Laki laki 48 th
Ku : badan pegal-pegal habis kerja di sawah
Penderita meminta di berikan suntikan vit &
Analgesik supaya badan terasa lbh segar & enak
F.Pencetus alergi ( shock )
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : somnolen
Kesan sakit : sakit berat
Tanda vital
TD : 60/40 mmHg N : 120x/mnt
R : 34 x / mnt S : 36,1 C Hipotensi , takikardi, takipnoe
Kepala :
Conjungtiva : Pucat anemia
Sklera : tidak ikterik
Thorax
Wheezing +/+ asma / bronkokontriksi
Ekstermitas
Akral : dingin shock
Kulit
Makula eritem & papul eritem hampir seluruh tubuh kecuali kulit
kepala, telapak tangan & kaki
Diagnosis Banding
Suspek Shock Anaphylactic e.c suspek alergi obat e.c
injeksi vit. B
Suspek Stevens-Johnson Syndrome
Syok Anaphylactic
Stevens-Johnson Syndrome
Gejala pradormal khas :
Batuk produktif dahak tebal & purulen
Cepalgia
Malaise
Arthralgia
Penyerta : Fever, takikardi , hipotensi,
Lesi kulit :
Sensasi terbakar
Lesi khas eritem multiforme, lesi hanya memiliki 2 zona warna,
vesikular, bulla , purpura, atau nekrotik dikelilingi makula eritem.
Predileksi : mucosa oral, esophagus, larynx, pharyx, anus,
trachea , vagina, urethra
Signs of mucosal involvement can include the
following:
Erythema
Edema
Sloughing
Blistering
Ulceration
Necrosis
Tanda-tanda okular berikut dapat dicatat pada
pemeriksaan lampu celah:
Kelopak mata: Trichiasis, distichiasis, disfungsi
kelenjar meibomian, blepharitis
Kornea: Keratitis punkata superfisial, defek epitel,
tukak stroma, neovaskularisasi, keratinisasi, limbitis,
konjungtivalisasi, opasitas stromal, perforasi (lihat
gambar di bawah)
Berdasarkan luasnya kerusakan epidermal
SSJ : luas kerusakan epidermal <10%
SSJ overlap NET : luas kerusakan epidermal antara 10-30%
NET : luas kerusakan epidermal >30%.
Nekrolisis epidermal toksik (TEN)
kelainan dermatologis mengancam jiwa yang ditandai
eritema luas, nekrosis, dan pelepasan kulit dari
epidermis dan selaput lendir, yang mengakibatkan
pengelupasan kulit sepsis/kematian.
membran mukosa : perdarahan gastrointestinal, gagal
napas, kelainan okular, dan komplikasi genitourinari.
SJS
TEN
Diagnosis Kerja
Suspek Shock Anaphylactic e.c suspek alergi obat e.c
injeksi vit. B
Pemeriksaan
Penunjang
PP Steven Johnson Syndrome
CBC N (WBC meningkat infeksi bakteri)
Kultur kulit dan darah rentan terkena infeksi yg serius
dan sepsis
Kultur urine dan luka
Fungsi ginjal
Urinalisi rutin darah / ga
Bronchoscopy
Biopsi kulit
nekrosis sel epidermal
area perivaskular innfiltrasi oleh limfosit
Epidermis : bnyak CD8+
Dermis : bnyak CD4+
Perubahan epidermal junction
Pemeriksaan Penunjang Reaksi
Anafilaktik
Hitung Eosinofil
Hitung IgE
Menentukan jenis alergi Skin prick test
Mast cell tryptase
Major protein component of mast
cell secretory granules
Useful in the follow-up of
suspected anaphylactic
reactions, not in the initial
recognition
Tryptase concentrations in the
blood may not increase
significantly until 30 minutes or
more after the onset of
symptoms, and peak 1-2 hours
after onset
PP TEN
Biopsy kulit :
Pemeriksaan histopatologis lesi kulit
Nekrosis keratinosit
Kultur darah, kulit, urin untuk surveillance
CXR bila ada respiratory distress akibat infeksi
Darah
CBC + HJ leukopenia (TEN / bacteriemia), eosinofilia,
trombositopenia, neutropenia, anemia normokrom normositer
Complex immune
Sedimentasi eritrosit
Fase akut :
Penurunan CD4 di perifer
Penurunan NK cell (normal dalam 7-10 hari)
Tes koagulasi PT, aPTT
Kimia darah albumin, protein total, BUN
Elektrolit kerusakan kulit difus fluid loss
Biopsi kulit nekrosis seluruh stratum epidermis, nekrosis
sel satelit
Penatalaksanaan Syok
Anafilaktik
Emergency treatment
of anaphylactic reactions
Guidelines for healthcare providers
Working Group of the Resuscitation Council
(UK)
Penatalaksanaan menurut permenkes
1. Posisikan pasien dengan kaki diangkat keatas
2. O2 3-5 liter/ menit harus dilakukan. Bila keadaan ekstrem, trakeostomi
atau krikotiroidektomi dipertimbangkan.
