruptur aneurisma abdominal, ruptur kehamilan ektopik, atau perforasi ulkus peptikum.
Nyeri yang terjadi setelah muntah seringkali menandai penyakit medis, sedangkan nyeri yang
mendahului muntah seringkali mengindikasikan adanya penyakit surgical.
Nyeri yang menetap selama lebih dari 6 jam setelah onset akut memiliki kemungkinan tinggi
berupa surgical dan pasien sebaiknya dirawat.
Karakterisstik tipe dan berat nyeri dapat mengarahkan ke diagnosis tertentu. Nyeri ulkus peptic
biasanya dirasakan sebagai nyeri tumpul dengan berat ringan sampai sedang.
Nyeri intens dengan awitan tiba-tiba mengarah ke iskemia mesenterikum atau perforasi ulkus
peptik.
Kolik adalah nyeri episodic dengan interval bebas nyeri. Ini seringkali terdapat pada kolik renal,
namum kolik bilier biasanya merupakan nyeri konstan, menetap, tanpa periode bebas nyeri.
Nyeri dengan intensitas berat dan seperti dirobek-robek umumnya terdapat pada diseksi
aneurisma. Pasien dengan nyeri postprandial, menghindari makanan, penurunan berat badan, dan
terdapat penyakit aterosklerosis sebaiknya dievaluasi kemungkinan angina mesenterik.
Faktor yang memperberat dan memperingan nyeri dapat membantu menentukan penyebab. Nyeri
yang berkurang dengan antasida mengarah ke ulkus peptik atau esofagitis.
Nyeri yang diperberat oleh gerakan mengarah ke peritonitis, sedangkan pasien yang terus
menerus bergerak untuk mecari posisi nyaman umum terlihat pada obstruksi usus dan kolik
renal.
Pasien dengan proses retroperitoneal (seperti pankreatitis) umumnya nyeri berkurang dengan
membungkuk ke depan, dan diperberat dengan tidur telentang. Nyeri yang berkurang dengan
defeksi mengarah ke gangguan kolon.
Demam akibat apendisitis, diverticulitis, dan kolesistitis biasanya tidak terlalu tinggi, sedangkan
demam tinggi terdapat pada kolangitis, infeksi saluran kemih, penyakit radang panggul, atau
perforasi viskus disertai peritonitis.
Inspeksi abdomen dapat menunjukkan distensi abdomen yang mengarah ke obstruksi usus atau
adanya asites, sedangkan abdomen skafoid dan tegang terlihat pada peritonitis.
Auskultasi abdomen sebaiknya dilakukan sebelum palpasi atau perkusi agar tidak mengganggu
interpretasi bising usus. Tidak adanya bising usus merupakan tanda peritonitis difus.
Bising usus hiperaktif intermiten yang terjadi bersamaan dengan memburuknya nyeri mengarah
ke obstruksi usus. Bising usus hiperaktif nada tinggi juga dapat terlihat pada gastroenteritis.
Adanya suara percikan sukusi (succession splash) mengarah ke obstruksi gastric outlet.
Perkusi abdomen dapat menilai adanya perionitis. Nyeri akibat ketukan ringan menunjukkan
inflamasi peritoneum parietal. Nyeri ini juga dapat muncul saat pasien batuk atau jika tempat
tidur pasien digoyangkan. Distensi abdomen dengan suara perkusi timpani mengarah ke
obstruksi usus.
Palpasi abdomen dilakukan untuk menilai adanya rigiditas atau defens, dan juga untuk
menentukan lokasi nyeri tekan maksimal.
Rigiditas otot dinding abdomen muncul sebagai respons refleksif terhadap inflamasiperitoneum.
Ini dinilai dengan menekan secara perlahan otot dinding abdomen dan menilai kelunakan atau
rigisitasnya.
Dianggap defens jika rigiditas otot dinding abdomen tidak berkurang pada inspirasi dalam.
Palpasi abdomen sebaiknya dimulai pada tempat distal dari lokasi nyeri, kemudian secara
perlahan bergeser ke tempat nyeri.
Tempat nyeri fokal yang muncul akibat palpasi berguna untuk memperssempit kemungkinan
organ yang terlibat. Nyeri tekan titik McBurney merupakan indikasi kuat apendisitis.
Kolesistitis dan salpingitis seringkan terlokalisir dengan baik, dan salpingitis dapat dianggap
apendisitis. Pasien dengan pemeriksaan abdomen normal dan mengeluhkan nyeri berat yang
memburuk sebaiknya dicurigai terdapat infark mesentrik.
Tanda Murphy merupakan nyeri akibat inspirasi dalam pada palpasi daerah subkostal kanan,
mengarahkan adanya kolesistatis akut. Nyeri akibat ketokan ringan sudut kostovertebral
seringkali terdapat pada pielonefritis.
Uji Carnett merupakan respon nyeri ketika pasien menegangkan otot dinding abdomen dengan
mengangkat kepalanya dari tempat tidur. Nyeri yang memberat dengan maneuver ini
mengarahkan sumber nyeri dari dinding abdomen, sedangkan berkurangnya nyeri mengarahkan
sumber nyeri dari viseral.
Tanda iliopsoas merupakan nyeri akibat ekstensi pasif tungkai dan mengarah ke abses psoas.
Tanda obturator merupakan nyeri akibat rotasi paha pada posisi fleksi. Dari pemeriksaan rektum
bisa didapatkan nyeri tekan fokal akibat abses intrabdominal atau apendisitis.
Pemeriksaan pelvis pada pasien perempuan dilakukan untuk mencari bukti salpingitis atau massa
adneksa. Kanalis inguinal dan femoral, umbilikus, dan bekas luka operasi dicari untuk evaluasi
adanya hernia inkarserata.
Laboratorium
Pemeriksaan awal mencakup darah perifer lengkap dengan hitung jenis, elektrolit, fungsi ginjal,
fungsi hati, amilase dan urinalisis. Tes kehamilan sebaiknya dilakukan pada perempuan usia
reproduktif.
Pemeriksaan jenis darah dan cross-match darah sebaiknya dilakukan pada pasien yang
membutuhkan pembedahan. Analisa gas darah dilakukan pada peritonitis, pancreatitis, iskemi
usus, atau hipotensi untuk mencari asidosis metabolik atau hipoksemia.
Radiologis
Foto polos dapat membantu evaluasi awal pasien dengan nyeri abdomen akut. Film yang diambil
sebaiknya mencakup foto toraks pada posisi tegak dan berbaring serta foto polos abdomen dalam
posisi tegak.
Foto polos dapat mengidentifikasi kasus obstruksi usus, perforasi viscus (udara bebas
intraperitoneal paling baik terlihat pada foto toraks posisi tegak), udara di sistem vena porta atau
sistem bilier, klasifikasi (batu ginjal, pankreatitis kronik, batu empedu), pneumatosis (udara pada
dinding usus), atau penebalan dinding usus.
Foto abdomen dapat memperlihatkan hilangnya bayangan psoas normal yang menunjukkan
proses peradangan intraabdomen. Foto toraks juga dapat memperlihatkan infiltrate paru,
pneumotoraks spontan, atau efusi pleura simpatik (akibat infeksi atau iritasi subdiafragma).
Untuk meningkatkan angka deteksi udara bebas di bawah diafragma pada foto toraks posisi
tegak, pasien sebaiknya tetap berada dalam posisi tegak selama sekurangnya 5 menit sebelum
foto dilakukan.
Pemeriksaan lain adalah angiografi untuk pasien yang dicurigai mengalami iskemia mesenteri,
atau studi gastrointestinal atas dengan kontras untuk pasien dengan kemungkinan perforasi ulkus
peptik (dengan menggunakan kontras air larut untuk menghindari terjadinya peritonitis barium).
Pemeriksaan kontras gastrointestinal bawah berguna dalam mengevaluasi kecurigaan diagnostic
sekaligus terapeutik pada kecurigaan volvulus kolon. Endoskopi lebih sensitive dan spesifik
untuk abnormalitas mukosa daripada radiografi kontras.
USG abdomen juga dapat menunjukkan adanya apendisitis akut, massa abdomen, hidronefrosis,
penyakit peradangan panggul, dan kondisi lain yang menyebabkan nyeri abdomen.