3. Infus cairan plasma expander ( dextran ) . Bila tidak ada gunakan RL atau
NaCl fisiologi hingga tekanan darah membaik.
4. Adrenalin 0,3 0,5 mL dari larutan 1:1000 IM diulangi 5-10 bila tidak
membaik. Kalo tidak membaik, beri IV 0,1 0,2 mL dilarutkan dalam 10cc
NaCL fisiologi perlahan.
5. Aminofilin diberikan bila ada bronkospasme yang tidak hilang bila diberi
adrenalin. Dosis : 250mg setiap 10 menit secara perlahan.
6. Antihistamin dan kortikosteroid pilihan kedua. Untuk menegah komplikasi.
Dipenhidramin HCl 5-20 mg IV.
Deksametason 5-10 mg IV atau hidrokortison 100-250 mg IV.
7. RJP bila terjadi cardiac arrest.
PENATA NEKROLISIS
EPIDERMAL TOKSIK (NET)
DEFINISI
Penyakit berat gejala kulit yang terpenting dan khas :
epidermolisis yang menyeluruh disertai kelaianan pada
selaput lendir di orifisium dan pada mata
Sinonim :
Sindrom Lyell
Toxic Epidermal Necrolysis ( TEN)
Epidermolisis nekrotikans kombustiformis
TEN
ETIOLOGI Fitzpatricks Dermatology in General Medicine, 2008.
EPIDEMIOLOGI
Data insidensi kasus SSJ dan NET yakni 2,6-7,1 per 1.000.000
populasi per tahun di Amerika Serikat.
Obat merupakan penyebab tersering SSJ dan NET 77-95%
Selain obat, SSJ dan NET dapat disebabkan oleh infeksi,
imunisasi, keganasan, paparan bahan kimia dari lingkungan,
dan radiasi.
Obat tersering penyebab kasus SSJ dan NET ialah
Antibiotik, Antikonvulsan, non-steroidal antiinflammatory drugs
(NSAIDs), Allopurinol
Nevirapin merupakan obat tersering penyebab SJS dan TEN
pada penderita HIV dan AIDS
EPIDEMIOLOGI
Angka kematian pada kasus SSJ sekitar 1-5%
Angka kematian pada kasus NET 25-35%
Jumlah keseluruhan pasien SSJ selama periode 2011 - 2014
adalah 28 (1,8%) dan pasien
Perempuan > Laki-laki
Usia 25-44 tahun >>>
Semakin tua FR>>>
Rentan waktu rata-rata penggunaan obat dan menimbulkan
gejala pasien SSJ adalah 4,85 hari, dan ratarata prodromal
pasien SSJ adalah 3,35 hari
Pada pasien NET rentang waktu rata-rata penggunaan obat
dan menimbulkan gejala pasien NET adalah 3,6 hari dan
waktu rata-rata prodromal pasien adalah NET 0,8 hari.
Penyakit penyerta pada pasien SSJ dengan jumlah terbanyak :
epilepsi (26,4%)
stroke (13,3%)
tumor otak (9,99%).
Penyakit penyerta tertinggi pasien NET dengan jumlah terbanyak:
Gout (28,6%)
epilepsi (kejang) sebanyak (28,6%)
Penyakit penyerta yang lain : hipertensi, stroke, dan penyakit bula,
masingmasing (14,3%).
Angka mortalitas pasien SSJ dan NET di Instalasi Rawat Inap Kemuning RSUD
Dr. Soetomo Surabaya periode 2011 hingga 2014 adalah nol (0%).
KOMPLIKASI
Ginjal : nekrosis tubular akut : ec imbalance cairan +
glomerulonefritis
Idem SJS
PROGNOSIS
Ec infeksi : progno lbh baik drpd alergi obat
Luas kulit pengaruh progno
Kelainan kulit luas (50-70% : buruk)
Angka kematian : 21,7%
Penilaian prognosis dengan menggunakan SCORTEN
(sebaiknya dilakukan dalam 24 jam pasien dirawat)
Semakin tinggi nilai SCORTEN semakin tinggi risiko
mortalitas pasien tersebut.
Penatalaksanaan Steven
Johnson Syndrome dan Toxic
Epidermal Necrolysis
Pengobatan Simptomatik
Tujuan
Mempertahankan keseimbangan hemodynamic
Mencegah komplikasi
Pengobatan Simptomatik
Infus via peripheral venous lines
Nutrisi gizi melalui NGT
Pemberian antibiotik (clinical infection telah diketahui )
Debriment ( superficial burns )
Pengobatan Simptomatik
Mata
Rujuk ke spesialis mata
Free emollients
Antibiotik / antiseptik eye drops
Vitamin A
Mulut
Antiseptic
Antifungal
Pengobatan Acute Stage
Kortikosteroid
IV immunoglobullin (ES : Nefrotoksik )
Cyclosporine A
Plasmapheresis / hemodialisis
Antitumor necrosis factor agent
Pengobatan Sequelae
Photoprotection
Cosmetic laser
Pengobatan SSJ
Kortikosteroid
Prednison 30-40 mg sehari ( KU Baik )
Dexamethason IV 6 x 5mg sehari ( Berat )
Tappering off !
Antibiotik ( tidak alergi , spektrum luas , bakterisidal ,
tidak/sedikit nefrotoksik )
Ciprofloksasin 2x400 mg IV sehari
Klindamisin 2x600 mg IV sehari
Ceftriakson 1x2 gram IV sehari
Pengobatan SSJ
Diet rendah garam dan tinggi protein
Penurunan Kalium KCL 3 x 500 mg / os
Infus
Dextrose 5% Nacl 9% RL = 1:1:1 dalam 1 labu diberikan 8 jam
sekali
Transfusi darah ( sesuai dengan indikasi )
300 cc selama 2 hari berturut turut
Purpura luas
Vit C 500mg / 1000 mg IV
Pengobatan SSJ
Sulfodiazin-perak (erosi dan eskoriasi )
Mulut
Kenalog in oralbase dan betadine gargle
Emolien krim urea 10% (krusta tebal kehitaman )
Pengobatan SSJ
Indikasi transfusi darah
Telah diobati dengan kortikosteroid dengan dosis adekuat(SJJ
Dexametason 30mg/ TEN Dexametason 40mg) setelah 2 hari
belum ada perbaikan
Purpura generalisata
Leukopenia
Pengobatan TEN
Obat tersangka di stop
Kortikosteroid
Dexametason 40 mg IV
Sulfadiazin perak
ES : neutropenia ringan dan reversible
PKP syok anafilaktik
Pencegahan
Ketahui alergi yang dimiliki
Dapat menggunakan beberapa tes spt :
Skin prick test, blood test
Hindari alergen
Makanan ( dapat dicek pada tabel nutisi , dan komposisi,
hindari makan mengandung kacang2an)
Gigitan serangga ( menghindari sarang lebah, tawon.
Menggunakan alat pengusir serangga. Jaga makanan dan
minuman dari serangga. Gunakan alas kaki.)
Obat-obatan ( penisilin, NSAID)
Membawa auto injeksi adrenalin ( bawa setiap saat, hindari
suhu sangat panas, panatu waktu expired, penggunaan segera)
Komplikasi
Miokardial iskemik ( akibat hipotensi dan hipoksia,
terutama jika ada penyakit koroner)
Iskemik
Aritmia ( akibat penggunaan pressor)
Jejas pada otak