MRCP dapat mendeteksi obstruksi saluran empedu secara noninvasif dengan sensitivitas yang
sama dengan ERCP.
Ketika pasien datang dengan keluhan nyeri akut abdomen, kamu sudah bisa langsung
memberikan terapi umum nyeri akut abdomen sambil melakukan pemeriksaan klinis dan
penunjang untuk mengetahui diagnosis spesifik.
Tatalaksana umum kasus gawat darurat (dalam hal ini nyeri akut abdomen) sudah dijelaskan
secara lengkap di Buku EIMED MERAH PAPDI
Begitu diagnosis spesifik sudah ketemu, kamu bisa langsung memberikan terapi spesifik. Terapi
spesifik untuk masing-masing diagnosis spesifik nyeri akut abdomen bisa kamu baca secara rinci
(dosis dan monitoring terapi) di Buku EIMED PAPDI BIRU.
1. Jika dicurigai gangguan bilier, dapat diberikan NSAID atau anti-spasmodic untuk nyeri
2. Jika nyeri perut belum jelas dapat diperikan opioid dosis kecil, misalnya morfin 2-4 mg
iv
3. Pada kecurigaan sepsis, kolesistitis, apendisitis, diverticulitis, atau perforasi viskus
diberikan antibiotik spectrum luas (mis Cefotaxime)
Kepentingan pembagian ini yaitu untuk menyederhakan penulisan laporan, misalnya untuk
kepentingan konsultasi atau pemeriksaan kelainan yang mencakup daerah yang cukup jelas.
Berikut gambaran secara besar tentang organ yang terdapat pada kuadran-kuadran.
Kuadran Kanan Atas Kuadran Kiri Atas
Hati, kantung empedu, paru, esofagus Hati, jantung, esofagus, paru, pankreas,
limfa, lambung
Kuadran Kanan Bawah Kuadran Kiri Bawah
Usus 12 jari (duo denum), usus besar, usus Anus, rektum, testis, ginjal, usus kecil,
kecil, kandung kemih, rektum, testis, anus usus besar
tabel 1. Gambaran Organ dalam Kuadran
Regio digunakan untuk pemeriksaan yang lebih rinci atau lebih spesifik, yaitu dengan menarik
dua garis sejajar dengan garis median dan garis transversal yang menghubungkan dua titik paling
bawah dari arkus kosta dan satu lagi yang menghubungkan kedua spina iliaka anterior superior
(SIAS).
Bedasarkan pembagian yang lebih rinci tersebut permukaan depan abdomen terbagi menjadi 9
regio:
1. Regio hypocondriaca dextra
2. Regio epigastrica
3. Regio hypocondriaca sinistra
4. Regio abdominal lateralis dextra
5. Regio umbilicalis
6. Regio abdominal lateralis sinistra
7. Regio inguinalis dextra
8. Regio pubica (hypogastrium)
9. Regio inguinalis sinistra
Kepentingan pembagian ini, yaitu bila kita meminta pasien untuk menunjukan dengan tepat
lokasi rasa nyeri serta melakukan deskripsi perjalanan rasa nyeri tersebut. Dalam hal ini sangat
penting untuk membuat peta lokasi rasa nyeri beserta perjalanannya, sebab sudah diketahui
karakteristik dan lokasi nyeri akibat kelainan masing-masing organ intra abdominal berdasarkan
hubungan persarafan viseral dan somatik.
Secara garis besar organ-organ dalam abdomen dapat diproyeksikan pada permukaan abdomen
dalam bentuk regio, yaitu antara lain:
Hati atau hepar berada di regio hypocondriaca dextra, epigastrica dan sedikit ke
hypocondriaca sinistra.
Lambung berada di regio epigastrium.
Limpa berkedudukan di regio hypocondrium kiri.
Kandung empedu atau vesika felea sering kali berada pada perbatasan regio
hypocondrium kanan dan epigastica.
Kandung kemih yang penuh dan uterus pada orang hamil dapat teraba di regio
hypogastrium.
Apendiks berada di daerah antara regio inguinalis dextra, abdominalis lateral kanan, dan
bagian bawah regio umbilicalis.